Anda di halaman 1dari 131

PEMELIHARAAN LANSKAP PADANG GOLF

KOTA ARAYA, MALANG

KARTIKA NURHAYATI

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
RINGKASAN

KARTIKA NURHAYATI. Pemeliharaan Lanskap Padang Golf Kota Araya,


Malang (Di bawah bimbingan TATI BUDIARTI).

Kegiatan magang ini bertujuan untuk memperluas dan meningkatkan


pengetahuan, wawasan, serta pengalaman keprofesian dalam bidang arsitektur
lanskap pada umumnya, serta mengetahui dan menganalisis berbagai kendala dan
permasalahan pada kegiatan pemeliharaan lanskap padang golf sehingga dapat
diperoleh alternatif pemecahannya.
Kegiatan magang dilakukan di Araya Golf and Family Club yang berada
di bawah pengelolaan PT Araya Megah Abadi Golf (PT AMAG), Malang.
Kegiatan magang dilakukan selama 16 minggu yang dilakukan sejak minggu
pertama Bulan Maret 2009 hingga minggu ketiga Bulan Juni 2009. Magang
dilakukan pada departemen pemeliharaan dengan berpartisipasi secara aktif dalam
kegiatan pemeliharaan fisik serta pengamatan dan wawancara dalam kegiatan
administrasi.
Padang golf terdiri dari area permainan dan area non permainan. Area
permainan merupakan area utama yang memiliki tingkat intensitas pemeliharaan
yang paling tinggi, sebab area permainan harus dapat tersedia dalam keadaan yang
optimum di setiap waktu yang memungkinkan. Keadaan yang optimum di setiap
waktu yang memungkinkan merupakan keadaan dimana lapangan berada pada
kondisi memenuhi standar untuk dilakukannya permainan, sehingga pemain
merasa nyaman dalam melakukan permainan. Hal utama yang harus dipenuhi oleh
padang golf adalah tinggi pangkasan rumput yang sesuai, rumput yang tahan
injakan, keseragaman rumput, dan tidak becek. Sedangkan area non permainan
merupakan area dengan intensitas pemeliharaan sedang, sebab area permainan
harus mampu mendukung berlangsungnya permainan dan tidak mengganggu
jalannya permainan. Hal utama yang harus dipenuhi oleh area non permainan
adalah kerapihan rumput sehingga rumput tidak menghalangi area jatuhnya bola.
Pemeliharaan fisik area permainan terdiri dari kegiatan pemangkasan,
penyiraman, pemupukan, pengendalian gulma, hama, dan penyakit tanaman,
kegiatan kultivasi, pemeliharaan bunker, serta pemeliharaan fasilitas dan utilitas.
Pemeliharaan fisik area non permainan di sekitar area permainan terdiri dari
kegiatan pemangkasan, penyiraman, pemupukan, pengendalian gulma, hama, dan
penyakit, serta perbaikan spot tanaman. Kegiatan perawatan kolam dan
pembuatan dekorasi taman dilakukan pada area non permainan di sekitar Club
House. Kolam renang, lapangan tenis rumput, dan lapangan sepak bola yang
menjadi tanggung jawab divisi GCM merupakan bagian dari Family Club yang
dikelola secara semi-rutin. Sedangkan nursery, sebagai area persediaan tanaman,
dikelola secara baik oleh tenaga kerja lanskap dengan melakukan kegiatan
perawatan tanaman, penyiraman, pemupukan, serta perbanyakan tanaman.
Secara umum, kegiatan pemeliharaan padang golf AGFC terbagi dalam
dua jenis, yaitu kegiatan pemeliharaan rutin dan tidak rutin/insidentil.
Pemeliharaan rutin merupakan kegiatan pemeliharaan yang dilakukan dengan
periodik waktu tertentu seperti pemangkasan, penyiraman, pemupukan,
pemeliharaan bunker, dan pemeliharaan mesin kerja. Sedangkan kegiatan
insidentil merupakan kegiatan yang dilakukan hanya pada saat dibutuhkan, seperti
pengendalian gulma, hama dan penyakit tanaman, kegiatan kultivasi,
pemeliharaan sistem irigasi dan drainase, pemeliharaan bangunan peneduh
(gazebo) dan toilet, serta pemeliharaan carpath.
PEMELIHARAAN LANSKAP PADANG GOLF
KOTA ARAYA, MALANG

KARTIKA NURHAYATI

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada
Departemen Arsitektur Lanskap

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
Judul : PEMELIHARAAN LANSKAP PADANG GOLF
KOTA ARAYA, MALANG
Nama : Kartika Nurhayati
NRP : A44053095

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Dr.Ir. Tati Budiarti, MS


NIP. 19610720 198403 02 002

Mengetahui,
Ketua Departemen Arsitektur Lanskap

Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA


NIP. 19480912 197412 2 001

Disetujui tanggal :
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 14 Maret 1987 di Kota Malang, Jawa


Timur. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan
H.Mochamad Nurchayin dan Hj. Endang Tripudjiastuti.
Penulis memiliki riwayat pendidikan formal pada tahun 1991 di TK Mardi
Sunu Malang. Pada tahun 1993 penulis melanjutkan pendidikan sekolah dasar di
SD Purwantoro IV Malang. Pada tahun 1999 penulis melanjutkan pendidikan di
SLTP Negeri 3 Malang, kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMU
Negeri 1 Malang dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun yang sama, penulis
diterima di Institut Pertanian Bogor melalui Undangan Seleksi Masuk IPB
(USMI). Penulis diterima di Departemen Arsitektur Lanskap pada tahun 2006
setelah megikuti program perkuliahan di Tingkat Persiapan Bersama (TPB).
Selama masa pendidikannya di IPB, penulis aktif dalam berbagai kegiatan yang
diselenggarakan baik di dalam maupun di luar Departemen Arsitektur Lanskap.
Pada masa periode 2008/2009, penulis aktif dalam organisasi Himpunan
Mahasiswa Arsitektur Lanskap (HIMASKAP) sebagai Ketua Divisi
Kewirausahaan.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan kegiatan magang dan penulisan skripsi ini dengan baik. Shalawat
serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga, sahabat, dan umat setia beliau hingga akhir masa.
Skripsi ini berjudul “Pemeliharaan Lanskap Padang Golf Kota Araya,
Malang” yang merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan kelulusan dari
Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Dalam penyelesaian skripsi ini penulis memperoleh bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah memberikan bantuan baik dari segi moral maupun material. Atas
selesainya skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ayah dan Bundaku, atas segala doa dan dukungannya, Mas Adi, Mbak Salis,
Imam, dan si kecil Kiran, atas saran dan semangat yang diberikan.
2. Dr. Ir. Tati Budiarti, MS. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
membimbing dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas segala saran,
arahan dan bimbingan yang telah diberikan.
3. Dr. Ir. Nurhayati HSA, MSi. selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberi arahan dan bimbingan selama masa studi penulis.
4. Bapak Ir. Rusdianto selaku Golf Course Superintendent Araya Golf and
Family Club yang telah menerima penulis dengan baik. Mbak Rina, Pak
Achid, Pak Adib, Pak Heri, dan Mas Rimbai yang telah banyak memberikan
bantuan, saran, dan arahan selama kegiatan magang, serta seluruh staf GCM
yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
5. Dr. Ir. Bambang Sulistyantara, M.Agr dan Dr. Ir. Setia Hadi, MS selaku dosen
penguji yang telah memberikan saran dan masukan dalam penulisan skripsi
ini, serta seluruh staf kependidikan Departemen Arsitektur Lanskap.
6. Mbak Oliv’38 dan Mas Didik’39 atas saran dan arahan yang diberikan kepada
penulis. Bapak Ir. Qamal Muttaqin, Bapak Fahmi, Bu Lina, Bu Fifien, Pak
Bram, Bu Endang, dan Bu Yanti atas tambahan ilmu yang diberikan.
7. Rindha, eM, Iqbal, Echa, Icha, Renny. Hal terbaik ada karena kalian ada.
8. Dian dan Lia, Anya dan Nina, terima kasih atas segala bantuannya.
9. Teman-teman ARL 42 yang tidak bisa disebutkan satu persatu, atas
kebersamaannya selama ini.
10. Sang Dharma, atas pengertian, semangat, dan dukungan yang diberikan
kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Serta seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini
yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi penulis pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini belum sempurna, karena itu saran dan kritik
yang membangun akan diterima dengan baik.

Bogor, Desember 2009

Penulis
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................ i


DAFTAR TABEL .............................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... vi
PENDAHULUAN
Latar Belakang .............................................................................................. 1
Tujuan Magang ............................................................................................. 2
Tujuan Umum ...................................................................................... 2
Tujuan Khusus ..................................................................................... 2
Kegunaan Magang ....................................................................................... 2
Kerangka Pikir .............................................................................................. 3
TINJAUAN PUSTAKA
Golf .............................................................................................................. 4
Lapangan Golf ............................................................................................... 4
Lanskap Lapangan Golf ................................................................................ 8
Pemeliharaan ................................................................................................. 9
Pemeliharaan Lapangan Golf ...................................................................... 10
Pemeliharaan Area Permainan ........................................................... 10
Pemeliharaan Area non Permainan .................................................... 14
Prinsip Dasar Manajemen Pemeliharaan Lanskap ...................................... 14
METODOLOGI
Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Magang..................................................... 17
Batasan Studi............................................................................................... 17
Metode Pelaksanaan Magang ...................................................................... 18
KONDISI UMUM LOKASI
Sejarah Perusahaan...................................................................................... 20
Konsep Dasar .............................................................................................. 21
Kondisi Fisik ............................................................................................... 22
Letak dan Luas ...................................................................................... 22
Iklim ...................................................................................................... 24
Topografi dan Struktur Geologi Tanah ................................................. 24
Flora ...................................................................................................... 25
Hidrologi ............................................................................................... 26
Fasilitas ....................................................................................................... 26
Club House ............................................................................................ 26
Driving Range ....................................................................................... 27
Bangunan Peneduh (Gazebo) dan Toilet............................................... 28
Golf Cart ............................................................................................... 29
Pengunjung.................................................................................................. 30
Tenaga Kerja ............................................................................................... 31
PENGELOLAAN ARAYA GOLF AND FAMILY CLUB
Struktur Organisasi Araya Golf and Family Club....................................... 32
Program Kerja Pemeliharaan ...................................................................... 36
Tenaga Kerja Araya Golf and Family Club ................................................ 37
Peralatan dan Bahan .................................................................................... 40
Rencana Anggaran Biaya ............................................................................ 41
PEMELIHARAAN AREA PERMAINAN
Pemeliharaan Fisik
Pemangkasan ......................................................................................... 43
Pemangkasan Green ........................................................................ 44
Pemangkasan Tee box ..................................................................... 46
Pemangkasan Fairway .................................................................... 46
Pemangkasan Rough ....................................................................... 47
Penyiraman ............................................................................................ 47
Pemupukan ............................................................................................ 48
Pengendalian Gulma, Hama, dan Penyakit ........................................... 49
Kegiatan Kultivasi ................................................................................. 51
Coring ............................................................................................. 51
Vertidrain ........................................................................................ 51
Verticut ............................................................................................ 52
Top Dressing ................................................................................... 53
Pemeliharaan Bunker ............................................................................ 53
Pemeliharaan Fasilitas dan Utilitas ............................................................. 55
Pemeliharaan Gazebo ............................................................................ 55
Pemeliharaan Sistem Irigasi dan Saluran Drainase ............................... 55
Pemeliharaan Jalur Sirkulasi (Carpath) ................................................ 57
Pemeliharaan Mesin Kerja .................................................................... 58
PEMELIHARAAN AREA NON PERMAINAN
Pemeliharaan Lanskap di Lapangan.................................................................. 59
Pemangkasan Tanaman ............................................................................... 59
Penyiraman .................................................................................................. 60
Pemupukan .................................................................................................. 61
Pengendalian Gulma, Hama, dan Penyakit ................................................. 61
Perbaikan Spot Tanaman............................................................................. 62
Pemeliharaan Lanskap di Club House .............................................................. 62
Pemangkasan Tanaman ............................................................................... 62
Penyiraman .................................................................................................. 63
Pemupukan .................................................................................................. 63
Pemeliharaan Kolam Ikan ........................................................................... 64
Pembuatan Dekorasi Taman ....................................................................... 64
Pemeliharaan Family Club ................................................................................ 64
Kolam Renang............................................................................................. 65
Lapangan Tenis Rumput ............................................................................. 65
Lapangan Sepak Bola .................................................................................. 66
Pemeliharaan Nursery ....................................................................................... 67
Perawatan Tanaman .................................................................................... 67
Penyiraman .................................................................................................. 67
Pemupukan .................................................................................................. 68
Perbanyakan Tanaman ................................................................................ 68
PEMBAHASAN
Struktur Organisasi ..................................................................................... 69
Pengunjung.................................................................................................. 70
Tenaga Kerja ............................................................................................... 71
Peralatan dan Bahan .................................................................................... 72
Pemeliharaan Area Permainan .................................................................... 73
Pemeliharaan Area Non Permainan ............................................................ 86
Pemeliharaan Nursery ................................................................................. 90
Kapasitas dan Efektifitas Kerja ................................................................... 92
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan ..................................................................................................... 95
Saran ............................................................................................................ 96
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 97
LAMPIRAN ...................................................................................................... 99
DAFTAR TABEL

No Teks Halaman
1. Kegiatan Pemeliharaan yang Diikuti Pada Saat Magang ...................................18
2. Komposisi Pengunjung Araya Golf Tahun 2006, 2007, 2008 dan 2009 ...........30
3. Komposisi Tenaga Kerja PT AMAG .................................................................31
4. Komposisi Tenaga Kerja Divisi Golf Course Maintenance AGFC ...................37
5. Komposisi Jam Kerja Tenaga Kerja Divisi GCM AGFC ..................................38
6. Anggaran Biaya PT AMAG Tahun 2008 ..........................................................41
7. Pemangkasan di AGFC ......................................................................................43
8. Jadwal Pola Pemangkasan..................................................................................45
9. Identifikasi Gulma di Lapangan .........................................................................50
10. Pestisida yang Digunakan di AGFC ................................................................50
11. Identifikasi Hama dan Penyakit pada Tanaman Lanskap ................................61
12. Kapasitas dan Efektifitas Kerja ........................................................................93
DAFTAR GAMBAR

No Teks Halaman
1. Kerangka Pikir ........................................................................................................ 3
2. Kualitas Fungsional Rumput Lapangan Golf .......................................................... 6
3. Kualitas Visual Rumput Lapangan Golf ................................................................. 7
4. Tipe Lapangan Golf 18 Hole................................................................................... 8
5. Reel Mower dan Rotary Mower ............................................................................ 11
6. Peta Lokasi Magang ...............................................................................................17
7. Peta Padang Golf Kota Araya ................................................................................23
8. Taman Tepi Jalan Club House AGFC ...................................................................27
9. Driving Range AGFC ............................................................................................28
10. Gazebo Hole #1 (kiri) dan Toilet (kanan) ............................................................29
11. Golf Cart dengan Kapasitas Duduk Dua Orang...................................................29
12. Golf Cart dengan Kapasitas Duduk Enam Orang (kiri) dan
Golf Cart Coffee Express (kanan) ........................................................................30
13. Struktur Organisasi PT Araya Bumi Megah Malang ...........................................32
14. Struktur Organisasi Departemen Pemeliharaan PT AMAG ................................35
15. Pemangkasan Green dengan Menggunakan Jacobsen PGM 22 ..........................44
16. Arah Pemangkasan Green ....................................................................................45
17. Pemangkasan dengan Menggunakan Greens King IV .........................................46
18. Jacobsen LF 3800 ................................................................................................47
19. Pemangkasan dengan Menggunakan Mower tipe Five Gang ..............................47
20. Penyiraman dengan Menggunakan Sprinkler ......................................................48
21. Pemupukan dengan Menggunakan Bak Vicon (kiri)
dan dengan Menggunakan TORO Workman 3200 (kanan) ................................49
22. Aplikasi Pestisida Menggunakan Knapsack ........................................................50
23. Kegiatan Kultivasi (Coring) dengan Menggunakan Greens Aerator ................... 51
24. Vertidrain 7007 .................................................................................................... 52
25. Kegiatan Verticut dengan Menggunakan Greens king IV ................................... 52
26. Kegiatan Top Dressing dan Matting .................................................................... 53
27. Penggemburan Pasir Bunker dan Pemangkasan Slope Bunker ............................ 54
28. Perbaikan Saluran Drainase .................................................................................56
29. Perbaikan Carpath ............................................................................................... 57
30. Pemangkasan Tanaman Merambat (kiri)
dan Pemangkasan Dahan Pohon .......................................................................... 60
31. Pedoman Pemangkasan ........................................................................................ 75
32. Tampak Samping Reel Mower dan Rotary Mower .............................................. 76
33. Sistem Perakaran Rumput .................................................................................... 78
34. Sistem Aplikasi Coring ........................................................................................ 82
35. Sistem Aplikasi Vertidrain................................................................................... 83
36. Aplikasi Verticutting ............................................................................................ 84
DAFTAR LAMPIRAN

No Teks Halaman
1. Daftar Vegetasi di Area Padang Golf Araya Golf and Family Club....................... 99
2. Jarak, Par, Handycap Padang Golf AGFC ............................................................102
3. Formulir Day Off (DO) dan Day Off Payment (DP) ..............................................103
4. Formulir Pengajuan Cuti ........................................................................................104
5. Formulir Ijin Khusus ..............................................................................................105
6. Formulir Permintaan Ijin ........................................................................................106
7. Surat Perintah Kerja Lembur (SPKL) ....................................................................107
8. Formulir Permintaan Barang ..................................................................................108
9. Formulir Pengajuan Pembelian Barang .................................................................109
10. Formulir Permintaan Perbaikan Kendaraan .........................................................110
11. Formulir Work Order ...........................................................................................111
12. Ukuran Speed Green Padang Golf AGFC ...........................................................112
13. Karakteristik Tanaman Lanskap yang Digunakan
pada Area Permainan Padang Golf ......................................................................114
14. Luasan Area Permainan Padang Golf AGFC.......................................................115
15. Daftar Istilah.........................................................................................................116
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Industri lanskap di Indonesia pada saat ini sudah cukup banyak mengalami
perkembangan. Hal ini terlihat dari mulai munculnya beberapa perusahaan yang
bergerak di bidang lanskap, baik perusahaan berskala kecil maupun besar.
Perusahaan-perusahaan tersebut tidak hanya mencakup bidang perencanaan dan
perancangan lanskap, namun juga bidang pengelolaan dan pembibitan tanaman
lanskap. Salah satu bidang yang memerlukan perencanaan dan perancangan yang
baik, serta pengelolaan yang intensif dengan dukungan dari pembibitan tanaman
lanskap yang memadai adalah padang golf.
Golf merupakan salah satu bentuk permainan olahraga yang bersifat
rekreatif karena pemain dapat menikmati pemandangan alam di sekitar padang
golf saat melakukan permainan. Padang golf dengan penataan lanskap sebagai
lingkungan alami dan sebagai habitat satwa dapat menjadikan lapangan golf
sebagai zona pembatas antara daerah perkotaan dan perdesaan yang menarik
secara visual bagi para pemain golf. Padang golf merupakan ruang terbuka yang
didominasi oleh rumput yang keberadaannya dapat memperbaiki sirkulasi udara
dan mencegah timbulnya erosi. Rumput yang berkualitas baik menjadi tuntutan
utama untuk meningkatkan kenyamanan dan estetika dalam memenuhi fungsi
lapangan tersebut sebagai lapangan golf.
Zona intensif dalam pemeliharaan lapangan golf adalah area permainan
yang berupa hamparan rumput, bunker, dan pond. Menurut Beard (1982) tujuan
pemeliharaan lapangan golf adalah agar lapangan tersaji dengan kondisi
permainan yang optimum di setiap waktu yang memungkinkan. Keahlian dan
ketrampilan serta pengalaman yang memadai sangat diperlukan dalam upaya
pemeliharaan tersebut. Pengelolaan dan pemeliharaan yang dilakukan harus
mampu mencakup segi teknis, tenaga kerja, maupun pembiayaan.
Araya Golf and Family Club (AGFC) merupakan salah satu padang golf
yang terletak di Kota Malang, Jawa Timur. Padang golf AGFC terletak pada
Kompleks Permukiman Kota Araya, dengan 9 hole permainan pada luasan 45
hektar. Padang golf AGFC dilengkapi dengan berbagai macam fasilitas penunjang
antara lain golf course, driving range, mini golf, dan practice putting green.
Dengan konsep keindahan alam, padang golf ini mampu memberikan suasana
yang berbeda pada para pemain golf. Kegiatan pemeliharaan dilakukan oleh divisi
pemeliharaan dibawah PT Araya Megah Abadi Golf. Dengan melihat
kelengkapan dari fasilitas dan pemeliharaan yang sudah dilakukan, padang golf
AGFC merupakan tempat yang sesuai untuk melakukan kegiatan magang, dari
kegiatan administratif hingga kegiatan pemeliharaan

Tujuan
Tujuan Umum
Untuk mendapatkan pengetahuan, ketrampilan, pengalaman kerja, serta
memperluas wawasan dan keahlian dalam bidang arsitektur lanskap untuk
memahami dan mencapai profesionalisme dalam bidang arsitektur lanskap di
lapang.

Tujuan Khusus
Mengetahui sistem dan cara kerja dalam bidang administrasi dan
pemeliharaan lanskap padang golf AGFC
Mengenal dan menganalisis berbagai sarana dan prasarana yang digunakan
dalam kegiatan pemeliharaan lanskap padang golf AGFC
Menganalisis berbagai masalah dan kendala yang dihadapi dalam kegiatan
pemeliharaan padang golf AGFC

Kegunaan Magang
Memberikan pengetahuan, pengalaman, dan ketrampilan bagi penulis
mengenai pemeliharaan lapangan golf di lapang
Laporan magang sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pihak
pengelola dalam pemeliharaan padang golf di masa yang akan datang
Memberikan alternatif pemecahan masalah dan kendala yang terdapat di
lapang
Kerangka Pikir

Gambar 1. Kerangka Pikir Kegiatan Magang

Kegiatan Magang didasari oleh adanya perkembangan industri lanskap di


Indonesia yang berkembang cukup pesat, khususnya dalam bidang olahraga.
Sebagai sarana olahraga golf, padang golf memiliki area permainan olahraga yang
membutuhkan tingkat pemeliharaan yang intensif serta area non permainan
dengan tingkat pemeliharaan semi intensif. Dari kegiatan magang yang dilakukan,
diperoleh berbagai data yang berasal dari kegiatan partisipasi aktif, pengamatan,
dan wawancara. Dari data yang telah dikumpulkan, dilakukan analisis data yang
diperoleh di lapang dengan mengacu pada literatur yang diperoleh dari berbagai
pustaka, sehingga muncul pemeliharaan lanskap padang golf Kota Araya sebagai
hasil akhir dari kegiatan magang.
TINJAUAN PUSTAKA

Golf
Golf merupakan permainan yang unik dibandingkan dengan permainan-
permainan lain dari sisi keterampilan yang diperlukan untuk mengembangkan,
menyiapkan dan memelihara lapangan permainan maupun dari segi-segi yang lain
(Campbell dalam Beard, 1982). Sedangkan menurut Klemme (1995) golf adalah
olahraga yang meningkatkan interaksi antara manusia dengan alam. Alam tidak
hanya sebagai unsur tambahan dalam permainan golf tetapi juga merupakan
bagian penting dalam permainan golf yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Lapangan Golf
Menurut Emmons (2000), area permainan suatu lapangan golf terdiri dari
fairway, green, hazard, rough, dan tee box. Fairway adalah daerah rumput antara
tee box dan putting green yang merupakan area yang benar untuk jatuhnya bola
sebelum masuk ke green dan atau sesudah memukul dari tee. Fairway berbentuk
bulat, lonjong memanjang, berpola organik atau membelok sesuai kondisi tapak
dan luasan yang tersedia dengan ketinggian rumput 13-20 mm.
Green merupakan daerah sasaran utama pukulan yang di dalamnya
terdapat hole atau lubang tempat masuknya bola. Green biasanya berbentuk bulat
atau berpola organik dengan kemiringan yang disesuaikan dengan tingkat
kesulitan. Green yang baik ditumbuhi rumput yang merata, rapat, berwarna hijau
segar, permukaan rumput tegak halus sehingga bola dapat menggelinding dengan
baik. Jenis rumput yang digunakan adalah rumput bermuda yang bertekstur halus,
berdaun kecil, cepat merapat dan tahan kekeringan, tahan terhadap kadar garam
tinggi, hama dan penyakit. Ukuran green sangat bervariasi, dari 279-1.115 m2.
Namun, pada umumnya ukuran green berkisar antara 465 m2 sampai 697 m2
dengan kemiringan sebesar 1-2%. Ketinggian rumput di green adalah 4-6 mm.
Hazard merupakan suatu rintangan di lapangan, dapat berupa bak pasir
(sand bunker), collar, vegetasi yang tumbuh di sepanjang rough dan rintangan air
yang berupa danau. Rintangan berupa danau dapat diletakkan di fairway, rough
atau sekitar green, yang dapat berfungsi sebagai tempat akhir pembuangan air,
drainase dan bermanfaat sebagai air irigasi.
Rough adalah lapangan rumput yang memisahkan antara area permainan
hole yang satu dengan hole yang bersebelahan atau merupakan area yang berada
di luar area permainan. Daerah rough biasanya menggunakan rumput manila
(Zoysia matrella) yang mempunyai daun lebih lebar, padat dan agak tegak jika
dibandingkan dengan rumput bermuda. Ketinggian rumput sekitar 30-135 mm
sehingga dari jauh penampakan rough akan berbeda dengan fairway. Pada daerah
ini dibangun sirkulasi pelayanan (service road) dan ditanami pohon yang
berfungsi sebagai pembatas. Rough merupakan area yang membutuhkan
pemeliharaan yang relatif minimum.
Tee adalah tempat memulai permainan golf atau suatu area di hole
permainan golf yang khusus disiapkan untuk pemukulan pertama pada setiap hole.
Tee mempunyai posisi tinggi dengan kemiringan sebesar 1-2 %. Bentuk tee bisa
bulat, persegi maupun lonjong dan dibuat mengarah ke fairway. Jenis rumput
yang biasanya digunakan adalah rumput bermuda dengan ketinggian 7-10 mm.
Tee memerlukan tingkat pemeliharaan yang lebih tinggi dibandingkan fairway
namun lebih rendah dibandingkan green.
Lapangan golf yang baik harus mampu memenuhi dua jenis kualitas yang
ditentukan, yaitu kualitas fungsional dan kualitas visual (Mutaqin, 2000). Kualitas
fungsional terdiri dari kekakuan (rigidity), elastisitas (elasticity), kekenyalan
(resiliency), ketegaran (verdure), perakaran (rooting), dan pemulihan (Gambar 2).
Sedangkan kualitas visual terdiri dari kerapatan (density), tekstur (texture),
keseragaman (uniformity), dan kehalusan (smoothness), dan warna (Gambar 3).
Kekakuan merupakan kemampuan daun rumput untuk menahan beban
atau tekanan yang berat diatasnya agar daun tidak robek atau patah. Elastisitas
merupakan kemampuan daun rumput untuk kembali ke bentuk semula apabila
tekanan sudah dipindahkan. Ketegaran merupakan jumlah tunas atau pucuk daun
yang ada setelah dilakukan pemotongan pada rumput. Ketegaran rumput ini
sangat dipengaruhi oleh kerapatan rumput. Perakaran merupakan jumlah dan
panjang akar rumput, sedangkan pemulihan merupakan kemampuan rumput untuk
memulihkan diri terhadap kerusakan-kerusakan yang disebabkan oleh hama,
penyakit, maupun traffic.

Gambar 2. Kualitas Fungsional Rumput Golf

Selain kualitas fungsional sebagai kualitas utama yang harus dipenuhi,


padang golf juga harus mampu memenuhi kulitas visual lapangan golf. Hal ini
disebabkan karena adanya keterkaitan antara kualitas fungsional dan visual pada
lapangan golf.
Kerapatan rumput lapangan golf dipengaruhi oleh jenis rumput,
lingkungan, dan faktor budidayanya. Kerapatan dan tekstur daun saling
mempengaruhi. Apabila kerapatan meningkat, maka tekstur daun menjadi lebih
halus, begitu pula sebaliknya. Kerapatan dapat diukur dengan menghitung jumlah
tunas per satuan luas areal. Sedangkan tekstur dapat dilihat dari lebar daun
rumputnya. Keseragaman rumput tidak dapat diukur secara akurat, hal ini
disebabkan karena keseragaman dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain jenis
rumput, warna, tinggi potongan, tektur, dan kerapatan. Kehalusan potongan dapat
dicapai dengan pisau pemotong rumput yang tajam. Pisau pemotong rumput yang
kurang tajam dapat menyebabkan rumput tersobek sehingga mudah terserang
penyakit.
Gambar 3. Kualitas Visual Rumput Golf

Beard (1982) berpendapat bahwa aspek estetis adalah hal yang utama
dalam permainan golf, yang berarti keadaan alam yang sepatutnya dipertahankan
sehingga apa yang dilihat oleh pemain dapat dirasakan keunikannya. Seorang
arsitek lapangan golf yang baik akan mengambil keuntungan dari keindahan alam
di sekitarnya agar tercipta lapangan golf yang menyenangkan untuk bermain,
sehingga lapangan golf yang dirancang dengan baik akan menciptakan
pengalaman yang akan selalu diingat oleh pemain.
Menurut Chiara dan Koppelman (1990) terdapat lima tipe rancangan dasar
untuk lapangan golf 18 hole yang dapat menampung kebutuhan-kebutuhan khusus
melalui penentuan lokasi dengan cara penelaahan topografi dan sifat khas alamiah
tapak (Gambar 4), yaitu :
1. Lapangan 18 lubang berjalur tunggal dengan sembilan balikan.
2. Lapangan 18 lubang dengan jalur tunggal menerus.
3. Lapangan 18 lubang berjalur ganda dengan sembilan balikan.
4. Lapangan 18 lubang dengan jalur ganda menerus.
5. Lapangan 18 yang merupakan lapangan golf inti.
(1)

(2)

(3)

(4)
(5)

Gambar 4. Tipe Lapangan Golf 18 Hole

Lapangan 18 lubang berjalur tunggal dengan sembilan balikan dirancang


apabila lahan yang tersedia cukup luas dengan letak club house di tengah-tengah.
Hal ini akan memudahkan pemain untuk memulai permainan dari hole satu atau
hole sepuluh terlebih dahulu sehingga jika terdapat banyak pemain tidak perlu
mengantri terlalu lama.

Lanskap Lapangan Golf


Menurut Beard (1982), lapangan golf tanpa adanya pohon akan terlihat
gundul dan pemain akan merasakan pentingnya pohon dan tanaman ornamental.
Keberadaan tanaman baik pohon dan ornamental dapat menaikkan kualitas
lapangan golf dengan melakukan pemilihan jenis tanaman yang tepat dan
mengetahui penempatan yang baik di lapang akan memperlihatkan empat fungsi
utama tanaman, yaitu fungsi secara arsitektural, teknik, estetika, dan ekonomi.
Fungsi pohon secara arsitektural yaitu:
1. Sebagai rintangan alami bagi pegolf dalam penempatan bola di permainan
golf.
2. Sebagai alat penentu jarak yang alami.
3. Untuk referensi point saat bola mendarat pada garis area permainan.
4. Sebagai kontrol dalam penempatan bola agar tidak keluar area permainan dan
menciptakan target utama yaitu daerah green serta melindungi pegolf dari
sinar matahari yang menyilaukan.
Fungsi pohon secara ekologis yaitu:
1. Mempengaruhi dan mengontrol aliran udara dan sirkulasi.
2. Sebagai alat konservasi seperti pengontrol erosi dan preservasi habitat satwa.
3. Memodifikasi lingkungan contohnya sebagai pemecah angin.
4. Sebagai pengaman dari pukulan yang tidak terarah bagi pegolf maupun
properti lainnya.
5. Sebagai pagar dari sesuatu yang mengganggu serta pemberi rasa nyaman bagi
pegolf.
Fungsi pohon secara estetika yaitu:
1. Sebagai pemecah kemonotonan di sepanjang daerah permainan.
2. Memberi kesan tertentu seperti menghasilkan kontras, variasi dan menarik
perhatian.
3. Sebagai pemberi tekanan (emphasis) terhadap suatu titik yang menjadi pusat
perhatian.
4. Sebagai penghubung dari bentukan-bentukan yang ada di lapangan golf.
Fungsi pohon secara ekonomi yaitu menghasilkan produk yang ekonomis
seperti buah, kayu, kayu bakar, kompos, daun, kacang-kacangan, dan produk
lainnya. Jenis tanaman yang tumbuh sesuai iklim setempat akan mempengaruhi
jenis produk yang dihasilkan.

Pemeliharaan
Menurut Beard (1982) tujuan pemeliharaan lapangan golf adalah agar
lapangan golf tersaji dan dengan kondisi permainan optimum di setiap waktu yang
memungkinkan.
Menurut Arifin dan Arifin (2005), pemeliharaan merupakan kunci
keberhasilan pembangunan suatu taman. Pemeliharaan taman bertujuan untuk
menjaga dan merawat areal taman dengan segala fasilitas yang ada di dalamnya
agar kondisinya tetap baik atau sebisa mungkin mempertahankan pada keadaan
yang sesuai dengan rancangan atau desain semula. Pemeliharaan dikenal dengan
istilah pemeliharaan ideal dan pemeliharaan fisik, dimana pemeliharaan ideal
adalah pemeliharaan yang mempertahankan tujuan dan desain semula, sedangkan
pemeliharaan fisik meliputi pekerjaan untuk tetap menjaga keindahan, keasrian,
kenyamanan, dan keamanan (Arifin dan Arifin, 2005). Selanjutnya Arifin dan
Arifin (2005) menyatakan bahwa pemeliharaan ideal akan berjalan dengan baik
apabila didukung oleh upaya-upaya berikut ini:
1. Perencanaan dan perancangan taman dengan desain yang sederhana.
2. Penggunaan elemen taman yang mudah dicari.
3. Pemilihan sistem struktur yang kuat dan awet serta pemilihan bahan-bahan
perkerasan yang sesuai.
4. Pembuatan pola sirkulasi yang jelas dan rasional sehingga alur kegiatan di
dalam taman selalu lancar.
5. Perlengkapan taman yang memadai, penerangan lampu pada malam hari
dan jaringan utilitas yang ada di bawah tanah harus direncanakan dengan
baik sehingga tidak terjadi bongkar pasang pada permukaan taman.
Sternloff dan Warren (1984) menyebutkan bahwa dalam pemeliharaan
fisik terdapat dua sistem pemeliharaan yaitu pemeliharaan korektif yang
menitikberatkan pada penanganan masalah yang terjadi dan pemeliharaan
preventif yang menekankan pada identifikasi dan penyelesaian masalah yang
mungkin terjadi. Pemeliharaan preventif merupakan kunci sukses untuk
meminimalisasi perawatan kerusakan lanskap.

Pemeliharaan Lapangan Golf

Pemeliharaan Area Permainan


Salah satu indikator lapangan golf dapat disebut sebagai lapangan golf
yang baik adalah dengan meihat pencapaian kualitas lapangan baik secara visual
maupun fungsional. Dalam upaya pencapaian kualitas lapangan yang baik, perlu
dilakukan beberapa kegiatan pemeliharaan antara lain pemangkasan, penyiraman,
pemupukan, top dressing, pengendalian gulma, hama, dan penyakit tanaman, serta
kegiatan kultivasi (Witteven dan Bavier, 1999).
1. Pemangkasan
Pemangkasan merupakan pekerjaan utama yang menentukan baik atau
tidaknya kualitas suatu lapangan. Frekuensi dan tinggi pangkasan yang dilakukan
di lapangan golf berbeda-beda pada masing-masing area. Mesin pangkas yang
digunakan juga berbeda-beda, yang pada umumnya terdiri dari mesin pangkas
yang dioperasikan dengan cara dikendarai dan mesin yang dioperasikan dengan
cara didorong. Berdasarkan jenis pisau pangkas pada mesin pangkas, mesin
pangkas dibagi dalam tiga tipe yaitu flail mower, rotary mower, dan reel mower
(Gambar 5). Pada umumnya, lapangan golf menggunakan mesin pangkas baik
yang dikendarai maupun yang dioperasikan dengan cara didorong dengan pisau
pangkas tipe reel mower.

Gambar 5. Reel Mower dan Rotary Mower

Kualitas pangkasan rumput sangat ditentukan oleh keterampilan operator


yang mengoperasikan alat potong. Kualitas alat potong juga menetukan kualitas
pangkasan, terutama kaitannya dengan ketajaman pisau pangkas. Pisau pangkas
yang memiliki ketajaman yang kurang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan
pada rumput, yaitu terjadinya sobekan pada ujung rumput sehingga rumput
berwarna kecoklatan dan mudah terserang penyakit (Beard, 1982).
2. Penyiraman
Kegiatan penyiraman pada lapangan golf tidak hanya berfungsi untuk
memberikan suplai air kepada rumput, namun juga dapat bertujuan untuk
melarutkan pupuk dan pestisida, memasukkan pasir pada rongga-rongga kegiatan
kultivasi, menurunkan suhu pasir pada siang hari, maupun menghilangkan embun
pada pagi hari. Kegiatan penyiraman pada area pemainan dilakukan setiap hari,
pada umumnya dengan menggunakan sprinkler atau kombinasi antara sprinkler
dan selang plastik.
Penyiraman secara manual dengan menggunakan selang plastik
membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan jika menggunakan sprinkler.
Selain kurang efisien dari sisi tenaga kerja, penyiraman secara manual ini dapat
menyebabkan rumput kekurangan air dan mati ketika tenaga kerja terlambat
melakukan kegiatan penyiraman.
Sumber air yang digunakan dalam kegiatan penyiraman juga
mempengaruhi kualitas lapangan golf. Saluran air yang dipasok dari sungai,
danau, atau sumur harus memiliki kedalaman minimal 10 feet yang bertujuan
untuk menjaga kualitas air irigasi. Kualitas air yang baik diperlukan untuk
mendukung terciptanya kualitas lapangan yang optimal.
3. Pemupukan
Media tanam tidak selalu dapat memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman
untuk tingkat pertumbuhan yang optimal. Oleh karena itu, kegiatan pemupukan
mutlak dibutuhkan sebagai salah satu kegiatan pemeliharaan lapangan golf.
Secara umum terdapat dua jenis pupuk yang digunakan pada lapangan golf, yaitu
pupuk cair dan pupuk granul. Aplikasi pemupukan di lapangan sering
menggunakan kombinasi antara kedua jenis pupuk tersebut.
Program pemupukan yang dilakukan pada lapangan golf meliputi waktu,
jenis pupuk, dan kapasitas pupuk untuk area dan luas tertentu. Pupuk yang akan
digunakan sebaiknya diuji coba terlebih dahulu pada area rough, sehingga jika
terjadi ketidakcocokan atau kesalahan penghitungan dosis, area green dan teebox
sebagai area utama dalam permainan tidak mengalami kerusakan.
4. Top Dressing
Pasir merupakan media tanam utama yang digunakan pada lapangan golf.
Hal ini disebabkan karena pasir memiliki beberapa keunggulan, antara lain pasir
merupakan bahan yang mudah ditaburkan, mendukung kegiatan pemupukan,
dapat membuat permukaan rumput lebih lembut, tidak menyebabkan genangan,
serta tidak menimbulkan kendala pada saat permainan. Namun aplikasi yang
terlalu sering juga dapat mengganggu pertumbuhan rumput yang disebabkan
karena lapisan pasir yang terlalu tebal.
Dalam kegiatan top dressing, pasir dapat dicampur dengan beberapa bahan
lain seperti tanah, kompos, maupun pupuk. Secara tradisional, campuran ini dapat
dikatakan baik jika campuran material dapat tercerai dengan mudah, sehingga
memudahkan dalam aplikasinya. Top dressing yang dilakukan dengan
mencampurkan beberapa bahan tambahan dapat membantu pertumbuhan rumput
dengan lebih baik.
5. Pengendalian Gulma, Hama dan Penyakit Tanaman
Tingkat pemeliharaan yang tinggi dapat menimbulkan beberapa kendala
baru antara lain munculnya gulma, hama, dan penyakit tanaman, khususnya pada
rumput golf. Gulma dapat tumbuh sama baik dengan rumput atau tanaman
lanskap sebab gulma juga mendapatkan suplai pupuk dan air yang sama dengan
rumput atau tanaman yang ada disekitarnya. Untuk itu diperlukan kegiatan
pengendalian gulma, hama, dan penyakit tanaman pada lapangan golf.
Aplikasi pestisida harus dilakukan dengan cermat. Operator yang
mencampurkan dosis dan melakukan aplikasi di lapangan harus operator yang
benar-benar mengerti mengenai aturan aplikasi pestisida tersebut. Kesalahan yang
fatal dapat disebabkan karena pemberian dosis yang berlebihan atau pencampuran
beberapa pestisida yang tidak tepat. Aplikasi pestisida dapat dicampurkan dengan
aplikasi insektisida, namun penghitungan yang tidak tepat dapat menimbulkan
panas sehingga rumput menjadi terbakar dan mati.
6. Kegiatan Kultivasi
Kegiatan kultivasi merupakan kegiatan yang menyempurnakan kegiatan
pemeliharaan rumput pada lapangan golf. Kegiatan kultivasi terdiri dari beberapa
jenis kegiatan, antara lain aerating/coring, vertidrain, dan verticutting. Masing-
masing kegiatan memiliki tujuan dan frekuensi aplikasi yang berbeda-beda,
tergantung pada kondisi masing-masing lapangan.
Kegiatan kultivasi sebaiknya dilakukan pada rumput yang berada dalam
kondisi sehat, sebab kegiatan ini bertujuan untuk mempertahankan kesehatan
rumput. Kegiatan kultivasi yang dilakukan pada rumput yang berada pada kondisi
yang tidak sehat dapat meningkatkan stress pada rumput. Kegiatan kultivasi pada
umumnya diikuti dengan kegiatan top dressing dan pemupukan. Hal tersebut
bertujuan untuk mempercepat pemulihan rumput dari kegiatan kultivasi.
Pemeliharaan Area non Permainan
Terdapat perbedaan antara penataan lanskap area permainan dan area non
permainan. Jika pada area permainan lanskap ditata dengan mempertimbangkan
lokasi green dan teebox, penataan lanskap area non permainan dilakukan dengan
lebih bebas, pemilihan jenis tanaman yang digunakan lebih bervariasi, dengan
tingkat pemeliharaan semi intensif maupun intensif (Najih, 2000).
Lanskap memberi pengaruh yang besar terhadap lapangan golf, sehingga
arsitek lanskap yang berkualitas baik mendesain lapangan dengan
mempertimbangkan tingkat pemeliharaan dan program jangka panjang lapangan
tersebut (Beard, 1982). Dalam mendesain area non permainan, khususnya yang
berdekatan dengan area permainan, diperlukan pengetahuan yang cukup mengenai
lanskap yang diikuti dengan kemampuan bermain golf, sehingga desain yang
dibuat benar-benar sesuai untuk diterapkan (Witteven dan Bavier, 1999).
Menurut Najih (2000), tugas memelihara lanskap tergantung pada
kebijaksanaan departemen pemeliharaan di masing-masing lapangan golf.
Pemeliharaan dengan intensitas yang cukup tinggi dapat ditangani oleh tenaga ahli
maupun tenaga kerja yang sudah diberi pelatihan khusus. Pemeliharaan lanskap
dapat berjalan dengan baik apabila :
1. Memiliki tim kerja yang baik.
2. Membuat program kerja, baik program kerja harian, mingguan,
bulanan, maupun tahunan.
3. Melakukan inspeksi lapangan secara intensif.
4. Melakukan pemantauan program agar dapat segera mengatasi masalah
yang ada di lapangan.
5. Melakukan dokumentasi data.

Prinsip Dasar Manajemen Pemeliharaan Lanskap


Menurut Beard (1982) lanskap berpengaruh besar terhadap lapangan golf,
sehingga arsitek lanskap yang berkualitas dengan pengetahuan bermain golf
diperlukan untuk mengembangkan program jangka panjang dari penanaman dan
pemeliharaan. Sternloff dan Warren (1984) menyatakan bahwa tujuan
pemeliharaan adalah untuk menjaga taman dan area rekreasi beserta fasilitas
dalam keadaan mendekati aslinya. Untuk mencapai hasil yang diinginkan, ada tiga
hal penting yang harus dilakukan oleh pihak pengelola, yaitu :
1. Menetapkan prinsip-prinsip operasi
2. Mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan
3. Memelihara fasilitas berdasarkan standar pemeliharaan yang telah ditetapkan
Ada beberapa prinsip dasar dari operasi pemeliharaan yang efektif.
Menurut Arifin dan Arifin (2005), beberapa hal prinsip yang harus diperhatikan
untuk mencapai efektifitas dalam pemeliharaan yaitu:
1. Penetapan tujuan dan standar pemeliharaan.
2. Pemeliharaan harus dilakukan secara ekonomis baik waktu, tenaga kerja,
peralatan dan bahan.
3. Operasional pemeliharaan hendaknya didasarkan pada rencana pemeliharaan
tertulis yang logis.
4. Jadwal pemeliharaan harus didasarkan pada kebijaksanaan dan prioritas yang
benar.
5. Pemeliharaan pencegahan perlu ditekankan.
6. Pengelola pemeliharaan harus terorganisir dengan baik.
7. Sumber dana yang cukup perlu untuk mendukung program pemeliharaan yang
telah ditetapkan.
8. Penyediaan tenaga kerja yang cukup penting untuk melaksanakan fungsi-
fungsi pemeliharaan.
9. Program pemeliharaan harus dirancang untuk melindungi lingkungan alami.
10. Pengelola pemeliharaan harus bertanggung jawab terhadap keamanan umum
dan para operator pemeliharaan.
11. Pemeliharaan dijadikan pertimbangan utama dalam perancangan.
12. Para operator pemeliharaan harus bertanggung jawab terhadap pengelola
pemeliharaan.
Efektifitas pekerjaan pegawai pemeliharaan sangat ditentukan oleh
motivasi kerja dan tingkat keterampilan para pegawai, sistematika jadwal
perencanaan pemeliharaan, ketersediaan alat dan bahan, tingkat pengawasan kerja
di lapang, dan kelancaran komunikasi antara pimpinan dengan para mandor serta
antara mandor dan pegawai pemeliharaan (Arifin dan Arifin, 2005).
Sternloff dan Warren (1984) berpendapat bahwa kinerja para pegawai
sangat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu kecakapan dan komitmen. Kecakapan
bekerja terbentuk dengan adanya pengalaman, keahlian dan pengetahuan dasar
akademiknya, sedangkan komitmen dihasilkan dari adanya motivasi. Oleh karena
itu, untuk menjaga keinginan para pegawai agar tetap bekerja dan bangga dengan
hasil pekerjaannya, maka sangat perlu diperhatikan penghargaan dan tingkat upah
atau gaji para pegawainya (Carpenter et al., 1975).
Dari segi organisasi pekerjaan pemeliharaan, terdapat tiga metode
pemeliharaan (Sternloff dan Warren, 1984), yaitu :
1. Pemeliharaan Unit (Unit Maintenance) yaitu pemeliharaan yang didasarkan
pada unit-unit yang ada sehingga setiap unit taman mempunyai tim
pemeliharaan sendiri.
2. Tim Pemeliharaan Khusus (Specializes Maintenance Crews) yaitu
pemeliharaan yang didasarkan pada keahlian tertentu dari tenaga kerjanya,
seperti tenaga kerja khusus pemangkas rumput atau pekerjaan khusus lainnya.
Tenaga kerja berdasarkan jadwal pindah dari satu unit ke unit yang lain.
3. Pemeliharaan berdasarkan Kontrak (Maintenance by Contract) yaitu
pemeliharaan taman diserahkan kepada kontraktor, sehingga seluruh pekerjaan
pemeliharaan dilakukan oleh kontraktor.
Pengelola sebuah taman jarang menggunakan salah satu sistem diatas
secara khusus, tetapi kombinasi dari ketiga sistem tersebut merupakan cara yang
paling umum dipilih oleh pengelola taman dan tempat rekreasi. Pengelola taman
dan tempat rekreasi, khususnya taman dan tempat rekreasi dengan area yang
cukup luas, memberikan sebagian pekerjaan pemeliharaan kepada kontraktor.
Tidak menutup kemungkinan pekerjaan pemeliharaan dilakukan oleh beberapa
kontraktor yang berbeda, yang dibagi pada area-area tertentu. Sebagian area yang
lain dikerjakan oleh pengelola taman dan tempat rekreasi secara in-house dengan
membagi tenaga kerja ke dalam beberapa divisi sesuai dengan kemampuan
masing-masing yang ditempatkan pada beberapa area yang berbeda. Sistem kerja
yang memadukan antara ketiga sistem kerja tersebut diatas merupakan sistem
kerja yang banyak digunakan pada lapangan golf.
METODOLOGI

Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Magang

Kegiatan magang dilaksanakan di Araya Golf and Family Club (AGFC)


milik PT Araya Bumi Megah Malang yang dikelola oleh PT Araya Megah Abadi
Golf, yang beralamat di Jalan Rivera Golf Utama 12-16, Kompleks Kota Araya,
Malang, Jawa Timur. Kegiatan magang berlangsung selama 16 minggu, dimulai
pada minggu pertama Bulan Maret 2009 hingga minggu ketiga Bulan Juni 2009.

Gambar 6. Peta Lokasi Magang

Batasan Studi

Ruang lingkup dari kegiatan magang ini yaitu pengelolaan lanskap padang
golf, baik kegiatan administrasi maupun pemeliharaan fisik lanskap area
permainan dan non permainan. Kegiatan ini dilakukan pada Departemen
Pemeliharaan (Golf Course Maintenance/GCM).
Metode Pelaksanaan Magang

Kegiatan magang dilakukan dengan berpartisipasi aktif maupun pasif di


lapang pada aspek pemeliharaan lanskap, baik pada lanskap area permainan
maupun pada lanskap area non permainan. Area non permainan terdiri dari Club
House dan Family Club AGFC. Pada awal pelaksanaan magang, mahasiswa
melakukan pengenalan kondisi lapang, baik pengenalan jenis pekerjaan yang akan
dilakukan maupun pengenalan tenaga kerja pemeliharaan. Data yang diperoleh
berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan
pengamatan langsung di lapang, partisipasi secara aktif, serta wawancara yang
dilakukan terhadap tenaga kerja PT Araya Megah Abadi Golf, sedangkan data
sekunder diperoleh dari studi literatur (Tabel 1).

Tabel 1. Kegiatan Pemeliharaan yang Diikuti pada saat Magang


Kegiatan Partisipasi Aktif Pengamatan
Pemeliharaan Area Permainan
Pemangkasan - √
Penyiraman √ √
Pemupukan √ √
Pengendalian Gulma dan HPT √ √
Top Dressing √ √
Aerating/Coring √ √
Verticutting √ √
Vertidrain √ √
Pemeliharaan Hazard √ √
Pemeliharaan Area non Permainan
Pemangkasan Tanaman √ √
Penyiraman √ √
Pemupukan - √
Pengendalian HPT - √
Pemeliharaan Fasilitas dan Utilitas √ √
Kegiatan magang yang dilakukan di Araya Golf and Family Club secara
umum meliputi :
1. Pemeliharaan lanskap, dari kegiatan administrasi yang terdiri dari
administrasi tenaga kerja, serta administrasi alat dan bahan untuk kegiatan
pemeliharaan lapangan, hingga pemeliharaan fisik area permainan maupun
area non permainan yang terdiri dari pemangkasan, penyiraman,
pemupukan, pengendalian gulma, pemberantasan hama dan penyakit, serta
kegiatan kultivasi. Pemeliharaan elemen keras seperti car path, gazebo,
kolam, dan lain-lain hanya dilakukan di area permainan dan Club House
Araya Golf and Family Club.
2. Mengamati kegiatan organisasi atau manajemen perusahaan pada PT
Araya Megah Abadi Golf (AMAG) Malang, Jawa Timur.
Produktivitas kerja dan permasalahan di lapang dibahas dengan cara
membandingkan teori yang dikemukakan oleh para ahli dari buku referensi,
majalah ilmiah, dan lain-lain. Masalah yang ada kemudian didiskusikan dengan
superintendant sehingga masalah yang dihadapi dapat diselesaikan dengan baik.
KONDISI UMUM LOKASI

Sejarah Perusahaan
Pada tahun 1998 PT Araya Bumi Megah Surabaya membuka cabang atau
perwakilan di Kota Malang dengan nama PT Araya Bumi Megah Malang (PT
ABMM). PT ABMM adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan
kawasan dan pembangunan perumahan. Perusahaan ini mengawali proyek
pembangunan Kota Araya dengan pembukaan lahan seluas + 1000 hektar sebagai
kelanjutan dari pengembangan kawasan perumahan Pondok Blimbing Indah
seluas + 200 hektar. Kawasan Kota Araya didesain oleh Peddle-Thorp and
Gillespie dari Brisbane, Australia. Kota Araya merupakan satu-satunya
perumahan berskala kota di Kota Malang yang bernuansakan alam dan memiliki
fasilitas padang golf berskala internasional, klub keluarga, dan pusat perbelanjaan
modern.
Pada tahun 2004, Kota Araya tahap I seluas + 200 hektar telah selesai
dibangun. Kemudian, pengembangan tahap kedua dilakukan dengan membuka +
200 hektar untuk pembangunan Kota Araya, untuk kemudian diperluas sebesar +
400 hektar dengan lokasi di Desa Tirtomoyo. Perusahaan ini tergabung dalam
keanggotaan Real Estate Indonesia (REI).
Pemilik PT Araya Bumi Megah Malang adalah Bapak Ismono Jossianto
yang merupakan putra dari pemilik PT Araya Bumi Megah Surabaya yaitu Bapak
Didi Rudianto, yang sekaligus bertindak sebagai pemilik dari Araya Grup.
Araya Grup Malang terbagi dalam 3 anak perusahaan yaitu :
1. PT Araya Bumi Megah yang bergerak dalam bidang pemasaran pembangunan
perumahan,
2. PT Araya Megah Abadi Golf yang bergerak dalam bidang jasa, yang
khususnya berupa jasa permainan golf, fitness, restaurant, dan area rekreasi,
3. PT Plaza Araya Sentral Niaga yang bergerak dalam bidang pengelolaan Plaza
Araya, yaitu sebuah lokasi perbelanjaan modern yang terletak di pintu masuk
Kota Araya.
PT Araya Megah Abadi Golf didirikan pada tanggal 24 Agustus 2002 dan
dikenal dengan nama Araya Golf and Family Club. Araya Golf adalah sebuah
padang golf bertaraf internasional yang didesain oleh J. Michael Poellot, seorang
arsitek perancang lapangan golf yang berasal dari California, Amerika Serikat.
Dibangun dengan konsep Single Fairways, walaupun saat ini baru diselesaikan 9
dari 18 hole yang direncanakan, menyebabkan Araya Golf menjadi salah satu
padang golf yang menarik, yang dilengkapi dengan driving range modern yang
terdiri dari 40 lajur latihan yang dapat digunakan pada siang dan malam hari.
Family Club Kota Araya merupakan wahana bagi warga Kota Araya untuk
dapat menikmati sarana olahraga dan rekreasi, dengan dua buah kolam renang
yang dilengkapi dengan kolam air panas, jacuzzi, sauna, fitness center, children
playground, lapangan basket, lapangan bola voli, lapangan tenis keras, lapangan
tenis rumput, lapangan sepak bola, dan lapangan badminton indoor.
PT Plaza Araya Sentra Niaga didirikan untuk mengelola Plaza Araya,
sebuah pusat perbelanjaan modern yang berada di gerbang utama Kota Araya.
Plaza Araya I seluas 6000 meter persegi merupakan salah satu landmark Kota
Araya Malang. Plaza Araya II sedang berada dalam tahap perencanaan dan akan
dikembangkan dengan luas 30.000 meter persegi.

Konsep Dasar

Lapangan golf Kota Araya merupakan bagian dari pengembangan Kota


Araya Malang yang meliputi sarana perumahan, pendidikan, niaga, dan rekreasi.
Lapangan golf ini termasuk dari bagian Araya Golf and Family Club Malang,
yang memiliki total area sebanyak 18 hole, dengan 9 hole pertama sudah selesai
dan 9 hole berikutnya masih dalam tahap perencanaan. Untuk 9 hole pertama
lapangan golf dibuat dengan mengelilingi perumahan Kota Araya, sedangkan 9
hole yang kedua, akan dibuat dengan dikelilingi oleh perumahan kota Araya.
Lapangan Golf Araya ini berlokasi di Malang Utara, tepatnya di kelurahan
Tirtomoyo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Propinsi Jawa Timur.
Tujuan pembangunan Padang Golf Araya Golf and Family Club ini adalah
untuk menyediakan sarana olahraga golf bertaraf internasional. Manfaat utama
yang diharapkan dapat diperoleh dari kegiatan padang golf tersebut adalah
memberikan kontribusi dalam bidang ekonomi dan pariwisata.
Padang golf AGFC merupakan padang golf dengan konsep lapangan Bali.
Pada kawasan welcome area (Club House) banyak digunakan patung yang
dikombinasikan dengan batu-batuan dan tanaman kamboja. Sedangkan pada area
permainan, banyak digunakan pohon bintaro, dadap merah dan sengon. Pemilihan
tanaman yang digunakan pada area permainan dilakukan berdasar bentuk tajuk
dan tekstur daun, yaitu yang cukup menaungi namun tidak menghasilkan banyak
sampah yang berasal dari daun dan bunga yang berguguran.
Selain itu, pada area permainan khususnya rough, banyak digunakan
tanaman kelapa dan palem yang mencerminkan kawasan tropis. Pemeliharaan
yang mudah serta jumlah sampah yang dihasilkan cukup sedikit dari tanaman
kelapa dan palem menyebabkan area rough didominasi oleh kedua jenis tanaman
tersebut.

Kondisi Fisik

Letak dan Luas


Padang Golf Araya and Family Club merupakan salah satu lapangan golf
yang berada di Malang, Jawa Timur. Padang Golf AGFC ini berlokasi di Malang
Utara, tepatnya di Kelurahan Tirtomoyo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang,
Propinsi Jawa Timur. Luas lahan secara keseluruhan adalah 45 hektar, termasuk
lahan terbangun.
Batas-batas Kota Araya :
- Batas Utara : Jl. Raden Intan dan Terminal Arjosari
- Batas Timur : Sungai Bangau
- Batas Selatan : Jl. LA Sucipto
- Batas Barat : Jl. Panji Suroso
Bagian selatan Kota Malang merupakan daerah dataran tinggi yang cukup
luas sehingga cocok untuk menjadi daerah industri. Sedangkan Kota Araya yang
terletak di bagian utara merupakan daerah dataran tinggi yang subur yang cocok
untuk dijadikan daerah pertanian. Bagian timur Kota Malang merupakan dataran
tinggi dengan keadaan kurang kurang subur, sedangkan bagian barat merupakan
dataran tinggi yang menjadi daerah pendidikan.
Gambar 7. Peta Padang Golf Kota Araya
Iklim
Salah satu faktor alam yang berpengaruh terhadap eksistensi padang golf
adalah iklim, baik secara makro maupun mikro. Kota Malang merupakan kota
yang dikelilingi oleh pegunungan antara lain Gunung Arjuno di sebelah utara,
Gunung Semeru di sebelah timur, Gunung Kawi dan Gunung Panderman di
sebelah barat, serta Gunung Kelud di sebelah selatan. Kota Malang terletak pada
112,06° - 112,07° Bujur Timur dan 7,06° - 8,02° Lintang Selatan dengan iklim
pada daerah studi adalah : ketinggian tanah 440-667 meter di atas permukaan laut
dengan curah hujan per tahun 1500-2000 mm, dengan sebaran hujan tidak merata.
Pada umumnya bulan kering dengan curah hujan <75 mm terjadi pada Bulan Juni
– Oktober. Adanya bulan kering sepanjang 6 bulan menyebabkan kawasan ini
tergolong daerah sesuai marginal (sesuai bersyarat), yaitu diperlukan sumber air
atau input – output tertentu untuk mengatasi kekurangan air pada bulan-bulan
kering. Upaya yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air irigasi adalah
dengan menampung air aliran irigasi sawah ke dalam danau buatan yang terdapat
di hole #4 dan hole #5. Suhu rata-rata per tahun 23° C dengan suhu maksimum
30° C dan minimum 18° C dengan kelembaban udara rata-rata 73 % (Sumber :
Golf Course Maintenance, 2008).
Berdasarkan Diskominfo Pemerintah Kota Malang (2009) kondisi iklim
Kota Malang selama tahun 2006 tercatat rata-rata suhu udara berkisar antara
22,2°C - 24,5°C dengan suhu maksimum mencapai 32,3°C dan suhu minimum
17,8°C. Rata kelembaban udara berkisar 74% - 82%. dengan kelembaban
maksimum 97% dan minimum mencapai 37%. Seperti umumnya daerah lain di
Indonesia, Kota Malang mengikuti perubahan putaran 2 iklim, musim hujan, dan
musim kemarau. Dari hasil pengamatan Stasiun Klimatologi Karangploso, curah
hujan yang relatif tinggi terjadi pada bulan Januari, Februari, Maret, April, dan
Desember. Sedangkan pada bulan Juni, Agustus, dan Nopember curah hujan
relatif rendah.

Topografi dan Struktur Geologi Tanah


Kondisi topografi pada daerah studi relatif datar karena sebelumnya lahan
merupakan areal persawahan dan tegalan dengan tingkat kemiringan 0-25% yang
melintasi Sungai Bangau tepat disamping beberapa titik sebagai batas areal
permainan. Kemiringan tanah yang curam sangat berpengaruh terjadinya erosi
tanah yang berlebihan, oleh karenanya untuk membentuk desain dengan bentuk
yang sesuai yaitu dengan cara cut and fill dengan rata-rata elevasi lahan sebesar
4% untuk di hole #1 - #3 sedangkan sebesar 2 % untuk hole #4 - #9. Pada daerah
yang terletak di daerah pinggiran sungai, dibangun rock wall untuk mencegah
terjadinya longsor atau erosi.
Tanah yang terdapat pada lokasi merupakan tanah berjenis Vertisol, yang
mempunyai ciri utama adalah rekahan sedalam lebih dari 50 cm dengan lebar
rekahan lebih dari 1 cm. tanah ini merupakan tanah liat berwarna gelap yang
memiliki kemampuan mengembang dan mengerut sejalan dengan adanya
perubahan kadar air tanah sehingga menciptakan rekahan vertikal yang cukup
dalam pada waktu kering. Sifat fisik lain dari tanah Vertisol yang tidak
menguntungkan adalah pada saat suasana basah, tanah ini menjadi masif dan
bersifat kedap air, sehingga terjadi air limpasan yang pada daerah berlereng dan
menyebabkan genangan pada daerah cekungan.

Flora
Vegetasi yang terdapat di padang golf dikelompokkan dalam tiga jenis,
yaitu vegetasi yang berfungsi sebagai ground cover, vegetasi yang berfungsi
sebagai tanaman hias, dan vegetasi yang berfungsi sebagai tanaman pelindung.
Ground cover yang terdapat pada area padang golf tersebut antara lain adalah
kacang-kacangan (Arachis pintoii), love grass (Eragrotis trichodes), dan bachia
grass (Bachia grass). Rumput yang digunakan pada padang golf merupakan
rumput jenis bermuda grass (Cynodon dactilon) dan beberapa kultivarnya. Untuk
area fairway, dan rough digunakan kultivar Tifway 419, sedangkan pada area
green, teebox, dan putting green digunakan kultivar Tifdwarf. Dadap merah
(Erythrina crystagalli) dominan digunakan di sepanjang carpath dengan tujuan
estetika. Sedangkan jenis tanaman pelindung yang banyak digunakan adalah
sengon (Paraserianthes falcataria) dan sengon buto (Enterolobium eyelocarpum).
Hasil inventarisasi tanaman di area padang golf terdapat pada Lampiran 1.
Hidrologi
Sumber air untuk irigasi berasal dari danau yang terdapat pada area padang
golf khususnya hole #4 dan hole #5. Selain berfungsi secara fungsional, yaitu
sebagai tempat penampungan air yang kemudian digunakan sebagai sumber
irigasi, danau yang terdapat pada hole #4 dan hole #5 ini juga berfungsi secara
estetika yang sekaligus menjadi rintangan dalam permainan golf. Sebagai suatu
area padang golf yang pada awalnya berupa lahan persawahan, area padang golf
Kota Araya mendapatkan aliran irigasi sawah yang kemudian ditampung dalam
danau hole #4 dan hole #5. Kedalaman danau rata-rata adalah 4 meter.
Air bersih untuk keperluan domestik Club House dan Family Club
diperoleh dari mata air artesis. Air bersih tersebut ditampung dalam tangki air
yang kemudian dialirkan dengan menggunakan pompa air.

Fasilitas
Padang golf AGFC merupakan padang golf hasil rancangan J. Michael
Poellot, seorang arsitek perancang lapangan golf yang berasal dari California,
Amerika Serikat. Sebagai padang golf bertaraf internasional, masing-masing hole
dilengkapi dengan empat macam teebox, yaitu hitam untuk professional, biru
untuk amatir, putih untuk pemula, dan merah untuk wanita. Jarak antara green
dengan masing-masing teebox terdapat pada Lampiran 2.
Padang golf AGFC dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang menunjang
sehingga memberikan kemudahan bagi para pemain. Fasilitas utama meliputi club
house, driving range, practice putting green, gazebo, dan restaurant. Fasilitas
penunjang lainnya yaitu kolam renang, lapangan badminton indoor, lapangan tenis
keras, lapangan tenis rumput, lapangan basket, lapangan voli, lapangan sepakbola,
dan fitness centre yang terletak di Family Club AGFC.

Club House
Club House merupakan bangunan besar yang merupakan bangunan utama
pada kawasan padang golf. Pada bangunan ini terdapat kantor utama PT Araya
Megah Abadi Golf, pro shop, loker dan ruang ganti, serta ruang administrasi bagi
para pemain. Bangunan ini terletak pada bagian depan yang difungsikan sebagai
welcome area.
Pada sisi kanan kiri gerbang utama Club House, diletakkan patung yang
berukuran 3-4 meter. Sedangkan pada area kiri kanan jalan, terdapat kolam ikan
dengan desain minimalis (Gambar 8). Area parkir Club House terletak tepat di
depan bangunan itu sendiri. Pada area parkir, terdapat kolam ikan dan gazebo.
Gazebo dibangun dengan tujuan untuk memfasilitasi tamu yang datang, baik
sebagai tempat untuk bersantai, maupun sebagai tempat untuk menunggu.
Tanaman dalam pot maupun planter box, banyak digunakan sebagai penghias di
dalam ruangan.

Gambar 8. Taman Tepi Jalan Club House AGFC

Driving Range
Driving range merupakan tempat untuk berlatih bagi para pemain,
khususnya para pemula. Namun tempat ini juga banyak dimanfaatkan sebagai
tempat untuk melakukan pemanasan sebelum melakukan permainan, maupun
sebagai tempat untuk menunggu pada saat hari hujan. Pukulan bola pada driving
range mengarah pada lapangan rumput yang didesain sebagai area fairway seperti
pada area permainan (Gambar 9). Pada titik tertentu, terdapat papan keterangan
jarak yang bertujuan untuk menunjukkan jarak pukulan yang dilakukan oleh
pemain. Papan tersebut dimulai dengan angka 50 meter, 100 meter, 150 meter,
dan 200 meter sebagai jarak terjauh.
Gambar 9. Driving Range AGFC

Di samping area driving range terdapat area practice putting green. Area
practice putting green merupakan lapangan rumput dengan desain menyerupai
green, dengan beberapa lubang (hole) sebagai sarana untuk melakukan latihan
pukulan jarak pendek. Selain itu terdapat kios minuman yang terletak
bersebelahan dengan meja registrasi driving range.

Bangunan Peneduh (Gazebo) dan Toilet


Pada area permainan, gazebo hanya terdapat pada hole #1 (Gambar 10).
Gazebo terletak di belakang area teebox di tepi carpath. Gazebo ini berfungsi
sebagai tempat untuk menunggu dimulainya permainan, ketika masih ada pemain
dari flight sebelumnya yang belum menyelesaikan permainan pada hole #1. Pada
setiap hole berikutnya, terdapat bangku kayu dengan panjang 1,2 meter yang
berada di bawah naungan pohon.
Pada setiap hole, terdapat hole sign yang terletak di tepi carpath. Hole sign
memuat informasi peta lapangan, nilai par dan handicap, serta jarak antara
masing-masing teebox dengan green. Sedangkan toilet pada area permainan hanya
terdapat pada area perbatasan antara hole #5 dan hole #6. Toilet ini terletak di
samping pos keamanan utama (Gambar 10). Padang golf AGFC tidak memiliki
kantin/kios pada area permainan, hal ini disebabkan karena pihak restaurant
menyediakan golf cart coffee express yang memberikan layanan pesan antar
kepada para tamu yang berada di lapangan.
Gambar 10. Gazebo Hole #1 (kiri) dan Toilet pada Area Permainan (kanan)

Golf Cart
Golf cart merupakan kendaraan kecil berkanopi dengan ukuran panjang
264 cm, lebar 120 cm, dan tinggi 180 cm dengan tenaga baterai sebagai tenaga
penggerak (Gambar 11). Kendaraan ini dikemudikan dengan setir, pedal gas,
pedal rem, dan tombol pengatur arah maju dan mundur. Pada umumnya, golf cart
merupakan kendaraan kecil dengan kapasitas duduk dua orang yang dilengkapi
dengan tempat untuk meletakkan golf bag dan cooling box.

Gambar 11. Golf Cart dengan Kapasitas Duduk Dua Orang

Terdapat tiga jenis golf cart yang dimiliki Araya Golf and Family Club,
yaitu golf cart dengan kapasitas duduk dua orang, golf cart dengan kapasitas
duduk enam orang, dan golf cart coffee express yang digunakan untuk mengantar
makanan dan minuman kepada tamu yang berada di lapangan. AGFC memiliki 1
unit golf cart coffee express, 1 unit golf cart dengan kapasitas duduk enam orang,
dan 34 unit golf cart dengan kapasitas duduk dua orang, dengan perincian 14 unit
EZGO golf cart dan 20 unit Club Car golf cart. Gambar 12 memperlihatkan golf
cart dengan kapasitas duduk enam orang dan golf cart coffe express.
Gambar 8. Golf Cart dengan Kapasitas Duduk Enam Orang (Kiri) dan
Golf Cart Coffee Express (Kanan)

Pengunjung
Salah satu indikator pengukur keberhasilan kegiatan pemeliharaan yang
dilakukan di suatu padang golf adalah dengan melihat banyaknya jumlah
pengunjung atau tamu pada padang golf tersebut. Tabel 2 menunjukkan jumlah
pengunjung Araya Golf pada tahun 2006, 2007, 2008, dan 2009.

Tabel 2. Komposisi Pengunjung Araya Golf Tahun 2006, 2007, 2008, dan 2009
Bulan 2006 2007 2008 2009
Januari 666 923 985 895
Februari 599 840 1.007 621
Maret 649 1028 922 755
April 1011 1084 1.142 1033
Mei 874 904 1.119 810
Juni 693 1084 1.035 812
Juli 889 1124 1.162 -
Agustus 1190 1191 1.373 -
September 994 1110 886 -
Oktober 1118 979 955 -
November 921 909 940 -
Desember 1142 1097 1.122 -
Jumlah 10.746 12.273 12.648 4926
Sumber : Divisi Golf Course Maintenance AGFC (2009)

Pengunjung merupakan salah satu indikator keberhasilan kegiatan


pemeliharaan karena pengunjung merupakan salah satu sumber pendapatan utama
padang golf sehingga kegiatan pemeliharaan padang golf yang dilakukan juga
harus berorientasi pada kenyamanan pengunjung. Peningkatan atau penurunan
jumlah pengunjung pada padang golf dapat menunjukkan peningkatan atau
penurunan kualitas lapangan golf, meskipun penurunan atau peningkatan
pengunjung juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang lain. Data jumlah
pengunjung Araya Golf tahun 2009 terbatas sampai Bulan Juni karena kegiatan
magang dilakukan hanya sampai dengan Bulan Juni 2009.

Tenaga Kerja
Padang golf AGFC terletak berdampingan dengan kawasan permukiman
masyarakat menengah kebawah. Hal ini menyebabkan jumlah tenaga kerja,
khususnya tenaga kerja harian, berasal dari kawasan sekitar AGFC.
Tenaga kerja PT Araya Megah Abadi Golf (PT AMAG) berjumlah 250
orang yang terdiri dari 205 orang tenaga kerja pria dan 45 orang tenaga kerja
wanita. Komposisi tenaga kerja harian PT AMAG dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Komposisi Tenaga Kerja PT AMAG


Jenis Tenaga Kerja Pria Wanita Jumlah
Tenaga Kerja Tetap 115 28 143
Tenaga Kerja Kontrak 90 17 107
Jumlah Tenaga Kerja 205 45 250
Sumber : Divisi Golf Course Maintenance AGFC (2009)

Sebagian besar tenaga kerja yang bekerja di PT AMAG, terutama pada


departemen pemeliharaan (Golf Course Maintenance/GCM) merupakan penduduk
yang tinggal di sekitar padang golf AGFC. Namun tidak sedikit juga jumlah
tenaga kerja yang berasal dari kota lain. Tingkat pendidikan tenaga kerja PT
AMAG sangat bervariasi. Tingkat pendidikan tertinggi yang bekerja pada divisi
GCM adalah sarjana, sedangkan pendidikan terendah adalah SD. Tenaga kerja
divisi GCM dengan tingkat pendidikan tertinggi berperan sebagai Golf Course
Superintendent, sedangkan sebagian besar tenaga kerja harian merupakan tenaga
kerja dengan tingkat pendidikan SD
PENGELOLAAN ARAYA GOLF AND FAMILY CLUB
KOTA ARAYA, MALANG

Struktur Organisasi Araya Golf and Family Club


Araya Golf and Family Club (AGFC) berada di bawah pengelolaan PT
Araya Megah Abadi Golf (AMAG), yang merupakan anak cabang dari PT Araya
Bumi Megah Malang (ABMM). General Manager PT AMAG bertanggung jawab
langsung kepada direktur utama PT ABMM yang sekaligus bertindak sebagai
pemilik PT ABMM. Secara garis besar, susunan organisasi PT ABMM dapat
dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13. Struktur Organisasi PT Araya Bumi Megah Malang

General Manager PT AMAG membawahi beberapa departemen yang


terdiri dari House Maintenance and Mechanical Enginering, Golf Operasional
and Golf Course Maintenance, Restaurant and Food Beverages, Family Club,
Marketing, dan Human and Resources Development. Pada saat ini Golf
Operational dan Golf Course Maintenance AGFC berada di bawah satu
departemen. Divisi Golf Course Maintenance/ GCM dipimpin oleh seorang Golf
Course Superintendent (GCS) yang bertanggung jawab dalam pemeliharaan
lapangan golf secara keseluruhan. GCS, dibantu oleh seorang sekretaris,
supervisor mekanik, dan supervisor lapangan membawahi beberapa bagian yang
terdiri dari bagian mekanik, lanskap, rumput, irigasi, dan operator. Berikut adalah
peran, tugas dan tanggung jawab karyawan PT AMAG :
1. General Manager, merupakan orang yang bertanggung jawab atas seluruh
kegiatan yang berlangsung di dalam Araya Golf and Family Club kepada
General Manager Group dan Direktur Utama PT AMAG. General
manager berfungsi untuk merencanakan, mengkoordinasikan, serta
mengawasi setiap kegiatan yang akan dan sedang dilaksanakan.
2. Golf Course Superintendent, merupakan orang yang bertanggung jawab
atas seluruh kegiatan yang berlangsung di dalam Araya Golf, baik kegiatan
operasional yang berlangsung di lapangan, Club House, maupun kegiatan
administrasi di kantor GCM. Golf Course Superintendent berfungsi untuk
merencanakan, mengkoordinasikan, serta mengawasi seluruh kegiatan
pemeliharaan lapangan golf dan Club House agar kegiatan berlangsung
secara efektif dan efisien.
3. Sekretaris dan Administrator, merupakan orang yang bertanggung
jawab atas kegiatan administrasi yang dilakukan dalam upaya mendukung
kelancaran kegiatan pemeliharaan di lapangan. Seluruh kegiatan
administrasi, pengarsipan, pembuatan memo, surat-menyurat, penjadwalan
kerja, serta transaksi jual beli harus diketahui oleh sekretaris dan
administrator.
4. Supervisor Mekanik, merupakan orang yang bertanggung jawab atas
pemeliharaan peralatan dan mesin yang digunakan untuk melakukan
kegiatan pemeliharaan dan operasional di lapangan. Pemeliharaan
peralatan dan mesin dilaksanakan di dalam bengkel pemeliharaan.
Bersama dengan chief rumput dan chief operator, supervisor mekanik
dapat melakukan analisa kerusakan rumput yang disebabkan oleh
kerusakan mesin.
5. Supervisor Lapangan, merupakan orang yang bertanggung jawab atas
seluruh kegiatan yang berlangsung di lapangan, pada khususnya dalam
bidang lanskap, rumput, irigasi, maupun operator. Supervisor lapangan
berfungsi untuk membuat perencanaan pemeliharaan sesuai dengan
kebutuhan di lapangan, yang kemudian dirumuskan bersama dengan Golf
Course Superintendent. Supervisor lapangan wajib mengetahui seluruh
kegiatan yang berlangsung di lapangan, baik kegiatan yang sudah
terencana maupun kegiatan yang tidak terencana.
6. Chief Lanskap, merupakan orang yang bertanggung jawab untuk
melakukan kegiatan pemeliharaan dalam bidang lanskap, agar lanskap
lapangan dan Club House berada dalam kondisi yang baik secara estetika
maupun fungsional. Chief lanskap juga bertanggung jawab atas
berlangsungnya kegiatan pemeliharaan serta perbanyakan tanaman di
nursery, untuk menunjang kegiatan pemeliharaan lanskap di lapangan dan
Club House.
7. Chief Rumput, merupakan orang yang bertanggung jawab atas
pemeliharaan rumput di lapangan golf. Chief rumput bertugas untuk
membuat perencanaan serta melakukan pengawasan pemeliharaan rumput,
yang mencakup penggunaan pupuk, penggunaan pestisida, dan
penggunaan mesin dalam kegiatan pemangkasan. Chief rumput harus
memiliki koordinasi yang baik dengan seluruh supervisor dan chief,
terutama chief irigasi dan chief operator.
8. Chief Irigasi, merupakan orang yang bertanggung jawab atas seluruh
kegiatan irigasi dan drainase di lapangan. Chief irigasi, berkoordinasi
dengan Chief rumput dan operator bertugas untuk membuat perencanaan
penyiraman rumput, yang meliputi waktu dan lama penyiraman. Selain itu,
Chief irigasi juga bertugas untuk melakukan pengawasan terhadap pompa
air, saluran penyiraman, dan saluran drainase agar tidak menyebabkan
kerusakan pada lapangan.
9. Chief Operator, merupakan orang yang bertanggung jawab atas seluruh
kegiatan pemeliharaan yang menggunakan mesin pemeliharaan. Chief
operator berfungsi untuk membuat perencanaan, jadwal, dan sistem kerja
operator. Chief operator bertugas melakukan pengawasan terhadap
berlangsungnya kegiatan pemeliharaan, memeriksa kerusakan lapangan
yang disebabkan oleh mesin pemeliharaan, serta melaporkan kerusakan
kepada supervisor mesin dan Golf Course Superintendent. Gambar 10
menunjukkan susunan organisasi PT Araya Megah Abadi Golf.
Gambar 14. Susunan Organisasi Divisi Golf Course Maintenance PT AMAG
Program Kerja Pemeliharaan
Program kerja kegiatan pemeliharaan meliputi tujuan, jenis dan kondisi
pekerjaan, pembuatan rencana kerja, prosedur pelaksanaan, dan standar pekerjaan.
Pembuatan program kerja kegiatan pemeliharaan harus selalu disesuaikan dengan
kondisi fisik lapangan, anggaran biaya pemeliharaan, dan tenaga kerja yang
kompeten sehingga menciptakan program kerja pemeliharaan yang ideal dan
dapat dilaksanakan dengan baik.
Program kerja pemeliharaan secara umum dibagi menjadi dua, yaitu
program kerja pemeliharaan rutin dan pemeliharaan tidak rutin/insidentil.
Program kerja pemeliharaan rutin merupakan kegiatan pemeliharaan yang
dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang sudah dibuat. Pada umumnya kegiatan
pemeliharaan rutin merupakan kegiatan pemeliharaan utama yang menentukan
kualitas lapangan golf. Kegiatan pemeliharaan rutin dapat berupa kegiatan
pemeliharaan harian, mingguan, bulanan, atau tahunan. Sedangkan kegiatan
pemeliharaan insidentil merupakan kegiatan pemeliharaan yang dilakukan hanya
pada waktu tertentu.
Setiap kegiatan pemeliharaan berada di bawah pengawasan masing-
masing supervisor dan chief. Pengawasan yang dilakukan meliputi pengawasan
persiapan pelaksanaan pekerjaan, pengawasan pelaksanaan pekerjaan, serta
pengawasan pasca pelaksanaan pekerjaan. Pengawasan persiapan pelaksanaan
pekerjaan mencakup persiapan alat dan bahan pemeliharaan serta tenaga kerja
pelaksana, pengawasan pelaksanaan pekerjaan meliputi prosedur dan standar
pelaksanaan pekerjaan, sedangkan pengawasan pasca pelaksanaan pekerjaan
meliputi evaluasi hasil pekerjaan dan penyimpanan kembali alat pelaksaan
pekerjaan. Kegiatan administrasi dapat dilakukan pada tahap persiapan pekerjaan
maupun tahap pasca pelaksanaan pekerjaan. Namun, kegiatan administrasi yang
dilakukan pada tahap persiapan dan dilaporkan kembali pada tahap pasca
pelaksaan pekerjaan merupakan kegiatan administrasi yang ideal.
Tenaga Kerja Araya Golf and Family Club
Jumlah tenaga kerja Araya Golf and Family Club berjumlah 250 orang
yang tersebar dalam enam departemen, yaitu House Maintenance & Mechanical
Enginering, Human Resources Development, Golf Operational & Golf Course
Maintenance, Restaurant & Food Beverages, Family Club, dan Marketing
Departement. Dalam departemen Golf Operational & Golf Course Maintenance,
terdapat 126 tenaga kerja yang terbagi dalam dua divisi yaitu divisi Golf
Operational (GO) dan divisi Golf Course Maintenance (GCM). Tenaga kerja
divisi GO terbagi dalam dua jenis, yaitu tenaga kerja tetap dan tenaga kerja
kontrak. Tenaga kerja kontrak pada umumnya bekerja sebagai caddy, dengan
jumlah saat ini sebanyak 55 orang. Sedangkan tenaga kerja tetap berjumlah 7
orang.
Secara keseluruhan, dalam divisi GCM terdapat 57 orang tenaga kerja.
Sebanyak 16 orang bekerja sebagai tenaga kerja tetap, dan 41 orang bekerja
sebagai tenaga kerja harian. Sebagian besar merupakan tenaga kerja harian wanita
yang bekerja sebagai tenaga kerja weeder atau yang sering disebut tenaga kerja
pencabut rumput. Komposisi tenaga kerja pada divisi GCM secara lengkap dapat
dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Komposisi Tenaga Kerja Divisi Golf Course Maintenance AGFC


Tenaga Kerja TK Tetap TK Harian Jumlah
Pria 15 17 32
Wanita 1 24 25
Jumlah 16 41 57
Sumber : Divisi Golf Course Maintenance AGFC

Tenaga kerja divisi GCM bekerja selama 7-8 jam/hari. Tenaga kerja tetap
bekerja sebanyak 6 hari dalam satu minggu, sedangkan tenaga kerja harian
bekerja 4-6 hari dalam seminggu. Jumlah hari kerja tenaga kerja harian tergantung
dari kebutuhan tenaga kerja yang ada di lapangan pada minggu tersebut. Jam kerja
weeder dimulai sejak pukul 05.00-12.00 tanpa jam istirahat. Selain weeder, dalam
satu hari, tenaga kerja memperoleh jam istirahat selama 1 jam, kecuali pada Hari
Jumat yaitu selama 2 jam. Jam istirahat bagi tenaga kerja tetap yaitu pada pukul
12.00-13.00. Sedangkan bagi tenaga kerja harian, jam istirahat diberikan pada
pukul 9.00-10.00 dan pukul 11.00-12.00 pada Hari Jumat. Berikut adalah tabel
jam kerja tenaga kerja Araya Golf and Family Club.

Tabel 5. Komposisi Jam Kerja Divisi GCM Tenaga Kerja AGFC


Tenaga Kerja Hari Shift Waktu
Tetap Senin – Jumat - 08.00 – 16.00
Sabtu - 08.00 – 13.00
Harian
Weeder Senin - Jumat - 05.00 – 12.00
Sabtu - 05.00 – 10.00
Mekanik Senin - Kamis & Sabtu Pagi 05.00 – 13.00
Siang 10.00 – 18.00
Jumat Pagi 05.00 – 14.00
Sabtu & Minggu Pagi 05.00 – 10.00
Lanskap Senin - Kamis 05.00 – 13.00
Jumat 05.00 – 14.00
Sabtu Pagi 05.00 – 10.00
Siang 06.00 – 11.00
Irigasi Senin - Kamis Pagi 05.00 – 13.00
Siang 09.00 – 17.00
Jumat Pagi 05.00 – 10.00
Siang 13.00 – 21.00
Sabtu & Minggu Pagi 05.00 – 10.00
Siang 13.00 – 18.00
Operator Senin - Kamis Pagi 05.00 – 13.00
Siang 08.00 – 16.00
Sore 10.00 – 18.00
Jumat Pagi 05.00 – 14.00
Sabtu & Minggu Pagi 05.00 – 10.00
Siang 13.00 – 18.00
Sumber : Divisi Golf Course Maintenance AGFC (2009)
Jadwal kerja masing-masing sub divisi dibuat oleh masing-masing chief.
Namun jika ada tenaga kerja yang berhalangan hadir pada hari kerja yang telah
ditentukan, maka tenaga kerja tersebut dapat mengajukan pertukaran jadwal
dengan mengisi formulir pertukaran jadwal kerja (day off) dan harus mengganti
jam kerjanya di hari yang lain dengan mengisi formulir penggantian jadwal kerja
(day off payment) (Lampiran 3). Formulir pertukaran jadwal kerja harus diajukan
tiga hari sebelumnya dari hari yang ditentukan agar chief/supervisor dapat
mencari pengganti tenaga kerja sehingga pekerjaan pemeliharaan dapat tetap
berjalan dengan baik.
Setiap tenaga kerja juga memiliki hak cuti sebanyak 12 hari per tahun
yang dapat diajukan dengan mengisi formulir pengajuan cuti (Lampiran 4)
minimal satu minggu sebelumnya. Selain itu tenaga kerja juga memiliki hak cuti
khusus yang dapat digunakan ketika tenaga kerja memiliki keperluan yang
berkaitan dengan perkawinan, pengkhitanan, pembaptisan, kelahiran, dan
kematian, yang dapat diajukan selambat-lambatnya pada hari itu juga. Pengajuan
hak cuti khusus dapat dilakukan dengan mengisi formulir pengajuan ijin khusus
(Lampiran 5) yang diketahui oleh supervisor/chief masing-masing divisi.
Absensi tenaga kerja dilakukan dengan menggunakan kartu absensi. Baik
tenaga kerja bulanan maupun tenaga kerja harian, harus mampu mengikuti jam
kerja sesuai dengan yang telah ditentukan. Namun, jika tenaga kerja memiliki
keperluan tertentu yang mengakibatkan tenaga kerja tersebut datang terlambat
atau pulang lebih awal, tenaga kerja dapat melakukan permohonan dengan
mengisi formulir permintaan ijin (Lampiran 6) yang dilakukan pada hari itu juga.
Pengurangan jam kerja dapat dipertimbangkan sebagai hak cuti tenaga kerja bila
telah melebihi rentang waktu yang diijinkan.
Penambahan jam kerja tenaga kerja (lembur) dapat dilakukan sesuai
dengan kebutuhan di lapangan. Rentang jam kerja pada saat lembur adalah 3,5
jam sehari dengan upah kerja satu hari penuh. Sistem kerja lembur, dilakukan
secara rotasi pada masing-masing tenaga kerja agar tidak terjadi dominansi pada
sebagian tenaga kerja saja. Kegiatan penambahan jam kerja (lembur) dibuat oleh
Golf Course Superintendent dengan membuat surat perintah kerja lembur
(Lampiran 7) yang disetujui oleh General Manager dan diketahui oleh staf HRD.
Masing-masing supervisor wajib menyampaikan perintah lembur kepada masing-
masing tenaga kerja pada divisinya.
Sistem pembagian upah tenaga kerja dibagi dalam dua jenis. Upah tenaga
kerja tetap dibayarkan melalui rekening bank pada awal bulan, sedangkan upah
tenaga kerja harian dibayarkan secara langsung kepada masing-masing tenaga
kerja, yang dilakukan oleh sekretaris GCM dan staf HRD setiap dua minggu
sekali pada Hari Jumat. Upah yang diterima tenaga kerja harian disesuaikan
dengan hari kerja yang dilaksanakan pada dua minggu tersebut. Upah tenaga kerja
harian pria per hari adalah Rp 29.000,- sedangkan upah tenaga kerja harian wanita
per hari adalah Rp 28.000,-. Uang makan sebesar Rp 4.000,- per hari, beserta
tunjangan kesehatan sebesar Rp 10.000,- dan upah lembur sebesar Rp 27.000,- per
hari dibayarkan bersamaan dengan pembayaran upah dua mingguan tenaga kerja.

Peralatan dan Bahan


Peralatan pekerjaan pemeliharaan terdiri dari peralatan besar (mesin) dan
peralatan manual. Mesin pemeliharaan berada di bawah pengelolaan bagian
mekanik dan selalu berada pada kondisi siap pakai sesuai jam kerja tenaga kerja
operator. Peralatan manual seperti cangkul, golok, gergaji, dan beberapa jenis
perlatan manual lainnya, pada awalnya disediakan oleh divisi pemeliharaan.
Namun karena kurangnya tanggung jawab tenaga kerja terhadap peralatan
tersebut, maka pada saat ini peralatan manual disediakan sendiri oleh masing-
masing tenaga kerja.
Sebelum penggunaan perlatan (mesin) pemeliharaan, masing-masing
operator wajib memeriksa ulang kondisi mesin yang akan digunakan.
Pemeriksaan ulang yang umum dilakukan adalah pemeriksaan bahan bakar, oli
mesin, air radiator, dan tekanan angin ban. Seluruh kegiatan pemeriksaan ulang
dilakukan sendiri oleh operator. Setelah penggunaan, mesin pemeliharaan harus
dicuci oleh operator, dan dimasukkan kembali ke dalam bengkel pemeliharaan.
Jika terjadi kerusakan pada saat penggunaan, operator wajib melaporkan kepada
mekanik agar kerusakan dapat segera diatasi sehingga kerusakan tidak
menghambat pekerjaan berikutnya.
Bahan-bahan untuk kegiatan pemeliharaan yang meliputi bahan kimia dan
spare part mesin pemelihaan diajukan oleh masing-masing chief melalui
supervisor atau melalui sekretaris. Pengajuan dilakukan kepada pihak gudang
dengan mengunakan formulir pengajuan barang (Lampiran 8) atau formulir
permintaan pemesanan barang (Lampiran 9). Setiap penggunaan dicatat dalam
buku transaksi untuk memudahkan sekretaris membuat laporan dan pengajuan
barang berikutnya.

Rencana Anggaran Biaya


Golf Course Maintenance memiliki Rencana Anggaran Biaya (RAB) per
tahun yang dibuat oleh Golf Course Superintendent. RAB dibuat dengan tujuan
untuk mengetahui perkiraan dana yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan
pemeliharaan selama satu tahun yang meliputi biaya tenaga kerja, biaya
operasional pemeliharaan, dan biaya lain seperti biaya transportasi, perjalanan
dinas, keperluan kantor, pelatihan, dan lain-lain. Sumber dana RAB diperoleh dari
pendapatan family club, pendapatan pro shop, pendapatan turnamen, biaya
membership, biaya permainan, restoran pada club house, dan sponsorship.
Biaya operasional pemeliharaan padang golf AGFC tahun 2008 sebesar
Rp 1.926.567.935,- dengan pendapatan PT AMAG sebesar Rp 9.339.661.128,-.
Anggaran biaya PT AMAG tahun 2008 ditunjukkan pada Tabel 6.

Tabel 6. Anggaran Biaya PT AMAG Tahun 2008


Keterangan Jumlah (Rp) Jumlah (Rp)
Pendapatan 9.339.661.128
Golf Course 3.127.303.250
Family Club 1.809.879.500
Restaurant 2.840.228.378
Banquet 1.562.250.000
HPP 5.426.130.908
Golf Course 1.926.567.935
Family Club 911.870.623
Restaurant 2.103.339.777
Banquet 484.352.573
Biaya Umum dan Administrasi 2.953.856.885
Biaya Pegawai 1.479.778.761
Biaya Kantor 146.615.000
Biaya Pemasaran 70.071.500
Biaya Umum 793.441.568
Biaya Bank 57.501.752
Biaya Penyusutan 209.168.304
Biaya Pemeliharaan 197.280.000
Laba 959.673.335
Sumber : Divisi Golf Course Maintenance AGFC (2009)
PEMELIHARAAN AREA PERMAINAN

Golf merupakan olahraga yang sangat mengandalkan kondisi rumput yang


baik di lapangan. Untuk menjaga kondisi rumput agar tetap berada dalam kondisi
yang baik, perlu dilakukan beberapa jenis teknik pemeliharaan, antara lain
pemangkasan, penyiraman, pemupukan, pengendalian gulma, hama dan penyakit
tanaman, serta kegiatan kultivasi.

Pemangkasan
Pemangkasan rumput dilaksanakan setiap hari, dimulai sejak pukul 05.00
WIB sampai pukul 12.30 WIB. Mesin pangkas rumput yang digunakan terdiri dari
dua jenis peralatan, yaitu walking behind mower dan riding mower. Mesin
walking behind mower digunakan dengan cara didorong, sedangkan mesin riding
mower digunakan dengan cara dikendarai.
Pemangkasan pada setiap area permainan dilakukan dengan frekuensi dan
ketinggian yang berbeda-beda. Ketinggian rumput juga disesuaikan dengan fungsi
dari masing-masing area. Selain itu, arah pemangkasan rumput, atau pola
pemangkasan rumput, diubah secara rutin setiap hari. Tabel 7 menunjukkan
frekuensi, tinggi pemangkasan, dan alat yang digunakan dalam pemangkasan.

Tabel 7. Pemangkasan di AGFC


Area Pemangkasan
Green Collar & Fairway Tee box Rough
Apron
Frekuensi
per minggu 7 kali 3 kali 3 kali 3 kali 1 kali

Tinggi
pangkasan
3,2 – 4,5 8-10 14-18 8-10 27-35
(mm)

Alat Green Greens LF 3400 Greens Tri King


Mower atau King IV atau LF King IV 1900 D atau
Greens King 3800 Five Gang
IV Mower
Sumber : Divisi Golf Course Maintenance (2009) dan Pengamatan (2009)
Pemangkasan Green
Pemangkasan rumput pada area green dilakukan setiap hari. Pemangkasan
dilakukan dengan menggunakan mesin walking behind green mower Jacobsen
PGM 22 atau mesin riding mower Jacobsen Greens King IV plus.
Mesin PGM 22 dijalankan dengan menggunakan bahan bakar bensin. Alat
ini dioperasikan dengan cara didorong pada kecepatan yang konstan. Pada bagian
depan alat ini, terdapat box penampung hasil pemangkasan rumput yang disebut
dengan catcher. Catcher merupakan box yang terbuat dari bahan plastik, yang
dapat dipasang dan dilepas sesuai kebutuhan. Catcher dipasang ketika alat akan
digunakan untuk memotong, sedangkan ketika catcher sudah menampung cukup
banyak hasil pemangkasan rumput, catcher dapat dilepas untuk kemudian dibuang
hasil pemangkasannya. Pemangkasan rumput dengan menggunakan PGM 22 yang
menghasilkan potongan setinggi 3,5 mm ditunjukkan pada Gambar 15.

Gambar 15. Pemangkasan Green dengan Menggunakan Jacobsen PGM 22

Greens King IV plus produksi Jacobsen merupakan alat pemangkas


rumput yang dioperasikan dengan cara dikendarai. Alat ini memiliki reel mower
sebanyak tiga buah, dua buah terletak di bagian depan alat, dan satu buah terletak
di bagian tengah alat. Alat ini memiliki tuas pengatur kecepatan rendah, sedang,
atau tinggi. Kecepatan rendah atau sedang digunakan pada saat alat digunakan
untuk proses pemangkasan. Sedangkan kecepatan tinggi digunakan pada saat
mengendarai alat untuk dipindahkan dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Greens
King IV plus memiliki catcher yang dapat menampung hasil pemangkasan
rumput yang dapat dipasang maupun dilepaskan. Pada umumnya, catcher tidak
digunakan ketika area yang akan dipangkas baru mengalami pemupukan atau
aplikasi pengendalian gulma.

Gambar 16. Arah Pemangkasan Green

Arah pemangkasan rumput pada area green mengikuti pola arah jarum
jam, yaitu arah 6-12 pada Hari Senin, arah 1-7 pada Hari Selasa, arah 2-8 pada
Hari Rabu, arah 3-9 pada Hari Kamis, arah 4-10 pada Hari Jumat, arah 5-11 pada
Hari Sabtu, dan arah 6-12 pada Hari Minggu. Pengubahan arah pemangkasan
rumput dilakukan untuk menghindari terjadinya pemadatan tanah serta untuk
mempertahankan agar rumput tetap tumbuh tegak, tidak rebah kearah tertentu.

Tabel 8. Jadwal Pola Pemangkasan


Hari Arah Pangkasan
Senin 6-12
Selasa 1-7
Rabu 2-8
Kamis 3-9
Jumat 4-10
Sabtu 5-11
Minggu 6-12
Sumber : Divisi Golf Course Maintenance AGFC (2009)
Pemangkasan Tee box
Pemangkasan area tee box dilakukan sebanyak tiga kali dalam satu
minggu, yaitu pada Hari Senin, Rabu, dan Jumat, dengan menggunakan Greens
King IV plus produksi Jacobsen (Gambar 17). Pemangkasan rumput pada area tee
box dipertahankan pada ketinggian rumput 10 mm. Arah pemangkasan rumput tee
box, menggunakan arah 6-12 pada Hari Senin, arah 2-8 pada hari Rabu, dan arah
4-10 pada Hari Jumat. Namun pada kondisi tertentu, seperti pada saat musim
kemarau dimana pertumbuhan rumput lebih lambat, pemangkasan dapat
dilakukan hanya sebanyak dua kali dalam satu minggu, yaitu pada Hari Senin dan
Jumat.

Gambar 17. Pemangkasan dengan Menggunakan Greens King IV

Pemangkasan Fairway
Pemangkasan area fairway dilakukan sebanyak tiga kali dalam satu
minggu, yaitu pada Hari Senin, Rabu, dan Jumat, dengan menggunakan LF 3400
atau LF 3800 (Gambar 18). Pemangkasan rumput pada area fairway
dipertahankan pada ketinggian rumput 14-18 mm. Arah pemangkasan rumput
fairway, menggunakan arah 6-12 pada Hari Senin, arah 2-8 pada hari Rabu, dan
arah 4-10 pada Hari Jumat. Namun pada kondisi tertentu, pemangkasan dapat
dilakukan hanya sebanyak dua kali dalam satu minggu, yaitu pada Hari Senin dan
Jumat.
Gambar 18. Jacobsen LF 3800

Pemangkasan Rough
Pemangkasan area rough dilakukan setiap hari dengan menggunakan Tri
King 1900 D atau mower tipe five gang yang dioperasikan dengan ditarik
menggunakan traktor. Pemangkasan dilakukan setiap hari secara memutar dan
bertemu pada satu titik awal dalam jangka waktu satu minggu. Tri King 1900 D
digunakan untuk memangkas rumput pada area yang luasannya kecil dan miring,
seperti area di sekitar tee box. Sedangkan mower tipe five gang (Gambar 19)
digunakan untuk memangkas rumput pada area yang lebih luas dan datar. Selain
itu, mower gendong juga digunakan untuk memangkas rumput pada area sekitar
pohon. Pemangkasan rumput pada area rough dipertahankan pada ketinggian
rumput 27-35 mm.

Gambar 19. Pemangkasan dengan Menggunakan Mower Tipe Five Gang

Penyiraman
Sistem irigasi di Araya Golf and Family Club (AGFC) menggunakan
sprinkler yang dioperasikan secara manual. Sprinkler yang digunakan untuk
irigasi lapangan golf Araya terdiri dari berbagai tipe, yaitu “Eagle 900 rotor
series” dan “Eagle 500 Rotor Series”, pada daerah green, fairway, dan tee box,
sedangkan pada daerah rough sprinkler yang digunakan yaitu “Eagle 950 Rotor
Series” yang mempunyai sistem part circle (rotasi tidak berputar penuh -360○-).
Sprinkler “Eagle 900 Rotor Series” mempunyai radius penyiraman 70 ft
(21 meter) dari titik sprinkler pada tekanan lebih besar atau sama dengan 60 psi
dengan rata-rata debit tercurah lebih besar atau sama dengan 774l/menit. Dan
pada daerah tee box yang memiliki luas area lebih sempit, digunakan sprinkler
“Eagle 500 Rotor Series” yang mempunyai radius penyiraman lebih kecil atau
sama dengan 35 ft (10 meter) dan debit tercurah 278,6 l/menit pada tekanan lebih
besar atau sama dengan 60 psi. Lama penyiraman dilakukan antara 7-12 menit
atau sesuai kebutuhan. Penyiraman area permainan dengan menggunakan
sprinkler ditunjukkan pada Gambar 20.

Gambar 20. Penyiraman dengan Menggunakan Sprinkler

Pemupukan
Pemupukan diperlukan untuk mencukupi kebutuhan hara bagi tanaman.
Jenis pupuk, dosis, dan waktu aplikasi disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.
Pemupukan green dilakukan satu kali dalam satu minggu. Jenis pupuk yang
digunakan adalah pupuk granul yang terdiri dari NPK femoscub 14-14-17, NPK
15-15-15, urea, dan pupuk cair yang terdiri dari OTO (olah tanah otomatis),
antidol, dan adaptor.
Gambar 21. Pemupukan dengan Menggunakan Bak Vicon (Kiri)
dan dengan Menggunakan TORO Workman 3200 (Kanan)

Pupuk dalam bentuk granul (butiran) diaplikasikan dengan menggunakan


walking scott spreader untuk area green dan teebox atau menggunakan traktor
dengan bak ”vicon” (Gambar 21) untuk aplikasi pada area fairway, sedangkan
pupuk dalam bentuk cair diaplikasikan dengan menggunakan knapsack atau
workman TORO 3200 boom sprayer (Gambar 21). Dosis pemupukan ideal adalah
sebesar 0,75-1 g N/m2. Namun dosis pemupukan yang sering digunakan pada
green dan teebox dengan menggunakan pupuk granul adalah 14-15 g/m2,
sedangkan pemupukan pada area fairway menggunakan dosis pupuk sebesar 15-
18,5 g/m2.

Pengendalian Gulma, Hama dan Penyakit Tanaman


Kegiatan pengendalian gulma, hama dan penyakit dilakukan untuk
menekan pertumbuhan populasi gulma, hama, dan penyakit yang terjadi di
lapangan. Pengendalian gulma di AGFC dilakukan secara manual dan kimiawi.
Pengendalian secara manual dilakukan oleh weeder yang bekerja sejak pukul 5
pagi hingga pukul 12 siang. Sedangkan pengendalian secara kimiawi, dilakukan
oleh 3 orang staf bagian rumput dengan menggunakan knapsack (Gambar 22) atau
boomsprayer. Dosis herbisida atau pestisida yang digunakan sangat bervariasi,
tergantung dari kondisi dari masing-masing area. Pengendalian gulma secara
kimiawi dilakukan setiap 2-3 minggu sekali pada area green dan teebox.
Sedangkan pada area fairway, pengendalian gulma secara kimiawi dilakukan
secara insidentil. Penggunaan zat kimiawi untuk pemberantasan gulma dan
penyakit dapat diaplikasikan bersama dengan penggunaan pupuk.
Gambar 22. Aplikasi Pestisida Menggunakan Knapsack

Tabel 9. Identifikasi Gulma di Lapangan


Gulma Gulma
Putri malu (Mimosa pudica) Rumput torpedo (Panicum repens)
Rumput gajah (Axonophus compressus) Brobosan (Alysicarpus longifolius)
Teki (Cyperus rotundus) Lamuran (Dicantium caricosum)
Alang – alang (Imperata cylindrical) Krokot cina (Dentela Repens)
Sumber : Pengamatan di Lapang (2009)

Tabel 10. Pestisida yang digunakan di AGFC


Nama / Jenis Konsentrasi
INSEKTISIDA
Akodani 200 EC 1,5 – 3 ml/l
Decis 2,5 EC 0,5 – 1 ml/l
Dursban 200 EC 2 – 3 ml/l
HERBISIDA
Ally 20 WDG 100 – 200 g/450 l air/ha
Krismat 5 – 15 g/l
Round up 200 ml/15 l air/600 m2
FUNGISIDA
Dithane M45 3-6 g/l atau 1-2 kg/ha
Daconil 70 WP 3-6 g/l atau 1-2 kg/ha
Sumber : Divisi Golf Course Maintenance AGFC (2009)
Kegiatan Kultivasi
Injakan pemain maupun caddie dapat menyebabkan pemadatan pada area
green. Kegiatan kultivasi merupakan salah satu cara yang mampu memperbaiki
pertukaran udara dan air di dalam tanah. Kegunaan lain dari kultivasi adalah
merusak dan menghancurkan lapisan tanah yang tidak sesuai, memperbaiki
resiliensi tanah, dan merangsang pelapukan thatch. Kegiatan kultivasi yang
dilakukan di AGFC antara lain adalah coring, vertidrain, dan verticut.

Coring
Coring merupakan kegiatan kultivasi yang bertujuan untuk mengangkat
media tanah, akar, batang, dan daun dengan kedalaman tertentu, pada umumnya
3-5 cm. Kegiatan ini bertujuan untuk memperbaiki lapisan tanah serta mengurangi
kepadatan tanah, sehingga pertukaran air dan udara dapat berlangsung dengan
baik dan tidak terjadi genangan air. Selain itu, kegiatan ini juga umum dilakukan
ketika area tertentu membutuhkan bibit rumput untuk kegiatan penanaman.

Gambar 23. Kegiatan Kultivasi (Coring) dengan Menggunakan Greens Aerator

Coring pada area green dilakukan sesuai kebutuhan. Alat yang digunakan
dalam kegiatan ini adalah ”Greens Aerator” (Gambar 23). Setelah kegiatan coring
dilaksanakan, pada umumnya dilakukan kegiatan top dressing, rolling, dan
pemupukan untuk mempercepat proses pemulihan.

Vertidrain
Vertidrain merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memperbaiki aerasi
tanah dan memperbaiki sirkulasi udara dengan kedalaman tertentu. Vertidrain
dilakukan 1-2 bulan sekali tergantung kebutuhan di lapangan. Alat yang
digunakan dalam kegiatan ini adalah Vertidrain 7007 dengan 12 pin, sudut 75○,
dan kedalaman 8-12 cm. Kegiatan yang umum dilakukan setelah kegiatan
vertidrain adalah rolling. Top dressing tidak selalu dilakukan, tergantung pada
kebutuhan. Gambar 24 menunjukkan gambar mesin vertidrain 7007.

Gambar 24. Vertidrain 7007

Verticut
Kegiatan verticut merupakan kegiatan pemangkasan secara vertikal yang
dilakukan untuk mengurangi kepadatan batang dan daun yang berada di atas
permukaan tanah. Kegiatan ini juga bertujuan untuk mengurangi kepadatan thatch
dan memberikan ruang untuk pertumbuhan rumput yang baru. Alat yang
digunakan adalah Greens King IV plus dengan menggunakan pisau verticutting
yang ditunjukkan pada Gambar 25.

Gambar 25. Kegiatan Verticut dengan Menggunakan Greens King IV

Rumput hasil kegiatan verticut dibersihkan secara manual. Kegiatan


pembersihan diikuti dengan kegiatan pemangkasan yang bertujuan untuk
memangkas rumput yang sudah terangkat. Pada umumnya kegiatan verticut
diakhiri dengan kegiatan top dressing dan penyiraman, yang bertujuan untuk
menambah media, khususnya pasir.

Top Dressing
Top dressing merupakan salah satu aspek penting dalam pemeliharaan
padang golf. Top dressing dapat dilakukan di seluruh area padang golf, namun
frekuensi tertinggi dilakukan di area green. Top dressing di AGFC dilakukan
secara insidentil, dengan melihat kondisi green pada saat itu. Pada umumnya, top
dressing dilakukan dengan mengikuti kegiatan kultivasi yang dilakukan.
Top dressing merupakan kegiatan penambahan media yang berupa pasir.
Pasir yang digunakan di AGFC adalah pasir hitam Lumajang dengan diameter 1-3
mm untuk area green, dan 3-5 mm untuk area tee box, fairway, dan rough.
Aplikasi top dressing dilakukan secara manual dengan menggunakan sekop.
Kegiatan ini dilakukan oleh 3-4 orang. Setelah itu dilakukan matting secara
manual dengan menggunakan sapu lidi. Kegiatan matting dilakukan oleh 4-5
orang weeder. Gambar 26 menunjukkan kegiatan top dressing dan matting.

Gambar 26. Kegiatan Top Dressing dan Matting

Pemeliharaan Bunker
Hazard (rintangan) yang terdapat di Araya Golf and Family Club berupa
bunker dan danau. Bunker merupakan rintangan berupa cekungan yang berisi
pasir berwarna putih. Pada umumnya bunker terletak di tepi fairway, rough,
maupun di sekitar green. Bentuk dan ukuran bunker sangat bervariasi, dengan
tujuan untuk memberikan kesan visual dan kesulitan yang berbeda-beda bagi para
pemain.
Pemeliharaan bunker bertujuan untuk menjaga kerapian, kebersihan, dan
keindahan bunker, selain untuk menjaga agar bunker tetap berada pada kondisi
yang sesuai untuk permainan. Pemeliharaan bunker yang dilakukan di Araya Golf
and Family Club terdiri dari kegiatan penggemburan pasir, penambahan pasir, dan
pemangkasan slope bunker (Gambar 27).

Gambar 27. Penggemburan Pasir Bunker (Kiri) dan


Pemangkasan Slope Bunker (Kanan)

Penggemburan pasir dilakukan setiap hari secara manual menggunakan


hand rake. Penggemburan pasir meliputi pembersihan pasir dari gulma,
penggemburan, dan pembentukan alur pasir. Pada umumnya, setelah terjadi hujan
lebat, sebagian pasir dalam bunker akan terbawa oleh aliran air dan menumpuk
pada bagian tengah bunker, sehingga perlu dilakukan penggemburan untuk
merapikan pasir dan mencegah terjadinya genangan.
Penambahan pasir bunker dilakukan untuk menjaga kuantitas pasir dalam
bunker, sebab hujan, angin, dan pukulan bola pemain dapat mengurangi kuantitas
pasir dalam bunker. Sama halnya dengan penambahan pasir yang dilakukan satu
minggu sekali, pemangkasan slope bunker juga dilakukan satu minggu sekali.
Pemangkasan slope bunker dilakukan dengan menggunakan mower gendong.
Pemangkasan slope bunker bertujuan untuk mempertahankan ketinggian rumput
yang tidak dapat dijangkau oleh mesin pemangkasan seperti Greens King IV atau
mower tipe five gang.
Pemeliharaan Fasilitas dan Utilitas
Kegiatan pemeliharaan fasilitas dan utilitas bertujuan untuk
mempertahankan kondisi fasilitas dan utilitas, sehingga penggunaan fasilitas dan
utilitas sebagai sarana penunjang permainan, tidak mengganggu berjalannya
permainan. Kegiatan ini meliputi kegiatan pemeliharaan gazebo, sistem irigasi
dan drainase, jalur sirkulasi (car path), dan pemeliharaan mesin kerja.

Pemeliharaan Gazebo
Pemeliharaan rutin yang dilakukan adalah kegiatan pembersihan dari
sampah, baik sampah dedaunan maupun sampah yang ditinggalkan oleh pemain
pada saat berisitirahat di gazebo. Kegiatan ini dilakukan oleh weeder sebelum
melakukan kegiatan pembersihan (penyapuan) lapangan dan weeding. Weeder
yang bertanggung jawab atas kebersihan gazebo adalah weeder yang bertugas di
lapangan pada hole tersebut.
Selain kegiatan pembersihan yang rutin dilakukan, ada pula kegiatan yang
dilakukan secara insidentil (tidak rutin). Salah satunya adalah kegiatan perbaikan
gazebo. Kegiatan perbaikan yang dilakukan antara lain adalah kegiatan perbaikan
atau penggantian atap gazebo yang terbuat dari alang-alang. Selain itu, dilakukan
juga kegiatan perbaikan elemen yang berada di dalam gazebo seperti perbaikan
meja dan bangku kayu. Kegiatan perbaikan tersebut dilakukan oleh tenaga kerja
yang berada dalam bidang lanskap.

Pemeliharaan Sistem Irigasi dan Saluran Drainase


Pemeliharaan sistem irigasi dan saluran drainase dilakukan untuk menjaga
kondisi sistem irigasi dan saluran drainase agar tetap berfungsi secara optimal
sehingga tidak mengganggu kegiatan pemeliharaan yang pada akhirnya dapat
mengganggu kondisi lapangan dan kegiatan permainan (Gambar 28). Kegiatan
pemeliharaan sistem irigasi lebih dominan pada kegiatan pemeliharaan yang rutin
dilakukan, yang meliputi :
1. Rumah Pompa, meliputi kegiatan pemeliharaan kebersihan dan fungsi
kerja dari rumah pompa.
2. Pompa, meliputi kegiatan pengecekan dan pengaturan distribusi air dari
danau menuju sprinkler.
3. Saluran Air, meliputi kegiatan pembersihan filter dari daun-daun serta
sampah yang terjaring dan menempel pada filter saluran air.
4. Pipa-pipa penyambung, meliputi kegiatan pengecekan rutin terhadap
jaringan pipa dari kebocoran dan kerusakan lain serta perbaikan tuas pada
pipa.
5. Sprinkler, meliputi kegiatan pemangkasan rumput disekitar sprinkler,
pembersihan dari sisa top dress, serta melakukan pengecekan terhadap
kondisi sprinkler.
6. Control valve, meliputi kegiatan pembersihan dan kegiatan pengecekan
terhadap kondisi tuas valve.

Gambar 28. Perbaikan Saluran Drainase

Kegiatan pemeliharaan rutin yang dilakukan, secara umum bertujuan


untuk mengetahui kondisi seluruh elemen yang ada di lapangan. Kerusakan yang
diketahui pada saat dilakukannya pemeliharaan rutin, dapat segera diperbaiki atau
dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Kegiatan perbaikan ini
tergolong dalam kegiatan pemeliharaan insidentil.
Selain kegiatan pemeliharaan sistem irigasi, kegiatan pemeliharaan saluran
drainase juga dilakukan secara rutin. Kegiatan pemeliharaan yang rutin dilakukan
adalah kegiatan pemeliharaan bak kontrol yang meliputi kegiatan pemangkasan
rumput di sekitar bak kontrol, membersihkan saluran bak kontrol, serta
pengecekan kondisi tutup saluran bak kontrol. Sedangkan kegiatan yang tidak
rutin dilakukan adalah pengecekan kondisi lapisan tanah, yang hanya dilakukan
jika terlihat adanya genangan air di lapangan.

Pemeliharaan Jalur Sirkulasi (carpath)


Sebagai jalur sirkulasi dalam area permainan lapangan golf, carpath
memerlukan tingkat pemeliharaan yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan karena
pengguna lapangan golf yang terdiri dari pemain, pemelihara, maupun tenaga
kerja lainnya menggunakan jalur sirkulasi ini sebagai jalur sirkulasi utama.
Pemeliharaan yang dilakukan bertujuan untuk menjaga keamanan dan
kenyamanan pengguna.
Pemeliharaan yang dilakukan pada jalur sirkulasi antara lain adalah
penyapuan jalur sirkulasi dari sampah, terutama sampah dedaunan. Penyapuan
jalur sirkulasi dilakukan setiap hari oleh weeder, sesuai dengan lokasi kerja
masing-masing. Pada kondisi tertentu, misalnya pada saat pekerjaan weeding
cukup banyak maupun pada saat jalur sirkulasi tidak terlalu banyak sampah,
pekerjaan penyapuan dapat dilakukan satu kali dalam dua hari.
Selain pekerjaan penyapuan jalur sirkulasi, pekerjaan pemeliharaan yang
dilakukan adalah perbaikan elemen carpath (Gambar 29). Pohon yang terletak
terlalu dekat dengan carpath pada umumnya akan memiliki akar pohon yang
merusak carpath. Akar pohon menyebabkan conblock carpath terangkat dan
membentuk timbunan. Selain mengganggu secara visual, timbunan tersebut
menimbulkan gangguan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna. Kegiatan
perbaikan dilakukan hanya pada titik-titik yang mengalami kerusakan.

Gambar 29. Perbaikan Carpath


Pemeliharaan Mesin Kerja
Kegiatan pemeliharaan mesin kerja dilakukan untuk menjaga kondisi
mesin kerja sehingga mesin kerja selalu berada dalam kondisi siap untuk
digunakan. Selain untuk menjaga kualitas mesin kerja, hal ini juga dilakukan
untuk efisiensi waktu kerja bagi operator. Kegiatan pemeliharaan terdiri dari
kegiatan pemeliharaan rutin dan kegiatan pemeliharaan insidentil. Kegiatan
pemeliharaan rutin yang dilakukan antara lain :
1. Mengasah pisau mesin pemangkas rumput.
2. Memeriksa kondisi mesin sebelum dan sesudah digunakan.
3. Memeriksa kondisi pelumas dan ketersediaan air radiator.
4. Melakukan penggantian spare part secara teratur.
5. Melakukan penggantian oli secara teratur.
6. Mengisi bahan bakar sebelum digunakan.
7. Mencuci mesin setelah digunakan.
Kegiatan pemeliharaan mesin kerja ini dilakukan oleh tenaga kerja bagian
mekanik yang terdiri dari satu orang kepala mekanik dan tiga orang tenaga kerja
mekanik. Jam kerja bagian mekanik disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan,
sehingga tenaga kerja memiliki jam kerja yang berubah-ubah, kecuali bagi kepala
mekanik yang memiliki jam kerja tetap yaitu pukul 08.00-16.00. Kegiatan
pemeliharaan mesin kerja rutin dilakukan di dalam bengkel kerja mekanik,
sedangkan pemeliharaan mesin kerja insidentil dapat dilakukan di dalam bengkel
maupun dilakukan langsung di lapangan. Jika terjadi kerusakan mesin kerja yang
tidak dapat diperbaiki oleh tenaga kerja mekanik, tenaga kerja mekanik dapat
mengajukan surat pengajuan perbaikan kendaraan (Lampiran 10).
PEMELIHARAAN AREA NON PERMAINAN

Pemeliharaan Lanskap di Lapangan

Pemangkasan Tanaman
Pemangkasan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mempertahankan bentuk dan ukuran tanaman, sesuai dengan desain awal
penanaman. Selain itu, dengan pemangkasan dapat dilakukan juga pengubahan
bentuk dan ukuran sesuai dengan keinginan pemilik dan pengelola, sehingga
terbentuk perubahan dinamika dalam kurun waktu tertentu. Pemangkasan
dilakukan pada semua tanaman yang ada di sekitar area non permainan, seperti
pohon, semak, perdu, dan tanaman penutup tanah sesuai dengan tujuan masing-
masing.
Pemangkasan tanaman penutup tanah merupakan kegiatan pemangkasan
yang rutin dilakukan di area non permainan. Hal ini disebabkan karena tanaman
penutup tanah merupakan tanaman yang memiliki tingkat pertumbuhan yang
cukup tinggi, sehingga dalam jangka waktu tertentu tanaman penutup tanah sudah
tidak terlihat indah secara estetika dan dapat mengganggu secara fungsional.
Pemangkasan tanaman penutup tanah di area non permainan dilakukan 1 bulan
sekali. Pemangkasan diawali pada area non permainan yang dekat atau berada di
sekitar area permainan, khususnya pada area jatuhnya bola. Area jatuhnya bola
adalah area yang berada di tepi kanan-kiri area permainan, dengan jarak 100-200
meter dari teebox.
Selain pemangkasan tanaman penutup tanah, pemangkasan juga dilakukan
pada tanaman merambat, semak, perdu, dan pohon. Pemangkasan semak, perdu,
dan pohon, dilaksanakan 1-2 bulan sekali, tergantung pada kecepatan
pertumbuhan masing-masing tanaman. Pemangkasan yang rutin dilakukan adalah
pemangkasan semak yang berfungsi sebagai tanaman pagar dan tanaman
merambat yang tumbuh pada pergola, sedangkan pemangkasan perdu dan pohon
dilakukan secara insidentil. Pemangkasan perdu dan pohon di Araya Golf and
Family Club bertujuan untuk mengurangi tajuk-tajuk yang menyebabkan adanya
naungan pada area permainan, khususnya green dan teebox. Hal ini disebabkan
karena adanya naungan pada area green dan teebox dapat menyebabkan rumput
pada area tersebut tumbuh tidak sempurna sehingga terjadi kebotakan rumput.
Kegiatan pemangkasan tanaman merambat dan dahan pohon ditunjukkan pada
Gambar 30.

Gambar 30. Pemangkasan Tanaman Merambat (Kiri) dan


Pemangkasan Dahan Pohon (Kanan)

Kegiatan pemangkasan dilakukan oleh tenaga kerja dari bagian lanskap.


Pemangkasan area tanaman penutup tanah dilakukan oleh dua orang tenaga kerja
dengan menggunakan mower gendong. Pemangkasan tanaman merambat dan
semak dilakukan oleh dua orang tenaga kerja dengan menggunakan sabit.
Sedangkan pemangkasan pohon dilakukan oleh dua orang tenaga kerja dengan
menggunakan gergaji dan golok.

Penyiraman
Area non permainan tidak menjadi fokus utama dalam pemeliharaan
lapangan golf, namun kegiatan pemeliharaan tetap harus dilaksanakan untuk
menjaga agar lanskap lapangan golf tetap terlihat indah secara estetika dan
fungsional. Salah satu kegiatan pemeliharaan yang mudah dan rutin dilakukan
adalah penyiraman. Penyiraman area non permainan dilakukan satu kali dalam
satu hari dan tidak dilakukan pada saat hari hujan.
Penyiraman dilakukan oleh satu orang tenaga kerja bagian lanskap dengan
menggunakan selang plastik berukuran panjang 50 meter dan diameter 3/4”.
Sumber air berasal dari sprinkler yang terdapat disekitar area permainan. Untuk
tanaman yang dekat dengan sprinkler, penyiraman dilakukan bersamaan dengan
kegiatan penyiraman area permainan.

Pemupukan
Kegiatan pemupukan di area non permainan merupakan kegiatan yang
tidak rutin dilakukan. Pada umumnya, kegiatan pemupukan hanya dilakukan pada
saat penanaman tanaman baru dengan menggunakan pupuk kandang. Hal ini
disebabkan karena adanya keterbatasan biaya untuk melaksanakan kegiatan
pemupukan ini. Selain itu, terbatasnya jumlah tenaga kerja dan banyaknya jumlah
tanaman yang ada di AGFC juga menjadi bahan pertimbangan ketika akan
dilaksanakan kegiatan pemupukan.

Pengendalian Gulma, Hama, dan Penyakit Tanaman


Pengendalian gulma, hama, dan penyakit tanaman dilakukan secara
manual dan kimiawi. Pengendalian secara manual pada umumnya diterapkan
untuk melakukan pengendalian gulma, sedangkan pengendalian hama dan
penyakit tanaman dilakukan secara kimiawi. Beberapa jenis hama dan penyakit
tanaman dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Identifikasi Hama dan Penyakit pada Tanaman Lanskap


Jenis Tanaman yang Pestisida yang
Jenis HPT
Diserang Digunakan
Hama Tanaman
Ulat Daun Dadap merah Dursban
Ulat Bulu Sengon Dursban
Rayap Kelapa Furadan 3G
Penyakit Tanaman
Busuk Pangkal Batang Palem Dithane M 45
Bercak Daun Iris (Iris sp.) Daconil
Sumber : Pengamatan (2009)

Pengendalian gulma secara manual dilakukan oleh weeder satu kali dalam
satu bulan. Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan pisau kape, sapu lidi,
serta karung goni sebagai tempat sampah. Sedangkan pengendalian hama dan
penyakit tanaman yang dilakukan secara kimiawi, diaplikasikan dengan
menggunakan knapsack hand sprayer oleh dua orang tenaga kerja. Aplikasi
pestisida dilakukan hanya pada saat tanaman sudah mulai terserang. Aplikasi
pestisida secara preventif tidak rutin dilakukan.

Kegiatan Perbaikan Spot Tanaman


Pada kurun waktu tertentu, tanaman dapat mengalami kerusakan hingga
kematian yang menyebabkan kualitas estetika dan fungsional menjadi berkurang.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka dilakukan kegiatan perbaikan tanaman pada
titik-titik tertentu sesuai dengan kebutuhan pada area tersebut. Namun selain
kegiatan perbaikan yang dilakukan karena adanya kerusakan maupun kematian
tanaman, perbaikan spot tanaman juga dapat dilakukan untuk mengganti tanaman
yang lama dengan tanaman yang baru ketika tanaman yang lama dianggap sudah
tidak sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Sebagian besar tanaman yang
digunakan dalam kegiatan perbaikan merupakan tanaman yang dibudidayakan di
nursery AGFC.

Pemeliharaan Lanskap di Club House


Club House merupakan area penunjang bagi lapangan golf Araya Golf and
Family Club. Hal ini disebabkan karena Club House berfungsi sebagai area
penerimaan sebelum pengunjung masuk ke area permainan golf. Sebagai area
penunjang, pemeliharaan lanskap Club House mutlak diperlukan. Pemeliharaan
yang dilakukan terdiri dari pemeliharaan yang rutin dilakukan dan pemeliharaan
yang dilakukan hanya pada saat dibutuhkan (insidentil). Kegiatan pemeliharaan
yang dilakukan antara lain adalah pemangkasan, penyiraman, pemupukan,
pengendalian gulma, hama, dan penyakit tanaman, dan pemeliharaan kolam.

Pemangkasan Tanaman
Kegiatan pemangkasan merupakan kegiatan yang tidak rutin dilakukan.
Kegiatan ini meliputi pemangkasan rumput, ground cover, semak, perdu, tanaman
merambat, tanaman air, dan pohon. Penataan dan desain taman dengan konsep
Bali menyebabkan tanaman pada area ini tidak memerlukan tingkat pemangkasan
yang tinggi, selain disebabkan juga karena banyaknya jenis dan jumlah tanaman
yang ditanam. Kegiatan pemangkasan masing-masing jenis tanaman dilakukan
sesuai dengan kecepatan tumbuh masing-masing tanaman. Peralatan kerja yang
digunakan juga tergantung pada tujuan pemangkasan.
Pemangkasan rumput dilakukan oleh satu orang tenaga kerja dengan
menggunakan walking behind mower. Pada umumnya, pemangkasan dilakukan
satu kali dalam satu minggu. Namun pada saat tenaga kerja dibutuhkan untuk
mengerjakan pekerjaan yang lain, pemangkasan dapat dilakukan satu kali dalam
dua minggu.
Pemangkasan ground cover, tanaman merambat, semak, perdu, tanaman
air, dan pohon hanya dilakukan pada saat pertumbuhan tanaman sudah mulai
mengganggu sirkulasi manusia maupun kendaraan, dan mengganggu secara
visual. Peralatan yang digunakan dalam kegiatan pemangkasan dapat berupa
gunting tanaman, sabit, golok, maupun gergaji. Kegiatan ini dapat dilakukan oleh
1-2 orang tenaga kerja.

Penyiraman
Penyiraman tanaman di area Club House dilakukan dua kali dalam satu
minggu, yaitu pada hari Selasa dan Sabtu. Penyiraman yang dilakukan meliputi
penyiraman tanaman indoor dan tanaman outdoor. Penyiraman tanaman outdoor
dilakukan dengan menggunakan selang plastik berukuran panjang 50 meter dan
diameter ¾”. Sedangkan penyiraman tanaman indoor dilakukan dengan
menggunakan embrat.

Pemupukan
Kegiatan pemupukan dilakukan setiap 3-4 bulan sekali yang dikerjakan
oleh 2-3 orang tenaga kerja. Jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang
yang dicampur dengan sekam. Perbandingan pupuk kandang dan sekam yang
digunakan adalah 1 : 4, hal ini disebabkan karena pemupukan yang dilakukan
dengan kadar pupuk kandang yang tinggi menyebabkan banyaknya gangguan
hama tanaman, khususnya white grubs. Metode pemupukan yang digunakan
adalah dengan cara menebar langsung ke permukaan tanah. Kegiatan pemupukan
diikuti dengan kegiatan penyiraman untuk membantu meratakan pupuk dan
memadatkan pupuk di atas permukaan tanah.

Pemeliharaan Kolam Ikan


Pada halaman depan Club House AGFC terdapat kolam ikan berbentuk
persegi dengan ukuran 3x7 meter. Kolam ini terbuat dari susunan batu candi
dengan air mancur pada bagian tengah. Pemeliharaan kolam dilakukan dengan
pemeliharaan tanaman air, pemeliharaan ikan, dan pemeliharaan elemen kolam.
Elemen kolam dibersihkan satu kali dalam tiga bulan yang dilakukan secara
manual oleh 2-3 orang tenaga kerja bagian lanskap. Tanaman air dapat ditambah,
dikurangi, maupun diganti sesuai dengan tatanan yang diinginkan.

Pembuatan Dekorasi Taman


Club House Araya Golf and Family Club memiliki beberapa ruangan baik
indoor maupun outdoor yang dapat disewa oleh pihak umum untuk
menyelenggarakan acara tertentu seperti rapat, gathering, pesta ulang tahun,
maupun pesta pernikahan. Selain acara yang diselenggarakan oleh pihak umum,
turnamen golf yang sering diadakan juga menggunakan club house, khususnya
lokasi yang dekat dengan restoran. Pembuatan dekorasi acara-acara tersebut
menjadi tanggung jawab divisi Golf Course Maintenance AGFC.
Pembuatan dekorasi ini bersifat insidentil dan dilakukan satu hari sebelum
acara diselenggarakan. Permintaan kegiatan pembuatan dekorasi ini dapat
dilakukan dengan menggunakan form work order (Lampiran 10). Kegiatan ini
dilaksanakan oleh 4-5 orang tenaga kerja bagian lanskap dibawah pengawasan
langsung dari landscape supervisor. Pada umumnya, pembuatan dekorasi
dilaksanakan dengan koordinasi dengan departemen Mechanical Engineering.

Pemeliharaan Family Club


Family Club merupakan area terpisah dari lapangan golf AGFC yang
terletak berdampingan dengan Club House AGFC. Family Club (FC) merupakan
gabungan dari beberapa jenis sarana olahraga yang juga berfungsi sebagai area
rekreasi dan relaksasi. Beberapa jenis sarana olahraga yang terdapat di family club
antara lain adalah kolam renang, lapangan tenis keras, lapangan tenis rumput,
lapangan sepak bola, lapangan basket, lapangan bulutangkis indoor, lapangan
voli, dan fitness centre. Dari berbagai sarana olehraga yang terdapat di FC-AGFC,
hanya kolam renang, lapangan tenis rumput, dan lapangan sepak bola yang berada
di bawah pemeliharaan divisi Golf Course Maintenance (GCM).

Kolam Renang
Pada area kolam renang FC-AGFC, divisi GCM hanya bertanggung jawab
terhadap tanaman yang ada, baik tanaman indoor maupun tanaman outdoor.
Pemeliharaan elemen kolam tidak berada dibawah pemeliharaan divisi GCM.
Pemeliharaan yang dilakukan antara lain adalah pemangkasan, penyiraman,
pemupukan, pengendalian gulma, hama, dan penyakit tanaman, serta penggantian
tanaman.
Pemangkasan tidak dilakukan secara rutin. Pemangkasan dilakukan ketika
ranting sudah mulai terlihat menaungi kolam. Pemangkasan perlu dilakukan untuk
mencegah rontoknya daun dan bunga yang dapat menyebabkan kebersihan kolam
terganggu. Selain itu ranting yang terlihat menjulur dan mengganggu sirkulasi
juga harus segera dipangkas.
Kegiatan penyiraman dilakukan dua kali dalam satu minggu, yaitu pada
hari Selasa dan Sabtu. Kegiatan penyiraman dan pemupukan juga dapat dilakukan
bersamaan dengan kegiatan penyiraman dan pemupukan di area Club House.
Penyiraman dilakukan oleh 1-2 orang tenaga kerja bagian lanskap dengan
menggunakan selang berukuran panjang 50 meter dan diameter ¾”. Sedangkan
kegiatan pemupukan dilakukan oleh 3-4 orang dengan menggunakan pupuk
kandang yang dicampur sekam dengan perbandingan 1 : 4. Pemupukan dilakukan
3-4 bulan sekali dengan cara ditebar langsung diatas permukaan tanah.

Lapangan Tenis Rumput


Pemeliharaan rumput pada lapangan tenis rumput FC-AGFC berada di
bawah tanggung jawab divisi Golf Course Maintenance (GCM). Sedangkan
pemeliharaan elemen lainnya berada di bawah departemen Mechanical
Enginering (ME). Pemeliharaan yang dilakukan oleh divisi GCM antara lain
adalah pemangkasan rumput, penyiraman, pemupukan, dan pengendalian gulma,
hama, dan penyakit tanaman.
Pemangkasan rumput lapangan tenis dilakukan satu kali dalam satu
minggu yaitu pada hari Kamis. Pemangkasan dilakukan oleh satu orang tenaga
kerja operator dengan menggunakan Jacobsen Greens King IV atau Jacobsen
PGM 22. Pemangkasan area permainan yang dilakukan dengan menggunakan
Jacobsen Greens King IV menghasilkan tinggi potongan 4,7 mm. Sedangkan
pemangkasan area non permainan (area diluar garis batas permainan) yang
dilakukan dengan menggunakan Jacobsen PGM 22 menghasilkan tinggi potongan
6,5 mm. Pemangkasan rumput yang dilakukan diikuti dengan pengecatan batas
lapangan dengan menggunakan cat maxilite super white.
Penyiraman rumput lapangan tenis dilakukan tiga kali dalam satu minggu,
yaitu pada hari Senin, Rabu, dan Sabtu. Penyiraman dilakukan oleh satu orang
tenaga kerja dengan menggunakan selang plastik berukuran panjang 50 meter dan
diameter 1”. Kegiatan pemupukan dilakukan satu kali dalam satu minggu,
bersamaan dengan kegiatan pemupukan yang dilakukan di area green. Jenis
pupuk yang digunakan juga mengikuti jenis pupuk yang digunakan pada area
green.

Lapangan Sepak Bola


Lapangan sepak bola FC-AGFC terletak tepat di depan gedung
pemeliharaan GCM. Pemeliharaan lapangan yang dilakukan divisi GCM hanya
berupa kegiatan pemangkasan yang dilakukan satu kali dalam satu minggu, yaitu
pada hari Kamis. Pemangkasan dilakukan oleh satu orang tenaga kerja operator
dengan menggunakan traktor five gang mower dengan ketinggian pangkasan 35
mm. Kegiatan pemeliharaan lain seperti pemupukan dan pengendalian gulma,
hama, dan penyakit tanaman tidak dilakukan pada area ini. Hal ini disebabkan
karena adanya keterbatasan biaya dan tenaga kerja pemeliharaan, disamping
karena lapangan ini memang tidak terlalu sering digunakan.
Pemeliharaan Nursery

Nursery merupakan tempat untuk melakukan kegiatan budidaya atau


perbanyakan tanaman, baik berupa tanaman lanskap maupun rumput golf. Dalam
industri lapangan golf, nursery dibutuhkan untuk dapat menyediakan kebutuhan
rumput dan tanaman lanskap sesuai dengan jenis tanaman yang ada di lapangan.
Nursery merupakan unsur penunjang bagi kegiatan pemeliharaan.
Lapangan golf AGFC memiliki satu buah nursery yang khusus
membudidayakan beberapa jenis tanaman lanskap. Pada saat kegiatan magang
dilaksanakan, lapangan golf AGFC sedang membuat satu nursery baru yang akan
dikhususkan untuk membudidayakan jenis rumput golf. Kegiatan pemeliharaan
nursery tanaman lanskap yang sudah dilakukan antara lain adalah perawatan
tanaman, penyiraman, pemupukan, perbanyakan tanaman, serta pengendalian
gulma, hama, dan penyakit tanaman.

Perawatan Tanaman
Kegiatan pemeliharaan yang rutin dilakukan di dalam nursery salah
satunya adalah kegiatan perawatan tanaman. Perawatan tanaman merupakan
kegiatan yang bertujuan agar tanaman yang berada di nursery selalu berada dalam
kondisi yang baik sehingga dapat langsung digunakan ketika tanaman tersebut
dibutuhkan. Kegiatan perawatan tanaman yang rutin dilakukan meliputi
memeriksa kondisi tanaman, membuang daun-daun yang layu dan kering,
membuang rumput liar yang tumbuh di sekitar tanaman, dan menambahkan media
tanah jika media sudah terlihat berkurang. Kegiatan perawatan tanaman ini
dilakukan oleh satu orang tenaga kerja lanskap satu kali dalam satu minggu.

Penyiraman
Penyiraman diperlukan untuk menjaga agar kondisi media tanam selalu
dapat menyediakan kebutuhan air bagi tanaman. Penyiraman di dalam nursery
dilakukan setiap hari pada pagi hari oleh satu orang tenaga kerja bagian lanskap.
Namun jika hari hujan atau kondisi media tanam masih terlihat basah, penyiraman
dapat tidak dilakukan. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan selang plastik
dengan sumber air yang berasal dari bagian depan nursery.
Pemupukan
Pupuk yang digunakan pada tanaman di dalam nursery merupakan
campuran antara pupuk kandang dan sekam dengan komposisi 1 : 4. Pemupukan
dilakukan setiap dua minggu sekali dengan cara ditebar langsung diatas
permukaan tanah. Kegiatan pemupukan dilakukan oleh satu orang tenaga kerja
bagian lanskap, yang juga bertanggung jawab atas seluruh kegiatan yang
dilakukan di dalam nursery.

Perbanyakan Tanaman
Perbanyakan tanaman bertujuan untuk dapat menyediakan kebutuhan
tanaman dalam jumlah maksimal. Kegiatan perbanyakan tanaman dilakukan satu
kali dalam satu minggu oleh 1-2 orang tenaga kerja. Tanaman diperbanyak
dengan cara memisahkan anakannya maupun dengan cara stek. Tanaman yang
diperbanyak dipindahkan ke dalam polybag dengan media tanam tanah yang
dicampur dengan sekam dan pupuk kandang.
Selain dengan cara stek maupun memisahkan anakannya, perbanyakan
tanaman juga dapat dilakukan dengan cara mengambil anakan beberapa jenis
tanaman seperti sengon dan daun bunga kupu-kupu yang tumbuh di sekitar
nursery dan lapangan. Anakan-anakan inilah yang kemudian dipelihara di dalam
nursery dan kemudian digunakan untuk menyulam beberapa jenis tanaman di
lapangan yang dianggap sudah tidak sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
PEMBAHASAN

Struktur Organisasi
Araya Golf and Family Club sudah memiliki struktur organisasi yang
tersusun dengan baik. Adanya struktur organisasi mengakibatkan adanya susunan
kewenangan dan tanggung jawab yang cukup jelas. Setiap divisi dan bagian telah
mengetahui setiap hak, tugas, dan kewajiban masing-masing, sehingga diharapkan
tidak terjadi adanya ketumpang tindihan dan pelemparan tanggung jawab dari
setiap bagian.
Struktur organisasi PT AMAG, khususnya pada divisi Golf Course
Maintenance (GCM) sudah tersusun dengan baik. Hal ini terlihat dengan adanya
Golf Course Superintendent (GCS) selaku penanggung jawab dari seluruh
kegiatan yang ada di lapangan golf, yang dibantu oleh satu orang administrator
yang bertanggung jawab atas seluruh kegiatan administrasi yang berkaitan dengan
kegiatan operasional pemeliharaan lapangan golf dan tenaga kerja dalam divisi
GCM . Departemen GCM membagi kewenangan kedalam dua sub divisi, yaitu
divisi lapangan dan divisi mekanik yang masing-masing dikepalai oleh satu orang
supervisor. Dalam divisi lapangan, kewenangan dibagi lagi ke dalam beberapa
bagian, yaitu bagian rumput, lanskap, irigasi, dan operator. Masing-masing bagian
dikepalai oleh satu orang chief yang bertugas untuk membuat jadwal kerja dan
alokasi tenaga kerja bagi setiap pekerjaan.
Pada umumnya, alur pekerjaan diawali dari General Manager yang
memberikan pekerjaan kepada GCS untuk kemudian disampaikan kepada masing-
masing supervisor. Supervisor memiliki kewajiban untuk menyampaikan
informasi pekerjaan secara detail kepada masing-masing chief sehingga
diharapkan tidak terjadi kekeliruan di dalam pelaksanaan pekerjaan. Chief
bertugas untuk menyesuaikan pekerjaan tambahan dengan jadwal kerja yang
sudah dibuat, serta mengalokasikan tenaga kerja secara efektif dan efisien agar
tidak ada pekerjaan yang terbengkalai. Chief berhak untuk mengajukan lembur
bagi tenaga kerja didalam bagiannya jika memang diperlukan.
Permasalahan dapat terjadi ketika tidak diperoleh kesepakatan mengenai
prioritas pekerjaan yang harus dilaksanakan. Pengambilan keputusan yang harus
dilakukan secara cepat juga seringkali menjadi permasalahan. Salah satu
penyebab terjadinya permasalahan seperti ini adalah pengalihan tenaga kerja ke
dalam suatu pekerjaan yang bukan menjadi kewajibannya.
Seluruh tenaga kerja di departemen GCM sudah mengetahui tugas dan
kewajiban masing-masing. Namun adanya pekerjaan insidentil yang tidak
terkoordinasi dengan baik, dapat menimbulkan ketumpang-tindihan pekerjaan
antara pekerjaan insidentil dengan pekerjaan rutin. Pekerjaan insidentil yang
membutuhkan banyak tenaga kerja terkadang menggunakan tenaga kerja dari
bagian lain, sehingga pekerjaan dalam bagian tertentu tidak berjalan dengan baik.
Hal ini dapat menimbulkan tindakan saling melempar tanggung jawab ketika GCS
mengevaluasi hasil kerja dari masing-masing bagian.
Selain itu, tidak adanya Assistant Superintendent juga memberikan
dampak yang kurang baik bagi kegiatan pemeliharaan. Hal ini disebabkan karena
tidak adanya pihak yang mampu memberikan keputusan ketika Superintendent
sedang memiliki kepentingan lain diluar kantor. Tenaga kerja lapangan bekerja
sejak pukul 05.00 pagi, sedangkan jam kerja Superintendent dimulai pada pukul
08.00. Perbedaan jam kerja antara Superintendent dan tenaga kerja lapangan ini
juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi efisiensi dan efektivitas
kerja. Hal ini terlihat ketika terjadi permasalahan di lapangan pada pagi hari,
namun supervisor lapangan tidak berani mengambil keputusan sebelum mendapat
persetujuan dari Superintendent.

Pengunjung
Sebagai salah satu indikator pengukur keberhasilan kegiatan pemeliharaan
yang dilakukan di suatu padang golf, jumlah pengunjung per tahun dapat
menentukan nilai dari kualitas padang golf itu sendiri. Mengacu pada tabel 2
mengenai komposisi pengunjung Araya Golf tahun 2006, 2007, 2008, dan 2009,
dapat dilihat bahwa penurunan pengunjung terjadi dari tahun 2008 ke tahun 2009.
Dalam 1 semester awal (Januari-Juni) jumlah pengunjung pada tahun 2006
berjumlah 4492 pengunjung, tahun 2007 sebanyak 5863 pengunjung, tahun 2008
sebanyak 6210 pengunjung, dan tahun 2009 sebanyak 4926 pengunjung. Terjadi
penurunan sebanyak 20,7% dari tahun 2008 ke tahun 2009. Jika dibandingkan
dengan kenaikan pengunjung sebesar 30,5% dari tahun 2006 ke tahun 2007 dan
kenaikan sebesar 6% dari tahun 2007 ke tahun 2008, maka penurunan yang terjadi
menunjukkan bahwa kualitas lapangan mengalami penurunan. Kenaikan jumlah
pengunjung sebesar 6% dari tahun 2007 ke tahun 2008 juga dapat menunjukkan
bahwa sudah mulai terjadi penurunan kualitas lapangan golf sehingga peningkatan
jumlah pengunjung menjadi lebih kecil dari tahun sebelumnya. Berdasarkan
pengamatan di lapang, banyaknya gulma dan aliran drainase yang kurang baik
dapat menjadi penyebab utama terjadinya penurunan kualitas lapangan. Namun,
pada saat kegiatan magang dilakukan, kegiatan perbaikan drainase dan kegiatan
pengendalian gulma sudah mulai dilakukan.
Dalam industri lapangan golf, tidak hanya faktor lapangan yang dapat
mempengaruhi terjadinya penurunan pengunjung. Namun faktor lain seperti
marketing, restaurant, tempat parkir, pelayanan, dan kenyaman sejak pengunjung
datang sampai pengunjung meninggalkan Araya Golf and Family Club juga
mempengaruhi minat pengunjung untuk melakukan kunjungan berikutnya.

Tenaga Kerja
Seluruh tenaga kerja divisi GCM sudah mengetahui tugas dan kewajiban
masing-masing. Pekerjaan masing-masing langsung dilaksanakan tanpa
menunggu adanya instruksi dari masing-masing chief atau supervisor. Selain
efisiensi waktu kerja, salah satu nilai positifnya adalah adanya tanggung jawab
masing-masing tenaga kerja terhadap pekerjaannya. Namun selain nilai positif,
tipe pelaksanaan pekerjaan seperti ini juga memiliki beberapa nilai negatif. Salah
satu contoh nilai negatifnya terjadi ketika adanya perubahan prioritas kerja di
lapangan (Muttaqin, 2000). Sebagai contoh, kegiatan pemupukan maupun aplikasi
pestisida pada area fairway jarang dilakukan. Namun ketika kegiatan pemupukan
maupun aplikasi pestisida dilakukan, karena tidak adanya instruksi yang jelas dari
supervisor lapangan kepada seluruh chief bagian, seluruh tenaga kerja tetap
mengerjakan pekerjaannya. Sehingga area yang baru saja dipupuk atau diaplikasi
dengan pestisida, dapat mengalami pemangkasan maupun penyiraman yang
menyebabkan pupuk dan pestisida tidak dapat berfungsi secara optimum. Kondisi
ini tidak selalu terjadi, namun dapat terjadi ketika instruksi tidak
terkomunikasikan dengan baik. Adanya penjelasan singkat (briefing) dari
supervisor kepada seluruh tenaga kerja sebelum pelaksanaan pekerjaan diperlukan
untuk mengatasi hal semacam ini.
Sebagian besar tenaga kerja AGFC merupakan penduduk yang tinggal di
sekitar lapangan golf, khususnya tenaga kerja harian. Tingkat pendidikan tenaga
kerja harian ini juga tergolong cukup rendah, sebagian merupakan lulusan SMP,
lulusan SD, dan bahkan sebagian (khususnya tenaga kerja harian wanita)
merupakan tenaga kerja yang tidak sampai lulus SD. Tingkat pendidikan yang
cukup rendah ini memberikan kesulitan tersendiri, khususnya dalam hal
komunikasi dan interaksi. Sebagai contoh, hasil penyapuan lapangan oleh weeder
diminta untuk dikumpulkan di dalam karung untuk kemudian dibakar di tempat
yang jauh dari area permainan. Namun, weeder menganggap menyimpan sampah
terlebih dahulu merupakan tindakan yang kurang efisien, sehingga weeder sering
terlihat membakar sampah di samping area permainan. Peringatan yang diberikan
hanya dijalankan ketika chief atau supervisor berada di sekitar lokasi kerja
mereka, namun ketika tidak ada yang mengawasi kebiasaan weeder kembali
berulang.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kebiasaan kerja
yang kurang baik adalah dengan cara training. Training dilakukan dengan tujuan
memberikan pelatihan cara kerja yang baik serta memberikan pengertian kepada
masing-masing tenaga kerja mengenai peraturan-peraturan yang telah dibuat.
Selain itu training juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melatih komunikasi
interaktif dari tenaga kerja tetap kepada tenaga kerja harian, sehingga tidak
tercipta kecanggungan ketika komunikasi berlangsung di lapangan.

Peralatan dan Bahan


Sebagian besar peralatan kerja non mesin seperti cangkul, golok, dan
gergaji yang digunakan dalam kegiatan pemeliharaan lapangan golf AGFC
merupakan inventarisasi pribadi dari masing-masing tenaga kerja. Hal ini
disebabkan karena peminjaman inventarisasi milik perusahaan yang disediakan,
tidak terdata dengan baik sehingga banyak peralatan yang hilang.
Administrator selaku pihak yang bertanggung jawab terhadap seluruh
kegiatan administrasi, hanya melakukan pencatatan terhadap penggunaan bahan
kimia dan bahan bakar untuk pelaksanaan pemeliharaan. Pencatatan penggunaan
peralatan kerja tidak pernah dilakukan, padahal setiap hari peralatan kerja
digunakan oleh tenaga kerja yang berbeda-beda. Selain untuk kebutuhan
inventarisasi peralatan, pencatatan penggunaan alat kerja sebaiknya juga
diperlukan untuk melatih tanggung jawab masing-masing tenaga kerja terhadap
peralatan yang digunakan. Sistem penggunaan satu peralatan oleh satu orang juga
dapat diterapkan untuk mempermudah kegiatan inventarisasi.

Pemeliharaan Area Permainan

Sebagai area dengan tingkat penggunaan paling intensif, area permainan


memerlukan tingkat pemeliharaan yang sangat tinggi. Pemeliharaan dilakukan
dengan cara pemangkasan, penyiraman, pemupukan, pengendalian gulma, hama,
dan penyakit, serta melakukan kegiatan kultivasi. Selain itu, bunker yang menjadi
rintangan bagi permainan golf juga memerlukan pemeliharaan yang cukup
intensif agar tidak mengganggu berjalannya permainan. Seluruh kegiatan
pemeliharaan bertujuan agar kondisi lapangan selalu berada dalam kondisi yang
optimum.
Kegiatan pemeliharaan terdiri dari kegiatan rutin dan kegiatan insidentil.
Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang sudah terjadwal, baik berupa kegiatan
harian, mingguan, bulanan, maupun tahunan. Araya Golf and Family Club
memiliki program kerja harian, mingguan, bulanan, dan tahunan. Namun
kegiatan-kegiatan tersebut tidak tertulis dalam suatu susunan jadwal kerja dan
hanya dipahami secara lisan. Hal seperti ini terkadang membawa kesulitan,
sehingga tidak seluruh program kerja dapat terlaksana sesuai dengan yang sudah
dijadwalkan.

Pemeliharaan Fisik

Area permainan padang golf terdiri dari green, teebox, fairway, rough, dan
hazard. Masing-masing area memiliki fungsi yang berbeda yang didukung dengan
penggunaan beberapa jenis varietas rumput bermuda (Cynodon L.C. Rich) yang
berbeda. Sebagai area dengan intensitas penggunaan yang paing tinggi, green dan
teebox menggunakan jenis rumput bermuda varietas Tifdwarf (Cynodon dactylon
var tifdwarf), sedangkan fairway dan rough menggunakan jenis rumput bermuda
varietas Tifway (Cynodon dactylon var tifway). Kedua jenis rumput tersebut
merupakan jenis rumput hasil persilangan antara Cynodon dactylon dan Cynodon
transvaalensis.
Menurut Tjahjono (2008) secara umum Cynodon L.C. Rich merupakan
jenis rumput yang dapat tumbuh pada berbagai jenis media tanam, memiliki
ketahanan yang cukup terhadap keasaman, namun kurang baik berada di bawah
naungan serta media yang becek. Namun secara khusus, Cynodon dactylon var
Tifway merupakan jenis rumput yang berdaun kaku, tahan terhadap penyakit,
tahan terhadap gulma, tahan injakan, serta memiliki daya pemulihan dan daya
tumbuh yang tinggi. Sedangkan Cynodon dactylon var Tifdwarf merupakan jenis
rumput yang memiliki daun, batang, dan malai berukuran kecil, tahan terhadap
pemangkasan pendek, memiliki tajuk yang rapat, memiliki daya pemulihan yang
cepat, serta memiliki ketahanan terhadap pemadatan tanah. Perbedaan
penggunaan varietas rumput dan fungsi yang berbeda pada masing-masing area
menyebabkan adanya perbedaan perlakuan pada kegiatan pemeliharaan yang
meliputi pemangkasan, penyiraman, pemupukan, pengendalian gulma, hama, dan
penyakit, serta kegiatan kultivasi.

Pemangkasan
Rumput merupakan elemen utama pada lapangan golf, sebab seluruh
kegiatan permainan dilakukan diatas permukaan rumput. Rumput yang digunakan
untuk permainan golf harus memiliki kualitas yang baik, baik kualitas secara
fungsional maupun kualitas secara visual. Kualitas fungsional dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain elastisitas, resiliensi, ketegaran, perakaran, kekakuan,
serta kemampuan untuk melakukan pemulihan. Sedangkan kualitas visual
dipengaruhi oleh kerapatan, tekstur, keseragaman, warna, dan kehalusan. Secara
umum, faktor yang mempengaruhi kualitas fungsional dan kualitas visual saling
berkaitan. Namun, untuk menunjang berjalannya permainan, kualitas fungsional
merupakan kualitas yang diutamakan tercapai.
Pencapaian kualitas visual dan fungsional yang paling diutamakan adalah
pencapaian kualitas pada area green yang salah satunya dapat diukur dengan
mengetahui speed green. Speed green merupakan kecepatan laju bola pada
permukaan green yang diukur dengan menggunakan Stimpmeter. Nilai speed
green yang baik berkisar antara 7-8 inch dalam kondisi area permainan normal
dan 9-10 inch untuk kondisi area permainan turnamen. Nilai speed green padang
golf AGFC terdapat pada Lampiran 12.
Pemangkasan rumput merupakan perlakuan budidaya yang sangat
mendasar yang berpengaruh terhadap pengelolaan rumput di padang golf. Untuk
memperoleh kualitas visual dan fungsional sesuai dengan kebutuhan,
pemangkasan rumput padang golf dilakukan secara rutin. Pemangkasan secara
rutin dengan tingkat intensitas yang tinggi dapat membawa dampak yang kurang
baik bagi rumput. Menurut Fahmy (2002) pemangkasan yang terlalu sering dapat
menyebabkan penurunan cadangan dan produksi karbohidrat, yang dapat
menurunkan tingkat pertumbuhan akar, sehingga rumput lebih rentan terhadap
penyakit. Pedoman pemangkasan rumput yang baik yaitu pemangkasan tidak
dilakukan lebih dari 40% pertumbuhan secara vertikalnya pada setiap kali
pemangkasan (Gambar 31). Namun pemangkasan dengan frekuensi yang tidak
teratur juga dapat membawa dampak yang kurang baik, antara lain menimbulkan
kontur yang tidak beraturan dan mempertebal thatch.

Gambar 31. Pedoman Pemangkasan

Selain frekuensi dan tinggi pangkasan, pola pemangkasan juga merupakan


salah satu kriteria pemangkasan yang mempengaruhi kualitas visual dan
fungsional lapangan golf. Tujuan utama pengubahan pola pemangkasan pada
setiap kegiatan pemangkasan adalah mempertahankan agar pertumbuhan rumput
tidak condong ke salah satu sisi. Rumput yang tidak tumbuh dengan tegak dapat
mengganggu gelinding bola pada rumput sehingga mengganggu permainan secara
fungsional. Selain itu, pengubahan pola pemangkasan juga bertujuan untuk
mengendalikan persebaran biji, mengurangi kerusakan pada rumput, dan
meningkatkan kualitas estetika rumput. Pola gelap-terang pada rumput dapat
dicapai dengan perbedaan arah pemangkasan. Perbedaan arah pemangkasan
rumput dilakukan hampir pada seluruh area permainan.
Menurut Emmons (2000) beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas
fungsional rumput pada padang golf dipengaruhi oleh kualitas alat potong rumput.
Secara umum, alat potong rumput dibagi kedalam tiga tipe, yaitu flail mower,
rotary mower, dan reel mower (Gambar 32).

Gambar 32. Tampak Samping Reel Mower dan Rotary Mower

Flail mower merupakan alat yang memangkas rumput berdasarkan pisau


yang berputar secara vertikal. Alat pangkas dengan tipe ini biasanya digunakan
pada daerah permukaan tanah yang keras atau berbatu. Rotary mower merupakan
alat yang memangkas rumput berdasarkan pisau yang berputar secara horizontal.
Sedangkan reel mower merupakan alat pangkas yang terdiri dari pisau silinder
dan bedknife. Prinsip pemangkasan dengan menggunakan reel mower hampir
sama dengan prinsip pemangkasan dengan menggunakan gunting. Pisau silinder
berputar sedangkan bedknife bersifat statis. Seluruh alat pangkas rumput AGFC
menggunakan alat dengan tipe reel mower. Hal ini disebabkan karena reel mower
dapat melakukan pemangkasan dengan hasil pemangkasan yang cukup pendek.
Ketajaman pisau merupakan faktor utama yang mempengaruhi kualitas
hasil pangkasan. Pisau yang kurang tajam akan menyebabkan potongan rumput
seperti tersobek sehingga menyebabkan pertumbuhan terhambat serta mudah
terserang penyakit. Tenaga kerja mekanik bertanggungjawab untuk memastikan
pisau pada alat potong sudah memiliki ketajaman yang cukup. Beberapa jenis alat
pangkas perlu diasah setiap hari, seperti green mower PGM 22 yang digunakan
untuk memangkas rumput pada green. Namun pisau alat pangkas jenis riding
mower cukup diasah satu kali dalam satu minggu.

Penyiraman
Penyiraman padang golf AGFC dilakukan sesuai dengan keadaan cuaca di
lapangan. Penyiraman dapat dilakukan 1-2 kali dalam satu hari jika kondisi sangat
kering, sedangkan penyiraman tidak dilakukan pada saat hari hujan. Waktu
penyiraman pada umumnya dilakukan pada pukul 05.00 hingga selesai, kendala
yang dihadapi pada penyiraman pagi hari adalah kedatangan pengunjung yang
dimulai pada pukul 06.00. Penyiraman yang dilakukan pada pagi hari bertujuan
untuk menghilangkan embun pada rumput, sebab embun pada rumput dapat
menyebabkan berkembangnya beberapa jenis penyakit. Sedangkan penyiraman
sore hari dilakukan untuk menambah ketersediaan air di dalam tanah setelah
mengalami proses penguapan pada siang hari. Sebagai area dengan frekuensi
pemangkasan yang tinggi, green dan teebox merupakan area yang memiliki sistem
perakaran yang dangkal (Gambar 33). Sistem perakaran yang dangkal
memerlukan air dalam jumlah sedikit, namun dengan frekuensi yang cukup tinggi.
Hal ini menyebabkan area green dan teebox merupakan area yang memiliki
intensitas penyiraman yang lebih tinggi dibandingkan area fairway maupun rough.
Gambar 33. Sistem Perakaran Rumput

Menurut Mintaharja dan Alyasa (2000), waktu penyiraman yang tepat


adalah sebelum terjadi kelayuan daun. Adanya bekas jejak kaki pada rumput
menunjukkan bahwa kelayuan daun sudah mulai terjadi. Lapisan tanah pada
kedalaman 15-20 cm yang kurang mengandung air juga menunjukkan waktu
penyiraman harus segera dilakukan. Pengamatan lapisan tanah dapat dilakukan
pada hole yang terdapat di green.

Pemupukan
Tanah secara normal mengandung 1-4%, atau 8% bahan organik yang
berasal dari dekomposisi akar, serangga, cacing, dan modifikasi tanah.
Keuntungan dari adanya bahan organik terhadap tanah adalah meningkatnya
aerasi, retensi air, pergerakan air, ketersediaan hara, dan struktur tanah. Selain
mengurai dan membentuk bahan organik dalam tanah, organisme tanah juga
berperan sebagai penambat nitrogen, pengubah sulfur dan nitrogen, serta
meningkatkan drainase dan aerasi tanah (Mintaharja dan Alyasa, 2000).
Padang golf merupakan area yang menggunakan pasir sebagai media
tanamnya. Pasir yang digunakan berdiameter 0,05 - 2 mm. Pasir memiliki
kekurangan dalam kemampuan menahan air dan minimal dalam melakukan
aktifitas kimia sehingga tidak mengandung bahan organik. Namun, pasir memiliki
kelebihan dalam mengurangi permasalahan pemadatan tanah.
Pemupukan padang golf dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan bahan
organik bagi rumput. Penggunaan pasir sebagai media tanam menyebabkan
pemupukan dibutuhkan secara intensif. Masing-masing area memiliki ketentuan
pemupukan yang berbeda-beda. Perbedaan dipengaruhi oleh faktor intensitas
penggunaan masing-masing area.
Pemupukan green dilakukan satu kali dalam satu minggu. Sedangkan
pemupukan teebox dilakukan satu kali dalam dua minggu. Jenis pupuk yang
digunakan adalah pupuk granul yang terdiri dari NPK Femoscub 14-14-17, NPK
15-15-15, serta urea dan pupuk cair yang terdiri dari OTO (Olah Tanah Otomatis),
antidol, serta adaptor. Aplikasi pupuk granul pada area sempit seperti green dan
teebox dilakukan dengan menggunakan walking scott spreader, sedangkan
aplikasi pupuk cair dilakukan dengan menggunakan knapsack (hand sprayer).
Dosis pupuk granul yang digunakan pada area green dan teebox sebesar 14-15
gr/m2 atau 0,75-1 gr N/m2.
Area fairway dan rough merupakan area yang memiliki luasan yang cukup
besar. Aplikasi pupuk granul pada area yang luas seperti fairway dan rough
menggunakan spreader vicon dengan bak kapasitas 1 ton yang ditarik dengan
menggunakan traktor. Pada umumnya hanya pupuk NPK saja yang diaplikasikan
dalam bentuk granul, sedangkan pupuk urea diaplikasikan dengan cara dilarutkan
dalam air. Aplikasi pupuk cair dilakukan dengan menggunakan Workman TORO
3200 boom sprayer. Dosis aplikasi pupuk yang disarankan adalah sebesar 0,75-1
gr N/m2, namun dalam pengaplikasian di lapangan dosis dapat berubah-ubah
tergantung pada cara operator mengendarai mesin yang digunakan.

Pengendalian Gulma, Hama, dan Penyakit Tanaman


Gulma merupakan tumbuhan yang tidak diharapkan keberadaannya pada
lapangan golf karena selain dapat merusak kualitas estetika, gulma juga dapat
menyebabkan penurunan kualitas fungsional untuk berlangsungnya permainan.
Pengendalian gulma padang golf AGFC dilakukan secara mekanik dan kimiawi.
Pengendalian gulma secara mekanik dilakukan setiap hari oleh tenaga kerja
weeder yang bekerja sejak pukul 05.00 hingga pukul 12.00. Teknik pengendalian
gulma secara manual yang dilakukan oleh weeder adalah dengan cara mencongkel
gulma dari bagian akar dengan menggunakan alat congkel yang menyerupai
obeng kemudian meratakan tanah dengan menggunakan pasir. Cara pengendalian
gulma secara manual ini dilakukan hampir pada seluruh bagian area permainan,
khususnya pada area fairway. Pada area green dan teebox dilakukan pengendalian
gulma hanya untuk jenis rumput teki, sebab rumput teki merupakan jenis gulma
yang memiliki ketahanan cukup tinggi terhadap herbisida.
Selain pengendalian gulma secara manual, pengendalian gulma juga dapat
dilakukan secara kimiawi. Pengendalian gulma secara kimiawi dilakukan dengan
pengaplikasian bahan-bahan kimia sesuai jenis gulma sasaran dengan dosis sesuai
kebutuhan. Pengendalian gulma secara kimiawi pada area sempit seperti green
dan teebox dilakukan dengan menggunakan hand sprayer (knapsack) 2-3 minggu
sekali, sedangkan pengendalian gulma pada area luas seperti fairway dilakukan
dengan menggunakan Workman TORO 3200 boom sprayer secara insidentil.
Pengendalian gulma secara kimiawi memiliki kelebihan dalam efisiensi waktu
dan tenaga kerja, sebab dalam dua hari kerja aplikasi pestisida pada 9 hole green
dan teebox dapat diselesaikan oleh 2 orang tenaga kerja. Namun aplikasi pestisida
dengan dosis yang kurang tepat dapat menyebabkan rumput berwarna kuning
karena stres dan rumput dapat pulih dalam waktu 3-4 minggu.
Selain pengendalian gulma, pengendalian hama dan penyakit juga
dilakukan namun hanya secara kimiawi. Aplikasi insektisida dilakukan setelah
terlihat adanya serangan pada rumput. Hama yang terdapat pada lapangan golf
antara lain adalah semut, cacing tanah, ulat grayak, whitegrubs, dan orong-orong.
Semut dan cacing tanah menjadi hama pada lapangan golf karena semut dan
cacing tanah membuat lubang-lubang pada permukaan tanah serta bertelur dan
membuang kotoran di atas permukaan tanah yang menyebabkan berkurangnya
kualitas visual lapangan. Ulat grayak, whitegrubs, dan orong-orong merupakan
hama yang memakan akar rumput sehingga menyebabkan kematian pada rumput.
Aplikasi insektisida dilakukan berselang-seling antara Decis, Furadan, dan
Dursban untuk mencegah adanya resistensi pada hama. Pada umumnya lapangan
golf dapat terbebas dari hama setelah tiga kali aplikasi berturut-turut dengan
selang waktu masing-masing kurang lebih 10 hari.
Selain gulma dan hama, salah satu permasalahan lain yang timbul pada
lapangan golf adalah munculnya beberapa jenis penyakit. Menurut Tjahjono
(2008) penyakit dapat disebabkan oleh faktor lingkungan dan faktor budidaya.
Suhu, kelembaban, aerasi, drainase, cahaya matahari, angin, dan keasaman
merupakan beberapa faktor lingkungan yang mempengaruhi timbulnya penyakit.
Selain itu faktor budidaya seperti dilakukannya pemangkasan yang pendek,
aplikasi pupuk yang kurang tepat, serta intensitas kegiatan kultivasi yang tidak
sesuai dapat mempermudah masuknya patogen kedalam jaringan rumput.
Beberapa jenis penyakit yang timbul di padang golf AGFC antara lain
adalah brown spot, fairy ring, dan dolar spot. Brown spot merupakan penyakit
yang ditimbulkan oleh bakteri Rhizoctonia solani yang tumbuh menyerupai lumut
yang menyebabkan terlihat adanya bercak-bercak berwarna kecoklatan pada
rumput. Penyakit ini merupakan penyakit yang timbul pada musim kemarau yang
diakibatkan oleh penggunaan pisau pangkas yang tumpul, adanya pemadatan
tanah, serta kelebihan nitrogen pada suhu udara 27°-32°C dan suhu malam hari
diatas 21°C (Nick, 2004). Fairy ring merupakan serangan jamur yang berwarna
putih yang tumbuh secara melingkar dengan diameter 0,5-3 meter yang
disebabkan karena adanya peningkatan kelembaban tanah. Sedangkan dollar spot
merupakan serangan jamur Phytium sp. yang timbul pada kondisi kelembaban
tinggi sehingga membentuk miselium berwarna putih dengan diameter 2,5 -15 cm.
Pada umumnya serangan ini muncul pada padang rumput dengan perlakuan yang
tinggi serta berkembang mengikuti pola irigasi dan drainase.
Serangan dollar spot dapat diatasi secara manual dengan cara mengatur
sistem irigasi dan drainase, menghindari terjadinya kelebihan air, tidak
memangkas rumput pada saat kondisi rumput basah, serta menghindari terjadinya
kelebihan aplikasi nitrogen. Sedangkan serangan brown spot dan fairy ring, lebih
mudah diatasi secara kimiawi, sebab serangan dapat diatasi secara manual dengan
cara mengganti media dengan kedalaman + 1 meter dan memastikan tidak adanya
tumpahan dari rumput dan media yang sudah terserang.
Penanganan secara kimiawi dilakukan dengan aplikasi fungisida yang
dapat dilakukan baik pada saat rumput sudah mulai terserang maupun sebelum
terlihat adanya serangan. Sebelum terlihat adanya serangan pada rumput,
dilakukan aplikasi EM-4 dengan tujuan untuk mencegah berkembangnya
pathogen. Sedangkan setelah terlihat adanya serangan, digunakan Dithane M-45
atau Daconil 70 WP untuk membunuh penyakit. Aplikasi fungisida pasca
serangan dilakukan dengan interval dua hari sekali. Aplikasi fungisida diikuti
dengan kegiatan perbaikan lingkungan seperti pengaturan penyiraman,
kelembaban, aerasi kepadatan tanah, dan pemupukan.

Kegiatan Kultivasi
Kegiatan kultivasi diperlukan untuk mendukung keberhasilan kegiatan
pemeliharaan padang golf. Kegiatan kultivasi dilakukan dengan beberapa tujuan
antara lain mengurangi kepadatan tanah, aerasi tanah, mengurangi thatch, dan
memberi ruang untuk pertumbuhan rumput baru. Injakan pemain dan caddy
merupakan salah satu penyebab diperlukannya kegiatan kultivasi. Area green dan
teebox merupakan area yang membutuhkan kultivasi dengan intensitas paling
tinggi dibanding area fairway maupun rough.
Coring merupakan kegiatan kultivasi yang secara umum bertujuan untuk
mengurangi media tanam, akar, batang, daun, dan thatch sehingga terdapat ruang
gerak untuk pertumbuhan rumput baru (Gambar 34). Selain itu, coring juga
bertujuan untuk memberi ruang sirkulasi udara dalam tanah, mengurangi
kepadatan media tanam, mempercepat resapan air pada permukaan, dan
mempercepat reaksi pada kegiatan pemupukan.

Gambar 34. Sistem Aplikasi Coring

Coring dilakukan secara insidentil dengan kedalaman 3-5 cm dengan


menggunakan TORO Greens Aerator. Kegiatan kultivasi ini dilakukan secara
insidentil, namun tidak lebih dari 3 kali dalam satu tahun. Hal ini disebabkan
karena proses pemulihan rumput dari kegiatan coring memerlukan waktu 3-4
minggu sampai rumput dapat rapat sempurna. Selain itu, kegiatan coring yang
terlalu sering dilakukan juga dapat meningkatkan intensitas serangan hama
whitegrubs di dalam media tanam (Turgeon, 2005).
Menurut Witteveen dan Bavier (1999), vertidrain merupakan kegiatan
membuat saluran air dan udara secara vertikal dari permukaan menuju ke dalam
tanah (Gambar 35). Vertidrain pada padang golf AGFC dilakukan 1-2 bulan
sekali dengan kedalaman 8-12 cm. Alat yang digunakan dalam kegiatan ini adalah
Vertidrain 7007. Vertidrain 7007 merupakan mesin kultivasi yang dioperasikan
dengan cara dikendarai dengan 12 buah pin metal padat yang diaplikasikan pada
sudut 75○. Kegiatan vertidrain dilakukan lebih sering dibandingkan coring karena
hasil kegiatan vertidrain membutuhkan waktu pemulihan yang relatif lebih
pendek dibandingkan coring dengan hasil yang sama baiknya. Selain itu kegiatan
top dressing juga tidak selalu dilakukan setelah kegiatan vertidrain, sehingga
kegiatan vertidrain memiliki nilai efisiensi yang lebih tinggi dalam hal
penggunaan bahan, waktu, dan tenaga kerja.

Gambar 35. Sistem Aplikasi Vertidrain

Verticut merupakan kegiatan pemangkasan secara vertikal yang bertujuan


untuk mengurangi batang, daun, dan thatch yang berada di atas permukaan tanah
(Gambar 36). Pengurangan batang, daun, dan thatch ini berfungsi untuk
memberikan ruang gerak bagi pertumbuhan tunas baru. Kegiatan verticut
dilakukan 3-4 kali dalam satu tahun. Dibandingkan dengan kegiatan vertidrain
atau coring, verticut memiliki kelebihan dalam meningkatkan kecepatan laju bola
pada green (speed green). Aplikasi pupuk dan penyiraman pasca verticut
dilakukan untuk mempercepat proses pemulihan rumput.

Gambar 36. Aplikasi Verticutting

Pada umumnya pasca kegiatan coring, vertidrain, dan verticut, lapangan


memerlukan top dressing untuk mengisi ruang-ruang yang kosong sehingga
rumput memiliki media untuk tumbuh dengan baik. Terdapat dua jenis top
dressing yang dapat diaplikasikan pada lapangan golf yaitu light top dressing
(pemasiran ringan) dan weight top dressing (pemasiran berat). Weight top
dressing merupakan kegiatan pemasiran yang memerlukan pasir dalam jumlah
besar untuk menutup seluruh rongga yang terbuka akibat kegiatan kultivasi.
Coring dan vertidrain dapat menggunakan jenis weight top dressing sebagai
finishing dari kegiatan kultivasi yang dilakukan. Sedangkan light top dressing
biasanya digunakan sebagai finishing dari kegiatan verticut maupun vertidrain
sebab top dressing yang dilakukan hanya bertujuan untuk meratakan permukaan
tanah akibat kegiatan kultivasi.

Pemeliharaan Bunker
Bunker merupakan salah satu jenis rintangan yang penting dalam
permainan golf. Bunker bisa terdapat di sekitar green maupun di sepanjang
fairway. Bunker yang terletak di sekitar green pada umumnya memiliki
kecekungan yang cukup dalam dan tepian bunker yang lebih tinggi dibandingkan
bunker yang terletak di sepanjang fairway dengan tujuan memberikan tingkat
kesulitan yang lebih tinggi untuk mencapai permukaan area permainan (Witteveen
dan Bavier, 1999).
Sebagai salah satu jenis rintangan dalam permainan golf, bunker harus
selalu berada pada kondisi yang baik secara visual dan fungsional. Tepian bunker
harus selalu berada dalam keadaan terpangkas rapi. Pemangkasan tepian bunker
tidak dapat dilakukan dengan menggunakan riding mower, sebab kemiringan
tepian bunker terkadang melebihi kapasitas kemiringan yang dapat dicapai oleh
riding mower. Pemangkasan dapat dilakukan dengan menggunakan walking
behind mower atau mower gendong, namun padang golf AGFC lebih sering
menggunakan mower gendong untuk alasan efisiensi kerja.
Pasir bunker harus digemburkan dan dirapikan (raked) setiap hari. Setelah
hari hujan, raked bunker juga harus dilakukan karena hujan dapat menyebabkan
pasir pada tepi bunker menjadi longsor dan menumpuk pada bagian dasar bunker.
Raked bunker bertujuan untuk menghaluskan, menghilangkan jejak kaki, dan
membentuk pola pada pasir. Raked bunker dilakukan dengan menggunakan hand-
rake yang menyerupai garpu, dan dilakukan oleh 1-3 orang untuk 9 hole bunker.

Pemeliharaan Fasilitas dan Utilitas


Fasilitas dan utilitas pada lapangan golf merupakan sarana untuk
menunjang kegiatan permainan sehingga permainan dapat berlangsung dalam
keadaan optimum. Pemeliharaan fasilitas dan utilitas yang dilakukan di padang
golf AGFC antara lain adalah pemeliharaan bangunan peneduh (gazebo), sistem
irigasi dan drainase, jalur sirkulasi (car path), dan pemeliharaan mesin kerja.
Bangunan peneduh (gazebo) yang berada pada kondisi yang baik
mencerminkan bahwa kegiatan pemeliharaan sudah berjalan cukup baik.
Pemeliharaan rutin yang meliputi pembersihan sampah dan penyapuan dilakukan
setiap hari oleh tenaga kerja weeder untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan
gazebo. Sedangkan pemeliharaan insidentil yang meliputi penggantian alang-
alang pada atap gazebo dapat dilakukan dengan mengikuti kegiatan pasca panen
padi yang terdapat di sekitar padang golf AGFC.
Secara umum pemeliharaan sistem irigasi dan drainase pada padang golf
AGFC juga sudah berjalan dengan cukup baik. Genangan air jarang terjadi kecuali
setelah terjadi hujan lebat dalam jangka waktu yang cukup lama. Genangan air
terjadi pada area fairway, terutama pada bagian tengah yang berupa cekungan.
Sedangkan area green dan teebox merupakan area yang terbebas dari genangan
air. Genangan air yang terjadi di area fairway berlangsung antara 10-20 menit, hal
itu terjadi karena debit air hujan melebihi kapasitas alir pipa drainase. Pada
beberapa area, perbaikan dan penambahan pipa drainase sudah mulai dilakukan
untuk mempercepat penyerapan air.
Jalur sirkulasi (carpath) golf cart berada pada kondisi yang cukup baik.
Seluruh jalur sirkulasi menggunakan konblok dengan kemampuan menyerap air
yang cukup tinggi sehingga tidak pernah terjadi genangan meskipun jalur sirkulasi
terkena siraman air dari kegiatan penyiraman maupun hujan. Pada beberapa titik
yang mengalami kerusakan seperti timbulnya gundukan akibat akar pohon segera
dilakukan perbaikan untuk menjaga kenyamanan dan keamanan pengguna jalur
sirkulasi.
Selain kegiatan pemeliharaan bangunan peneduh, sistem irigasi dan
drainase, serta jalur sirkulasi, pemeliharaan mesin kerja juga harus dilakukan
untuk mendukung kelancaran kegiatan pemeliharaan. Kegiatan pemeliharaan
mesin kerja meliputi kegiatan pemeliharaan rutin dan kegiatan pemeliharaan
insidentil. Kegiatan pemeliharaan rutin yang dilakukan antara lain adalah
pengecekan air radiator dan bahan bakar, pengasahan pisau mesin pangkas,
penggantian oli dan pelumas, penggantian baterai golf cart, penggantian cutting
unit, dan penggantian bedknife mesin pangkas. Sedangkan kegiatan pemeliharaan
insidentil dapat berupa penggantian elemen-elemen mesin kerja yang rusak
sebelum waktunya serta penggantian elemen-elemen mesin yang dilakukan hanya
pada saat mesin akan dipergunakan.

Pemeliharaan Area Non Permainan

Area non permainan merupakan area penunjang dari area permainan.


Kegiatan pemeliharaan lanskap area non permainan bertujuan untuk menjaga agar
kondisi lanskap tetap berada pada kondisi yang baik secara visual dan fungsional
sehingga dapat mendukung berlangsungnya permainan.
Area non permainan padang golf AGFC terdiri dari lanskap sekitar area
permainan, lanskap club house, lanskap family club, serta nursery tanaman hias.
Sebagian besar kegiatan pemeliharaan area non permainan dilakukan oleh tenaga
kerja bagian lanskap, namun beberapa jenis pekerjaan seperti pemangkasan
dengan menggunakan mower gendong dilakukan oleh tenaga kerja operator.

Pemeliharaan Fisik

Pemeliharaan fisik merupakan kegiatan pemeliharaan yang bertujuan


untuk menjaga agar masing-masing elemen lanskap tetap berfungsi sesuai dengan
tujuan awal pembangunannya. Kegiatan pemeliharaan fisik lanskap AGFC yang
dilakukan di lanskap sekitar area permainan, lanskap club house, lanskap family
club, serta nursery terdiri dari pemangkasan, penyiraman, pemupukan,
pengendalian gulma, hama, dan penyakit tanaman, serta pemeliharaan kolam ikan.

Pemangkasan
Pohon, semak, dan ground cover yang ditanam di sekitar area permainan
golf memiliki kriteria yang berbeda-beda (Lampiran 13). Beberapa kriteria secara
umum antara lain memiliki tajuk tanaman yang tidak terlalu lebar, memiliki
percabangan yang tinggi, tidak banyak menggugurkan daun, serta mudah dalam
pemeliharaannya. Beberapa jenis tanaman yang tidak memenuhi kriteria,
memerlukan tingkat pemeliharaan yang lebih intensif, salah satunya dalam hal
pemangkasan. Kegiatan pemangkasan tanaman lanskap pada daerah sekitar area
permainan pada umumnya merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memangkas
batang/ranting yang mengganggu permainan serta untuk mendapatkan bentuk
tanaman yang diinginkan (Najih, 2000).
Pohon merupakan tanaman yang berfungsi sebagai tanaman penaung.
Namun pada padang golf, naungan pohon diharapkan tidak masuk ke dalam area
permainan khususnya green dan teebox. Pemangkasan ranting pohon merupakan
kegiatan pemangkasan yang bersifat insidentil, sebab hanya dilakukan ketika ada
ranting pohon yang menyebabkan naungan. Ranting pohon yang menyebabkan
adanya naungan pada area green dan teebox menyebabkan ranting tersebut harus
segera dipangkas. Hal ini bertujuan agar rumput pada area green dan teebox tidak
ternaungi dan dapat tumbuh secara optimal.
Kegiatan pemangkasan ranting pohon dilakukan oleh tenaga kerja
operator. Pada beberapa kegiatan pemangkasan, pemangkasan dilakukan tanpa
membuat pangkasan pada bagian bawah dahan/ranting terlebih dahulu. Hal ini
menyebabkan kulit pohon menjadi terkelupas dan mudah terserang penyakit.
Kendala ini terjadi karena kurangnya pengetahuan tenaga kerja mengenai cara
pemangkasan ranting/dahan pohon yang benar. Sebaiknya sebelum pekerjaan
pemangkasan dimulai, dilakukan pelatihan terlebih dahulu mengenai tata cara
pemangkasan yang benar. Selain itu, tenaga kerja yang melakukan kegiatan
pemangkasan seharusnya menggunakan perangkat keamanan untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja.
Selain pemangkasan pohon, pemangkasan semak dan ground cover juga
dilakukan untuk menjaga kualitas lanskap padang golf. Pemangkasan semak dan
ground cover meupakan pemangkasan yang lebih menekankan pada kualitas
visual dibandingkan kualitas fungsional. Pemangkasan semak dan ground cover
dilakukan satu kali dalam dua minggu dengan cara rotasi. Operator berpindah ke
area yang lain setelah pemangkasan pada satu area sudah selesai. Kecepatan kerja
dan kecepatan pertumbuhan tanaman seringkali tidak seimbang. Pada beberapa
area, kecepatan pertumbuhan tanaman lebih besar dibanding kecepatan kerja
operator. Hal ini menyebabkan area tersebut selalu terlihat kurang rapi
dibandingkan area yang lainnya.

Penyiraman
Air merupakan salah satu unsur penting yang dibutuhkan oleh tanaman.
Oleh sebab itu kegiatan penyiraman merupakan kegiatan yang penting dilakukan
untuk menjaga agar tanaman tetap berada dalam keadaan yang baik.
Penyiraman tanaman lanskap padang golf AGFC dilakukan secara semi
intensif. Pada beberapa area yang dekat dengan sprinkler, penyiraman tanaman
lanskap dilakukan bersamaan dengan penyiraman rumput. Sedangkan pada area
yang tidak terjangkau oleh sprinkler, penyiraman dilakukan dengan menggunakan
selang plastik. Penyiraman tidak dilakukan pada hari hujan, namun pada hari tidak
hujan tanaman hanya disiram satu kali dalam satu minggu atau jika media tanam
sudah terlihat sangat kering. Hal ini berdampak kurang baik terhadap tanaman
lanskap, khususnya tanaman yang tidak tahan terhadap kekeringan. Pada beberapa
taman kecil, desain tampak sudah berubah yang disebabkan karena tanaman tidak
tumbuh secara optimal.

Pemupukan
Pemupukan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memberikan suplai
unsur hara bagi tanaman. Menurut jenis aplikasinya pupuk yang digunakan dapat
berupa pupuk akar maupun pupuk daun. Pupuk yang diaplikasikan melalui akar
antara lain adalah pupuk urea dan NPK, sedangkan pupuk yang diaplikasikan
melalui daun antara lain adalah Vitabloom dan Hyponex.
Meskipun rumput di area padang golf memiliki intensitas pemupukan
yang cukup tinggi, tanaman lanskap yang berada di sekitar area padang golf tetap
memerlukan tambahan unsur hara yang cukup banyak. Hal ini disebabkan karena
perbedaan kedalaman akar yang mampu menyerap suplai unsur hara tambahan
antara tanaman lanskap dan rumput di area permainan. Selain itu tanaman lanskap
di sekitar area padang golf tidak dapat memperoleh unsur hara alami yang
seharusnya dapat diperoleh melalui dekomposisi daun-daun yang jatuh sebab
kebersihan area padang golf selalu dijaga dengan baik.
Pemupukan tanaman lanskap padang golf AGFC dilakukan dengan
menggunakan campuran pupuk kandang dan sekam dengan komposisi 1 : 4.
Pemupukan dengan menggunakan pupuk kandang bertujuan untuk memperbaiki
sifat kimia dan biologi tanah, sehingga tanah mampu mengolah dan menyediakan
unsur hara bagi tanaman. Kendala yang dihadapi ketika dilakukan pemupukan
dengan menggunakan pupuk kandang adalah munculnya banyak gulma, hama,
dan penyakit yang dapat menyerang dan menyebabkan kematian bagi tanaman itu
sendiri, sehingga pemupukan dengan menggunakan pupuk kandang memerlukan
penyeimbang yaitu penggunaan beberapa jenis pestisida untuk memberantas
gulma, hama, dan penyakit yang ditimbulkan oleh penggunaan pupuk kandang.

Pengendalian Gulma, Hama, dan Penyakit


Pengendalian gulma, hama, dan penyakit dilakukan secara manual dan
kimiawi. Pengendalian secara manual merupakan bagian dari kegiatan
pemeliharaan yang dilakukan secara rutin oleh tenaga kerja weeder. Pengendalian
gulma, hama, dan penyakit tanaman secara kimiawi dilakukan hanya setelah
terlihat adanya serangan pada tanaman. Hal ini menyebabkan beberapa jenis
tanaman sudah mati sebelum aplikasi pestisida dilaksanakan.
Tenaga kerja bagian lanskap terlihat kurang memperhatikan gejala adanya
serangan hama dan penyakit pada tanaman. Supervisor lanskap juga lebih
cenderung memperhatikan rumput pada area permainan dibandingkan dengan
tanaman lanskap yang berada disekitar area permainan. Keterlambatan identifikasi
serangan menyebabkan penyebaran gulma, hama, dan penyakit tanaman meluas
dengan cepat. Dengan meluasnya penyebaran gulma, hama, dan penyakit
menyebabkan aplikasi pestisida dibutuhkan dalam jumlah yang lebih banyak dan
jangka waktu pemberantasan yang lebih lama.

Pemeliharaan Nursery

Nursery merupakan area budidaya untuk menyediakan kebutuhan tanaman


lanskap di lapangan maupun di club house dan family club. Kegiatan
pemeliharaan yang dilakukan di nursery meliputi kegiatan perawatan tanaman,
penyiraman, pemupukan, dan perbanyakan tanaman. Meskipun hanya terdapat
tiga orang tenaga kerja yang bekerja di dalam nursery, namun nursery mampu
memenuhi fungsinya sebagai penyedia tanaman lanskap bagi kebutuhan di
lapangan, club house, serta family club.

Perawatan Tanaman
Tanaman di dalam nursery merupakan tanaman-tanaman yang baru
ditanam atau dipisahkan dari tanaman induknya. Tanaman baru ini membutuhkan
perawatan yang lebih intensif dibanding tanaman yang sudah lebih dewasa.
Sebagai tanaman pengganggu, gulma berperan sebagai pesaing dalam
memperoleh unsur hara bagi kebutuhan tanaman. Persaingan antara gulma dan
tanaman baru dapat menyebabkan tanaman mati karena gulma memiliki daya
adaptasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman yang baru ditanam.
Perawatan tanaman dilakukan oleh satu orang tenaga kerja bidang lanskap
yang juga bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan yang berlangsung di
nursery. Perawatan tanaman ini dilakukan satu kali dalam satu minggu. Kegiatan
perawatan tanaman terlihat sudah berjalan dengan cukup baik. Hal ini dapat
dilihat dari keberhasilan nursery melakukan perbanyakan pada berbagai jenis
tanaman lanskap.

Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap pagi oleh tenaga kerja bidang lanskap dengan
menggunakan selang plastik berdiameter ¾”. Setelah hari hujan penyiraman tidak
dilakukan untuk menjaga agar media tanah tidak terlalu basah agar tidak
menyebabkan timbulnya berbagai jenis penyakit. Sumber air yang digunakan
adalah sumber air yang berasal dari bak penyimpanan air yang terletak di depan
area nursery.
Debit air yang tercurah dari selang air cukup besar. Hal ini dapat
menyebabkan tanaman-tanaman yang baru ditanam menjadi rusak karena adanya
tekanan dari curahan air yang cukup kencang. Sebaiknya penyiraman tanaman
yang baru ditanam dilakukan dengan menggunakan embrat atau alat penyiram
tangan. Selain untuk menghindarkan tanaman dari kerusakan, penyiraman dengan
menggunakan embrat dapat membantu tenaga kerja untuk mengawasi tingkat
kelembaban media tanam masing-masing tanaman.

Pemupukan
Kegiatan pemupukan dilakukan pada saat awal penanaman dengan
mencampukan pupuk kandang dan sekam pada komposisi 1 : 4. Komposisi
pencampuran ini terus dilakukan untuk melakukan kegiatan pemupukan yang
dilakukan satu kali dalam dua minggu. Pemupukan dilakukan dengan cara
menaburkan pupuk langsung diatas permukaan tanah. Kegiatan ini dilakukan
tidak hanya untuk menambahkan unsur hara bagi tanaman, namun juga untuk
menambahkan media tanam bagi tanaman-tanaman yang media tanamnya sudah
berkurang.
Kegiatan pemupukan dengan menggunakan pupuk kandang menyebabkan
munculnya gulma, hama, dan penyakit tanaman yang dapat menyebabkan
kematian pada tanaman muda. Namun pemupukan dengan menggunakan pupuk
kandang ini terus dilakukan dengan alasan perbaikan kondisi media tanam dan
efisiensi biaya pemeliharaan.

Perbanyakan Tanaman
Perbanyakan tanaman dilakukan satu kali dalam satu minggu oleh 1-2
orang tenaga kerja. Kegiatan perbanyakan tanaman ini bertujuan agar nursery
mampu menyediakan tanaman dalam jumlah maksimum. Perbanyakan dilakukan
dengan cara stek maupun tunas. Pemindahan tunas pada kantong-kantong polybag
tidak hanya dilakukan pada jenis tanaman yang sudah ada di nursery namun juga
dapat diambil dari tunas tanaman-tanaman yang tumbuh disekitar padang golf.
Kegiatan perbanyakan tanaman ini sudah berjalan dengan cukup baik. Hal
ini terlihat dari tercukupinya kebutuhan tanaman di lapangan, club house, dan
family club untuk melakukan kegiatan penyulaman maupun kegiatan penanaman
baru. Jenis tanaman yang dibudidayakan juga cukup bervariasi. Tenaga kerja
memiliki motivasi yang cukup besar untuk menambahkan jenis dan
membudidayakan beberapa jenis tanaman yang belum terdapat di nursery AGFC.

Kapasitas dan Efektifitas Kerja

Kapasitas kerja merupakan penghitungan kemampuan tenaga kerja dalam


menyelesaikan suatu kegiatan pemeliharaan yang pada umumnya dihitung pada
tiap satuan waktu (jam). Penghitungan kapasitas kerja dilakukan dengan
melakukan pendataan luas dan waktu pengerjaan suatu program pemeliharaan
yang kemudian dikonversi dalam kapasitas kerja/jam. Data luas area yang
digunakan dalam penghitungan kapasitas kerja merupakan data luas area
permainan yang terdapat pada Lampiran 14. Sedangkan efektifitas kerja
merupakan perbandingan hasil antara penghitungan kapasitas kerja/jam dengan
kapasitas kerja/jam yang terdapat dalam Arifin dan Arifin (2005). Hasil
penghitungan kapasitas dan efektifitas kerja terdapat pada Tabel 12.
Tabel 12. Kapasitas dan Efektifitas Kerja
Jenis pekerjaan Kapasitas Kerja/Jam Efektifitas
pemeliharaan AGFC* Pustaka** Satuan Kerja (%)
Pembersihan/
325 400 m2 81,25 %
penyapuan rumput
Pembersihan/ penyapuan
1200 800 m2 150 %
perkerasan
Pemangkasan rumput dengan
533 500 m2 107 %
mesin dorong
Pemangkasan rumput dengan
720 - m2 -
riding mower
Pemangkasan rumput dengan
175 250 m2 87,5 %
mesin gendong
Pemangkasan ranting 8 - Pohon -
Pemupukan rumput dengan
480 - m2 -
sprayer gendong
Pemupukan rumput dengan
685 - m2 -
Walking Spreader
Penyemprotan pestisida pada
tanaman penutup tanah 440 500 m2 77 %
dengan sprayer gendong
Penyikatan perkerasan 8 9 m2 88,89 %
Sumber : * Pengamatan di Lapang (2009)
** (Arifin dan Arifin, 2005)

Secara umum, kapasitas kerja tenaga kerja AGFC sudah cukup baik. Hal
ini terlihat dari nilai kapasitas kerja yang tidak berbeda jauh dengan nilai kapasitas
kerja dalam Arifin dan Arifin (2005). Kegiatan pembersihan/penyapuan rumput
yang dilakukan di Araya Golf and Family Club memiliki nilai efektifitas kerja
dibawah nilai efektifitas kerja dalam Arifin dan Arifin (2005) yang disebabkan
karena kegiatan penyapuan rumput dilakukan bersamaan dengan kegiatan
pembersihan gazebo maupun kegiatan pengumpulan dan pembakaran sampah
yang pada umumnya dilakukan di area non permainan. Sedangkan kegiatan
pembersihan/penyapuan perkerasan memiliki nilai efektifitas kerja diatas nilai
efektifitas kerja dalam Arifin dan Arifin (2005) karena sampah yang dihasilkan di
padang golf AGFC tidak terlalu banyak, sehingga kegiatan penyapuan hanya
dilakukan di titik-titik tertentu dimana terdapat banyak sampah.
Pemangkasan dengan menggunakan mesin dorong memiliki nilai
efektifitas kerja yang lebih tinggi yang dapat disebabkan oleh perbedaan
kecepatan dorong operator antara tenaga kerja pada AGFC dan pada pustaka.
Pemangkasan rumput dengan menggunakan mesin gendong memiliki nilai
efektifitas kerja dibawah nilai efektifitas kerja dalam Arifin dan Arifin (2005).
Berdasarkan pengamatan di lapang, beberapa mesin gendong mengalami
permasalahan pada saat aplikasi di lapang, seperti mata pisau yang lepas dari
mesin dan mata pisau yang harus diasah kembali karena sudah tidak terlalu tajam.
Penyemprotan pestisida pada tanaman penutup tanah memiliki nilai
efektifitas kerja dibawah nilai efektifitas kerja dalam Arifin dan Arifin (2005)
dapat disebabkan oleh perbedaan kecepatan aplikasi di lapang. Sedangkan
penyikatan perkerasan yang dilakukan pada hole sign memiliki nilai efektifitas
kerja dibawah nilai efektifitas kerja dalam Arifin dan Arifin (2005) sebab pada
saat pengerjaan, tenaga kerja beberapa kali terhenti karena adanya pemain golf
yang sedang melakukan permainan.
Selain hal-hal tersebut diatas, beberapa nilai kapasitas kerja yang berada di
bawah nilai kapasitas kerja dalam Arifin dan Arifin (2005) dapat disebabkan
antara lain karena kurangnya pengawasan kerja maupun tenaga kerja bekerja
kurang optimal.
SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan
Kegiatan magang di Araya Golf and Family Club ini telah memberikan
pengetahuan, ketrampilan, serta pengalaman kerja dalam bidang pemeliharaan
lanskap padang golf. Kegiatan yang diikuti berupa kegiatan administrasi dan
kegiatan pemeliharaan fisik di lapang yang terdiri dari kegiatan pemangkasan,
pemupukan, penyiraman, pengendalian hama dan penyakit tanaman, pemeliharaan
bunker, pemeliharaan fasilitas dan utilitas, pemeliharaan club house, family club,
dan nursery.
Pemeliharaan padang golf AGFC dilakukan melalui struktur organisasi
yang menggambarkan aliran wewenang, hak, dan kewajiban dari masing-masing
tenaga kerja. Dari setiap aspek pemeliharaan yang ada di padang golf AGFC,
dapat dilihat bahwa secara umum kegiatan pemeliharaan yang dilakukan sudah
berjalan dengan cukup baik. Adanya aliran informasi yang sistematis dapat
membantu kelancaran kegiatan pemeliharaan dengan hasil yang lebih baik.
Pemeliharaan fisik area permainan terdiri dari kegiatan pemangkasan,
penyiraman, pemupukan, pengendalian gulma, hama, dan penyakit tanaman,
kegiatan kultivasi, pemeliharaan bunker, serta pemeliharaan fasilitas dan utilitas.
Dalam kegiatan pemangkasan, setiap area memiliki kriteria pangkasan yang
berbeda-beda, dilihat dari sisi ketinggian pangkasan rumput. Sedangkan untuk
kegiatan penyiraman, pemupukan, pengendalian gulma, hama, dan penyakit
tanaman, serta kegiatan kultivasi, seluruh area tidak menunjukkan adanya
perbedaan perlakuan yang terlalu signifikan. Pemeliharaan bunker dilakukan
untuk menjaga kenyamanan bagi pemain golf, sedangkan pemeliharaan fasilitas
dan utilitas dilakukan untuk menjaga kenyamanan dan keamanan bagi seluruh
pengguna padang golf, termasuk para tenaga kerja pemeliharaan padang golf.
Pemeliharaan fisik area non permainan di sekitar area permainan terdiri
dari kegiatan pemangkasan, penyiraman, pemupukan, pengendalian gulma, hama,
dan penyakit, serta perbaikan spot tanaman. Kegiatan perawatan kolam dan
pembuatan dekorasi taman juga dilakukan pada area non permainan di sekitar
Club House. Kolam renang, lapangan tenis rumput, dan lapangan sepak bola yang
menjadi tanggung jawab divisi GCM merupakan bagian dari Family Club yang
dikelola secara semi-rutin. Sedangkan nursery, sebagai area persediaan tanaman,
dikelola secara baik oleh tenaga kerja lanskap dengan melakukan kegiatan
perawatan tanaman, penyiraman, pemupukan, serta perbanyakan tanaman.

Saran
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama kegiatan magang
berlangsung, maka beberapa saran dalam pemeliharaan lanskap padang golf
AGFC yang dapat dipertimbangkan antara lain :
1. Penambahan tenaga kerja, khususnya yang berperan sebagai assistant
superintendent untuk dapat menyempurnakan sistem kerja dan menjadi
penanggung jawab ketika Golf Course Superintendent tidak berada di AGFC.
2. Pembuatan jadwal kegiatan pemeliharaan secara tertulis yang dipahami,
disetujui, dan disosialisasikan kepada masing-masing tenaga kerja
3. Dilakukannya briefing sebelum pelaksanaan kerja agar tidak terjadi kesalahan
pada saat aplikasi di lapangan serta adanya evaluasi setelah pekerjaan selesai
dilaksanakan.
4. Perlu adanya pelatihan-pelatihan (training) untuk meningkatkan pengetahuan
dan menambah keterampilan tenaga kerja lapangan, sehingga kapasitas dan
efektifitas kerja dapat lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, H. S. dan N. H. S. Arifin. 2005. Pemeliharaan Taman (Edisi Revisi).


Penebar Swadaya. Jakarta. 167 hal.

Beard, J. B. 1982. Turf Management for Golf Course. Burgess Publishing


Company. San Fransisco. 468 p.

Carpenter, P. L., T. D. Walker, and F. O. Lanphear. 1975. Plants in the


Landscape. W. H. Freeman. San Francisco. 468 p.

Chiara, J. D. dan L. E. Koppelmen. 1990. Standar Perencanaan Tapak


(Terjemahan). Airlangga. Jakarta. 380 hal.

Emmons, R. 2000. Turfgrass Science and Management (Third Edition). Thomson


Learning Inc. New York. 528 p.

Fahmy, M. 2002. Fisiologi Rumput dan Penerapannya. Asosiasi Superintendent


Padang Golf Indonesia. Tidak Dipublikasikan. 42 hal.

Klemme, M. 1995. A View from the Rough. Sleeping Bears Press. Michigan. 135
p.

Kusreal, S. 2005. Pengelolaan Lanskap Lapangan Golf Damai Indah Golf And
Country Club, Bumi Serpong Damai, Tangerang (Skripsi). Bogor.
Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Mintaharja, L. dan C. Alyasa. 2000. Turfgrass Science I & II. Asosiasi


Superintendent Padang Golf Indonesia. Bogor. 18 hal.

Mutaqin, Q. 2000. General Golf Course Management. Asosiasi Superintendent


Padang Golf Indonesia. Tidak Dipublikasikan. 9 hal.

Najih, N. A. 2000. Golf Course Landscape. Asosiasi Superintendent Padang Golf


Indonesia. Tidak Dipublikasikan. 41 hal.

Nick, C. 2004. Fundamentals of Turfgrass Management (Second Edition). John


Willey. New Jersey. 359 p.

Sugianto. What’s Golf All About. Karunia Mandiri Publisher. 231 hal.

Sternloff, R.E and R. Warren. 1984. Park and Recreation Maintenance


Management (Second Edition). John Wiley and Sons Inc. New York.
326 p.
Tjahjono, B. 2008. Jenis-jenis Rumput dan Kriteria Pemilihannya.
http://medhabaskara.blogspot.com/2008/11/jenis-jenis-rumput-dan-
kriteria.html. [31 Agustus 2009]

Tjahjono, B. 2008. Rumput Bermuda yang Populer.


http://medhabaskara.blogspot.com/2008/11/rumput-bermuda-yang-
populer.html. [31 Agustus 2009]

Witteveen, G and M. Bavier. 1999. Practical Golf Course Maintenance : The


Magic of Greenkeeping (Terjemahan). Asosiasi Superintendent Padang
Golf Indonesia. Jakarta. 154 hal.
Lampiran 1. Daftar Vegetasi di Area Padang Golf Araya Golf and Family Club
Kelompok Tanaman Nama Lokal Nama Latin
Pohon Akasia Accasia mangium
Angsana Pterocarpus indica
Asam londo Pithecolobium dulce
Bambu jepang Bambusa sp
Bambu Kuning Bambusa vulgaris
Beringin Ficus benjamina
Biola cantik Ficus lyrata
Buton Barringtonia asiatica
Cemara balon Casuarina sumatrana
Dadap merah Erithtina crystagalli
Damar Agathis alba
Eboni Diospyros celebica
Gayam Inocarpus fagiferus
Glodogan Polyalthea longifolia
Gmelina Gmelina arborea
Jati Tectona grandis
Karet Hevea baziliensis
Kamboja merah Plumeria rubra
Kamboja putih Plumeria alba
Kantil Michelia alba
Kenanga Canangium odoratum
Kesumba Bixa orellana
Ki acret Spatodea campanulata
Kupu-kupu hybrida Bauhinia purpurea
Kiputri Podocarpus neriifolius
Kisireum Eugenia cymosa
Locust Hymenaea courbaril
Mahoni Swietenia mahagoni
Melinjo Gnetum gnemon
Meranti Shorea selanica
Merbau Intsia bijuga
Mindi Melia azedarach
Nagasari Mesua ferrea
Nyatoh Palaquium javanse
Pinus Pinus mercusii
Pterigota Pterigota alata
Pule Alstonia scholaris
Rasamala Altingia exelsa
Lampiran 1. (lanjutan)
Sapu tangan Maniltoa gemmipara
Sempur Dillenia indica
Sengon Paraseriantes falcataria
Sengon buto Enterolobium eyelocarpum
Sono keling Dalbergia latifolia
Sungkai Peronema canescens
Suren Toona sureni
Tanjung Mimusops elengi
Trembesi Samanea saman
Walisongo Schefflera elliptica
Semak dan Perdu Acalypha Acalypha spp
Angsiao Michelia figo
Bougenville Bougenvillea spp
Bunga Pagoda Clerodendron spp
Dracaena Dracaena spp
Jakaranda Jacaranda mimosifo
Kaca Piring Gardenia jasminoid
Kamboja Plumeria sp
Kembang merak Caesalpinia pulcher
Kembang sepatu Hibiscis rosasinensi
Kemuning Murraya peniculata
Kol Banda Pisonia alba
Kopi Coffea arabica
Kupu-kupu Bauhinia purpurea
Nusa Indah Muasenda sp
Oleander Nerium oleander
Pakis haji Cycas rumpii
Pakis monyet Cyathea sp
Pandan Pandanus tectorius
Pandan Bali
Pisang kipas Ravenala madagaso
Rumput putih Arundo donax
Sikat botol Callistemon vimina
Walisongo Scheffelera sp
Yucca Yucca gloriosa
Palmae Alexander Alexandrae
Aren Arrenga pinnata
Bismarkia Bixmackia
Caryota Caryota mytis
Lampiran 1. (lanjutan)
Ekor tupai Woeditya bifurcata
Kelapa Cocos nucifera
Kelapa sawit Elaeis guineensis
Kurma Phoenix dactylifera
Phoenix Phoenix rubellnii
Pinang Cyrcostachys lakka
Pinang merah Cyrtostachis lakka
Putri Veitchia merillia
Raja Oreodoxo regia
Ravenia Ravenia
Sadeng Phoenix sp
Sadeng chinensis Livistona chinensis
Segitiga Neodipsis

Sumber : Divisi Golf Course Maintenance AGFC dan Pengamatan (2009)


Lampiran 2. Jarak, Par, Handycap Padang Golf AGFC
Jarak (Meter)
Hole Par Handycap
Turnamen Amatir Pemula Wanita
dan Junior
1 177 170 166 127 3 8
2 377 353 318 269 4 10
3 170 154 134 98 3 9
4 445 430 405 278 4 11
5 370 332 299 266 4 14
6 584 539 471 430 5 5
7 525 500 448 404 5 2
8 217 184 166 141 3 12
9 529 500 463 407 5 6
Total 3394 3162 2870 2420 36 77

Sumber : Divisi Golf Course Maintenance AGFC (2009)


Lampiran 3. Formulir Day Off (DO) dan Day Off Payment (DP)

Formulir Day Off

Formulir Day Off Payment (DP)

Sumber : Divisi Golf Course Maintenance AGFC (2009)


Lampiran 4. Formulir Pengajuan Cuti

Sumber : Divisi Golf Course Maintenance AGFC (2009)


Lampiran 5. Formulir Ijin Khusus

Sumber : Divisi Golf Course Maintenance AGFC (2009)


Lampiran 6. Formulir Permintaan Ijin

Sumber : Divisi Golf Course Maintenance AGFC (2009)


Lampiran 7. Surat Perintah Kerja Lembur (SPKL)

Sumber : Divisi Golf Course Maintenance AGFC (2009)


Lampiran 8. Formulir Permintaan Barang

Sumber : Divisi Golf Course Maintenance AGFC (2009)


Lampiran 9. Formulir Pengajuan Pembelian Barang

Sumber : Divisi Golf Course Maintenance AGFC (2009)


Lampiran 10. Formulir Permintaan Perbaikan Kendaraan

Sumber : Divisi Golf Course Maintenance AGFC (2009)


Lampiran 11. Formulir Work Order

Sumber : Divisi Golf Course Maintenance AGFC (2009)


Lampiran 12. Ukuran Speed Green Padang Golf AGFC
Tinggi Speed Green
Hari, tgl Cuaca Hole Waktu
potongan (Inch)
1 8.15 7’ 6”
2 8.20 7’ 1”
3 9.10 7’ 4,5”
4 9.20 7’ 7,5”
Senin, 5 9.30 8’
3,5 mm Cerah
30 Maret 2009 6 10.00 7’ 9”
7 10.10 7’ 1,5”
8 10.15 8’ 3,5”
9 10.25 8’ 7”
Rata-rata 7’ 8,4”

Tinggi Speed Green


Hari, tgl Cuaca Hole Waktu
potongan (Inch)
1 8.15 8’ 8”
2 8.20 8’ 3”
3 8.30 8’ 3”
4 8.45 8’ 2”
Jumat, 5 8.55 8’ 8”
3 mm Cerah
10 April 2009 6 9.15 8’ 5”
7 9.25 7’ 10”
8 9.35 8’
9 9.55 7’ 1”
Rata-rata 8’ 3”

Tinggi Speed Green


Hari, tgl Cuaca Hole Waktu
potongan (Inch)
1 8.20 8’ 2”
2 8.30 8’ 3”
3 8.37 8’
4 8.45 8’ 9”
Jumat, 5 8.55 8’ 2”
3,2 mm Cerah
17 April 2009 6 9.05 7’ 8”
7 9.20 7’ 8”
8 9.30 8’ 6“
9 9.45 8’ 11”
Rata-rata 8’ 3”
Lampiran 12. (lanjutan)
Tinggi Speed Green
Hari, tgl Cuaca Hole Waktu
potongan (Inch)
1 8.10 9’ 6”
2 8.17 8’ 2”
3 8.25 7’ 9”
4 8.35 8’ 9”
Selasa, 5 8.43 8’ 5”
3,2 mm Cerah
21 April 2009 6 8.50 8’ 8”
7 9.05 8’
8 9.15 8’ 9”
9 9.35 7’ 9”
Rata-rata 8’ 5”

Sumber : Inventarisasi di Lapang (2009)


Lampiran 13. Karakteristik Tanaman Lanskap yang Digunakan pada Area
Permainan Padang Golf

Karakteristik Tanaman Lanskap secara umum berdasarkan Jenis Tanaman :


1. Pohon
Perakaran tanaman tidak timbul ke atas (contoh : beringin).
Tidak banyak menggugurkan daun, bunga, maupun buah, sehingga tidak
menimbulkan banyak sampah.
Memiliki batang dan cabang yang kuat, sehingga tahan terhadap tiupan
angin yang kencang.
Minimum peneduhan, khususnya pada areal green.
Tahan terhadap hama dan penyakit tanaman.
Memiliki percabangan yang tinggi sehingga memungkinkan sinar matahari
masuk ke permukaan tanah.
2. Semak dan Perdu
Perakaran tanaman tidak timbul ke atas.
Tidak banyak menggugurkan daun, bunga, maupun buah.
Memiliki kerapatan daun yang rendah, kecuali semak yang berfungsi
sebagai tanaman pagar.
Tahan terhadap hama dan penyakit tanaman.
3. Ground Cover
Kerapatan tajuk tinggi, sehingga dapat mencegah longsor dan pertumbuhan
rumput liar.
Toleransi terhadap naungan.
Tahan terhadap hama dan penyakit tanaman.
Lampiran 14. Luasan Area Permainan Padang Golf AGFC
Luas Area (m2)
Hole Total (m2)
Teebox Green Fairway
1 494.61 577.58 1941.80 3013.99
2 652.46 466.21 3832.82 4951.49
3 427.92 435.12 1009.92 1872.96
4 447.02 453.73 8298.96 9199.71
5 631.89 540.29 6735.88 7908.06
6 859.68 420.28 11424.66 12704.62
7 907.63 665.96 9133.29 10706.88
8 560.90 654.96 1599.66 2815.52
9 778.77 585.12 8748.74 10112.63
Total 5760.88 4799.25 52725.73 63285.86

Sumber : Inventarisasi di Lapang (2009)


Lampiran 15. Daftar Istilah

Amatir : Sebutan bagi pemain yang bertanding, tapi tidak bermain untuk
mendapatkan hadiah uang. Bukan profesional.
Apron : Area rumput yang dipotong lebih tinggi sedikit dibanding green yang
terletak antara green dan fairway.
Bunker : Daerah rintangan yang dipenuhi oleh pasir, biasanya dekat dengan
green atau fairway.
Caddie : Orang yang bertugas untuk membawakan golf club dan menyertai
pemain di lapangan selama permainan berlangsung. Caddie juga memberikan
saran di lapangan dan bagaimana cara bermain golf.
Club House : Biasanya berupa ruangan di dalam yang luas, terletak di golf course
yang memiliki restoran, pro shop, kamar istirahat, dan ruang pertemuan.
Collar : Jalur berumput yang memisahkan green dari rough atau fairway.
Cup : Lubang pada lapangan golf.
Divot : Sebongkah kecil rumput dan kotoran yang terangkat dari golf course
setelah bola dipukul.
Driving Range : Fasilitas yang dibangun secara khusus untuk pemain golf melatih
gerakan ayunannya. Setiap driving range memiliki area seperti kompartemen
yang terpisah dimana pemain bisa memukul bola sejauh yang diinginkan, pada
umumnya sampai jarak 200 meter.
Fairway : Area rumput yang dipotong lebih pendek dibandingkan dengan rough
yang terbentang dari tee menuju green.
Green : Area rumput yang dipotong lebih pendek dibandingkan dengan area yang
lainnya. Green merupakan tempat akhir jatuhnya bola.
Handycap : Nilai angka potensi dari formula perhitungan yang disesuaikan
dengan tingkat kemahiran seorang pegolf.
Hole : Tujuan akhir dari bola golf saat menggelinding masuk.
Ladies tee : Area pegolf wanita untuk memulai pukulan pertama pada hole yang
sedang dimainkan.
Par : Angka pukulan yang direkomendasikan khusus untuk hole tertentu. Sebuah
round juga bisa dinilai sama dengan “par” sebagaiman skor akhir merupakan total
round pemain.
Pro shop : Toko utama dalam kelompok golf dimana pemain memeriksa dan
membeli peralatan golf. Beberapa pro shop juga menawarkan pelajaran golf.
Professional golf player : Pemain golf yang bermain golf secara professional dan
dibayar mahal untuk melakukannya.
Range : Area yang dipakai untuk latihan memukul.
Rough : Bagian yang sama dengan fairway tetapi rumput tumbuh lebih panjang.
Round : Seluruh lapangan bermain, bisa terdiri dari 18 hole atau 9 hole.
Sand Bunker : Area rintangan yang berisi pasir yang ada di samping fairway atau
green.
Speed Green : Kecepatan laju gelinding bola pada area green yang diukur dengan
menggunakan stimpmeter. Pengukuran kecepatan dilakukan secara berulang
sebanyak tiga kali dan hasil akhir diperoleh dari penghitungan rata-rata kecepatan
masing-masing geliding bola.
Teebox : Area dimana pemain golf mengawali atau memukul bola pertama kali
pada setiap hole yang dimainkan.
Tournament : Sebuah pertandingan yang dimainkan untuk memperoleh pemain
terbaik.

Anda mungkin juga menyukai