Tujuan
Tujuan dari rencana keperawatan adalah untuk memberi informasi utama tentang diagnosis
keperawatan pasien, hasil, dan intervensi yang telah direncanakan. Perencanaan perawatan harus
memberi petunjuk pada perawatan dan mendokumentasikan fase perencanaan pada proses
keperawatan. Rencana keperawatan idealnya harus berdasarkan pada pengkajian masuk dan harus
dibuat selama proses penerimaan (atau segera setelah proses tersebut).
Tujuan klien dan tujuan keperawatan adalah standar atau ukuran yang digunakan untuk mengevaluasi
kemajuan klien atau keterampilan perawat. (Alfaro 1994)
Tujuan klien : merupakan pernyataan yang menjelaskan suatu perilaku klien, keluarga atau kelompok
yang dapat diukur setelah intervensi keperawatan diberikan.
Tujuan keperawatan : pernyataan yang menjelaskan suatu tindakan yang dapat diukur berdasarkan
kemampuan dan kewenangan perawat.
Karena kriteria hasil untuk diagnose keperawatan memiliki status kesehatan klien yang dapat dicapai
atau dipertahankan melalui rencana tindakan keperawatan yang mandiri, sehingga dapat membedakan
antara diagnose keperawatan dan masalah kolaboratif. Pada situasi tertentu maka diperlukan
keterlibatan semua disiplin ilmu. Misalnya, klien yang mengalami kecemasan yang berat, dokter akan
memberikan obat anticemas, petugas terapi mungkin akan menyiapkan suatu aktifitas yang menark, dan
perawat akan memberikan suatu intervensi dalam mengurangi kecemasan (misalnya; strategi problem
solving dan relaksasi).
Menurut Gordon (1994) komponen yang penting dalam kriteria hasil adalah apakah intervensi
keperawatan dapat dicapai.
Fontana (1993) menyarankan penegakan prioritas yang berdasarkan kepentingan dan waktu.
Pada praktiknya, beberapa prioritas dan intervensi kepeawatan memiliki kedua kualitas tersebut (Hendry
dan walker, 2004).
Prioritas awal terkadang bersifat fisiologis sekalligus psikologis dan dapat merujuk pada kebutuhan dasar
lainnya.
Prioritas sedang, meliputi kebutuhan nondarurat dan tidak mengancam nyawa klien.
Prioritas rendah tidak selalu berhubugan langsung dengan penyakit atau prognosis, namun dapat
memengaruhi kesejahteraan klien di masa depan.
Tujuan adalah hasil yang ingin di capai untuk mengatasi masalah diagnosa keperawatan.
Penentuan tujuan pada perencaan dari proses keperawatan adalah sebagai arah dalam
membuat rencana tindakan dari masing-masing diagnosa keperawatan.
Subjek, kata kerja yang dapat diukur, hasil kriteria, dan target waktu.
Contoh :
Klien mampu menegeluarkan sekresi paru tanpa bantuan dalam waktu 2 x 24 jam
Keterangan:
Klien : Subjek
B. Kriteria hasil
Merupakan standart evaluasi yang merupakan gambaran tentang factor-faktor yang dapat
memberi petunjuk bahwa tujuan telah mencapai dan digunakan dalam membuat pertimangan.
5. Realistik,
Perawat harus realistic dalam menuliskan kriteria hasil yang akan dicapai, karena perubahan
sedikit saja dalam perilaku pasien merupakan tujuan yang dapat dicapainya. Beberapa hasil
harus dipenuhi setelah pemulangan, dan ini harus disesuaikan dengan sarana dan prasarana
yang tersedia dirumah sakit atau dirumah. Misalnya : klien dapat menggunakan kursi roda
selama 4 jam sehari, kenyataannya hanya ada 2 kursi roda dalam ruangan dengan jumlah 30
klien.
6. Ditentukan oleh perawat dan klien
Mulai penglajian perawat seharusnya melibatkan klien dalam Intervensi karena tujuan
bersama mempermudah partisipasi aktif dan mengomunikasikan hal yang diharapkan antara
perawat dan pasien. Kemungkinan pencapaian tujuan pasien akan meningkat jika ia
dilibatkan dalam proses perencanaan.
Contoh tujuan dan kriteria hasil adalah :
Dalam jangka waktu satu minggu klien mampu merawat kebersihan diri sendiri tanpa
bantuan perawat dengan kriteria hasil sebagai berikut :
a. Klien mandi sendiri minimal 1 kali sehari.
b. Klien mengganti pakaian sendiri minimal 1 kali sehari
c. Klien mampu berdandan dengan rapi dan tepat.
Diagnosis keperawatan digunakan untuk mengidentifikasi hasil yang diharapkan dari perawatan dan
merencanakan tindakan keperawatan yang spesifik secaa berurutan. Kriteria hasil keperawatan mengacu
pada perilaku yang terukur atau persepsi yang ditunjukkan oleh seorang individu, keluarga, kelompok
atau komunitas yang responsive terhadap tindakan keperawatan (Center for Nursing Classification
[CNC],n.d).
The Nusing Outcome Classification (NOC) adalah susatu system yang dapat digunakan untuk memilih
ukuran hasil yang berhubungan dengan diagnosis keperawatan. Perawatan sering, dan tidak benar,
bergerak langsung dari diagnosis keperawatan ke tindakan keperawatan tanpa mempertimbangkan hasil
yang diinginkan.
TIPE PERENCANAAN
1. Intervensi Terapeutik
Tindakan terpeutik adalah asuhan keperawatan yang langsung sesuai keadaan klien. Rencana
keperawatan yang lebih dari satu harus dikerjakan sungguh-sungguh sesuai prioritas masalah
dalam diagnosa keperawatan.
2. Intervensi Pemantapan/Observasi
Proses ini membutuhkan ketajaman observasi perawat termasuk keterampilan mengevaluasi
yang tepat diatas. Program yang lebih dari yang sangat menentukan kesehatan klien. Perawat
harus dapat melihat perkembangan yang baik dan buruk dari klien seperti mengobservasi tanda-
tanda vital.