Anda di halaman 1dari 9

Pelajaran #1 Filasafat PAK STAK Teruna Bhakti

I. FILSAFAT PENDIDIKAN

A. Pendahuluan

Filsafat pendidikan kita di Indonesia tidak jelas, karena selama ini dalam setiap jenjang
studi yang ada kita selalu belajar filsafat dari barat sebagai referensi untuk mengkritisi
pendidikan di negara kita. Berdasarkan realitas dan kondisi seperti itu kita masih dianggap
sebagai pemulung ilmu. Berangkat dari anggapan inilah kita coba bangun filsafat pendidikan
sendiri. Walaupun di negara lain masih mengakui landasan filsafah bangsa kita adalah
pancasila, tapi kenyataannya pendidikan di negara kita juga mengalami tambal sulam.
Sekalipun demikian, kita tidak boleh putus asa, tetapi marilah kita coba kembangkan filsafat
pendidikan barat yang ada itu ke dalam filsafat pendidikan kita. Tulisan ini akan membahas
tentang bagaimana hakekat dan tujuan filsafat pendidikan dalam pendidikan agama Kristen.
Sebab selama ini filsafat pendidikan agama kristen belum di fahami dengan benar, dan bahkan
para pembelajar kristenpun belum atau tidak mengerti sama sekali filsafat Pendidikan Agama
Kristen.

B. Pengetian Filsafat Pendidikan

Menurut The Liang Gie, filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap
persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan
ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia. Landasan dari ilmu itu mencakup:
1. konsep-konsep pangkal
2. anggapan-anggapan dasar
3. asas-asas permulaan
4. struktur-struktur teoritis
5. ukuran-ukuran kebenaran ilmiah.
Pengertian pendidikan sendiri adalah usaha sadar untuk mempersiapkan peserta didik
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan
datang. Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan
konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu
sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam hal memikirkan segala sesuatu secara mendalam
dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan. Manfaat filsafat

Dr. Johannis Siahaya, M.Th/FP/08/2017


Pelajaran #1 Filasafat PAK STAK Teruna Bhakti

dalam kehidupan adalah sebagai dasar dalam bertindak, sebagai dasar dalam mengambil
keputusan, untuk mengurangi salah faham dan konflik serta untuk bersip siaga untuk
menghadapi situasi dunia yang selalu berubah.
Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik
baik potensi fisik, potensi cipta, rasa mapun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat
berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusian universal.
Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan, harmonis, organis,
dinamis guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan.
Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalan studi mengenai masalah-
masalah pendidikan. Filsafat pendidikan adalah ilmu yang menyelidiki hakekat pelaksanaan
pendidikan yang bersangkut paut dengan tujuan, latar belakang, cara dan hasilnya, serta hakikat
ilmu pendidikan, yang berhubungan dengan analisis kritis terhadap struktur dan kegunaan
pendidikan itu.
Filsafat pendidikan nasional Indonesia adalah suatu sistem yang mengatur dan
menentukan teori dan praktek pelaksanaan pendidikan yang terdiri atas landasan dan dijiwai
oleh falsafah hidup bangsa ”Pancasila” yang diabadikan demi kepentingan bangs dan negara
Indonesia dalam usaha merealisasikan cita-cita bangsa dan negara Indonesia.

C. Kegunaan Filsafat Pendidikan


Menurut Nasution, guna filsafat pendidikan adalah:

1. filsafat pendidikan menentukan arah kemana anak-anak harus dibawa. Sekolah ialah suatu
lembaga yang didirikan oleh masyarakat untuk mendidik anak-anak ke arah yang di cita-
citakan oleh masyarakat itu.
2. dengan adanya tujuan pendidikan kita mendapat gambaran yang jelas tentang hasil yang
harus kita capai, individu yang bagaimanakah yang harus kita hasilkan dengan usaha
pendidikan kita.
3. filsafat dan tujuan pendidikan menentukan cara dan proses untuk mencapai tujuan itu.
4. filsafat dan tujuan pendidikan memberi kesatuan yang bulat kepada segala usaha
pendidikan. Segala usaha kita tidak terlepas-lepas, melainkan saling berhubungan,
sehingga terdapat suatu kontinuitas dalam perkembangan dan kemajuan anak.
5. tujuan pendidikan memungkinkan si pendidik menilai usahanya. Hingga manakah tujuan
itu telah tercapai?

Dr. Johannis Siahaya, M.Th/FP/08/2017


Pelajaran #1 Filasafat PAK STAK Teruna Bhakti

6. tujuan pendidikan memberikan motivasi atau dorongan bagi kegiatan-kegiatan pendidikan.


Kita lebih bergiat mengajar dan mendidik anak kalau kita jelas melihat tujuannya.

D. Pentingnya Memahami Filsafat Pendidikan.

Tugas Guru Pendidikan agama Kristen (PAK) yang memiliki misi membentuk akhlak
dan moralitas anak peserta didik. Filsafat pendidikan memang suatu disiplin yang memang bisa
dibedakan tetapi tidak terpisah baik dari filsafat maupun juga pendidikan. Filsafat pendidikan
mengambil persoalan dari pendidikan, sedangkan metodenya dari filsafat. Berfilsafat tentang
pendidikan menurut suatu pemahaman yang tidak hanya tentang pendidikan dan persoalan-
persoalannya, tetapi juga tentang filsafat itu sendiri. Filsafat pendidikan tidak lebih dan tidak
kurang dari suatu disiplin unik sebagaimana halnya filsafat sains.
Pendidikan dan filsafat tidak terpisahkan karena akhir dari pendidikan adalah akhir
dari filsafat, yaitu kearifan (wisdom). Dan alat dari filsafat adalah alat dari pendidikan, yaitu
pencarian (inquiry), yang akan mengantar seseorang pada kearifan. Suatu usaha untuk
mengatasi persoalan-persoalan pendidikan tanpa kearifan (wisdom) dan kekuatan filsafat ibarat
sesuatu yang sudah ditakdirkan untuk gagal. Persoalan pendidikan adalah persoalan filsafat.
Filsafat pendidikan adalah ilmu yang menyelidiki hakikat pelaksanaan pendidikan yang
bersangkut-paut dengan tujuan, latar belakang, cara dan hasilnya, serta hakikat ilmu
pendidikan, yang berhubungan dengan analitis kritis terhadap struktur dan kegunaan
pendidikan itu sendiri. Filsafat pendidikan secara garis besarnya bukanlah filsafat umum atau
filsafat murni tetapi merupakan filsafat khusus atau filsafat terapan. Apabila dilihat dari sudut
karakteristik obyeknya, filsafat dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:
1. filsafat umum atau filsafat murni, dan
2. filsafat khusus atau filsafat terapan.
Filsafat umum mempunyai obyek antara lain:
a. Hakikat kenyataan segala sesuatu (metafisika) yang termasuk di dalamnya,
hakikat kenyataan secara keseluruhan (Ontology), kenyataan tentang alam atau
kosmos (Kosmology), kenyataan tentang manusia (Humanology) dan kenyataan
tentang Tuhan (Teologi)
b. Hakikat mengetahui kenyataan
c. Hakikat menyusun kesimpulan pengetahun tentang kenyataan (Logika)

Dr. Johannis Siahaya, M.Th/FP/08/2017


Pelajaran #1 Filasafat PAK STAK Teruna Bhakti

d. Hakikat menilai kenyataan (Aksiologi), antara lain tentang hakikat nilai yang
berhubungan dengan baik atau jahat (Etika) serta nilai yang berhubungan dengan
indah dan buruk (Estetika).

Filsafat khusus mempunyai obyek kenyataan salah satu aspek kehidupan manusia yang
terpenting. Filsafat pendidikan merupakan aplikasi dalam pendidikan. Ditinjau dari
subtansinya atau isinya, ilmu pendidikan merupakan suatu sistem pengetahuan tentang
pendidikan yang diperoleh melalui riset dan disajikan dalam bentuk konsep-konsep
pendidikan. Dalam arti sempit pendidikan adalah pengaruh yang diupayakan dan rekayasa
sekolah terhadap anak didik yang diserahkan kepadanya agar mereka mempunyai kemampuan
yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial
mereka atau pendidikan memperhatikan keterbatasan dalam waktu, tempat, bentuk kegiatan
dan tujuan dalam proses berlangsungnya pendidikan.
Pendidikan membutuhkan filsafat karena masalah-masalah pendidikan tidak hanya
menyangkut pelaksanaan pendidikan yang dibatasi pengalaman, tetapi masalah-masalah yang
lebih luas, lebih dalam, serta lebih kompleks, yang tidak dibatasi pengalaman maupun fakta-
fakta pendidikan, dan tidak memungkinkan dapat dijangkau oleh sains pendidikan. Seorang
guru, baik sebagai pribadi maupun sebagai pelaksana pendidikan, perlu mengetahui filsafat
pendidikan. Seorang guru perlu memahami dan tidak boleh buta terhadap filsafat pendidikan,
karena tujuan pendidikan senantiasa berhubungan langsung dengan tujuan hidup dan
kehidupan individu maupun masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan. Tujuan
pendidikan perlu dipahami dalam hubungannya dengan tujuan hidup.
Guru sebagai pribadi mempunyai tujuan hidupnya dan guru sebagai warga masyarakat
mempunyai tujuan hidup bersama. Filsafat pendidikan harus mampu memberikan pedoman
kepada para pendidik (guru). Hal tersebut akan mewarnai sikap perilakunya dalam mengelola
proses belajar mengajar (PBM). Selain itu pemahaman filsafat pendidikan akan menjauhkan
mereka dari perbuatan meraba-raba, mencoba-coba tanpa rencana dalam menyelesaikan
masalah-masalah pendidikan. Filsafat ilmu pendidikan dibedakan dalam empat macam,yaitu:
1. Ontology ilmu pendidikan yang membahas tentang hakikat, subtansi dan pola
organisasi ilmu pendidikan
2. Epistomologi ilmu pendidikan yang membahas tentang hakikat objek formal dan
material ilmu pendidikan
3. Metedologi ilmu pendidikan ,yang membahas tentang hakikat cara-cara kerja dalam
menyusun ilmu pendidikan

Dr. Johannis Siahaya, M.Th/FP/08/2017


Pelajaran #1 Filasafat PAK STAK Teruna Bhakti

4. Aksiologi ilmu pendidikan yang membahas tentang hakikat nilai kegunaan teoritis
dan praktis ilmu pendidikan.

Filsafat dan pendidikan berjalan bergandengan tangan, saling memberi dan menerima.
Mereka masing-masing adalah alat sekaligus akhir bagi yang lainnya. Mereka adalah proses
dan juga produk.

1. Filsafat sebagi proses (philosophy as process)

Filsafat sebagai aktivitas berfilsafat (the activity of philosophizing). Tercakup di


dalamnya adalah aspek-aspek:

a. analisis (the analytic), yakni berkaitan dengan aktivitas identifikasi dan


pengujian asumsi-asumsi dan kriteria-kriteria yang memandu perilaku.

b. evaluasi (the evaluative), berkaitan dengan aktivitas kritik dan penilaian


tindakan.

c. spekulasi (the speculative), berhubungan dengan pelahiran nalar baru dari


nalar yang ada sebelumnya.

d. integrasi (the integrative), yakni konstruksi untuk meletakkan bersama atau


mempertautkan kriteria-kriteria atau pengetahuan atau tindakan yang
sebelumnya terpisah menjadi utuh. Jadi, proses filosofis itu membangun
dinamika dalam perkembangan intelektual.

2. Filsafat sebagai produk (philosophy as product)

Produk dari aktivitas berfilsafat adalah pemahaman (understanding), yakni


klarifikasi kata, ide, konsep, dan pengalaman yang semula membingungkan atau
kabur sehingga bisa menjadi jernih dan dapat dimanfaatkan untuk pencarian
pengetahuan lebih lanjut. Filsafat dengan “P” capital adalah suatu bangun
pemikiran yang secara internal bersifat konsisten dan tersusun dari respon-respon
yang dibuat terhadap pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam proses berfilsafat.
Pertama-tama, Filsafat memang tampak sebagai suatu jawaban, posisi sikap,
konklusi, ringkasan akhir, dan juga rencana final.

E. Macam-Macam Filsafat Yang Mempengaruhi Pendidikan

Dr. Johannis Siahaya, M.Th/FP/08/2017


Pelajaran #1 Filasafat PAK STAK Teruna Bhakti

1. Progresifisme.
Tokoh progresifisme adalah John Dewey, William James, Hans Vaihinger dan
Ferdinand Schiller dan Georges Santayana. Tujuan progresifisme adalah meningkatkan
masyarakat sosial demokratis. Pemikiran progresifisme: prograsifisme merupakan pendidikan
yang berpusat pada siswa dan memberi penekanan lebih besar pada kreatifitas, aktovitas,
belajar ”naturalistik,” hasil belajar ”dunia nyata,” dan juga pengalaman teman
sebaya. Progresifisme dinamakan instrumentalis, karena aliran ini beranggapan bahwa
kemampuan intellegensi manusia sebagai alat untuk hidup, kesejahteraan, dan untuk
mengembangkan kepribadian manusia.
Pendidikan sebagai wahana yang paling efektif dalam melaksanakan proses pendidikan
tentulah berorientasi pada sifat dan hakekat anak didik sebagai manasia yang berkembang. John
Dewey memandang bahwa pendidikan sebagai proses dan sosialiasi. Artinya disini sebagai
rposes pertumbuhan dan proses dimana anak didik dapat mengambil kejadian-kejadian dari
pengalaman lingkungan sekitarnya. Maka dari itu, diding pemisah antara masyarakat dan
sekolah perlu dihapuskan, sebab belajar yang baik tidak perlu disekolah saja. Jadi sekolah yang
ideal adalah sekolah yang isi pendidikannya berintegrasi dengan lingkungan sekitarnya.
Artinya sekolah adalah bagian dari masyarakat.
Menurut Prof. Zamroni, Ph.D dalam catatn kuliah filsafat pendidikan disimpulkan
bahwa progresifisme menekankan pada :
a. Education based on needs and interests of students,
b. Students learn by doing as well as from textbooks,
c. Teaching through field trips and games,
d. Emphasis on natural and social sciences,
e. Experiential learning,
f. Grouping by interest and abilities.

2. Parennialisme
Parennialisme adalah gerakan pendidikan yang memprotes terhadap pendidikan
progresifisme yang mengingkari supranatural. Parennialisme adalah gerakan pendidikan yang
mempertahankan bahwa nilai-nilai universal itu ada dan bahwa pendidikan itu hendaknya
merupakan suatu pencarian dan penanaman kebenaran-kebenaran dan nilai-nilai tersebut.
Tujuan pendidikan menurut parennialisme adalah membantu anak menyingkap dan
menanamkan kebenaran-kebenaran hakiki. Oleh karena kebenaran-kebenaran tersebut

Dr. Johannis Siahaya, M.Th/FP/08/2017


Pelajaran #1 Filasafat PAK STAK Teruna Bhakti

universal dan konstan, maka hendaknya menjadi tujuan-tujuan pendidikan yang murni.
Beberapa pandangan tokoh parennialisme terhadap pendidikan :
1. program pendidikan yang ideal harus didasarkan atas dasar paham adanya nafsu,
kemauan dan akal (Plato).
2. perkembangan budi merupakan titik pusat perhatian pendidikan dengan filsafat
sebagai alat untuk mencapainya (Aristoteles).
3. pendidkan adalah menunutun kemampuan-kemampuan yang masih tidur agar
menjadi efektif atau nyata (Thomas Aquinas).

3. Essensialisme.
Tujuan essensialisme adalah meningkatkan intelektual individu, mendidikan peserta
didik untuk menjadi kompeten. Dalam essensialiseme, pendidikan haruslah bersendikan pada
nilai-nilai yang dapat mendatangkan stabilitas. Agar dapat terpenuhi maksud tersebut, nilai-
nilai itu perlu dipilih agar mempunyai tata yang jelas dan yang telah teruji oleh waktu. Dengan
demikian, prinsip essensialisme menghendaki agar landasan-landasan pendidikan adalah nilai
yang essensial dan bersifat menuntun. Nilai dalam essensialisme adalah membantu peserta
didik berfikir rasional, tidak terlalu berakar pada masa lalu, memperhatikan hal-hal yang
kontemporer, memusatkan keunggulan, bukan kecukupan pemilikan nilai-nilai tradisional.
Teori ini mementingkan mata pelajaran daripada proses.

4. Aliran Rekonstruksionisme

Kata Rekonstruksionisme bersal dari bahasa Inggris reconstruct, yang berarti


menyusun kembali. Dalam konteks filsafat pendidikan, rekonstruksionisme merupakan suatu
aliran yang berusaha merombak tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern. Aliran
rekonstruksionisme pada prinsipnya sepaham dengan aliran perenialisme, yaitu berawal dari
krisis kebudayaan modern. Menurut Muhammad Noor Syam (1985: 340), kedua aliran tersebut
memandang bahwa keadaan sekarang merupakan zaman yang mempumyai kebudayaan yang
terganggu oleh kehancuran, kebingungan, dan kesimpangsiuran.

Aliran rekonstruksionisme berkeyakinan bahwa tugas penyelamatan dunia merupakan


tugas semua umat manusia. Karenanya, pembinaan kembali daya intelektual dan spiritual yang
sehat melalui pendidikan yang tepat akan membina kembali manusia dengan nilai dan norma
yang benar pula demi generasi yang akan datang, sehingga terbentuk dunia baru dalam
pengawasan umat manusia.
Dr. Johannis Siahaya, M.Th/FP/08/2017
Pelajaran #1 Filasafat PAK STAK Teruna Bhakti

Di samping itu, aliran ini memiliki persepsi bahwa masa depan suatu bangsa merupakan
suatu dunia yang diatur dan diperintah oleh rakyat secara demokratis, bukan dunia yang
dikuasai oleh golongan tertentu. Cita-cita demokrasi yang sesungguhnya tidak hanya teori,
tetapi mesti diwujudkan menjadi kenyataan, sehingga mampu meningkatkan kualitas
kesehatan, kesejahteraan dan kemakmuran serta keamanan masyarakat tanpa membedakan
warna kulit,, keturunan, nasionalisme, agama (kepercayaan) dan masyarakat bersangkutan.

Ciri Rekonstruksionisme : (a) Promosi pemakaian problem solving tetapi tidak harus
dirangkaikan dengan penyelesaian problema sosial yang signifikan. (b) Mengkritik pola life-
adjustment (perbaikan tambal-sulam) para Progresivist. (c) Pendidikan perlu berfikir tentang
tujuan-tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Untuk itu pendekatan utopia pun menjadi
penting guna menstimuli pemikiran tentang dunia masa depan yang perlu diciptakan. (d)
Pesimis terhadap pendekatan akademis, tetapi lebih fokus pada penciptaan agen perubahan
melalui partisipasi langsung dalam unsur-unsur kehidupan. (e) Pendidikan berdasar fakta
bahwa belajar terbaik bagi manusia adalah terjadi dalam aktivitas hidup yang nyata bersama
sesamanya. (f) Learn by doing! (Belajar sambil bertindak).

5. Aliran Eksistensialisme

(a) Menekankan pada individual dalam proses progresifnya dengan pemikiran yang
merdeka dan otentik. (b) Pada dasarnya perhatian dengan kehidupan sebagai apa adanya dan
tidak dengan kualitas-kualitas abstraknya. (c) Membantu individu memahami kebebasan dan
tanggung jawab pribadinya. Jadi, menggunakan pendidikan sebagai jalan mendorong manusia
menjadi lebih terlibat dalam kehidupan sebagaimana pula dengan komitmen tindakannya. (d)
Individu seharusnya senantiasa memperbaiki diri dalam kehidupan dunia yang terus berubah.
(e) Menekankan pendekatan “I-Thou” (Aku-Kamu) dalam proses pendidikan, baik guru
maupun murid. (f) Promosikan pendekatan langsung-mendalam (inner-directed) yang
humanistik; dimana siswa bebas memilih kurikulum dan hasil pendidikannya.

Eksistensialisme adalah aliran filsafat yg pahamnya berpusat pada manusia individu


yang bertanggung jawab atas kemauannya yang bebas tanpa memikirkan secara mendalam
mana yang benar dan mana yang tidak benar. Sebenarnya bukannya tidak mengetahui mana
yang benar dan mana yang tidak benar, tetapi seorang eksistensialis sadar bahwa kebenaran
bersifat relatif, dan karenanya masing-masing individu bebas menentukan sesuatu yang
menurutnya benar.

Dr. Johannis Siahaya, M.Th/FP/08/2017


Pelajaran #1 Filasafat PAK STAK Teruna Bhakti

6. Aliran Behavioral Engineering (Rekayasa Perilaku)

(a) Kehendak bebas adalah ilusi (Free-will is illusory). (b) Percaya bahwa sikap manusia
kebanyakan merefleksikan tingkah laku dan tindakan yang terkondisikan oleh lingkungan. (c)
Memakai metode pengkondisian sebagai cara untuk mengarahkan sikap manusia. (d) Pendidik
perlu membangun suatu lingkungan pendidikan dimana individu didorong melalui ganjaran
dan hukuman untuk kebaikan mereka dan orang lain.

Dr. Johannis Siahaya, M.Th/FP/08/2017

Anda mungkin juga menyukai