RSU TUGUREJO
Disusun oleh:
PASKALIS BRUNO
NIM. P1337420817005
PRODI KEPERAWATAN
2018
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Stroke merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah infark miokard
dan kanker serta penyebab kecacatan nomor satu diseluruh dunia. Dampak
stroke tidak hanya dirasakan oleh penderita, namun juga oleh keluarga dan
dkk., 2013). Menurut WHO, sebanyak 20,5 juta jiwa di dunia sudah terjangkit
stroke tahun 2011. Dari jumlah tersebut 5,5 juta jiwa telah meninggal dunia.
Diperkirakan jumlah stroke iskemik terjadi 85% dari jumlah stroke yang ada.
Penyakit darah tinggi atau hipertensi menyumbangkan 17,5 juta kasus stroke di
dunia. Di Indonesia Prevalensi stroke mencapai 8,3 per 1000 penduduk, 60,7
meninggal dunia dan sisanya mengalami kelumpuhan total atau sebagian. Hanya
15 % saja yang dapat sembuh total dari serangan stroke atau kecacatan
2014 adalah 0,05% lebih tinggi dibandingkan dengan angka tahun 2013 sebesar
0,03%.
tujuh per mil dan yang terdiagnosis oleh tenaga kesehatan (nakes) atau gejala
sebesar 12,1 per mil. Jadi, sebanyak 57,9 persen penyakit stroke telah
Belitung dan DKI Jakarta masing-masing 9,7 per mil sedangkan Sumatera
Barat 7,4 per mil. Prevalensi stroke berdasarkan diagnosis nakes dan gejala
Sulawesi Tengah (16,6%), diikuti Jawa Timur sebesar 16 per mil sedangkan
klien yang datang ke rumah sakit dalam keadaan kesadaran yang sudah jauh
penanganan yang cukup lama. Oleh karena itu peran perawat sangat penting
serta diharapkan tidak hanya fokus terhadap keadaan fisiknya saja tetapi juga
psikologis penderita.
diantaranya ada faktor risiko yang tidak dapat diubah seperti umur, jenis
kelamin, berat lahir rendah, ras, faktor keturunan dan kelainan pembuluh
darah bawaan. Risiko terkena stroke meningkat sejak usia 45 tahun. Setelah
usia 50 tahun, setiap penambahan usia tiga tahun meningkatkan risiko stroke
sebesar 11-20%. Orang berusia lebih dari 65 tahun memiliki risiko paling
tinggi, walaupun hampir 25% dari semua stroke terjadi sebelum usia tersebut,
dan hampir 4% terjadi pada orang berusia antara 15 dan 40 tahun (Feigin,
2004).
prevalensi penyakit stroke pada kelompok yang didiagnosis oleh nakes gejala
meningkat seiring dengan bertambahnya umur, tertinggi pada umur ≥75 tahun
A. Klien
I. Pengkajian
a. Data Umum
1) Nama Inisial Klien : NY.S
2) Umur : 58 tahun
3) Alamat : Dukuh Kedung pari Rt/RW 01/II
4) Agama : Islam
5) Tanggal MRS : 22 – 07 – 2018 jam 23.07
6) No. Rekam Medis : 194627
7) Diagnosa Medis : SNH/ TIA
8) Bangsal : Alamanda
b. Pengkajian 13 Domain Nanda
1) Health Promotion
a) Kesehatan Umum
Alasan masuk rumah sakit :
Sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluh lemah
anggota ektremitas bagian kiri dan rasa seperti kesemuatan ,semakin
lama semakin berat maka anaknya memutuskan untuk membawah ke
rumah sakit untuk mendapat perawatan dan pengobatan yang lebih
lanjut.
Tekanan darah : 225/115 Mmhg
Nadi : 84x/menit
Respirasi : 22x/menit
Suhu : 36,8 c
b) Riwayat Masa Lalu (penyakit,kecelakaan dll)
Pasien mempunyai riwayat penyakit hiperetensi dan cholesterol
sejak 4 tahun yang lalu.
c) Riwayat Pengobatan
Pasien mengatakan selama sakit pasien berobat dipuskesmas dan
mendapatkan obat tekanan darah tinggi,namun pasien tidak minum
secara teratur bila ada keluhan baru minum obat.
d) Kemampuan Mengontrol Kesehatan
Yang dilakukan bila sakitpasien kalau sakit pergi berobat ke
puskesmas terdekat kadang – kadang ke dokter.
Pola hidup (konsumsi/alcohol/olaraga,dll)
Pasien tidak pernah mengkonsumsi minumana beralkohol.
e) Factor Sosial Ekonomi
Pasien mengatakan penghasilan tidak menentu,kerena beliau hidup
sendiri kerena di tinggalakan suami sejak beberapa tahun yang lalu.
f) Pengobatan Sekarang:
No Nama obat Dosis Kandungan manfaat
2) Nutrition
a) Antropometri
BB biasanya : 70 kg
BB sekarang : 75 kg
Tinggi badan : 168 cm
Lingkar perut : -
Lingkar kepala : -
Lingkar dada : -
Lingkar lengan atas : -
IMT : 22,32
b) Biochemical (data Laboratorium yang abnormal)
Hasil laboratorium terlampir di belakang
c) Clinical
Rambut warna hitam,bersih
Konjungtiva tidak anemis
Mukosa bibir lembab
Turgor kulit kering
d) Diet
Nafsu makan pasien baik
Jenis diet nasi tinggi kalori,rendah garam
Frekuensi makan 3x sehari
e) Energi
Kemampuan klien beraktivitas masih bisa dilakukan sendiri
kadang – kadang dibantu oleh anaknya.
f) Faktor
Kemampuan menelan baik
Kemampuan mengunyah baik
g) Penilaian status gizi,pasien gemuk dan status gisinya baik
h) Pola asupan cairan
Pasien sebelum sakit asupan cairan dalam 24 jam adalah sekitar
2000 cc,sesudah sakit pasien hanya bisa mengkonsumsi asupan
cairan 1600 cc dalam 24 jam
i) Cairan masuk
Cairan masuk lewat cairan parenreal makan dan minuman totalnya
2500 cc
j) Cairan keluar
Cairan yang keluar lewat urine dalam 24 jam sekitar 2000 cc
k) Penilaian status cairan (Balance cairan)
Balance cairan 500 cc
l) Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : tak tampak asites,perut membesar
Auskultasi : peristaltik usus +, bising usus 15 x/menit
Palpasi : tidak ada pembesaran pada hepar dan tidak ada nyeri
tekan
Perkusi : bunyi pekak pada perut
3) Elimination
a) System Urinary
Pola pembuangan urine
Sebelum sakit pasien mengatakan BAK 5- 7 x / hari,setelah sakit
BAK lebih sering 8 – 9x/hari,tidak nyeri setelah BAK,warnanya
kuning jernih.
Riwayat kelainan kandung kemih
Tidak ada kelainan kandung kemih
Distensi kandung kemih
Tidak ada distensi kandung kemih
b) System Gastrointestinal
Pola eliminasi
Kebiasaan BAB sehari sekali pada waktu pagi hari
Konstipasi dan factor penyebab konstipasi
Tidak ada konstipasi
c) System Integumen
Turgor kulit baik,warna kulit sawo matang,suhu : 36,8c
4) Activity/Rest
a) Istirahat tidur
Jam tidur : sebelum sakit pasien tidur paling kurang 5 jam dalam
sehari,setelah sakit pasien tidur lebih dari 7 jam dalam sehari.
Insomnia : tidak ada gangguan tidur
Pertolongan untuk merangsang tidur : tidak di kaji kerena pasien
tidak mengalami gangguan tidur
b) Aktivitas
Pekerjaan : tidur di tempat tidur
Olahraga : tidur di tempat tidur
ADL makan : masih di bantu oleh keluarga
Toileting : masih di bantu oleh keluarga
Kebersihan : masih di bantu oleh keluarga
Berpakaian : masih di bantu oleh keluarga
Bantuan ADL : masih di bantu oleh keluarga
Kekuatan otot : rasa berat dan lemah pada anggota gerak
sebelah kiri adalah 5 4
5 4
Terpasangnya infus Rl drip kcl 20 tts/menit
ROM :
Resiko untuk cedera : ada resiko untuk cedera
c) Cardio respons
Penyakit jantung : tidak ada riwayat penyakit jantung
Edema ekstremitas : tidak ada edema ektremitas
Tekanan darah dan nadi saat duduk : -
Tekanan darah dan nadi saat baring : 225/115 mmhg
Tekanan vena jugularis : -
Pemeriksaan jantung
Inspeksi : dada simetris
Palpasi : tidak adanya nyeri tekan
Perkusi : pekek
Auskultasi : tidak ada suara jantung tambahan
d) Pulmonary respon
Penyakit system nafas : tidak ada riwayat sakit sistim pernapasan
yang berat hanya batuk pilek biasa dan membaik bila sudah
minum obat.
Penggunaan 02 : pasien tidak menggunakan alat bantu pernapasan
Kemampuan bernafas : pasien bernapas secara spontan
Gangguan pernafasan : tidak ada gangguan pada pernapasan
Pemeriksaan paruparu
Inspeksi : tidak tampak ada retraksi otot pernapasan
Palpasi : taktil fremitus tidak bisa di nilai
Perkusi : pekak
Auskultasi : suara napas ronchi
5) Perception/Cognition
a) Orientasi/kognisi
Tingkat pendidikan : SMU
Kurang pengetahuan : pasien tahu tentang penyakitnya
Pengetahuan tentang penyakit : pasien tahu tentang penyakit yang
dideritanya sekarang.
Orientasi (waktu, tempat, orang) : tidak ada kelainan terhadap
orentasi baik waktu, tempat dan orang.
b) Sensasi/persepsi
Riwayat penyakit jantung : pasien tidak perna menderita penyakit
jantung.
Sakit kepala : pasien kelihatan semangat dan tetap ingin cepat
sembuh dan pulang kerumah
Penggunaan alat bantu : pasien tidak menggunakan alat bantu
Penginderaan : tidak ada kelainan pada sistem pendengaran
c) Communication
Bahasa yang digunakan – kadang : pasien menggunakan bahasa
indonesia kadang – kadang pakai bahasa jawa.
Kesulitan berkomunikasi : tidak ada kesilitan dalam
berkomunikasi.
6) Self Perception
a) Self-concept/self-esteem
Perasaan cemas/takut : pasien tidak takut terhadap sakitnya hanya
perasaan cemas terhadap anak – anaknya yang belum bekerja.
Perasaan putus asa kehilangan : pasien tetap semangat dan
berkeinginan cepat sembuh
Keinginan untuk mencederai : pasien tidak ada keinginan untuk
mencederai dirinya.
Adanya luka/cacat : tidak ada cacat ada luka pada diri
pasien,hanya terpasang infus pada tangan kiri.
7) Role Relationship
a) Peranan hubungan
Status hubungan : sebagai seorang ibu
Orang terdekat : anak – anak kandungnya serta keluarganya
Perubahan konflik/peran : pasien sebagai ibu rumah tangga
sekaligus kepala keluarga kerena sudah lama suaminya berpisah
dengan mereka.
Perubahan gaya hidup : tidak ada perubahan dalam gaya hidup
Interaksi dengan orang lain : pasien tetap berinteraksi dengan
anak – anaknya maupun pasien di sekitarnya.
8) Sexuality
a) Identitas seksual
Masalah/disfungsi seksual : -
Periode menstruasi : -
Metode KB yang digunakan : -
Pemeriksaan sadari : -
Pemeriksaan papsmear: -
9) Coping/Stress Tolerance
a) Coping respon
Rasa sedih/takut/cemas : pasien ingin segera pulang
Kemampuan untuk mengatasi : pasien mengatakan tetap
semangat walaupun dirinya sakit.
Prilaku yang menampakkan kecemasan : pasien sering
menanyakan tekanan darahnya apabila perawat melakukan
pengukuran tekan darah.
10) Life Principles
a) Nilai kepercayaan
Kegiatan keagamaan yang diikuti : sebelum sakit pasien selalu
ikut mengaji dan kegiatan arisan lainnya.
Kemampuan untuk berpartisipasi : ikut arisan bersama dan
beribadah.
Kegiatan kebudayaan : -
Kemampuan memecahkan masalah : selalu mendiskusikan
dengan anak – anaknya bila ada masalah.
11) Safety/Protection
a) Alergi : tidak ada riwayat alergi
b) Penyakit autoimun : -
c) Tanda infeksi :-
d) Gangguan thermoregulasi : -
e) Gangguan /resiko (komplikasi immobilisasi, jatuh, aspirasi,
disfungsi neurovaskuler, peripheral, kondisi hipertensi, perdarahan,
hipoglikemia, syndrome disuse, gaya hidup yang tetap : tidak ada
resiko jatuh
12) Comfort
a) Kenyamanan/nyeri : pasien mengatakan kaki dan tangan kiri berat
dan kesemutan serta tersa berat,badan terasa pegal dan nyeri.
Provokes(yang menimbulkan nyeri) : pasien tidak tau
Quality(bagaimana kualitasnya) : seperti diramas
Regio(dimana letaknya) : diseluruh badan
Scala(berapa skalanya) : 2
Time(waktu) : sesewaktu dan hilang timbul
b) Rasa tidak nyaman lainnya : -
c) Gejala yang menyertai : -
13) Growth/Development
Pertumbuhan dan perkembangan : -
c. Catatan Perkembangan
Keadaan Umum
Jam 09.30
TD 177/98
Nadi 94
TTV
RR 22
Suhu 36,3
Eye 4
GCS Motorik 6
Verbal 5
Input :
Output
Heamatrokit 41.60 35 – 47 %
Hasil Rontgen : -
e. DAFTAR MASALAH
No Tannggal Data Fokus Masalah Keperawatan Tanggal TTD
Jam Teratasi Perawat
- T.225/115
mmhg
- Nadi
:104x/menit
- suhu : 36.8 c
- RR : 22
x/menit
- kelemahan
ektremitas kiri
2 23/07/2018 DS : pasien Gangguan mobilitas fisik
09.30 mengatakan kaki dan Berhubungan dengan :
tangan kirinya terasa Penurunan kekuatan otot
berat dan susah di
gerakan
DO:
Kesulitan saat
bolak balikan
badan
Aktivitas ADL
masih di bantu
keluarga
Perubahan saat
berjalan
Tremor saat
bergerak
2 23/07/20 Gangguan mobilitas fisik Joint Movement : Active Exercise therapy : ambulation
18 Mobility level Monitoring vital sign sebelum/sesudah latihan dan
Berhubungan dengan :
Penurunan kekuatan otot Self care : ADLs lihat respon pasien saat latihan
Transfer performance Konsultasikan dengan terapi fisik tentang rencana
Setelah dilakukan tindakan keperawatan ambulasi sesuai dengan kebutuhan
selam 2x 24 jam gangguan mobilitas fisik Bantu klien untuk menggunakan tongkat saat
teratasi dengan kriteria hasil: berjalan dan cegah terhadap cedera
Klien meningkat dalam aktivitas fisik Ajarkan pasien tentang teknik ambulasi
Mengerti tujuan dari peningkatan
mobilitas. Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
Memverbalisasikan perasaan dalam Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADL
meningkatkan kekuatan dan secara mandiri sesuai kemampuan
kemampuan berpindah. Dampingi dan Bantu pasien saat mobilisasi dan
Memperagakan penggunaan alat Bantu bantu penuhi kebutuhan ADL.
untuk mobilisasi (walker Berikan alat Bantu jika klien memerlukan.
Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan
berikan bantuan jika diperlukan
3 23/07/20 Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan Management nyeri
18 dengan agen injuri (fisik keperawatan selama 2x 24 jam pasien
Lakukan pengkajian nyeri secara komperhensif
dan psikologis) tidak terjadi nyeri akut dengan kriteria
(lokasi,karakteristik,kualitas dan derajat nyeri)
hasil :
Observasi reaksi non verbal dari ketidak
Mampu mengontrol nyeri nyamanan
Melaporkan bahwa nyeri Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi
berkurang nyeri
Mampu mengenali nyeri ajarkan teknik Non farmakologi
(skala,intesitas,frekuensi (relaksasi,distraksi dan masase )
dan tanda nyeri) cek riwayat alergi
Menyatakan setara monitor vital sign
nyaman bahwa nyeri Management obat:
berkuran kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
obat analgesik.
Evaluasi efektifitas analgesik,tanda – tanda
gelaja.
IMPLEMENTASI TINDAKAN KEPERAWATAN
Tanggal No
Dx.
/jam Tindakan keperawatan Respon Ttd.
Kep
23/07/2018 1 Memonitor kesadaran pasien Pasien kesadarannya komposmentis
09.40
09.45 Memonitor tanda – tanda vital T : 195/100 mmhg
N :104x/menit
Sh : 36,3 c
RR : 20 x/menit
10.00 1 Menganjurkan pasien untuk Pasien tahu dan paham akan akibatnya.
menghindari mengejan
10.30 1 Memonitor pemberian catapres 1 Obat catapres belum habis kerena makai syring pump
ampul dalam 12 jam memakai syring
pump
10.45 2 Monitoring vital sign sebelum/sesudah Pasien sudah bisa mengerakan kaki dan tangan bagian kiri
latihan dan lihat respon pasien saat walaupun belum maksimal.
latihan Control. Tensi: 185/90 mmhg
2 Melakukan pijit pada daerah tengkuk Diharapkan dengan melakuakan pijit daerah tengkuk tekan
/masses selama 10 menit darah bisa turun. Pasien tenang
24/07/2018 1 tanda - tanda vital pasien T : 175/100 mmhg
09.00 N :100x/menit
Sh : 36,3 c
RR : 20 x/menit
09.30 2 latihan rentang gerak Pasien sudah bisa mengangkat kaki dan tangan sebelah kiri
secara maksimal
2 mengajarkan pasien bagaimana cara Pasien bisa melakukan miring kiri dan kanan,kadang bangun
merubah posisi sendiri tapi dalam pengawasan petugas
10.30 1 mengkajia kesadaran pasien Kesadaran compos mentis,orentasi orang,ruangan dan lain lain
baik.
11.00 1 melakukan messase di daerah Pasien merasa nyaman
punggung
12.00 mengukur tanda – tanda vital pasien T : 155/100 mmhg
N :100x/menit
Sh : 36 c
RR : 20 x/menit
21.30 memberikan minum obat oral Pasien minum obat amlodipin 10 mg (1 tab)peroral
25/07/2018 2 latihan rentang gerak Pasien biasa bangun dan duduk sendiri,utuk berjalan kaki
kekamar mandi masih di bantu oleh keluarga
09.00
09.19 1 mengkaji adanya tanda – tanda Pasien tidak muntah,pusing,mual
peningkatan tekanan intra kranial
11.00 1 mengukur tanda – tanda vital pasien T : 159/100 mmhg
N :92x/menit
Sh : 36 c
RR : 20 x/menit
12 1 melakuakan massase di daerah Pasien merasa rileks dan nyaman
punggung
12.30 memberi minum obat Pasien bisa minum obat sendiri tanpa bantuan orang lain
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal /Jam Kode Subyektif ,Obyektif,Assesment,Planning (SOAP) Nama perawat
Dx.kep
23 juli 2018 S : pasien Mengeluh pusing dan kepala sakit
14.00 1 O : - kesadaran pasien komposmentis
T :177/97 mmhg
N : 112 x/menit
RR : 20x/menit
Sh : 36
T :159/90 mmhg
N : 100x/menit
RR : 20x/menit
Sh : 36
T :150/90 mmhg
N : 100x/menit
RR : 20x/menit
Sh : 36
PENUTUP
A.Kesimpulan
perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan gangguan aliran darah arteri
otak kerena sumbatan atau pecah dan Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
B.Saran
satu cara yang dapat diterapkan di rumah sakit dan masyarakat dalam meningkatkan
Latiahan ROM aktif dan pasif dapat digunakan sebagai masukan dalam proses
belajar mengajar melalui penelitian pengaruh latihan ROM aktif dan pasif terhadap
kemampuan otot rentang gerak pada pasien stroke yang mengalami kelemahan pada
Rasyid ,A.L& Lyn,S, (2007). Unit stroke managemen stroke secara komperhensif,jakarta :
Muttaqin, A. (2008) buku ajar asuhan keperawatan klien dengan gangguan system
Powers WJ.intracerebral hemorrhage and head trauma.common effect and common mechanism
care.philadelphia:Saunders Elsevier;2008,229- 36