Anda di halaman 1dari 11

Nama : Rahmawati Arifin

Nis : 3711

Kelas : XI IPA 3

[Type text] Page 1


Kata Pengantar
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita
ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik,
serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
sejarah ini.

Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Kedua orang tua dan segenap
keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar.
Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan
dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.

Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan. Namun,
sebagai manusia yang tak lupuk dari kesalahan penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Suppa, Mei 2016

Penulis

Rahmawati Arifin

[Type text] Page 2


Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab 1 : Pendahuluan
a. Latar Belakang
b. Tujuan
c. Rumusan Masalah
Bab 2 : Pembahasan
a. Pengertian Sistem Pertahanan Tubuh
b. Fungsi Sistem Pertahanan Tubuh
c. Mekanisme Pertahanan Tubuh
d. Faktor yang Memengaruhi Sistem Pertahanan Tubuh
e. Gangguan atau Penyakit pada Sistem Pertahanan Tubuh
Bab 3 : Penutup
a. Kesimpulan
b. Saran
Daftar Pustaka

[Type text] Page 3


Bab 1 : Pendahuluan
a. Latar Belakang
Untuk melawan benda asing, tubuh memiliki sistem pertahanan yang saling
mendukung. Epidermis yang berfungsi sebagai pertahanan fisik, dibantu oleh air mat, sebum,
ludah, dan getah lambung yang mengandung unsur pertahanan kimiawi.
Sistem pertahanan tubuh merupakan gabungan sel, molekul, dan jaringan yang
berperan dalam reseistensi terhadap bahan atau zat yang masuk ke dalam tubuh. Jika bakteri
patogen berhasil menembus garis pertahanan pertama, tubuh melawan serangan dengan
reaksi radang (inflamasi) atau reaksi imun yang spesifik. Reaksi yang dikoordinasikan sel-sel
dan molekul-molekul terhadap benda asing yang masuk ke dalam tubuh disebut respon imun.
Sistem imun ini sangat diperlukan tubuh untuk mempertahankan kebutuhannya terhadap
bahaya.
b. Tujuan
1. Agar lebih memahami sistem kekebalan tubuh atau sistem imunitas.
2. Agar menambah wawasan dan memperbanyak ilmu.
3. Memenuhi tugas mata pelajaran Biologi di sekolah.
c. Rumusan Masalah
1. Apa itu sistem pertahanan tubuh (sistem imunitas) ?
2. Apa fungsi sistem pertahanan tubuh ?
3. Bagaimana mekanisme pertahanan tubuh ?
4. Faktor apa saja yang memengaruhi sistem pertahanan tubuh ?
5. Gangguan atau penyakit apa saja yang bisa menyerang sistem pertahanan tubuh ?

Bab 2 : Pembahasan
1. Pengertian Sistem Pertahanan Tubuh (Sistem Imunitas)
Sistem pertahanan tubuh (sistem imunitas) adalah sistem pertahanan yang berperan
dalam mengenal, menghancurkan, serta menetralkan benda-benda asing atau sel-sel
abnormal yang berpotensi merugikan tubuh.
Kemampuan tubuh untuk menahan atau menghilangkan benda asing serta sel-sel
abnormal disebut imunitas (kekebalan).

2. Fungsi Sistem Pertahanan Tubuh


 Mempertahankan tubuh dari patogen invasif, misalnya bakteri dan virus.
 Melindungi tubuh terhadap suatu agen dari lingkungan eksternal yang berasal dari
tumbuhan dan hewan (rambut binatang), serta zat kimia (polutan).

[Type text] Page 4


 Menyingkirkan sel-sel yang sudah rusak akibat suatu penyakit atau cedera, sehingga
memudahkan penembuhan luka dan perbaikan jaringan.
 Mengenali dan menghancurkan sel abnormal, seperti kanker.

3. Mekanisme Pertahanan Tubuh


Tubuh manusia memiliki 2 macam mekanisme pertahanan, yaitu :
A. Pertahanan Nonspesifik (Alamiah)
Pertahanan nonspesifik merupakan imunitas bawaan sejak lahir, berupa
komponen normal tubuh yang selalu ditemukan pada undividu sehat, dan siap
mencegah serta menyingkirkan dengan cepat antigen yang masuk ke dalam tubuh.
Disebut nonspesifik karena tidsk ditujukan untuk melawan antigen tertentu, tetapi
dapat emmberikan respons langsung terhadap berbagai antigen untuk melindungi
tubuh.
1. Pertahanan Fisik, Kimia, dan Mekanis terhadap Agen Infeksi
a. Kulit yang sehat dan utuh, menjadi garis pertahanan pertama terhadap
anteigen. Sebaliknya, kulit yang rusak atau hilang (misalnya akibat luka
bakar), akan meningkatkan resiko infeksi.
b. Membran mukosa, yang melapisi permukaan bagian dalam tubuh,
menyekresikan mukus sehingga dapat memerangkap antigen, serta menutup
jalan masuk ke sel epitel. Contohnya, partikel yang besar dalam saluran
pernapasan akan dikeluarkan saat bersin dan batuk.
c. Cairan tubuh yang mengandung zat kimia antimikroba. Zat kimia tersebut
membentuk lingkungan yang buruk bagi beberapa mikroorganisme.
Contohnya, lisozim yang terkandung dalam keringat dapat menghancurkan
lapisan peptidoglikan dinding sel bakteri.
d. Pembilasan oleh air mata, saliva, dan urine berperan dalam perlundungan
terhadap infeksi.
2. Fagositosis
Fagisitosis merupakan garis pertahanan ke-2 bagi tubuh terhadap agen
infeksi. Fagositosis meliputi beberapa proses penelanan dan pencernaan
mikroorganisme dan toksin yang berhasil masuk ke dalam tubuh. Proses ini
dilakukan oleh neutrofil dan makrofag.
3. Inflamasi
Inflamasi adalah reaksi lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera.
Penyebabnya antara lain terbakar, toksin, produk bakteri, gigitan serangga, atau
pukulan keras. Tujuan akhir dari inflamasi adalah membawa fagosit dan protein

[Type text] Page 5


plasma ke jaringan yang terinfeksi untuk mengisolasi, menghancurkan,
menginaktifkan agen penyerang, membersihkan sel mati/rusak, serta
mempersiapakan proses penyembuhan dan perbaikan jaringan.
4. Zat Antimikroba Nonspesifik yang Diproduksi Tubuh
Zat antimikroba nonspesifik ini dapat bekerja tanpa adanya interaksi antigen
dan antibodi sebagai pemicu.
 Interferon (IFN), protein antivirus yang dapat disintesis oleh sebagian
besar sel tubuh sebagai respons terhadap infeksi virus, stimulasi
imunitas, dan stimulan kimia. Interferon berfungsi menghalangi
multiplikasi virus. Contohnya, IFN-α (diproduksi oleh leukosit yang
terinveksi virus) dan IFN-β (diproduksi oleh fibroblas yang terinveksi
virus).
 Komplemen, beberapa jenis protein plasma yang tidak aktif, tetapi dapat
diaktifkan oleh berbagai bahan dari antigen, seperti liposakarida bakteri.
Aktivasi komplemen bertujuan untuk menghancurkan mikroorganisme
atau antigen asing, tetapi terkadang menimbulkan kerusakan jaringan
tubuh sendiri.
B. Pertahanan Spesifik (Adaptif)
Pertahanan spesifik merupakan sistem kompleks yang memberikan respons
imun terhadap antigen yang spesifik. Antigen spesifik contohnya bakteri, virus, toksin,
atau zat lain yang dianggap asing. Pertahanan spesifik mampu mengenal benda asing
bagi dirinya dan memiliki memori (kemampuan mengingat kembali) terhadap kontak
sebelumnya dengan suatu antigen tertentu, sehingga jika antigen yang sama masuk ke
dalam tubuh untuk kedua kalinya, maka akan segera dikenal dan dihancurkan lebih
cepat.
Pertahanan spesifik dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
a. Imunitas yang diperantarai antibodi, melibatkan pembentukan antibodi oleh sel
plasma (turunan limfosit B).
b. Imunitas yang diperantarai oleh sel, melibatkan pembentukan limfosit T aktif
yang secara langsung menyerang antigen.

1. Komponen Respons Imunitas Spesifik


Melibatkan 2 komponen, yaitu :
a. Antigen, zat yang merangsang respons imunitas, terutama dalam
menghasilkan antibodi.

[Type text] Page 6


 Determinan Antigen (epitop), bagian antigen yang dapat
membangkitkan respons imunitas.
 Hapten, molekul kecil yang jika sendirian tidak dapat menginduksi
produksi antibodi.
b. Antibodi, protein yang dihasilkan oleh sistem imunitas sebagai respons
terhadap keberadaan suatu antigen dan akan bereaksi dengan antigen
tersebut. Antibodi merupakan protein plasma yang disebut imunoglobulin
(Ig). Terdapat 5 kelas imunoglobulin, yaitu
 IgA, berfungsi untuk melawan mikroorganisme yang masuk ke
dalam tubuh.
 IgD, berfungsi membantu memicu respons imunitas.
 IgE, menyebabkan pelepasan histamin dan mediator kimia
lainnya.
 IgG, berfungsi sebagai pelindung terhadap mikroorganisme dan
toksin, mengaktivasi komplemen, dan meningkatkan efektivitas
sel fagositik.
 IgM, berfungsi mengaktivasi komplemen dan memperbanyak
fagositosis.
2. Interaksi Antibodi dan Antigen
Antibodi memiliki sisi pengikat antigen pada daerah variabel dan antigen
memiliki sisi penghubung determinan antigen. Kedua sisi tersebut akan berikatan
untuk membentuk kompleks antigen dan antibodi. Pengikatan antibodi ke antigen
memungkinkan inaktivasi antigen, dan menandai sel atau molekul asing agar
dicerna oleh fagosit atau sistem komplemen protein.
Mekanisme pengikatan antibodi ke antigen dapat melalui beberapa cara :
a. Fiksasi komplemen (aktivasi sistem komplemen), yaitu aktivasi sistem
komplemen oleh kompleks antigen-antibodi. Efek dari fiksasi komplemen
adalah :
 Opsonisasi
 Sitolisis
 inflamasi
b. Netralisasi, terjadi jika antibodi menutup situs determinan antigen, sehingga
antigen menjadi tidak berbahaya dan sel fagosit dapat mecerna antigen
tersebut.
c. Aglutinasi (Penggumpalan), terjadi jika antigen berupa materi partikel
seperti bakteri atau sel-sel darah merah.

[Type text] Page 7


d. Presipitasi (Pengendapan), yaitu pengikatan silang molekul-molekul antigen
yang terlarut dalam cairan tubuh.
3. Jenis-Jenis Imunitas (Kekebalan Tubuh)
Jenis imunitas terhadap penyakit (patogen) dapat dibedakan menjadi 2
macam, yaitu :
a. Imunitas aktif, diperoleh akibat kontak langsung dengan toksin atau patogen
sehingga tubuh mampu memproduksi antibodinya sendiri.
 Imunitas aktif alami, terjadi jika seseorang terpapar satu jenis
penyakit, kemudian sistem imunitas memproduksi antibodi dan
limfosit khusus.
 Imunitas aktif buatan (induksi), merupakan hasil vaksinasi. Vaksin
adalah patogen yang mati/dilemahkan, atau toksin yang telah diubah.
b. Imunitas pasif, jika antibodi dari satu individu dipindahkan ke individu lainnya.
 Imunitas pasif alami, terjadi melalui pemberian ASI kepada bayi,
sehingga dapat memberikan kekebalan sementara untuk beberapa
minggu atau beberapa bulan setelah kelahiran.
 Imunitas pasif buatan, terjadi melalui injeksi antibodi dalam serum
yang dihasilkan oleh orang atau hewan yang kebal karena pernah
terpapar antigen tertentu.
4. Sel-Sel yang Terlibat dalam Respons Imunitas
Terdapat 4 jenis sel yang berperan penting dalam imunitas, yaitu :
a. Sel B (limfosit B, B = bone marrow), berfungsi membentuk antibodi untuk
melawan antigen.
b. Sel T (limfosit T, T = timus), sel darah putih limfosit yang mampu mengenali
dan membedakan jenis antigenatau patogen spesifik.
c. Makrofag (makros = pemakan besar), berfungsi menelan antigen atau
bakteri untuk dihancurkan secara enzimatik. Makrofag mencerna antigen
untuk menghasilkan fragmen determinan antigen.
d. Sel pembunuh alami (NK = natural killer), sel ini berperan untuk
menghancurkan sel-sel kanker pada lokasi primer (metastatis), virus, jamur,
dan parasit lainnya.

4. Faktor yang Memengaruhi Sistem Pertahanan Tubuh


Beberapa faktor yang memengaruhi sistem pertahanan tubuh, antara lain :
a. Genetik (keturunan), yaitu kerentanan terhadap penyakit secara genetik. Penyakit yang
dipengaruhi oleh genetik,yaitu kanker, alergi, jantung, ginjal, atau penyakit mental.

[Type text] Page 8


b. Fisiologis, melibatkan fungsi organ-organ tubuh. Contohnya, berat badan yang berlebihan
dapat menyebabkan sirkulasi darah kurang lancar.
c. Stres, dapat memngaruhi sistem kekebalan tubuh karena melepaskan hormon
neuroendokrin, glukokortikoid, dan katekolamin.
d. Usia, dapat meningkatkan atau menurunkan kerentanan terhadap penyakit tertentu.
Contohnya, bayi yang lahir prematur lebih rentan terhadap infeksi daripada bayi yang
lahir normal.
e. Hormon, bergantung pada jenis kelamin. Wanita memproduksi hormon estrogen yang
meningkatkan sintesis IgG dan IgA, sehingga menjadi lebih kebal terhadap infeksi daripada
pria.
f. Olahraga, olahraga yang berlebihan meningkatkan kebutuhan suplai oksigen sehingga
memicu timbulnya radikal bebas yang dapat merusak sel-sel tubuh.
g. Tidur, jika kekurangan tidur akan menyebabkan perubahan pada jaringan sitokin yang
dapat menurunkan imunitas seluler, sehingga kekebalan tubuh melemah.
h. Nutrisi, vitamin dan mineral diperlukan dalam pengaturan sistem imunitas. Kadar
kolesterol yang tinggi dapat memperlambat proses penghancuran bakteri oleh makrofag.
i. Pajanan zat berbahaya, contohnya rokok, minuman beralkohol, pestisida, dan bahan
pembersih kimia mengandung zat-zat yang dapat menurunkan imunitas.
j. Racun tubuh, sisa metabolisme. Jika racun ini tidak berhasil dikeluarkan dari tubuh, akan
mengganggu kerja sistem imunitas.
k. Penggunaan obat-obatan, penggunaan antibiotik yang berlebihan menyebabkan bakteri
lebih resisten, sehingga ketika bakteri menyerang lagi maka sistem kekebalan tubuh akan
gagal melawannya.

5. Gangguan atau Penyakit pada Sistem Pertahanan Tubuh


a. Hipersensitivitas (Alergi)
Hipersensitivitas adalah peningkatan sensitivitas atau reaktivitas terhadap antigen
yang pernah dipajankan atau dikenal sebelumnya. Pada umumnya terjadi pada beberapa
orang saja dan tidak terlalu membahayakan tubuh. Antigen yang mendorong timbulnya
alergi disebut alergen. Contohnya alergen, yaitu rambut hewan, obat-obatan, kotoran
seranggga, dan makanan (telur, udang, dan kacang). Gejala reaksi alergi, yaitu gatal-gatal,
kemerahan di kulit, mata merah, kesulitan bernapas, dan kram berlebihan.
b. Penyakit Autoimun
Autoimun adalah kegagalan sistem imunitas untuk membedakan sel tubuh dengan sel
asing sehingga sistem imunitas menyerang sel tubuh sendiri. Contohnya, artritis
rematoid.

[Type text] Page 9


c. Imunodefisiensi
Imunodefiensi adalah kondisi menurunnya keefektifan sistem imunitas atau
ketidakmampuan sistem imunitas untuk merespons antigen.
 Defisiensi imun kongenital, keadaan tidak memiliki sel B maupun sel T sejak
lahir.
 AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome), disebabkan oleh virus HIV
(Human Immunodeficiency Virus). Jumlah sel T penolong berkurang, sehingga
sistem imunitas melemah. Angka kematian AIDS hampir 100%.

Bab 3 : Penutup
1. Kesimpulan
Kekebalan (imun) tubuh kita mempunyai hubungan yang erat dengan pola hidup kita.
Jika badan dibekalkan dengan nutrien yang mencukupi dan sesuai, maka sistem imun kita akan
berfungsi dengan baik dan tidak mudah terserang gangguan/penyakit. Kita dikelilingi dengan
berbagai macam bakteri dan virus. Oleh karena itu, kita harus memastikan bahwa sistem imun
kita berfungsi dengan baik supaya kita tidak mudah terserang penyakit.
2. Saran
Agar sistem imun tubuh kita tidak terganggu, kita harus :
a. Menjaga pola hidup yang sehat agar tidak mudah terserang penyakit.
b. Memperhatikan setiap makanan yang akan dikonsumsi.
c. Memelihara lingkungan agar tetap bersih.

[Type text] Page 10


Daftar Pustaka
https://insurgenmeon.wordpress.com/2009/07/11/makalah-biologi-sistem-kekebalan-
tubuh/
Buku paket BIOLOGI untuk SMA/MA kelas XI, Kurikulum 2013, penerbit ERLANGGA

[Type text] Page 11

Anda mungkin juga menyukai

  • Per Tanya An
    Per Tanya An
    Dokumen2 halaman
    Per Tanya An
    Rahmawati Arifin
    Belum ada peringkat
  • Materi Nifas1
    Materi Nifas1
    Dokumen1 halaman
    Materi Nifas1
    Rahmawati Arifin
    Belum ada peringkat
  • Maternitas
    Maternitas
    Dokumen7 halaman
    Maternitas
    Rahmawati Arifin
    Belum ada peringkat
  • Nurmi
    Nurmi
    Dokumen2 halaman
    Nurmi
    Rahmawati Arifin
    Belum ada peringkat
  • Blog Maternitas
    Blog Maternitas
    Dokumen1 halaman
    Blog Maternitas
    Rahmawati Arifin
    Belum ada peringkat
  • Materi Nifas
    Materi Nifas
    Dokumen1 halaman
    Materi Nifas
    Rahmawati Arifin
    Belum ada peringkat
  • Daftar Is1 Bhs. Indo
    Daftar Is1 Bhs. Indo
    Dokumen2 halaman
    Daftar Is1 Bhs. Indo
    Rahmawati Arifin
    Belum ada peringkat
  • Naskah BIngg
    Naskah BIngg
    Dokumen4 halaman
    Naskah BIngg
    Rahmawati Arifin
    Belum ada peringkat
  • CA Nasofaring
    CA Nasofaring
    Dokumen8 halaman
    CA Nasofaring
    Rahmawati Arifin
    Belum ada peringkat
  • Formulir RAHMAWATI ARIFIN
    Formulir RAHMAWATI ARIFIN
    Dokumen4 halaman
    Formulir RAHMAWATI ARIFIN
    Rahmawati Arifin
    Belum ada peringkat
  • CA Nasofaring
    CA Nasofaring
    Dokumen8 halaman
    CA Nasofaring
    Rahmawati Arifin
    Belum ada peringkat
  • CA Nasofaring
    CA Nasofaring
    Dokumen8 halaman
    CA Nasofaring
    Rahmawati Arifin
    Belum ada peringkat
  • Karangan Kampus (BIndo)
    Karangan Kampus (BIndo)
    Dokumen1 halaman
    Karangan Kampus (BIndo)
    Rahmawati Arifin
    Belum ada peringkat
  • CA Nasofaring
    CA Nasofaring
    Dokumen8 halaman
    CA Nasofaring
    Rahmawati Arifin
    Belum ada peringkat
  • Irwan Umar
    Irwan Umar
    Dokumen3 halaman
    Irwan Umar
    Rahmawati Arifin
    Belum ada peringkat
  • Anatomi
    Anatomi
    Dokumen1 halaman
    Anatomi
    Rahmawati Arifin
    Belum ada peringkat
  • Anatomi
    Anatomi
    Dokumen1 halaman
    Anatomi
    Rahmawati Arifin
    Belum ada peringkat
  • CA Nasofaring
    CA Nasofaring
    Dokumen8 halaman
    CA Nasofaring
    Rahmawati Arifin
    Belum ada peringkat
  • Irwan Umar
    Irwan Umar
    Dokumen3 halaman
    Irwan Umar
    Rahmawati Arifin
    Belum ada peringkat
  • CA Nasofaring
    CA Nasofaring
    Dokumen8 halaman
    CA Nasofaring
    Rahmawati Arifin
    Belum ada peringkat
  • CA Nasofaring
    CA Nasofaring
    Dokumen8 halaman
    CA Nasofaring
    Rahmawati Arifin
    Belum ada peringkat
  • Anatomi
    Anatomi
    Dokumen1 halaman
    Anatomi
    Rahmawati Arifin
    Belum ada peringkat
  • Anatomi
    Anatomi
    Dokumen1 halaman
    Anatomi
    Rahmawati Arifin
    Belum ada peringkat
  • Anatomi
    Anatomi
    Dokumen1 halaman
    Anatomi
    Rahmawati Arifin
    Belum ada peringkat
  • Diagnosa Keperawatan
    Diagnosa Keperawatan
    Dokumen4 halaman
    Diagnosa Keperawatan
    Rahmawati Arifin
    Belum ada peringkat
  • Anatomi
    Anatomi
    Dokumen1 halaman
    Anatomi
    Rahmawati Arifin
    Belum ada peringkat
  • CA Nasofaring
    CA Nasofaring
    Dokumen8 halaman
    CA Nasofaring
    Rahmawati Arifin
    Belum ada peringkat
  • Anatomi
    Anatomi
    Dokumen1 halaman
    Anatomi
    Rahmawati Arifin
    Belum ada peringkat