LP Istirahat Tidur
LP Istirahat Tidur
DISUSUN OLEH :
P.17420112110
2012/2013
1
DAFTAR ISI
BAB I GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN
TIDUR…………………………………………………………………..…….3
A. Konsep Dasar……………………………………….….……....3
1. Definisi nutrisi……………………………………..……….3
2. Etiologi……………………………………………………..9
3. Patofisiologi ……………………………………….....…...10
4. Pathways…………………………………………………..11
5. Komplikasi ………………………………………...……...11
6. Pemeriksaan Penunjang……………………………..……..11
7. Penatalaksanaan medis…………………………………….12
LAPORAN PENDAHULUAN
NIM : P.17420112110
2
A. KONSEP DASAR
1. DEFINISI
Istirahat adalah suatu periode tidak aktif dapat berupa istirahat untuk
seluruh tubuh atau untuk sebagian saja. Istirahat memberikan kesempatan pada
tubuh untuk memperbaiki sel tubuh yang rusak, membuat dan mengembalikan
fungsi jaringan. Idealnya istirahat dapat digantikan dengan aktivitas yang
memungkinkan tubuh pulih kembali secara sempurna dari suatu aktivitas sebelum
aktivitas yang lain dimulai, penggantian ini lebih baik dilakukan secara terjadwal,
aktivitas yang berat hendaknya diikuti oleh istirahat yang panjang. Narrow (1967
p 1645) mengemukakan karakteristik yang berhubungan dengan istirahat dan
memberikan arti tentang istirahat serta memberikan pedoman kepada perawat
dalam mengkaji dan meningkatkn istirahat.
3
60 tahun ke atas 6 jam/hari
Selain faktor usia faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan tidur adalah
latihan dan tingkat kelelahan, konsumsi obat, motivasi, Kebiasaan dan
lingkungan, status kesehatan, dan Psikis seseorang.
JENIS TIDUR
Ada dua jenis tidur, yaitu : Tidur REM (Rapid Eye Movement Sleep) Walaupun
kadang tidur REM berhubungan dengan tahap I, tidur REM memiliki ciri-ciri
tersendiri. Pada tidur REM ini bukan keadaan pasif tetapi keadaan yang relatif
4
aktif, sehingga REM ini disebut juga tidur paradoks atau keadaan yang
kontradiksi antara relaksasi otot dan aktifitas otot yang kuat. Karakteristik tidur
REM :
Tidur REM bermanfaat sebagai pereda stress dan segala ketegangan yang
terjadi selama waktu bangun. Tidur NREM (Non Rapid Eye Movement Sleep)
yaitu Tidur dalam dan istirahatnya penuh atau disebut juga slow wave sleep atau
gelombang otaknya lebih lambat. Karakteristik tidur NREM :
Dreamlessuess
TAHAP-TAHAP TIDUR
Tahap-tahap tidur :
5
Tahap I : Kesadaran masih penuh, EEG menunjukkan aktivitas yang dalam
keadaan sadar ( bangun ) hanya masih sedikit gelombangnya lambat, gerakan bola
mata lambat, frekuensi nadi dan nafas sedikit menurun, jika dibangunkan individu
akan sering menolak karena lelah (ngantuk)
Tahap II :Relaksasi otot, EEG gelombang lebih teratur dan lambat, pasien masih
dapat dibangunkan, denyut jantung dan frekuensi nafas menurun, temperatur
tubuh menurun.
Tahap III :Tidur yang lebih dalam, gambaran EEG lambat, bahkan disertai
mendengkur, denyut nadi dan frekuensi nafas lambat.
Tahap IV: Relaksasi total dan dimulainya mimpi, Gambaran EEG sangat
memanjang dan gelombangnya lambat,mimpi-mimpi terjadi pada tahap ini,
denyut jantung dan frekuensi nafas menurun 20-30%. (Narrow ,1967)
Gangguan tidur adalah kondisi jika tidak diobati, secara umum akan
menyebabkan gangguan tidur malam yang mengakibatkan masalah-masalah
gangguan tidur. Masalah-masalah kebutuhan tidur :
Insomnia :
Hipersomnia
6
Hipersomnia merupakan gangguan tidur dengan kriteria tidur berlebihan,
pada umumnya lebih dari sembilan jam pada malam hari, disebabkan oleh
kemungkinan adanya masalah psikologis, depresi, kecemasan, dll.
Parasomnia
Enuresa
Enuresa merupakan buang air kecil yang tidak sengaja pada waktu tidur,
atau biasa disebut dengan istilah mengompol. Enuresa ada dua jenis, yaitu:
enuresa noktural, merupakan mengompol diwaktu tidur ; dan enuresa
diurnal, mengompol pada saat bangun tidur. Enuresa noktural umumnya
merupakan gangguan pada tidur NREM
Narcolepsi
7
Gangguan pola tidur secara umum merupakan suatu keadaan dimana
individu mengalami atau mempunyai risiko perubahan dalam jumlah dan kualitas
pola istirahat yang menyebabkanketidaknyamanan atau mengganggu gaya hidup
yang diinginkan (Carpenito, LJ, 1995).
4. Mata sembab, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah dan mata terasa
pedih
5. Perhatian terpecah-pecah
6. Sakit kepala
7. Nausea
9. Meningkatkan kegelisahan
8
13. Bicara rancu
2. ETIOLOGI
a) Rasa nyeri
b) Psikologis
c) Suhu tubuh
d) Rasa bosan
f) Keletihan
g) Ketakutan
h) Depresi
i) Kurangnya privasi
j) Gejala emosi
9
3. PATOFISIOLOGI
Pengontrolan siklus yang dialami selama tidur berpusat pada kedua tempat
khusus di batang otak yaitu Reticularis Activiting System (RAS) dan Bulbar
SynchconitingRegion BSR) di medulla. Dua system RAS dan BSR diperkirakan
terjadinya kegiatan/ pergerakan yang intermiten dan selanjutnya menekan pusat-
pusat otak. Rasdihubungkan dengan pernyataan tubuh tentang kewaspadaan dan
menerima impulssensori, seperti stimulus auditory, visual, nyeri dan stimulus
taktil. Stimulus sensori inimempertahankan keadaan bangun dan waspada. Selama
tidur tubuh mengirim sedikitsekali stimulus dari korteks cerebri.atau reseptor
sensori perifer pada RAS. Individu bangun dari tidur jika celah peningkatan dari
stimulus BSR meningkat pada saat tidur.Terjadinya insomnia dimungkinkan RAS
dan BSR tidak bekerja dengan semestinya di batang otak. (Johnson, 2000)
4. PATHWAYS
Nyeri
5. KOMPLIKASI
10
sekitar mata, konjungtiva kemerahan, kelopak mata bengkak, apnea tidur
( henti nafas atau jeda nafas saat tidur ), ndividu yang tidak menerima
jumlah yang cukup tidur mungkin berakhir merasa stres, depresi dan
cemas. (Carpenito, LJ, 1995).
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
7. PENATALAKSAAN MEDIS
11
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN (GANGGUAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR)
1. Pengkajian Fokus
12
Meningkatnya kegelisahan
2. Diagnosa Keperawatan
Batasan karakteristik :
3. Perencanaan Keperawatan
• Kriteria hasil:
13
- Klien tertidur dalam waktu 30 menit setelah naik tempat
tidur
• Intrvensi:
• Implementasi
14
mengatur posisi klien pada posisi fowler
4. Fokus Evaluasi
15
DAFTAR PUSTAKA
16
17