Anda di halaman 1dari 3

SOP CHRONIC KIDNEY DISEASE

Disampaikan Oleh : dr. Suzanna Ndraha, Sp. PD, KGEH, FINASIM

Gagal ginjal bisa terjadi secara akut maupun kronik, yang membedakannya
adalah onset, jika akut < 3 bulan dan jika kronik > 3 bulan. Jika pasien datang
dengan hasil laboratorium ureum 300 mg/dl dan kreatinin 20 mg/dl, maka belum
bisa dipastikan diagnosis CKD. Perlu ditelaah dulu onsetnya, pencetusnya, dan
predisposisi CKD pada pasien tersebut.

Hal-hal yang menunjang untuk mendiagnostik ckd adalah :

1. Anemia
2. Dyspepsia
3. Hyperkalemia
4. Sindrom nefritik
5. Diabetes Melitus
6. Hipertensi
7. Nefrolitiasis
8. SLE

Pasien dengan gagal ginjal kronik biasanya tidak menyebabkan keluhan


terhadap pasien. Gejala pada gagal ginjal kronik yang ditemukan berupa mual dan
lemas. Pasien dengan gejala gagal ginjal kronik yang gagal teratasi diharuskan
untuk menjalani Hemodialisis cito. Contoh gejala gagal ginjal kronik :
a. Oliguri (fluid overload)
Asites dan oedem tungkai biasanya disebabkan karena terjadinya overload
akibat cairan tidak dapat diekskresikan dari ginjal dan mengakibatkan penumpukan
cairan di dalam tubuh. Terapi yang digunakan untuk fluid overload adalah dengan
injeksi furosemide 2-6 amp (100cc)/24 jam apabila terjadi kegagalan dilakukan drip
furosemide 10-20 amp (100cc)/24 jam. Apabila gagal maka dilakukan HD CITO.
b. Asidosis Metabolik
Ciri orang yang mengalami asidosis metabolik adalah nafas yang kusmaul (cepat
dan dangkal) dan nafas bau aseton. Bila seseorang mengalami asidosis metabolic
maka dilakukan koreksi dengan bicnat 0,3 x BB x SBE seluruhnya drip dengan Dx
5% dalam 24 jam. Jika asidosis metabolik tidak teratasi maka harus dilakukan HD
CITO.
c. Infeksi dan Anemia
Jika terjadi infeksi maka dokter akan memberikan antibiotic. Setiap antibiotik
memiliki efek yang beraneka ragam. Pemberian sulbactan pada terapi kombinasi
antibiotik bertujuan untuk menghambat enzim beta lactamase yang diproduksi oleh
bakteri. Enzim beta lactamase akan menghancurkan cincin beta lactam pada
antibiotik yang memiliki cincin beta lactam seperti ampicillin dan cefoperazon
sehingga kerja antibiotik menjadi optimal. Jika terjadi resistensi maka kerja
antibiotik tidak ada hasilnya. Diberikan injeksi cefoperazon atau ceftriaksonn 2x1
gram: bila sepsis diberikan imipenem 2x1 gram.
Anemia adalah suatu kondisi tubuh yang terjadi ketika sel darah merah (eritrosit)
berada dibawah nilai normal. Hemoglobin dalam sel darah merah berfungsi
mengikat oksigen jadi jika seseorang kekurangan sel darah merah atau hemoglobin
maka tubuh tidak akan mendapatkan oksigen yang cukup akibatnya timbul gejala
anemia seperti lemah lesu lelah lunglai dan letih, nilai normal pada perempuan 12-
16 gr/dl dan laki-laki 14-18 gr/dl, dalam dunia medis transfusi dilakukan bila hb
kurang dari 8 gr/dl. Jika hb sangat sedikit dalam tubuh maka bisa terjadi gagal
jantung. Jika pasien dating dengan SI normal maka diberikan injeksi eritropoetin
IV 3x1 minggu 1 unit dan jika SI rendah maka diberikan preparat besi. Terapi
dilakukan dengan transfusi PRC 250 cc hanya bila Hb <3g/dl dan syarat diuresis >
1000 cc.
Apabila kedua terapi tersebut gagal atau tidak teratasi maka akan dilakukan HD
CITO.
d. Hiperkalemi
Pada kasus yang ditemukan pemberian asam mefenamat akan menyebabkan
hyperkalemia mengapa hal tersebut dapat terjadi, karena asam mefenamat bersifat
asam dan akan mendorong kalium dari cel dan keluar kedarah sehingga kalium
dalam darah akan meningkat. Jika hyperkalemia yang tidak teratasi maka akan
dilakukan HD CITO.
e. Ensefalopati
Seseorang yang sudah mengalami ensefalopati maka harus dilakukan HD CITO.

Anda mungkin juga menyukai