Anda di halaman 1dari 6

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

(LKPD-3)

Kelompok :

Nama anggota :

A. Tujuan Praktikum :
 Siswa mampu menghitung nilai koefisien restitusi benda.
 Siswa mampu mengukur tinggi pantulan bola.
 Siswa mampu menganalisis penyebab ketinggian pantul tidak sama
dengan ketinggian mula-mula pada tumbukan lenting sebagian
B. Dasar Teori
Tumbukan Lenting Sempurna
Pada tumbukan lenting sempurna atau elastis dari sempurna, berlaku
Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekalan Energi Kinetik,
yaitu jumlah energi kinetik kedua benda sesudah tumbukan sama dengan
jumlah energi kinetik kedua benda sebelum tumbukan. Dengan kata lain,
energi kinetik yang hilang sama dengan nol.
Persamaan energi kinetik kedua benda sebelum dan sesudah tumbukan
masing-masing
𝐸𝑘 = 𝐸𝑘1 + 𝐸𝑘2 dan 𝐸𝑘 ′ = 𝐸𝑘1 ′ + 𝐸𝑘2 ′
Menurut Hukum Kekekalan Energi Kinetik,
𝐸𝑘 = 𝐸𝑘 ′
𝐸𝑘1 + 𝐸𝑘2 = 𝐸𝑘1 ′ + 𝐸𝑘2 ′
1 1 1 1
𝑚1 𝑣1 2 + 𝑚2 𝑣2 2 = 𝑚1 𝑣1 ′2 + 𝑚2 𝑣2 ′2 (2-8)
2 2 2 2

Persamaan tersebut dapat disederhanakan menjadi

(𝑣1 ′ − 𝑣2 ′ ) 𝑣1 ′ − 𝑣2 ′
= 1 atau = −1 (2-9)
−(𝑣1 − 𝑣2 ) 𝑣1 − 𝑣2

Yang kemudian secara umum dinyatakan sebagai koefisien restitusi (e),


yaitu derajat berkurangnya kecepatan benda setelah terjadi tumbukan atau
didefenisikan pula sebagai nilai negatif dari perbandingan beda kecepatan
kedua benda sesudah dan sebelum tumbukan. Jadi

𝑣1 ′ − 𝑣2 ′
= −𝑒 (2-10)
𝑣1 − 𝑣2

Untuk tumbukan lenting sempurna e = 1. Dengan demikian, Persamaan


(2-12) hanya berlaku jika tumbukannya lenting sempurna.

Tumbukan Lenting Sebagian


Pada tumbukan lenting sebagian hanya berlaku Hukum Kekekalan
Momentum, sedangkan Hukum Kekekalan Energi Kinetik tidak berlaku.
Dengan demikian, Persamaan (2-12) tidak berlaku. Energi kinetik benda
sesudah tumbukan lebih kecil daripada sebelum tumbukan.
1 1
𝐸𝑘 = 𝑚1 𝑣1 2 + 𝑚2 𝑣2 2
2 2
1 2 1 2
𝐸𝑘 ′ = 𝑚1 𝑣1 ′ + 𝑚2 𝑣2 ′
2 2
Besarnya energi kinetik yang berubah menjadi kalor adalah ∆𝐸𝑘 =
𝐸𝑘(awal) − 𝐸𝑘 ′ (akhir). Akibatnya besar koefisien restitusi pada
tumbukan lenting sebagian adalah 0 <e< 1.
Walaupun pada jenis tumbukan ini tidak berlaku Hukum Kekekalan
Energi Kinetik, namun Hukum Kekekalan Momentum tetap berlaku, yaitu
:
𝑚1 𝑣1 + 𝑚2 𝑣2 = 𝑚1 𝑣1 ′ + 𝑚2 𝑣2 ′
Jika dibandingkan dengan tumbukan lenting sempurna didapatkan bahwa
keepatan setiap benda setelah bertumbukan pada tumbukan lenting
sebagian menjadi lebih kecil. Hal ini disebabkan pada saat terjadi
tumbukan, ada energi kinetik yang hilangm misalnya berubah menjadi
kalor.
Konsep tumbukan lenting sebagian ini dapat diterapkan pada pemantulan
sebuah bola yang jatuh bebas di lantai, seperti yang ditunjukkan pada
gambar.

Gambar 2.4 Pemantulan


sebuah bola
Bola jatuh bebas dari ketinggian h1. Sesaat sebelum bertumbukan dengan
lantai, kecepatan bola v1. Sesudah bertumbukan dengan lantai, kecepatan
bola menjadi v1’ sehingga bola mampu mencapai ketinggian h1’. Dalam hal
ini berlaku persamaan
𝑣1 ′ − 𝑣2 ′ 𝑣1 ′ − 0
= −𝑒 → = −𝑒
𝑣1 − 𝑣2 𝑣1 − 0

𝑣1 ′
= −𝑒 (2-11)
𝑣1
Gambar 2.5 (a) tumbukan pertama (b) tumbukan kedua (c) tumbukan ketiga

Perhatikan gambar di atas. Sebuah benda jatuh bebas dari ketinggian ℎ1 ,


dan setelah tumbukan yang pertama tingginya menjadi ℎ2 . Jika terjadi
tumbukan yang berulang kali, setelah tumbukan berikutnya, tinggi yang
dapat dicapai adalah h3, h4, h5, dan seterusnya.
Secara umum persamaanya, dituliskan

ℎ2 ℎ3 ℎ4
𝑒=√ =√ =√ (2-12)
ℎ1 ℎ2 ℎ3

Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali


Jika terjadi tumbukan antara dua benda secara tidak lenting sama sekali,
setelah bertumbukan kedua benda akan bersatu sehingga kecepatan kedua
benda setelah tumbukan menjadi sama, yaitu 𝑣1′ = 𝑣2′ = 𝑣′ karena
koefisien restitusinya bernilai nol (e = 0). Pada keadaan ini, Hukum
Kekekalan Energi Kinetik tidak berlaku, tetapi Hukum Kekekalan
Momentum tetap berlaku. Secara umum, untuk tumbukan yang tidak
lenting sama sekali akan berlaku persamaan
(2-13)

𝑚1 𝑣1 + 𝑚2 𝑣2 = (𝑚1 + 𝑚2 )𝑣′

C. Alat dan Bahan


No Nama Alat dan Bahan Jumlah
1 Kelereng 1 buah
2 Mistar 100 cm 1 buah
3 Bola Kasti 1 buah
4 Bola Pingpong 1 buah
D. Prosedur Kerja
No Prosedur Kerja
1 Menyiapkan alat dan bahan
2 Men jatuhkan bola pada ketinggian 75 cm.
3 Memberi tanda tinggi maksimum bayangan pantulan bola.
4 Mengukur ketinggian bayangan pantulan tersebut.
5 Mengulangi percobaan untuk 100 cm.
6 Melakukan hal yang sama untuk kelereng dan bola pingpong.
7 Mengsisi Tabel hasil data

E. Tabel Pengamatan
Tabel 1.1 Hasil Data
h' h'/h E
Benda h = 75 h = 100 h = 75 h = 100 h = 75 h = 100
cm cm cm cm cm cm
Bola Kasti
Kelereng
Bola Pingpong

Analisis dan Sintesis


F. Analisis Data
1. Mengapa ketinggian pantul tidak sama dengan ketinggian mula-mula?
2. Apakah koefisien kelentingan ketiga benda tersebut sama? Jika iya
mengapa, jika tidak mengapa?

Persentase Hasil
G. Kesimpulan :

Anda mungkin juga menyukai