Aldi (P07120317006)
Herlina Mahmud (P07120317016)
Niluh Nila Savitri (P07120317028)
Nur Hafifah (P07120317036)
Ulvia Kurniawati (P07120317048)
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2017
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya, kami diberikan kesehatan dan kesabaran
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan
Intra Operatif Persyarafan tepat waktu.
Dalam kesempatan ini tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada teman – teman saya yang sudah banyak membantu dan terima kasih
kepada ayahanda dan Ibunda yang telah memberikan segala kasih sayangnya serta
do’a yang selalu mengiringi, selalu memberikan semangat membesarkan hati
kami.
Akhirnya kami berharap tugas ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Dengan segala kerendahan hati kami berharap agar pembaca memberikan kritik
dan saran yang membangun bagi kemajuan pengetahuan kami, karena kami sadar
bahwa makalah ini masih terdapat banyak kelemahan dan kekurangan. Akhir kata,
tiada suatu hal yang sempurna, semoga makalah ini bisa memberikan manfaat
dalam menambah pengetahuan bagi kami dan pembaca.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………1
A. Latar Belakang...........................................................................................4
B. Rumusan Masalah………………………………………..…………………..5
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………..6
A. Pengertian……………………………………………………………………...6
B. Epidemiologi…………….…………………………………………………….6
D. Klasifikasi……………………………………………………………………...8
E. Etiologi…………………………….……………………………………….......9
F. Patofisiologi…………………………………………………………………10
G. Manifestasi Klinis…………………………………………………………..11
H. Pemeriksaan Penunjang………………………………………………………13
I. Penatalaksanaan………………………………………………………………..14
K. Discharge Planning………………………………………………………….15
BAB IV PENUTUP……………………………………………………………33
A. Kesimpulan…………………………………………………………………33
B. Saran………………………………………………………………………..33
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tumor intrakranial termasuk juga lesi desak ruang (lesi/bekas organ yang
karena proses pertumbuhannya dapat mendesak organ yang ada disekitarnya,
sehingga organ tersebut dapat mengalami gangguan). Jinak maupun ganas, yang
tumbuh di otak meningen dan tengkorak. oleh karena itu penderita tumor otak
datang dengan berbagai gejala yang membingungkan, maka diagnosis menjadi
sukar. Tumor otak dapat terjadi pada semua umur, tidak jarang menyerang anak-
anak di bawah usia 10 tahun, tetapi paling sering terjadi pada orang dewasa
selama dekade kelima dan keenam.
Tumor tertentu lebih sering terjadi pada suatu kelompok umur tertentu.
Pada masa bayi dan anak-anak, tumor fossa posterior jauh lebih sering dari pada
lesi supratentorial (fossa media atau anterior) yang lebih sering dijumpai pada
orang dewasa. Tumor otak pada anak kemungkinan besar adalah astrositoma
ganas dari serebelum tingkat I atau II. Pada individu setengah umur atau tua,
tumor otak yang paling sering adalah glioblastoma multiforme, yaitu jenis glioma
yang paling ganas, ditandai oleh kecepatan pertumbuhan tumor yang cepat.
4
B. RUMUSAN MASALAH
3. Bagaimana etiologi?
5
BAB II
A. PENGERTIAN
Tumor otak atau tumor intracranial adalah neoplasma atau proses desak ruang
(space occupying lesion atau space taking lision) yang timbul didalam rongga
tengkorak baik didalam kompartemen supratentorial maupun infratentorial.
(Satyanegara; Nanda NIC-NOC edisi revisi jilid 3)
Tumor intrakranial (termasuk lesi desak ruang bersifat jinak maupun ganas,
dan timbul dalam otak, meningen, dan tengkorak. Tumor otak berasl
dari jaringan neuronal, jaringan otak penyokong, system retikuloendotelial,
lapisan otak, dan jaringan perkembangan residual, atau dapat bermetastasis dari karsinoma
sistemik. Metastasis otak disebabkan oleh keganasan sistemik dari kanker paru,
payudara,melanoma, limfoma, dan kolon. ( https://id.scribd.com/doc/87544921/Tumor-Otak-
Komplit)
Tumor intrakranial termasuk juga lesi desak ruang (lesi / bekas organ yang
karena proses pertumbuhannya dapat mendesak organ yang ada disekitarnya,
sehingga organ tersebut dapat mengalami gangguan). Jinak maupun ganas, yang
tumbuh di otak meningen dan tengkorak.
B. EPIDEMIOLOGI
Penderita tumor otak lebih banyak pada laki-laki (60,74 persen) dibanding
perempuan (39,26 persen) dengan kelompok usia terbanyak 51 sampai ≥ 60 tahun
(31,85 persen); selebihnya terdiri dari berbagai kelompok usia yang bervariasi
dari 3 bulan sampai usia 50 tahun. Dari 135 penderita tumor otak, hanya 100
6
penderita (74,1 persen) yang dioperasi penuli,s dan lainnya (26,9 persen) tidak
dilakukan operasi karena berbagai alasan, seperti; inoperableatau tumor
metastase(sekunder). Lokasi tumor terbanyak berada di lobus parietalis(18,2
persen), sedangkan tumor-tumor lainnya tersebar di beberapa lobus otak,
suprasellar, medulla spinalis, cerebellum, brainstem, cerebellopontine angle dan
multiple. Dari hasil pemeriksaan Patologi Anatomi (PA), jenis tumor terbanyak
yang dijumpai adalah; Meningioma (39,26 persen), sisanya terdiri dari berbagai
jenis tumor dan lain-lain yang tak dapat ditentukan. (Hakim. AA, 2005)
Otak dibagi menjadi tiga bagian besar : serebrum, batang otak, dan
serebelum. Semua berada dalam satu bagian struktur tulang yang disebut
sebagai tengkorak, yang juga melindungi otak dari cedera. Empat tulang yang
berhubungan membentuk tulang tengkorak; tulang frontal, parietal, temporal
dan oksipital. Pada dasar tengkorak terdiri dari tiga bagian fosa-fosa, yaitu:
Serebrum terdiri dari dua hemisfer dan empat lobus. Keempat lobus tersebut
adalah:
7
c. Lobus temporal
2. Batang otak
Batang terletak pada fosa anterior. Bagian-bagian batang otak ini terdiri
dari otak tengah, pons, dan medula oblongata, otak tengah (midbrasia)
menghubungkan pons dan sereblum dengan hemisfer cerebrum, bagian ini berisi
jalussensorik dan motorik dan sebagai pusat refleks pendengaran dan penglihatan.
3. Serebelum
Terletak pada fosa posterior dan terpisah dari hemisfer cerebral, lipatan
dura meter tentoriumserebelum. Serebelum mempunyai dua aksi yaitu
merangsang dan menghambat dan tanggung jawab yang luas terhadap koordinasi
dan gerakan halus. Ditambah mengontrol gerakan yang benar, keseimbangan,
posisi dan mengintegrasikan inputsensorik.
D. KLASIFIKASI
2. Berdasarkan Lokasi
a. Tumor Intradural
8
Ekstramedular : cleurofibroma, meningioma
b. Tumor Ekstradural
Merupakan metastase dari lesi primer, biasanya pada payudara, prostal tyroid,
paru-paru, ginjal, dan lambung
E. ETIOLOGI
1. Herediter
9
3. Radiasi
Jaringan dalam system saraf pusat peka terhadap radiasi dan dapat
mengalami perubahan degenerasi, namun belum ada bukti radiasi dapat memicu
terjadinya glioma. Pernah dilaporkan bahwa meningioma terjadi setelah
timbulnya suatu radiasi.
4. Virus
Banyak penelitian tentang inokulasi virus pada binatang kecil dan besar
yang di lakukan dengan maksud untuk mengetahui peran infeksi virus
dalam proses terjadinya neoplasma, tetapi hingga saat ini belum di
temukan hubungan antara inveksi virus dangan perkembangan tumor pada
sistem saraf pusat.
5. Subtansi-subtansi karsinogenik
F. PATOFISIOLOGI
10
pada umumnya bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan
mungkin dapat dikacaukan dengan gangguan serebrovaskuler primer.
G. MANIFESTASI KLINIS
11
1. Lobus frontalis : Gangguan mental/gangguan kepribadian ringan : depresi,
bingung, tingkah laku aneh, sulit memberi argumentasi/ menilai benar atau tidak,
hemiparesis, ataksia dan gangguan bicara.
1. Nyeri kepala berat pada pagi hari, makin tambah bila batuk, dan membungkuk
2. Kejang
4. Perubahan kepribadian
Trias klasik :
1. Nyeri kepala
12
2. Papil oedema
3. Muntah
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
13
I. PENATALAKSANAAN
14
Surgery (SRS). Selain itu, dilanjutkan lagi dengan kemoterapi, seperti pada tumor
small cell lung carcinoma, germ cell tumor ataupun pada breast cancer.
K. DISCHARGE PLANNING
15
1. Konsultasikan tentang tindakan (pembedahan, kemoterapi, radiasi).
2. Terapi hormone.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Biodata
a. Identitas pasien:
Nama : Ny.H
Umur : 32 Tahun
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
16
Alamat : Ds. Karanggedang
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
No.Register : 7210/16
Pasien mengatakan sudah 1 tahun sering mengalami sakit kepala, tremor, perubahan
penglihatan, pusing, kesemutan pada bagian tubuh.
Pernah dirawat di rumah sakit : Belum pernah dirawat di RS sebelumnya.
Tindakan ( operasi ) : Tidak pernah
Alergi : Tidak punya
3. Pemeriksaan Penunjang (tanggal 13 september 2016)
a. CT Scan
17
Kesannya tumor otak frontal bagian kanan, ukuran 6,24 x 4,53 cm,
mendesak garis tengah dan ventrikel lateralis kiri, edema sekitarnya.
b. Laboratorium
Hasil Normal
4. Pemeriksaan Fisik
a. TTV
TD : 110/80mmHg
S :36,3OC
N :90 ×/menit
RR :20 ×/menit
a. Pengaturan Posisi
18
Posisi diberikan perawat akan mempengaruhi rasa nyaman pasien dan keadaan
psikologis pasien. Faktor yang penting untuk diperhatikan dalam pengaturan posisi
pasien adalah :
4) Sakit yang mungkin dirasakan oleh pasien bila ada pergerakan (arthritis)
2) Sedapat mungkin jaga privasi pasien, buka area yang akan dibedah dan kakinya
ditutup dengan duk.
3) Amankan pasien diatas meja operasi dengan lilitan sabuk yang baik yang
biasanya dililitkan diatas lutut. Saraf, otot dan tulang dilindungi untuk menjaga
kerusakan saraf dan jaringan.
4) Jaga pernafasan dan sirkulasi vaskuler pasien tetap adekuat, untuk meyakinkan
terjadinya pertukaran udara.
5) Hindari tekanan pada dada atau bagain tubuh tertentu, karena tekanan dapat
menyebabkan perlambatan sirkulasi darah yang merupakan faktor predisposisi
terjadinya thrombus.
6) Jangan ijinkan ekstremitas pasien terayun diluar meja operasi karena hal ini
dapat melemahkan sirkulasi dan menyebabkan terjadinya kerusakan otot.
b. Pengkajian Psikologis
19
2) menentukan status psikologis
6. Periode Intraoperasi
20
8. Peran Perawat Perioperatif
a. Perawat Sirkulator
Perawat jenis ini merupakan salah satu perawat perioperative yang utama.
Perawat ini memeriksa klien sebelum operasi, merencanakan tindakan
keperawatan yang optimal selama operasi, mengoordinasikan semua personel di
ruang operasi, memonitor personel yang tidak berlisensi dan memonitor cost
compliance yang berhubungan dengan prosedur di ruang operasi. Sirkulator tidak
mengenakan pakaian steril dan dapat masuk keluar ruang operasi. Selain merawat
langsung klien, sirkulator memiliki aktivitas spesifik selama pembedahan yaitu :
2) Menjamin alat yang dipakai steril dan juga penyediaan barang tersebut.
3) Mempersiapkan kulit.
6) Mengurus spesimen.
b. Perawat Scrub
21
diperlukan untuk prosedur, semua peralatan yang dibutuhkan steril,
mempertahankan kondisi steril pada area steril, mengurus peralatan dan
persediaannya selama operasi dan membersihkan bila operasi telah selesai.
Selama pembedahan petugas scrub harus menghitung secara akurat jumlah spons,
jarum, dan peralatan di area steril dan menghitung peralatan yang sama bersama
dengan perawat sirkulator sebelum dan setelah operasi.
e. Manajer
f. Pendidik
22
Pendidik bertanggung jawab untuk mengurusi staf yang melanjutkan
pendidikan, orientasi staf baru dan bekerja dengan staf untuk belajar bagaimana
menjadi instruktur untuk mahasiswa. Edukator dapat berasal dari RN, tetapi
biasanya perawat dengan gelar sarjana keperawatan atau MSN yang
berpengalaman sebagai perawat perioperatif lebih diutamakan. Perawat ini juga
dapat berperan sebagai perawat sirkulator atau perawat spesialis klinis di luar
tanggung jawab mereka sebagai edukator.
g. Manajer Kasus
APN adalah RN dengan gelar dan keterampilan tahap lanjut. Perawat ini
minimal memiliki gelar Master di bidang keperawatan dan mendapat sertifikasi
sebagai perawat spesialis klinis atau Nurse Practitioner (NP). APN adalah ahli
klinis yang memiliki spesialis bedah ( misalnya ortopedi, kardiovaskular). Peran
mereka meliputi konsultasi, edukasi, perawatan klien langsung, manajemen,
menerjemahkan hasil penelitian ke dalam praktik klinis yang terbaik. Seorang
APN perioperatif tidak selalu berada di ruang operasi, tetapi dapat berinteraksi
dengan klien di klinik, rumah, rumah sakit, atau tempat lain sesuai kebutuhan.
9. Dikamar Operasi
23
B. ANALISA DATA
S :36,3OC
N :90 ×/menit
RR :20 ×/menit
S : 36,3OC imunitas
sekunder efek
N :90 ×/menit
anestesi.
RR :20 ×/menit
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko cedera berhubungan dengan pengaturan posisi bedah dan trauma prosedur
pembedahan
24
2. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya port de entree luka pembedahan dan
penurunan imunitas sekunder efek anestesi
D. PRIORITAS MASALAH
1. Resiko cedera berhubungan dengan pengaturan posisi bedah dan trauma prosedur
pembedahan
2. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya port de entree luka pembedahan dan
penurunan imunitas sekunder efek anestesi
E. INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi Rasional
25
punggung disiapkan pada saat pengaturan
posisi.
Siapkan alat hemostatis dan alat Alat hemostatis merupakan fondasi fari
cadangan dalam kondisi siap tindakan operasi untuk mencegah
pakai. terjadinya pendarahan serius akibat
kerusakan pembuluh darah arteri. Perawat
memeriksa kemapuan alat tersebut siap
pakai untuk menghindari cedera akibat
pendarahan intraoperasi.
26
sebelum pemasangan dilakukan.
Siapkan obat dan alat emergensi Selain pemantau, peralatan darurat dasar,
obat-obatan dan protokol pengobatan juga
harus tersedia. Juga harus ada defilirahator
yang berfungsi baik. Peralatan jalan nafas
juga diperlukan termasuk laringoskop,
selang endotrakeal, dan jalan napas oral
dan nasal faringeal. Selai itu, masker dan
kantong resusitasi adalah alat penting dan
harus mudah diakses.
27
tungkandan atur pencahayaan memonitor ttv tanpa menganggu proses
pembedahan. Pengaturan posisi lampu
bedah akan mempermudah pajan dalam
melakukan intervensu bedah
Kaji kondisi organ oada area Tempat yang rentan cedera pda posisi
yang rentan mengalami cedera terlentang adalah belkang kepala dan
posisi bedah belakang bokong
28
membuat akses bedah bedagutnuk memudakan membuat insisi
bedah pada tengkorak
29
Bantu ahli bedah pada saat Insisi bedah memerlukan skalpel dan pisau
dimulainya insisi bedah sesuai dengan area yang akan
dilakukan insisi. Perawat intrumen
bertanggungjawab menyerahkan alat
insisi. Asisten pertaa berperan membntu
menyerap dara yang keluar dengan kasa
akibat kerusakan vaskular pada area insisi.
Bantu ahli bedah pada saat Pada saat mebuka jaringan, pasien
membuka jaringan mempunyai risiko cedera. Perawat asisten
bedah membantu ahli bedah dengan
membuka jaringan dengan forsep secara
hati-hati sambil mengikuti arahan ahli
bedah.
30
mempermudah ahli bedah dalam
melaksanakanintervensi. Perawat
membantu mengatur alat agar mudah
diakses ahli bedah
Bersihkan area bedah dan tutup Sebelum areanbedag bekas darah dan
luka bedah lainnya didesinfeksi dan dibersihkan
perawat menganfgkat duk dan penutup
luka dengan kasa dan diplester secara
keseluruhan.
31
mengalir.perawatmemberikna
seluruh bagian instrumen dari sisa
pembedahan. Intrumen yang telah
dikeringkan kemudian dipaketkan untuk
distreilkan kembali
G. EVALUASI
32
Kriteria umum yang digunakan dalam mengevaluasi pasien :
e) Pasien harus sudah sadar kembali dan tingkat kesadaran pasien telah sempurna.
f) Urine yang keluar harus adekuat ( 1cc/ Kg/jam). Jumlahnya harus dicatat dan
dilaporkan.
i) Staf dari unit dimana pasien harus dipindahkan, perlu diingatkan untuk
menyiapkan dan menerima pasien tersebut.
Hal-hal yang harus diperhatikan selama membawa pasien ke ruangan antara lain
:
c) Kepala pasien sedapat mungkin harus dimiringkan untuk menjaga bila muntah
sewaktu-waktu, dan muka pasien harus terlihat sehingga bila ada perubahan
sewaktu-waktu terlihat
33
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tumor intrakranial termasuk juga lesi desak ruang (lesi / bekas organ yang
karena proses pertumbuhannya dapat mendesak organ yang ada disekitarnya,
sehingga organ tersebut dapat mengalami gangguan ) jinak maupun ganas, yang
tumbuh di otak meningen dan tengkorak. oleh karena itu penderita tumor otak
datang dengan berbagai gejala yang membingungkan, maka diagnosis menjadi
sukar. Tumor otak dapat terjadi pada semua umur, tidak jarang menyerang anak-
anak di bawah usia 10 tahun, tetapi paling sering terjadi pada orang dewasa
selama dekade kelima dan keenam.
B. SARAN
34
dewasa, pada pembuluh darah maupun pada gangguan perkembangan
(kongenital).
DAFTAR PUSTAKA
Black, Joyce M dan Jane Hokanson Hawks. 2014. Keperawatan Medikal Bedah.
Edisi 8. Buku 3. Indonesia: Media Edukasi. Editor: Aklia Suslia, dkk.
http://dokumen.tips/documents/pathway-tumor-otak-okdoc-55c8074e3f32a.html
http://nuzulul-fkp09.web.unair.ac.id/artikel_detail-35597-
Kep%20Neurobehaviour-Askep%20Tumor%20Otak.html#popup
https://id.scribd.com/doc/124742717/Pathway-Tumor-Otak-OK-doc
35