Anda di halaman 1dari 16

Pelajaran #3 Filasafat PAK STAK Teruna Bhakti

I. SEJARAH DAN PENDIDIKAN KRISTEN

A. Sejarah Pendidikan Kristen di Gereja

1. Di Dalam Gereja
Sejarah adalah perhitungan peristiwa-peristiwa yang sistematis. Seseorang yang sangat
berhubungan dengan masa kini dan masa depan pasti mempunyai kesadaran, pengertian dan
penghargaan terhadap peristiwa-peristiwa yang sudah lalu. Trumbul menekankan bahwa sejak
permulaan, sepanjang abad sejarah gereja Kristen memperlihatkan bahwa perkembangan
keanggotaan gereja, serta pendewasaan orang-orang Kristen di dalam pengertian dan ketaatan
firman Allah tergantung pada penekanan pendidikan Kristen dalam gereja.
Sebaliknya, bilamana sekolah minggu atau organisasi pendidikan Kristen gerejani telah
diabaikan, maka gereja gagal untuk menopang dan melanjutkan kekuatan rohani dari
keanggotaannya. Dukungan yang begitu kuat terhadap fungsi pendidikan mendorong
sejarawan Clarence Benson untuk menyatakan bahwa: Perkembangan dan keabadian
kekristenan bergantung kepada program pendidikan. Sejarah menegaskan nilai pendidikan.

2. Pendidikan Kristen dalam Perjanjian Baru


Pendidikan agama dalam Perjanjian Baru tidak terlepas dari pendidikan agama dalam
Perjanjian Lama. Tema pokok pengajaran agama dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
adalah karya penyelamatan manusia berdosa oleh Allah. Dalam Perjanjian Lama karya tersebut
dinyatakan pengajaran tentang hukum-hukum Allah dan kurban (yang sesungguhnya
merupakan bayang-bayang dari penyelamatan manusia oleh Allah dalam Yesus Kristus).
Dalam Perjanjian Baru, pengajaran dinyatakan oleh pribadi Kristus, Tuhan dan Jurusemat.
Dengan demikian pendidikan agama dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru mempunyai
pusat pengajaran pada satu pribadi, yaitu Kristus. Dalam Perjanjian Baru, kita menemukan dua
pribadi yang sangat menekankan PAK yaitu Tuhan Yesus dan Paulus, serta contoh Jemaat
mula-mula.

a. Tuhan Yesus.
Pendidikan agama dalam PB mengalami revolusi besar dengan munculnya pengajaran
Kristus. Tuhan Yesus adalah pakar dan ahli mengajar, oleh karena itu diri-Nya dikenal Guru
Agung melebihi guru-guru Yahudi dan filsuf-filsuf dunia lainnya. Tidwell mengungkapkan

Dr. Johannis Siahaya, M.Th/FP/08/2017


Pelajaran #3 Filasafat PAK STAK Teruna Bhakti

empat kategori pengukuhan diri Yesus sebagai pengajar Agung, yaitu: (1). Yesus sendiri
menyatakan diri-Nya guru (Yoh. 13:13). (2). Teman-teman, pengikut-pengikut, dan musuh-
musuh-Nya menyatakan Yesus adalah guru (Luk. 1:1; Mark. 4;38; Yoh. 3:2; Mat. 22:24; Mark.
9:17; 12:13-14, 32; Luk. 12:13; 19:39). (3). Yesus mengajar dengan baik sekali. Dia adalah
pakar dalam seni mengajar. (4). Yesus menugaskan pengikut-pengikut-Nya untuk mengajar
(Mat. 28:18-20).
Inti pengajaran Yesus berpusatkan pada diri-Nya sendiri (Yoh. 14:6). Oleh karena itu
Yesus sering menggunakan kata “eimi atau Aku”, yaitu Akulah roti hidup ( Yoh. 6:48,50),
Akulah terang dunia (Yoh. 8:12), Akulah gembala yang baik (Yoh. 10:11), dan Akulah
kebangkitan dan hidup (Yoh. 11:25).
PAK di dalam PB tidak terlepas dari Yesus Kristus di samping jabatan-Nya sebagai
penebus dan pembebas, Tuhan Yesus juga menjadi Guru yang agung. Keahlian-Nya sebagai
seorang guru umumnya diperhatikan dan dipuji oleh rakyat Yahudi; mereka dengan sendirinya
menyebut Dia “Rabi” yang merupakan gelar kehormatan, yang menyatakan betapa Ia disenangi
dan dikagumi oleh orang-orang sebangsanya selaku pengajar yang mahir dalam segala ilmu
ketuhanan (Mat. 7:29).
Tuhan Yesus mengajar dimana saja: di atas bukit dari dalam perahu , di sisi orang sakit,
di tepi sumur, di rumah yang sederhana, dan rumah orang kaya, di depan pembesar-pembesar
agama dan pemerintah, dan bahkan sampai kayu salib sekalipun. pokoknya Tuhan Yesus tidak
memerlukan sekolah atau gedung yang tertentu.
Tuhan Yesus dalam pengajaran-Nya tidak pula pada terbatas pada waktu-waktu
tertentu. Siang malam, pada setiap saat, Ia bersedia menerangkan jalan keselamatan dan
kerajaan sorga yang telah datang itu kepada siapa saja yang ingin belajar kepada-Nya. Cara
mengajar-Nya sangat istimewa pula biasanya Tuhan Yesus tidak membentangkan suatu ajaran
dengan menyuruh orang mempercayai itu tetapi Ia menolong mereka berpikir sendiri dan
menarik kesimpulannya sendiri dari apa yang dijelaskanNya kepada mereka. Banyak metode
yang dipakai-Nya, dan segala metode itu masih penting dan perlu dipelajari oleh semua guru
agama masa kini. Adakalahnya Tuhan Yesus bercerita, menggunakan perumpamaan,
mengajukan pertanyaan, diskusi, dan menggunakan contoh secara langsung (Mat. 19:13-15;
Luk. 9:48. Dan yang paling pokok adalah seluruh kehidupan Tuhan Yesus sendiri merupakan
model pengajaran sampai saat yang terakhir.
Paulus Lilik Kristianto mengatakan bahwa selama pelayanan Yesus di dunia ini, Ia
memberi teladan dalam metode pengajaran-Nya untuk membangun kontak dengan para
pendengar, terutama murid-murid-Nya. Metode-metode tersebut antara lain; memenangkan

Dr. Johannis Siahaya, M.Th/FP/08/2017


Pelajaran #3 Filasafat PAK STAK Teruna Bhakti

perhatian para pendengarnya, menggunakan pertanyaan-pertanyaan, menggunakan ilustrasi


dan cerita, menggunakan ceramah dan khotbah, menggunakan benda atau objek, dan
menggunakan model.

b. Rasul Paulus.
Pendidikan dan pengajaran Kristen pada zaman para Rasul dimulai dari peristiwa
Pentakosta, yaitu tampilnya rasul Petrus sebagai pengkhotbah dan pengajar yang menghasilkan
petobat baru tiga ribu orang. Mereka inilah merupakan jemaat yang pertama dan mendapat
pengajaran dari para rasul (Kis. 2:42; 5:42). Tiga pokok utama pengajaran para rasul adalah
panggilan iman, penjelasan tentang iman, dan pertumbuhan moralitas sebagai konsekuensi dari
hidup dalam iman.
Tokoh utama dari sekian rasul Kristus yang sangat dikenal sebagai pengajar ulung
adalah Rasul Paulus. Tidwell memposisikan Paulus menempati tempat kedua dalam keagungan
sebagai guru setelah Yesus, sang Guru Agung. Bagi pengikut-pengikut Yesus, dia adalah orang
yang paling berpengaruh dengan beberapa alasan: 1). Sejak lahir Paulus mendapat kesempatan
pendidikan (Kis. 21:39). 2). Paulus mempunyai pendidikan tinggi dibawah asuhan Gamaliel
(Kis. 22:3), 3). Paulus merasa dia adalah seorang guru (Kis. 21:28), 4).Pengajaran Paulus
berhasil (Kis.11:19-26). 5). Paulus mengajar di Synagoge (Kis. 13:14-52), 6). Paulus mengajar
kapan saja, dimana saja, dan kepada siapa saja. 6). Paulus memakai berbagai macam metode
mengajar (diskusi (Kis 13;14-520), 7). Paulus mengingatkan para gembala sidang untuk
mengajar (1 Tim. 3:2, 2 Tim. 2:2, 4:2). 8). Paulus setia mengajar dalam seluruh masa
pelayanannya (2 Tim. 4:1-11).
Oleh karena itu Rasul Paulus juga adalah seorang guru yang ulung. Ia benar-benar
tokoh penting dalam lapangan pendidikan agama Yahudi dan Kristen. Paulus sendiri dididik
untuk menjadi seorang “rabi” bagi bangsanya. Ia mahir dalam pengetahuan akan Taurat dan ia
juga dilatih untuk mengajar orang lain tentang agama Yuhudi. Setelah Tuhan masuk
kehidupannya, Paulus menjadi seorang hamba Tuhan yang terdorong oleh hasrat yang berapi-
api untuk memasyurkan nama Tuhan Yesus itu. Kemana ia pergi, segala kesempatan
dipergunakannya untuk mengajar orang Yahudi dan kaum kafir tentang kehidupan bahagia
yang terdapat di dalam Injil Yesus Kristus.
Paulus berkhotbah di hadapan imam-imam dan rabi-rabi Yahudi, dan dihadapan rakyat
jelata di segala kota dan desa yang dikunjunginya. Ia mengajar raja-raja dan wali-wali negeri,
orang cendikiawan dan kaum budak, kaum laki-laki dan kaum perempuan, orang Asia, orang
Yunani, orang Romawi. Pendek kata segala golongan manusia yang ditemuinya. Paulus

Dr. Johannis Siahaya, M.Th/FP/08/2017


Pelajaran #3 Filasafat PAK STAK Teruna Bhakti

mengajar di rumah-rumah tempat ia menumpang, di gedung-gedung yang disewanya, di


lorong-lorong kota atau di padang-padang. Ia juga mengajar melalui surat-surat kepada jemaat-
jemaat Kristen. Dialah yang paling banyak menuliskan kitab-kitab di dalam PB yaitu sebanyak
13 kitab yang merupakan hasil dari pergumulannya menjadi pengajar. Dalam Efesus 4:11-15
tersirat bahwa PAK mempunyai dua tugas utama yaitu memperlengkapi orang-orang kudus
supaya dapat melayani (menjangkau jiwa-jiwa bagi Kristus) dan pertumbuhan iman sehingga
menuju kedewasaan penuh di dalam Kristus.

c. Jemaat Mula-mula.
Sejak mulai berdirinya, maka jemaat Kristen yang mula-mula menjunjung tinggi
pengajaran agama. Seperti diketahui orang-orang Kristen muda itu mula-mula masih terpaut
kepada adat agama Yahudi, tetapi lambat laun mereka mengembangkan perkumpulan-
perkumpulannya sendiri. Di dalam perkumpulan itu mereka berdoa, berbicara tentang
pengajaran dan perbuatan-perbuatan Tuhan Yesus, makan sehidangan, dan merayakan
perjamuan suci (Kis. 2:41-47;4:23-37). Di dalam jemaat mula-mula kita mengenal para
pengajar yang sering disebut soko guru, diantaranya murid-murid Tuhan Yesus; Simon Petrus,
Yohanes, Yakobus, Paulus, dan pengajar-pengajar lainnya (Kis.13:1-3).
Kekristenan berkembang tahap demi tahap dan secara misterius maju menuju ke barat
sejak dimulainya dari Yerusalem ke Antiokhia ke Atena, Korintus dan Aleksandria dan
akhrinya ke Roma dan Kartago. Dalam sejarah Kristen mula-mula, dalam kehidupan orang-
orang yang pernah bersama Tuhan dan orang-orang lain yang menjadi teman-teman mereka.
Pengajaran tetap menjadi tanggung jawab utama.
1) Mereka mendidik melalui berkhotbah.
2) Mereka mendidik melalui pengajaran.
3) Dalam gereja mula-mula, pengajaran adalah pelengkap utama untuk menginjili.
4) Mereka mendidik di dalam pertemuan-pertemuan yang mereka adakan, seperti
dirumah-rumah.
5) Mereka mendidik di dalam keluarga.
6) Mereka mendidik melalui kebaktian-kebaktian
7) Mereka mendidik di dalam sekolah-sekolah kateketikal, seperti sekolah Alexandria

Dr. Johannis Siahaya, M.Th/FP/08/2017


Pelajaran #3 Filasafat PAK STAK Teruna Bhakti

d. Perkembangan Setelah jemaat mula-mula


Untuk memahami apa yang dimaksud dengan Pendidikan Agama Kristen, maka
penting bagi untuk mengetahui buah pikiran dari para tokoh-tokoh PAK mengenai PAK, yaitu:
1) Heronimus (345-420), PAK adalah pendidikan yang tujuannya mendidik jiwa sehingga
menjadi bait Tuhan. Haruslah kamu sempurna sama seperti Bapamu yang di surga
sempurna (Mat. 5:48).
2) Agustinus (345-430), PAK adalah pendidikan yang bertujuan mengajar orang supaya
“melihat Allah” dan “hidup bahagia”. Dalam pendidikan ini para pelajar sudah diajar
secara lengkap dari ayat pertama Kitab Kejadian “ Pada mulanya Allah menciptakan
langit dan bumi” sampai “ arti penciptaan itu pada masa gereja sekarang ini”. Pelajaran
Alkitab difokuskan pada perbuatan Allah.
3) Erasmus (1400 -1500) seorang sarjana Belanda yang hidup pada abad ke 15 dan 16. Dia
menterjemahkan PB dari bahasa Yunani. Dia menyatakan bahwa setiap orang harus
diberi kesempatan untuk membaca Alkitab sendiri.
4) Martin Luther (1483-1548), PAK adalah pendidikan yang melibatkan warga jemaat
untuk belajar teratur dan tertib agar semakin menyadari dosa mereka serta bersukacita
dalam firman Yesus Kristus yang memerdekakan. Di samping itu PAK memperlengkapi
mereka dengan sumber iman, khususnya yang berkaitan dengan dengan pengalaman
berdoa, firman tertulis (Alkitab) dan rupa-rupa kebudayaan sehingga mereka mampu
melayani sesamanya termasuk masyarakat dan negara serta mengambil bagian dengan
bertanggung jawab dalam persekutuan Kristen. Dia berkotbah dan sering menulis
tentang pentingnya pendidikan. Dengan keras ia menegur para orang tua agar mereka
mendidik anak-anaknya. Dia menantang pemerintah untuk mendukung program wajib
belajar. Dia juga berkata, bahwa seseorang jangan menikah sampai mereka mampu
untuk mengajar anak-anak mereka dalam keagamaan dan menjadikan mereka oang-
orang Kristen sejati. Untuk Negara dia berpendapat bahwa Negara harus menjadi agen
pendidikan yang memajukan pengajaran-pengajaran gereja.

5) Philip Melancthon memperbaiki pendidikan, dia mempengaruhi perkembangan


universitas Wittenberg, di Jerman, selama 42 tahun dia bekerja di sana. Dia
memperbaiki hal-hal yang berhubungan dengan pendidikan, sedangkan Luther lebih
khusus memperbaiki hal-hal yang berhubungan dengan keagamaan. Philip menulis tata
bahasa Latin, bersamaan dengan bahan bacaan dalam retorika, etika, dan theologia. Dia

Dr. Johannis Siahaya, M.Th/FP/08/2017


Pelajaran #3 Filasafat PAK STAK Teruna Bhakti

dianggap sebagai pendidik, maha guru Jerman. Sangat jelas dia adalah pemimpin
kebangkitan Protestan dalam pendidikan yang terkenal.
6) Johannes Calvin (1509-1664), PAK adalah pendidikan yang bertujuan mendidik semua
putra-putri gereja (kaum muda) agar mereka: 1). Terlibat dalam penelaahan Alkitab
secara cerdas sebagaimana dengan bimbingan Roh Kudus; 2). Mengambil bagian dalam
kebaktian dalam puji-pujian dan memahami keesaan gereja; 3). Diperlengkapi untuk
memilih cara mengejawantahkan pengabdian diri kepada Allah Bapa dan Yesus Kristus
dalam pekerjaan sehari-hari serta hidup bertanggung jawab di bawah kedaulatan Allah
demi kemuliaan-Nya sebagai lambang ucapan syukur mereka yang dipilih dalam Yesus
Kristus. Jadi dapat disimpulkan rumusan PAK menurut Johannes Calvin adalah
pemupukan akal orang-orang percaya dan anak mereka dengan Firman Allah dibawah
bimbingan Roh Kudus melalui sejumlah pengalaman belajar yang dilaksanakan gereja,
sehingga dalam mereka dihasilkan pertumbuhan rohani yang bersinambung yang
diejawantahkan semakin mendalam melalui pengabdian diri kepada Allah Bapa Tuhan
Yesus Kristus berupa tindakan-tindakan kasih terhadap sesamanya.
7) John Knox memprakarsai pendidikan hari Minggu. Dia berasal dari Skotlandia,
menganjurkan agar kegiatan keagamaan pada hari Minggu seluruhnya dipusatkan pada
kebaktian dan pendidikan. Knox juga menunjukkan bahwa ajaran-ajaran agama, prinsip-
prinsip agama Kristen, harus diajarkan kepada anak-anak, pelayan-pelayan dan keluarga
di dalam setiap rumah tangga. Dia memerintahkan kepala keluarga setiap rumah tangga
untuk mengajar mereka yang ada di dalam rumah tangganya.

8) Ulrich Zwingli (Switzerland) mendukung pengindoktrinasian anak-anak. Dia percaya


bahwa ketika kebenaran masuk ke dalam kesadaran orang-orang, maka kegiatan Iblis
akan dihancurkan. Pendidikan harus bergantung pada Kitab Suci. Dia menulis buku
berjudul ”Pendidikan Kristen untuk Kaum Muda.
9) J. Sherrill (1892-1957), PAK adalah pendidikan yang bertujuan memperkenalkan
Alkitab kepada pelajar, sehingga mereka siap menjumpai dan menjawab Allah,
memperlancar komunikasi secara mendalam antarpribadi tentang keprihatinan insan
serta mempertajam kemampuan menerima fakta bahwa mereka dikuasai kekuatan dan
kasih Allah yang memperbaiki, menebus, dan menciptakan kembali.
10) Campbell Wyckoff (1957), PAK adalah pendidikan yang menyadarkan setiap orang
akan Allah dan kasih-Nya dalam Yesus Kristus, agar mereka mengetahui diri mereka
yang sebenarnya, keadaannya, bertumbuh sebagai anak Allah dalam persekutuan

Dr. Johannis Siahaya, M.Th/FP/08/2017


Pelajaran #3 Filasafat PAK STAK Teruna Bhakti

Kristen, memenuhi panggilan bersama sebagai murid Yesus di dunia dan tetap percaya
pada pengharapan Kristen.
11) E.G. Homrighausen, dalam Konfrensi Kajian PAK di Sukabumi (1955) arti yang
sedalam-dalamnya dari PAK adalah bahwa dengan menerima pendidikan itu semua
pelajar, muda dan tua memasuki persekutuan iman dan oleh dia terhisap pula pada
persekutuan jemaat yang mengakui dan mempermuliakan nama-Nya di segala waktu
dan tempat.
12) Werner C. Graendorf (1976), PAK adalah proses pengajaran dan pembelajaran yang
berdasarkan Alkitab, berpusat pada Kristus, dan bergantung pada kuasa Roh Kudus yang
membimbing setiap pribadi pada tingkat pertumbuhan, melalui pengajaran masa kini ke
arah pengenalan dan pengalaman rencana dan kehendak Allah melalui Kristus dalam
setiap aspek kehidupan, dan memperlengkapi mereka bagi pelayanan yang efektif, yang
berpusat pada Kristus sang Guru Agung dan perintah yang mendewasakan para murid.
13) Paulus Lilik Kristianto, menyimpulkan definisi PAK menurut Werner C. Granedorf ke
dalam tiga aspek utama PAK yaitu: 1. Aspek deskripsi PAK, yaitu PAK merupakan
pengajaran dan pembelajaran berdasarkan Alkitab, berpusatkan Kristus, dan bergantung
pada Roh Kudus. Pembelajaran berarti pembangunan pribadi menuju kedewasaan.
Sedangkan pengajaran berarti penyandian dan dorongan bagi pembelajaran efektif. 2.
Aspek fungsional PAK, yaitu PAK berusaha membimbing setiap pribadi ke semua
tingkat pertumbuhan melalui pengajaran PAK masa kini. Proses PAK ditujukan kepada
setiap pribadi seperti pelayanan Kristus (Yoh. 1:43).PAK berfungsi sebagai penyedia,
pendorong, dan fasilitator dalam pembimbingan. 3. Aspek filosofi PAK, yaitu PAK
merupakan pembelajaran dan pengajaran yang berpusatkan Kristus, sang Guru Agung,
dan perintah untuk mendewasakan murid. Jadi dapat dikatakan PAK yang alkitabiah
harus berdasarkan diri pada Alkitab sebagai firman Allah dan menjadikan Kristus
sebagai pusat beritanya, dan harus bermuara pada hasilnya yaitu mendewasakan murid.
14) Dewan Nasional Gereja-gereja Kristus di USA (1952), PAK adalah proses pengajaran
agar pelajar yang semakin bertumbuh dan mempertimbangkan kehidupa sehari-hari.
Dalam hal ini PAK memanfaatkan sumber pengalaman beragama yang diperoleh umat
manusia sepanjang abad, agar menghasilkan gaya hidup kristiani.
15) Sidang Raya Gereja Presbyterian USA (1947), PAK adalah pendidikan yang bertujuan
mengajar jemaat untuk menjadi murid Yesus Kristus. Mereka diharapkan dapat
menemukan kehendak Allah, kemudian melaksanakannya di lingkungan setempat,
nasional, dan internasional.

Dr. Johannis Siahaya, M.Th/FP/08/2017


Pelajaran #3 Filasafat PAK STAK Teruna Bhakti

16) Gereja Kongregasional, Evangelikal, reformed bergabung USA (1957), PAK adalah
pendidikan yang bertujuan membawa orang ke dalam persekutuan Kristen,
membimbing dalam iman dan panggilan Kristen, supaya menerima pengampunan dan
kekuatan bagi kehidupan baru dari Allah dengan ucapan syukur dan ketaatan serta
dimampukan bertumbuh secara matang sebagai pribadi Kristen dan menjadi orang yang
setia melaksanakan panggilan gereja.
17) Gereja Kristen Nazarene, USA (1908), Kami berkomitmen untuk PAK, di mana
perempuan dan laki-laki dilengkapi untuk kehidupan pelayanan Kristen. Di seminari
kami, perguruan tinggi, akademi, dan universitas, kami berkomitmen untuk mengejar
pengetahuan, pengembangan karakter Kristen, serta penyediaan pemimpin untuk
mencapai apa yang diberikan Tuhan yang memanggil kami untuk melayani di Gereja
dan di dunia.
18) BS. Sidjabat dalam buku “Strategi Mengajar” boleh mengatakan bahwa PAK artinya
merupakan usaha dasar yang bertujuan dan bersahaja untuk membimbing dan
memperlengkapi tiap individu dan kelompok menuju kedewasaan khususnya dalam cara
berfikir, sikap iman, dan tingkah laku, dengan demikian PAK menuntut pikiran atau
pemahaman serta pengelolaannya khususnya oleh guru PAK di sekolah (Kol. 1:28-29).
19) Daniel Nuhamara dalam buku “Pembimbing PAK” menjelaskan elemen-elemen penting
dari arti dan hakikat PAK, yaitu:
(a) PAK itu adalah suatu usaha pendidikan. oleh karena itu, ia merupakan usaha yang
sadar, sistematis, dan berkesinambungan, apapun bentuknya,.
(b) PAK juga merupakan pendidikan yang khusus yakni dalam dimensi religius
manusia, yaitu pencarian dan pengekspresian akan kehendak Allah.
(c) PAK menunjuk kepada persekutuan iman (Kristen) yang melakukan tugas
pendidikan agamawi .
(d) PAK sebagai usaha pendidikan bagaimanapun juga mempunyai hakikat politis,
artinya dalam PAK tidak hanya ada intervensi dalam kehidupan individual
seorang di bidang kerohaniannya saja, tetapi juga mempengaruhi cara dan sikap
mereka ketika menjalani kehidupan dalam konteks hubungan-hubungan sosial
kemasyarakatan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa arti dari PAK adalah upaya yang dilakukan terus-
menerus oleh siapapun (pribadi guru, keluarga, gereja, dan masyarakat) baik formal, non
formal, dan informal dibawah pengaruh dan pimpinan Roh Kudus untuk mendidik, mengajar

Dr. Johannis Siahaya, M.Th/FP/08/2017


Pelajaran #3 Filasafat PAK STAK Teruna Bhakti

dan membentuk watak dan kepribadian seseorang sesuai dengan Alkitab agar mereka
mengalami pertumbuhan dan kedewasaan dalam Kristus.

B. Sejarah Pendidikan di Dunia Barat

Pendidikan berkembang melalui bermacam proses yang terjadi pada masyarakat sesuai
dengan sejarah berbagai negara di dunia barat. Pada awalnya, lembaga yang memiliki tanggung
jawab sebagai penyalur sosialisasi adalah gereja dan keluarga. Lalu, lembaga pendidikan
menggantikan lembaga keluarga dan gereja sebagai penyalur sosialisasi kepada anak-anak.
Pendidikan di beberapa negara Eropa pada jaman pertengahan ditentukan oleh otoritas mutlak
melalui lisensi dari paus atau kaisar untuk mengajarkan misteri dari hukum pengobatan dan
teologi di universitas beraliran kristen. Pendidikan ber hubungan dengan kepercayaan bahwa
seseorang akan mencapai kebenaran dengan membaca kitab injil. Jadi, pendidikan terkesan
dipaksakan dan tidak boleh dijalankan tanpa petunjuk dari gereja dan sebagai perpanjangan
tangan untuk mengontrol masyarakat.

Sebelum pertengahan abad 19, lembaga pendidikan dapat dimasuki berdasarkan pada
kelas sosial. Sekolah umum merupakan sekolah privat dengan biaya yang mahal. Anak-anak
dari keluarga menengah ke bawah sulit untuk sekolah, karena masalah ketidakmampuan
memenuhi biaya pendidikan. Pendidikan dapat dikembangkan berdasarkan adanya tuntutan
penyediaan tenaga kerja untuk berbagai kebutuhan negara. Pemerintah Inggris membuat aturan
tentang pendidikan untuk anak-anak dari keluarga miskin pada tahun 1833, yaitu ketika factory
act (peraturan kepabrikan) seolah-olah memberikan larangan mengenai tenaga kerja anak
(buruh anak).

Peraturan tersebut sulit dijalankan, karena tuntutan kebutuhan tenaga kerja murah.
Vaizey menyatakan bahwa pendidikan akan dianggap sukses apabila rakyat berhasil dilatih
untuk menjalankan sebuah pabrik, membangun tentara, atau mengembangkan suatu sistem
pertanian. Pendidikan yang diajarkan dengan cara berbeda antara kaum borjuis dan kaum
pekerja. Anak-anak kaum borjuis dididik untuk menjadi pemimpin dan juga diberikan

Dr. Johannis Siahaya, M.Th/FP/08/2017


Pelajaran #3 Filasafat PAK STAK Teruna Bhakti

pendidikan berdasarkan buku, sedangkan anak-anak kaum pekerja dilatih untuik bekerja di
dalam industri produksi. Pendidikan dapat dimasuki berdasarkan pengkotakan yang diatur
sesuai dengan penempatan kelas sosial. Ketidak adilan pendidikan semakin berkembang
seiring kemajuan teknologi.

Kemajuan teknologi di Jerman dan di Amerika Serikat membuat Inggris menempati


posisi yang imperior. Negara Jerman dan Amerika Serikat mempunyai sistem pendidikan yang
lebih maju dibandingkan Inggris. Inggris mencoba ikut bersaing dengan mengembangkan
jurusan teknik dan ketrampilan disebabkan ingin menyamai kedudukan perdagangan Negara
Jerman dan Amerika. Pendidikan di ketiga negera tersebut diperluas dengan cepat untuk
memberikan keterampilan praktis yang akan digunakan untuk para pekerja di berbagai bidang
pekerjaan.

Pada perkembangannya, Siswa pada lembaga-lembaga pendidikan menjadi semakin


berkurang. Blyth (1972) melaporkan sampai pertengahan tahun duapuluhan, hanya 12% dari
mereka yang menikmati sekolah-sekolah dasar dan empat dari seribu orang siswa yang
melanjutkan pendidikan ke tingkat selanjutnya. Kenyataan tersebut terjadi tidak lepas karena
anak-anak tidak mampu dibentuk menjadi buruh. Pendidikan bagi anak-anak kaum buruh
dibentuk dengan status dan cara hidup tingkat buruh. Pendidikan dikembangkan demi
mendapatkan tenaga kerja murah.

Pendidikan tidak adil bagi anak-anak miskin tidak hanya terjadi di Inggris, Amerika
dan Jerman. Ketidakadilan pada lembaga pendidikan juga terjadi di Kanada, terjadi
diskriminasi terhadap pribumi, anak-anak kaum buruh, orang kulit hitam, dan para imigran.
Katz, mencatat bahwa diperkenalkannya sekolah yang bebas dan wajib di Kanada bukan suatu
reformasi yang ditujukan untuk keuntungan pekerja golongan miskin. Kaum buruh juga
terkendala oleh biaya pendidikan yang tidak murah. Kaum buruh mengalami kesulitan untuk
memasuki lembaga pendidikan, karena tidak sanggup untuk membayar biaya sekolah.

Jadi, pendidikan di beberapa negara barat merupakan wujud dari permintaan akan
tenaga kerja yang murah. Kebutuhan yang mendesak dan persaingan kemajuan teknologi
semakin membuat orang-orang tidak mampu atau kaum buruh semakin tersingkir dari lembaga
pendidikan. Anak-anak kurang mampu dibentuk menjadi tenaga terampil, mereka kesulitan
menikmati pendidikan dan tidak bisa keluar dari pengkotakan, kaum buruh menempati kelas

Dr. Johannis Siahaya, M.Th/FP/08/2017


Pelajaran #3 Filasafat PAK STAK Teruna Bhakti

bawah dan kaum borjuis menempati tingkat atas sebagai golongan yang mampu memasuki
lembaga pendidikan.

Ketidakaadilan akan pendidikan juga dibawa oleh beberapa negara Eropa ke negara
jajahannya. Pada sektor ekonomi modern dan kaya, yang terpusat dikota-kota besar negera
sedang berkembang. Pendidikan ditentukan oleh suatu struktur yang mempunyai persamaan
besar dengan model pendidikan dari Negara penjajah, contohnya Negara India dan Pakistan
ditemukan sekolah dasar siang yang besar seperti model sekolah di Inggris untuk anak-anak
dari pegawai negeri dan masyarakat pengusaha, dan sekolah berasrama khusus untuk anak-
anak kaum bangsawan. Belanda juga mengembangkan model pendidikan berdasarkan
kepentingan sebagai negara penjajah di Indonesia.

C. Sejarah Pendidikan di Indonesia

Sejarah pendidikan yang akan diulas adalah sejak kekuasaan Belanda yang
menggantikan Portugis di Indonesia. Brugmans menyatakan pendidikan ditentukan oleh
pertimbangan ekonomi dan politik Belanda di Indonesia. Pendidikan dibuat berjenjang, tidak
berlaku untuk semua kalangan, dan berdasarkan tingkat kelas. Pendidikan lebih diutamakan
untuk anak-anak Belanda, sedangkan untuk anak-anak Indonesia dibuat dengan kualitas yang
lebih rendah. Pendidikan bagi pribumi berfungsi untuk menyediakan tenaga kerja murah yang
sangat dibutuhkan oleh penguasa. Sarana pendidikan dibuat dengan biaya yang rendah dengan
pertimbangan kas yang terus habis karena berbagai masalah peperangan.

Kesulitan keuangan dari Belanda akibat Perang Dipenogoro pada tahun 1825 sampai
1830, serta perang Belanda dan Belgia (1830-1839) mengeluarkan biaya yang mahal dan
menelan banyak korban. Belanda membuat siasat agar pengeluaran untuk peperangan dapat
ditutupi dari negara jajahan. Kerja paksa dianggap cara yang paling ampuh untuk memperoleh
keuntungan yang maksimal yang dikenal dengan cultuurstelsel atau tanam paksa. Kerja paksa
dapat dijalankan sebagai cara yang praktis untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya. Rakyat
miskin selalu menjadi bagian yang dirugikan karena digunakan sebagai tenaga kerja murah.
Rakyat miskin yang sebagian bekerja sebagai petani juga dimanfaatkan untuk menambah kas
negara penguasa.

Kehidupan petani yang selalu ditekan bukan masalah yang baru. Petani menduduki
posisi sosial yang selalu dimanfaatkan, lahan pertanian merupakan tempat untuk

Dr. Johannis Siahaya, M.Th/FP/08/2017


Pelajaran #3 Filasafat PAK STAK Teruna Bhakti

menggantungkan pendapatan dan hidup petani, terutama petani gurem. Petani menjadi sapi
perahan yang harus membayar pungutan resmi untuk membantu jalannya pemerintahan dan
penyuplai kebutuhan pejabat daerah. Praktek tanam paksa sekitar tahun 1830-1870 (di
Yogyakarta, Solo, dan Priangan sampai 1918) merupakan kesengsaraan yang tiada taranya dan
memiliki kesan yang paling hitam bagi petani dari masa penjajahan Belanda.

Untuk melancarkan misi pendidikan demi pemenuhan tenaga kerja murah, pemerintah
mengusahakan agar bahasa Belanda bisa diujarkan oleh masyarakat untuk mempermudah
komunikasi antara pribumi dan Belanda. Lalu, bahasa Belanda menjadi syarat Klein
Ambtenaarsexamen atau ujian pegawai rendah pemerintah pada tahun 1864. Syarat tersebut
harus dipenuhi para calon pegawai yang akan digaji murah. Pegawai sedapat mungkin dipilih
dari anak-anak kaum ningrat yang telah mempunyai kekuasaan tradisional dan berpendidikan
untuk menjamin keberhasilan perusahaan.

Jadi, anak dari kaum ningrat dianggap dapat membantu menjamin hasil tanam paksa
lebih efektif, karena masyarakat biasa mengukuti perintah para ningrat. Suatu keadaan yang
sangat ironis, kehidupan terdiri dari lapisan-lapisan sosial yaitu golongan yang dipertuan
(orang Belanda) dan golongan pribumi sendiri terdapat golongan bangsawan dan orang
kebanyakan.

Pemerintah Belanda lambat laun seolah-olah bertanggung jawab atas pendidikan anak
Indonesia melalui politik etis. Politik etis dijalankan berdasarkan faktor ekonomi di dalam
maupun di luar Indonesia, seperti kebangkitan Asia, timbulnya Jepang sebagai Negara modern
yang mampu menaklukkan Rusia, dan perang dunia pertama. Politik etis terutama sebagai alat
perusahaan raksasa yang bermotif ekonomis agar upah kerja serendah mungkin untuk
mencapai keuntungan yang maksimal. Irigasi, transmigrasi, dan pendidikan yang dicanagkan
sebagai kedok untuk siasat meraup keuntungan. Irigasi dibuat agar panen padi tidak terancam
gagal dan memperoleh hasil yang lebih memuaskan. Transmigrasi berfungsi untuk penyebaran
tenaga kerja, salah satunya untuk pekerja perkebunan. Politik etis menjadi program yang
merugikan rakyat.

Pendidikan dasar berkembang sampai tahun 1930 dan terhambat karena krisis dunia,
tidak terkecuali menerpa Hindia Belanda yang disebut mangalami malaise. Masa krisis
ekonomi merintangi perkembangan lembaga pendidikan. Lalu, lembaga pendidikan dibuat
dengan biaya yang lebih murah. Kebijakan yang dibuat termasuk penyediaan tenaga pengajar

Dr. Johannis Siahaya, M.Th/FP/08/2017


Pelajaran #3 Filasafat PAK STAK Teruna Bhakti

yang terdiri dari tenaga guru untuk sekolah dasar yang tidak mempunyai latar belakang
pendidikan guru, bahkan lulusan sekolah kelas dua dianggap layak menjadi guru. Masalah lain
yang paling mendasar adalah penduduk sulit mendapatkan uang sehingga pendidikan bagi
orang kurang mampu merupakan beban yang berat. Jadi, pendidikan semakin sulit dijangkau
oleh orang kebanyakan. Pendidikan dibuat untuk alat penguasa, orang kebanyakan menjadi
target yang empuk diberi pengetahuan untuk dijadikan tenaga kerja yang murah.

Pendidikan dibuat oleh Belanda memiliki ciri-ciri tertentu. Pertama, gradualisme yang
luar biasa untuk penyediaan pendidikan bagi anak-anak Indonesia. Belanda membiarkan
penduduk Indonesia dalam keadaan yang hampir sama sewaktu mereka menginjakkan kaki,
pendidikan tidak begitu diperhatikan. Kedua, dualisme diartikan berlaku dua sistem
pemerintahan, pengadilan dari hukum tersendiri bagi golongan penduduk. Pendidikan dibuat
terpisah, pendidikan anak Indonesia berada pada tingkat bawah. Ketiga, kontrol yang sangat
kuat. Pemerintah Belanda berada dibawah kontrol Gubernur Jenderal yang menjalankan
pemerintahan atas nama raja Belanda. Pendidikan dikontrol secara sentral, guru dan orang tua
tidak mempunyai pengeruh langsung politik pendidikan. Keempat, Pendidikan beguna untuk
merekrut pegawai. Pendidikan bertujuan untuk mendidik anak-anak menjadi pegawai
perkebunan sebagai tenaga kerja yang murah. Kelima, prinsip konkordasi yang menjaga agar
sekolah di Hindia Belanda mempunyai kurikulum dan standar yang sama dengan sekolah di
negeri Belanda, anak Indonesia tidak berhak sekolah di pendidikan Belanda. Keenam, tidak
adanya organisasi yang sistematis. Pendidikan dengan ciri-cri tersebut diatas hanya merugikan
anak-anak kurang mampu. Pemerintah Belanda lebih mementingkan keuntungan ekonomi
daripada perkembangan pengetahuan anak-anak Indonesia.

Pemerintah Belanda juga membuat sekolah desa. Sekolah desa sebagai siasat untuk
mengeluarkan biaya yang murah. Sekolah desa diciptakan pada tahun 1907. Tipe sekolah desa
yang dianggap paling cocok oleh Gubernur Jendral Van Heutz sebagai sekolah murah dan tidak
mengasingkan dari kehidupan agraris (Nasution, 1987:78). Kalau lembaga pendidikan
disamakan dengan sekolah kelas dua, pemerintah takut penduduk tidak bekerja lagi di sawah.
Penduduk diupayakan tetap menjadi tenaga kerja demi pengamankan hasil panen.

Sekolah desa dibuat dengan biaya serendah mungkin. Pesantren diubah menjadi
madrasah yang memiliki kurikulum bersifat umum. Pesatren dibumbui dengan pengetahuan
umum. Cara tersebut dianggap efektif, sehingga pemerintah tidak usah membangun sekolah
dan mengeluarkan biaya (Nasution, 1987:80). Guru sekolah diambil dari lulusan sekolah kelas
Dr. Johannis Siahaya, M.Th/FP/08/2017
Pelajaran #3 Filasafat PAK STAK Teruna Bhakti

dua, dianggap sanggup menjadi guru sekolah desa. Guru yang lebih baik akan digaji lebih
mahal dan tidak bersedia untuk mengajar di lingkungan desa.

Masa penjajahan Belanda berkaitan dengan pendidikan merupakan catatan sejarah yang
kelam. Penjajah membuat pendidikan sebagai alat untuk meraup keuntungan melalui tenaga
kerja murah. Sekolah juga dibuat dengan biaya yang murah, agar tidak membebani kas
pemerintah. Politik etis menjadi tidak etis dalam pelaksanaannya, kepentingan biaya perang
yang sangat mendesak dan berbagai masalah lain menjadi kenyataan yang tercatat dalam
sejarah pendidikan masa Belanda.

Belanda digantikan oleh kekuasaan Jepang. Jepang membawa ide kebangkitan Asia
yang tidak kalah liciknya dari Belanda. Pendidikan semakin menyedihkan dan dibuat untuk
menyediakan tenaga cuma-cuma (romusha) dan kebutuhan prajurit demi kepentingan perang
Jepang (Mestoko, 1985 dkk:138). Sistem penggolongan dihapuskan oleh Jepang. Rakyat
menjadi alat kekuasaan Jepang untuk kepentingan perang. Pendidikan pada masa kekuasaan
Jepang memiliki landasan idiil hakko Iciu yang mengajak bangsa Indonesia berkerjasama untuk
mencapai kemakmuran bersama Asia raya. Pelajar harus mengikuti latihan fisik, latihan
kemiliteran, dan indoktrinasi yang ketat.

Kebangkitan Asia menjadi slogan omong kosong pada kenyataannya. Mubyarto


(1987:36) menjelaskan pertanian Indonesia diusahakan dapat mendukung usaha peperangan.
Bibit baru dari Taiwan memang berumur lebih pendek dengan hasil per hektar lebih tinggi
dipaksakan untuk ditanam dengan sistem larikan (dalam garis lurus) dan dengan
menggunakan pupuk hijau dan kompos. Petani menjadi membenci sistem baru tersebut.
jaman Jepang sebagai jaman penyiksaan yang kejam. Jadi, petani dibuat sebagai sumber
pendapatan yang terus dipaksa untuk manambah hasil panen. Penduduk sebagai alat
komoditas yang terus diperas.

Sejarah Belanda sampai Jepang dipahami sebagai alur penjelasan kalau pendidikan
digunakan sebagai alat komoditas oleh penguasa. Pendidikan dibuat dan diajarkan untuk
melatih orang-orang menjadi tenaga kerja yang murah. Runtutan penjajahan Belanda dan
Jepang menjadikan pendidikan sebagai senjata ampuh untuk menempatkan penduduk sebagai
pendukung biaya untuk perang melalui berbagai sumber pendapatan pihak penjajah.
Pendidikan pula yang akan dikembangkan untuk membangun negara Indonesia setelah
merdeka.

Dr. Johannis Siahaya, M.Th/FP/08/2017


Pelajaran #3 Filasafat PAK STAK Teruna Bhakti

Setelah kemerdekaan, perubahan bersifat sangat mendasar yaitu menyangkut


penyesuaian bidang pendidikan. Badan pekerja KNIP mengusulkan kepada kementrian
pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan supaya cepat untuk menyediakan dan mengusahakan
pembaharuan pendidikan dan pengajaran sesuai dengan rencana pokok usaha pendidikan .
Lalu, pemerintah mengadakan program pemberantasan buta huruf. Program buta huruf tidak
mudah dilaksanakan dengan berbagai keterbatasan sumber daya, kendala gedung sekolah dan
guru.

Kementrian P dan K juga mengadakan usaha menambah guru melalui kursus selama
dua tahun. Kursus bahasa jawa, bahasa Inggris, ilmu bumi, dan ilmu pasti. Program tersebut
menunjukkan jumlah orang yang buta huruf seluruh Indonesia sekitar 32,21 juta (kurang lebih
40%), buta huruf pada tahun 1971. Buta huruf yang dimaksud adalah buta huruf latin. Jadi,
kegiatan pemberantasan buta huruf di pedesaan yang diprogramkan oleh pemerintah untuk
menanggulangi angka buta aksara di Indonesia dan buta pengetahuan dasar, tetapi pendidikan
kurang lebih tidak berdampak pada rumah tangga kurang mampu.

Kemerdekaan Indonesia tidak membuat nasib orang tidak mampu terutama dari sektor
pertanian menjadi lebih baik. Pemaksaan atau perintah halus gampang muncul kembali, contoh
yang paling terkenal dengan akibat yang hampir serupa seperti cara-cara dan praktek pada
jaman Jepang, bimas gotong royong yang diadakan pada tahun 1968-1969 disebut bimas
gotong royong karena merupakan usaha gotong royong antara pemerintah dan swasta (asing
dan nasional) untuk meyelenggarakan intensifikasi pertanian dengan menggunakan metode
Bimas. Adapun tujuannya adalah untuk meningkatkan produksi beras dalam waktu sesingkat
mungkin dengan mengenalkan bibit padi unggul baru yaitu Peta Baru (PB) 5 dan PB 8.37. Pada
jaman penjajahan Belanda juga pernah dilakukan cultuurstelsel, Jepang memaksakan
penanaman bibit dari Taiwan. Jadi, rakyat dipaksakan mengikuti kemauan dari pihak penguasa.

Cara tersebut kurang lebih sama dengan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia
sebagai cara untuk menghasilkan panen yang lebih maksimal. Muller, menyatakan
berdasarkan penelitian yang dilakukan di Indonesia bahwa sebagaian besar masyarakat yang
masih hidup dalam kemiskinan, paling-paling hanya bisa memenuhi kebutuhan hidup yang
paling minim, dan hampir tidak bisa beradaptasi aktif sedangkan golongan atas hidup dalam
kemewahan.

Dr. Johannis Siahaya, M.Th/FP/08/2017


Pelajaran #3 Filasafat PAK STAK Teruna Bhakti

Pendidikan pada masa Belanda, Jepang dan setelah kemerdekaan sulit dicapai oleh
orang-orang dari rumah tangga kurang mampu. Mereka diajarkan dan diberi pengetahuan
untuk kepentingan pihak penguasa. Mereka dijadikan tenaga kerja yang diandalkan untuk
mencapai keuntungan yang maksimal. Setelah jaman kemerdekaan, rakyat dari rumah tangga
kurang mampu terus menjadi sumber pemaksaan secara halus untuk pengembangan bibit padi
unggul. Pendidikan sebagai alat penguasa untuk mengembangkan program yang dianggap
dapat mendukung peningkatan pemasukan pemerintah.

Dr. Johannis Siahaya, M.Th/FP/08/2017

Anda mungkin juga menyukai