Protein PDF
Protein PDF
Full Paper
PENGARUH KONSENTRASI GELATIN IKAN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT
TERHADAP KUALITAS DAN PENERIMAAN SIRUP
*)♠) *) *) *)
Diah Lestari Ayudiarti , Suryanti , Tazwir , Rosmawaty Paranginangin
Abstract
The purpose of this research was to observe the effect of fish gelatin compared to com-
mercial gelatin as a binder on the quality of syrup. The concentrations of gelatin added to
syrup were 4, 6, 8 and 10%. The moisture content, ash content, protein content, viscos-
ity, and microbiology test of final products were analyzed. Meanwhile, the organoleptic
test was observed only for the syrup added with fish gelatin. The result showed that
gelatin concentration significantly affected the viscocity of syrup. Microbiology test showed
that there were no mold in this product and Escherichia coli densities were less than 3
MPN /ml while TPCs were 2,0x103 CFU/g. The syrup with 8% fish gelatine was mostly
preferred by the panelists because of its color and viscosity. Moisture content, ash con-
tent, protein content, and viscosity of this syrup were 38.67%, 0,12%, 11.13%, and 122,60
cPs, respectively.
sedangkan fungsi lainnya adalah sebagai dengan sirup di pasaran yaitu rata-rata
pengawet dan penambah citarasa karena sebesar 126,66 cPs.
bersifat mengentalkan (Anonim, 2004b).
Pada pembuatan sirup dibutuhkan suatu Bahan dan Metode
bahan pengikat yang juga berfungsi
sebagai pembentuk dan pemantap Pada penelitian ini digunakan gelatin
sistem dispersi homogen, agar tidak tulang sapi komersial dari PT. Harum Sari
terjadi pengendapan pada waktu serta gelatin ekstrak kulit ikan kaci-kaci
penyimpanan. Bahan tambahan yang (Plecthorinchus flavomaculatus) sebagai
biasa digunakan adalah Carboxy Methil bahan pengikat dalam sirup. Ekstraksi
Cellulosa (CMC). CMC merupakan bahan gelatin dari kulit ikan dilakukan dengan
sintetik yang relatif stabil, pekat, mudah cara kulit ikan kaci-kaci direndam dalam
didapat dan murah akan tetapi daya larutan CaCO3 3% dan Na2S 3% (dengan
hom ogennya rendah dan dalam perbandingan kulit dan larutan 1:3) selama
konsentrasi tinggi menyebabkan sirup 48 jam, lalu dicuci hingga pH 6-7.
berlendir dan tidak sempurna (Zatnika & Kemudian ditambahkan enzim oropon 1%
Bachtiar, 1996). Karena gelatin dapat dan amonium sulfat 1% lalu dicuci dengan
mengikat air sepuluh kali dari beratnya air hingga bersih. Kulit ikan kaci-kaci yang
sehingga dapat meningkatkan kekentalan sudah bersih direndam dalam larutan
untuk menstabilkan partikel-partikelnya, asam sitrat pada pH 3 selama satu malam
maka gelatin dapat digunakan sebagai lalu dicuci hingga mengembang. Kulit yang
pengganti CMC. Gelatin mempunyai berat telah mengembang lalu diekstrak dengan
molekul yang tinggi sekitar 10.000- aquades pada suhu 60OC selama 4 jam.
50.000, hal ini mengakibatkan derajat Kemudian filtrat dikeringkan pada oven
polimerisasinya tinggi sehingga larutan dengan suhu 50OC dan dihasilkan gelatin
yang dihasilkan menjadi kental (Zatnika ikan. Kemudian gelatin yang digunakan
& Bachtiar, 1996). sebagai binder dalam sirup dianalisa.
Analisa gelatin meliputi kadar air, kadar
Gelatin komersial yang terdapat di abu, kadar lemak, kadar protein, titik beku,
pasaran sering diragukan kehalalannya. titik leleh, viskositas dan kekuatan gel.
Hal ini dikarenakan gelatin komersial ada
yang terbuat dari tulang babi sedangkan Sirup dibuat dengan memanaskan satu
pada kemasan gelatin komersial tidak liter air sampai suhu 90-95 O C lalu
dij elaskan asal bahan baku dimasukkan gula sebanyak 700g/l dan
pem buatannya. Gelatin dari i kan diaduk pada suhu 80-85OC selama 20
diharapkan mempunyai sifat yang tidak menit. Gelatin dilarutkan dahulu dengan
berbeda jauh dengan gelatin komersial. menggunakan air pada suhu 60OC lalu
Sehingga gelatin kulit ikan yang tidak ditambahkan dengan konsentrasi 4, 6, 8
diragukan lagi kehalalannya dapat dan 10% dalam larutan gula. Bila suhu
menggantikan gelatin komersial. larutan telah turun menjadi 70-75 OC,
ditambahkan 7 g/l asam sitrat, 0,5 g/l
Penggunaan gelatin dalam sirup bertujuan natrium benzoat dan 0,07g/l pewarna-
sebagai bahan pengikat air. Menurut essen. Sirup disaring dan dimasukkan
W ard & Court (1977) gelatin yang dalam botol yang telah disterilkan
digunakan sebagai bahan pengikat menggunakan autoclaf pada suhu 121OC
sebesar 1-9%. Penelitian ini dilakukan tekanan 1 atm selama 15 menit.
untuk mengetahui pengaruh konsentrasi
gelati n terhadap kekentalan sirup Parameter sirup yang diamati meliputi
sehingga sirup yang akan dihasilkan kadar air, kadar abu, kadar protein (metode
mempunyai nilai kekentalan yang sama khjeldal) (AOAC, 1999), viskositas meng-
b b
43,22 43,45
44.00 42,05
a
42,34
a
Kadar Air (%)
42.00
d
40.00 c 38,67
d 39,14
c
37,75
38.00 36,66
36.00
34.00
32.00
4 6 8 10
Konsentrasi Gelatin (%)
0.25 0.23 b
Kadar Abu (%)
0.05
0
4 6 8 10
Konsentrasi Gelatin (%)
ri tulang sapi yang memiliki kandungan ses pembentukan gel gelatin (gelatation).
mineral yang lebih tinggi dibandingkan Gelatation melibatkan penataan ulang
dengan kulit ikan. intramolekul dari asam amino. Semakin
banyak asam amino yang mengalami
Kadar protein penataan ulang maka semakin besar
Rata-rata kadar protein untuk sirup gelatin gelatation yang terjadi sehingga larutan
berkisar antara 10,54-14,95%. Kandungan yang dihasilkan semakin kental (Ridgway,
protein tertinggi dimiliki oleh sirup yang 1987).
ditambahkan gelatin komersial dengan
konsentrasi 10% dan terendah pada sirup Viskositas
yang ditambahkan gelatin ikan dengan Rata-rata viskositas pada sirup gelatin
konsentrasi 4% (Gambar 3). berkisar antara 63,80-19415,00 cPs. Rata-
rata viskositas tertinggi pada sirup yang
Hasil analisi s v arians (=0,05) ditambah gelatin komersial dengan
menunjukkan bahwa perbedaan jenis dan konsentrasi 10% dan viskositas terendah
konsentrasi gelatin berpengaruh nyata pada sirup yang ditambah gelatin ikan
terhadap kadar protein dalam sirup. dengan konsentrasi 4% (Gambar 4).
Berdasarkan hasil uji lanjut BNJ diketahui
bahwa perlakuan jenis gelatin berbeda Hasil analisi s v arians (=0,05)
nyata untuk tiap perlakuan sedangkan menunjukkan bahwa perbedaan jenis,
perlakuan penambahan gelatin 4 dan 6% konsentrasi gelatin dan interaksi antara
tidak memberikan pengaruh yang nyata masing-masing perlakuan berbeda nyata
terhadap kadar protein dalam sirup, terhadap viskositas dalam sirup. Hasil uji
sedangkan penambahan gelatin 8 dan lanjut BNJ menunjukkan bahwa perlakuan
10% memberikan pengaruh yang nyata jenis gelatin berbeda nyata untuk tiap
untuk kadar protein dalam sirup. perlakuan, sedangkan perlakuan
konsentrasi penambahan j uga
Semakin tinggi konsentrasi gelatin maka menunjukkan perbedaan yang nyata untuk
semakin tinggi kadar protein dalam sirup. tiap konsentrasi penambahan terhadap
Hal ini dapat dibuktikan dari penampakan v iskosit as sirup. Interaksi ant ara
fisik dimana semakin meningkatnya perlakuan jenis gelatin dan konsentrasi
konsentrasi gelatin dalam sirup semakin penambahan gelatin juga memberikan
kental larutan yang dihasilkan akibat pro- pengaruh yang nyata terhadap viskositas
16 13.78 b 14.95 b
13.02 d
14 12.61 a
12.90 a
10
8
6
4
2
0
4 6 8 10
Konsentrasi Gelatin (%)
20000 19415 b
17500
Viskositas (cPs)
15000
12500
10000
7500 5005 a
5000 104.45 a 239.00 a
2500 63.80 c 82.55 c 122.6 c 138.5 d
0
4 6 8 10
Konsentrasi Gelatin (%)
Sirup dengan gelatin komersial
Sirup dengan gelatin ikan
Gambar 4. Viskositas sirup dengan penambahan gelatin pada berbagai konsentrasi
Tabel 2. Total kepadatan (TPC), E. coli dan kapang pada sirup yang ditambah gelatin
pada berbagai konsentrasi
TPC E. Coli
E. Coli
Perlakuan Kapang
(CFU/g) (MPN/ml)
3
Sirup dengan gelatin komersial 4% 3.1x10 <3 -
4
Sirup dengan gelatin komersial 6% 8.7x10 <3 -
Sirup dengan gelatin komersial 8% 4.8x104 <3 -
Sirup dengan gelatin komersial 10% 3.4x103 <3 -
5
Sirup dengan gelatin ikan 4% 4.2x10 <3 -
3
Sirup dengan gelatin ikan 6% 9.8x10 <3 -
Sirup dengan gelatin ikan 8% 2.0x103 <3 -
Sirup dengan gelatin ikan 10% 3.7x103 <3 -
sit rat yang dapat mengham bat Imeson, A. 1992. Thickening and gelling
pertumbuhan kapang dan agents for food. Blackie Academic and
mikroorganisme. Selain itu, peralatan dan Professional. London: 99-123.
botol yang digunakan telah disterilkan
dengan menggunakan autoklaf. Jamilah, B. and K.G. Harvinder. 2002.
Propeties of gelatins from skins of fish-
Kesimpulan black t ilapia (O reochromis
mossambicus) and red tillapia
(Oreochromis Nilotica). F ood
1. Gelatin ikan mempunyai sifat sebagai
chemistry: 81-84
pengikat air sehingga dapat
digunakan sebagai bahan pengikat
Ledward. 2000. Hydrocoloid book.
pada sirup.
Woodhead Publishing. Cambrige.
2. Viskositas sirup yang ditambahkan
England. 67-86.
gelatin komersial 4% (104,45 cPs)
gelatin ikan 8% (122,6 cPs) dan 10%
Matz, A. S. 1962. Food texture. AVI
(138,5 cPs) memiliki nilai viskositas
Publishing Company. New York. 67 p.
yang lebih mendekati nilai rata-rata
viskositas sirup di pasaran yaitu
Rahayu, P.W. 2001. Penuntun praktikum
126,66 cPs.
penilaian organoleptik. Jurusan
3. Uji kruskal wallis menyatakan sirup
Teknologi Pangan dan Gizi IPB. 80 p.
yang ditambahkan gelatin ikan 8%
lebih disukai, dengan karakteristik
Ridgway. K. 1987. Hard capsules
kadar air 38,67%, kadar abu 0,12%,
development and technology. The
kadar protein 11,13% dan viskositas
Pharmaceutical Press. London.
122,60 cPs.
SII 0418-81. 1981. Sirup Glukosa. Badan
Daftar Pustaka Standarisasi Indonesia. Jakarta.
Anonim. 2004a. Fish gelatin. http:// Stainsby, G. 1977. The physical chemistry
www.warintek.com. Diakses tanggal of gelatin in solution. In: The science
21 Desember 2004. and technology of gelatin. A.G. Ward
and A. Courts (Eds). Academic Press.
Anonim. 2004b. Teknologi pembuatan London.: 109-135.
sirup. http://www.warintek.com.
Diakses tanggal 10 Mei 2005. Ward, A. G. and A. Courts. 1977. The
science and technology of gelatin,
Astawan, M., P.Hariyadi, dan A. Mulyani. Academic Press.
2002. Analisis sifat reologi gelatin dari
kulit ikan cucut. Jurnal Teknologi dan Wijaya, A. S. 1998. The effect of protein
Industri Pangan. XIII(1): 38-46. concentration and pH on the bloom
strenght of gelatin. Giyatana Majalah
AOAC. 1999. Official methods of analysis Ilmiah teknologi Pertanian. Universitas
of AOAC international f ood Udayana. 4(1):36-43.
composition; additiv es; natural
contaminants. Sixteenth edition. Zatnika, A. dan Y. Bachtiar. 1996. Pengaruh
Vol.II. Publised by AOAC: 1-17. bahan penstabil asam alginat dan
CMC dalam pembuatan sirup markisa.
Warta APBIRI. II: 6-11.