1 Model Komunkasi Multidisiplin dalam Pelayanan Kesehatan
Komunikasi adalah proses interpersonal yang melibatkan perubahan verbal
dan nonverbal dari informasi dan ide
- Bentuk komunikasi multidisplin
1. Bentuk komunikasi tertulis Bentuk komunikasi tertulis antara lain rekam medik, resep serta surat edaran. 2. Komunikasi verbal dan non-verbal
- Model komunikasi perawat dengan tenaga kesehatan lainnya.
Perawat menjalankan peran yang membutuhkan interaksi dengan berbagai anggota tim pelayanan kesehatan. 1. Komunikasi perawat dengan dokter
Perawat dan dokter merupakan kunci dari kesuksesan tim
perawatan kesehatan untuk memfasilitasi perawatan berkualitas. Untuk itu pemanfaatan alat SBAR bisa digunkan untuk mendapatkan popularitas di kesehatan 1. Penyediaan situasi (S), 2. latar belakang (B) 3. assessment (A) 4. rekomendasi (R) “Berkomunikasi dalam format SBAR memungkinkan setiap disiplin memberi dan menerima informasi penting dengan cara yang memenuhi berbagai gaya komunikasi dan kebutuhan” (Dixon et al., 2006, hal. 380). 2. Komunikasi antara Perawat dengan Perawat 3. Komunikasi antara perawat dengan Ahli terapi. Ahli terapi respiratorik ditugaskan untuk memberikan pengobatan yang dirancang untuk peningkatan fungsi ventilasi atau oksigenasi klien. Perawat bekerja dengan pemberi terapi respiratorik dalam bentuk kolaborasi. 4. Komunikasi antara Perawat dengan Ahli Farmasi Perawat memiliki peran yang utama dalam meningkatkan dan mempertahankan dengan mendorong klien untuk proaktif jika membutuhkan pengobatan. 5. Komunikasi antara Perawat dengan Ahli Gizi. Kesehatan dan gizi merupakan faktor penting karena secara langsung berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM).
- Faktor yang mempegaruhi komunikasi multidisiplin
1. Role Stress Role stress yaitu menghadapi pasien setiap hari bukanlah suatu hal yang mudah.. 2. Role conflict Role conflik adalah perbedaan antara peran yang diharapkan dengan yang diperoleh. 3. Role overload Role overload, terjadi karena jumlah pasien yang terlalu banyak. 4. Autonomy Struggles
Autonomy Struggles merupakan perbedaan tingkat otonomi pada petugas
kesehatan dapat memacu ketegangan interpersonal.
- Masalah Komunikasi Multidisiplin dalam Pelayana kesehatan
1. Tulisan yang sulit dibaca oleh petugas lain
2. Kesalahan pemberian obat
3. Masalah komunikasi interpersonal antar petugas kesehatan
Ada beberapa hal yang patut dicermati antara lain:
1. instruksi yang diberikan kurang jelas dan petugas yang diberikan instruksi tidak minta klarifikasi,
2. tidak terjadi interaksi verbal sama sekali, biasanya antar dokter ahli kecuali bila ada konferensi kasus
3. pemberi instruksi tidak meyakinkan bahwa instruksinya dimengerti oleh
petugas, 4. dokter ahli tidak menganggap dokter ruangan, perawat/ bidan sebagai mitra kerja, 5. masih lemahnya aturan mengenai hak dan tanggungjawab masing-masing petugas n kesehatan.
- Media yang digunakan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan
1. Rapat Tim Kesehatan 2. Case conference
Langkah-langkah dalam pemecahan masalah antar kelompok petugas
kesehatan :
1. Mengatur pelaksanaan untuk komunikasi kolaboratif
2. Melakukan pertemuan untuk menyatukan perspektif kelompok
3. Mengidentifikasi masalah utama
4. Memiliki tujuan yang jelas dan relevan
5. saling menghormati dan menghargai nilai-nilai dan martabat semua pihak,
6. Anggota kelompok dapat bersikap tegas tapi tidak manipulatif, bersikap
objektif, mendiskusikan solusi dengan mengidentifikasi manfaat/kekurangan dari solusi,menghargai alternatif solusi demi kepentingan klien, menghidari situasi konflik, menghindari emosi, 7. Memutuskan untuk mengimplementasikan solusi terbaik
8. Menentukan orang yang bertanggung jawab untuk implementasi
9. Membangun garis waktu dan metode evaluasi.(Armold & Boogs, 2007).