Anda di halaman 1dari 1

Nama: Syaify Dwi Cahya

NIM: 18070865012

Pendidikan S1 merupakan tahapan awal di mana saya menyadari bahwa pendidikan


dan semua hal mengenai musik di Indonesia perlu dibenahi. Beberapa masalah yang saya
temui di beberapa kesempatan ketika saya berkumpul dengan kawan seniman maupun musisi.
Salah satu contoh masalah tersebut yakni kurikulum seni musik di sekolah-sekolah. Faktanya
kurikulum di salah satu lembaga musik malah lebih bagus daripada kurikulum yang ada di
sekolah pada umumnya. Disayangkan bahwa pemerintah dan para ahli tidak melirik
mengenai hal itu. Di sisi lain saya mulai menyadari bahwa pendidikan seni di Madura jauh
dari kata baik. Jika dibandingkan dengan beberapa daerah di Jawa. Beberapa faktor
rendahnya pendidikan seni di Madura yaitu; Kurangnya guru yang berkompeten di bidang
seni terutama seni musik, era keterbukaan yang menggeser budaya dan karakter anak-anak ke
arah serba cybertic, berkurangnya generasi penerus tradisi, dan sulitnya para orang tua
mengikuti arus cyberculture.

Mungkin semua orang tahu bahwa Madura terkenal dengan tradisinya, seperti kerapan
sapi, rokat tase' dan lain sebagainya. Tetapi pada faktanya lambat laun generasi-generasi
penerus tradisi itu hanya dari kalangan atau berasal dari satu garis generasi saja. Bahkan
konon pembuat instrumen tok-tok dan saronen sekarang jumlahnya bisa dihitung dengan jari.

Dari beberapa problem dan keresahan saya yang saya rasakan akhirnya saya
memutuskan untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya

Anda mungkin juga menyukai