12
Uji ketajaman penglihatan (visus), dengan menggunakan snellencard/jari
tangan pemeriksa. Pemeriksa berdiri 6 M dari pasien (nervusoptikus).
Uji iapang pandang dengan pasien berdiri atau duduk 60 cm dari pemeriksa.
Uji gerakan mata pada delapan arah pandangan dengan menggerakkan jari
pemeriksa secara pedahan (nervusokulomotorius, nervustrokhlearis,
nervusabduscen)
d) Hidung
Inspeksi hidung ekstema dengan melihat bentuk, kesimetrisan, adanya
deformiias atau lesi, dan cairan yang keluar.
Paipasi lembut batang dan jaringan lunak hudung adanya nyeri, massa dan
nyeri, massa dan penyipangan bentuk, serta palpasi sinus-sinus hidung.
Periksa patensineres dengan meletakkan jari di depan lubang hidung dan
minta pasien bemapas melalui hidung. Bandingkan antara neres kanan dan
kiri, kaji kemampuan pasien membau (nervusolfaktorius).
Masukkan spekulum hidung dengan minta pasien mengangkat kepala
kebelakang. Dengan bantuan pentight amati wama, lesi, cairan, massa, dan
pembengkakan.
e) Telinga
Inspeksi kesimetrisan dan letaktelinga
Inspeksi telinga luar, ukuran, bentuk, warna, dan adanya lesi.
Palpasi kartilago telinga untuk mengetahui jaringan lunak Tekan tragus
kedalam dan tulang telinga ke bawah daun telinga (bila peradangan akan
nyeri).
Palpasi tulang telinga (prosesusmastoideus)
Tarik daun teinga secara periahan ke atas dan ke belakang. Pada anak-anak
daun telinga ditarik ke bawah, kemudian amati liang telinga adanya
kotoran, serumen, cairan, dan peradangan.
Uji fungsi pendengaran dengan menggunakan adoji, suara/ bisikan dan
garpu tala (tes Webber, Rinne, Swabacch). (nervusauditorius).
f)Mulut dan faring
Inspeksi wama dan mukosa bibir, lesi, dan kelainan koninetal
Minta pasien membuka mulut, jika pasien tidak sadar bantu dengan sudup
lidah. Inpcksikeberihan jumlah, dan adanya caries.
Minta pasien buka mulut, inpeksi lidah akan kesimetrisan, wama, mukosa,
lesi, gerakan lidah (nervushipoglosus)
Inspeksi faring terhadap warna, lesi, peradangan tonil
Melakukan pemeriksaan pembedaan rasa pada ujung iidah (nervusfasiaiis)
Meminta pasien menelan dan membedakan rasa padapangkal lidah
(nervusglosofaringeal).
13
g) Leher
Inspeksi bentuk (eher, kesimetrisan, warna kulit, adanya pembengkakakn,
jaringan parut atau massa (muskulussternokleidomastoideus)
Inspeksi gerakan leher ke kanan dan ke kiri (nervusaksesorius)
Inspeksi kelenjar tiroid dengan tninta pasien menelan dan amati gerakan
keienjar tiroid pada takik suprastemal (normalnya tidak dapat dilihat) 4)
Palpasi kelenjar limfe/kelenjar getah bening
Palpasi kelenjar tiroid
14
inspeksi dari depan dan samping pasien (adanya pembesaran, datar,
cekung, kebersihan umbilikus)
Auskultasi 4 kuadran (peristaltik usus diukur dalam 1 menit, bising usus)
Palpasi: epigastrium, lien, hepar, ginjal, dan suprapubik.
Perkusi: 4 kuadran (timpani, hipertimpani, pekak)
Melakukan pemeriksaan turgor kulit abdomen
Mengukur lingkar perut
l) Genitourinari
Inspeksi anus (kebersihan, lesi,massa,perdarahan) dan lakukan tindakan
rectaltouche (khusus laki-laki untuk mengetahui pembesaran prostat).
Inspeksi alat kelamin/genitalia wanita: kebersihan, lesi,massa, keputihan,
perdarahan, Ciran, bau.
Inspeksi alat kelamin/genitalia pria: kebersihan, lesi, massa, cairan, bau,
pertumbuhan rambut , bentukdanukuran penis, keabnormalan prepusium
dan gland penis.
m) Look:Pada fraktur terbuka terlihat adanya luka terbuka pada tendon dengan
deformitas yang jelas. Kaji seberapa luas kerusakan jaringan lunak yang
terlibat.Kaji apakah pada luka terbuka ada fragmen tulang yang keluar dan
apakah terdapatnya kerusakan pada jaringan beresiko meningkat respon syok
hipovolemik.Pada fase awal trauma kecelakaan lalu lintas darat yang
mengantarkan pada resiko tinggi infeksi. Pada fraktur tertutup sering
ditemukan kehilangan fungsi,deformitas, pemendekan ekstremitas atas karena
kontraksi otot, klipitasi, pembengkakan, dan perubahan wama lokal pada kulit
terjadi akibat trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini dapat
terjadi setelah beberapa Jam atau beberapa hari setelah cedera.
n) Feel : adanya keluhan nyeri tekan dan adanya krepitasi
o) Move : daerah yang patah tidak boleh digerakan, karena akan memberikarespon
trauma pada jaringan lunak disekitar ujung fragmen tulang yang patah
c. Pemeriksaan Penunjang
Pergerakan otot dan tumit, jika pergerakan tersebut lemah atau tidak ada maka
dicurigai cedera tendon Achilles
Pemeriksaan dengan USG,dan MRI
(Ningsih, lukmannurna. 2011)
15
b. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada klien rupture tendon Achilles.
1. Nyeri b.dkonfresi saraf, kerusakan neuromuskuloskeletal
2. Resiko tinggi infeksi b.dportdeentrée luka pasca-bedah.
3. Hambatan mobilitas fisik b.d kerusakan tendon Achilles.
4. Ansietasb.d rencana pembedahan, kondisi fisik, perubahan peran keluarga, kondisi
status sosioekonomi.
5. kerusakan integritas jaringan b.d faktor mekanik
6. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d trauma
16
RENCANA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA TUJUAN & KRITERIA
INTERVENSI
HASIL
1 Nyeri b.d agen NOC: NIC:
injury(biologi, kimia, fisik, Pain Level, · 1.Lakukan pengkajian nyeri
psikologis), kerusakan Pain Control, secara komprehensif
Comfort Level
jaringan termasuk lokasi,
DS: karakteristik, durasi,
Setelah dilakukan tindakan
· mengungkapkan frekuensi, kualitas dan factor
keperawatan selama 1x24 jam
secara verbal presipitasi
pasien tidak mengalami nyeri· 2. Observasi reaksi
DO:
dengan criteria hasil: nonverbal dari
· posisi untuk
· Mampu mengontrol nyeri ketidaknyamanan
menahan nyeri, · Melaporkan bahwa nyeri· 3. Bantu pasien dan
· tingkah laku berhati-
berkurang dengan menggunakan keluarga untuk mencari dan
hati,
· gangguan tidur, manajemen nyeri menemukan dukungan
· terfokus pada diri · Mampu mengenali nyeri(skala,· 4. Control lingkungan yang
sendiri. intensitas, frekuensi, dan tanda dapat mempengaruhi nyeri
nyeri) speerti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan
· 5. Kaji tipe dan sumber
nyeri untuk menentukan
· 6. Ajarkan tentang teknik
nonfarmakologi: napas
dalam, relaksasi, distraksi,
kompres hangat atau dingin
· 7. Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
· 8. Tingkatkan istirahat
· 9. Berikan informasi
tentang nyeri seperti
penyebab nyeri, berapa lama
nyeri akan berkurang dan
antisipasi ketidaknyamanan
dari prosedur
10. Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesic pertama
kali