Pada keadaan normal pasien tanpa anastesi hipotalamus mengatur temperatus suhu
tubuh dengan toleransi yang sempit, rentang ambang batas suhu, dengan ambang untuk
berkeringat dan vasodilatasi saat satu extrem. Dan ambang untuk vasokonstriksi dan
menggigil. Agen anastesi menghambat termoregulasi pusat dengan cara mengganggu respon
reflek hipotalamus. Seperti contoh produksi isoflurene dose-dependent menurunkan
ambang temperatur penyebab vasokonstriksi (30C menurun untuk persentase inhalasi
isoflurane). Anastesi general dan regional meningkatkan rentang ambang batas, walaupun
dengan mekanisme yang berbeda. Anastesi spinal dan epidural seperti anastesi umum,
menyebabkan hipotermia karena menyebabkan vasodilatasi dan dan redistribusi panas
internal. Sehingga mengiringi penurunan nilai dari anastesi regional yang memberikan
kehilangan panas berlanjut seperti sesuai dengan yang diubah persepsi suhu dari
hipotalamus sesuai dengan suhu dermatom anastesi dari pada efek obat sentral seperti
dengan anastesi umum.
2. Intraoperative consideration
Suhu dingin udara sekitar ruang operasi, paparan yang lama dapat memperbesar luka dan
dapat memperbesar jumlah room-termperature cairan intravena atau aliran yang tinggi dari
gas yang tidak beruap dapat berkontribusi terjadi hipotermia. Menghangatkan pasien untuk
setengah jam dengan forced-air selimut penghangat mencegah hipotermia fase 1 dari
eliminasi sentral-perifer gradien temperatur. Metode untuk meminimalkan hipotermia fase 2
dari kehilangan panas selama anastesi termasuk menggunakan selimut udara penghangat
dan selimut air penghangat. Humidikasi panas gas inspirasi, menghangatkan cairan intravena
dan meningkatkan suhu sekitar ruang operasi.
Gemetaran dapat terjadi di postanasthesia care unit (PACUs) atau unit kritikal care sebagai
hasil dari hipotermia sebenarnya atau efek dari neurologi dari agen anastesi . gemetaran
sering terjadi setelah post partum. Gemetaran sebagi contoh efek tubuh untuk
meningkatkan produksi panas dan meningkatkan temperatur tubuh yang mungkin
berhubungan dengan vasokontriksi. Kedaruratan dari anastesi singkat kadang bisa
menyebabkan gemetaran meskipun gemetaran bisa juga menyebabkan tanda-tanda
nonspesific neurology (posturing, clonus, atau tanda babinski) yang kadang diobservasi
selama kegawat daruratan, gemetaran juga sering berhubungan dengan hipotermia dan
anatesi yang mudah menguap. Terlepas dari mekanisme nya , gemetran sering muncul
setelah operasi yang lama dan penggunaan agen yang mudah menguap dengan konsentrasi
yang lebih banyak. Terkadang bisa menyebabkan hipertermia (38-39) dan asidosis metabolik
atau keduanya yang