A. PENGERTIAN
Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan
dilatih untuk menangani masalah-masalah kesehatan perseorangan maupun masyarakat untuk
berkerja dalam hubungan yang amat dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayanan
kesehatan.
Kader merupakan tenaga masyarakat yang dianggap paling dekat dengan masyarakat
departemen kesehatan membuat kebijakan mengenai latihan untuk kader yang dimaksudkan
untuk meningkatkan pengetahuan, menurunkan angka kematian ibu dan anak. Para kader
kesehatan masyarakat itu seyogyanya memiliki latar belakang pendidikan yang cukup
sehingga memungkinkan mereka untuk membaca, menulis dan menghitung secara sedarhana.
Kader kesehatan masyarakat bertanggung jawab atas masyarakat setempat serta pimpinan
yang ditujuk oleh pusat-pusat pelayanan kesehatan. Diharapkan mereka dapat melaksanakan
petunjuk yang diberikan oleh para pembimbing dalam jalinan kerja dari sebuah tim
kesehatan.
Para kader kesehatan masyarakat untuk mungkin saja berkerja secara fullteng atau partime
dalam bidang pelayanan kesehatan dan mereka tidak dibayar dengan uang atau bentuk
lainnya oleh masyarakat setempat atau oleh puskesmas. Namun ada juga kader kesehatan
yang disediakan sebuah rumah atau sebuah kamar serta beberapa peralatan secukupnya oleh
masyarakat setempat.
Kader di tunjukan oleh masyarakat dan biasanya kader melaksanakan tugas-tugas kader
kesehatan masyarakat yang secara umum hampir sama tugasnya dibeberapa Negara yaitu:
3. pemberian motivasi dan saran-saran pada ibu-ibu sebelum dan sesudah melahirkan
4. menolong persalinan
14. pemberian motivasi tentangperlunya fall up pada penyakit menular dan perlunya
memastikan diagnosis.
19. mengumpulkan data yang dibutuhkan oleh puskesmas membantu pencatatan dan
pelaporan.
1. Pemberitahuan ibu hamil untuk bersalin ditenaga kesehatan ( promosi bidan siaga)
Pembinaan kader yang dilakukan bidan didalamnya berisi tentang peran kader adalah dalam
daur kehidupan wanita dari mulai kehamilan sampai dengan masa perawatan bayi. Adapun
hal-hal yang perlu disampaikan dalam persiapan persalinan adalah sebagai berikut :
a. Sejak awal, ibu hamil dan suami menentukan persalinan ini ditolong oleh bidan atau
dokter.
d. Jika ibu bersalin dirumah, suami atau keluarga perlu menyiapkan terang, tempat tidur
dengan alas kain yang bersih, air bersih dan sabun untuk cuci tangan, handuk kain, pakaian
kain yang bersih dan kering dan pakaian ganti ibu.
Pembinaan kader yang dilakukan bidan yang berisi tentang peran kader dalam deteksi dini
tanda bahaya dalam kehamilan maupun hal-hal berikut ini.
b. Bengkan dikaki, tangan, wajah, atau sakit kepala kadang disertai kejang
c. Demam tinggi
Pada setiap kehamilan perlu di informasikan kepada ibu, suami dan keluarga tentang
timbulnya kemungkinan tanda-tanda bahaya dalam kehamilan.
Adanya tanda-tanda bahaya mengharuskan ibu, suami / keluarga untuk segera membawah ibu
kepelayanan kesehatan / memanggilbidan. Tanda-tanda bahaya kehamilan meliputi :
2) kejang
6) pucat
7) sesak nafas
Sebagai akibat dari permasalahan dalam persalinan, kegawatan dalam persalinan dapat terjadi
dengan tanda-tanda sebagai berikut :
1) Perdarahan
2) Kejang
4) persalinan lama
5) mal presentase
Pada masa segera setelah persalinan, kegawatan dapat terjadi baik pada ibu ataupun bayi.
Kegawatan yang dapat mengancam keselamatan ibu baru bersalin adalah perdarahan karena
sisa plasenta dan kontraksi serta sepsis (demam). Pada bayi yang baru dilahirkan dapat terjadi
depresi bayi dan atau trauma.
Bila terjadi kegawatan pada ibu / bayi beri tahu ibu, suami dan keluarga tentang tatalaksanaan
yang dikerjakan dan dampak yang dapat ditimbulkan dari tatalaksana tersebut. Serta
persiapan tindakan rujukan. Tindakan ini perlu untuk melibatkan ibu, suami dan keluarga
sehingga tercapai suatu kerjasama yang baik.
Apabila ibu dan bayi sudah berada dirumah, informasikan kepada ibu, suami dan keluarga
bahwa adanya tanda-tanda kegawatan mengharuskan ibu untuk dibawah segera kesarana
pelayanan kesehatan atau menghubungi bidan.
Tanda-tanda kegawatan masa nifas pada ibu. Tanda-tanda kegawatan masa nifas pada ibu
yang perlu diperhatikan meliputi :
4) rasa sakit pada perut berlebihan dan lokia berbau busuk atau berubah warna.
7) kejang
14) adanya kesedihan yang mendalam, kesulitan dalam tidur, makan dan merawat bayi.
Adanya salah satu tanda kegawatan tersebut mengharuskan ibu mendapatkan pelayanan
dari bidan / mencari pertolongan kesarana pelayanan kesehatan.
Pada bayi sebagian besar penyebab kematian adalah karena infeksi, asveksia dan trauma pada
bayi. Pengenalan tanda-tanda kegawatan pada bayi perlu untuk dilakukan penatalaksanaan
lebih dini yang sesuai yang dapat menurunkan kematian tersebut.
Kegawatan bayi dapat terjadi hari-hari pertama masa nifas dan perlu pertolongan segera
ataupun dalam 7 hari pertama masa nifasyang juga memerlukan pertolongan disarana
pelayanan kesehatan. Kegawatan bayi beberapa hari setelah persalinan harus segera dibawah
kesarana pelayanan kesehatan / hubungi bidan :
4) kejang
5) pendarahan
6) demam
7) bayi tidur sepanjang malam dan tidak mau menetek sepanjang hari.
Kegawatan bayi 7 hari pertama masa nifas yang membutuhkan perawatan bidan / dibawah
kesarana pelyanan kesehatan secepatnya :
1) hypothermia
3) diare / konstipasi
d. Tetanus neonatorum
Tetanus neonatorum adalah penyakit pada bayi baru lahir, disebabkan masuknya kuman
tetanus melalui luka tali pusat, akibat pemotongan tali pusat dengan alat yang tidak bersih,
luka tali pusat kotor atau tidak bersih karena diberi bermacam-macam ramuan, atau ibu hamil
tidak mendapat imunisasi TT lengkap sehingga bayi yang dikandungnya tidak kebal terhadap
penyakit tetanus neonatorum. Maka perlu dilakukan pembinaan dukun bayi dalam
pencegahan tetanus neonatorum, yaitu : Melakukan pertolongan persalinan “3 bersih”.
1) Sebelum menolong persalinan, tangan penolong disikat dan disabun hingga bersih :
BERSIH ALAT.
3) Gunting dan benang pengikat tali pusat harus steril, bersih, dan tidak berkarat. Supaya
steril gunting dan benang direbus dalam air mendidih selama paling sedikit 15 menit pada
saat akan dipakai : BERSIH ALAT.
Melakukan perawatan luka tali pusat yang bersih. Tali pusat dibersihkan setiap pagi dangan
air hangat. Luka tali pusat yang telah dibersihkan tidak boleh sama sekali dibubuhi ramuan,
jamu, daun-daunan, atau abu dapur. Setelah dibersihkan luka tali pusat ditutup dengan kain
kasa kering. Demikian dilakukan terus sampai luka kering dan tali pusat puput.
Memberi kekebalan kepada bayi baru lahir dengan member imunisasi tetanus toksoid
sebanyak 2 kali kepada ibu hamil, calon pengantin,dan anak perempuan kelas 6 sekolah
dasar.
Imunisasi TT bagi calon ibu berguna agar ibu dan bayi mendapat kekebalan terhadap tetanus.
Imunisasi TT diberikan sebanyak 2 kali karena imunisasi yang pertama belum member
kekebalan pada bayi baru lahir terhadap penyakit tetanus sehingga bayi yang berusia kurang
dari 1 bulan dapat terkena tetanus melamui luka tali pusat.
Imunisasi TT umumnya diberrikan kepada ibu hamil, calon pengantin wanita, dan anak
perempuan kelas 6 SD.
e. Rujukan
Rujukan dalam kondisi optimal dan tepat waktu kepfasilitas rujukan / fasilitas yang memiliki
sarana lebih lengkap, diharapkan mampu menyelamatkan jiwa para ibu dan bayi baru lahir.
Meskipun sebagian besar ibu akan mengalami persalinan normal namun 10 sampai 15 %
diantaranya akan mengalami masalah selama proses persalinan dan kelahiran bayi sehingga
perlu dirujuk kefasilitas kesehatan rujukan. Sangat sulit untuk menduga kapan penyakit akan
terjadi sehingga kesiapan untuk merujuk ibu dan atau bayinya kefasilitas kesehatan rujukan
secara optimal dan tepat waktu (jika penyulit terjadi) menjadi saran bagi keberhasilan upaya
penyelamatan, setiap penolong persalinan harus mengetahui lokasi fasilitas rujukan yang
mampu untuk menatalaksana kasus gawat darurat obstetri dan bayi baru lahir seperti :
2) transfuse darah
Informasi tentang pelayanan yang tersedia ditempat rujukan, ketersediaan pelayanan purna
waktu, biaya pelayanan dan waktu serta jarak tempuh ketempat rujukan dadlah wajib untuk
diketahui oleh setiap penolong persalinan jika terjadi penyulit, rujukan akan melalui alur
yang singkat dan jelas. Jika ibu bersalin / BBL dirujuk ketempat yang tidak sesuai maka
mereka akan kehilangan waktu yang sangat berharga untuk menangani penyakit untuk
komplikasi yang dapat mengancam keselamatan jiwa mereka pada saat ibu melakukan
kunjungan antenatal,jelaskan bahwa penolong akan selalu berupaya dan meminta bekerja
sama yang baik dari suami / keluaga ibu untuk mendapatkan layanan terbaik dan bermanfaat
bagi kesehatan ibu dan bayinya,termasuk kemungkinan perlunya upaya rujukan pada waktu
penyulit,seringkali tidak cukup waktu untuk membuat rencana rujukan dan ketidaksiapan ini
dapat membahayakan keselamatan jiwa ibu dan bayinya. Anjurkan ibu untuk membahas dan
membuat rencana rujukan bersama suami dan keluarganya. Tawarkan agar penolong
mempunyai kesempatan untuk berbicara dengan suami dan keluarganya untuk menjelaskan
tentang perlunya rencana rujukan apabila diperlukan. Masukan persiapan-persiapan dan
informasi berikut kedalam rencana rujukan :
2) tempat-tempat rujukan mana yang lebih disukai ibu dan keluarga? (jika ada lebih dari
satu kemungkinan tempat rujukan, pilih tempat rujukan yang paling sesuai berdasarkan jenis
asuhan yang diperlukan).
3) sarana transportasi yang akan digunakan dan siapa yang akan mengendarainya ingat
bahwa transportasi harus segera tersedia, baik siang maupun malam.
4) orang yang ditunjuk menjadi donor darah jika transfuse darah diperlukan.
5) uang yang disisihkan untuk asuhan medik, transportasi, obat-obatan dan bahan-bahan.
6) siapa yang akan tinggal dan menemani anak-anak yang lain pada saat ibu tidak
dirumah.
Kaji ulang rencana rujukan dengan ibu dan keluarganya. Kesempatan ini harus dilakukan
selama ibu melakukan kunjungan asuhan antenatal / diawal persalinan (jika mungkin). Jika
ibu belum membuat rencana rujukan selama kehamilannya, penting untuk dapat
mendiskusikan rencana tersebut dengan ibu dan keluarganya diawal persalinan. Jika timbul
masalah pada saat persalinan dan rencana rujukan belum dibicarakan maka sering kali sulit
untuk melakukan semua persiapan-persiapan secara cepat. Rujukan tepat waktu merupakan
unggulan asuhan saying ibu dalam mendukung keselamatan ibu dan BBL.
o B (Bidan) :
pastikan bahwa ibu dan bayi baru lahir didampingi oleh penolong persalinan yang kompeten
untuk menatalaksana gawat darurat obstetri dan BBL untuk dibawah kefasilitas rujukan.
o A (Alat) :
bawa perlengkapan dan bahan-bahan untuk asuhan persalinan, masa nifas dan BBL (tabung
suntik, selang iv, alat resusitasi, dll) bersama ibu ketempat rujukan. Perlengkapan dan bahan-
bahan tersebut mungkin diperlukan jika ibu melahirkan dalam perjalanan menuju fasilitas
rujukan.
o K (Keluarga) :
beri tahu ibu dan keluarga mengenai kondisi terakhir ibu dan bayi dan mengapa ibu dan bayi
perlu dirujuk. Jelaskan pada mereka alas an dan tujuan merujuk ibu kefasilitas rujukan
tersebut. Suami / anggota keluarga yang lain harus menemani ibu dan BBL hingga kefasilitas
rujukan.
o S (Surat) :
berikan surat ketempat rujukan. Surat ini harus memberikan identifikasi mengenai ibu dan
BBL, cantumkan alas an rujukan dan uraikan hasil penyakit, asuhan / obat-obatan yang
diterima ibu dan BBL. Sertakan juga partograf yang dipakai untuk membuat keputusan
klinik.
o (Obat) :
bawa obat-obatan esensial pada saat mengantar ibu kefasilitas rujukan. Obat-obatan tersebut
mungkin diperlukan selama diperjalanan.
o K (Kendaraan) :
siapkan kendaraan yang paling memungkinkan untuk merujuk ibu dalam kondisi cukup
nyaman. Selain itu, pastikan kondisi kendaraan cukup baik untuk mencapai tujuan pada
waktu yang tepat.
o U (Uang) :
ingatkan keluarga agar membawah uang dalam jumlah yang cukup untuk membeli obat-
obatan yang diperlukan dan bahan-bahan kesehatan lain yang diperlukan selama ibu dan bayi
baru lahir tinggal difasilitas rujukan.
Berat badan ibu hamil harus memadai, bertambah sesuai dengan usia kehamilan. Berat badan
yang bertambah dengan normal, menghasilkan anak yang normal. Kenaikan berat badan ideal
pada ibu hamil sebanyak 7 kg (untuk ibu yang gemuk) dan 12,5 kg (untuk ibu yang tidak
gemuk). Di luar batas itu, dinilai abnormal.
Dalam 3 bulan pertama, berat badan ibu hamil akan naik sampai 2 kg. Kemudian, dinilai
normal jika setiap minggu berat badan naik 0,3 kg. Pada kehamilan tua, rata-rata kenaikan
berat badan ibu akan mencapai 12 kg. Jika kenaikan berat badan lebih dari normal, akan
berisiko mengalami komplikasi preeklamsia dan janin terlalu besar sehingga menimbulkan
kesulitan persalinan.
Demam tinggi pada masa nifas. Pada masa nifas, selama 42 hari setelah melahirkan, ibu yang
mengalami demam tinggi lebih dari 2 hari, dan disertai keluarnya cairan (dari liang rahim)
yang berbau, mungkin mengalami infeksi jalan lahir. Cairan Hang rahim yang tetap berdarah,
keadaan ini dapat mengancam keselamatan ibu. Zat makanan yang dibutuhkan ibu hamil,
yaitu:
1) Energi, dihasilkan dari karbohidrat, protein, dan zat patinya. Protein. Ibu hamil
membutuhkan protein lebih banyak dari biasanya.
2) Protein hewani lebih besar dibandingkan protein nabati. Contoh: ikan, daging, susu, dan
telur harus lebih banyak dikonsumsi jika dibandingkan dengan tahu, tempe, dan kacang.
Protein dapaa diperoleh dari susu, telur, dan keju. Tambahannya diperoleh dan gandum dan
kacang-kacangan. Manfaat dari protein.
a) Protein untuk membangun tubuh janin dimulai dari sebesar sehingga menjadi tubuh
seberat 3,5 kg.
Ada beberapa jenis vitamin yang penting untuk ibu hamil. Jika ibu hamil sampai kekurangan
vitamin, pembentukan sel-sel tubuh anak akan berkurang. Anak dapat kurang darah, cacar
bawaam kelainan bentuk, bahkan ibu dapat keguguran. Vitamin yang dibutuhkan oleh ibu
hamil, yaitu B6, C, A, D, E, dan K.
b) Fosfor. Mineral ini dapat diperoleh dari makanan sehari-hari. Fosfor berhubungan erat
dengan kalsium. Jika jumlahnya tidak seimbang di dalam tubuh, dapat terjadi gangguan.
Gangguan yang paling sering adalah kram pada tungkai.
c) Zat besi. Sel darah merah Ibu hamil bertambah sampai 30rc. Berarti, tubuhnya
memerlukan tambahan zat besi. Setiap hari. ibu hamil membutuhkan tambahan 700-800 mg
zat besi. Sumber makanan yang mengandung zat besi tinggi adalah hati. Oleh karena itu, ibu
hamil perlu banyak mengonsumsi hati, daging. telur, kacang-kacangan, dan sayuran berwarna
hijau. Kebutuhan zat besi ibu hamil meningkat pada kehamilan trimester II dan III. Pada
masa tersebut, kebutuhan zat besi tidak dapat diandalkan dari menu harian saja. Walaupun
menu hariannya cukup mengandung zar besi.
d) Zink, mineral, ini dibutuhkan dalam jumlah yang sangat kecil, biasanya cukup dari
makanan sehari-hari
f) Yodium. Yosidum cukup diperoleh dari air minum dan sumber bahan makanan laut.
b. Penyuluhan Kb
Sebelum pemberian metode kontrasepsi, misalnya pil, suntik, atau KDR terlebih dahulu
menentukan apakah ada keadaan yang membutuhkan perhatian khusus. Salah satu usaha
untuk menciptakan kesejahtreraan adalah dengan memberi nasihat perwakinan, pengobatan
kemandulan, dan memperkecil angka kelahiran (Depkes RI 1999). Program KB adalah
bagian yang terpadu dalam program pembangunan nasional dan bertujuan untuk turut serta
menciptak~ kesejahteraan ekonomi, spiritual, dan sosial penduduk Indonesia. Tujuan
program KB adalah memperkecil angka kelahiran, menjaga kesehatan ibuanak, serta
membatasi kehamilan jika jumlah anak sudah mencukupi. Peserta KB akan mendapat
pelayanan dengan cara sebagai berikut.
1) Pasangan usia subur yang istrinya mempunyai keadaan “ 4 terlalu” yaitu terlalu muda,
terlalu banyak anak, terlalu sering hamil, dan terlalu tua akan mendapat prioritas
pelayanan KB.
4) Harus dilakukan pemeriksaan fisik sebelum pelayanan KB diberikan kepada klien agar
dapat ditentukan metode yang paling cocok dengam hasil pemeriksaannya.
Kegiatan IM merupakan salah satu komponen dari pelayanan i;;-sehatan reproduksi esensial
(PKRE) yang dapat dilaksanakan di tiap tingkat pelayanan sesuai dengan kewenangannya,
yaitu:
a) Konseling KB.
a) Konseling KB.
a) Konseling KB.
Angka kematian bayi (AKB) di Indonesia dari tahun 1967 sampai dengan tahun 1996
menunjukkan kecenderungan menurun. Estimasi AK yang dilakukan Biro Pusat Statistik
adalah berdasarkan perhitungan dari data hasil sensus/survei (tentang rata-rata yang
dilahirkan hidup menurut ibu).
Pada kurun waktu tahun 1967-1976 (9 tahun), penurunan AKB ratarata per tahun adalah
3,2%, yaitu 145 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 1967, menjadi 109 per 1000 kelahiran
hidup pada tahun 1976. Untuk periode 1986-1992, penurunan AKB rata-rata per tahun adalah
4,1% yaitu 71 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 1986 menjadi 60 per 1000 kelahiran
hidup pada tahun 1992. Dari hasil proyeksi, terlihat bahwa AKB pada tahun 1992 sebesar 60
per 1000 kelahiran hidup yang cenderung menurun menjadi 54 per 1000 kelahiran hidup pada
tahun 1996. Berdasarkan jenis kelamin, terlihat bahwa angka kematian pada bayi laki-laki
tampaknya lebih besar dibandingkan bayi perempuan.
Pola penyakit penyebab kematian bayi dari SKRT tahun 1986 berbeda dengan hasil SKRT
tahun 1992. Perbedaan proporsi antara tahun 1986 dan 1992 ini mungkin disebabkan oleh
cakupan sampel SKR.T 1986 yang hanya mencakup 7 provinsi, sedangkan pada tahun 1992
mencakup 37 provinsi. Proporsi penyakit penyebab kematian pada bayi hasil SKRT ,ahun
1986 yang tertinggi adalah penyakit tetanus neonatorum (19,3%), sedangkan hasil SKRT
1992 adalah penyait ISPA (36%). Jika dibanding~an hasil SKRT 1992 dengan hasil SKRT
1995, penyakit sistem pernapasan menduduki urutan pertama, sedangkan gangguan pranatal
naik dari .irutan kelima pada SKRT 1992 dan menjadi urutan kedua pada SKRT :995. Jika
dibandingkan pola penyakit penyebab kematian bayi antara lawa-Bali dan luar Jawa-Bali,
terlihat urutan tertinggi di Jawa-Bali cisebabkan gangguan pranatal (33,5%), sedangkan di
luar Jawa-Bali cisebabkan penyakit sistem pernapasan.
Angka kematian balita (0--4 tahun) adalah jumlah kematian anak usia C-4 tahun per 1000
kelahiran hidup. AKABA menggambarkan tingkat perm asalahan kesehatan anak dan faktor
lain yang berpengaruh terhadap keseatan anak balita, seperti gizi, sanitasi, penyakit menular,
dan kecelakaan.
Estimasi angka kematian balita di Indonesia yang dihitung dari data iro Pusat Statistik,
mengalami penurunan yang cukup berarti, yaitu an 111 per 1000 kelahiran hidup pada tahun
1986 menjadi 81 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 1993. Angka kematian balita tertinggi
d Provinsi Nusa Tenggara Barat (162 per 1000 kelahiran hidup), sedangkar Provinsi DKI
Jakarta (4 per 1000 kelahiran hidup.
Hasil SKRT 1995 menunjukkan 5 penyakit penyebab kematian. anak balita, yaitu sistem
pernapasan (30,8%), gangguan pranatal (21,6%), diare (15,3%), infeksi dan parasit lain
(6,3%), dan saraf (tetanus) (5,5%).
Angka kematian ibu berguna untuk menggambarkan tingkat kesa daran perilaku hidup sehat,
status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatar lingkungan, dan tingkat pelayanan kesehatan
(terutama untuk ibu hamil ibu waktu melahirkan, dan masa nifas). Angka kematian ibu
sampai saal ini baru diperoleh dari survei terbatas seperti penelitian dan pencatatar pada 12
rumah sakit pendidikan (1977-1980) diperoleh AKI 370 per 100.00( kelahiran hidup.
Penelitian oleh Universitas Padjadjaran di Ujung Berun€ (1978-1980) AKI 170, dan di
Kabupaten Sukabumi tahun 1982 sebesar 450 dan hasil SKRT 1980 adalah 150 per 100.000
kelahiran hidup. Hasil in relatif rendah karena survei tidak mencakup semua provinsi.
Menurut hasi: SKRT tahun 1992, angka kematian ibu sebesar 425 per 100.000 kelahirar
hidup. Hasil survei demografi Kesehatan Indonesia tahun 1994 menunjuk kan angka 390 per
100.000 kelahiran hidup, sedangkan pada hasil SKRZ 1995, angka kematian ibu sebesar 373
per 100.000 kelahiran hidup.
Dari hasil sensus tahun 1971 dan 1980, SUPAS tahun 1967 dan 1985 terlihat bahwa angka
kematian kasar cenderung menurun dan menurut hasil perkiraan BPS angka kematian kasar
(AKK) pada kurun waktL 1985-1990 akan menjadi 7,9 per 1000 penduduk dan selanjutnya
pade kurun waktu 1990-1995 menjadi sebesar 7,5 per 1000 penduduk. Penyakit penyebab
kematian per 100 kematian hasil SKRT 1986 se. bagai urutan pertama adalah penyakit diare
sebesar 12 per 1000 kema. tian, sedangkan dari hasil SKRT 1992 dan SKRT 1995 adalah
penyakit sistem sirkulasi, yaitu sebesar 16 per 100 kematian tahun 1992 menjad 18,9 per 100
kematian tahun 1995. Sementara itu, dari hasil SKRT 1991: untuk daerah Jawa-Bali
menunjukkan bahwa penyakit kematian utama adalah sistem sirkulasi (24,2 per 100
kematian). Penyakit sistem sirkulasi ini mencakup hipertensi, penyakit jantung iskemia,
penyakit paru yang berkaitan dengan jantung, komplikasi penyakit jantung yang kausanya
tidak jelas, dan penyakit serebrovaskular. Untuk daerah luar Jawa-Bali, menunjukkan bahwa
penyakit penyebab kematian utama adalah sistem pernapasan (16,0 per 100 kematian) yang
diikuti penyakit sistem sirkulasi (14,3 per kematian) dan tuberkulosis (10,9%).
Untuk tahun 1995, pola penyakit penyebab kematian bukan penyebab langsung secara
nasional, berbeda dengan pola penyakit penyebab kematian pada rumah sakit umum kelas A,
B, C maupun D. Secara nasional dan menurut rumah sakit umum kelas B, penyakit
serebrovaskular merupakan penyebab utama kematian. Pada rumah sakit umum kelas A,
penyakit karena cedera dan keracunan merupakan penyebab utama, sedangkan pada rumah
sakit umum kelas C dan D, penyebabnya adalah penyakit saluran napas bawah.
Jika dilihat pola penyakit pada tahun 1995, penyakit utama yang terbanyak secara nasional
bukan merupakan penyebab utama yang mendasari kematian. Untuk kasus penyakit
terbanyak secara nasional, yaitu penyakit infeksi usus, penyakit karena cedera, dan keracunan
di rumah sakit umum kelas A, komplikasi obstetri dan abortus di rumah sakit umum kelas B,
sedangkan di rumah sakit umum kelas C dan D sama dengan tingkat nasional, yaitu penyakit
infeksi usus.
a. Kesehatan
Tabulin merupakan institusi masyarakat dengan anggota para ibu hamil atau PUS (Pasangan
Usia Subur) yang belum hamil, dengan bentuk kegiatan yang berupa pengumpulan dana di
lingkungan anggotanya, ma syarakat, atau subsidi dari pemerintah.
Donor darah berjalan merupakan pendonoran darah secara bertahaa. beberapa kali, atau
secara berangsur-angsur selama 3 bulan sekali agar mendonorkan darahnya ke PMI. Tujuan
utama diadakannya donor darah adalah untuk membantu PMI dalam ketersediaan stok darah
di PMI yang berkurang sejak terjangkitnya penyakit demam berdarah.
d. Ambulans Desa
Ambulans desa merupakan sistem yang dikembangkan oleh pemerintah, swasta, dan
masyarakat untuk mengangkut ibu bersalin yang perlu dirujuk ke rumah sakit atau
puskesmas.
e. Suami Siaga
Bari saifudin, abdul. 2002. buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal.
Jakarta : yayasan bina pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Prof. Dr. Azwar, Azrul. MPH. 2002. asuhan persalinan normal. Jakarta : tim revisi edisi
2007.
PELAYANAN YANG BERORIENTASI PADA KEBUTUHAN MASYARAKAT.
Proses dimana masyarakat dapat mengidentifikasi kebutuhan dan tentukan prioritas dari
kebutuhan tersebut serta mengembangkan keyakinan masyarakat untuk berusaha memenuhi
kebutuhan sesuai skala prioritas berdasarkan atas sumber – sumber yang ada di masyarakat
sendiri maupun berasal dari luar secara gotong royong. Terdiri dari 3 aspek penting meliputi
proses, masyarakat dan memfungsikan masyarakat.
Terdiri dari 3 jenis pendekatan :
1. Specifict Content Approach
Yaitu pendekatan perorangan atau kelompok yang merasakan masalah melalui proposal
program kepada instansi yang berwenang.
Contoh : pengasapan pada kasus DBD
2. General Content objektive approach
Yaitu pendekatan dengan mengkoordinasikan berbagai upaya dalam bidang kesehatan dalam
wadah tertentu.
Contoh : posyandu meliputi KIA, imunisasi, gizi, KIE dsb.
3. Proses Objective approach
Yaitu pendekatan yang lebih menekankan pada proses yang dilaksanakan masyarakat sebagai
pengambil prakarsa kemudian dikembangkan sendiri sesuai kemampuan.
Contoh : kader
Pelayanan seorang bidan yang bekerja di masyarakat berarti melayani masyarakat dengan
memberi pelayanan kesehatan yang mereka butuhkan. Masyarakat juga diajak bekerjasama agar
mampu berperilaku hidup sehat dan mempromosikan kepada orang lain di lingkungan sekitarnya.
Masyarakat juga dapat memberikan masukan tentang bentuk bagaimana bentuk pelayanan yang
diharapkan. Dengan demikian, keberhasilan bidan dalam bekerja di masyarakat sangat ditentukan
oleh kemampuannya untuk mendengarkan, dan memenuhi harapan masyarakat serta melibatkan
masyarakat dalam upaya memperbaiki tingkat kesehatan masyarakat.
a. Tokoh masyarakat
Tokoh masyarakat adalah semua orang yang memiliki pengaruh di masyarakat setempat baik yang
bersifat formal ( ketua RT, RW, Kades dll) maupun tokoh non formal (tokoh agama, tokoh adat,
tokoh pemuda, kepala suku).
Tokoh masyarakat merupakan kekuatan yang sangat besar yang mampu menggerakkan masyarakat
di dalam setiap upaya pembangunan.
b. Dana masyarakat
pada golongan masyarakat tertentu penggalangan dana masyrakat merupakan upaya yang tidak
kalah pentingnya, tapi pada golongan masyarakat yang tingkat ekonominya pra sejahtera
penggalangan dana masyarakat hendaknya dilakukan sekedar agar mereka marasa ikut memiliki dan
bertanggungjawab terhadap upaya pemelaiharaan dan peningkatan derajat kesehatnnya. Cara lain
yang dapat ditempuh adalah dengan model tabungan atau sistem asuransi yang bersifat subsidi
silang.
c. Organisasi kemasyarakatan
Organisasi yang ada di masyarakat seperti lembaga persatuan pemuda, pengajian dan sebagainya
merupakanwadah berkumpulnya para anggota dari organisasi tersebut sehingga upaya
pemberdayaan masyarakat akan lebih berhasil guna apabila pemerintah/ tenaga kesehatan
memanfaatkanya dalam upaya pembangunan kesehatan
Pendayagunaan sarana dan material yang dimiliki masyarakat seperti batu kali, bambu, dan lain
sebagainya untuk pembangunan kesehatan akan menimbulkan rasa tanggung jawab dan ikut
memiliki dari masyarakat.
e. Pengetahuan masyarakat
Masyarakat memiliki tehnologi sendiri dalam memecahkan masalahnya, biasanya bersifat sederhana
tetapi tepat guna. Untuk itu sebaiknya pemerintah memanfaatkan tehnologi tersebut dan apabila
memungkinkan dapat memberikan saran teknis guna meningkatkan hasil gunanya.
b. Gambar desa seperti diatas dapat digunakan untuk melakukan pemetaan kemiskinan dengan
cara :
1) Gambarkan lokasi permukiman secara lebih rinci, semua rumah tangga miskindigambarkan
dengan simbol sederhana dan disepakati masyarakat
2) Tandai juga jumlah laki-laki dan perempuan di dalamnya; misalnya 3L, 4P (3 laki-laki dan 4
perempuan). Bisa juga dirinci berapa dewasa,anak-anak, danorang tua. Gunakan
sketsa/gambar desa untuk mengajak masyarakat menyadari kondisi lingkungan, permasalahan-
permasalahan dan potensi-potensi yang ada.
2.3 Rangking Peringkat Kekayaan dan Kesejahteraan
2.3.1 Tujuan
a. Mengklasifikasi jumlah penduduk ke dalam kategori tingkatan tertentu (seperti kaya, miskin,
menengah) menurut kriteria khusus setempat dan sesuai istilah di komunitas tersebut.
b. Mengidentifikasi kriteria setempat mengenai kemiskinan dan memahami alasan-alasan
dikemukakannya kriteria-kriteria tersebut.
c. Menghitung tingkat kesejahteraan masing-masing rumah tangga dari tingkat kampung sampai
desa.
d. Hasil klasifikasi kesejahteraan digunakan untuk mengidentifikasi kelompok-kelompok yang akan
terlibat dalam diskusi kelompok terfokus (FGD), untuk pemetaan akses orang miskin terhadap
sarana–sarana umum dan sumberdaya yang ada serta diskusi kajian mendalam selanjutnya.
e. Mengetahui proporsi masing-masing tingkatan/kategori menurut masyarakat.
2.3.2 Langkah-langkah
1. Menjelaskan tujuan, alur proses, waktu yang dibutuhkan dalam pengkajian
2. Mengidentifikasi indikator /aspek yang berpengaruh terhadap Kesejahteraan.
Langkah awal pengkajian difokuskan pada, “Bagaimana masyarakat membedakan antara
rumah tangga dalam komunitas desa mereka”. Para peserta diminta menyampaikan
pendapatnya mengenai hal-hal apa saja yang membedakan tingkat kehidupan satu rumah
tangga dengan rumah tangga lainnya di desa. Jawaban-jawaban peserta didiskusikan dan
dibahas melalui pemetaan pemikiran yang menghasilkan kriteria tingkatan kesejahteraan
berdasarkan indikator setempat.
3. Menyusun pembobotan terhadap indikator/ aspek yang telah teridentifikasi.
4. Menyusun kelompok ciri-ciri pembeda pada setiap indikator/aspek
Dari berbagai indikator yang telah disepakati, kelompok diskusi kemudian menyusun
pembobotan berdasarkan pengaruh paling besar terhadap pandangan tingkat kesejahteraan
penduduk sesuai kondisi lokal.Pengaruh yang paling besar diberi bobot tertinggi sedangkan
indikator yang memiliki pengaruh paling kecil diberi bobot yang terendah.
5. Menetapkan penilaian terhadap setiap kelompok ciri-ciri pembeda
Pada setiap indikator, kelompok diskusi kemudian menyusun ciri-ciri pembeda untuk penetapan
strata setiap indikator yang dimunculkan.Hal ini dimaksudkan untuk memberi pertimbangan
dalam pemberian nilai sesuai kondisi setiap rumah tangga.
6. Menetapkan rentang nilai untuk rumah tangga sangat miskin, miskin, sedang dan kaya.
7. Setelah semua indikator dan ciri-ciri pembeda setiap indikator dibobot, selanjutnya dilakukan
penilaian untuk menetapkan rentang nilai bagi rumah tangga sangat miskin, miskin, sedang dan
kaya dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Menghitung skor tertinggi (jumlah keseluruhan skor tertinggi ciriciri pembeda dari setiap indikator)
dan menghitung skor terendah (jumlah keseluruhan skor terendah ciri-ciri pembeda dari setiap
indikator)
Hasil skor tertinggi dikurangi hasil skor terendah kemudian dibagi empat (4) (angka 4 diambil dari
empat tingkatan peringkat kesejahteraan yaitu: Sangat Miskin, Miskin, Sedang dan Kaya).
Dengan demikian didapatkanlah jumlah nilai standar yang digunakan dalam rangka
menentukan rentang nilai antara rumah tangga sangat miskin, miskin, sedang dan kaya.
8. Membuat kesepakatan untuk matrik peringkat kesejahteraan sebelum melakukan sensus pada
setiap rumah tangga, maka pleno desa dilakukan untuk mendapatkan kesepakatan atas Matrik
Peringkat Kesejahteraan yang kemudian akan menjadi pedoman dalam melakukan penetapan
kondisi tingkat kesejahteraan setiap rumah tangga
9. Fasilitator menjelaskan bahwa peringkat kesejahteraan keluarga yang telah dihasilkan akan
dipakai untuk melakukan sensus sosial keseluruh rumah tangga.Olehnya itu dibangunlah
kesepakatan untuk menyepakati agenda untuk merumuskan format sensus bersama Pemerintah
Desa.
10. Sebelum mengakhiri sesi ini,dipersilahkan salah seorang peserta untuk memberikan apresiasi dan
hikmah pembelajaran terkait dengan peringkat kesejahteraan yang telah dihasilkan.
Tabulasi data
Tabulasi data artinya penyajian data ke dalam bentuk tabel atau diagram untuk memudahkan
pengamatan atau evaluasi. Dengan tabulasi, Anda dapat melihat data yang mencerminkan keadaan
sesungguhnya dari suatu wilayah atau suatu fenomena.
Keuntungan menggunakan Gantt chart :
• Sederhana, mudah dibuat dan dipahami, sehingga sangat bermanfaat sebagai alat komunikasi dalam
penyelenggaraan proyek.
• Dapat menggambarkan jadwal suatu kegiatan dan kenyataan kemajuan sesungguhnya pada saat
pelaporan
• Bila digabungkan dengan metoda lain dapat dipakai pada saat pelaporan
diagram garis
Diagram garis merupakan diagram yang digunakan untuk menggambarkan keadaan yang serba terus
atau berkesinambungan, misalnya produksi minyak tiap tahun, jumlah penduduk tiap tahun, dsb.
Diagram garis juga memiliki sumbu datar dan sumbu tegak, dimana sumbu datar menyatakan waktu
dan sumbu tegak menyatakan kuantum data.
peta dan diagram
Peta adalah representasi dua dimensi dari suatu ruang tiga dimensi.
Diagram adalah suatu representasi simbolis informasi dalam bentuk geometri dua dimensi sesuai
teknik visualisasi. Kadang teknik yang dipakai memanfaatkan visualisasi tiga dimensi yang kemudian
diproyeksikan ke permukaan dua dimensi.
piktogram
grafik komputer
Grafika komputer (bahasa Inggris: computer graphics) adalah bagian dari ilmu komputer yang
berkaitan dengan pembuatan dan manipulasi gambar (visual) secara digital. Bentuk sederhana dari
grafika komputer adalah grafika komputer 2D yang kemudian berkembang menjadi grafika komputer
3D, pemrosesan citra (image processing), dan pengenalan pola (pattern recognition). Grafika
komputer sering dikenal juga dengan istilah visualisasi data
Karakteristik Gantt Chart
1. Gantt chart secara luas dikenal sebagai alat fundamental dan mudah diterapkan oleh para manajer
proyek untuk memungkinkan seseorang melihat dengan mudah waktu dimulai dan selesainya tugas-
tugas dan sub- sub tugas dari proyek.
2. Semakin banyak tugas-tugas dalam proyek dan semkin penting urutan antara tugas-tugas maka
semakin besar kecenderungan dan keinginan untuk memodifikasi gantt chart.
3. Gantt chart membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan “what if” saat melihat kesempatan-
kesempatan untuk membuat perubahan terlebih dahulu terhadap kebutuhan.
Bar Chart
Penyajian dalam bentuk gambar grafik atau diagram dapat lebih menjelaskan lagi persoalan secara
visual. Diagram batang (histogram) adalah gambaran mengenai suatu distribusi frekuensi, dimana
untuk setiap kelas dinyatakan dalam skala horizontal (datar) dan frekuensinya dalam skala vertical
(tegak); atau sebaliknya. Data yang variabelnya berbentuk kategori atau atribut sangat tepat disajikan
dengan diagram batang. Jika diagram dibuat tegak, maka sumbu datar dipakai untuk menyatakan
atribut. Kuantum atau nilai data digambar pada sumbu tegak
pie chart
Pie chart merupakan salah satu penyampaian informasi dalam sebuah diagram lingkaran yang dibagi
menjadi beberapa bagian yang mewakili persentase. Bentuk ini menyerupai kue bundar yang
dipotong-potong.
Visual Planning Board
Visual Planning Board adalah salah satu metode penyampaian informasi dalam wujud visual yang
sederhana untuk memantau kemajuan dan mengelola pekerjaan secara cepat. Sedangkan yang
dimaksud dengan visual adalah sebuah rangkaian proses penyampaian infromasi atau pesan kepada
pihak lain dengan penggunaan media penggambaran yang hanya terbaca oleh indera penglihatan.
Komunikasi visual menkombinasikan seni, lambang, tipografi, gambar, desain grafis, ilustrasi, dan
warnadalam penyampaiannya.
sekian dan terima kasih
Grafik Gantt
Gantt Chart merupakan alat bantu visual yang sangat berguna dalam pembebanan dan penjadwalan.
Pada saat digunakan dalam pembebanan diagram gantt menunjukan waktu pembebanan dan waktu
menganggur dari beberapa departemen seperti mesin-mesin atau fasilitas. Diagram ini menampilkan
beban kerja relatif di dalam sistem sehingga para menajer bisa tahu penyesuaian seperti apa yang tepat
Persentasi Visual
PEMBUATAN BAGAN
KECENDERUNGAN DAN PERUBAHAN
PENGERTIAN :
TEKNIK PEMBUATAN BAGAN KECENDERUNG-AN DAN PERUBAHAN ADALAH TEKNIK
PRA YANG DAPAT MENGGAMBARKAN PERUBAHAN -PERUBAHAN BERBAGAI KEADAAN,
KEJADIAN, SERTA KEGIATAN MASYARAKAT DARI WAKTU KE WAKTU, DIMANA
BESARNYA PERUBAHAN DAN HAL-HAL YANG DIAMATI DAPAT BERARTI BERKURANG,
TETAP, ATAU BERTAMBAH .
LANGKAH-LANGKAH PENERAPAN :
Adakah wabah penyakit pada musim tertentu yang terjadi setiap tahun?
Siapa yang terkena wabah itu : laki, pempuan, anak-anak, balita, susu bsyi?
Apakah akibat dari wabah tersebut? Adakah yang bisa menyebabkan
kematian?
Adakah hubungan antara penyakit-penyakit tersebut dengan kondisi
lingkungan?
Undanglah masyarakat di tempat musyawarah
Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
Kajilah penyakit apa saja yang biasanya diderita pada muasim hujan? Pada
musim kemarau?
Adakah penyakit yang diderita pada bulan-bulan tertentu?
Penyakit apa saja yang terjadi di sepanjang tahun?
Setelah menuliskan penyakit-penyakit tersebut dalam kalender musim,
ajaklah masyarakat untuk menggali lebih dalam
Adakah wabah penyakit pada musim tertentu yang terjadi di setiap tahun?
Siapa yang terkena wabah itu, laki, perempuan, anak-anak, balita, bayi?
Apakah akibat dari wabah tersebut? Adakah yang menyebabkan kematian?
Adakah hubungan antara penyakit-penyakit tersebut dengan kondisi
lingkungan?
Catatlah data data hasil wawancara dengan masyarakat
Tujuan kajian :
Memfasilitasi masyarakat untuk mengungkapkan berbagai keadaan desa
dan lingkungannya sendiri (lokasi sumber daya, batas-batas wilayah, jenis-
jenis sumber daya yang ada baik masalah maupun potensinya.
Memfasilitasi masyarakat untuk mengkaji perubahan keadaan yang terjadi
dari sumber daya mereka sendiri tentang sebab akibat dari perubahan
tersebut.
Manfaat pemetaan :
Masyarakat dapat merenungkan dan memikirkan kembali desanya dan
mulai merencanakan arah perubahan.
Memahami cara berfikir masyarakat yang telah hidup turun temurun di
suatu wilayah termasuk berbagai kejadian, masalah, hambatan dan sumber
daya yang ada.
Dapat menimbulkan partisipasi yang baik dari berbagai lapisan masyarakat.
Pemetaan untuk pengenalan tata batas yang seringkali menjadi sumber
konflik di masyarakat.
Pemetaan dapat menjadi dasar untuk penggalian informasi dengan teknik-
teknik PRA lainnya.
Menjadi dasar perencanaan program juga keperluasan evaluasi.
Langkah-langkah :
Kajilah kondisi penduduk/pemetaan umum dapat diambil dari masyarakat
umum : tua, muda, laki-laki, perempuan, kaya, miskin dsb.
Untuk peta khusus : perlu informasi tertentu.
Ajaklah masyarakat untuk memetakan siapa saja warga miskin, laki-laki
dan perempuan
Kajilah masalah kesehatan dan sumber daya kesehatan yang ada
Buatlah peta desa atau gunakan peta desa yang sudah ada
Lengkapilah dengan pemukiman penduduk serta fasilitas kesehatan yang
tersedia.