Anda di halaman 1dari 9

A.

Tujuan
Mahasiswa mampu membuat sediaan apusan darah dengan Pewarnaan Wright
dan Pewarnaan Giemsa
B. Dasar Teori
1. Darah
Darah adalah cairan yang beredar di dalam sistem kardiovaskular,
menempati seperempat bagian cairan ekstraseluler, cairan lingkungan
dalam yang membasahi sel-sel dan berperan sebagai dapar antara sel dan
lingkungan luar. Komponen darah terdiri dari plasma dan elemen seluler.
a. Plasma
Plasma adalah matriks cair darah yang didalamnya terdapat elemen-
elemen seluler. Komponen utama plasma adalah air (sekitar 92 % berat
total plasma), Protein (7 % berat lainnya), dan sisanya 1 % adalah
molekul-molekul organik yang larut (asam amino, glukosa, lipid, dan
zat sisa nitrogenosa), ion-ion (Na+, K+, Cl-, H+, Ca2+, dan HCO3-),
elemen mikro dan vitamin, dan oksigen (O2) yang terlarut.
b. Elemen Seluler
Elemen seluler terdiri dari sel darah merah (eritrosit), Sel darah putih
(leukosit), dan keping darah (trombosit). Kesemuanya berasal dari 1
jenis sel prekursor yang disebut sel punca hematopoietik pluripotent
yang ditemukan dalam sumsum tulang, yaitu suatu jaringan lunak yang
mengisi rongga di tengah-tengah tulang.
Eritrosit adalah jenis terbanyak sel darah di dalam darah. Satu mikroliter
darah mengandung 5 juta sel darah merah. Fungsi utama memfasilitasi
transpor oksigen dari paru-paru ke sel dan transpor CO2 dari sel ke paru-
paru. Eritrosit dewasa pada mamalia tidak memiliki nukleus dan
berbentuk cakram bikonkaf.
Trombosit adalah fragmen sel yang diproduksi dari sel besar
megakariosit di sumsung tulang. Trombosit berukuran lebih kecil dari
sel darah merah, tidak berwarna dan tidak berinti. Sitoplasma-nya
mengandung mitokondria, RE halus, dan banyak granula yang berisi
protein pembeku darah dan sitokin. Umur trombosit sekitar 10 hari,
selalu terdapat dalam darah tetapi mereka tidak aktif kecuali bila terjadi
kerusakan pada dinding sistem sirkulasi.
Leukosit berperan dalam respon imun tubuh, menjaga tubuh dari
serangan penyusup asing seperti parasit, bakteri, dan virus. Meskipun
sel darah putih mengalir ke seluruh tubuh di dalam darah, kerjanya lebih
banyak di jaringan daripada di dalam sistem sirkulasi.
Sebagian besar leukosit berukuran lebih besar dari eritrosit dan
jumlahnya lebih sedikit. Satu mikroliter darah mengandung sekitar 5
juta sel darah merah, tapi hanya sekitar 7000 leukosit. Beberapa tipe
leukosit dapat hidup di jaringan sampai beberapa bulan tetapi yang
lainnya hanya dapat bertahan beberapa jam atau hari.
Darah memiliki 5 jenis sel darah putih dewasa:

(1) Limfosit
Limfosit kadang-kadang disebut imunosit karena berperan dalam
respon imun spesifik untuk menyerang penyusup. Limfosit dan
turunannya merupakan sel kunci yang memerantarai respon imun-
didapat dalam tubuh. Diperkirakan tubuh orang dewasa
mengandung 1 triliun limfosit. Hanya 5 % yang dijumpai dalam
sirkulasi, merupakan 20 – 35 % keseluruhan leukosit. Sebagian
besar dijumpai pada jaringan limfoid, tempat kemungkinan besar
berhadapan dengan penyerbu.
(2) Monosit
Monosit yang meninggalkan sirkulasi dan masuk ke dalam jaringan
berkembang menjadi makrofag. Dikenal sebagai fagosit bersama
dengan neutrofil, karena mereka dapat menelan dan mencerna
partikel asing seperti bakteri (fagositosis). Monosit adalah sel
prekursor makrofag jaringan. Tidak terlalu lazim dijumpai dalam
darah (1 – 6 % keseluruhan leukosit). Diperkirakan berada sekitar 8
jam dalam darah sebagai waktu transit dari sumsum tulang ke tempat
permanennya di jaringan. Setelah sampai di jaringan monosit
membesar dan berdiferensiasi menjadi makrofag fagositik.
(3) Neutrofil
Termasuk sel granulosit. Sel fagositik yang secara khas memakan
dan membunuh 5 – 20 bakteri selama rentang hidup terprogramnya
yang singkat yaitu 1 atau 2 hari. Merupakan leukosit yang terbanyak
jumlahnya (50 – 70 % jumlah total) serta paling mudah diidentifikasi
melalui inti bersegmen sebanyak 3 sampai 5 lobus yang
dihubungkan melalui benang tipis bermateri inti. Karena inti
bersegmen, neutrofil disebut juga leukosit polimorfonuklear.
Disamping menelan bakteri dan partikel asing, neutrofil melepaskan
berbagai sitokin, mencakup pirogen penyebab demam dan mediator
kimiawi respons inflamasi.
(4) Eosinofil
Termasuk sel granulosit. Mudah dikenali melalui granula berwarna
merah muda cerah di dalam sitoplasmanya. Sel imun ini dikaitkan
dengan reaksi alergi dan penyakit parasit. Dalam keadaan normal,
hanya sedikit eosinofil yang ditemukan dalam sirkulasi perifer,
sekitar 1 – 3 % leukosit total. Rentang hidup dalam darah
diperkirakan sekitar 6 – 12 jam.
(5) Basofil
Basofil jaringan disebut sel mast. Termasuk sel granulosit
(sitoplasma mengandung inklusi yang membuatnya tampak
bergranula). Jarang ditemukan dalam sirkulasi, tapi mudah dikenali
pada sediaan apusan darah yang diwarnai melalui granula besar,
berwarna biru tua di dalam sitoplasmanya. Granula sel-sel ini
mengandung histamin, heparin (suatu antikoagulan yang
menghambat pembekuan darah), sitokin, dan zat kimia lain yang
terlibat dalam respon alergi dan imun.
(6) Sel dendritik
Tidak lazim ditemukan di darah dan oleh sebab itu sering tidak
termasuk dalam pembahasan leukosit di dalam darah. Merupakan
sel penyaji-antigen yang ditandai oleh prosesus panjang dan tipis
yang menyerupai dendrit saraf. Dijumpai di kulit (sel Langerhans)
dan diberbagai organ. Apabila sel dendritik mengenali dan
menangkap antigen, mereka bermigrasi ke jaringan limfoid
sekunder, seperti kelenjar getah bening, tempat mereka menyajikan
antigen kepada limfosit. Pengikatan antigen mengaktifkan limfosit.

C. Alat dan Bahan

No. Alat Bahan


1 Kaca benda Pewarna Giemsa
2 Kaca penutup Pewarna Wright
3 Mikroskop cahaya Alkohol absolut
4 Pipet Alkohol 70 %
5 Jarum Aquades
6 Lanset darah Balsem canada (entelan)
7 Xylol
8 Kapas

D. Prosedur Kerja (Diagram Alir)


1. Membuat Sediaan Semir
Memakai jas lab dan menyiapkan alat dan bahan (kaca benda dan kaca penutup telah direndam alkohol sejak awal)

Mengeringkan kaca benda dan kaca penutup dengan tissue Mengelap jari telunjuk kiri dengan alkohol 70 %

Darah yang pertama kali keluar di lap dengan alkohol 70 % Menekankan lanset darah ke jari telunjuk

Ditetesi pada masing-masing kaca benda Darah disemir, dengan menyentuhkan kaca benda
sebanyak 1 tetes, darah yang keluar kedua kalinya lain (yang bersih) pada tetesan darah hingga
membentuk sudut 300C dengan kaca benda yang
Biarkan smear darah menjadi kering (sediaan smear pertama, dan didorong tetesan darah ke ujung
darah yang dibuat ada 2 buah, satu untuk pewarnaan yang lain dengan cepat dan merata sehingga
wright, dan satu lagi untuk pewarnaan giemsa) terbentuk lapisan atau bayangan darah yang tipis.
2. Pewarnaan Wright

Pada smear darah yang telah mengering, diteteskan beberapa tetes larutan zat warna wright dan dibiarkan selama 1 menit

Teteskan aquades diatasnya dalam jumlah yang sama Dicuci smear darah dengan air keran yang
dengan zat warna, dan dibiarkan selama 3 menit mengalir, dan dibiarkan sampai kering di udara

Diamati dibawah mikroskop, guna mendapatkan area yang potensial untuk diamati

Di tetesi area potensial tersebut dengan balsam kanada dan ditutup dengan kaca penutup (ditekan kaca
penutup dengan hati-hati hingga entelan merembes dengan merata di seluruh area kaca penutup).

3. Pewarnaan Giemsa

direndam smer darah telah mengering dengan alkohol absolut,


dan dibiarkan selama 5 – 10 menit, kemudian dibiarkan kering

setelah kering, direndam dalam larutan zat warna giemsa yang telah
diencerkan dengan buffer fosfat Sorensen dengan ph = 6.8, selama 20 menit

periksa dibawah mikroskop cuci dengan air keran mengalir, kemudian dibiarkan kering

bila pewarnaan kurang baik, direndam lagi dalam zat warna dan dibiarkan selama 10 – 20 menit (opsional)

bila telah didapatkan area yang potensial untuk diamati, tetesi balsam kanada pada
tempat tersebut dan tutup dengan kaca penutup (ditekan kaca penutup dengan hati-
hati hingga entelan merembes dengan merata di seluruh area kaca penutup).
E. Data Pengamatan

No. Gambar Pengamatan Literatur Gambar tangan


1.

Gambar: Leukosit Pewarnaan Giemsa


Sel darah Giemsa Sumber: http://3.bp.blogspot.com/-
k1EKNoX17m4/TW8oQxE6-
40×10 sebelum entelan OI/AAAAAAAAANA/K8oSKtjEeF4/s400/leuko
(1) sit.jpg
2.

Gambar: Leukosit dalam apusan darah


Sel darah Giemsa Sumber:
40×10 sebelum entelan https://www.google.com/url?sa=i&source=i
(2) mages&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUK
EwimmpXLw9XgAhWCaCsKHXkfASoQj
(Eusinofil) Rx6BAgBEAU&url=https%3A%2F%2Fmlt
geeks.com%2Fhow-to-stain-peripheral-
blood-and-interpret-blood-film-giemsa-
stain%2F&psig=AOvVaw3C6T3Icj2-
ZrruoaioiXjC&ust=1551137322371821

3.

Sel darah giemsa


40×10 sebelum entelan
(3)
(Polymorphonuclear
Leukocyte)
4.

Sel darah giemsa


40×10 sebelum entelan
(Basofil)
5.

Sel darah 40 × 10
Giemsa sesudah
entelan
(Polymorphonuclear
Leukocyte)
6.

Sel darah 10 × 10
Pewarna Wright
sebelum entelan Gambar: Leukosit dalam Preparat
pewarnaan Wright
Sumber:
https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&cad=r
ja&uact=8&ved=2ahUKEwjT6NDkxdXgAhWFV30KHfFwCd
8QjRx6BAgBEAU&url=http%3A%2F%2Fwww.polysciences.
com%2Fdefault%2Fcatalog-products%2Flife-
sciences%2Fhistology-microscopy%2Fstaining-histology-
cytology%2Fhematology-stains%2Fi-stain-i-rite-sup-r-sup-
wright-stain-
solution%2F&psig=AOvVaw25omBJCaOrZAdUbIpJTTnZ&us
t=1551138075645714
7.

Sel darah 40 × 10
Pewarna Wright
sebelum entelan (2)

F. Analisis Data
Pada preparat apusan darah dengan pewarnaan giemsa, ditemukan:
1. Banyak eritrosit berbentuk cakram bikonkaf berwarna ungu muda (atau pink
kusam) disertai beberapa leukosit, diantaranya:
2. Inti sekilas terlihat seperti huruf “S”, kemungkinan berlobus 2 dan
sitoplasma berwarna merah muda = Eusinofil
3. Inti terlihat berlobus 3, dan sitoplasma berwarna merah muda =
Polymorphonuclear Leukocyte
4. Tidak terlihat adanya inti pada sel, namun sel terkesan bergranula dan sel
berwarna merah muda = Basofil
5. Inti terlihat berlobus 3 berwarna ungu muda, sitoplasma berwarna ungu tua
= (Neutrofil)
6. Sel leukosit, terkesan bergranula, tidak terlihat inti, warna sel tidak terlalu
jelas dengan bintik-bintik merah. Berada di tengah sel darah merah.
(kemungkinan Basofil)
7. Eritrosit pada preparat pewarnaan Wright, terlihat saling menumpuk,
berwarna merah tua.
G. Pembahasan

Pada preparat pewarnaan Giemsa, pewarnaanya kurang bagus, karena warna sel
leukosit yang didapatkan semuanya tidak sesuai literatur. Ini dikarenakan
pewarnaan yang kurang bagus, zat warnanya kurang meresap ke dalam sel. Hal ini
dapat disebabkan perendaman alkohol dan perendaman zat warna yang
menyimpang dari prosedur. Pada preparat pewarnaan Wright, hasil yang sama
dengan preparat pewarnaan Giemsa

H. Kesimpulan

Pewarnaan preparat apusan darah menggunakan teknik Giemsa dan Wright


digunakan dengan untuk mengidentifikasi jenis-jenis sel darah putih, dan melihat
morfologi eritrosi

DAFTAR RUJUKAN

Silverthorn, Dee Unglaub, et. al. 2010. Human Physiology (An Integrated
Approach) 6th Ed. San Francisco: Pearson Education, Inc.

Anda mungkin juga menyukai