Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR

DI RUANG FLAMBOYAN 4 RSUD SALATIGA

DISUSUN OLEH :

RENI LIA RIANTIKA

P.17420112110

PRODI DIII KEPERAWATAN SEMARANG

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

2012/2013

1
DAFTAR ISI
BAB I GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN
TIDUR…………………………………………………………………..…….3
A. Konsep Dasar……………………………………….….……....3
1. Definisi nutrisi……………………………………..……….3
2. Etiologi……………………………………………………..9
3. Patofisiologi ……………………………………….....…...10
4. Pathways…………………………………………………..11
5. Komplikasi ………………………………………...……...11
6. Pemeriksaan Penunjang……………………………..……..11
7. Penatalaksanaan medis…………………………………….12

BAB II PROSES KEPERAWATAN……………………………………...12


A. Pengkajian…………………………………………………….....12
B. Diagnose Keperawatan…………………………………...……..13
C. Perencanaan Keperawatan……………………………………....14
D. Fokus Evaluasi ……………………………………………….....15
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………...…..16

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR

Nama mahasiswa : RENI LIA RIANTIKA

NIM : P.17420112110

Nama Pembimbing dan Tanda tangan : SRI SANJAYANINGSIH

2
A. KONSEP DASAR

1. DEFINISI

Istirahat adalah suatu periode tidak aktif dapat berupa istirahat untuk
seluruh tubuh atau untuk sebagian saja. Istirahat memberikan kesempatan pada
tubuh untuk memperbaiki sel tubuh yang rusak, membuat dan mengembalikan
fungsi jaringan. Idealnya istirahat dapat digantikan dengan aktivitas yang
memungkinkan tubuh pulih kembali secara sempurna dari suatu aktivitas sebelum
aktivitas yang lain dimulai, penggantian ini lebih baik dilakukan secara terjadwal,
aktivitas yang berat hendaknya diikuti oleh istirahat yang panjang. Narrow (1967
p 1645) mengemukakan karakteristik yang berhubungan dengan istirahat dan
memberikan arti tentang istirahat serta memberikan pedoman kepada perawat
dalam mengkaji dan meningkatkn istirahat.

Sedangkan Tidur adalah kebutuhan dasar fisiologis manusia dan dapat di


definisikan sebagai kondisi tidak sadar, yang mana individu dapat menggunakan
dengan atimuli atau sensori yang sesuai (Guyton, 1986). Tidur juga dapat
diartikan sebagai kegiatan fisik yang minimal, tingkat kesadaran yang berbeda-
beda, perubahan dalam proses fisiologi tubuh dan menurunnya resfonsif terhadap
stimulus eksternal (Hayter, 1980). Kebutuhan tidur menurut usia :

Umur Kebutuhan tidur

0-1 bulan 14-18 jam/hari

1-18 bulan 12-14 jam/hari

18 bulan-3 tahun 11-12 jam/hari

3-6 tahun 11 jam/hari

6.12 Tahun 10 jam/hari

12.18 Ahun 8,5 jam/hari

18-40 tahun 7-8 jam/hari

40-60 tahun 7 jam/hari

3
60 tahun ke atas 6 jam/hari

(A.Aziz Azimul, 2009)

Selain faktor usia faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan tidur adalah
latihan dan tingkat kelelahan, konsumsi obat, motivasi, Kebiasaan dan
lingkungan, status kesehatan, dan Psikis seseorang.

FUNGSI DAN TUJUAN

Tidur mempunyai fungsi “Restorative” selama tahap Non REM tidur,


stress pada polmonary, cardiovasculer, nervous, endokrin dan sistem eksretori
berkurang, energi disimpan selama tidur, otot skefletal rileks, sehingga energi
diarahkan kembali pada fungsi celluler yang penting, kegiatan simpatis menurus
dan kegiatan para simpatis meningkat (Guyton, 1986).

Tidur juga mengurangi stress, cemas dan membantu seseorang


memperoleh energi untuk konsentrasi, pertahanan dan memelihara aktivitas
sehari-hari, tidur tidak memerlukan pergantian energi yang hilang dalam sehari,
kecuali itu suatu penyakit, maka bangunnya relatif lama dan tidurnya tetap
konstan

Sedangkan Fungsi atau tujuan istirahat adalah:

 Mempercepat relaksasi otot dan mengurangi ketegangan otot dan sendi

 Memberi kesempatan pada tubuh untuk membentuk kekuatan baru

 Menambah kesegaran dan kekuatan untuk melakukan pekerjaan

 Melepaskan rasa lelah

JENIS TIDUR

Ada dua jenis tidur, yaitu : Tidur REM (Rapid Eye Movement Sleep) Walaupun
kadang tidur REM berhubungan dengan tahap I, tidur REM memiliki ciri-ciri
tersendiri. Pada tidur REM ini bukan keadaan pasif tetapi keadaan yang relatif

4
aktif, sehingga REM ini disebut juga tidur paradoks atau keadaan yang
kontradiksi antara relaksasi otot dan aktifitas otot yang kuat. Karakteristik tidur
REM :

• Kedua bola mata bergerak cepat ke belakang horisontal

• Kadang-kadang timbul twitching(kedutan) pada telinga atau pada tubuh

• Tonus otot menurun

• Denyut nadi dan frekuensi napas tidak teratur

• Pergerakan otot tidak teratur

• Sleeper lebih sulit bangun dari pada selam tidur REM

• Sistem saraf simpatis mendominasi selama tidur REM

Tidur REM bermanfaat sebagai pereda stress dan segala ketegangan yang
terjadi selama waktu bangun. Tidur NREM (Non Rapid Eye Movement Sleep)
yaitu Tidur dalam dan istirahatnya penuh atau disebut juga slow wave sleep atau
gelombang otaknya lebih lambat. Karakteristik tidur NREM :

 Dreamlessuess

 Betul-betul istirahat penuh

 Tekanan darah menurun

 Freukensi pernafasan menurun

 Metabolisme rate menurun

 Pergerakan bola mata melambat

TAHAP-TAHAP TIDUR

Tahap-tahap tidur :

5
Tahap I : Kesadaran masih penuh, EEG menunjukkan aktivitas yang dalam
keadaan sadar ( bangun ) hanya masih sedikit gelombangnya lambat, gerakan bola
mata lambat, frekuensi nadi dan nafas sedikit menurun, jika dibangunkan individu
akan sering menolak karena lelah (ngantuk)

Tahap II :Relaksasi otot, EEG gelombang lebih teratur dan lambat, pasien masih
dapat dibangunkan, denyut jantung dan frekuensi nafas menurun, temperatur
tubuh menurun.

Tahap III :Tidur yang lebih dalam, gambaran EEG lambat, bahkan disertai
mendengkur, denyut nadi dan frekuensi nafas lambat.

Tahap IV: Relaksasi total dan dimulainya mimpi, Gambaran EEG sangat
memanjang dan gelombangnya lambat,mimpi-mimpi terjadi pada tahap ini,
denyut jantung dan frekuensi nafas menurun 20-30%. (Narrow ,1967)

MASALAH KEBUTUHAN TIDUR

Gangguan tidur adalah kondisi jika tidak diobati, secara umum akan
menyebabkan gangguan tidur malam yang mengakibatkan masalah-masalah
gangguan tidur. Masalah-masalah kebutuhan tidur :

 Insomnia :

Insomnia merupakan suatu keadaan ketidakmampuan mendapatkan tidur


yang adekuat, baik kualitas maupun kuantitas, dengan keadaan tidur yang
hanya sebentar atau susah tidur.insomnia terbagi menjadi 3 jenis, yaitu :
initial insomnia, merupakan ketidakmampuan untuk jatuh tidur atau
mengawali tidur ; interminten insomnia, merupakan ketidakmampuan
tetap tidur karena selalu terbangun pada malam hari; dan terminal
insomnia, ketidakmampuan untuk tidur kembali setelah bangun tidur pada
malam hari.

 Hipersomnia

6
Hipersomnia merupakan gangguan tidur dengan kriteria tidur berlebihan,
pada umumnya lebih dari sembilan jam pada malam hari, disebabkan oleh
kemungkinan adanya masalah psikologis, depresi, kecemasan, dll.

 Parasomnia

Parasomnia merupakan kumpulan beberapa penyakit yang dapat


mengganggu pola tidur, seperti somnabulisme (berjalan-jalan dalam tidur)
yang banyak terjadi pada anak-anak, yaitu pada tahap III dan IV tidur
NREM.somnabulisme ini dapat menyebabkan cedera.

 Enuresa

Enuresa merupakan buang air kecil yang tidak sengaja pada waktu tidur,
atau biasa disebut dengan istilah mengompol. Enuresa ada dua jenis, yaitu:
enuresa noktural, merupakan mengompol diwaktu tidur ; dan enuresa
diurnal, mengompol pada saat bangun tidur. Enuresa noktural umumnya
merupakan gangguan pada tidur NREM

 Apnea Tidur dan Mendengkur

Mendengkur pada umumnya tidak termasuk gangguan tidur, tetapi


mendengkur yang disertai dengan keadaan apnea dapat menjadi masalah.
Terjadinya apnea dapat mengacaukan jalannya pernapasan sehingga dapat
mengakibatkan henti napas. Bila kondisi ini berlangsung lama, maka akan
dapat menyebabkan kadar oksigen dalam darah menurun dan denyut nadi
menjadi tidak teratur.

 Narcolepsi

Narcolepsi merupakan keadaan tidak dapat mengendalikan diri untuk


tidur, misalnya tertidur dalam keadaan berdiri, mengemudikan kendaraan,
atau disaat sedang membicarakan sesuatu. Hal ini merupakan suatu
gangguan neurologis.

7
Gangguan pola tidur secara umum merupakan suatu keadaan dimana
individu mengalami atau mempunyai risiko perubahan dalam jumlah dan kualitas
pola istirahat yang menyebabkanketidaknyamanan atau mengganggu gaya hidup
yang diinginkan (Carpenito, LJ, 1995).

TANDA DAN GEJALA

1. Pasien menunjukkan perasaan lelah

2. Iritabel dan gelisah

3. Lesu dan apatis

4. Mata sembab, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah dan mata terasa
pedih

5. Perhatian terpecah-pecah

6. Sakit kepala

7. Nausea

8. Perubahan tingkah laku dan kepribadian

9. Meningkatkan kegelisahan

10. Gangguan persepsi

11. Bingung dan disorientasi waktu dan tempat

12. Gangguan koordinasi

8
13. Bicara rancu

2. ETIOLOGI

a) Rasa nyeri

b) Psikologis

c) Suhu tubuh

d) Rasa bosan

e) Pola aktivitas siang hari

f) Keletihan

g) Ketakutan

h) Depresi

i) Kurangnya privasi

j) Gejala emosi

k) Kondisi yang tidak menunjang tidur

l) Rasa khawatir (kecemasan) atau tertekan jiwanya


(Guyton, 1986).

9
3. PATOFISIOLOGI

Pengontrolan siklus yang dialami selama tidur berpusat pada kedua tempat
khusus di batang otak yaitu Reticularis Activiting System (RAS) dan Bulbar
SynchconitingRegion BSR) di medulla. Dua system RAS dan BSR diperkirakan
terjadinya kegiatan/ pergerakan yang intermiten dan selanjutnya menekan pusat-
pusat otak. Rasdihubungkan dengan pernyataan tubuh tentang kewaspadaan dan
menerima impulssensori, seperti stimulus auditory, visual, nyeri dan stimulus
taktil. Stimulus sensori inimempertahankan keadaan bangun dan waspada. Selama
tidur tubuh mengirim sedikitsekali stimulus dari korteks cerebri.atau reseptor
sensori perifer pada RAS. Individu bangun dari tidur jika celah peningkatan dari
stimulus BSR meningkat pada saat tidur.Terjadinya insomnia dimungkinkan RAS
dan BSR tidak bekerja dengan semestinya di batang otak. (Johnson, 2000)

4. PATHWAYS

Nyeri

Aktivasi RAS (Reticularis Activiting System) berlebihan

Menjadi bangun atau waspada terus menerus

Gangguan istirahat dan tidur

5. KOMPLIKASI

Pasien mengeluh lemah, letargi( suatu keadaan di mana terjadi penurunan


kesadaran dan pemusatan perhatian serta kesiagaan), lingkaran hitam di

10
sekitar mata, konjungtiva kemerahan, kelopak mata bengkak, apnea tidur
( henti nafas atau jeda nafas saat tidur ), ndividu yang tidak menerima
jumlah yang cukup tidur mungkin berakhir merasa stres, depresi dan
cemas. (Carpenito, LJ, 1995).

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidur merupakan aktifitas yang melibatkan susunan saraf pusat, saraf


perifer endokrin kardio vaskuler, respirasi muskuloskeletal (Robinson,
1993, dalam poner). Tiap kejadian tersebut dapat di identifikasi atau
direkam dengan Electroencephalogram ( EEG ), untuk aktifitas listrik otak
electromiogram ( EMG ), untuk pengukuran tonus otot dan
electroculogram ( EOG ) untuk mengukur pergerakan mata. (Robinson,
1993, dalam poner)

7. PENATALAKSAAN MEDIS

1. Kurangi jumlah stimulus


2. Diupayakan mengonsumsi kudapan yang kaya L-triptofan (mis;
susu,kacang) menjelang tidur.
3. Berikan linngkungan yang suportif
4. Jelaskan dan berikan dukungan pada pasien agar tidak takut akan
cemas.
5. Berikan obat sedaktif sesuai program terapi kolaboratif.
6. Bantu pasien mendapatkan posisi tidur yang nyaman.
7. Lakukan rujukan segera bila gangguan tidur kronis.
8. Pada pasien rakolepsi (tidur secara tiba-tiba) berikan obat
kelompok Amfetamin /kelomppok Metilfenidat hidroklorida
(ritalin) untuk mengendalikan narkolepsi
(A.Aziz Azimul, 2009)

11
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN (GANGGUAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR)
1. Pengkajian Fokus

a. Riwayat tidur meliputi :

 Pola tidur biasa dan perubahan pola tidur

 waktu berangkat, jatuh, dan bangun dari tidur

 jumlah tidur siang, malam, dan lamanya

 rutinitas menjelang tidur

 kebiasaan dan lingkungan tidur

 apakah pasien tidur sendirian

 obat-obat yang digunakan sebelum tidur

 gejala yang dialami saat terbangun

 penyakit psikis dan status emosional saat ini

b. Tanda dan gejala klinis :

 Pasien memperlihatkan perasaan lelah

 Intable dan gelisah

 Lesu dan apatis

 Mata sembab, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah dan mata


terasa perih

c. Tanda atau gejala penyimpangan tidur:

 Perubahan tingkah laku dan kepribadian

12
 Meningkatnya kegelisahan

 Gangguan presepsi (halusinasi, visual, auditorik)

 Bingung dan disorientasi tempat dan waktu

 Gangguan koordinasi dan bicara rancau

(Potter Perry, 2002)

2. Diagnosa Keperawatan

Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur

Batasan karakteristik :

- Klien melaporkan adanya kesulitan tidur

- Klien mengaku tidak beristirahat dengan baik

- Klien mengatakan merasa kantuk yang berlebihan disiang hari

- Pasien memperlihatkan perasaan lelah

- Lesu, gellisah dan apatis

- Mata sembab, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah dan mata


terasa perih

(Potter Perry, 2002)

3. Perencanaan Keperawatan

• Tujuan intervensi : membentuk kembali pola tidur dan istirahat


pasien (kebiasaan pasien) yang sesuai dengan kebutuhan

• Kriteria hasil:

13
- Klien tertidur dalam waktu 30 menit setelah naik tempat
tidur

- Klien melaporkan perasaan segar disaat terbangun di pagi


hari

- Badan tampak segar dan tidak lesu

• Intrvensi:

- Anjurkan agar klien tidak mengkonsumsi kafein dan alkohol

Rasional: kafein dan alkohol mengganggu siklus tidur

- Atur posisi klien pada posisi fowler

Rasional : posisi fowler mempermudah pernapasan saat tidur

- Ajarkan klien unyuk relaksasi sebelum tidur

Rasional: relaksasi mengurangi peningkatan tonus simpatik

- Kendalikan sumber-sumber kebisingan lingkungan

Rasional :suara bising (keras) dapat mengganggu tidur/istirahat

- Pastikan kamar tidur memiliki ventilasi yang baik

Rasional : ventilasi yang baik mempermudah pertukaran udara

- Berikan fasilitas tidur senyaman mungkin (kasur, bantal,


slimut)

Rasional : memberikan kenyamanan untuk meningkatkan kwalitas


tidur

• Implementasi

 menganjurkan agar klien tidak mengkonsumsi kafein dan alkohol

14
 mengatur posisi klien pada posisi fowler

 mengajarkan klien untuk relaksasi sebelum tidur

 mengendalikan sumber-sumber kebisingan lingkungan

 memastikan kamar tidur memiliki ventilasi yang baik

 memberikan fasilitas tidur senyaman mungkin (kasur, bantal,


slimut)

(Potter Perry, 2002)

4. Fokus Evaluasi

Evaluasi terhadap kebutuhan istirahat dan tidur dapat dinilai


dari :

- Terpenuhinya kebutuhan tidur dan istirahat dinilai berdasarkan


lama dan kualitas tidur.

- Meningkatnya kualitas dan kuantitas tidur ditunjukkan dengan


penampilan fisik yang segar dan tidak lesu.

(Potter Perry, 2002)

15
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J. (1999). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta. Penerbit


Buku Kedokteran : EGC

Potter, Patricia A, Anne Geryfin Perry. 2002.Fundamental Keperawatan Volume 1


dan 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Johnson. M. Moorhead. S. 2000. Nursing Outcome Classification (NOC).


Philadelpia. Mosby

Alimul H. A. Aziz(2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep


dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medik

16
17

Anda mungkin juga menyukai