Anda di halaman 1dari 3

Berdasarkan fisikokimia dan sifat toksikologinya ester ftalat terbagi menjadi 3 sub

kategori, yaitu: ftalat dengan berat molekul rendah, ftalat transisi, dan ftalat dengan berat
molekul besar. Ftalat dengan berat molekul yang rendah dihasilkan dari alkohol dengan rantai
lurus dan memiliki kerangka karbon C < 3. Ftalat transisi atau ftalat dengan berat molekul
sedang merupakan o-DAPs mengandung > 10% molekul dari turunan alcohol dengan rantai
alkil 4, 5, atau 6 karbon (U.S. EPA 2001). Secara umum ftalat ini memiliki potensi toksik yang
lebih besar terhadap mamalia, toksisitas reproduksi dan perkembangan pada khususnya, bila
dibanding ftalat yang memiliki berat molekul yang rendah ataupun yang tinggi (US EPA 2001,
Heindel et al 1989; Foster et al. 1980). Bila dibandingkan ftalat yang memiliki berat molekul
besar, ftalat transisi ini cenderung memiliki kelarutan air yang lebih tinggi, volatilitas,
kecenderungan untuk bermigrasi dan penyerapan dermal (US EPA 2001; Elsisi et al. 1989).
Ftalat digunakan secara luas dalam berbagai produk, mulai dari pelapisan pil pada bidang
farmasi yang digunakan sebagai agen pengontrol viskositas, stabilizer, agen pengemulsi, agen
pensuspensi, dan plasticizer pada polimer (khususnya PVC). Plastik yang mengandung ftalat
biasa digunakan dalam aplikasi yang meliputi bahan bangunan, pakaian, kosmetik, parfum,
kemasan makanan, mainan anak-anak, dan produk vinyl (misalnya, lantai, tirai mandi, dan
mantel hujan), dan dalam aplikasi medis yang meliputi kantong transfusi darah, kantong dan
tabung cairan intravena, dan alat kesehatan lainnya. Ftalat juga ditemukan dalam minyak
pelumas, pelarut, dan deterjen.
Karena ftalat tidak terikat secara kimia pada polimer PVC, sehingga mereka dapat
terlepas dari produk atau larut ketika mengalami kontak dengan cairan yang lipofil. Ftalat
memiliki volatilitas rendah dan secara perlahan dilepaskan dari produk PVC selama
penggunan, berdifusi ke udara. Ftalat juga dilepaskan ke lingkungan selama produksi, proses
dan pengolahan limbah. Setelah di lingkungan, ftalat mengikat partikel-partikel debu terutama
di rumah dan dapat berimigrasi jauh melalui udara. Paparan ftalat dapat terjadi melalui inhalasi,
ingesti dan kontak kulit. Makanan dapat terkontaminasi ketika mengalami kontak dengan
kemasan yang mengandung ftalat.
Rute paparan tambahan untuk anak-anak adalah melalui mainan mulut dan produk-
produk mainan lainnya yang mengandung ftalat. Melalui mainan mulut (seperti teether) ini,
ftalat dapat larut melalui saliva dan terserap ke dalam tubuh. Menurut CPSC (Consumer
Product Safety Consumer), aktivitas mulut untuk mainan dan childcare article bervariasi sesuai
umur. Sebuah studi US Center for Disease Control and Prevention (CDC) menemukan bahwa
konsentrasi ftalat pada anak-anak kecil lebih tinggi, mungkin hal ini dikarenakan mainan mulut
dan datang ke tempat penitipan anak di mana lantainya berbahan PVC yang memungkinkan
terjadinya kontak dengan produk PVC tersebut. Selain lamanya waktu aktivitas mulut, absoprsi
oral tergantung pada lamanya waktu migrasi produk ftalat yang berada di mulut. Penelitian
menunjukkan bahwa absopsi oral ftalat seperti DEHP dan DINP terjadi pada tingkat paparan
harian.
Sebagian besar penelitian awal melakukan studi efek kesehatan dari ftalat bereksperimen
dengan dosis yang diberikan untuk hewan skala laboratorium di atas tingkat eksposur manusia.
Namun dalam beberapa tahun terakhir, peneliti telah mencatat efek kesehatan seperti kelainan
reproduksi dan efek perkembangan pada hewan yang diberikan dosis ftalat mirip dengan
manusia yang terpapar. Studi juga telah mengevaluasi dampak kesehatan manusia dari paparan
ftalat. Studi ini telah mengidentifikasi kemungkinan hubungan antara paparan ftalat dan
kelainan reproduksi pria, kerusakan sperma, penurunan kesuburan, penyakit saluran reproduksi
wanita, pubertas dini pada anak perempuan, asma, dan efek tiroid.
Ftalat juga dapat menimbulkan risiko bagi ekosistem perairan dan darat terutama di
sekitar industri pengolahan ftalat. Beberapa ftalat bioakumulatif dan telah terdeteksi pada
organisme akuatik. Misalnya, BBP telah terbukti menjadi racun bagi organisme akuatik, dapat
menyebabkan efek jangka panjang yang merugikan pada air lingkungan. Studi menunjukkan
BBP mungkin mengganggu endokrin efek pada ikan. Burung dan mamalia mungkin menderita
dampak dari eksposur rantai makanan. Namun, ftalat lain seperti DEHP memiliki potensi untuk
terurai dalam kondisi aerobik.
Banyak sekali barang-barang yang terbuat dari plastik dan mengandung bahan kimia
tertentu. Peneliti menemukan zat kimia yang terdapat dalam plastik bisa mengubah otak bayi
laki-laki menjadi lebih feminin. Peneliti dari University of Rochester New York
mengungkapkan bahwa laki-laki yang terkena paparan zat kimia dari plastik sejak dalam rahim
cenderung tidak menyukai mainan laki-laki seperti mobil atau robot. Temuan ini telah
dilaporkan dalam International Journal of Andrology.
Zat ftalat yang ditemukan dalam barang-barang plastik ini memiliki kemampuan untuk
mengganggu hormon dan sebenarnya penggunaannya telah dilarang di Uni Eropa beberapa
tahun lalu. Namun, sampai saat ini masih banyak ditemukan barang-barang rumah tangga yang
mengandung ftalat. Ftalat adalah keluarga bahan kimia yang sangat umum digunakan dalam
berbagai produk, dari mainan anak-anak, plastik2 keras atau polivinil klorida (PVC atau vinil),
kosmetik2 tertentu, finishing kayu sampai kantong2 cairan infus. Jejak2 bahan kimia ini telah
ditemukan pada manusia dan kekhawatiran tentang kemungkinan efek yang merugikan
kesehatan mereka, terutama relatif terhadap kanker, telah mendorong Pusat untuk
Pengendalian Penyakit dan Pencegahan (Centers for Diseases Control and Prevention) di
Amerika Serikat dan lembaga2 kesehatan lainnya di seluruh dunia untuk melakukan studi
tentang ftalat dan bahan2 kimia yang terkait.
Ester ftalat adalah plastisiser cair, yang mirip minyak sayur, digunakan
sebagai pelunak dalam pembuatan plastik yang lentur sehingga merekadapat
dicetak atau dibentuk menjadi barang2 yang berguna. Ftalat juga digunakan dalam bahan
bakar roket, bahan2 lantai, isolasi pada kabel danpengkabelan di rumah atau di
mobil, jok mobil, cat, lem, hair spray,penangkis2 serangga, cat kuku, kulit2 sintetis,
tirai2 mandi, dan dalam banyak produk2 vinil kita semua gunakan sehari-hari. Para ahli
menemukan dua jenis ftalat yaitu DEHP (Dietilheksil ftalat) dan DBP (Dibutil ftalat) dapat
mempengaruhi perilaku bermain anak. Elizabeth Salter-Dreen, direktur kampanye CHEM
Trust mengungkapkan bahwa hasil ini sangat mengkhawatirkan.

Di-Buthyl Phthalate
Diungkapkan bahwa ada banyak ftalat yang masih digunakan dan dua jenis ftalat tersebut
memiliki potensi bahaya dan sebaiknya penggunaannya harus diawasi ketat atau bahkan
dilarang. DBP sendiri telah dilarang penggunaanya dalam produk kosmetik sejak tahun 2005
lalu di Negara Uni Eropa. Masyarakat diharapkan lebih cermat dalam memilih berbagai
perabotan rumah tangga ataupun mainan untuk anaknya, hindari peralatan yang mengandung
bahan kimia berbahaya dan jangan biarkan anak menggigit atau memasukkan barang-barang
ke dalam mulutnya.

Anda mungkin juga menyukai