peserta
INTERNSHIP TRACK
PSIKOLOGI
Universitas Bina Nusantara
adalah benar hasil karya saya dan belum pernah diajukan sebagai karya ilmiah,
sebagian atau seluruhnya, atas nama saya atau pihak lain.
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah Subhaanahu wata’ala yang telah
memberikan kemudahan, rahmat serta karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
laporan akhir track internship yang dengan baik untuk memenuhi syarat enrichment
program. Laporan ini dapat terselesaikan dengan baik berkat bantuan serta bimbingan pihak-
pihak yang bersedia membantu menyelesaikan laporan ini.
Saya menyadari laporan ini masih memiliki kekurangan dan kesalahan oleh karena itu saya
menerima kritik dan saran para pembaca agar dapat berguna lebih baik kedepannya.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat serta berguna bagi para pembaca dan pihak yang
membutuhkan.
Penyusun
Baiq Cynthia Pricillia P.V
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Secara umum pemahaman universitas korporat menurut Allen dan Grezner dijelaskan
sebagai berikut: “A corporate university is an educational entity that is a strategic tool
designed to assist its parent organization in achieving its mission by conducting activities that
cultivate individual and organizational learning, knowledge, and wisdom (Allen2002).”
Corporate University adalah sebuah entitas pendidikan yang merupakan alat strategis yang
dibuat untuk membantu perusahaan dalam mencapai misinya dengan melakukan kegiatan yang
mengembangkan individu dan pembelajaran organisasi, pengetahuan, dan kebijaksanaan."
Dari dua pengertian di atas, hal yang mendasar adalah bahwa Corporate University
bukanlah universitas seperti dalam pehaman lulusan SLTA yang bisa masuk dan menjadi
mahasiswa setelah melakukan tahapan seleksi. Untuk membedakannya, berikut bedanya antara
universitas biasa, corporate training centre (Pusat Pelatihan), dan Corporate University:
Dalam Universitas biasa, semua jenis learning dan learning adalah berawal untuk
memberikan dasar Skill Knowlede dan Attitude secara umum atau memberikan ilmu umum
atau generik atau sederhananya ilmu dasar, dengan demikian siapa saja bisa menjadi
mahasiswa asalkan memenuhi persyaratan administrative seperti uang kuliah.
Dalam Corporate Training Centre, seperti namanya, unit dalam perusahaan untuk kegiatan
pelatihan. Untuk menjadi trained person atau terlatih, hasilnya adalah dilatih untuk skill
tertetu dengan knowledge yang mendasar. Biasanya kebutuhannya adalah untuk men
training pegawai dimana kebutuhan training berawal dan berdasarkan kebutuhan
meningkatkan skill dan knowledge pegawai.
Dalam Corporate University orientasinya lebih kepada faktor Learning, dan kebutuhan
learning direncanakan dari bisnis induknya, apa yang akan dilakukan ke depan baru
diurutkan ke belakang apa kebutuhan learningnya. Kegiatan ini disebut backward planning
atau ‘start from the end’. Kegiatan corporate university juga menyelenggarakan aktivitas
pembelajaran, tetapi fungsinya jauh lebih luas. Pertama-tama corporate university harus
memahami strategi bisnis organisasi induknya. Dalam corporate university juga dilakukan
identifikasi kompetensi orang-orang yang dibutuhkan untuk berhasil menjalankan strategi
perusahaan induknya tersebut. Selain itu, tugas selanjutnya adalah merancang dan
melaksanakan pembelajaran untuk untuk menciptakan kompetensi yang dibutuhkan.
1. Self reading
2. On The Job Training, yang meliputi job rotation, job enlargement, special project
assignment, apprenticeship, short term placement
3. Mentoring, Coaching, Shadowing
4. Employee Knowledge Sharing
5. External Knowledge Sharing dan Benchmarking
6. Computer based (CD ROM) Program
7. Web-based Self Learning (e-learning)
8. Pelatihan kelas dengan berbagai metode dan pendekatan yang disesuaian tujuan
pembelajaran seperti ceramah, diskusi, demonstrasi, dan Business Case Discussion
9. Webinars, Seminar
Berikut ini merupakan struktur organisasi GITC yang mengendalikan sebagian besar
kegiatan pengembangan Human Capital di Garuda Indonesia:
Vice President
LEARNING &
DEVELOPMENT
Manager QCP
QUALITY
ASSURANCE
Manager
Manager
FA TRAINING
FLIGHT OPERATION MANAGEMENT &
TRAINING PLAN & DEVELOPMENT
DEVELOPMENT
Manager
FLIGHT OPERATION
TRAINING Deputy Chief
INSTRUCTOR
MANAGEMENT SAFETY & SERVICES
Manager
FOO & OPERATION
SUPPORT TRAINING
MANAGEMENT
1. Pilot academy
2. Inflight Service academy
3. Ground Operations academy
4. Ground Service Academy
5. Leadership Academy
6. Cargo Academy
7. Corporate Support Academy
8. Information Technology Academy
9. Finance Academy
10. Marketing & Sales Academy (Tempat penulis melakukan kegiatan magang).
Marketing Sales Academy (MSA) merupakan akademi yang dikelola di bawah Senior
Manager Airline Business Training. MSA ini bertanggungjawab untuk melaksanakan
pengembangan semua individu yang berada di jajaran komersial atau niaga, baik karyawan
organik/ karyawan tetap, karyawan kontrak (Program Kerja Waktu Tertentu / PKWT), serta
karyawan alihdaya (Outsourcing) yang ditempatkan di kantor penjualan tiket dan bandar udara.
Untuk meraih tujuan tersebut, maka empat ranah utama yang menjadi sasaran dalam
pengembangan Human Capital di jajaran Komersial Garuda Indonesia, yaitu ranah fungsional,
bisnis, personal, dan leadership.
Ranah Fungsional, pengembangan yang terkait dengan hal teknis pekerjaan dalam
menjalankan peran dan fungsinya / technical Know How.
Ranah Bisnis, pengembangan yang terkait dengan pemahaman semua aspek bisnis
perusahaan baik masa kini maupun pengembangannya ke depan.
Ranah Personal, pengembangan yang terkait dengan soft skills yang dipersyaratkan oleh
masing masing jabatan.
Ranah Leadership, pengembangan yang terkait dengan pengembangan kepemimpinan di
unitnya. Jenis ini diperuntukkan hanya bagi calon leader dan leader
Di setiap ranah disediakan jenis pengembangan yang sudah baku (readymade) dan
banyak pelatihan yang disesuaikan kebutuhan unit (tailormade). Di dalamnya juga terdapat
pengembangan yang sifatnya mandatory atau wajib diikuti oleh setiap karyawan, tetapi ada
juga yang sifatnya elective atau pilihan, boleh diikuti boleh juga tidak.
Program mandatory biasanya merupakan program yang bersifat prasyarat mutlak untuk
melaksanakan sebuah fungsi jabatan, contohnya adalah program pengembangan satu tahun
untuk para Management Trainee yang baru masuk Garuda Indonesia (New Entrance) yang
dilaksanakan tiga bulan di kelas dan 9 bulan On the Job Training di lapangan atau lokasi kerja.
Program pilihan merupakan program penunjang untuk memperkaya wawasan seseorang,
contohnya program pelatihan “Revenue Management”, program ini tidak disediakan untuk
seluruh karyawan, dan keikutsertaannya diserahkan kepada masing masing unit. Kepala unit
masing masing akan menentukan siapa saja yang layak diikutsertakan kepada pelatihan
tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dan anggaran unit masing masing.
Dari rumusan Visi Misi Objectives dan Strategi (VMOS) perusahaan, Unit Airline
Business Training (yang di dalamnya terdapat fungsi Marketing Sales Academy) selanjutnya
mengidentifikasi kebutuhan pengembangan apa saja yang dibutuhkan seluruh karyawan
Jajaran Direktorat Komersial untuk jangka pendek satu tahun kedepan dan jangka panjang lima
tahun ke depan. Kegiatan Training Needs Analysis (TNA) ini dilakukan dengan melakukan
Learning Committee Meeting dengan para wakil yang ditunjuk oleh unit unit yang berada di
jajaran Direktorat Komersial. Dari Learning Committee Meeting inilah akan disepakati jenis
pelatihan, pendidikan, dan pengembangan satu tahun kedepan bagi seluruh karyawan di jajaran
Direktorat Komersial yang disebut rencana pelatihan atau Training Plan.
Dalam melakukan analisis kebutuhan pelatihan, ada beberapa jenis kebutuhan yang
akan menjadi acuan dalam menentukan dilaksanakan atau tidaknya sebuah pelatihan, yaitu:
Posisi dan peran saya dalam program magang saya di perusahaan Garuda Indonesia
Training Center adalah sebagai training analyst yaitu dengan peran tugas menganalisa dan
mengamati aspek-aspek perilaku sasaran training yang sesuai kebutuhan agar tercapainya
tujuan perusahaan. Selain itu, tugas yang telah saya jalankan adalah mengobservasi kelas pada
pelaksanaan training dan melakukan penelitian mengenai self esteem yang dimiliki oleh peserta
training pada sebelum diberikan training dan sesudah diberikan training, hal ini berguna untuk
melihat apakah ada pegaruh training yang diberikan pada peserta terhadap self esteem mereka.
Tak lupa juga menerapkan soft skill yang berupa communication yang baik serta teamwork
yang baik demi tercapainya tujuan training dan perusahaan.
Dalam proses kegiatan magang saya, tentunya saya juga diberikan tugas untuk memahami
mengenai personality test yaitu test DISC, serta membuat materi mengenai self dan
interpersonal skill yang berguna untuk memperdalam pemahaman saya terhadap ilmu yang
diberikan. Waktu pelaksanaan dalam proses magang ini pada hari Senin-Kamis yaitu mulai
dari jam 07.30 dan selesai jam 16.30, sedangkan hari Jumat mulai dari jam 07.30 dan selesai
jam 17.00 pada hari Sabtu dan Minggu tidak ada pelaksanaan kerja atau libur. Dalam ruangan
pelaksaanaan magang yaitu untuk divisi Airline Business terdiri dari 5 orang karyawan yaitu 3
laki-laki dan 2 orang perempuan. Garuda Indonesia Training Center memiliki 8 gedung yaitu
A-F, 1 Hotel, 1 Dormitory, perpustakaan, kantin, dan parkiran. Divisi Airline Business terletak
di gedung A. Di tengah-tengah gedung A terdapat taman sehingga ruangan-ruangan pada
gedung A mengelilingi taman yang terletak di tengan bangunan. Lantai bangunan di gedung A
berupa keramik, gedung A memiliki bangunan yang terlihat tua namun nyaman dan bersih.
Divisi Airline Business terletak di lantai 2 yang terletak di samping tangga dan dekat dengan
toilet. Divisi Airline Business memiliki fasilitas yaitu ruangan meeting, pantry, ruang tamu,
dan setiap meja karyawan di batasi olek skak. Masing-masing karyawan mendapatkan fasilitas
berupa komputer, laptop, wifi untuk mengaskes internet, dan juga AC demi nyamannya proses
kerja yang berlangsung.
BAB II
LAPORAN KEGIATAN
Untuk menjadi maskapai bintang 5 dari bintang 3 di tahun 2004 tentu saja diperlukan
usaha yang besar baik dari sisi biaya maupun tenaga, namun harus dalam waktu yang singkat.
Perubahan radikal di garuda Indonesia ini dikenal dengan transformasi perusahaan.
Transformasi dimulai dengan memperkenalkan konsep layanan baru yang disebut Garuda
Indonesia experience yaitu sebuah konsep layanan melalui peningkatan layanan lima indra
yaitu pertama sight yaitu apa yang dilihat oleh Customer seperti kebersihan, kerapihan, nuansa
Indonesia, kerajinan (lukisan, motif batik ). Kedua sound yaitu apa yang didengar oleh
Customer Soft traditional music (instrumental): angklung Sunda, kecapi ,suling, gamelan, dll.
Ketiga smell yaitu aroma yang dirasakan oleh Customer Aroma khusus pengharum ruangan
di setiap Sales Office, Lounge dan Aircraft. Keempat taste yaitu Cita rasa makanan dan
minuman khas Indonesia yang dapat dirasakan oleh Customer seperti: Nasi Kuning Spesial,
Kopi Toraja, Markisa, dll. Dan kelima touch yaitu Sentuhan layanan yang dirasakan oleh
Customer Sentuhan Layanan: greetings, gesture, posture, permohonan maaf, menawarkan
sesuatu.
Pelatihan PKBL merupakan salah satu program yang dilaksanakan sebagai realisasi
bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan. Pelatihan tak berbayar ini diperuntukkan Commented [Office1]: Training ttg apa?
bagi putra dan putri berprestasi dari keluarga yang kurang mampu di seluruh Indonesia lulusan
SMA / SMK, Diploma. Pelatihan PKBL ini dilaksanakan berguna untuk membekali para calon
professional yang berminat dalam karir industri penerbanga, berlangsung selama selama 200
jam atau 6 minggu, dilaksanakan 6 hari dalam seminggu mulai dari jam 07.30 sampai jam
16.00 bertempat di Garuda Indonesia Training Center (GITC). Pelatihan ini dirancang sebagai Commented [Office2]: Durasi waktu pelaksanaan
salah satu pelatihan mandatory atau mutlak diikuti oleh staff pendatang baru di jajaran
Direktorat Komersial atau bagi mereka yang yang akan ditugaskan di bagian Kantor Penjualan
Ticket, petugas layanan di Bandara, serta bagian lainnya di back office layanan. Commented [Office3]: Tentang trainingnya
Secara umum modul achievement motivation ini dapat digambarkan sebagai berikut:
2.3 Pembahasan
2.3.1 Metode
Subjek
Subjek dalam pemberian pengukuran self esteem diberikan kepada
siswa dan siswi yang mengikuti pelatihan PKBL yang dilaksanakan di
Garuda Indonesia Training Center (GITC) berlokasi di Duri Kosambi,
Jakarta Barat dengan jumlah peserta 44 orang.
Alat Ukur
Alat ukur yang digunakan dengan cara penyebaran kuisioner yang telah
disusun oleh penulis yang di dalamnya terdapat item-item berdasarkan
aspek-aspek dan indicator perilaku self esteem.
Dimensi atau aspek perilaku
a. Feeling of belonging
b. Feeling of competence
c. Feeling of worth
Indikator perilaku
1. Senang bersosialisasi
2. Memiliki teman yang banyak
3. Menyadari perubahan yang lebih baik
4. Mampu menjalankan tugas
5. Lebih baik dari orang lain
6. Mencapai tujuan yang diinginkan
Setelah dilakukannya penyebaran kuisioner sebelum dan sesudah melakukan training maka
diperoleh hasil seperti data diatas. Perolehan data diatas dihitung melalui SPSS yang
sebelumnya telah dilakukan coding melalui Microsoft excel pada perhitungan kuisioner yang
telah didapatkan hasil perhitungannya. Dari perolehan data diatas dikatakan bahwa hasil
perhitungan tersebut significan yaitu bahwa ada pengaruh self-esteem yang dimiliki oleh
mahasiswa pelatihan PKBL terhadap training Airline Business yang diberikan.
BAB III
KESIMPULAN
3.2 Kesimpulan
Melalui program Enrichment pada internship track disimpulkan bahwa saya mendapatkan
banyak ilmu yang sebelumnya saya tidak ketahui tentang dunia pekerjaan pada perusahaan.
Pada proses magang yang telah saya jalankan saya memahami bahwa ilmu Psikologi sangat
berpengaruh dalam dunia pekerjaan yaitu salah satunya melalui Human Capital dari proses
recruitment sampai dengan pensiun para pegawai.
Pada job desk saya yaitu training analyst kegiatan yang saya jalankan sesuai learning plan
adalah menyiapkan instrument self assessment peserta pelatihan tingkat pemula pada program
pelatihan PKBL, menyiapkan alat test kepribadian DISC, menyiapkan materi lengkap
berkaitan dengan: self concept, self & identity, self knowledge, self awareness, self ideal, self
deception, self image, self esteem, believe & value, mindset (fixed and growth), self change,
attitude, behavior, habits, character, and destiny, menyiapkan materi pelatihan komunikasi
interpersonal, dan menyiapkan game-game (ice breaking) untuk peserta pelatihan tingkat
pemula pada program pelatihan PKBL. Dengan pelaksanaan pelatihan yang saya dapatkan
dipekerjaan, maka saya dapat mengetahui bahwa pelatihan PKBL dapat mempengaruhi self
esteem mahasiswa yang mengikuti pelatihan tersebut. Hasil terhadap pengaruh yang saya
dapatkan yaitu melalui kuisioner yang diseberkan kepada mahasiswa-mahasiswa PKBL.
Terjadi peningkatan soft skills yang saya alami seperti communication skill ketika saya
memiliki interaksi terhadap keryawan kantor maupun orang lain, saya dapat menyampaikan
pesan dan pendapat saya dengan baik terhadap lawan bicara saya, teamwork pada saat
penyelenggaraan pelatihan program PKBL maka saya beserta karyawan bersama-sama saling
membantu dalam pekerjaan yang kita jalankan demi tercapainya tujuan bersama, self
development skill yaitu saya merasakan proses pengembangan diri saya dengan baik, seperti
informasi yang saya dapatkan sangat berguna bagi diri saya maupun pengalaman pekerjaan
yang saya dapatkan sehingga saya memahami atas apa yang saya kerjakan.
3.2 Lampiran
Daftar Pustaka
Hastuti, D. 2016. ‘Strategi pengembangan harga diri anak usia dini’. Jurnal Pendidikan
Sekolah Dasar, vol 2, no. 2, hh 41-42.