Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan pada klien Infark Miokard Akut (IMA) dengan
masalah nyeri akut di Ruang IGD Sentral RSUD Banjarmasin ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
3. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari hasil ini bisa menjadi referensi untuk pembelajaran
mahasiswa.
2. Manfaat Praktis
2) Bagi Perawat
Dapat meningkatkan mutu pelayanan pada kasus Infark Miokard Akut
(IMA) dan bisa memperhatikan kondisi serta kebutuhan pasien Infark
Miokard Akut (IMA) dengan masalah nyeri akut.
A. Pengertian
Acute Coronary Syndrome (ACS) adalah penyakit jantung yang
mempengaruhi arteri yang menyediakan darah, oksigen, dan nutrisi ke
miokardium. Ketika aliran darah melalui arteri koroner sebagian atau seluruhnya
diblokir, iskemia dan infark miokardium dapat terjadi. Iskemia terjadi ketika
oksigen tidak mencukupi disediakan untuk memenuhi kebutuhan dari miokardium
karena sumbatan akut terjadi oleh adanya aterosklerotik pada dinding arteri
koroner sehingga menyumbat aliran darah sehingga terjadi penurunan suplai
darah ke jaringan otot jantung akibat adanya oklusi atau thrombosis arterik
oronaria atau akibat shock atau anemia akut. Infark (nekrosis atau kematian sel)
terjadi ketika iskemia parah berkepanjangan dan menurunkan perfusi sehingga
menyebabkan kerusakan permanen pada jaringan. (Ignatavicius dan Workman,
2010; Black and Joyce, 2014; Awan Hariyanto, 2015; Kasron, 2016)
B. Etiologi
Infark miokard akut disebabkan oleh adanya suplai oksigen yang kurang
pada koroner jantung, miokardium menjadi hipertropidan kebutuhan oksigen
darah meningkat. Kemudian, terjadi trombosis yang dapat mengakibatkan
perdarahan. Perdarahan karena plakarematosa dalam arteri koronaria epikardial.
Faktor penyebab menurut (Hariyanto, 2015) adalah :
1. Suplai oksigen miokard kurang
2. Faktor pembuluh darah : Aterosklerosis, Spasme, Arteritis
3. Faktor Sirkulasi : Hipotensi, Stenosos Aurta, Polistemia
4. Faktor darah : Anemia, Hipoksemia, Polistemia
5. Curah jantung yang meningkat :
6. Aktifitas berlebihan
7. Emosi
8. Makan terlalu banyak
9. Hypertiroidisme
10. Kebutuhan oksigen miokard meningkat pada:
11. Kerusakan miokard
12. Hypertropimiokard
13. Hypertensi diastolic
C. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang berhubungan dengan IMA berasal dari iskemia otot
jantung dan penurunan fungsi serta asidosis yang terjadi. Manifestasi klinis
utama dari IMA adalah nyeri dada yang serupa dengan angina pectoris tetapi
lebih parah dan tidak berkurang dengan nitrogliserin. Nyeri dapat menjalar ke
leher, rahang, bahu, punggung atau lengan kiri. Nyeri juga dapat ditemukan di
dekat epigastrium, menyerupai nyeri pencernaan. IMA juga dapat berhubungan
dengan manifestasi klinis yang jarang terjadi berikut ini. (Black and Joyce, 2014)
1. Nyeri di seluruh dada seperti terbakar atau di remas
2. Mual atau pusing
3. Sesak napas dan kesulitan bernapas
4. Kecemasan, kelemahan, atau kelelahan yang tidak dapat dijelaskan
5. Palpitasi, keringat dingin, pucat
D. Klasifikasi
Infark Miokard Akut diklasifikasikan berdasar EKG 12 sandapan menjadi :
1. NSTEMI (Non ST-segmen Elevasi Miokard Infark)
Oklusi total dari arteri koroner yang menyebabkan area infark yang lebih luas
meliputi seluruh ketebalan miokardium, yang ditandai dengan adanya elevasi
segmen ST pada EKG.
2. STEMI (ST-segmen Elevasi Miokard Infark)
Oklusi parsial dari arteri koroner akibat trombus dari plak atherosklerosis,
tidak disertai adanya elevasi segmen ST pada EKG.
3. Unstable Angina
Penyempitan yang diakibat timbunan lemak atau pembekuan darah yang
mengurangi atau menghalangi aliran darah menuju jantung.
E. Patofisiologi
IMA dapat dianggap sebagai titik akhir dari PJK. Tidak seperti iskemia
sementara yang terjadi dengan angina, iskemia jangka panjang yang tidak
berkurang akan menyebabkan kerusakan ireversibel terhadap miokardium. Sel-
sel jantung dapat bertahan dari iskemia selama 15 menit sebelum akhirnya mati.
Manifestasi iskemia dapat dilihat dalam 8 hingga 10 detik setelah aliran darah
turun karena miokardium aktif secara metabolic. Ketika jantung tidak
mendapatkan darah dan oksigen, sel jantung akan menggunakan metabolisme
anaerobic, menciptakan lebih sedikit adenosine trifosfat (ATP) dan lebih banyak
asam laktat sebagai hasil sampingannya. Sel miokardium sangat sensitif
terhadap perubahan pH dan fungsinya akan menurun. Asidosis akan
menyebabkan miokarium menjadi lebih rentan terhadap efek dari enzim lisosom
dalam sel. Asidosis menyebabkan gangguan sistem konduksi dan terjadi
disritmia. Kontraktilitas juga akan berkurang, sehingga menurunkan kemampuan
jantung sebagai suatu pompa. Saat sel miokardium mengalami nekrosis, enzim
intraselular akan dilepaskan ke dalam aliran darah, yang kemudian dapat
dideteksi dengan pengujian laboratorium. (Black and Joyce, 2014)
Dalam beberapa jam IMA, area nekrotik akan meregang dalam suatu
proses yang disebut ekspansi infark. Ekspansi ini didorong juga oleh aktivasi
neurohormonal yang terjadi pada IMA. Peningkatan denyut jantung, dilatasi
ventrikel, dan aktivasi dari system renin-angiotensin akan meningkatkan preload
selama IMA untuk menjaga curah jantung. Infark transmural akan sembuh
dengan menyisakan pembentukan jaringan parut di ventrikel kiri, yamg disebut
remodeling. Ekspansi dapat terus berlanjut hingga enam minggu setelah IMA dan
disertai oleh penipisan progresif serta perluasan dari area infark dan non infark.
Ekspresi gen dari sel-sel jantung yang mengalami perombakan akan berubah,
yang menyebabkan perubahan structural permanen ke jantung. Jaringan yang
mengalami remodelisasi tidak berfungsi dengan normal dan dapat berakibat
pada gagal jantung akut atau kronis dengan disfungsi ventrikel kiri, serta
peningkatan volume serta tekanan ventrikel. Remodeling dapat berlangsung
bertahun-tahun setelah IMA. (Black and Joyce, 2014)
Lokasi IMA paling sering adalah dinding anterior ventrikel kiri didekat
apeks, yang terjadi akibat trombosis dari cabang desenden arteri coroner kiri.
Lokasi umum lainnya adalah (1) dinding posterior dari ventrikel kiri di dekat dasar
dan di belakang daun katup/ kuspis posterior dari katup mitral dan (2) permukaan
inferior (diafragmantik) jantung. Infark pada ventrikel kiri posterior terjadi akibat
oklusi arteri coroner kanan atau cabang sirkumfleksi arteri coroner kiri. Infark
inferior terjadi saat arteri coroner kanan mengalami oklusi. Pada sekitar 25 % dari
IMA dinding inferior, ventrikel kanan merupakan lokasi infark. Infark atrium terjadi
pada kurang dari 5 %. Peta konsep menjelaskan efek selular yang terjadi selama
infark miokard. (Black and Joyce, 2014)
F. Komplikasi
Komplikasi menurut (Black and Joyce, 2014) adalah sebagai berikut :
1. Disritmia
2. Syok kardiogenik
3. Gagal jantung dan edema paru
4. Emboli paru
5. Infark miokardum berulang
6. Aneurisme ventrikel
7. Ruptur miokardium
8. Defek septal ventrikel (VSD)
9. Perikarditis
10. Sindrom dressler (perikarditis akut)
11. Kematian
G. Pemeriksaan Penunjang
Penegakan diagnosa serangan jantung berdasarkan gejala, riwayat
kesehatan pribadi dan keluarga, serta hasil test diagnostik.
1. EKG (Electrocardiogram)
Pada EKG 12 lead, jaringan iskemik tetapi masih berfungsi akan
menghasilkan perubahan gelombang T, menyebabkan inervasi saat aliran
listrik diarahkan menjauh dari jaringan iskemik, lebih serius lagi, jaringan
iskemik akan mengubah segmen ST menyebabkan depresi ST.
I. Pengkajian
Pengkajian pada klien dengan infrak miokardium akut merupakan salah
satu aspekpenting dalam proses keperawatan. Hal ini penting untuk
merencanakan tindakan selanjutnya. Perawat mengumpulkan data dasar
informasi status terkini klien mengenai pengkajain sistem kardiovaskuler sebagai
prioritas pengakajian/ pengkajian sistematis pasien mencakuo riawayt yang
berhubungan dengan gambaran gejala berupa nyeri dada, sulit bernapas
(dispnea), palpitasi, pingsan (sinkop), dan keringat dingin (diaphoresis). Masing-
masing gejala harus dievaluasi waktu dan durasinya serta faktor yang
mencetuskn dan meringankan.
1. Anamnesis
Anammesis penyakit ini terdiri dari keluhan utama, riwayat penyakit
sekarang, riwayat penyakit dahulu, dan kondisi psikologis klien.
2. Keluhan Utama
Keluhan utam biasanya nyeri dada, perasaan sulit bernapas, dan pingsan.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pengkajian pemuakit sekarang yang mendukung keluhan utama dengan
melakukan seangkaian pertanyaan tentang nyeri dada klien secara
SOCRATES adalah sebagai berikut :
a. Site (Lokasi), di mana bagian yang terasa nyeri.
b. Onset (Mulai timbul), kapan timbulnya nyeri (mendadak atau bertahap)
c. Character (Sifat), gambaran dari sifat nyeri (seperti diremas, terbakar,
dll)
d. Radiation (Penjalaran), penjalaran rasa nyeri ke bagian lain
e. Association (Hubungan), gejala yang terjadi bersamaan dengan rasa
nyeri (mual, sesak, dll)
f. Timing (Saat terjadinya), perubahan intensitas nyeri
g. Exacerbating and relieving factor (Faktor yang menyebabkan dan
meringankan), hal-hal yang menyebabkan nyeri dan menghilangkan
nyeri
h. Severity (Tingkat keparahan), penilaian tingkat rasa nyeri
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Pengkajian riwayat dahulu yang mendukung dengan mengkaji apakah
sebelumnya klien pernah menderita nyeri dada, darah tinggi, DM, dan
hiperlipidemia. Tanyakan mengenai obat-obat yang biasa diminum oleh klien
pada masa lalu yang masih relevan. Obat-obat ini meliputi antiangina nitrat
dan penghambat beta serta obat-obat antihipertensi. Catat adanya efek
samping yang terjadi di masa lalu. Tanyakan juga mengenai alergi obat dan
catat reaksiapa yang timbul. Sering kali klien tidak bisa membedakan
anatara reaksi dengan efek smaping obat.
5. Riwayat Keluarga
Perawat menanyakan tentang penyakit yang pernah dialami oleh keluarga
serta bila ada anggota keluarga yang meninggal, maka penyebab kematian
juga ditanyakan. Penyakit jantung iskemikpada orang tua yang timbulnya
pada usia muda merupakan fakto resiko utama untuk penyakit jantung
iskemik pada keturunannya.
3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik klien terdiri atas keadaan umum dan
B1-B6
4. Keadaan umum
Pada pemeriksaan umum klien IMA biasanya didapatkan kesadaran baik
atau compos mentis dan akan berubah sesuai tingkat gangguan yang
melibatkan perfusi sistem saraf pusat.
a. B1 (Breathing)
Terlihat sesak, frekuensi napas melebihi normal, dan keluhan napas
seperti tercekik. Biasanya juga terdpat dispnea kardia. Sesak napas ini
terjadi akibat pengerahan tenaga dan disebabkan oleh kenaikan
tekanan akhir diastolic dai ventikel kiri yang meningkatkan tekanan vena
pulmonalis. Hal ini terjadi karena terdapat kegagalan peningkaan curah
darah ventrikel kiri pada waktu melakukan kegiatn fisik. Dispnea kardia
dapat timbul pada waktu beristirahat bila keadaannya sudah parah.
b. B2 (Bleeding)
Pemeriksaaan B2 yang dilakukan dapat melalui teknik inspeksi, palpasi
dan auskultasi.
1) Inspeksi : adnaya parut
2) Palpasi : denyut nadi perifer melemah. Thrill pada IMA tanpa
kompliaksi biasnya tidak didapatkan.
3) Auskultasi : tekanan darah biasanya menurun akibat penurunan
volume sekuncup pada IMA. Bunyi jantung tambahan akibat
kelainan katup biasanya tidak didapatkan pada IMA tanpa
kompliaksi.
4) Perkusi : tidak ada pergeseran batas jantung
c. B3 (Brain)
Kesadaran biasanya CM, tidak didapatkan sianonis perifer. Pengkajian
objektif klien berupa adanya wajah meringis, perubahan postur tubuh,
menangis merintih, meregang, dan menggeliat.
d. B4 (Bladder)
Pengukuran volume keluaran urine berhubungan dengan asupan cairan,
oleh karena itu perawat perlu memantau adanya oliguria pada klien IMA
karena merupakan tanda awal dari syok kardiogenik.
e. B5 (Bowel)
Kaji pola makan klien apakah sebelumnya terdapat peningkatan
konsumsi garam dan lemak. Adanya nyeri akan memberikan respons
mual dan muntah. Palpasi abdomen didapatakan nyeri tekan pada
keempat kuadran. Penuunan peristaltik usus merupakan tanda kardial
pada IMA.
f. B6 (Bone)
Hasil yang biasanya terdapat pada pemeriksaan B6 adalah sebgai
berikut :
1) Aktivitas dan gejala, kelemahan, kelelehan, tidak dapat tidur, gerak
statis, dan jadwal olahraga tidak teratur.
2) Tanda : takikkardi, dispnea pada saat istirahat/aktivitas, dan
kesulitan melakuakn tugas perawatan diri.
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Acute Coronary Syndrome (ACS) adalah penyakit jantung yang
mempengaruhi arteri yang menyediakan darah, oksigen, dan nutrisi ke
miokardium. Ketika aliran darah melalui arteri koroner sebagian atau
seluruhnya diblokir, iskemia dan infark miokardium dapat terjadi. Iskemia
terjadi ketika oksigen tidak mencukupi disediakan untuk memenuhi
kebutuhan dari miokardium karena sumbatan akut terjadi oleh adanya
aterosklerotik pada dinding arteri koroner sehingga menyumbat aliran
darah sehingga terjadi penurunan suplai darah ke jaringan otot jantung
akibat adanya oklusi atau thrombosis arterik oronaria atau akibat shock
atau anemia akut. Infark (nekrosis atau kematian sel) terjadi ketika
iskemia parah berkepanjangan dan menurunkan perfusi sehingga
menyebabkan kerusakan permanen pada jaringan. (Ignatavicius dan
Workman, 2010; Black and Joyce, 2014; Awan Hariyanto, 2015; Kasron,
2016)
B. SARAN
Untuk mencapai suatu keberhasilan yang baik dalam pembuatan laporan
selanjutnya,maka penulis memberikan saran kepada :
1. Mahasiswa
Dalam pengumpulan data, penulis mendapatkan berbagai kesulitan.
Dengan usaha yang sungguh-sungguh, sehingga penulis
mendapatkan data untuk menyelesaikan makalah ini.
2. Pendidikan
Pada rodi keperawatan, khususnya perpustakaan. Agar dapat
menyediakan buku-buku yang sudah mengalami perubahan-
perubahan yang lebih maju sehingga buku tersebut bukan saja
sebagai sumber ilmu tetapi dapat di jadikan sumber referensi untuk
materi makalah. Khususnya untuk makalah-makalah yang akan
dijadikan makalah selanjutnya.
3. Dengan adanya makalah ini yang berisikan tentang Asuhan
Keperawatan Miocardium Infaction diharapkan mahasiswa
mengetahui, mengerti, dan memahami akan arti, manfaat serta akibat/
dampak dari apa yang telah dibahas pada makalah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Kurniawati, T (2018)