Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KESEHATAN IBU DAN ANAK

Disusun Oleh:

1. Khansa Ghina Paramartha (P1337420217032)


2. Ovantri Suginori (P1337420217033)
3. Sanggita Ayu Dewani (P1337420217034)
4. Rizqi Yuliantika Hidayati (P1337420217035)
5. Melika Azzahra Isfahany( P1337420217036)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO

2019

1
SATUAN ACARA PENYULUHAN

KESEHATAN IBU DAN ANAK

A. Pengantar
1. Bidang Studi : Promosi Kesehatan
2. Topik : Kesehatan Ibu dan Anak
3. Sasaran : Ibu yang mempunyai anak Balita
4. Hari, tanggal : Senin,3 Desember 2018
5. Jam : 10.00 WIB
6. Lama waktu : 30 menit
7. Tempat : Ruang Anggrek

B. Tujuan Instruksional Umum


Setelah di lakukan penyuluhan, di harapkan ibu yang memiliki anak balita
dapat memahami tentang kesehatan ibu dan anak

C. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit tentang kesehatan ibu dan
anak, diharapkan :
1. Memahami kesehatan ibu dan anak
2. Memahami prinsip dan tujuan program kesehatan ibu dan anak
3. Memahami kegiatan dalam program kesehatan ibu dan anak
4. Memahami sistem kesiagaan di bidang kesehatan ibu dan anak
5. Memahami manajemen kegiatan kesehatan ibu dan anak
6. Memahami peranan dan tugas tenaga kesehatan masyarakat terhadap
kesehatan ibu dan anak
D. Materi
(Dituliskan Terlampir)

2
E. Metode
Ceramah dan Tanya Jawab
F. Media
Leaflet
G. Kegiatan Penyuluan
No Hari,tanggal KegiatanPenyuluhan ResponKlien
1. 5 menit Pendahuluan :
1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
1. Memperkenalkan
diri 2. Memperhatikan
2. Menyapa peserta
3. Membuat kontrak 3. Memperhatikan
waktu 4. Memperhatikan

2. 15 menit PenyampaianMateri :
1. Menjelaskan tentang 1. Memperhatikan
kesehatan ibu dan
anak
2. Menjelaskan tentang 2. Memperhatikan
prinsip dan tujuan
program kesehatan
ibu dan anak 3. Memperhatikan
3. Menjelaskan tentang
kegiatan dalam
program kesehatan 4. Memperhatikan
ibu dan anak
4. Menjelaskan tentang
sistem kesiagaan di 5. Memperhatikan
bidang kesehatan ibu
dan anak

3
5. Menjelaskan tentang 6. Memperhatikan
manajemen kegiatan
kesehatan ibu dan 2.
anak
6. Menjelaskan tentang
peranan dan tugas
tenaga kesehatan
masyarakat terhadap
kesehatan ibu dan
anak
3. 10 menit Penutup :
1. Memberikan 1. Menjawab
kesempatan pertanyaan
kepada audience
untuk bertanya
2. Menutup acara 2. Memperhatikan
penyuluhan
3. Salam penutup 3. Menjawab salam

H. Evaluasi
1. Apa yang dimaksud kesehatan ibu dan anak?
2. Apa prinsip dan tujuan program kesehatan ibu dan anak?
3. Apa saja kegiatan dalam program kesehatan ibu dan anak?
4. Apa sistem kesiagaan di bidang kesehatan ibu dan anak?
5. Bagaimana manajemen kegiatan kesehatan ibu dan anak?
6. Apa saja peranan dan tugas tenaga kesehatan masyarakat terhadap
kesehatan ibu dan anak?

4
LAMPIRAN

A. Pengertian Kesehatan Ibu dan Anak


Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu
menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah.
Pemberdayaan masyarakat bidang KIA merupakan upaya memfasilitasi
masyarakat untuk membangun sistem kesiagaan masyarakat dalam upaya
mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non klinis terkait kehamilan dan
persalinan. Sistem kesiagaan merupakan sistem tolong-menolong, yang
dibentuk dari, oleh, dan untuk masyarakat, dalam hal penggunaan alat
transportasi/komunikasi (telepon genggam,telepon rumah), pendanaan,
pendonor darah, pencatatan-pemantauan, dan informasi KB.
Dalam pengertian ini tercakup pula pendidikan kesehatan kepada
masyarakat, pemuka masyarakat, serta menambah keterampilan para dukun
bayi serta pembinaan kesehatan akan dilakukan di taman kanak-kanak.
Menurut Asfryati (2003), keluarga berarti nuclear family yaitu yang terdiri
dari ayah, ibu dan anak. Ayah dan ibu dalam melaksanakan tanggung jawab
sebagai orang tua dan mampu memenuhi tugas sebagai pendidik. Oleh sebab
itu keluarga mempunyai peranan yang besar dalam mempengaruhi kehidupan
seorang anak, terutama pada tahap awal maupun tahap-tahap kritisnya, dan
yang paling berperan sebagai pendidik anak-anaknya adalah ibu. Peran seorang
ibu dalam keluarga terutama anak adalah mendidik dan menjaga anak-anaknya
dari usia bayi sehingga dewasa, karena anak tidak jauh dari pengamatan orang
tua terutaa ibunya.
Menurut Zulfili (1986), peranan ibu terhadap anak adalah sebagai
pembimbing kehidupan di dunia ini. Ibu sangat berperan dalam kehidupan
buah hatinya di saat anaknya masih bayi hingga dewasa, bahkan sampai anak
yang sudah dilepas tanggung jawabnya atau menikah dengan orang lain
seorang ibu tetap berperan dalam kehidupan anaknya.
B. Prinsip dan Tujuan Program Kesehatan Ibu dan Anak

5
Prinsip pengelolaan Program KIA adalah memantapkan dan peningkatan
jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien.Tujuan umum
program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya kemampuan hidup
sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan
keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS)
serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh
kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia
seutuhnya.

Sedangkan tujuan khusus program KIA adalah :


1. Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan , sikap dan perilaku), dalam
mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi
tepat guna dalam upaya pembinaan kesehatan keluarga,paguyuban 10
keluarga, Posyandu dan sebagainya
2. Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah
secara mandiri di dalam lingkungan keluarga, paguyuban 10 keluarga,
Posyandu, dan Karang Balita serta di sekolah Taman Kanak-Kanak atau
TK
3. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil,
ibu bersalin, ibu nifas, dan ibu meneteki
4. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, nifas, ibu
meneteki, bayi dan anak balita
5. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat , keluarga dan
seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak
prasekolah, terutama melalui peningkatan peran ibu dan keluarganya
C. Kegiatan Dalam Program Kesehatan Ibu dan Anak
Ada beberapa kegiatan dalam program kesehatan ibu dan anak,
diantaranya :
1. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan menyusui serta bayi, anak balita, dan
anak prasekolah.
2. Deteksi dini faktor resiko ibu hamil.

6
3. Pemantauan tumbuh kembang balita.
4. Imunisasi Tetanus Toxoid dua kali pada ibu hamil serta BCG, DPT tiga kali,
Polio tiga kali, dan campak satu kali pada bayi
5. Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan
program KIA
6. Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita, dan anak prasekolah untuk macam-
macam penyakit ringan
7. Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan
pemeliharaan serta bayi-bayi yang lahir ditolong oleh dukun selama periode
neonatal (0-30 hari)
8. Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanak dan para dukun bayi
serta kader-kader kesehatan
D. Sistem Kesiagaan di Bidang Kesehatan Ibu dan Anak
Sistem kesiagaan di bidang kesehatan ibu dan anak, terdiri atas 5, yaitu :
1. Sistem pencatatan-pemantauan
2. Sistem transportasi-komunikasi
3. Sistem pendanaan
4. Sistem pendonor darah
5. Sistem informasi KB

Proses Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA ini tidak hanya proses


memfasilitasi masyarakat dalam pembentukan sistem kesiagaan itu saja, tetapi
juga merupakan proses fasilitasi yang terkait dengan upaya perubahan perilaku,
yaitu:

1. Upaya mobilisasi social untuk menyiagakan masyarakat saat situasi gawat


darurat, khususnya untuk mambantu ibu hamil saat bersalin.
2. Upaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menurunkan
angka kematian maternal.
3. Upaya untuk menggunakan sumber daya yang dimiliki oleh masyarakat
dalam menolong perempuan saat hamil dan persalinan.

7
4. Upaya untuk menciptakan perubahan perilaku sehingga persalinan dibantu
oleh tenaga kesehatan profesional.
6. Merupakan proses pemberdayaan masyarakat sehingga mereka mampu
mengatasi masalah mereka sendiri.
7. Upaya untuk melibatkan laki-laki dalam mengatasi maslah kesehatan
maternal.
8. Upaya untuk melibatkan semua pemangku kepentingan (stakeholders)
dalam mengatasi masalah kesehatan.

Karena itu Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA ini berpijak pada konsep-
konsep berikut ini :

1. Revitalisasi praktek-praktek kebersamaan sosial dan nilai-nilai tolong


menolong, untuk perempuan saat hamil dan bersalin.
2. Merubah pandangan: persalinan adalah urusan semua pihak, tidak hanya
urusan perempuan.
3. Merubah pandangan: masalah kesehatan tidak hanya tanggung jawab
pemerintah tetapi merupakan masalah dan tanggunjawab masyarakat.
4. Melibatan semua pemangku kepentingan (stakeholders) di masyarakat.
5. Menggunakan pendekatan partisipatif
6. Melakukan aksi dan advokasi.

Didalam konteks pembentukan sistem kesiagaan, pertama-tama


masyarakat perlu untuk memahami dan menganalisa kondisi kesehatan mereka
saat ini, seperti kondisi kesehatan ibu, kesehatan bayi baru lahir, kesehatan
bayi, pelayanan kesehatan, dan berbagai hubungan, dan kekuasaan yang
mempengaruhi kondisi tersebut agar mereka mampu untuk melakukan aksi
guna memperbaiki kondisi tersebut berdasarkan analisa mereka tentang potensi
yang mereka miliki. Untuk memfasilitasi mereka agar berpikir, menganalisa
dan melakukan aksi, proses fasilitasi dan warga yang berperan melakukan
fasilitasi sangat diperlukan. Selain itu, warga yang berperan memfasilitasi
masyarakatnya membutuhkan pemahaman tidak hanya tentang konsep

8
Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA tetapi juga membutuhkan pengetahuan
dan keterampilan penggunaan metode dan alat-alat partisipatif. Jadi,
pendekatan yang diaplikasikan dalam Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA
ini akan menentukan proses dan kegiatan berikutnya dalam keseluruhan proses
Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA ini.

E. Manajemen Kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak


Pemantauan kegiatan KIA dilaksanakan melalui Pemantauan Wilayah
setempat-KIA (PWS-KIA) dengan batasan. Pemamtauan Wilayah Setempat
KIA adalah alat untuk pengelolaaan kegiatan KIA serta alat untuk motivasi dan
komunikasi kepada sector lain yang terikat dan dipergunakan untuk
pemamtauan program KIA secara teknis maupun non teknis. Melalui PWS-
KIA dikembangkan indikator-indikator pemantauan teknis dan non teknis,
yaitu
1. Indikator Pemantauan Teknis
Indikator ini digunakan oleh para pengelola program dalam lingkungan
kesehatan yang terdiri dari :
a. Indikator Akses
b. Indikator Cakupan Ibu Hamil
c. Indikator Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
d. Indicator penjaringan Dini Faktor Resiko oleh Masyarakat
e. Indikator Penjaringan Faktor resiko oleh Tenaga Kesehatan
f. Indicator Neonatal
2. Indikator Pemamtauan Non teknis
Indikator ini dimasksudnya untuk motivasi dan komunikasi kemajuan
maupun masalah operasional kegiatan KIA kepada para penguasa di
wilayah, sehingga di mengerti dan mendapatkan bantuan sesuai keperluan.
Indikator-indikator ini dipergunakan dalam berbagai tingkat administradi,
yaitu :
a. Indikator pemerataan pelayanan KIA

9
Untuk ini dipilih AKSES (jangkauan) dalam pemamtauan secara
teknis memodifikasinya menjadi indicator pemerataan pelayanan yang
lebih dimengerti oleh para penguasa wilayah.
b. Indikator efektivitas pelayanan KIA
Untuk ini dipilih cakupan (coverage) dalam pemamtauan secara
teknnis dengan memodifikasinya menjadi indicator efektivitas program
yang lebih dimengerti oleh para penguasa wilayah.
Kedua indicator tersebut harus secara rutin dijabarkan per bulan,
perdesa serta dipergunakan dalam pertemuan-pertemuan lintas sektoral
untuk menunjukkan desa-desamana yang masih ketinggalan.
Pemantauan secara lintas sektoral ini harus diikuti dengan suatu
tindak lanjut yang jelas dari para penguasa wilayah perihal : peningkatan
penggerakan masyarakat serta penggalian sumber daya setempat yang
diperlukan.
F. Peranan dan Tugas Tenaga Kesehatan Masyarakat Terhadap Kesehatan Ibu dan
Anak
Tenaga kesehatan harus mampu mengajak, memotivasi dan
memberdayakan masyarakat, mampu melibatkan kerja sama lintas sektoral,
mampu mengelola sistem pelayanan kesehatan yang efisien dan efektif, mampu
menjadi pemimpin, pelopor, pembinaan dan teladan hidup sehat.
Dalam upaya kesehatan program yang diperlukan adalah program
kesehatan yang lebih “efektif” yaitu program kesehatan yang mempunyai
model-model pembinaan kesehatan (Health Development Model) sebagai
paradigma pembangunan kesehatan yang diharapkan mampu menjawab
tantangan sekaligus memenuhi program upaya kesehatan. Model ini
menekankan pada upaya kesehatan dan mempunyai ciri-ciri, antara lain :
1. Mempersiapkan bahan baku sumber daya manusia yang berkualitas untuk
20-25 tahun mendatang
3. Meningkatkan produktivitas sumber daya manusia yang ada
4. Melindungi masyarakat luas dari pencemaran melalui upaya promotif-
preventif-protektif dengan pendekatan pro-aktif

10
5. Memberi pelayanan kesehatan dasar bagi yang sakit
6. Promosi kesehatan yang memungkinkan penduduk mencapai potensi
kesehatannya secara penuh (peningkatan vitalitas) penduduk yang tidak
sakit (85%) agar lebih tahan terhadap penyakit.
7. Pencegahan penyakit melalui imunisasi : bumil (ibu hamil), bayi, anak,
dan juga melindungi masyarakat dari pencemaran.
8. Pencegahan, pengendalian, penanggulangan pencemaran lingkungan serta
perlindungan masyarakat terhadap pengaruh lingkungan buruk (melalui
perubahan perilaku)
9. Penggerakan peran serta masyarakat.
10. Penciptaan lingkungan yang memungkinkan masyarakat dapat hidup dan
bekerja secara sehat.
11. Pendekatan multi sektor dan inter disipliner.
12. Pengembangan kebijakan yang dapat memberi perlindungan pada
kepentingan kesehatan masyarakat luas (tidak merokok di tempat umum).
13. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar bagi yang sakit.

Peran dan tugas tenaga kesehatan masyarakat, antara lain :

1. Mengumpulkan, mengolah data dan informasi, menginventarisasi


permasalahan, serta melaksanakan pemecahan permasalahan yang
berkaitan dengan pelayanan kesehatan masyarakat.
2. Merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, mengevaluasi, dan
melaporkan kegiatan Puskesmas.
3. Menyiapkan bahan kebijakan, bimbingan dan pembinaan, serta petunjuk
teknis sesuai bidang tugasnya.
4. Melaksanakan upaya kesehatan masyarakat.
5. Melaksanakan upaya kesehatan perorangan.
6. Melaksanakan pelayanan upaya kesehatan/kesejahteraan ibu dan anak,
Keluarga Berencana, perbaikan gizi, perawatan kesehatan masyarakat,
pencegah dan pemberantasan penyakit, pembinaan kesehatan lingkungan,
penyuluhan kesehatan masyarakat, usaha kesehatan sekolah, kesehatan

11
olahraga, pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan,
kesehatan gigi dan mulut, laboratorium sederhana, upaya kesehatan kerja,
kesehatan usia lanjut, upaya kesehatan jiwa, kesehatan mata, dan
kesehatan khusus lainnya, serta pembinaan pengobatan tradisional;.
7. Melaksanakan pembinaan upaya kesehatan, peran serta masyarakat,
koordinasi upaya kesehatan, sarana pelayanan kesehatan, pelaksanaan
rujukan medik, pembantuan sarana dan pembinaan teknis kepada
Puskesmas Pembantu, unit pelayanan kesehatan swasta, serta kader
pembangunan kesehatan.
8. Melaksanakan pengembangan upaya kesehatan dalam hal pengembangan
kader pembangunan di bidang kesehatan dan pengembangan kegiatan
swadaya masyarakat di wilayah kerjanya.
9. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan dalam rangka sistem informasi
kesehatan.
10. Melaksanakan ketatausahaan dan urusan rumah tangga UPT.
11. Melaksanakan analisis dan pengembangan kinerja UPTD.
12. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

Perubahan paradigma kesehatan yang kini lebih menekankan pada upaya


promotif-preventif dibandingkan dengan upaya kuratif dan rehabilitatif
diharapkan merupakan titik balik kebijakan Depkes dalam menangani kesehatan
penduduk yang berarti program kesehatan yang menitikberatkan pada pembinaan
kesehatan bangsa bukan sekedar penyembuhan penyakit. Upaya kesehatan di
masa datang harus mampu menciptakan dan menghasilkan SDM Indonesia yang
sehat produktif sehingga obsesi upaya kesehatan harus dapat mengantarkan setiap
penduduk memiliki status kesehatan yang cukup. Melalui kesadaran yang leih
tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif

DAFTAR PUSTAKA

12
Alfina, Nabila. 2014. “Makalah Ilmu Kesehatan Masyarakat (Pemeliharaan Kesehatan
Pada Ibu)”. Online. http://nabilaalfina.blogspot.com/2014/01/makalah-ilmu-kesehatan-
masyarakat.html. Diakses 20 Februari 2019

Anonim. “Peran SKM Terhadap Ibu dan Anak”. Online.


http://jagomakalah.blogspot.com/2013/08/peran-skm-terhadap-ibu-dan-anak.html.
Diakses 20 Februari 2019

Fendy Goo. “Makalah Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak”. Online.


http://fendygoo.blogspot.com/2014/07/makalah-pelayanan-kesehatan-ibu-dan-
anak.html. Diakses 20 Februari 2019

Noviastuti203, “Advokasi, Kemitraan Dan Pemberdayaan Masyarakat Untuk


Mendukung Upaya-Upaya Kesehatan Ibu Dan Anak”. Online.
http://noviastuti203.wordpress.com/2013/08/05/58/. Diakses 20 Februari 2019

Ridwan, Ahmad. “Kesehatan Ibu dan Anak”. Online.


http://indonesianbookcenter.blogspot.com/2013/09/kesehatan-ibu-dan-anak_16.html.
Diakses 20 Februari 2019

Stefani,Delfi Lucy. 2013. “Kesehatan Ibu dan Anak”. Online.


https://delfistefani.wordpress.com/2013/05/15/kesehatan-ibu-dan-anak/. Diakses 20
Februari 2019

Vharozma. “Ilmu Kesehatan Masyarakat”. Online.


http://vharozma.wordpress.com/ilmu-kesehatan-masyarakat/. Diakses 20 Februari 2019

Wiguna, Candra. 2014. “Upaya Peningkatan Kesehatan Masyarakat”. Online.


http://ilmukesmas.com/upaya-peningkatan-kesehatan-masyarakat/. 20 Februari 2019

13

Anda mungkin juga menyukai

  • Terapi Modalitas
    Terapi Modalitas
    Dokumen17 halaman
    Terapi Modalitas
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • LP
    LP
    Dokumen8 halaman
    LP
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Q
    Q
    Dokumen6 halaman
    Q
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Sap Iva
    Sap Iva
    Dokumen6 halaman
    Sap Iva
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Adaptasi Psikologis Ibu Post Partum
    Adaptasi Psikologis Ibu Post Partum
    Dokumen14 halaman
    Adaptasi Psikologis Ibu Post Partum
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Sap Terapi Orientasi Aktifitas
    Sap Terapi Orientasi Aktifitas
    Dokumen17 halaman
    Sap Terapi Orientasi Aktifitas
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Tugas
    Tugas
    Dokumen2 halaman
    Tugas
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen22 halaman
    Bab 1
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • Makalah Timbang Terima
    Makalah Timbang Terima
    Dokumen13 halaman
    Makalah Timbang Terima
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat
  • SOP Suction DGN Mayo
    SOP Suction DGN Mayo
    Dokumen4 halaman
    SOP Suction DGN Mayo
    Rizqi Yuliantika Hidayati
    Belum ada peringkat