Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anak yang sehat, cerdas, berpenampilan menarik, dan berakhlak
mulia merupakan dambaan setiap orang tua. Agar dapat mencapai hal tersebut
terdapat berbagai kriteria yang harus terpenuhi dalam pertumbuhan dan
perkembangan anak, salah satunya adalah factor keturunan atau genetika.
Namun, selain faktor keturunan masih terdapat faktor lain yang
mempengaruhi kualitas seorang anak.
Kualitas seorang anak dapat dinilai dari proses tumbuh kembang.
Proses tumbuh kembang merupakan hasil interaksi faktor genetik dan faktor
lingkungan. Faktor genetik/keturunan adalah faktor yang berhubungan
dengan gen yang berasal dari ayah dan ibu, sedangkan faktor lingkungan
meliputi lingkungan biologis, fisik, psikologis, dan sosial. Pertumbuhan dan
perkembangan mengalami peningkatan yang pesat pada usia dini, yaitu dari 0
sampai 5 tahun. Masa ini sering juga disebut sebagai fase ”Golden Age”.
Golden age merupakan masa yang sangat penting untuk memperhatikan
tumbuh kembang anak secara cermat agar sedini mungkin dapat terdeteksi
apabila terjadi kelainan. Selain itu, penanganan kelainan yang sesuai pada
masa golden age dapat meminimalisir kelainan pertumbuhan dan
perkembangan anak sehingga kelaianan yang bersifat permanen dapat
dicegah.
Pemantauan tumbuh kembang anak meliputi pemantauan dari aspek
fisik, psikologi, dan sosial. Pemantauan tersebut harus dilakukan secara
teratur dan berkesinambungan. Sedini mungkin pemantauan dapat dilakukan
oleh orang tua. Selain itu pemantauan juga dapat dilakukan oleh masyarakat
melalui kegiatan posyandu dan oleh guru di sekolah. Oleh karena itu,
pengetahuan tentang deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan anak perlu
dimiliki oleh orang tua, guru, dan masyarakat

BAB II

1
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Tumbuh Kembang


Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang
sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan yaitu pertumbuhan dan
perkembangan. Sedangkan pengertian mengenai apa yang dimaksud
pertumbuhan dan perkembangan adalah sebagai berikut:
1. Pertumbuhan (growth) adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel,
serta jaringan interseluler, yang berarti bertambahnya ukuran fisik dan
struktur tubuh dalam arti sebagian atau keseluruhan. Pertumbuhan
bersifat kuantitatif sehingga dapat diukur dengan menggunakan satuan
panjang dan berat.2
2. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, sehingga bersifat
kualitatif, yang pengukurannya jauh lebih sulit dibanding dengan
pengukuran pertumbuhan.2 Disini menyangkut adanya proses
diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem
organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing
dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi,
intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan
lingkungannya.1
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan mempunyai
dampak aspek fisik, sedangkan perkembangan berkaitan dengan
pematangan fungsi organ/individu. Walaupun demikian, kedua peristiwa
itu terjadi secara sinkron pada setiap individu. Sedangkan untuk
tercapainya tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi
biologiknya.1

B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak


Secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh
terhadap tumbuh kembang anak, yaitu faktor genetik dan lingkungan.1 Dan
dapat diuraikan faktor pokok tersebut menjadi berbagai macam faktor
yang secara khusus langsung berpengaruh terhadap tumbuh kembang

2
walau beberapa faktor tersebut dapat tumpang tindih, faktor-faktor tersebut
diantaranya; pengaruh saraf, pengaruh hormon, pengaruh gizi, pengaruh
sosial ekonomi, pengaruh musim dan iklim, penyakit emosi dll.2
1. Faktor genetik (internal)
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir
proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik yang
terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan
kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan
kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap
rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang.
Termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang
normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa. Potensi genetik yang
bermutu hendaknya berinteraksi dengan lingkungan secara positif
sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal. Gangguan pertumbuhan di
negara maju lebih sering diakibatkan oleh faktor genetik ini. Sedangkan
di negara yang sedang berkembang, gangguan pertumbuhan selain
diakibatkan oleh faktor genetik juga oleh faktor lingkungan yang
kurang memadai untuk tumbuh kembang anak yang optimal bahkan
kedua faktor ini dapat menyebabkan kematian anak-anak sebelum
mencapai usia balita. Di samping itu banyak penyakit keturunan yang
disebabkan oleh kelainan kromosom seperti sindrom down, sindrom
turner dan lain-lain. 1

2. Faktor lingkungan (eksternal)


Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai
atau tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan
memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang
baik akan menghambatnya. Lingkungan ini merupakan lingkungan
“bio-fisiko-psiko-sosial” yang mempengaruhi individu setiap hari,
mulai dari konsepsi sampai akhir hayat, diantaranya:
a. Gizi ibu pada waktu hamil
Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun
pada waktu sedang hamil, lebih sering menghasilkan bayi BBLR
(berat badan lahir rendah) atau lahir mati dan jarang menyebabkan

3
cacat bawaan. Disamping itu pula menyebabkan hambatan
pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir, bayi baru lahir
mudah terkena infeksi, abortus dan sebagainya.anak yang lahir dari
ibu yang gizinya kurang dan hidup di lingkungan miskin maka akan
mengalami kurang gizi juga dan mudah terkena infeksi selanjutnya
akan menghasilkan wanita dewasa yang berat dan tinggi badannya
kurang pula.1
b. Mekanis
Trauma dan cairan ketuban yang kurang menyebabkan kelaianan
bawaan pada bayi yang dilahirkan.1
b. Infeksi
Infeksi yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah
TORCH (Toxoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes
simplex). Sedangkan infeksi lainnya yang juga menyebabkan
penyakit pada janin adalah varisela, Coxsackie, Echovirus, Malaria,
lues, HIV, polio, campak, listeriosis, leptospira, mikoplasma, virus
influenza dan virus hepatitis.1
c. Toksin/ zat kimia
Masa organogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap
teratogen. Misalnya obat-obatan seperti thalidomide, phenitoin,
methadion, obat-obat anti kanker dan lainnya. Demikian pula pada
ibu hamil perokok berat/peminum alkohol kronis sering melahirkan
bayi BBLR, lahir mati, cacat atau retardasi mental.1
d. Endokrin
Hormon-hormon yang mungkin berperan dalam pertumbuhan
janin adalah somatotropin, hormone plasenta, hormone tiroid, insulin
dan peptida-peptida lain dengan aktivitas mirip insulin (Insulin like
growth factors/IGFs).1
e. Imunitas
Rhesus atau ABO inkomtabilitas sering menyebabkan abortus,
hidrops fetalis, kern ikterus atau lahir mati.1
f. Stress
Stres yang dialami ibu pada waktu hamil dapat mempengaruhi
tumbuh kembang janin antara lain cacat bawaan,kelainan kejiwaan.1
g. Radiasi

4
Radiasi pada janin sebelum umur 18 minggu dapat menyebabkan
kematian janin, kerusakan otak, mikrosefali atau cacat bawaan
lainnya.1
h. Anoksia embrio

C. Tahap-Tahap Tumbuh Kembang


Anak yang mendapat ASUH, ASIH, dan ASAH yang memadai akan
mengalami tumbuh kembang yang optimal sesuai dengan potensi genetik yang
dimilikinya. Setiap anak akan melalui setiap tahapan tumbuh kembang yang
mempunyai ciri tersendiri, yaitu:
1. Masa prenatal
a) Masa mudigah/embrio: dari konsepsi sampai 8 minggu di dalam
kandungan.
b) Masa janin: mulai dari 9 minggu di dalam kandungan sampai lahir.
2. Masa bayi: usia 0 - 1 tahun
a) Masa neonatal dini: usia 0-7 hari
b) Masa nenonatal lanjut: usia 8-28 hari
c) Masa pasca neonatal: usia 29 hari sampai 1 tahun
3. Masa pra-sekolah: usia 1 – 6 tahun
4. Masa sekolah: usia 6 – 18/20 tahun
a) Masa pra-remaja: usia 6-10 tahun
b) Masa remaja dini: wanita usia 8-13 tahun, pria usia 10-15 tahun
c) Masa remaja lanjut: wanita usia 13-18 tahun, pria 15-20 tahun

D. Ciri-Ciri Pertumbuhan Dan Perkembangan


 Pertumbuhan Anak

Terdapat 4 indikator perubahan pada pertumbuhan, yaitu: 1, 2


1. Perubahan ukuran
Tampak jelas pada perubahan fisik, yang dengan bertambahnya umur
anak akan terjadi perubahan tinggi, berat badan, lingkar kepala,
organ tubuh sesuai kebutuhannya.
2. Perubahan proporsi
Perubahan proporsi tubuh dimulai dari usia kehamilan dua bulan
sampai dewasa, terlihat seperti gambar berikut.

5
Gambar 1. Menunjukan proporsi tubuh dari janin sampai dewasa (dikutip
dari Behrman 1992, gambar dikutip dari Markum AH 1991)

3. Hilangnya ciri-ciri lama


Menghilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu, dan
menghilangnya refleks-refleks primitif.
4. Timbulnya ciri-ciri baru
Tumbuhnya cirri-ciri baru ini adalah akibat pematangan fungsi-
fungsi organ seperti munculnya gigi tetap, munculnya tanda-tanda
seks sekunder.

 Perkembangan Anak
a. Ciri-Ciri Perkembangan

Perkembangan memiliki karakteristik yang dapat diramalkan dan


memiliki ciri-ciri sehingga dapat diperhitungkan. Ciri-ciri tersebut, sebagai
berikut:1
1. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan, Perkembangan adalah
proses yang kontinue dari konsepsi sampai maturasi. Perkembangan
sudah terjadi sejak didalam kandungan, dan setelah kelahiran
merupakan suatu masa dimana perkembangan dapat dengan mudah
diamati.
2. Dalam priode tertentu ada masa percepatan dan ada masa perlambatan.
Terdapat 3 (tiga) periode pertumbuhan cepat adalah pada masa janin,
masa bayi 0 – 1 tahun, dan masa pubertas.
3. Perkembangan memiliki pola yang sama pada setiap anak, tetapi
kecepatannya berbeda.
4. Perkembangan dipengaruhi oleh maturasi system saraf pusat. Bayi
akan menggerakkan seluruh tubuhnya, tangan dan kakinya.

6
5. Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan
menghilang sebelum gerakan volunter tercapai.

Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemapuan


(skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola
yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.
Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan
tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa
sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya.1

Deteksi dini perkembangan anak dilakukan dengan cara


pemeriksaan perkembangan secara berkala, apakah sesuai dengan umur
atau telah terjadi penyimpangan dari perkembangan normal. Empat
parameter yang dipakai dalam menilai perkembangan anak adalah:

1. Gerakan motorik kasar (pergerakan dan sikap tubuh).


2. Gerakan motorik halus (menggambar, memegang suatu benda dll).
3. Bahasa (kemampuan merespon suara, mengikuti perintah, berbicara
spontan).
4. Kepribadian/tingkah laku (bersosialisasi dan berinteraksi dengan
lingkungannya).

E. Indikator Pertumbuhan Dan Perkembangan


 Indikator Pertumbuhan Anak
Penilaian pertumbuhan :
1. Fisik
- Bayi : Berat Badan, Panjang Badan, lingkar kepala, Penutupan
ubun-ubun, gigi geligi
- Anak : Berat Badan, Tinggi Badan, lingkar kepala, Panjang
segmen tubuh, ekstremitas, rentang tangan, tinggi duduk
- Remaja : Berat Badan , Tinggi Badan, Lapisan kulit, lemak otot,
lingkar lengan atas, dan Sex Maturity Rating (SMR)
2. Gizi
Penilaian status gizi. dapat dilakukan dengan pengukuran
antropometri Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan

7
dengan mengukur beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal
dari tubuh manusia, antara lain : umur, berat badan dan tinggi badan
Baku / standar Pertumbuhan : menggunakan Kurva Berat Badan, Tinggi
Badan
- Kurva WHO tahun 2006  untuk Balita, menggunakan Mean dan SD

- Kurva NCHS, CDC 2000  untuk > 5 tahun, menggunakan Persentil,


P50 sebagai 100 %

Beberapa indeks antropometri yang sering digunakan yaitu


1. Berat badan dan menurut umur (BB/U)
2. Tinggi badan menurut umur (TB/U)
3. Berat badan menurut tinggi badan (BB/TB).

Berikut interpretasi antropometri yang digunakan menurut WHO-NCHS

8
Grade of Weight for Age (wasting) Height for Age (stunting) Weight for Height
Malnutrition

0, Normal  90  95  90

1, Mild 75 – 90 90 – 95 81 – 90

2, Moderate 60 – 74 85 – 89 70 – 80

3, Severe < 60 < 85 < 70

3. Maturitas  Menggunakan kriteria Tanner. Pada Laki-laki yang


dinilai : rambut pubis, penis & testis. Sedangkan pada wanita yang
dinilai rambut pubis & payudara

 Indikator Perkembangan Anak


Penilaian perkembangan menggunakan Milestone perkembangan terdiri
dari :
 Psikomotor (Motorik kasar & halus)
a) Perkembangan Motorik Kasar
Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang
melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri, dan sebagainya.

b) Perkembangan Motorik Halus


Asek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati
sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian tubuh tertentu saja
dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang
cermat, misalnya kemampuan untuk menggambar dan memegang
benda.

c). Tahap Perkembangan Motorik

Berikut tahapan-tahapan perkembangannya:

9
Usia 1-2 tahun
Motorik Kasar Motorik Halus
• Merangkak • mengambil benda kecil dengan ibu
• berdiri dan berjalan beberapa
jari atau telunjuk
langkah • membuka 2-3 halaman buku secara
• berjalan cepat
bersamaan
• cepat-cepat duduk agar tidak
• menyusun menara dari balok
jatuh • memindahkan air dari gelas ke
• merangkak di tangga
gelas lain
• berdiri di kursi tanpa pegangan
• belajar memakai kaus kaki sendiri
• menarik dan mendorong benda-
• menyalakan TV dan bermain
benda berat
remote
• melempar bola
• belajar mengupas pisang

Usia 2-3 tahun

Motorik Kasar Motorik Halus


• melompat-lompat • mencoret-coret dengan 1 tangan
• berjalan mundur dan jinjit • menggambar garis tak
• menendang bola
beraturan
• memanjat meja atau tempat tidur
• memegang pensil
• naik tangga dan lompat di anak
• belajar menggunting
tangga terakhir • mengancingkan baju
• berdiri dengan 1 kaki • memakai baju sendiri

Usia 3-4 tahun


Motorik Kasar Motorik Halus
• melompat dengan 1 kaki • menggambar manusia
• berjalan menyusuri papan • mencuci tangan sendiri
• menangkap bola besar • membentuk benda dari plastisin
• mengendarai sepeda • membuat garis lurus dan lingkaran
• berdiri dengan 1 kaki
cukup rapi

Usia 4-5 tahun


Motorik Kasar Motorik Halus
• menuruni tangga dengan cepat • menggunting dengan cukup baik
• seimbang saat berjalan mundur • melipat amplop
• melompati rintangan • membawa gelas tanpa
• melempar dan menangkap bola

10
• melambungkan bola menumpahkan isinya
• memasikkan benang ke lubang
besar

d) Uji Perkembangan Motorik


Berikut adalah beberapa tes perkembangan motorik yang sering
digunakan dalam menilai perkembangan anak, yaitu:2

1. Brazelton Newborn Behaviour Assessment Scale, berfungsi menaksir


kondisi bayi, refleks dan interaksi. Skala ini digunakan untuk anak
umur neonatus
2. Uzgiris-Hunt Ordinal Scale, berfungsi menaksir stadium sensorimotor
menurut Piaget, yang digunakan pada anak umur 0-2 tahun.
3. Gesell Infant Scale dan Catell Infant Scale, berfungsi terutama
menaksir perkembangan motorik pada tahun pertama dengan beberapa
perkembangan sosial dan bahasa, digunakan pada umur 4 minggu-
3,5/6 tahun.
4. Bayley Infant Scale of Development, berfungsi menaksir
perkembangan motorik dan sosial, digunakan pada usia 8 minggu –
2,5 tahun.
5. The Denver Developmental Screening Test, berfungsi menaksir
perkembangan personal sosial, motorik halus, bahasa dan motorik
kasar pada usia 1 bulan – 6 tahun.
6. Yale Revised Development Test, berfungsi menaksir perkembangan
motorik kasar, motorik halus, adaptif, perilaku sosial dan bahasa,
diguanakn pada usia 4 minggu – 6 tahun
7. Geometric Forms Test, berfungsi menaksir perkembangan motorik
halus dan intelektual.
8. Motor Milestone Development
9. Pemeriksaan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP),
berfungsi untuk menilai perkembangan anak di tempat fasilat

11
kesehatan yang sederhana seperti puskesmas dan posyandu, dapat
dilakukan oleh perawat, bidan, dan orang tua anak sendiri.

Denver Development Screening Test

Untuk menilai perkembangan anak banyak instrumen yang dapat


digunakan. Salah satu instrumen skrining yang dipakai secara internasional untuk
menilai perkembangan anak adalah DDST II (Denver Development Screening
Test). DDST II merupakan alat untuk menemukan secara dini masalah
penyimpangan perkembangan anak umur 0 s/d < 6 tahun. Instrumen ini
merupakan revisi dari DDST yang pertama kali dipublikasikan tahun 1967 untuk
tujuan yang sama.
Pemeriksaan yang dihasilkan DDST II bukan merupakan pengganti
evaluasi diagnostik, namun lebih ke arah membandingkan kemampuan
perkembangan seorang anak dengan anak lain yang seumur. DDST II digunakan
untuk menilai tingkat perkembangan anak sesuai umurnya pada anak yang
mempunyai tanda-tanda keterlambatan perkembangan maupun anak sehat. DDST
II bukan merupakan tes IQ dan bukan merupakan peramal kemampuan intelektual
anak di masa mendatang. Tes ini tidak dibuat untuk menghasilkan diagnosis,
namun lebih ke arah untuk membandingkan kemampuan perkembangan seorang
anak dengan kemampuan anak lain yang seumur.
Menurut Pedoman Pemantauan Perkembangan Denver II (Subbagian
Tumbuh Kembang Ilmu Kesehatan Anak RS Sardjito, 2004), formulir tes DDST
II berisi 125 item yg terdiri dari 4 sektor, yaitu: personal sosial, motorik halus-
adaptif, bahasa, serta motorik kasar. Sektor personal sosial meliputi komponen
penilaian yang berkaitan dengan kemampuan penyesuaian diri anak di masyarakat
dan kemampuan memenuhi kebutuhan pribadi anak. Sektor motorik halus-adaptif
berisi kemampuan anak dalam hal koordinasi mata-tangan, memainkan dan
menggunakan benda-benda kecil serta pemecahan masalah. Sektor bahasa
meliputi kemampuan mendengar, mengerti, dan menggunakan bahasa. Sektor
motorik kasar terdiri dari penilaian kemampuan duduk, jalan, dan gerakan-
gerakan umum otot besar. Selain keempat sektor tersebut, itu perilaku anak juga

12
dinilai secara umum untuk memperoleh taksiran kasar bagaimana seorang anak
menggunakan kemampuannya.

 Bahasa dan bicara


Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah
dan berbicara spontan.Bayi Baru Lahir bereaksi terhadap suara
- 1 bulan bayi mampu bersuara
- 2 bulan bayi mampu tertawa & bersuara bila bermain
- 4 bulan bayi mampu menoleh ke arah suara
- 6 bulan bayi mampu mengoceh, mama papa tidak spesifik
- 9 bulan bayi mampu mengucapkan bunyi konsonan (b,d,m,g), mama
papa spesifik

 Personal Sosial
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi, dan
berinteraksi dengan lingkungannya.

F. KEBUTUHAN DASAR TUMBUH KEMBANG

Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum dibagi


menjadi 3 kebutuhan dasar yaitu:1
1. Kebutuhan fisik-biomedis (ASUH)
a. pangan/gizi
b. perawatan kesehatan dasar: imunisasi, pemberian ASI, penimbangan
yang teratur, pengobatan
c. pemukiman yang layak- kebersihan perseorangan, sanitasi
lingkungan
d. pakaian
e. rekreasi, kesegaran jasmani dll
2. Kebutuhan emosi/kasih sayang (ASIH)
Kasih sayang dari orang tua akan menciptakan ikatan yang erat dan
kepercayaan dasar untuk menjamin tumbuh kembang yang selaras baik
fisik, mental atau psikososial.
3. Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH)
Stimulasi mental mengembangkan perkembangan kecerdasan,
kemandirian, kreativitas, agama, kepribadian, moral-etika, produktivitas
dan sebagainya

G. Gangguan Tumbuh Kembang Anak

13
Masalah yang sering timbul dalam pertumbuhan dan perkembangan
anak meliputi gangguan pertumbuhan fisik, perkembangan motorik, bahasa,
emosi, perilaku dan gangguan kognitif. berikut adalah beberapa gangguan
tumbuh kembang yang sering ditemukan di masyarakat.
1. Gagal tumbuh adalah Pertumbuhan yg secara persisten & bermakna
menyimpang dari kurva normal untuk umur & seksnya (baku NCHS),
biasanya terjadi mulai usia kurang dari 5 tahun. ditandai dengan Berat badan
< persentil ketiga, gagal mempertahankan kurva berat badan  memotong 2
persentil mayor, Pertambahan berat badan harian tidak sesuai dengan
usianya, Penurunan berat badan menurut usianya.penyebab terbanyak
adalah Intake makanan tidak adekuat.
2. Perawakan pendek adalah Bila tinggi badannya menurut usia dan jenis
kelaminnya < Persentil kedua (< -2 SD). Penyebabnya bervariasi, ada yang
merupakan Variasi pertumbuhan normal : Familial short stature dan
Constitusional growth delayed. ada juga yang disebabkan oleh Kondisi
patologis seperti Malnutrisi, Retardasi pertumbuhan intra uterin, Penyakit
kronis, Kelainan endokrin berupa defisiensi hormon pertumbuhan,
hipotiroid, sindroma Cushing dll.
3. Gangguan Bahasa dan Bicara adalah Gangguan perkembangan yang paling
umum pada anak (5-10% anak prasekolah),Lebih sering terjadi pada anak
laki-laki. Ada banyak penyebabnya, diantaranya : gangguan pendengaran,
kelainan pada organ-organ bicara, etardasi mental, gangguan perkembangan
bahasa, autism, gangguan otak, mutisme selektif. Sering juga karena
lingkungan yang tidak mendukung perkembangan bahasa seorang anak,
misal: lingkungan yang sepi, sikap orang tua yg kurang menstimulasi, dan
bahasa bilingual.
4. Retardasi Mental adalah Fungsi intelektual dibawah rata-rata (IQ <70),
disertai adanya kendala dalam penyesuaian perilaku adaptif sosial, dan
gejalanya timbul dalam masa perkembangan ( usia < 18 tahun ).
5. Autisme adalah adalah gangguan perkembangan yang luas dan berat, Mencakup
gangguan pada bidang komunikasi, interaksi sosial dan perilaku, Mulai tampak
pada anak usia < 3 tahun. etiologinya belum diketahui dengan jelas, kemungkinan
disebabkan oleh Multifaktorial : Faktor genetic, faktor biologis (neuroanatomi,

14
neurokimiawi), penyakit metabolik (PKU, MPS), faktor imunologi, infeksi virus,
dan keracunan logam berat
6. Serebral Palsi adalah Sindroma kelainan fungsi motorik akibat gangguan
pertumbuhan, trauma atau infeksi saraf motorik yang terjadi pada masa
pertumbuhan. etiologinya belum jelas, tapi biasanya disertai dengan factor
resiko seperti kehamilan, kelahiran, postnatal. Sering disertai dengan deficit
neurologis

15
BAB III

KESIMPULAN

Pertumbuhan (growth) adalah setiap perubahan dari tubuh yang


berhubungan dengan bertambahnya ukuran tubuh baik fisik (anatomis) maupun
struktural dalam arti sebagian atau menyeluruh. Dan perkembangan (development)
ialah bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks,
sehingga bersifat kualitatif, yang pengukurannya jauh lebih sulit dibanding
dengan pengukuran pertumbuhan.
Tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan mulai dari
konsepsi sampai dewasa. Dan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor bawaan
dan faktor lingkungan. Tahap-tahap pertumbuhan secara umum dibagi menjadi 2
bagian, yaitu masa prenatal dan postnatal. Setiap anak akan melewati tahap-tahap
tersebut.
Dan terdapat 4 indikator perubahan, yaitu perubahan ukuran, proporsi,
hilangnya ciri-ciri lama, dan timbulnya ciri-ciri baru. Sementara, ciri-ciri
perkembangan adalah melibatkan perubahan, perkembangan awal menentukan
pertumbuhan selanjutnya, mempunyai pola yang tetap, memiliki tahap yang
berurutan, mempunyai kecepatan yang berbeda, dan berkorelasi dengan
pertumbuhan.
Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum di golongkan
menjadi tiga kebutuhan dasar : yaitu kebutuhan fisis-biomedis (asuh), kebutuhan
akan emosi atau kasih sayang (asih) dan kebutuhan akan stimulasi (asah).
Untuk menilai pertumbuhan anak, digunakan ukuran antropometrik,
misalnya berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, erupsi gigi, dan lain-lain.
Sementara, untuk mengukur tingkat perkembangan anak dapat digunakan skala-
skala. Misalnya, adalah Skala Yaumil-Mimi. Selain itu, ada metode skrining yang
sering digunakan untuk menilai keterlambatan perkembangan pada anak, yaitu
Denver II.

16
DAFTAR PUSTAKA

1. Soetjiningsih, 1995, Tumbuh Kembang Anak, Jakarta: Penerbit


2. Narendra MB, Sularyo TS, Soetjiningsih, dkk, penyunting. Buku ajar 1:

tumbuh kembang anak dan remaja. Edisi pertama. Jakarta: Sagung Seto,

IDAI; 2002.
3. Irwanto, dkk. 2006. Penyimpangan tumbuh kembang anak. Surabaya:

Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUNAIR/RS Dr. Soetomo.

4. Marcdante,Karen J. dkk. Nelson Ilmu Kesehatan Anak Esensial Edisi


Keenam. Diadaptasi dan diedit oleh IDAI.2014

5. WHO. Child Growth Standards. 2006. Diunduh tanggal 7 Februari 2019;

tersedia di:

http://www.who.int/childgrowth/standards/Technical_report.pdf
6. Chamidah Nur Atien. Deteksi dini gangguan pertumbuhan dan

perkembangan anak. 2009. Yogyakarta. FKUNY. Diunduh tanggal 7

Februari 2019; tersedia di:

http://www.eprints.uny.ac.id/878/2/deteksi_dini_gangguan _tumbang.pdf
7. Matondang CS, Wahidiyat I, Sastroasmoro S, penyunting. Diagnosis fisis

pada anak. Edisi kedua. Jakarta: Sagung Seto; 2003.


8. Supariasa. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
9. Hurlock, EB. 2005. Perkembangan anak. Jilid 1. Jakarta : Erlangga
10. Moore, M C .1997. Terapi Diet dan Nutrisi Edisi II, Hipokrates, Jakarta
11. Depkes RI. 2004. Pedoman deteksi tumbuh kembang balita. Depkes RI.

Jakarta

17

Anda mungkin juga menyukai