3.5.1.1 Setelah mencari informasi dari berbagai sumber dan diskusi kelompok peserta
didik dapat menjelaskan bahwa benda yang bergerak mempunyai momentum
dengan benar.
3.5.1.2 Setelah berdiskusi dan tanya jawab dalam kelompok peserta didik dapat
menjelaskan konsep impuls dan momentum dengan benar.
3.5.2.1 Setelah berdiskusi dan tanya jawab dalam kelompok peserta didik dapat
menjelaskan hubungan impuls dan perubahan momentumdengan tepat.
3.5.3.1 Setelah berdiskusi dan tanya jawab dalam kelompok peserta didik mampu
menerapkan konsep impuls dan momentum dalam kehidupan sehari-hari.
3.5.4.1 Setelah mencari informasi dari berbagai sumber dan diskusi kelompok peserta
didik dapat menjelaskan konsep hukum kekekalan momentum
3.5.5.1 Peserta didik mampu menjelaskan konsep tumbukan melalui proses pengamatan
demonstrasi dan video animasi dengan benar
3.5.5.2 Peserta didik mampu menentukan jenis-jenis tumbukan melalui diskusi-
informasi dengan benar
3.5.5.3 Peserta didik mampu menjelaskan konsep tumbukan lenting sempurna setelah
melakukan diskusi-informasi dengan teliti dan benar
3.5.5.4 Peserta didik mampu menerapkan konsep tumbukan lenting sempurna pada
pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari melalui diskusi informasi
dengan benar
3.5.6.1 Peserta didik mampu menjelaskan konsep tumbukan tidak lenting sama sekali
setelah melakukan percobaan menggunakan kereta dinamik dengan plastisin
dengan tepat
3.5.6.2 Peserta didik mampu menerapkan konsep tumbukan tidak lenting sama sekali
pada pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari melalui diskusi informasi
dengan benar
3.5.7.1 Peserta didik dapat menentukan koefisien restitusi suatu tumbukan setelah
melakukan percobaan menjatuhkan bola ke lantai dengan tepat
3.5.8.1 Peserta didik dapat menjelaskan konsep tumbukan lenting sebagian melalui
diskusi informasi dengan tepat
3.5.8.1 Peserta didik dapat menerapkan konsep tumbukan lenting sebagian pada
pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari melalui diskusi informasi
dengan benar
4.5.1.1 Setelah melakukan diskusi dalam kelompok peserta didik mampu bertanya,
menanggapi, dan menjelaskan konsep impuls dan momentum dengan baik.
4.5.2.1 Setelah melakukan diskusi dalam kelompok peserta didik mampu bertanya,
menanggapi, dan menjelaskan hubungan impuls dan momentum dengan benar.
4.5.3.1 Setelah melakukan diskusi dalam kelompok peserta didik mampu bertanya,
menanggapi, dan menjelaskan konsep hukum kekekalan momentum
4.5.4.1 Setelah melakukan percobaan diharapkan peserta didik terampil dalam
melakukan percobaan dan mampu menentukan arah terbang balon dengan benar
4.5.5.1 Terampil dalam menurunkan hukum kekekalan energi kinetik dan hukum
kekekalan momentum untuk menemukan perumusan koefisien restitusi benda
betumbukan
4.5.6.1 Terampil dalam melakukan melakukan percobaan tumbukan tidak lenting sama
sekali menggunakan ticker timer dan kereta dinamik
4.5.6.2 Terampil dalam menemukan hukum kekekalan momentum dari hasil percobaan
tumbukan tidak lenting sama sekali
4.5.7.1 Terampil dalam melakukan percobaan tumbukan untuk menentukan koefisien
restitusi
4.5.7.2 Terampil dalam melukiskan grafik hubungan akar ketinggian setelah tumbukan
dengan akar ketinggian sebelum tumbukan
4.5.8.1 Terampil dalam menentukan koefisien restitusi benda bertumbukan dari hasil
percobaan
D. Materi Pembelajaran
Fakta
Bola sepak yang ditendang dengan keras lebih sulit untuk dihentikan daripada bola
tersebut dilemparkan.
Konsep
Momentum sebuah partikel atau benda dapat dipandang sebagai ukuran kesulitan
mendiamkan sebuah partikel atau benda tersebut.
Momentum adalah besaran vektor yang searah dengan kecepatan benda. Energi kinetik
juga merupakan besaran yang bergantung pada massa dan kecepatan, namun energi
kinetik adalah besaran skalar sehingga tidak dapat memberikan ganbaran arah gerak
benda
Prinsip
Momentum yang dimiliki suatu benda didefinisikan sebagai hasil kali massa benda dengan
kecepatannya.
𝑝 = 𝑚𝑣
dengan : p = momentum (kg m/s)
m = massa benda (kg)
Konsep
Semakin singkat waktu sentuh antara palu dengan paku, maka gaya yang dihasilkan akan
semakin besar. Gaya seperti ini disebut dengan gaya impulsive.
Gaya impulsif mengawali suatu percepatan dan menyebabkan bola yang ditendang
bergerak cepat dan semakin cepat
Prinsip
Impuls (I) adalah hasil kali antara gaya yang bekerja F (vektor) dengan selang waktu
singkat (∆𝑡)(skalar).
𝐼 = 𝐹̅ . ∆𝑡 = 𝐹̅ (𝑡2 − 𝑡1 )
dengan : I = impuls (Ns)
F = gaya yang bekerja pada benda (N)
∆𝑡 = interval waktu selama gaya bekerja (s)
Impuls termasuk besaran vektor.
Dalam sistem SI, impuls dinyatakan dengan satuan N s.
Sebuah benda bermassa m yang diberi gaya sebesar F, setelah selang waktu ∆t,
kecepatannya berubah dari v1 menjadi v2.
m m
Apabila benda yang bergerak mengalami perubahan kecepatan dari v1 ke v2, maka
benda tersebut mengalami perubahan momentum.
∆𝑝 = 𝑝2 − 𝑝1
= 𝑚(𝑣2 − 𝑣1 )
Prinsip
Perubahan momentum yang terjadi akibat perubahan massa dan kecepatan dapat
menimbulkan impuls.
Sesuai hukum II Newton : 𝐹 =𝑚𝑎
∆𝑣
𝐹=𝑚
∆𝑡
𝑣2 − 𝑣1
𝐹 = 𝑚( )
∆𝑡
𝐹 ∆𝑡 = 𝑚𝑣2 − 𝑚𝑣1
Jika𝑚𝑣2 = 𝑝2 dan 𝑚𝑣1 = 𝑝1, maka persamaan dapat kita tuliskan:
𝐼 = ∆𝑝 = 𝑝2 − 𝑝1
𝐹 ∆𝑡 = 𝑚𝑣2 − 𝑚𝑣1
∴ Impuls yang dikerjakan pada suatu benda sama dengan perubahan momentum
yang dialami benda itu, yaitu beda antara momentum akhir dengan momentum
awalnya (Teorema Impuls-Momentum).
𝐼 = ∆𝑝
𝐹 ∆𝑡 = ∆𝑝
∆𝑝
𝐹=
∆𝑡
Untuk kasus yang paling sering kita jumpai dalam keseharian, yaitu massa benda tetap,
persamaan di atas menjadi:
∆(𝑚𝑣)
𝐹=
∆𝑡
∆𝑣
𝐹=𝑚
∆𝑡
𝐹 =𝑚𝑎 (dinamika)
𝑚𝐴 𝑣𝐴 + 𝑚𝐵 𝑣𝐵 = 𝑚𝐴 𝑣𝐴′ + 𝑚𝐵 𝑣𝐵′
Keterangan:
𝑝𝐴 , 𝑝𝐵 = momentum benda A dan B sebelum tumbukan
𝑝𝐴′ , 𝑝𝐵′ = momentum benda A dan B setelah tumbukan
𝑚𝐴 ,𝑚𝐵 = massa benda A dan B
𝑣𝐴 , 𝑣𝐵 = kelajuan benda A dan B sebelum tumbukan
𝑣𝐴′ , 𝑣𝐵′ = kelajuan benda A dan B sesudah tumbukan
Aplikasi dari hukum kekekalan momentum adalah pada peluncuran roket
Roket bergerak meluncur vertikal ke atas karena memiliki mesin pendorong yang dapat
memberikan kecepatan pada roket. Gaya dorong roket bekerja berdasarkan impuls yang
diberikan mesin roket. Pada saat roket sedang bergerak, akan berlaku Hukum Kekekalan
Momentum
Prinsip
Sebelum roket dinyalakan, momentum roket adalah nol. Setelah bahan bakar di dalamnya
dinyalakan, pancaran gas yang keluar dari ekor roket akan mendorong roket tersebut
melaju ke udara. Pada gerak roket ini berlaku:
- Hukum kekekalan momentum
Mula-mula roket dalam keadaan diam, pancaran gas belum ada dan roket masih
diam sehingga momentumnya nol. Sesudah gas menyembur keluar, roket bergerak.
Momentum system sebelum dan sesudah gas mmenyembur adalah tetap.
0 m A v A ' m B v B '
m A v A ' m B v B '
Keterangan : mA = massa roket
mB = massa gas yang keluar
v A ' = kecepatan roket setelah gas menyembur
v B ' = Kecepatan gas keluar
Persamaan ini menunjukkan bahwa momentum gas yang menyembur keluar sama
dengan momentum roket dan arahnya berlawanan.
- Impuls = perubahan momentum
Ft p mv
mv m
Gaya dorong roket akan menjadi, FR v
t t
m
FR v
t
Keterangan : FR = gaya dorong roket
v = kecepatan semburan gas
m = massa gas
t = perubahan waktu
Tumbukan adalah pertemuan dua benda yang relatif bergerak.
Tumbukan ada 3 macam :
1. Tumbukan lenting sempurna
a) Hukum kekekalan momentum
mAv A mB vB mAv' A mB v' B (1)
b) Hukum kekekalan energi kinetik
v 'v '
A B e
v A vB
2. Tumbukan tidak Lenting sama Sekali
m A v A mB v B m A mB v'
a) Hukum kekekalan momentum
Pada saat terjadi tumbukan antara peluru dan balok, berlaku hukum
kekekalan momentum sebagai berikut:
m p v p mb m p v'
v' 2 gh
Jika persamaan 13 disubstititusikan ke persamaan 12 maka akan diperoleh:
m mb
vp
p
2 gh
mp
Penerapan hukum kekekalan momentum pada tumbukan tidak lenting sama sekali
dapat diketahui melalui langkah-langkah sebagai berikut:
Rangkai alat ticker timer dengan rel presisi
Letakkan kereta dinamik pada rel presisi dan hubungkan dengan pita ticker
timer yang pada bagian depan kereta sudah diberi plastisin untuk pemersatu
kedua kereta dinamik setelah tumbukan
Biarkan kereta dinamik lain diam di bagian lain rel
Gerakkan kereta dinamik yang terhubung pita ticker timer hingga menumbuk
kereta dinamik yang diam
Ukur jarak yang ditempuh sebelum dengan setelah tumbukan untuk skala
waktu yang sama
Bandingkan momentum sebelum dengan setelah tumbukan
3. Tumbukan Lenting Sebagian
Ek 12 m A v A 12 m B v B
2 2
v1 2gh1
Tanda – (negatif) menunjukkah arah gerak ke bawah. Persamaan kecepatan
bola sesaat setelah menumbuk lantai adalah:
v1 ' 2 gh2
Kecepatan lantai sesaat sebelum tumbukan = sesaat setelah tumbukan = nol;
v 2 v 2 ' 0 . Jika data ini dimasukkan ke dalam persamaan koofesien restitusi akan
diperoleh nilai e sebagai berikut:
h2
e
h1
Menentukan koefisien restitusi dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Jatuhkan bola ke lantai dari ketinggian tertentu (h)
Ukur tinggi pantulan pertama bola (h’)
Bandingkan akar tinggi pantulan bola dengan akar tinggi awal bola, itulah
koefisien restitusi
E. Metode Pembelajaran
2. Alat / Bahan Bola pejal, Bola pingpong, kelereng, Mistar, Plastisin, Kereta
dinamik, Ticker timer, Pita ticker timer dan Catu daya
peserta didik membuat ringkasan materi untuk pertemuan dan momentum, dan meringkas
berikutnya yaitu hubungan impuls dan perubahan materi hubungan impuls dan
momentum. perubahan momentum.
Peserta didik mendengarkan guru.
Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya. Sopan
Peserta didik menjawab salam guru.
Mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan syukur
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Tahap Karakter
Guru Peserta didik Waktu
dan salam
Religius
H. Penilaian
1. Penilaian Sikap
a. Penilaian pengamatan
b. Penilaian diri
c. Penilaian teman sejawat
d. Penilaian jurnal harian pendidik
2. Penilaian Pengetahuan
Mengetahui
Kepala SMA N 1 Padang Padang, September 2014
Panjang Guru Mata Pelajaran Fisika
Dervita, M.Pd