Anda di halaman 1dari 5

SUMITA KELISTA NURFI ASTANI

03411640000013
MITIGASI BENCANA A
REVIEW MITIGASI BENCANA
Gempa bumi adalah berguncangnya bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar
lempeng bumi, patahan aktif, aktivitas gunungapi atau runtuhan batuan. Kekuatan gempabumi
akibat aktivitas gunungapi dan runtuhan batuan relatif kecil sehingga kita akan memusatkan
pembahasan pada gempabumi akibat tumbukan antar lempeng bumi dan patahan aktif.
Gempabumi merupakan peristiwa pelepasan energi yang menyebabkan dislokasi (pergeseran)
pada bagian dalam bumi secara tiba-tiba. Gempa merupakan salah satu fenomena alam yang
tidak dapat diprediksi dan tidak bisa dihindari serta tidak bisa dijinakkan sehingga akibat yang
ditimbulkan bisa sangat mengerikan. Pengembangan sain untuk memprediksi kapan dan
besarnya magnitude gempa sampai saat ini masih belum bisa menentukan secara pasti.

Teori Elastis Rebound


Teori yang menjelaskan bagaimana gempa bumi muncul dari gerakan horisontal
lempeng tektonik yang berdekatan sepanjang strike-slip fault linier. Teori ini menunjukkan
bahwa dua piring bergerak dalam arah yang berlawanan menjadi terkunci untuk beberapa
waktu karena gesekan. Namun, stres mengatasi gesekan terakumulasi dan menyebabkan pelat
tiba-tiba bergerak selama periode waktu yang singkat yang menghasilkan gempa bumi.

Mekanisme Gempabumi dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut, jika terdapat
dua buah gaya yang bekerja berlawanan arah pada batuan kulit bumi maka batuan tersebut akan
terdeformasi karena batuan mempunyai sifat elastis. Bila gaya yang bekerja dengan arah
berlawanan pada batuan dan terus menerus lama kelamaan daya dukung pada batuan akan
mencapai maksimum dan akan terjadi pergeseran. Akibatnya batuan akan mengalami patahan
secara tiba-tiba sepanjang bidang sesar. Setelah itu batuan akan kembali stabil. Namun sudah
mengalami perubahan bentuk atau posisi. Pada saat batuan mengalami gerakan yang tiba–tiba
SUMITA KELISTA NURFI ASTANI
03411640000013
MITIGASI BENCANA A
akibat pergeseran batuan, energi stress yang tersimpan akan dilepas dalam bentuk getaran yang
kita kenal sebagai gempa bumi.
Penyebab dari gempa secara umum berasal dari pergerakan lempeng tektonik yang
senantiasa bergerak setiap tahunnya contoh pergerakan Australia menuju Indonesia sekitar 7
cm/tahun. Gempa dapat terjadi di darat dan di lautan. Efek domino dari gempa sendiri dapat
menimbulkan berbagai bencana lainnya seperti likuifaksi, tanah longsor, tsunami, kebakaran,
dan banjir. Indonesia terletak dalam zona garis tektonik yang disebut sebagai Ring of Fires
sehingga tak heran jika Indonesia sering dilanda bencana gempa bumi dan gunung meletus.
Terdapat sesar di Surabaya

Secara Topografi, sebagaian besar wilayah Surabaya merupakan dataran rendah dengan
ketinggian 3-6 meter di atas permukaan laut, sebagian lagi (Surabaya Barat dan Surabaya
Selatan) merupakan daerah perbukitan landai, ketinggian 25-50 meter diatas permukaan laut.
Surabaya merupakan salah satu kota padat penduduk yang dilalui sesar aktif. Dengan demikian
potensi dampak gempa yang terjadi bisa merugikan besar bagi masyarakat Surabaya. Sesar
Kendeng merupakan zona sesar aktif yang memanjang mengarah barat timur dari Jawa Tengah
hingga bagian barat Jawa Timur. Sesar ini terdiri dari kumpulan sesar naik dan lipatan di daerah
Jawa Timur. Penelitian terbaru yang dipublikasikan di Geophysical Research Letter
mengungkap bahwa sesar Kendeng bergerak aktif dengan pergerakan 5 milimeter per tahun
dan menjadi sumber gempa di wilayah Jawa Timur. Sesar Kendeng melintang sejauh kurang
lebih 300 kilometer dari selatan Semarang, Jawa Tengah, hingga Jawa Timur. Dilansir dari
BPBD kota Surabaya pernah terkena gempa pada tahun 1867 dan 1953. Dari survei untuk
mengetahui respon warga Surabaya, dari sekitar 20 orang, 70% didominasi orang orang yang
tidak merasakan, terbangun langsung lari keluar rumah lupa dengan keluarga 20%, lainnya
sekitar 10% terbangun terasa pusing migren dan terbangun langsung duduk tidak tahu ada.
Brikut sesar aktif yang melalui kota Surabaya.
SUMITA KELISTA NURFI ASTANI
03411640000013
MITIGASI BENCANA A

Gelombang gempa biasanya gelombang seismik yang bergerak melalui bahan yang
berbeda pada kecepatan yang berbeda. Gelombang seismik bergerak melalui material yang
berbeda dengan amplitudo yang berbeda. Pada bedrock memiliki gelombang berfrekuensi
tinggi dan amplitudo rendah sehingga tidak terlalu merusak. Sedangkan pada sedimen memiliki
gelombang amplitudo tinggi dan berfrekuensi rendah yang akan menimbulkan kerusakan pada
pagar yang lebih parah.
Indonesia rawan gempa
Ring of Fire atau Jalur Cincin Api merupakan jalur pertemuan lempeng yang sering
memiliki laju pergerakan yang cukup aktif. Bukti otentik dari jalur ini adalah pegunungan
Selatan Pulau Jawa dan Bukit Barisan Sumatra. Proses subduksi dari Lempeng Indo-Australia
terhadap Eurasia menyebabkan terbentuknya penampang kubah pada bagian daratan yang
lambat laun menjadi tinggi. Proses subduksi menghasilkan lelehan magma akibat pelelehan
batuan pada temperatur dan tekanan yang tinggi. Magma ini akan keluar melalui bentukan
kubah tinggi yang disebut sebagai gunung api. Selain itu proses subduksi kadang menghasilkan
gempa yang dapat dirasakan dengan radius yang berbeda-beda. Fenomena melengkungnya
salah satu kerak subduksi mengakibatkan energi elastis terkumpul dan pada saat tertentu akan
dilepaskan dalam bentuk gempa yang dahsyat. Hal inilah yang menyebabkan gempa bumi
terutama tektonik sulit untuk dideteksi karena mekanisme fokus dan kondisi geologinya yang
kompleks. Ketika terjadi gempa di laut maka potensi terjadinya tsunami juga besar.
SUMITA KELISTA NURFI ASTANI
03411640000013
MITIGASI BENCANA A

Perhatian masyarakat dan pemerintah perlu didedikasikan dalam bencana yang tidak
terduga semacam ini minimal dapat dilakukan dengan merumuskan upaya untuk mengurangi
jumlah korban jiwa. Negara Jepang telah belajar dari bencana ini dengan sangat baik meskipun
pada akhirnya Jepang menyerah dalam hal prediksi gempa bumi. Tahun 2007, Gempa berskala
6,9 melanda Jepang dengan korban meninggal 1 dan beberapa luka-luka. Sedangkan gempa di
Yogyakarta merenggut 6000 jiwa dengan korban luka-luka berjumlah ribuan. Hal yang
memengaruhi statistik ini adalah penanganan dan kesadaran. Masyarakat Jepang sadar tentang
pentingnya memahami bencana dan mitigasinya sehingga pada saat hal tersebut terjadi, mereka
sudah siap baik secara individu dan tahu apa yang harus dilakukan. Jauh berbeda dengan
kondisi masyarakat di Indonesia, yang menganggap bencana sebagai seleksi alam, takdir, atau
azab
Penyebab Gempa antara lain :
1. Sumber gempa akibat tumbukan lempeng (Gempa Magathrust)
2. Sumber gempa akibat patahan aktif
3. Sumber Gempa Sesar Aktif
sesar adalah retakan/kekar yang sudah bergeser. kekar (joint) adalah retakan yang
mempunyai pola dan arah tertentu sesuai dengan tegangan penyebabnya. sesar aktif adalah
sesar yang mengalami pergeseran dan menimbulkan gempa dalam kurun 10.000 tahun terakhir.
SUMITA KELISTA NURFI ASTANI
03411640000013
MITIGASI BENCANA A

AMPLIFIKASI

Amplifikasi merupakan perbesaran gelombang seismik yang terjadi akibat adanya


perbedaan yang signifikan antar lapisan, dengan kata lain gelombang seismik akan mengalami
perbesaran, jika merambat pada suatu medium ke medium lain yang lebih lunak dibandingkan
dengan medium awal yang dilaluinya. Semakin besar perbedaan itu, maka perbesaran yang
dialami gelombang tersebut akan semakin besar.
Kajian Asesmen Risiko Gempa
1. Asesmen Ancaman Gempa dimaksudkan untuk menilai antara lain besaran magnitudo
gempa, penilian percepatan gempa (PGA) dan faktor lainnya.
2. Asesmen Kerentanan Tanah dimaksudkan untuk menilai antara lain respon tanah terhadap
likufaksi dan amplifikasi.
3. Asesmen dinamika penurunan tanah
4. Asesmen Kerentanan bangunan dimaksudkan untuk menilai antara lain respon bangunan
terhadap gempa untuk permukiman, bangunan publik dan bangunan lainnya.
5. Asesmen Kerentanan Sosial dimaksudkan untuk menilai antara lain respon masyarakat
terhadap kegempaan
6. Mitigasi struktural dan
7. Non struktural (pemberdayaan masyarakat)

Anda mungkin juga menyukai