Anda di halaman 1dari 3

STATUS GIZI, KEBUGARAN JASMANI DAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA TENAGA KERJA

WANITA

Sri Rahayu Utami

1. Dari hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p-value sebesar 0,005 sehingga Ho ditolak
dan Ha diterima yang menyatakan bahwa ada hubungan antara status gizi dengan
produktivitas kerja pada tenaga kerja wanita unit Spinning 1 bagian Winding PT.
Apac Inti Corpora Bawen. Dari berbagai penelitian yang dilakukan ternyata bahwa
gizi mempunyai kaitan dengan produktivitas kerja, hal ini terbukti dari hasil-hasil
penelitian yang menunjukkan bahwa secara umum kurang gizi akan menurunkan
daya kerja serta produktivitas kerja (Eko, 2010; Rina K. 2010). Kesehatan kerja dan
produktivitas kerja berkaitan erat dengan status gizi. faktor gizi merupakan faktor
yang perlu mendapatkan perhatian, yang berkaitan dengan kesehatan dan
ketahanan tubuh yang baik, dan pada akhirnya akan mempengaruhi produktivitas
kerja seorang tenaga kerja.
2. Dari hasil uji Chi-Square, diperoleh nilai p-value sebesar 0,001 sehingga Ho ditolak
yang menyatakan bahwa ada hubungan antara kebugaran jasmani dengan
produktivitas kerja pada tenaga kerja wanita unit Spinning 1 bagian Winding PT.
Apac Inti Corpora Bawen. Bila organ tubuh mampu berfungsi secara normal dalam
keadaan seseorang bergerak dan menjalankan tugas kerja, kondisi demikian diung-
kapkan dalam istilah sehat dinamis, dimana sehat dinamis merupakan tuntutan
mutlak dalam kehidupan sehari-hari. Sehat dinamis merupakan pondasi bagi
kebugaran yang memadai. Kerja menimbulkan kelelahan dan seterusnya terjadi
pemulihan sehingga seseorang merasa bugar kembali dan siap untuk menjalankan
tugas berikutnya. Makin tinggi tingkat kebugaran seseorang, makin tinggi pula
produktivitas kerjanya (Hilsdon, 2005; Froberg, 2005; Andreas, 2010, Barbara, 2009).

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TINGKAT PRODUKTIVITAS PEKERJA WANITA DI PT. IDEC
ABADI WOOD INDUSTRIES TARAKAN

Risaldi1, Ratih Wirapuspita2 dan Iriyani K.3

1. Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai Sig (0,000) < α(0.05) dan nilai thitung =
16,049 > ttabel = 1,679 maka secara parsial berhubungan signifikan dan diputuskan
menolak H0 dan menerima H1. Jadi, ada hubungan signifikan nilai konstanta status
gizi X11, tingkat konsumsi energi X2, tingkat konsumsi protein X3 dan tingkat
konsumsi zat besi X3 dengan variabel tingkat produktivitas pekerja wanita di PT. Idec
Abadi Wood Industries.
2. Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai Sig (0,008) < α (0.05) dan nilai thitung =
3,222 > ttabel = 1,679 maka secara parsial berhubungan signifikan dan diputuskan
menolak H0 dan menerima H1. Jadi, ada hubungan signifikan variabel tingkat
konsumsi energi terhadap variabel tingkat produktivitas pekerja wanita di PT. Idec
Abadi Wood Industries. Dari hasil pengujian dan analisis tersebut dapat
diinterpretasikan bahwa indikator-indikator variabel tingkat konsumsi energi
mempunyai hubungan terhadap variabel tingkat produktivitas pekerja wanita.
3. Dalam penelitian yang di lakukan di PT. Idec Abadi Wood Industries, berdasarkan
hasil analisis diperoleh nilai Sig (0,243) > α (0.05) dan nilai thitung = 1,182 < ttabel =
1,679 maka secara parsial berhubungan signifikan dan diputuskan menerima H0
menolak H1. Jadi, tidak ada hubungan yang signifikan variabel tingkat konsumsi
protein terhadap variabel tingkat produktivitas pekerja wanita di PT. Idec Abadi
Wood Industries. Dari hasil pengujian dan analisis tersebut dapat diinterpretasikan
bahwa indikator-indikator variabel tingkat konsumsi protein tidak mempunyai
hubungan yang signifikan dengan variabel tingkat produktivitas pekerja wanita.
4. Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai Sig (0,045) < α(0.05) dan nilai thitung =
2,063 > ttabel = 1,679 maka secara parsial berhubungan signifikan dan diputuskan
menerima H0 menolak H1. Jadi, ada hubungan yang signifikan variabel tingkat
konsumsi zat besi terhadap variabel tingkat produktivitas pekerja wanita di PT. Idec
Abadi Wood Industries. Dari hasil pengujian dan analisis tersebut dapat
diinterpretasikan bahwa indikator-indikator variabel tingkat konsumsi zat besi
mempunyai hubungan yang signifikan dengan variabel tingkat produktivitas pekerja
wanita. Penelitian yang dilakukan di PT. Idec Abadi Wood Industries menyatakan ada
hubungan antara asupan zat besi (Fe) dengan produktivitas pekerja. Hal ini juga
dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Nasution dan Lubis (2004) dengan
judul “Hubungan Konsumsi Zat Besi Dan Status Gizi Dengan Produktivitas Kerja
Wanita Pencetakan Batu Bata Di Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang”
menunjukkan bahwa ada hubungan antara asupan zat besi dengan tingkat
produktivitas pekerja. Karena pekerja wanita merupakan kelompok yang rentan
terhadap anemia gizi, hal ini disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam makanan dan
pekerjaan yang berat serta secara alamiah wanita setiap bulan mengalami haid. Hasil
penelitian Husaini menunjukkan bahwa produktivitas pekerja wanita penderita
anemia gizi menurun 10 – 20%. Oleh karena itu perlu diadakan upaya
penanggulangannya, agar kualitas sumber daya manusia dapat dimanfaatkan secara
maksimal (Anies, 2007).
Hubungan Antara Status Gizi Dengan Produktivitas Tenaga Kerja Wanita di PT. JAVA
TOBACCO Gembongan Kartasura.

Vinod Agung Nugroho, 2006

1. Data yang diperoleh dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan statistik uji
chi-square dengan derajat kemaknaan (α) = 0,05. Dari hasil uji statistik didapatkan
hasil p value untuk hubungan antara status gizi dengan produktivitas kerja sebesar
0,00 dengan koefisien kontingensi sebesar 0,571. Dari hasil penelitian dan
pembahasan dapat disimpulkan ada hubungan antara status gizi dengan
produktivitas tenaga kerja wanita dibagian pengepakan PT. JAVA TOBACCO
Gembongan Kartasura. Berdasarkan hasil penelitian saran yang diajukan adalah bagi
tenaga kerja dengan kondisi gizi kurus hendaknya dapat menaikkan berat badannya
menjadi berat badan ideal dengan cara mengkonsumsi makanan yang memenuhi gizi
seimbang, sedangkan bagi tenaga kerja dengan kondisi gizi normal hendaknya selalu
menjaga dan mempertahankankeadaan gizinya agar diperoleh produktivitas kerja
yang setinggi-tingginya, dan bagi tenaga kerja dengan kondisi gizi gemuk diharapkan
dapat mengatur konsumsi makanan yang sesuai dengan gizi yang diperlukan agar
dapat diperoleh gizi yang seimbang, diharapkan perusahaan mempertahankan
penyediaan susu dan makanan saat istirahat untuk penyediaan asupan gizi
karyawan, perlu adanya penelitian lebih lanjut, dengan menggunakan instrumen
yang berbeda

ANALISIS AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI PANGAN, DAN STATUS GIZI DENGAN


PRODUKTIVITAS KERJA PEKERJA WANITA DI INDUSTRI KONVEKSI
Farah Aziiza
1. Berdasarkan hasil uji korelasi Pearson, variabel yang berhubungan dengan
produktivitas kerja adalah usia (r=0,661**; p<0,01), masa kerja (r=0,569**; p<0,01),
status gizi (r=0,419*; p<0,05), dan faktor aktivitas di luar perusahaan (r=0,429*;
p<0,05). Selain itu, terdapat hubungan signifikan positif antara faktor aktivitas
dengan tingkat kecukupan energi (r=0,371*; p<0,05). Tingkat kecukupan energi dan
zat gizi (protein, zat besi, vitamin A, vitamin B1, dan vitamin C) dalam penelitian ini
tidak menunjukkan hubungan signifikan dengan produktivitas kerja.

Anda mungkin juga menyukai