Anda di halaman 1dari 2

Berdasarkan pembukaan serviks, kala I persalinan secara berubah-ubah juga

terbagi menjadi tiga bagian : persalinan awal (pembukaan serviks 1-3 cm),
persalinan aktif (pembukaan 4-7 cm), dan transisi (pembukaan serviks 8-10
cm). Kategori persalinan aktif tidak sama dengan fase aktif persalinan.
Persalinan aktif berdasarkan pembukaan serviks, sedangkan fase aktif
persalinan ditentukan saat kurva atau gravik persalinan digambarkan. Fase
aktif terlihat dngan adanya perubahan dalam kemiringan grafik. Permulaan
fase aktif terletak pada titikpeningkatan kemiringan grafik persalinan.
Manfaat menggambarkan grafik persalinan.
Grafik menciptakan gambaran visual untuk membantu dalam menentukan
kemajuan persalinan berjalan normal atau abnormal. Grafik persalinan
disebut dengan kurva pesalinan, partogram, servikograf. Tanpa
menggambarkan grafik persalinan, perlu mempertimbangkan pembukaan
serviks ibu dan mengevaluasi perubahan serviks disepanjang persalinan.
Durasi kala I persalinan.
Persalinan normal (dari pembukaan 0-10 cm) harus berlngsung 9 hingga 12
jam pada ibu nulipara dan multipara. Akan tetapi, pembukaan serviks 0-10
cm yang berlangsung selama 19 jam pada ibu nulipara dan 14 jam jam pada
ibu multipara, masih dapat berakhir dengan neonatus yang baik. Jika
persalinan (dari pembukaan 0 cm hingga perlahiran) berlangsung kurang
dari 3 jam, persalinan ini disebut dengan persalinan cepat 9partus
presipitatus).
Kemajuan persalinan yang lambat dan protraksi
Persalinan abnormal disebut dengan gangguan protaksi atau gangguan henti
persalinan. Gangguan protaksi ditandai dengan pembukaan serviks yang
lambat dan/ atau penurunan janin yang lambat. Gangguan protaksi dan henti
persalinan dapat diidentifikasi dengan mudah jika menggambarkan grafik
persalinan dengan benar. Protaksi (pemanjangan) fase aktif persalinan
terjadi ketika perubahan pembukaan serviks terjadi kurang dari 1,2 cm per
jam pada ibu nulipara dan kurang dari 1,5 per jam pada ibu multipara.
Protaksi (pemanjangan) pembukaan terjadi antara pembukaan 4 dan 6 cm
pada ibu yang memilki berat badan berlebihan dan obesitas. Penyebab
protaksi (pemanjangan karena masalah kekuatan (distosia fungsional) atau
masalah kesesuaian janin-jalan lahir (distosia mekanisme). Terkadang,
distosia fungsional dan distosia mekanisme terjadi secara bersamaan.
Distosia fungsional versus distosia mekanisme
Distosia berasal dari bahasa Yunani yang berarti “persalinan yang sulit”.
Terdapat tiga tipe distosia : distosia fungsional, yang berkaitan dengan
ketidakefektifan kekuatan, distosia mekanis, yang berkaitan dengan janin
dan jalan lahir, dan distosia emosional, yang berkaitan dengan psike ibu.
Distosia fungsional
Distosia fungsional disebut juga distosia uterus. Distosia fungsional terjadi
disaat kekuatan tidak bekerja dengan baik seperti inersia uterus, kontraksi
uterus yang abnormal, atau persalinan memanjang. Distosia fungsional
berkaitan dengan interval antara kelahiran. Jika interval antara kelahiran
meningkat, insiden distosia fungsionan meningkat.
Distosia mekanis
Distosia mekanis terjadi saat bayi terlalu basar bagi panggul, mengalami mal
presentasi atau malposisi. Distosia mekanis dan gangguan protaksi juga
dapat berkaitan dengan mal presentasi janin, seperti posisi oksiput posterior
atau oksiput transversal. Distosia mekanisme juga dapat berkaitan dengan
obstruks, seperti kandung kemih yang terlalu penuh atau fibroid yang besar
di segmen bawah uterus.

Distosia emosional

Kadar epineprin yang tinggi terkait dengan kekuatan berlebihan dapat menyebabkan distosia
emosional dan dan kontraksi yang tidak efektif. Mengurangi kekuatan dapat meningkatkan
aktivitas uterus untuk mengurangi distosia fungsional. Pemberian analgesik dan anastesi
sesuai kebutuhan dan pada saat diperlukan dapat mengurangi distress emosional dan
membantu pasien menghadapi persalinan.

Anda mungkin juga menyukai