Anda di halaman 1dari 24

PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN (PUP)

1. Apa sih Pendewasaan Usia Perkawinan itu ?


2. Kenapa Pendewasaan usia Perkawinan perlu diketahui ?
3. Apakah yang BISA kita lakukan sebagai generasi muda untuk mendukung program
pemerintah dalam upaya mengatasi ledakan penduduk?

Tau gak teman-teman ??

Indonesia sekarang ini sedang menghadapi banyak masalah berkaitan dengan bidang
kependudukan yang dikhawatirkan akan menjadi masalah besar dalam pembangunan
apabila tidak ditangani dengan baik.

Perkiraan jumlah penduduk tahun 2020 sendiri adalah 252 juta orang atau bahkan sangat
lebih, bayangkan saja bagaimana rasanya berada di tanah yang sama dan menghirup udara
yang sama dengan jumlah sebanyak itu. (silahkan dibayangkan dulu) sesak sekali bukan?

Berikut adalah grafik kenaikan jumlah penduduk yang signifikan setiap 10 tahunnya. Waw,
jumlah yang mencengangkan sekali bukan ? oleh karena itu, apakah yang bsas kita lakukan

sebagai generasi muda Indonesia ? Check it out !

Permasalahan Remaja dlm PUP

¨ rendahnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi yaitu tentang masa subur.
Remaja perempuan dan laki-laki usia 15-24 tahun yang mengetahui tentang masa subur
mencapai 65 % ( SDKI 2007 ) terdapat kenaikan dibanding hasil SKRRI tahun 2002-2003
sebesar 29% dan 32%.

¨ Remaja yang cenderung rentan terkena dampak kesehatan reproduksi adalah remaja putus
sekolah, remaja jalanan, remaja penyalahguna napza, remaja yang mengalami kekerasan
seksual, korban perkosaan dan pekerja seks komersial.

¨ Dengan mendapat informasi yang benar mengenai resiko Kesehatan Reproduksi Remaja
(KRR), maka diharapkan remaja akan semakin berhati-hati dalam melakukan aktifitas
kehidupan reproduksinya
Pengertian Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP)

PUP sendiri adalah upaya untuk meningkatkan usia pada perkawinan pertama, sehingga
mencapai usia minimal pada saat perkawinan yaitu 20 tahun bagi wanita dan 25 tahun bagi
pria. PUP bukan sekedar menunda sampai usia tertentu saja tetapi mengusahakan
agar kehamilan pertamapun terjadi pada usia yang cukup dewasa

Tujuan program pendewasaan usia perkawinan

Tujuan PUP yaitu memberikan pengertian dan kesadaran kepada remaja agar didalam
merencanakan keluarga, mereka dapat mempertimbangkan berbagai aspek berkaitan dengan
kehidupan berkeluarga, kesiapan fisik, mental, emosional, pendidikan, sosial, ekonomi serta
menentukan jumlah dan jarak kelahiran.

Gambaran Usia Kawin di Indonesia

¨ SDKI t – 2007 UKP usia 19,8 t

¨ SDKI 2002-2003 – 19,2 tahun.

¨ separuh dari pasangan usia subur di Indonesia menikah di bawah usia 20 tahun.

¨ SDKI 2007 – kehamilan dan kelahiran pada usia muda (< 20 tahun) masih sekitar
8,5%. Angka ini turun dibandingkan kondisi pada SDKI 2002-2003 yaitu 10,2%.

Dimana di dalam bagan diperlihatkan apa apa yang sesharusnya dilakukan saat isteri berusia
< 20 tahun, berusia 20-30 tahun, dan saat berusia > 30 tahun. Berikut penjelasan lebih
lanjutnya yaa….:)

Kenapa perlu Masa Menunda Perkawinan dan Kehamilan ?

Kemungkinan timbulnya risiko medik sebagai berikut:

 Keguguran
 Preeklamsia (tekanan darah tinggi, cedema, proteinuria)
 Eklamsia (keracunan kehamilan)
 Timbulnya kesulitan persalinan
 Bayi lahir sebelum waktunya
 Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)
 Fistula Vesikovaginal (merembesnya air seni ke vagina)
 Fistula Retrovaginal ( keluarnya gas dan feses/tinja ke vagina)
 Kanker leher rahim

Bagaimanakah Masa Menjarangkan kehamilan


Masa menjarangkan kehamilan terjadi pada periode PUS berada pada umur 20-35 tahun.
Secara empirik diketahui bahwa PUS sebaiknya melahirkan pada periode umur 20-35 tahun,
sehingga resiko-resiko medik yang diuraikan di atas tidak terjadi.

Apakah arti Masa Mengakhiri Kehamilan ?

Masa mengakhiri kehamilan berada pada periode PUS berumur 30 tahun keatas. Sebab secara
empirik diketahui melahirkan anak diatas usia 30 tahun banyak mengalami resiko medik.
Mengakhiri kehamilan adalah proses yang dilakukan dengan menggunakan alat kontrasepsi

Perkawinan

Perkawinan bukanlah hal yang mudah, di dalamnya terdapat banyak konsekuensi yang harus
dihadapi sebagai suatu bentuk tahap kehidupan baru individu dewasa dan pergantian status
dari lajang menjadi seorang istri yang menuntut adanya penyesuaian diri terus-menerus
sepanjang perkawinan

Perkawinan di usia dewasa

Perkawinan di usia dewasa akan menjamin kesehatan reproduksi ideal bagi wanita sehingga
kematian ibu melahirkan dapat dihindari. Perkawinan di usia dewasa juga akan memberikan
keuntungan dalam hal kesiapan psikologis dan sosial ekonomi.

Sikap terhadap penundaan usia perkawinan

(1) keyakinan akan hasil atau manfaat yang diperoleh dari penundaan usia perkawinan, dan

(2) evaluasi terhadap masing-masing hasil yang diperoleh dari penundaan usia perkawinan.

SIKAP terhadap penundaan usia perkawinan dalam kategori tinggi yakni sebesar 77,5%,
NORMA subyektif 50,5% untuk kategori tinggi dan 22% untuk kategori sangat tinggi,
INTENSI penundaan usia perkawinan sebesar 48,5%, untuk kategori tinggi dan 24,5% untuk
kategori sangat tinggi.

Faktor-faktor yang mendorong perkawinan di usia muda :

 faktor ekonomi,
 faktor pendidikan,
 faktor orang tua,
 faktor diri sendiri,
 faktor adat setempat.
Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP)
Pendewasaaan usia perkawinan (PUP) adalah upaya untuk meningkatkan usia pada
perkawinan pertama, sehingga pada saat perkawinan, perempuan mencapai minimal usia 20
tahun dan laki-laki usia 25 tahun.
Pendewasaan usia perkawinan merupakan bagian dari program Keluarga Berencana
Nasional. Program PUP akan memberikan dampak terhadap peningkatan umur kawin
pertama yang pada gilirannya akan menurunkan Total Fertility Rate (TFR)

Tujuan program pendewasaan usia perkawinan adalah memberikan pengertian dan kesadaran
kepada remaja agar dalam merencanakan keluarga mereka dapat
mempertimbangkan berbagai aspek berkaitan dengan kehidupan berkeluarga. Baik itu
kesiapan fisik, mental, emosional, pendidikan , sosial, ekonomi serta menentukan jumlah dan
jarak kelahiran

A. Masa Menunda Kehamilan :


Perempuan menikah pada usia kurang dari 20 tahun dianjurkan untuk menunda
kehamilannya sampai usia minimal 20 tahun. Kontrasepsi yang dianjurkan adalah kondom,
pil, IUD, metode sederhana, implan dan suntikan.

B. Masa Menjarangkan Kehamilan


Pada masa ini usia isteri antara 20-35 tahun, merupakan periode yang paling baik untuk hamil
dan melahirkan karena mempunyai resiko paling rendah bagi ibu dan anak, Jarak ideal untuk
menjarangkan kehamilan adalah 5 tahun. Kontrasepsi yang dianjurkan adalah IUD, suntikan,
pil, implan, dan metode sederhana.

C. Masa Mengakhiri Kehamilan


Masa mengakhiri kehamilan berada pada usia PUS diatas 35 tahun, sebab secara empirik
diketahui melahirkan anak diatas usia 35 tahun banyak mengalami resiko medik. Kontrasepsi
yang dianjurkan adalah steril, IUD, implan, suntikan, metode sederhana dan pil.

Sehat adalah suatu keadaan dimana sejahtera fisik, mental, dan sosial yang utuh bukan hanya
bebas dari penyakit atau kecacatan, namun juga sehat secara mental, dan sosiokultural. Salah
satu prasyarat untuk menikah adalah kesiapan fisik, dan yang sangat menentukan adalah
umur melakukan pernikahan tersebut , Secara biologis, fisik manusia tumbuh secara
berangsur-angsur sesuai dengan pertamabahan usia. Elizabeth B. Hurlock, 1993, h,189
mengungkapkan bahwa pada laki-laki organ reproduksinya diusia 14 tahun baru sekitar 10%
dari ukuran matang. Setelah dewasa, ukuran dan proporsi tubuh berkembang dan organ-organ
reproduksi pun ikut berkembang. Bagi laki-laki kematangan orang reproduksi terjadi pada
usia 20 atau 21 tahun.

Pada perempuan, organ reproduksi tumbuh pesat pada usia 16 tahun. Pada masa tahun
pertama menstruasi dikenal dengan tahap kemandulan remaja, yang tidak menghasilkan
ovulasi atau pematangan dan pelepasan telur yang matang dari folikel dalam indung telur.
Organ reproduksi dianggap sudah cukup matang pada usia 18 tahun, pada usia ini rahim
(uterus) bertambah panjang dan indung telur bertambah berat.
Dalam masa reproduksi, usia dibawah 20 tahun adalah usia yang dianjurkan untuk menunda
perkawinan dan kehamilan. Dalam usia ini remaja masih dalam proses tumbuh kembang baik
secara fisik maupun psikis. Proses tumbuh kembang berakhir pada usia 20 tahun, dengan
alasan ini maka perempuan dianjurkan menikah pada usia 20 tahun. Apabila pasangan suami
isteri menikah sebelum pada usia tersebut, dianjurkan untuk menunda kehamilan sampai usia
isteri 20 tahun dengan menggunakan alat kontrasepsi.

Seorang perempuan yang telah memasuki


jenjang pernikahan maka ia harus mempersiapkan diri untuk proses kehamilan dan
melahirkan. Sementara itu jika ia menikah pada usia dibawah akan banyak resiko yang terjadi
karena kondisi rahim dan panggul belum berkembang optimal. Hal ini dapat menyebabkan
resiko kesakitan dan kematian yang timbul selama proses kehamilan dan persalinan.Resiko-
resiko tersebut yaitu :

1. Resiko pada proses kehamilan :


a. Keguguran (aborsi) yaitu berakhirnya proses kehamilan pada usia kurang dari 20
minggu
b. Pre eklampsia yaitu ketidak teraturan tekanan darah selama kehamilan dan Eklampsia
yaitu kejang pada kehamilan
c.Infeksi yaitu peradangan yang terjadi pada kehamilan
d. Anemia yaitu kurangnya kadar hemoglobin dalam darah
e. Kanker Rahim yaitu kanker yang terdapat pada rahim, hal ini erat kaitannya dengan
belum sempurnanya perkembangan dinding rahim
f. Kematian bayi, yaitu bayi yang meninggal dalam usia kurang dari 1 tahun

2. Resiko pada proses persalinan :


a. Prematur, yaitu kelahiran bayi sebelum usia kehamilan 37 minggu
b. Timbulnya kesulitan persalinan, yang dapat disebabkan karena faktor dari ibu, bayi dan
proses persalinan
c. BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) yaitu bayi yang lahir dengan berat dibawah 1.500 gram
d. Kematian Bayi , yaitu bayi yang meninggal dalam usia kurang dari 1 tahun
e. Kelainan bawaan, yaitu kelainan atau cacat yang terjadi sejak dalam proses persalinan
Kesimpulan :
Pasangan yang sehat adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental,dan sosial yang utuh bukan
hanya bebas dari penyakit atau kecacatan namun juga sehat secara mental dan sosial kultural,
Salah satu prasyarat untuk menikah adalah kesiapan fisik. Yang menentukan adalah umur
untuk melakukan pernikahan. Secara biologis, fisik manusia berangsur-angsur tumbuh sesuai
dengan pertambahan usia
Pentingnya Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) Bagi Remaja
Apakah yang bisa kita lakukan sebagai generasi muda untuk mendukung program pemerintah
dalam upaya mengatasi ledakan penduduk?

Untuk lebih jelasnya, kalian bisa menyimak artikel dari kelompok 30 KKN SISDAMAS
2017.

Indonesia sekarang ini sedang menghadapi banyak masalah berkaitan dengan bidang
kependudukan yang dikhawatirkan akan menjadi masalah besar dalam pembangunan
apabila tidak ditangani dengan baik.

Perkiraan jumlah penduduk tahun 2020 sendiri adalah 252 juta orang atau bahkan sangat
lebih, bayangkan saja bagaimana rasanya berada di tanah yang sama dan menghirup udara
yang sama dengan jumlah sebanyak itu. Silahkan dibayangkan dulu, sesak sekali bukan?
Oleh karena itu, apakah yang bisa kita lakukan sebagai generasi muda Indonesia?

Rendahnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi yaitu tentang masa subur.
Remaja perempuan dan laki-laki usia 15-24 tahun yang mengetahui tentang masa subur
mencapai 65 % (SDKI 2007 ) terdapat kenaikan dibanding hasil SKRRI tahun 2002-2003
sebesar 29% dan 32%.

Remaja yang cenderung rentan terkena dampak kesehatan reproduksi adalah remaja putus
sekolah, remaja jalanan, remaja penyalahgunaan napza, remaja yang mengalami kekerasan
seksual, korban perkosaan dan pekerja seks komersial (PSK).

Dengan mendapat informasi yang benar mengenai resiko Kesehatan Reproduksi Remaja
(KRR), maka diharapkan remaja akan semakin berhati-hati dalam melakukan aktivitas
kehidupan reproduksinya. Selain itu, remaja juga perlu mengetahui apa itu Pendewasaan Usia
Perkawinan (PUP). PUP sendiri adalah upaya untuk meningkatkan usia pada perkawinan
pertama, sehingga mencapai usia minimal pada saat perkawinan yaitu 20 tahun bagi wanita
dan 25 tahun bagi pria. PUP bukan sekedar menunda sampai usia tertentu saja tetapi
mengusahakan agar kehamilan pertama pun terjadi pada usia yang cukup dewasa.

Tujuan PUP yaitu memberikan pengertian dan kesadaran kepada remaja agar didalam
merencanakan keluarga, mereka dapat mempertimbangkan berbagai aspek berkaitan dengan
kehidupan berkeluarga, kesiapan fisik, mental, emosional, pendidikan, sosial, ekonomi serta
menentukan jumlah dan jarak kelahiran.

Lalu alasan mengapa perlu Masa Menunda Perkawinan dan Kehamilan, karena untuk
meminimalisir kemungkinan timbulnya risiko medik seperti, keguguran, preeklamsia
(tekanan darah tinggi, cedema, proteinuria), eklamsia (keracunan kehamilan), timbulnya
kesulitan persalinan, bayi lahir sebelum waktunya, berat bayi lahir rendah (BBLR), fistula
vesikovaginal (merembesnya air seni ke vagina), fistula retrovaginal (keluarnya gas dan
feses/tinja ke vagina), Kanker leher rahim, dsb.

Perkawinan bukanlah hal yang mudah, di dalamnya terdapat banyak konsekuensi yang harus
dihadapi sebagai suatu bentuk tahap kehidupan baru individu dewasa dan pergantian status
dari lajang menjadi seorang istri yang menuntut adanya penyesuaian diri terus-menerus
sepanjang perkawinan. Perkawinan di usia dewasa akan menjamin kesehatan reproduksi ideal
bagi wanita sehingga kematian ibu melahirkan dapat dihindari. Perkawinan di usia dewasa
juga akan memberikan keuntungan dalam hal kesiapan psikologis dan sosial ekonomi.

Rekomendasi ini ditujukan untuk kebaikan masyarakat, agar pasangan yang baru menikah
memiliki kesiapan matang dalam mengarungi rumah tangga, sehingga dalam keluarga juga
tercipta hubungan yang berkualitas. karena dalam berumah tangga sekaligus menjaga
keharmonisannya bukan suatu pekerjaan yang mudah, karena memerlukan kedewasaan
berpikir dan bertindak setiap adanya guncangan yang muncul, baik guncangan akibat
ekonomi, masalah internal maupun eksternal. Generasi muda kebanggan Indonesia, mari kita
sukseskan Program Genre.
MATERI

2.1 Pengertian Pendewasaan Usia Perkawinan


Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) adalah upaya untuk meningkatkan usia pada
perkawinan pertama, sehingga pada saat perkawinan mencapai usia minimal 20 tahun bagi
perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki. Batasan usia ini dianggap sudah siap baik dipandang
dari sisi kesehatan maupun perkembangan emosional untuk menghadapi kehidupan
berkeluarga. PUP bukan sekedar menunda perkawinan sampai usia tertentu saja, akan tetapi
juga mengusahakan agar kehamilan pertama terjadi pada usia yang cukup dewasa. Apabila
seseorang gagal mendewasakan usia perkawinannya, maka diupayakan adanya penundaan
kelahiran anak pertama. Penundaan kehamilan dan kelahiran anak pertama ini dalam istilah
KIE disebut sebagai anjuran untuk mengubah bulan madu menjadi tahun madu.Pendewasaan
Usia Perkawinan merupakan bagian dari programKeluarga Berencana Nasional. Program
PUP akan memberikan dampak terhadap peningkatan umur kawin pertama yang
padagilirannya akan menurunkan Total Fertility Rate (TFR).

2.2 Tujuan Program Pendewasaan Usia Perkawinan


Adalahmemberikan pengertian dan kesadaran kepada remaja agar didalam merencanakan
keluarga, mereka dapatmempertimbangkan berbagai aspek berkaitan dengankehidupan
berkeluarga, kesiapan fisik, mental, emosional, pendidikan, sosial, ekonomi serta menentukan
jumlah dan jarak kelahiran. Tujuan PUP seperti ini berimplikasi pada perlunyapeningkatan
usia kawin yang lebih dewasa. Program PUPdalam program KB bertujuan meningkatkan usia
kawin
perempuan pada umur 21 tahun serta menurunkan kelahiranpertama pada usia ibu di
bawah 21 tahun menjadi sekitar 7%(RPJM 2010-2014).

2.3Tren Usia Kawin di Indonesia


Hasil data SDKI tahun 2007 menunjukkan median usia kawin pertama berada pada usia
19,8 tahun sementara hasil SDKI2002-2003 menunjukkan angka 19,2 tahun. Angka
inimengindikasikan bahwa separuh dari pasangan usia subur di Indonesia menikah dibawah
usia 20 tahun. Lebih lanjut data SDKI 2007 menunjukkan bahwa angka kehamilan dan
kelahiran pada usia muda (< 20 tahun) masih sekitar 8,5%. Angka ini turun dibandingkan
kondisi pada SDKI 2002-2003
yaitu 10,2%. Apabila pencapaian dilihat selama 5 tahun terakhir, pencapaian usia kawin
pertama 19,2 tahun (2002-2003) menjadi 19,8 tahun (2007) berarti peningkatannya hanya 0,6
sedangkan 5 tahun kedepan (2014) diharapkan bisa dinaikan menjadi 21 tahun. Jika
pencapaian 5 tahun kedepan seperti 5 tahun terakhir maka untuk mencapai 21 tahun
memerlukan waktu 2 kali lipat atau Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Hak-hak Reproduksi
Bagi Remaja Indonesia 2110 tahun. Ini harus dijadikan tantangan bagi program KB ke depan.
Dalam Survey Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia(SKRRI) tahun 2007 remaja
berpendapat usia ideal menikahbagi perempuan adalah 23,1 tahun. Sedangkan usia
idealmenikah bagi laki-laki 25,6 tahun. Terdapat kenaikan jika dibandingkan dengan hasil
SKRRI 2002-2003 yaitu remajaberpendapat usia ideal menikah bagi perempuan 20,9
tahun.Sedangkan usia ideal menikah bagi laki-laki 22,8 tahun.
Apabila dilihat dari pendapat remaja dalam SKRRI 2007 ini,bisa dikatakan bahwa
sebenarnya remaja kita sudah memilikipandangan yang baik tentang usia menikah yang ideal.
Hanyasaja kondisi ini harus juga didukung oleh lingkungan keluargadan masyarakat.
Pandangan terhadap usia ideal menikah inijuga harus diikuti dengan pemahaman yang benar
tentangperencanaan keluarga, kesiapan ekonomi keluarga, sertakesiapan psikologi dalam
berkeluarga.

2.4 PendewasaanUsia Perkawinan dan Perencanaan Keluarga


Pendewasaan Usia Perkawinan dan Perencanaan Keluarga merupakan kerangka dari
program pendewasaan usiaperkawinan. Kerangka ini terdiri dari tiga masa reproduksi, yaitu:
1) Masa menunda perkawinan dan kehamilan
2) Masa menjarangkan kehamilan dan
3) Masa mencegah kehamilan.
Kerangka ini dapat dilihat seperti bagan berikut ini.
BAGAN PERENCANAAN KELUARGA 20 th - 35 th

Dari bagan tersebut yang terkait langsung dengan PendewasaanUsia Perkawinan adalah
bagian pertama dari keseluruhankerangka Pendewasaan Usia Perkawinan dan
perencanaankeluarga. Bagian kedua dan ketiga dari kerangka dimaksud
adalah untuk pasangan usia subur. Informasi yang berkaitandengan masa menjarangkan
kehamilan dan masa mencegahkehamilan, perlu disampaikan kepada para remaja
agarinformasi tersebut menjadi bagian dari persiapan mereka untukmemasuki kehidupan
berkeluarga. Dibawah ini akan diuraikan
ciri dan langkah-langkah yang diperlukan bagi remaja apabilamemasuki ketiga masa
reproduksi tersebut.
1. Masa Menunda Perkawinan
Sehat adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh bukan hanya bebas
dari penyakit ataukecacatan namun juga sehat secara mental dan sosiokultural.Salah satu
prasyarat untuk menikah adalahkesiapan secara fisik, yang sangat menentukan adalahumur
untuk melakukan pernikahan. Secara biologis, fisikmanusia tumbuh berangsur-angsur sesuai
denganpertambahan usia. Elizabeth mengungkapkan (ElizabethB. Hurlock, 1993, h. 189)
bahwa pada laki-laki, organPendewasaanorgan reproduksinya di usia 14 tahun baru sekitar 10
persendari ukuran matang. Setelah dewasa, ukuran dan proporsitubuh berkembang, juga
organ-organ reproduksi. Bagi lakilaki,kematangan organ reproduksi terjadi pada usia 20atau
21 tahun. Pada perempuan, organ reproduksi tumbuhpesat pada usia 16 tahun. Pada masa
tahun pertamamenstruasi dikenal dengan tahap kemandulan remaja, yangtidak menghasilkan
ovulasi atau pematangan danpelepasan telur yang matang dari folikel dalam indung
telur. Organ reproduksi dianggap sudah cukup matang diatas usia 18 tahun, pada usia ini
rahim (uterus) bertambahpanjang dan indung telur bertambah berat .
Dalam masa reproduksi, usia di bawah 20 tahun adalahusia yang dianjurkan untuk menunda
perkawinan dankehamilan. Dalam usia ini seorang remaja masih dalamproses tumbuh
kembang baik secara fisik maupun psikis.Proses pertumbuhan berakhir pada usia 20 tahun,
denganalasan ini maka dianjurkan perempuan menikah pada usia20 tahun. Apabila pasangan
suami istri menikah pada usiatersebut, maka dianjurkan untuk menunda kehamilan sampai
usia istri 20 tahun dengan menggunakan alat kontrasepsi.Seorang perempuan yang telah
memasuki jenjangpernikahan maka ia harus mempersiapkan diri untuk proseskehamilan dan
melahirkan.
Sementara itu jika ia menikahpada usia di bawah 20 tahun, akan banyak resiko
yangterjadi karena kondisi rahim dan panggul belumberkembang optimal. Hal ini dapat
mengakibatkan resikokesakitan dan kematian yang timbul selama proseskehamilan dan
persalinan, yaitu:
Resiko pada Proses Kehamilan
Perempuan yang hamil pada usia dini atau remajacenderung memiliki berbagai resiko
kehamilandikarenakan kurangnya pengetahuan dan ketidaksiapandalam menghadapi
kehamilannya. Akibatnya merekakurang memperhatikan kehamilannya. Resiko yangmungkin
terjadi selama proses kehamilan adalah:
• Keguguran (aborsi), yaitu berakhirnya proseskehamilan pada usia kurang dari 20 minggu.
• Pre eklampsia, yaitu ketidakteraturan tekanan darahselama kehamilan dan Eklampsia, yaitu
kejang padakehamilan.
• Infeksi, yaitu peradangan yang terjadi pada kehamilan.
• Anemia, yaitu kurangnya kadar hemoglobin dalamdarah.
• Kanker rahim, yaitu kanker yang terdapat dalam rahim,hal ini erat kaitannya dengan belum
sempurnanyaperkembangan dinding rahim.
• Kematian bayi, yaitu bayi yang meninggal dalam usiakurang dari 1 tahun.
Resiko pada Proses Persalinan
Melahirkan mempunyai resiko kematian bagi semuaperempuan. Bagi seorang perempuan
yang melahirkankurang dari usia 20 tahun dimana secara fisik belum
mencapai kematangan maka resikonya akan semakintinggi. Resiko yang mungkin terjadi
adalah:
• Prematur, yaitu kelahiran bayi sebelum usia kehamilan37 minggu.
• Timbulnya kesulitan persalinan, yang dapatdisebabkan karena faktor dari ibu, bayi dan
prosespersalinan.
• BBLR (berat bayi lahir rendah), yaitu bayi yang lahirdengan berat dibawah 2.500 gram.
• Kematian bayi, yaitu bayi yang meninggal dalam usiakurang dari 1 tahun
• Kelainan bawaan, yaitu kelainan atau cacat yangterjadi sejak dalam proses kehamilan.
2. Masa Menunda Kehamilan
Perempuan yang menikah pada usia kurang dari 20 tahundianjurkan untuk menunda
kehamilannya sampai usianyaminimal 20 tahun. Untuk menunda kehamilan pada masaini ciri
kontrasepsi yang diperlukan adalah kontrasepsi
yang mempunyai reversibilitas dan efektifitas tinggi.Kontrasepsi yang dianjurkan adalah
Kondom, Pil,
IUD, metode sederhana, implan dan suntikan.

3. Masa Menjarangkan kehamilan


Pada masa ini usia isteri antara 20-35 tahun, merupakanperiode yang paling baik
untuk hamil dan melahirkankarena mempunyai resiko paling rendah bagi ibu dan anak.Jarak
ideal untuk menjarangkan kehamilan adalah 5 tahun,
sehingga tidak terdapat 2 balita dalam 1 periode. Cirikontrasepsi yang dianjurkan pada masa
ini adalah alatkontrasepsi yang mempunyai reversibilitas dan efektifitascukup tinggi, dan
tidak menghambat air susu ibu (ASI).
Kontrasepsi yang dianjurkan adalah IUD, Suntikan,
Pil, Implan dan metode sederhana

4. Masa Mengakhiri kehamilan


Masa mengakhiri kehamilan berada pada usia PUS diatas35 tahun, sebab secara empirik
diketahui melahirkan anakdiatas usia 35 tahun banyak mengalami resiko medik.
Cirikontrasepsi yang dianjurkan untuk masa ini adalahkontrasepsi yang mempunyai
efektifitas sangat tinggi,dapat dipakai untuk jangka panjang, dan tidak menambahkelainan
yang sudah ada (pada usia tua kelainan sepertipenyakit jantung, darah tinggi, keganasan dan
metabolic biasanya meningkat oleh karena itu sebaiknya tidakdiberikan kontrasepsi yang
menambah kelainan tersebut).
Kontrasepsi yang dianjurkan adalah Steril, IUD,
Implan, Suntikan, Metode Sederhana dan Pil.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan penggunaankontrasepsi berdasarkan fase
reproduksi wanita sepertitabel dibawah ini :

Keterangan tentang definisi, keuntungan dan keterbatasan


dari masing-masing alat kontrasepsi diatas adalah sebagai
berikut:
Fase MenundaKehamilan< 20 tahunFase MenjarangkanKehamilan 20-35 tahunFase
TidakHamil lagi>35 tahun
 Kondom
 Pil
 IUD
 Sederhana
 Implan
 Suntikan
 IUD
 Suntikan
 Pil
 Implan
 Sederhana
 Steril
 IUD
 Implan
 Suntikan
 Sederhana
 Pil

Metode Sederhana
Pantang berkala
Merupakan cara pencegahan kehamilan dengan tidakmelakukan senggama pada saat isteri
dalam masa subur.Cara ini dapat digunakan bila perempuan memiliki siklusmenstruasi yang
teratur setiap bulannya.
Keuntungan :
• Aman tidak ada resiko/efek samping
• Tidak mengeluarkan biaya/ekonomisKeterbatasan :
• Tidak semua perempuan mengetahui masa suburnya
• Tidak semua perempuan mempunyai siklus mentruasi/haid yang teratur
• Tidak semua pasangan dapat menaati untuk tidakberhubungan seksual selama masa subur
• Dapat terjadi kegagalan jika salah menghitung
Senggama terputus
Adalah metode keluarga berencana tradisional, di manapria mengeluarkan alat kelaminnya
(penis) dari vaginasebelum mencapai ejakulasi.
Keuntungan :
• Efektif bila digunakan dengan benar
• Tidak mengganggu produksi ASI
• Tidak ada efek samping
• Dapat digunakan setiap waktu
• Tidak membutuhkan biaya
Keterbatasan :
• Angka kegagalan tinggi
• Memutus kenikmatan dalam berhubungan seksual
Metode Non Hormonal
Kondom
Merupakan selubung/sarung karet yang berbentuk silinder,dapat terbuat dari latex (karet),
plastik (vinyl) atau bahanalami (produksi hewani) yang dipasang pada penis
saatbersenggama.
Keuntungan:
• Murah dan mudah didapat
• Mudah dipakai sendiri
• Mencegah penularan Infeksi Menular Seksual (IMS),HIV dan AIDS
• Membantu menghindarkan diri dari Ejakulasi Dini dankanker serviks
Keterbatasan:
• Efektifitas tidak terlalu tinggi
• Kadang menimbulkan alergi
• Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual
IUD (Intra Uterine Device) /AKDR (Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim)
Alat yang terbuat dari bahan yang aman (plastik yang kadang dililit oleh tembaga) dan
dimasukkan kedalamrahim oleh bidan atau dokter yang terlatih.
Keuntungan :
• Efektifitas tinggi
• Dapat dipakai dalam jangka panjang (sepuluh tahun)
• Tidak mempengaruhi hubungan seksual
• Tidak mempengaruhi produksi dan kualitas ASI
• Mudah dikontrol
Keterbatasan:
• Efek samping yang umum terjadi: perubahan siklushaid (umumnya pada tiga bulan pertama
dan setelahitu akan berkurang), haid lebih lama dan lebih banyak,
perdarahan(spotting) antar menstruasi.
• Tidak mencegah Infeksi Menular Seksual termasuk
HIV dan AIDS
• Diperlukan prosedur medis untuk pemasangan danpelepasan
Metode Hormonal
Pil KB
Pil akan mempengaruhi hormon perempuan yang dapatmencegah terjadinya kehamilan dan
harus diminum setiaphari (diusahakan pada waku yang sama) dan dimulai padahari pertama
haid. Sebelum pemakaian harus diperiksa dulu oleh dokter atau bidan.
Keuntungan:
• Efektifitas tinggi
• Murah dan mudah didapat
• Haid lebih teratur dan mengurangi perdarahan saathaid
• Kesuburan kembali segera setelah penggunaan pildihentikan
•Dapat digunakan jangka panjang selama perempuanmasih ingin menggunakanya.
• Dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat
Keterbatasan :
• Diperlukan kepatuhan yang tinggi dalampenggunaanya (tidak boleh lupa)
• Dapat terjadi efek samping: mual, pusing, berat badannaik, perdarahan bercak/ perdarahan
sela.
Suntik KB
Cairan yang mengandung zat yang dapat mencegahkehamilan selama jangka waktu tertentu
(1 atau 3 bulan).Yang disuntikkan pada pantat atau lengan atas.
Keuntungan:
• Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami istri
• Tidak diperlukan pemeriksaan dalam
• Efek samping sangat kecil
• Tidak mengganggu produksi ASI (untuk suntik KB 3bulan)
• Dapat dihentikan sewaktu-waktu jika ingin hamil
Keterbatasan:
• Kadang terjadi pusing, perdarahan sedikit-sedikit atauterhentinya haid.
• Tidak memberikan perlindungan terhadap IMS, HIVdan AIDS
• Tergantung pada tenaga medis
Susuk KB (Implant)
Kontrasepsi berbentuk silindris yang terbuat dari batangsilastik yang dimasukkan tepat di
bawah kulit pada bagiandalam lengan atas.
Keuntungan:
• Efektifitas tinggi
• Memberi perlindungan jangka panjang (3 tahun)
• Tidak mengganggu produksi ASI
• Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
• Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelahpencabutan.
Keterbatasan:
• Menimbulkan efek samping: perubahan pola haidberupa perdarahan bercak (spotting),
darah haid lebihbanyak, nyeri kepala/ nyeri payudara, peningkatan/
penurunan berat badan.
• Tidak memberikan perlindungan terhadap IMS, HIVdan AIDS
• Memerlukan tindakan medis untuk pemasangan danpencabutan
Metode Operatif/steril
Metode Operatif Wanita (MOW / tubektomi)
Adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikanfertilitas (kesuburan) seorang
perempuan secara permanendengan mengikat dan memotong atau memasang cincinpada
saluran telur (Tuba Fallopii) sehingga sperma tidak
bisa bertemu dengan ovum.
Keuntungan:
• Efektifitas tinggi
• Tidak menggangu produksi ASI
• Jarang ada efek samping
Keterbatasan:
• Bersifat permanen sulit untuk dipulihkan kembali
• Tidak dapat menghindarkan dari IMS, HIV dan AIDS
• Harus dilakukan oleh dokter yang terlatih
• Klien dapat menyesal di kemudian hari

Metode Operatif Pria (MOP/ Vasektomi)


Adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikanfertilitas (kesuburan) seorang laki-laki
secara permanendengan mengikat atau memotong saluran sperma (VasDeferens).
Keuntungan:
• Efektifitas tinggi
• Aman, sederhana dan cepat
• Hanya memerlukan anestesi lokal dan biaya rendah
• Tidak ada efek samping jangka panjang
Keterbatasan:
• Perlu tindakan medis
• Kadang terjadi komplikasi seperti perdarahan atau
infeksi
D. Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Kesiapan Ekonomi
Keluarga
1. Ekonomi Keluarga
Ilmu ekonomi merupakan cabang ilmu sosial yangmempelajari berbagai perilaku pelaku
ekonomi terhadapkeputusan-keputusan ekonomi yang dibuat. Ilmu ini
diperlukan sebagai kerangka berpikir untuk dapatmelakukan pilihan terhadap berbagai
sumber daya yangterbatas untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidakterbatas. Ilmu
ekonomi muncul karena adanya tigakenyataan berikut :
1) Kebutuhan manusia relatif tidakterbatas;
2) Sumber daya tersedia secara terbatas;
3)Masing-masing sumber daya mempunyai beberapaalternatif penggunaan.
Secara garis besar ilmu ekonomi dapat dibedakan menjadi 2 (dua) bahasan yaitu Ilmu
ekonomi makro, yaitu ilmuyang menganalisis kegiatan perekonomian secara
keseluruhan, seperti pendapatan nasional, kesempatankerja, dan tingkat harga pada
umumnya; dan ilmu ekonomimikro, yaitu ilmu yang mempelajari dan menganalisisbagian-
bagian tertentu dari keseluruhan kegiatanperekonomian seperti tingkah laku konsumen dan
tingkahlaku produsen. Ekonomi keluarga termasuk dalampembahasan ekonomi mikro.
Pembahasan ekonomikeluarga adalah pembahasan atau analisis yang berkaitandengan
perilaku ekonomi keluarga yang dikaitkan denganproses permintaan dan pemenuhan
kebutuhan ekonomikeluarga.
Masalah perekonomian keluarga adalah salah satu sumberdisorganisasi dalam
keluarga.Umumnya masalah keluargamulai dari hal-hal kecil sampai pada perceraian
disebabkanoleh masalah ekonomi keluarga.Menurut undang-undang no. 10 tahun 1992
tentangKependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera,
yang dimaksudkan dengan keluarga dinyatakan sebagaiunit terkecil dalam masyarakat yang
terdiri dari suami/istri dengan anaknya atau ayah dengan anaknya atau ibudengan anaknya.
Dan yang dimaksudkan keluargasejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan
atasperkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhanspiritual dan materi yang layak,
bertaqwa kepada TuhanYang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selarasdan
seimbang antar anggota dan antar keluarga denganmasyarakat dan lingkungannya. Keluarga
sejahtera dapatdiklasifikasikan menurut kelompok sebagai berikut:
1) Keluarga Pra Sejahtera;
2) Keluarga Sejahtera Tahap I;
3) Keluarga Sejahtera Tahap II; 4)
4) Keluarga Sejahtera TahapIII; 5)
5) Keluarga Sejahtera Tahap III+.
2. Jenis Kebutuhan Keluarga
Kebutuhan Primer
Kebutuhan primer keluarga adalah kebutuhan yang benarbenaramat sangat dibutuhkan oleh
keluarga dan sifatnyawajib untuk dipenuhi.Contohnya kebutuhan sandang,pangan dan papan.
Kebutuhan Sekunder
Kebutuhan sekunder keluarga adalah kebutuhan yangdiperlukan setelah semua kebutuhan
pokok terpenuhi.Contohnya kebutuhan rekreasi, kebutuhan transportasi,kesehatan dan
pendidikan.
Kebutuhan Tersier
Kebutuhan tersier keluarga adalah kebutuhan manusiayang sifatnya mewah, tidak sederhana
dan berlebihan yangtimbul setelah terpenuhinya kebutuhan primer dan
kebutuhan sekunder. Contohnya adalah mobil, komputer,apartemen, dan lain sebagainya.
3. Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Kesiapan
Ekonomi Keluarga
Kebutuhan primer, sekunder dan tersier keluarga sepertidiuraikan diatas adalah fakta yang
tidak bisa dipungkiri.Setiap keluarga memerlukan ketiga jenis kebutuhantersebut. Kebutuhan
primer keluarga apabila tidakdipenuhi akan menjadi sumber permasalahan dari ataubagi
keluarga bersangkutan seperti diuraikan dimuka.Oleh sebab itu idealnya setiap calon
suami/istri harus
sudah menyiapkan diri untuk mampu memenuhikebutuhan primer keluarga apabila ingin
melangsungkanpernikahan untuk membentuk keluarga baru.
Implikasinya apabila pasangan suami/istri memasukikehidupan keluarga tanpa kesiapan
untuk memenuhikebutuhan-kebutuhan primer (ekonomi) keluarganya
berarti pasangan yang bersangkutan akan mengalamibanyak permasalahan dalam kehidupan
berkeluarga. Danini berarti konsep Keluarga Sejahtera yang diinginkan olehUU no.10 tahun
1992 akan sulit terwujud. Oleh sebab itu
program PKBR menganjurkan setiap remajamempersiapkan diri secara ekonomi sebelum
memasukikehidupan rumah tangga. Salah satu cara penyiapan diri
tersebut adalah dengan menunda usia perkawinan sampaidengan adanya kesiapan secara
ekonomi bagi masingmasingpasangan atau calon suami/istri.
E. Pendewasaan Usia Perkawinan Dan Kematangan
Psikologis Keluarga
1. Gambaran Psikologi Remaja
Masa remaja adalah masa peralihan atau masa transisi darimasa anak-anak menuju masa
dewasa (Hurlock, 1993).Pada masa ini, remaja mengalami beberapa perubahanyaitu dalam
aspek jasmani, rohani, emosional, sosial dan
personal (WHO, 2002). Selain perubahan fisik, remajajuga akan mengalami perubahan-
perubahan pikiran,perasaan, lingkungan pergaulan dan tanggung jawab yangdihadapi. Akibat
berbagai perubahan tersebut, remaja jugaakanmengalami perubahan tingkah laku yang
dapatmenimbulkan konflik dengan orang disekitarnya, sepertikonflik dengan orangtua atau
lingkungan masyarakat
sekitarnya. Konflik tersebut terjadi akibat adanyaperbedaan sikap, pandangan hidup, maupun
norma yangberlaku di masyarakat (Willis, 2008).
Batasan Usia Remaja
Hurlock (1993) membagi tahapan usia remaja berdasarkanperkembangan psikologis, sebagai
berikut:
• Pra remaja (11-13 tahun)
Pra remaja ini merupakan masa yang sangat pendekyaitu kurang lebih hanya satu tahun.Pada
masa inidikatakan juga sebagai fase yang negatif, hal tersebutdapat terlihat dari tingkah laku
mereka yang cenderungnegatif, sehingga fase ini merupakan fase yang sulitbagi anak maupun
orangtuanya.
• Remaja awal (14-17 tahun)
Pada masa ini, perubahan-perubahan fisik terjadisangat pesat dan mencapai pada
puncaknya.Ketidakseimbangan emosional dan ketidakstabilandalam banyak hal terdapat pada
masa ini.Remajaberupaya mencari identitas dirinya, sehingga statusnyatidak jelas. Selain itu,
pada masa ini terjadi perubahan
pola-pola hubungan sosial.
• Remaja lanjut (18-21 tahun)
Dirinya ingin selalu menjadi pusat perhatian dan inginmenonjolkan diri.Remaja mulai
bersikap idealis,mempunyai cita-cita tinggi, bersemangat danmempunyai energi yang sangat
besar.Selain itu,Remaja mulai memantapkan identitas diri dan inginmencapai
ketidaktergantungan emosional.
Ciri Psikologis Remaja
• Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak.Pada masa ini mood (suasana hati) bisa
berubahdengan sangat cepat.Perubahan mood (swing) yangdrastis pada para remaja ini
seringkali dikarenakanbeban pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah, ataukegiatan sehari-hari di
rumah.
• Remaja mengalami perubahan yang dramatis dalamkesadaran diri mereka (self-awareness).
Merekasangat rentan terhadap pendapat orang lain karenamereka menganggap bahwa orang
lain sangatmengagumi atau selalu mengkritik mereka, sepertimereka mengagumi atau
mengkritik diri merekasendiri.
• Remaja sangat memperhatikan diri mereka dan citrayang direfleksikan (self image). Remaja
cenderunguntuk menganggap diri mereka sangat unik dan bahkanpercaya keunikan mereka
akan berakhir dengan
kesuksesan dan ketenaran.
• Para remaja juga sering menganggap diri mereka serbamampu, sehingga seringkali mereka
terlihat tidakmemikirkan akibat dari perbuatan mereka. Tindakanimpulsif sering dilakukan,
sebagian karena merekatidak sadar dan belum biasa memperhitungkan akibatjangka pendek
atau jangka panjang.
• Pada usia 16 tahun ke atas, keeksentrikan remaja akanberkurang karena telah sering
dihadapkan pada dunianyata. Remaja akan mulai sadar bahwa orang lain
tenyata memiliki dunia tersendiri dan tidak selalu samadengan yang dihadapi atau
dipikirkannya. Pada saatini, remaja mulai dihadapkan dengan realita dantantangan untuk
menyesuaikan impian atau angan-anganmereka dengan kenyataan.
Periode Perkembangan Psikologis Remaja
Hurlock (1994) mengemukakan beberapa periode dalamperkembangan psikologis remaja,
antara lain:
• Periode peralihan, yaitu peralihan dari tahapperkembangan sebelumnya ke tahap
perkembanganselanjutnya secara berkesinambungan. Dalam setiapperiode peralihan, status
individu tidaklah jelas danterdapat keraguan akan peran yang harus dilakukan.Dalam periode
ini remaja menentukan pola perilaku,nilai dan sifat yang sesuai dengan dirinya;
• Periode perubahan, yaitu perubahan emosi, perubahanperan dan minat, perubahan perilaku
dan perubahansikap;
• Periode bermasalah, yaitu periode yang ditandaidengan munculnya berbagai masalah yang
dihadapioleh remaja dan sering sulit untuk diatasi. Hal tersebutdisebabkan oleh karena remaja
tidak berpengalamandalam mengatasi masalah, namun ingin menyelesaikanmasalah dengan
caranya sendiri;
• Periode pencarian identitas diri, yaitu pencariankejelasan mengenai siapa dirinya dan apa
perannyadalam masyarakat. Pencarian identitas diri, seringkali
dilakukan oleh remaja dengan menggunakan symbol status dalam bentuk mobil, pakaian
ataupun barangbarangyang dapat terlihat. Periode ini sangatdipengaruhi oleh kelompok
sebayanya.
• Periode yang menimbulkan ketakutan, yaitu periodedimana remaja memperoleh stereotipe
sebagai remajayang tidak dapat dipercaya dan berperilaku merusak.Stereotipe tersebut
mempengaruhi konsep diri dansikap remaja terhadap dirinya sendiri.
• Periode yang tidak realistik, yaitu periode dimanaremaja memandang kehidupan dimasa
yang akandatang melalui idealismenya sendiri yang cenderungsaat itu tidak realistik.
• Periode ambang masa dewasa, yaitu masa semakinmendekatnya usia kematangan dan
berusaha untukmeninggalkan periode remaja dan memberikan kesanbahwa mereka sudah
mendekati dewasa.
2. Hubungan Antara Psikologi Remaja denganPenundaan Usia Perkawinan
Berdasarkan beberapa periode perkembangan psikologisremaja di atas, maka periode ambang
masa dewasamerupakan periode dimana usia remaja mendekati usiakematangan baik dari
segi fisik maupun psikologis. Padaperiode tersebut, remaja berusaha untuk meninggalkan
cirimasa remaja dan berupaya memberikan kesan bahwamereka sudah mendekati dewasa.
Oleh karena itu, remaja
mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkandengan status dewasa, seperti
keseriusan dalam membinahubungan dengan lawan jenis.Berkaitan dengan perkawinan, maka
pada periode ambangmasa dewasa, individu dianggap telah siap menghadapisuatu
perkawinan dan kegiatan-kegiatan pokok yangbersangkutan dengan kehidupan
berkeluarga.Pada masatersebut, seseorang diharapkan memainkan peran baru,seperti peran
suami/isteri, orangtua dan pencari nafkah(Hurlock, 1993). Namun demikian, kestabilan
emosiumumnya terjadi pada usia 24 tahun, karena pada saat itulahorang mulai memasuki usia
dewasa. Masa remaja, bolehdibilang baru berhenti pada usia 19 tahun dan pada usia20-24
tahun dalam psikologi, dikatakan sebagai usia dewasamuda. Pada masa ini, biasanya mulai
timbul transisi darigejolak remaja ke masa dewasa yang lebih stabil. Maka,kalau pernikahan
dilakukan di bawah 20 tahun secara emosi
remaja masih ingin bertualang menemukan jati dirinya.Perkawinan bukanlah hal yang
mudah, di dalamnyaterdapat banyak konsekuensi yang harus dihadapi sebagaisuatu bentuk
tahap kehidupan baru individu dan pergantianstatus dari lajang menjadi seorang istri atau
suami yangmenuntut adanya penyesuaian diri terus-menerussepanjang perkawinan (Hurlock,
1993).Masalahpenyesuaian diri dalam berumah tangga merupakan halyang paling pokok
dalam membina kebahagian dankeutuhan rumah tangga.Perkawinan bukan hanya hubungan
antara dua pribadi,akan tetapi juga merupakan suatu lembaga sosial yangdiatur oleh
masyarakat yang beradab untuk menjaga danmemberi perlindungan bagi anak-anak yang
akandilahirkan dalam masyarakat tersebut, serta untukmenjamin stabilitas dan kelangsungan
kelompokmasyarakat itu sendiri. Banyaknya peraturan-peraturan danlarangan-larangan sosial
bagi sebuah perkawinanmembuktikan adanya perhatian yang besar dari masyarakatuntuk
sebuah perkawinan yang akan terjadi.Kesiapan psikologis menjadi alasan utama untuk
menundaperkawinan. Kesiapan psikologis diartikan sebagaikesiapan individu dalam
menjalankan peran sebagai suamiatau istri, meliputi pengetahuan akan tugasnya
masingmasingdalam rumah tangga. Jika pasangan suami istritidak memiliki pengetahuan
yang cukup akan menimbulkankecemasan terhadap perkawinan. Akan tetapi sebaliknyabila
pasangan suami istri memiliki pengetahuan akantugasnya masing-masing akan menimbulkan
kesiapanpsikologis bagi kehidupan berumah tangga. Pasangan yangsiap secara psikologis
untuk menikah akan bersikap tidaksaja fleksibel dan adaptif dalam menjalani
kehidupanrumah tangga akan tetapi melihat kehidupan rumah tanggasebagai suatu yang
indah.Keuntungan dari perkawinan yang dilakukan olehpasangan yang siap secara psikologis
adalah mereka akanmenyadari implikasi dari sebuah perkawinan danmenyadari arti dari
perkawinan bagi kehidupannya. Olehkarena itu kesiapan psikologis sangat diperlukan
dalammemasuki kehidupan perkawinan agar pasangan siap danmampu menghadapi berbagai
masalah yang timbul dengan
cara yang bijak, tidak mudah bimbang dan putus asa.
Hanya pasangan suami istri yang mampu melakukanpenyesuaian diri dalam kehidupan rumah
tangga yang akanberhasil mewujudkan kehidupan rumah tangga yangdiinginkannya.
Kesiapan psikologis berkaitan denganpemenuhan hak dan tanggung jawab yang harus
diembanoleh masing-masing pihak.Berkaitan dengan hal tersebut,maka untuk membentuk
keluarga yang bahagia dansejahtera, seorang calon suami/isteri harus benar-benarsiap dan
matang secara psikologis.Pasangan yang memiliki kesiapan untuk menjalanikehidupan
perkawinan akan lebih mudah menerima danmenghadapi segala konsekuensi persoalan yang
timbuldalam perkawinan. Sebaliknya, pasangan yang tidakmemiliki kesiapan menuju
kehidupan perkawinan belumdapat disebut layak untuk melakukan perkawinan,sehingga
mereka dianjurkan untuk melakukan penundaanatau pendewasaan usia
perkawinan.Penundaan usia perkawinan sampai pada usia minimal 20tahun bagi perempuan
dan 25 tahun bagi laki-laki diyakinibanyak memberikan keuntungan bagi pasangan
dalamkeluarga. Perkawinan di usia dewasa juga akanmemberikan keuntungan dalam hal
kesiapan psikologis.Semua bentuk kesiapan ini mendukung pasangan untukdapat
menjalankan peran baru dalam keluarga yang akandibentuknya agar perkawinan yang dijalani
selaras, stabildan pasangan dapat merasakan kepuasan dalamperkawinannya kelak.
F. Pendewasaan Usia Perkawinan Menurut Perspektif
Agama Islam
1. Pendahuluan
Perkawinan menurut Undang-Undang Nomor 1 tahun1974, adalah ikatan lahir batin antara
seorang pria denganseorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuanmembentuk keluarga
atau rumah tangga yang bahagia dankekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Perkawinanadalah sah apabila dilakukan menurut hukum perkawinanmasing-masing agama
dan kepercayaan serta tercatat olehlembaga yang berwenang menurut perundang-
undanganyang berlaku.
2. Tujuan Pernikahan Menurut Islam
Perkawinan atau yang lazimnya disebut pernikahan adalahakad (ijab qabul) serah terima
tanggungjawab kehidupanantara dua jenis manusia yaitu wali dari seorang perempuankepada
laki-laki yang akan hidup bersama dengan puterinya sesuai dengan hukum
Islam (Syari’atulIslamiyah). Sedangkan tujuan pernikahan adalah sepertidalam Al-Qur’an
Surat Arrum ayat 21.“Dan diantaratanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia
menciptakanuntukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamucenderung dan merasa
tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.Sesungguhnyapada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tandabagi kaum yang berfikir”.Islam tidak
mengatur atau memberikan batasan usiatertentu untuk melaksanakan suatu pernikahan.
Islammenganjurkan, apabila belum mampu untuk melaksanakanpernikahan, maka dianjurkan
untuk berpuasa. Sepertisabda Rasulullah SAW berikut: “Wahai para pemudabarang siapa
diantara kamu sudah mampu atau sanggup(istatho’a) untuk menikah, segeralah lakukan
nikah,sesungguhnya pernikahan itu dapat memelihara pandanganmata, dan dapat memelihara
kehormatan, dan barang siapa
belum sanggup menikah maka sebaiknya ia melakukanpuasa karena berpuasa itu merupakan
benteng baginya”(Hadist riwayat Bukhori dan Muslim).
Sesuai dengan hadist tersebut di atas, secara implisitsyariat Islam menghendaki agar orang
yang hendakmelakukan pernikahan sudah benar-benar mampu.Kemampuan itu bisa dilihat
dari segi fisik, mental,emosional dan spiritual.Kesiapan pernikahan, secara fisikditunjukkan
oleh umur. Seperti yang dicontohkan olehRasulullah SAW, yang melaksanakan pernikahan
pada usia
25 tahun. Dengan demikian berkaitan dengan usiapernikahan Rasulullah SAW, memberikan
2 contoh konkrityaitu yang pertama dalam bentuk ucapan seperti yangdikatakan Beliau
bahwa syarat untuk pernikahan adalahadanya kemampuan bagi pasangan yang
bersangkutan(istatho’a) dan yang kedua, dalam bentuk praktek yaituBeliau sendiri
melakukan pernikahan pada umur 25 tahun.Dalam Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974
pasal 7 ayat
1, menyebutkan bahwa perkawinan hanya diizinkan jika pihak laki-laki sudah mencapai umur
19 tahun dan pihakperempuan sudah mencapai umur 16 tahun.Undangundangini mengambil
posisi yang moderat karena memangundang-undang ini diperuntukkan bagi masyarakat
secarakeseluruhan. Dari segi umur yang ditetapkan oleh undangundangini yaitu 19 tahun bagi
laki-laki dan 16 tahun bagiperempuan, dalam prakteknya umur ini masih terlalu muda.Oleh
sebab itu, dalam program KB Nasional dianjurkanuntuk melakukan pendewasaan usia kawin
bagi perempuanpada umur minimal 20 tahun dan bagi laki-laki 25 tahun.
Secara empirik, umur seperti ini sudah mencapaikematangan atau kedewasaan yang
diperlukan untuksebuah keluarga. Data empirik ini ternyata konsistenm dengan apa yang di
tunjukkan Rasulullah SAW 14 abadyang lalu, dimana Beliau menikah pada umur 25
tahun.Apabila sudah menjadi pasangan suami isteri, dimana usiaisteri masih dibawah usia 20
tahun dan 25 tahun untuksuami, maka program KB menganjurkan untuk menundakehamilan
anak pertama, dengan menggunakan alatkontrasepsi.
Buku Pendewasaan Usia Perkawinan dan Hak-Hak ReproduksiBagi Remaja Indonesia ini
disiapkan sebagai informasi dasarmateri program PKBR. Oleh sebab itu materi pendewasaan
usiaperkawinan ini diharapkan dapat dibaca dan dipelajari oleh :
1). Para remaja,
2). Para Pembina dan Pengelola Program PKBRdan
3). Para Pembina dan Pengelola PIK Remaja/Mahasiswa sendiri (Ketua, Penanggung jawab
administrasi, Penanggungjawab program/kegiatan, Pendidik Sebaya dan KonselorSebaya).
Sehingga dengan demikian infomasi tentangPendewasaan Usia Perkawinan bisa disampaikan
secara lebihluas kepada para remaja.
Materi Pendewasan Usia Perkawinan dalam buku ini,mengajukan argumentasi perlunya
Pendewasaan UsiaPerkawinan dilihat dari aspek Perencanaan Keluarga, KesiapanEkonomi
Keluarga, Kematangan Psikologi Keluarga danPerspektif Agama Islam. Diharapkan buku ini
dapat membanturemaja mempersiapkan diri dalam perencanaan kehidupanberkeluarga.Buku
ini juga bisa dijadikan sebagai rujukan bagi parapembina dan pengelola program PKBR di
tingkat Pusat,

Anda mungkin juga menyukai