Anda di halaman 1dari 5

MODEL EOQ DETERMINISTIK DENGAN PENDEKATAN DEMAND PROBABILISTIK

Identifikasi Permasalahan
1. Berapa jumlah pemesan bahan baku kain dengan metode eoq?
2. Berapa jumlah safety stock setelah menggunakan pendekatan demand probabilistik?
3. Kapan titik pemesanan ulang ( Reorder Point) dilakukan dengan pendekatan demand
probabilistik?

Tujuan
1. Untuk mengetahui jumlah pemesan bahan baku kain dengan metode eoq
2. Untuk mengetahui jumlah safety stock setelah menggunakan pendekatan demand
probabilistik
3. Untuk mengetahui titik pemesanan ulang dilakukan dengan pendekatan demand
probabilistik
Manfaat
1. mengetahui jumlah pemesan bahan baku kain
2. mengetahui jumlah safety stock
3. mengetahui titik pemesanan ulang

Deskripsi Sistem Aktual


Sistem aktual yang diamati adalah model EOQ deterministik. EOQ deterministik adalah suatu
model EOQ dimana parameter sistem pengawasan persediaan dianggap selalu sama atau tidak
berubah. Tujuan utama model EOQ ini adalah untuk meminimumkan total biaya persediaan.
Masalah persediaan adalah masalah yang dihadapi oleh semua perusahaan. Masalah persediaan
penting untuk ditangani dengan baik karena menyangkut keberhasilan dan kelangsungan hidup
perusahaan. Persediaan adalah sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik
perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal, atau sediaan
barang-barang yang masih dalam pengerjaan/ proses produksi ataupun sediaan bahan baku yang
menunggu pengunaannya dalam suatu proses produksi (Sofan Assauri (1980:176)) Dibawah ini
adalah diagram karakteristik sistem dari model EOQ determisnistik:
Dari diagram karakteristik system diatas dapat diketahui bahwa ada aspek-aspek structural yang
membangun model EOQ deterministik tersebut, yaitu

a. Total Biaya Pemesanan (Rp)


1. Supplier
2. Biaya peralatan (Rp)
3. Biaya Pengiriman (Rp)
4. Biaya setiap kali pemesanan (Rp)
5. Biaya telepon (Rp)
6. Frekuensi pemesanan
7. Biaya administrasi (Rp)

b.Permintaan (meter)
1. Konsumen
2. Total kebutuhan bahan baku (meter)
3. Total pembelian rata-rata bahan baku

c.Total Biaya Penyimpanan (Rp)


1. Biaya listrik gudang (Rp)
2. Biaya cadangan rusak (Rp)
3. Biaya buruh gudang (Rp)

Identifikasi Variabel
Menurut Sugiyono (1998), Variabel merupakan segala sesuatu yang dapat diberi berbagai
macam nilai. Variabel yang dimaksudkan merupakan penghubung antara contruct yang abstract
dengan fenomena yang nyata Pada kasus ini variable keputusan Variable keputusan Persediaan
bahan baku kain digunakan pada model kali ini diantarnya:
-X = Persediaan bahan baku
X merupakan variable bebas (independent Variable yang mempengaruhi penyebab kemunculan
variable terikat atau diduga sebagai akibatnya). Variable X yang merupakan persediaan adalah
sumber daya mengganggur (ide resource) yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud
dengan proses lebih lanjut adalah berupa kegiatan produksi pada system manufactur, kegiatan
pemasaran pada system distribusi ataupun kegiatan konsumsi pangan pada system rumah
tanggga (nasution,2003:103).
Tujuan persediaan di penelitian ini yang paling utama yaitu untuk mengendalikan persediaan
bahan baku. Adapun factor yang memepengaruhi persediaan bahan baku diantaranya adalah
perkiraan pemakaian bahan baku,harga bahan baku, biaya-biaya persediaan dan kebijakan
pembelanjaan.

Y1 = Jumlah Pembelian rata-rata bahan baku


-Y2 = Jumlah banyaknya pemesanan (frequensi)
-Y3 = Biaya Persediaan Y1, Y2, Y3

merupakan Variable dependen atau disebut juga variable output, kriteria, konsekuen, atau dalam
Bahasa indonesoa disebut variable terikat atau variable yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variable independen ( sugiyono, 2007). Variabel-variable Y diatas
merupakan factor yang mempengaruhi persediaan bahan baku, dimana dalam proses persedian
bahan baku disebabkan oleh

1. Bahan baku yang digunakan untuk proses produksi dalam perusahaan tidak dapat
didatangkan secara satu persatu sebesar jumlah yang tidak diperlukan serta pada saat
bahan tersebut dipergunakan
2. Apabila bahan baku belum atau tidak ada sedangkan bahan baku yang dipesan belum
datang
3. Persediaan bahan baku yang terlalu besar kemungkinan tidak menguntungkan perusahaan
karena biaya penyimpanan terlalu besar.

Asumsi Sistem
Asumsi-asumsi yang digunakan untuk EOQ deterministik adalah:
1. Rata-rata permintaan diketahui dengan pasti, konstan dan kontinyu,
2. Waktu ancang (lead time) diketahui dan konstan,
3. Kekurangan persediaan tidak diperkenankan, artinya setelah kebutuhan dan tenggang
waktu dapat ditentukan secara pasti beratri kekurangan persediaan dapat dihindari,
4. Pemesanan datang sekaligus dan akan menambah persediaan,

Pemodelan Asumsi Model


Dalam model probabilistik yang menjadi hal pokok adalah analisis perilaku persediaan selama
lead time. Karena pada kondisi ini, lead time dan demand bersifat probabilistik, maka akan ada
tiga kemungkinan yang dapat terjadi:
1. Demand atau tingkat pemakaian tidak tetap namun leadtime atau periode datangnya
pesanan tetap.
2. Leadtime tidak tetap namun demand tetap.
3. Demand dan leadtime tidak tetap.
Dalam model yang akan dirancang kali ini, asumsi yang dipakai adalah Leadtime tidak tetap
namun demand tetap.

Perancangan Model
Pada model konseptual yang telah digambarkan bagian-bagian diatas merupakan factor
pendukung dari Total Inventory Cost diantarnya adalah
dexpected = Demand probabilistic (meter)
Q = jumlah pemesanan
S = Biaya setiap satu kali pesan (Rp)
H = Biaya penyimpanan satua bahan baku (Rp/meter)
Q* = Jumlah pembelian bahan baku (meter)
TIC = Total biaya persedian (Rp)
Untuk memenuhi fungsi tujuan dari penelitian ini yaitu meminimumkan biaya (cost) maka
dialakukan pendekatan dengan menggunakan Metode EOQ. Perumusan metode EOQ didapat
dari penurunan biaya total. Karena tujuan utama dari penggnaan metode EOQ adalah untuk
meminimumkan total biaya persediaan yang mencakup biaya simpan, biaya pesan dan biaya
pembeliaan.

Hipotesis dan Uji Signifikansi Model


Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan bahwa nilai pembelian bahan baku yang pengolahan
datanya menggunakan metode EOQ Probabilistik mejadi lebih besar dibandingkan pembelian
bahan baku yang direncakan oleh perusahaan walaupun frequensi pembelian masih tetap sama
selama setiap bulan dimana nilai demand sama hanya saja nilai leadtime yang berbeda sehingga
mempengaruhi hasil nilai dari total persedia bahan baku.

Analisis Model
Dari hasil pemodelan yang telah dilakukan maka konsep EOQ probabilistic menghasilkan biaya
atau cost yang cukup rendah hanya pembelian rata-rata bahan baku tergolong tinggi dimana
pemesanan lebih bermanfaat dengan menggunakan konsep Make To Order. Dengan konsep
tersebut menyebabkan Safety Stock menjadi lebih sedikit dan nilai Re Order Point lebih jelas dan
lebih sedikit dibandingkan dengan menggunakan metode EOQ deterministik.

KESIMPULAN
Dari hasil pengujian yang telah dilaukan dapat ditarik kesimpulan bahwa
1. Mengetahui jumlah pemesanan kain yang dapat dihitung dengan Frekuensi pembelian bahan
baku PT.Suburtex bila menggunakan metode EOQ Probabilistik pembelian bahan baku dalam
satu periode sedangkan adalah 12 kali dalam satu periode (1 tahun) dan dapat mengurangi
ongkos dalam proses pembelian bahan baku dengan leadtime yang berubah ubah
2. Mengetahui jumlah safety stock yang di lakukan untuk mempercepat proses produksi
3. Memiliki titik pemesanan kembali dalam metode EOQ sehingga tidak perlu diramalkan
secara manual.

DAFTAR PUSTAKA
http://ejournal.uajy.ac.id/4844/1/JURNAL.pdf
http://repository.ubaya.ac.id/3785/1/Paper%20Persediaan%20EOQ%20-
%20MMT%20XV%20ITS.pdf

Anda mungkin juga menyukai