PEMBAHASAN
biasanya klien mengeluh nyeri pada jalan lahir, dan pada tinjauan
SMRS. Keluar air dari k vagina sejak±4 jam SMRS. TD : 110/80 mmHg,
c. Pemeriksaan fisik
TD, N, P, S ).
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Dari beberapa diagnosa keperawatan yang ada diteoritis tidak
seluruhnya dialami oleh pasien. Sesuai dengan data objektif dan data
subjektif pasien dirumuskan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan
keadaan pasien serta Diagnosa keperawatan diangkat berdasarkan batasan
karakteristik yang terdapat pada NANDA NIC NOC, yaitu sebagai
berikut :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologi (kontraksi uterus
selama persalinan).
2. Nyeri akut b.d agen injuri fisik (episiotomi)
3. Menyusui tidak efektif b.d prematuritas
4. Risiko infeksi b.d tindakan invasif, paparan lingkungan patogen
5. Kurang pengetahuan tentang perawatan ibu nifas dan perawatan bayi
b/d kurangnya sumber informasi
Sedangkan, pada teoritas diagnosa yang mungkin muncul untuk
KPD adalah sebagai berikut:
Kala I
1. Nyeri b/d kontraksi rahim dan regangan jaringan
2. Resiko infeksi b/d Pemeriksaan vagina berulang
Kala II
1. Nyeri akut b/d Fisiologi proses persalinan
2. Resiko perdarahan b.d proses persalinan
3. Resiko Infeksi b/d adanya luka episiotomi
Kala III
1. Nyeri akut b/d Fisiologi involusi uterus
Kala IV
1. Intoleransi aktivitas b/d proses persalinan
C. INTERVENSI
Dalam penyusunan rencana keperawatan mahasiswa
menggunakan rencana asuhan keperawatan yang telah disusun oleh
NANDA NIC NOC sebagai standar. Dalam hal ini setiap rencana asuhan
keperawatan dikembangkan berdasarkan teori yang dapat diterima secara
logis dan sesuai dengan kondisi pasien. Intervensi yang dilakukan adalah
menagement nyeri.
Dalam hal ini kelompok tidak terlalu mengalami kesulitan yang
begitu berarti hal ini disebabkan karena adanya beberapa faktor pendukung
diantaranya hubungan komunikasi yang baik antara anggota kelompok,
keluarga klien, dan juga pada perawat ruangan.
D. IMPLEMENTASI
Tahap implementasi yang merupakan penerapan asuhan
keperawatan yang didelegasikan kepada orang tua anak. Dalam tahap ini
implementasi penulis tidak mengalami kesulitan. Pada tahap implementasi
ini, penulis mengambil aktivitas dari beberapa jurnal penelitian yang telah
dipublikasikan.
Menurut penelitian Nikmatur Rohmah tahun 2011 yang berjudul
“Manajemen nyeri non invasive pada ibu post partum dengan pendekatan
evidance based practice” mengungkapkan bahwa Mobilisasi dini,
perubahan posisi pasien, teknik nafas dalam dan komunikasi terapeutik
dapat meredakan nyeri post partum (Rochmat, 2008; Bobak, 2005).
Sedangkan menurut Beberapa penelitian menunjukan bahwa
relaksasi memberikan pengaruh terhadap penurunan nyeri. Potter & Perry
(2006) mengatakan bahwa relaksasi mampu membuat klien mengontrol
diri ketika terjadi rasa tidak nyaman (nyeri), stress fisik dan emosi pada
nyeri. Ma’rifah (2016) melakukan penelitian tentang pengaruh teknik
relaksasi genggam jari terhadap perubahan skala nyeri pada pasien post
partum dengan hasil terdapat pengaruh teknik relaksasi genggam jari
terhadap perubahan skala nyeri pada pasien post partum.
Penelitian yang dilakukan oleh Dina Dewi (2010) dengan judul
hubungan personal hygiene dengan kecepatan kesembuhan luka perineum
ibu post partum di seluruh wilayah kerja puskesmas Singosari kabupaten
Malang menyimpulkan ada hubungan yang bermakna antara personal
hygiene dengan perawatan luka perineum dikarenakan semua responden di
Klinik Sehat Harapan Ibu karena sebagian besar sudah mengetahui cara
perawatan luka seperti cara menjaga luka bersih dan kering. Hal ini juga
sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Johson (2005) bahwa
Perilaku Personal hygiene (kebersihan diri) dapat memperlambat
penyembuhan hal ini dapat menyebabkan adanya benda asing seperti debu
dan kuman. Adanya benda asing, pengelupasan jaringan yang luas akan
memperlambat penyembuhan luka dan kekuatan regangan luka menjadi
tetap rendah. Berdasarkan teori kebersihan diri ibu membantu mengurangi
sumber infeksi dan akan membuat rasa nyaman pada ibu. Merawat dan
menjaga perineum ibu tetap selalu bersih dan kering serta membersihkan
alat kelamin dari depan ke belakang itu akan membuat proses
penyembuhan luka akan cepat sembuh. Melakukan perawatan atau
personal hygiene bertujuan untuk mecegah resiko terjadinya infeksi
(Hapsari, 2010).
E. EVALUASI
Dari semua diagnosa keperawatan yang kelompok tegakkan
mencapai perkembangan yang lebih baik dan optimal, maka dari itu
sudah teratasi sebagian karena nyeri klien sudah berkurang dan skala
nyeri 3.
luka pada area yang luka dan diangaap masalah sudah teratasi sebagian
karena tidak ada tampak tanda-tanda infeksi dan luka tidak memerah.
keadaan klien masih sangat lemah, aktivitas klien tampak dibantu keluarga
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penulisan kasus seminar setelah praktek profesi
yang dilakukan di RSUD Adnaan WD Payakumbuh dapat diambil kesimpulan
:
1. Ketuban pecah dini atau PROM (Premature Rupture Of Membran) adalah
pecahnya ketuban sebelum waktunya tanpa disertai tanda inpartu dan
setelah 1 jam tetap tidak diikuti dengan proses inpartu sebagaimana
mestinya. Ketuban pecah dini (KPD) sering kali menimbulkan
konsekuensi yang berimbas pada morbiditas dan mortalitas pada ibu
maupun bayi terutama pada kematian perinatal yang cukup tinggi.
Ketuban pecah dini dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi pada
neonates meliputi prematuritas, respiratory distress syndrome, pendarahan
intraventrikel, sepsis, hipoplasia paru serta deformitas skeletal (Gahwagi,
2015)
2. Keluhan utama Ny. N saat masuk Rumah Sakit, adalah nyeri ari-ari
menjalar ke punggung. Pasien ingin mengedan sejak ±4 jam SMRS.
Pasien dilakukan pemeriksaan dalam tampak keluar lendir bercampur
darah sejak ±4 jam SMRS. Keluar air dari k vagina sejak±4 jam SMRS.
TD : 110/80 mmHg, ND : 80 x/i, RR : 20 x/i, S : 36,5 C.
3. Dari analisa data yang didapatkan dapat ditegakkan diagnosa pada Ny. N
yaitu nyeri akut berhubungan dengan kontraksi rahim dan regangan
jaringan
4. Intervensi yang akan dilakukan pada Ny.N adalah intervensi untuk nyeri
yaitu manajemen nyeri, resiko infeksi yaitu melakukan perawatan luka dan
vulva hygien.
5. Implementasi keperawatan yang dilakukan juga dilakukan sesuai rencana
asuhan keperawatan yang telah disusun, yang disesuaikan dengan kondisi
pasien.
6. Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada Ny. N, memperlihatkan
adanya nyeri berkurang, tidak ada tanda-tanda infeksi dan kulit memerah
dan aktivitas pasien masih dibantu keluarga.
7. Pendokumentasian askep sesuai dengan intervensi yang telah dilakukan
dan respon Ny. N.
B. Saran
Dengan selesainya dilakukan asuhan keperawatan ibu hamil pada Ny.
N G1P02O0H0 Gravid Aterm + Kala 2 + ketuban pecah dini (KPD) di
ruangan kamar bersalin RSUD Adnaan WD Payakumbuah tahun 2019,
diharapkan dapat memberikan masukkan terutama pada :
1. Penulis/ Mahasiswa
Mengasah kemampuan terutama dalam penerapan memberikan
asuhan keperawatan yang profesional bidang keperawatan pasien
dengan KPD di Ruang Kamar Bersalin RSUD Adnaan WD
Payakumbuah.
2. Instansi Pendidikan
Sebagai bahan masukan kepada STIKes Fort De Kock Bukittinggi
yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar untuk perbandingan
dalam memberikan konsep asuhan keperawatan secara teori dan
praktek.
3. RSUD Adnaan WD Payakumbuh
4. Sebagai bahan acuan kepada tenaga kesehatan RSUD Adnaan WD
Payakumbuh dalam memberikan pelayanan yang lebih baik dan
menghasilkan pelayanan yang memuaskan pada pasien serta
melihatkan perkembangan pasien yang lebih baik.
5. Pasien/ keluarga
Dapat memberikan pengetahuan dan pendidikan tentang KPD,
sehingga pasien ataupun keluarga dapat menerapkan pengetahuan
tentang cara perawatan dan pencegahan penyakit ini untuk
kedepannya.