Anda di halaman 1dari 18

CATATAN MUTU

SMA NEGERI 1 PADANG


PANJANG
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN ( RPP )

Sekolah : SMAN 1 Padang panjang


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas / Semester : XI / 1
Materi Pokok : Momentum dan Impuls
Alokasi waktu : 3 JP (1 x Pertemuan)

A. Kompetensi Inti (KI)

KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya


KI 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif
dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan


kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran tuhan yang
menciptakannya
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti;
cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif
dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi
sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi
3.5 Menerapkan konsep momentum dan impuls, serta hukum kekekalan momentum
dalam kehidupan sehari-hari
Indikator:
Pertemuan 1
3.5.1 Menjelaskan konsep impuls dan momentum
Pertemuan 2
3.5.2 Menjelaskan hubungan impuls dan momentum
3.5.3 Menerapkan konsep impuls dan momentum dalam kehidupan sehari-
hari
Pertemuan 3
3.5.4 Menentukan hukum kekekalan momentum untuk sistem tanpa gaya luar
dengan benar
Pertemuan 4
3.5.5 Menerapkan konsep hukum kekekalan momentum pada roket dengan
benar
Pertemuan 5
3.5.6 Menerapkan hukum kekekalan energi dan hukum kekekalan momentum
pada peristiwa tumbukan lenting sempurna dalam kehidupan sehari-hari
Pertemuan 6
3.5.7 Menerapkan hukum kekekalan momentum pada peristiwa tumbukan
tidak lenting sama sekali dalam kehidupan sehari-hari
Pertemuan 7
3.5.8 Menerapkan hukum kekekalan momentum untuk berbagai peristiwa
tumbukan lenting sebagian dalam kehidupan sehari-hari

4.5 Memodifikasi roket sederhana dengan menerapkan hukum kekekalan


momentum
Indikator:
Pertemuan 1
4.5.1 Melaksanakan diskusi kelompok menjelaskan konsep impuls dan
momentum dengan benar
Pertemuan 2
4.5.2 Melaksanakan diskusi kelompok menerapkan konsep impuls dan
momentum dalam kehidupan sehari-hari
Pertemuan 3
4.5.3 Melaksanakan diskusi kelompok menentukan hukum kekekalan
momentum untuk sistem tanpa gaya luar
Pertemuan 4
4.5.4 Merancang dan melaksanakan percobaan tentang menentukan arah
terbang balon
Pertemuan 5
4.5.5 Melakukan diskusi menurunkan hukum kekekalan energi kinetik dan
hukum kekekalan momentum untuk menemukan perumusan koefisien
restitusi benda
Pertemuan 6
4.5.6 Merancang dan melaksanakan percobaan tumbukan tidak lenting sama
sekali
Pertemuan 7
4.5.7 Merancang dan melaksanakan percobaan tentang tumbukan untuk
menentukan koefisien restitusi
C. Tujuan Pembelajaran

3.5.1.1 Setelah mencari informasi dari berbagai sumber dan diskusi kelompok peserta
didik dapat menjelaskan bahwa benda yang bergerak mempunyai momentum
dengan benar.
3.5.1.2 Setelah berdiskusi dan tanya jawab dalam kelompok peserta didik dapat
menjelaskan konsep impuls dan momentum dengan benar.
3.5.2.1 Setelah berdiskusi dan tanya jawab dalam kelompok peserta didik dapat
menjelaskan hubungan impuls dan perubahan momentumdengan tepat.
3.5.3.1 Setelah berdiskusi dan tanya jawab dalam kelompok peserta didik mampu
menerapkan konsep impuls dan momentum dalam kehidupan sehari-hari.
3.5.4.1 Setelah mencari informasi dari berbagai sumber dan diskusi kelompok peserta
didik dapat menjelaskan konsep hukum kekekalan momentum
3.5.5.1 Peserta didik mampu menjelaskan konsep tumbukan melalui proses pengamatan
demonstrasi dan video animasi dengan benar
3.5.5.2 Peserta didik mampu menentukan jenis-jenis tumbukan melalui diskusi-
informasi dengan benar
3.5.5.3 Peserta didik mampu menjelaskan konsep tumbukan lenting sempurna setelah
melakukan diskusi-informasi dengan teliti dan benar
3.5.5.4 Peserta didik mampu menerapkan konsep tumbukan lenting sempurna pada
pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari melalui diskusi informasi
dengan benar
3.5.6.1 Peserta didik mampu menjelaskan konsep tumbukan tidak lenting sama sekali
setelah melakukan percobaan menggunakan kereta dinamik dengan plastisin
dengan tepat
3.5.6.2 Peserta didik mampu menerapkan konsep tumbukan tidak lenting sama sekali
pada pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari melalui diskusi informasi
dengan benar
3.5.7.1 Peserta didik dapat menentukan koefisien restitusi suatu tumbukan setelah
melakukan percobaan menjatuhkan bola ke lantai dengan tepat
3.5.8.1 Peserta didik dapat menjelaskan konsep tumbukan lenting sebagian melalui
diskusi informasi dengan tepat
3.5.8.1 Peserta didik dapat menerapkan konsep tumbukan lenting sebagian pada
pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari melalui diskusi informasi
dengan benar
4.5.1.1 Setelah melakukan diskusi dalam kelompok peserta didik mampu bertanya,
menanggapi, dan menjelaskan konsep impuls dan momentum dengan baik.
4.5.2.1 Setelah melakukan diskusi dalam kelompok peserta didik mampu bertanya,
menanggapi, dan menjelaskan hubungan impuls dan momentum dengan benar.
4.5.3.1 Setelah melakukan diskusi dalam kelompok peserta didik mampu bertanya,
menanggapi, dan menjelaskan konsep hukum kekekalan momentum
4.5.4.1 Setelah melakukan percobaan diharapkan peserta didik terampil dalam
melakukan percobaan dan mampu menentukan arah terbang balon dengan benar
4.5.5.1 Terampil dalam menurunkan hukum kekekalan energi kinetik dan hukum
kekekalan momentum untuk menemukan perumusan koefisien restitusi benda
betumbukan
4.5.6.1 Terampil dalam melakukan melakukan percobaan tumbukan tidak lenting sama
sekali menggunakan ticker timer dan kereta dinamik
4.5.6.2 Terampil dalam menemukan hukum kekekalan momentum dari hasil percobaan
tumbukan tidak lenting sama sekali
4.5.7.1 Terampil dalam melakukan percobaan tumbukan untuk menentukan koefisien
restitusi
4.5.7.2 Terampil dalam melukiskan grafik hubungan akar ketinggian setelah tumbukan
dengan akar ketinggian sebelum tumbukan
4.5.8.1 Terampil dalam menentukan koefisien restitusi benda bertumbukan dari hasil
percobaan

D. Materi Pembelajaran

Impuls, Momentum, dan Tumbukan

Fakta

 Bola sepak yang ditendang dengan keras lebih sulit untuk dihentikan daripada bola
tersebut dilemparkan.

Konsep

 Momentum sebuah partikel atau benda dapat dipandang sebagai ukuran kesulitan
mendiamkan sebuah partikel atau benda tersebut.
 Momentum adalah besaran vektor yang searah dengan kecepatan benda. Energi kinetik
juga merupakan besaran yang bergantung pada massa dan kecepatan, namun energi
kinetik adalah besaran skalar sehingga tidak dapat memberikan ganbaran arah gerak
benda

Prinsip
 Momentum yang dimiliki suatu benda didefinisikan sebagai hasil kali massa benda dengan
kecepatannya.
𝑝 = 𝑚𝑣
dengan : p = momentum (kg m/s)
m = massa benda (kg)

v = kecepatan benda (m/s)


 Dalam SI, satuan momentum adalah kg m/s.

Konsep
 Semakin singkat waktu sentuh antara palu dengan paku, maka gaya yang dihasilkan akan
semakin besar. Gaya seperti ini disebut dengan gaya impulsive.
 Gaya impulsif mengawali suatu percepatan dan menyebabkan bola yang ditendang
bergerak cepat dan semakin cepat
Prinsip
 Impuls (I) adalah hasil kali antara gaya yang bekerja F (vektor) dengan selang waktu
singkat (∆𝑡)(skalar).
𝐼 = 𝐹̅ . ∆𝑡 = 𝐹̅ (𝑡2 − 𝑡1 )
dengan : I = impuls (Ns)
F = gaya yang bekerja pada benda (N)
∆𝑡 = interval waktu selama gaya bekerja (s)
 Impuls termasuk besaran vektor.
 Dalam sistem SI, impuls dinyatakan dengan satuan N s.
 Sebuah benda bermassa m yang diberi gaya sebesar F, setelah selang waktu ∆t,
kecepatannya berubah dari v1 menjadi v2.

m m

Apabila benda yang bergerak mengalami perubahan kecepatan dari v1 ke v2, maka
benda tersebut mengalami perubahan momentum.
∆𝑝 = 𝑝2 − 𝑝1
= 𝑚(𝑣2 − 𝑣1 )
Prinsip
 Perubahan momentum yang terjadi akibat perubahan massa dan kecepatan dapat
menimbulkan impuls.
Sesuai hukum II Newton : 𝐹 =𝑚𝑎
∆𝑣
𝐹=𝑚
∆𝑡
𝑣2 − 𝑣1
𝐹 = 𝑚( )
∆𝑡
𝐹 ∆𝑡 = 𝑚𝑣2 − 𝑚𝑣1
Jika𝑚𝑣2 = 𝑝2 dan 𝑚𝑣1 = 𝑝1, maka persamaan dapat kita tuliskan:
𝐼 = ∆𝑝 = 𝑝2 − 𝑝1
𝐹 ∆𝑡 = 𝑚𝑣2 − 𝑚𝑣1
∴ Impuls yang dikerjakan pada suatu benda sama dengan perubahan momentum
yang dialami benda itu, yaitu beda antara momentum akhir dengan momentum
awalnya (Teorema Impuls-Momentum).
𝐼 = ∆𝑝
𝐹 ∆𝑡 = ∆𝑝
∆𝑝
𝐹=
∆𝑡
Untuk kasus yang paling sering kita jumpai dalam keseharian, yaitu massa benda tetap,
persamaan di atas menjadi:
∆(𝑚𝑣)
𝐹=
∆𝑡
∆𝑣
𝐹=𝑚
∆𝑡
𝐹 =𝑚𝑎 (dinamika)

Aplikasi impuls dan momentum dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi


1. Karateka
Seorang karateka setelah memukul lawannya dengan cepat akan menarik tangannya. Ini
dilakukan agar waktu sentuh antara tangan dan bagian tubuh musuh relatif singkat. Hal
ini berakibat musuh akan menerima gaya lebih besar. Semakin singkat waktu sentuh,
maka gaya akan semakin besar.
2. Mobil
Mobil didesain mudah penyok dengan tujuan memperbesar waktu sentuh pada saat
tertabrak. Waktu sentuh yang lama menyebabkan gaya yang diterima mobil atau
pengemudi lebih kecil dan diharapkan keselamatan pengemudi lebih terjamin.
3. Balon udara pada mobil dan sabuk pengaman
Desain mobil yang mudah penyok tidak cukup untuk menjamin keselamatan
pengemudi pada saat tertabrak. Benturan yang keras antara pengemudi dengan bagian
dalam mobil dapat membahayakan keselamatan pengemudi. Untuk meminimalisir
resiko kecelakaan tersebut, pabrikan mobil ternama menyediakan balon udara di dalam
mobil (biasanya di bawah setir). Ketika terjadi kecelakaan pengemudi akan menekan
tombol dan balon udara akan mengembang, sehingga waktu sentuh antara kepala atau
bagian tubuh yang lain lebih lama dan gaya yang diterima lebih kecil. Sabuk pengaman
juga didesain untuk mengurangi dampak kecelakaan. Sabuk pengaman didesain elastis.
4. Sarung Tinju
Sarung tinju yang dipakai oleh para petinju berfungsi untuk memperlama bekerjanya
gaya impuls ketika memukul lawannya, pukulan tersebut memiliki waktu kontak yang
lebih lama dibandingkan memukul tanpa sarung tinju. Karena waktu kontak lebih lama,
maka gaya yang bekerja juga semakin kecil sehingga sakit terkena pukulan bisa
dikurangi.
5. Palu
Kepala palu dibuat dari bahan yang keras misalnya besi atau baja. Palu dibuat dengan
bahan yang keras agar selang waktu kontak menjadi lebih singkat, sehingga gaya yang
dihasilkan lebih besar. Jika gaya impuls besar maka paku yang dipukul dengan palu
akan tertancap lebih dalam.
6. Matras
Matras dimanfaatkan untuk memperlambat waktu kontak. Waktu kontak yang relatif
lebih lama menyebabkan gaya menjadi lebih kecil sehingga tubuh kita tidak terasa sakit
pada saat jatuh atau dibanting di atas matras.
Konsep
 Peristiwa tumbukan momentum sistem sebelum dan sesudah tumbukan haruslah tetap
Prinsip
 Bunyi hukum kekekalan momentum
“ Pada peristiwa tumbukan, jumlah momentum benda-benda sebelum dan sesudah
tumbukan adalah tetap, asalkan tidak ada gaya luar yang bekerja pada benda-benda itu”
Persamaan secara matematis:
𝑝𝐴 + 𝑝𝐵 = 𝑝𝐴′ + 𝑝𝐵′

𝑚𝐴 𝑣𝐴 + 𝑚𝐵 𝑣𝐵 = 𝑚𝐴 𝑣𝐴′ + 𝑚𝐵 𝑣𝐵′
Keterangan:
𝑝𝐴 , 𝑝𝐵 = momentum benda A dan B sebelum tumbukan
𝑝𝐴′ , 𝑝𝐵′ = momentum benda A dan B setelah tumbukan
𝑚𝐴 ,𝑚𝐵 = massa benda A dan B
𝑣𝐴 , 𝑣𝐵 = kelajuan benda A dan B sebelum tumbukan
𝑣𝐴′ , 𝑣𝐵′ = kelajuan benda A dan B sesudah tumbukan
 Aplikasi dari hukum kekekalan momentum adalah pada peluncuran roket
 Roket bergerak meluncur vertikal ke atas karena memiliki mesin pendorong yang dapat
memberikan kecepatan pada roket. Gaya dorong roket bekerja berdasarkan impuls yang
diberikan mesin roket. Pada saat roket sedang bergerak, akan berlaku Hukum Kekekalan
Momentum
Prinsip
 Sebelum roket dinyalakan, momentum roket adalah nol. Setelah bahan bakar di dalamnya
dinyalakan, pancaran gas yang keluar dari ekor roket akan mendorong roket tersebut
melaju ke udara. Pada gerak roket ini berlaku:
- Hukum kekekalan momentum
Mula-mula roket dalam keadaan diam, pancaran gas belum ada dan roket masih
diam sehingga momentumnya nol. Sesudah gas menyembur keluar, roket bergerak.
Momentum system sebelum dan sesudah gas mmenyembur adalah tetap.
0  m A v A ' m B v B '
m A v A '  m B v B '
Keterangan : mA = massa roket
mB = massa gas yang keluar
v A ' = kecepatan roket setelah gas menyembur
v B ' = Kecepatan gas keluar
Persamaan ini menunjukkan bahwa momentum gas yang menyembur keluar sama
dengan momentum roket dan arahnya berlawanan.
- Impuls = perubahan momentum
Ft  p  mv
mv m
Gaya dorong roket akan menjadi, FR   v
t t
m
FR  v
t
Keterangan : FR = gaya dorong roket
v = kecepatan semburan gas
m = massa gas
t = perubahan waktu
Tumbukan adalah pertemuan dua benda yang relatif bergerak.
Tumbukan ada 3 macam :
1. Tumbukan lenting sempurna
a) Hukum kekekalan momentum
mAv A  mB vB  mAv' A mB v' B (1)
b) Hukum kekekalan energi kinetik
 v 'v ' 
  A B   e
 v A  vB 
2. Tumbukan tidak Lenting sama Sekali
m A v A  mB v B  m A  mB v'
a) Hukum kekekalan momentum
Pada saat terjadi tumbukan antara peluru dan balok, berlaku hukum
kekekalan momentum sebagai berikut:
m p v p  mb  m p v'

Kecepatan peluru adalah:


m  mb 
vp 
p
v'
mp

b) Hukum kekekalan energi mekanik


Selama berayun, berlaku hukum Kekekalan Energi Mekanik sehingga
energy kinetik peluru bersama balok (bandul) pada saat mulai berayun sama
dengan energy potensial bandul pada kedudukan tertinggi. Dengan demikian,
didapatkan
1
2
m p  mb v' 2  m p  mb gh

v' 2 gh
Jika persamaan 13 disubstititusikan ke persamaan 12 maka akan diperoleh:
m  mb 
vp 
p
2 gh
mp

Persamaan di atas merupakan persamaan kecepatan peluru menumbuk bandul.

Penerapan hukum kekekalan momentum pada tumbukan tidak lenting sama sekali
dapat diketahui melalui langkah-langkah sebagai berikut:
 Rangkai alat ticker timer dengan rel presisi
 Letakkan kereta dinamik pada rel presisi dan hubungkan dengan pita ticker
timer yang pada bagian depan kereta sudah diberi plastisin untuk pemersatu
kedua kereta dinamik setelah tumbukan
 Biarkan kereta dinamik lain diam di bagian lain rel
 Gerakkan kereta dinamik yang terhubung pita ticker timer hingga menumbuk
kereta dinamik yang diam
 Ukur jarak yang ditempuh sebelum dengan setelah tumbukan untuk skala
waktu yang sama
 Bandingkan momentum sebelum dengan setelah tumbukan
3. Tumbukan Lenting Sebagian
Ek  12 m A v A  12 m B v B
2 2

Ek '  12 m A v A ' 2  12 m B v B ' 2


Besarnya energi kinetik yang berubah menjadi energy kalor adalah sebesar
Ek  Ek  Ek ' .

Gambar 14 di samping menunjukkan


sebuah bola dijatuhkan pada ketinggian h1 di h1
atas lantai. Setelah menumbuk lantai dengan h2
v v’
kecepatan v1, bola terpantul vertikal ke atas
dengan kecepatan v1’hingga mencapai
Gambar 14. Tumbukan bola karet
ketinggian maksimum h2 . dengan lantai
Kecepatan sesaat bola sebelum menumbuk lantai menurut hukum kekekalan
energi mekanik adalah:

v1   2gh1
Tanda – (negatif) menunjukkah arah gerak ke bawah. Persamaan kecepatan
bola sesaat setelah menumbuk lantai adalah:

v1 '  2 gh2
Kecepatan lantai sesaat sebelum tumbukan = sesaat setelah tumbukan = nol;
v 2  v 2 '  0 . Jika data ini dimasukkan ke dalam persamaan koofesien restitusi akan
diperoleh nilai e sebagai berikut:
h2
e
h1
Menentukan koefisien restitusi dengan langkah-langkah sebagai berikut:
 Jatuhkan bola ke lantai dari ketinggian tertentu (h)
 Ukur tinggi pantulan pertama bola (h’)
 Bandingkan akar tinggi pantulan bola dengan akar tinggi awal bola, itulah
koefisien restitusi

E. Metode Pembelajaran

Model : Problem Based Learning


Discovery Learning
Pendekatan : Scientific
Metode : Tanya Jawab
Demonstrasi
Diskusi kelompok
Presentasi
Eksperimen

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran

1. Media Power point

2. Alat / Bahan Bola pejal, Bola pingpong, kelereng, Mistar, Plastisin, Kereta
dinamik, Ticker timer, Pita ticker timer dan Catu daya

3. Sumber - Bambang haryadi.2009. Fisika untuk SMA/MA Kelas XI.


Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Pembelajaran
- Bob Foster. 2004. Terpadu Fisika SMA untuk Kelas XI
semester 2. Jakarta: Erlangga
- Marthen Kanginan. 2014. Fisika untuk SMA/MA Kelas XI
Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam. Jakarta:
Erlangga.
- Marthen Kanginan. 2007. Fisika untuk SMA Kelas XI.
Jakarta: Erlangga.
- Mikrajuddin Abdullah. 2007. Fisika 2ASMA dan MA untuk
Kelas XI Semester 2. Bandung: Esis
- Sarwono,dkk. 2009 . Fisika 2 Mudah dan Sederhana untuk
SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama

Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Tahap Karakter
Guru Peserta didik Waktu
Pendahuluan - Mengucapkan salam  Menjawab salam. Religius 10 menit
- Memeriksa kesiapan peserta didik untuk mengikuti  Mempersiapkan diri untuk Disiplin
pembelajaran, memeriksa kondisi kelas, jika masih ada mengikuti pembelajaran. Tanggungjawa
meja/kursi yang belum rapi, guru meminta peserta didik b
untuk merapikannya terlebih dahulu.
- Meminta ketua kelas memimpin doa sebelum pelajaran  Ketua kelas memimpin doa. Religius
dimulai.
- Mengabsen peserta didik.  Menjawab berdasarkan nama yang Disiplin

dipanggil. Sopan santun

Fase I Orientasi Peserta didik Terhadap Masalah Autentik


 Memberikan motivasi belajar
- Di Spanyol, adu banteng dengan manusia (dikenal  Mendengarkan dan menjawab Berani
dengan istilah matador) menjadi tradisi yang menarik pertanyaan guru. Tanggungjawa
untuk wisatawan. Seandainya si matador lengah saat b
menghadapi benteng yang sedang marah tersebut, ia
akan diseruduk oleh benteng sehingga bisa terpental
jauh. Kenapa matador bisa terpental jauh? Bagaimana
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Tahap Karakter
Guru Peserta didik Waktu
fisika menjelaskannya?
 Mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari  Peserta didik mendengarkan dan Rasa ingin tahu
- Jika suatu benda bergerak, maka ada dua besaran yang menjawab pertanyaan-pertanyaan Kreatif
terkandung pada besaran tersebut (yaitu massa dan yang diajukan oleh guru. Menghargai
kecepatan), besaran apa sajakah yag dimaksud?
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.  Peserta didik menerima informasi Menghargai
 Guru menyampaikan cakupan materi tentang impuls dan tentang tujuan pembelajaran dan
momentum. cakupan materi tentang impuls dan
momentum.
Kegiatan Inti Fase II Mengorganisasikan Peserta didik Dalam Belajar 65 menit
Mengamati  Guru memperlihatkan video tentang tabrakan antara kereta  Peserta didik mengamati video yang Menghargai
api dan mobil, dan menanyakan bagaimana kondisi kereta ditampilkan oleh guru, dilanjutkan Sopan santun
api dan mobil tersebut setelah tabrakan. Selanjutnya dengan memberikan jawaban- Rasa ingin tahu
menanyakan kenapa kerusakan terparah dialami oleh jawaban atas pertanyaan. Teliti
mobil?
Menanya  Guru membimbing peserta didik mengajukan pertanyaan  Peserta didik mengajukan Ingin tahu
berdasarkan apa yang telah di amatinya. pertanyaan berdasarkan video yang
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Tahap Karakter
Guru Peserta didik Waktu
 Guru membagi peserta didik ke dalam kelompok yang diamati. Disiplin
masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang peserta  Peserta didik bergabung ke dalam Sopan santun
didik. kelompok masing–masing dan
bersiap melakukan kegiatan
bersama.
Fase III Membantu Peserta didik Secara Individu Atau kelompok Dalam Melaksanakan Diskusi
Mencoba  Guru meminta masing-masing kelompok untuk berdiskusi  Peserta didik dalam kelompok Disiplin
dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan mengerjakan LK yang diberikan Jujur
dengan impuls dan momentum dengan panduan LK guru Tanggungjawa
b
Fase IV Mengembangkan Dan Menyajikan Hasil Percobaan
Menalar  Guru membimbing peserta didik dalam memahami konsep  Peserta didik dalam kelompok Kerja sama
impuls dan momentum. berdiskusi untuk memahami konsep Menghargai
impuls dan momentum. Sopan
Mengkomuni  Meminta perwakilan dari kelompok mempresentasikan  Perwakilan dari kelompok Berani
kasikan hasil diskusi tentang impuls dan momentum. mempresentasikan hasil diskusi Percaya diri
tentang impuls dan momentum. Tanggungjawa
b
Fase V Analisis Dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Tahap Karakter
Guru Peserta didik Waktu
Kegiatan  Membimbing peserta didik menyimpulkan materi tentang  Peserta didik menyimpulkan tentang Berani 15 menit
Penutup konsep impuls dan momentum. konsep impuls dan momentum. Tanggungjawa
 Membimbing peserta didik untuk menjelaskan manfaat  Peserta didik dibimbing guru b
impuls dan momentum dalam kehidupan sehari-hari. menjelaskan manfaat impuls dan
momentum dalam kehidupan sehari- Responsive
hari.
 Memberikan kuis terhadap proses dan hasil  Peserta didik mengerjakan kuis yang
pembelajaran. diberikan guru terhadap proses dan
hasil pembelajaran. Jujur

 Peserta didik mengerjakan tugas


 Memberikan tugas rumah membahas soal-soal mengenai rumah berupa membahas soal-soal
impuls dan momentum pada bahan ajar, dan meminta pada bahan ajar mengenai impuls Disiplin

peserta didik membuat ringkasan materi untuk pertemuan dan momentum, dan meringkas
berikutnya yaitu hubungan impuls dan perubahan materi hubungan impuls dan
momentum. perubahan momentum.
 Peserta didik mendengarkan guru.
 Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya. Sopan
 Peserta didik menjawab salam guru.
 Mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan syukur
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Tahap Karakter
Guru Peserta didik Waktu
dan salam
Religius
H. Penilaian
1. Penilaian Sikap
a. Penilaian pengamatan
b. Penilaian diri
c. Penilaian teman sejawat
d. Penilaian jurnal harian pendidik
2. Penilaian Pengetahuan

Teknik Penilaian Bentuk Instrumen


Tes tulis Essay
Pilihan Ganda
3. Penilaian Keterampilan
a. Tes praktek

Mengetahui
Kepala SMA N 1 Padang Padang, September 2014
Panjang Guru Mata Pelajaran Fisika

Dervita, M.Pd

Anda mungkin juga menyukai