Anda di halaman 1dari 36

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan Rahmat nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini
yang di tujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah ‘Teknologi
Produksi Kapal`.

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk melengkapi tugas dan juga


memberi pemahaman tentang teknologi produksi kapal serta mengulas
secara keseluruhan materi yang telah diajarkan selama proses
perkuliahan pada semester genap ini.

Pada kesempatan ini kami juga menyampaikan rasa terima kasih kami
kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa

2. Ir.Soejitno dan Sri Rejeki W.P,ST.,MT. Selaku Dosen mata kuliah


Teknologi produksi Kapal

3. Orang tua yang telah memberikan doa dan dukungan kepada


kami

4. serta rekan rekan Mahasiswa Teknik Perkapalan.

Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak


kekurangan dalam penulisan makalah.kami berharap makalah sederhana
ini dapat bermanfaat bagi peningkatan mutu dan prestasi akademik
dalam mata kuliah Teknologi Produksi

Semua kritik dan saran dari para pembaca maupun semua


pihak,kami terima dengan senang hati dan ikhlas demi perbaikan kedepan
nya.

1
Surabaya, 25 Mei
2015

Penulis

2
1.Proses Dasar Pembangunan dan Pembuatan Kapal
Yard ( Galangan ) memiliki 3 komponen penting, yaitu :
1. Man : - Tenaga Kerja Langsung
- Tenaga Kerja Tidak Langsung
- Staf
2. System : - Manajerial : 1. Perencanaan Penjadwalan
Produksi
2. Manajemen Material
3. Keteknikan
4. Produksi
5. Ekonomi & Keuangan
6. Personalia
7. Pemasaran ( Marketing )
3. Equipment : 1. Peralatan Produksi
2. Bengkel Produksi
3. Peralatan Angkat ( Material Handling )
4. Building Berth
5. Dock Space
6. Store
Dalam yard ada 3 organisasi :
- Divisional Organitation
- Fungtional Organitation
- Matrik Organitation
Proses dasar pembangunan kapal :
1. Kapal terdiri dari 3 bagian utama
a. Hull ( Dikerjakan Lebih Dulu )
b. Machinary
c. Equipment
2. Dalam membangun suatu kapal, proses produksi dibagi menjadi
tahapan – tahapan progres dimana tahapan proses berikutnya
dikerjakan mengikuti tahapan proses sebelumnya.
3. Dalam membangun suatu baja kapal ( hull ) dimulai dari
teknologi yang sederhana yaitu frame erection system.
Dimana bagian penguat konstruksi terlepas dari pelat yang
mengikuti. Metode ini masih banyak dilakukan untuk galangan
kapal kecil misal untuk membangun kapal kecil. Contoh kapal

3
ikan dan kapal tunda. Pembangunan lanjut teknologi
mengharuskan penguat konstruksi dan pelat menyatu dalam
satu sistem dalam satu proses produksi disebut block assembly
system yang pengembangannya berkaitan lanjut dengan
perlatan dan perlengkapan.
4. Perencanaan dan pengendalian kualitas dimulai dari design
sampai pekerjaan outfitting.

2.Dasar – Dasar Perencanaan dan Penjadwalan Produksi


1. Tujuan
Semua perencanaan dan penjadwalan produksi tujuan utamanya
adalah perencanaan waktu, baik waktu – waktu dalam produksi
atau waktu secara keseluruhan
2. Lingkup / Persyaratan
Untuk dapat merencanakan waktu maka 4 hal utama harus
diketahui lebih dahulu.
a. Dokumen Produksi
Berisi uraian teknis tentang produk yang akan dibuat meliputi
jenis, ukuran, material dan jumlahnya
b. Tenaga Kerja
Terutama Tenaga Kerja Langsung ( Tenaga Kerja terlibat langsung
dalam produksi ) tenaga kerja ini meliputi spesifikasi dan jumlah.
Contoh tukang las kelas 1 jumlahnya 100 orang yang terlihat
dalam proses produksi saat ini 60 maka 40 orang dalam
pembangunan kapal berikutnya.
c. Material
Jenis dan jumlah material dimana material yang diperhitungkan
dalam proses produksi ada 3 :
o Material dalam gudang ( Stock Material )
o Material dalam pengiriman ( Material Supply )
o Material dalam proses produksi tapi belum jadi produk
d. Peralatan Produksi

Struktur Siklus Produksi


Yard/Stock Bengkel Produksi Produk

Pesan
Supply

Supplyer

Fungsi Gudang :

4
1. Pengawasan Fisik Material
2. Pengaplikasian Fisik Material

Ketika supplyer memasukan material maka masuk ke


1. Gudang sementara 2. Gudang Utama ( Main Store ) 3. Gudang
distribusi
( Hand Store ) 4. Gudang Pengujian 5. Gudang Antara ( Untuk
barang yang tidak terpakai disimpan )
Supplayer

4
5

3
4
4

2
3

6
Gudang Penyimpanan Barang standar

Siklus Persiapan
Dasar – dasar dari perencanaan & penjadwalan produksi ( Planning
& Scheduling )
1. Dasar – Dasar
- Perencanaan waktu : Bagian – bagian produksi
Keseluruhan produksi ( X )
Di batasi waktu penyelesaian pekerjaan ( dasarnya waktu kontrak
) dimana

5
Dapat digambarkan

Total waktu penyelesaian harus lebih singkat atau sama dengan waktu
kontrak yang dibatasi.
1. Realisasi untuk mempersingkat waktu produksi maka bagian
– bagian produksi terutama bengkel produksi dan building
berth dibuat secara overlap. Artinya pekerjaan di bengkel
produksi tidak seluruhnya diselesaikan tapi sebagian
pekerjaan yang telah selesai dapat disatukan jadi satu badan
kapal di building berth.
2. Untuk galangan kapal modern pekerjaan kapal outfitting yang
biasanya dikerjakan setelah kapal diluncurkan, sebagian
pekerjaan outfitting dapat dikerjakan pada waktu seksi – seksi
pengerjaan kapal masih di bengkel produksi maupun building
berth.
3. Lingkup Kerja
Ada 2 : Yang bebas & Yang terpakai
Meliputi :
1. Tenaga kerja langsung
Harus diketahui klasifikasi dan jumlahnya artinya
kita dapat mengetahui jumlah tenaga keseluruhan
diket tenaga kerja yang terlibat saat ini maka sisanya
tenaga kerja yang diperhitungkan. Contoh tukang las
kelas 1 jumlah tenaga kerja keseluruhan 100 orang
Tenaga Kerja yang terlibat pada proses produksi
sekarang 60 orang sedangkan sisa tukang las yang
kita perhitungkan 100 – 60 = 40
2. Material yang tersedia di galangan
Ada 3 macam :
1. Material yang ada pada gudang ( Store ) baik
jumlah maupun jenisnya
2. Material dalam pengiriman oleh supplier
3. Material yang menjalani proses produksi di
bengkel tetapi belum jadi produk, baik setengah
jadi maupun jadi. Contoh 4 lembar pelat telah
digunakan untuk pembuatan floor, dan sisanya
dapat digunakan untuk konstruksi yang bagian –
bagian kecil misalnya face plate, bracket maupun
untuk material bantu dalam proses pengelasan.
3. Sewa Produk
Yaitu semua peralatan & perlengkapan yang ada di galangan
meliputi

6
1. Bengkel Produksi
4. Produk yang akan
dibuat Dokumen Produksi
1. Tipe/Macam mencakup
2. Ukuran
3. Bagian - bagian
4. Material
5. Jumlah
4. Rancangan Dasar
Untuk dapat merencanakan lama waktu penyelesaian
baik bagian – bagian produksi maupun keseluruhan maka
dibuat rancangan dasar ( main plan ). Dimana rancangan
dasar terbagi :
1. Urutan proses produksi
2. Perkiraan lama waktu tiap – tiap proses produksi
yang disebut tahapan proses produksi
3. Proses pembangunan kapal keseluruhan dibagi jadi 5
dasar proses produksi
a. Pekerjaan sebelum bengkel produksi meliputi :
1. Pekerjaan persiapan
2. Pekerjaan design
3. Pekerjaan muld loft
b. Pekerjaan dibengkel produksi
1. Fabrikasi
2. Sub assembly
3. Assembly
4. Grand assembly ( bila ada )
c. Pekerjaan dibuilding berth ( landasan
peluncuran )
Dimulai dengan keel laying, diakhiri dengan
launching ( sebenarnya istilah tersebut kurang
teapt untuk kapal sekarang ).
d. Pekerjaan outfiting
Yaitu semua pekerjaan peralatan &
perlengkapan
e. Pengerjaan pengetesan dan percobaan ( test &
trial )
Yang diakhiri dengan delivery
Berikutnya Delivery
 Peluncuran dibagi menjadi 3 bagian :
1. Floating Up
2. Gravity

7
3. Mekanized
 Syarat – syarat meluncur
Meluncur bila :

Saat , maka dibantu dengan gaya dorongan (P)

 Rancangan dasar
1. Untuk proses produksi
2. Pembagian proses produksi dalam tahapan proses
produksi
3. Perkiraan lama waktu dalam proses produksi

8
4.Metode Pembuatan Badan Kapal
Metode pembentukan dan pembangunan badan kapal adalah cara
dan langkah bagaimana membentuk atau membangun badan kapal
sekurang-kurangnya sampai bagian geladak menerus bangunan atas.
Sedangkan metodenya adalah cara membangun kapal secara keseluruhan
termasuk pengerjaan pengecatan kapal.
Metode pembentukan badan kapal (Hull) merupakan bagian dari
metode pembangunan kapal secara keseluruhan. Keduanya dipengaruhi
oleh 2 hal utama, yaitu :
1. Kondisi kapal yang dibangun, meliputi :
a. Besar kapal dalam DWT
b. Jumlah kapal yang dibangun dalam satuan waktu
c. Kondisi galangan kapal ( dibangun dan diluncurkan ), meliputi :
1. Peralatan produksi
2. Bengkel
3. Peralatan angkat
4. Building belt
5. Tingkat teknologi

2. Proses dalam pembentukan kapal


Kapal merupakan dimensi ruang yang memiliki lebar dan tinggi.
Dimensi dalan kapal dibuat dalam 3 cara, yaitu :
a. Disusun dari panel-panel lengkung dan datar yang terpisah
b. Gabungan dari panel datar dan lengkung
(konstruksi datar dan konstruksi lambung), (konstruksi lambung
dan konstruksi geladak), atau (konstruksi geladak dan konstruksi
melintang atau memanjang).
c. Dimensi kapal dapat tersusun dari dimensi ruang yang disatukan
menjadi bentuk badan kapal ( Ring / Blok )

4. Proses Pembentukan Badan Kapal


Dinilai dari pembentukanya, suatu dimensi ruang dapat tersusun dari 2
arah yaitu, arah horizontal (metode lapis) dan arah vertikal (irisan tegak).
Contoh Gambar :
1. Panel seksi terpisah

a. Bottom b. Deck c. Shell

9
2. Gabungan panel seksi

Geladak

Buttom

3. Ring Block

Margin

Metode lapis menitik beratkan pemasangan pembangunan badan


kapal dalam arah horizontal. Dalam metode ini blok dasar pertama yang
diletakkan di welding belt, lazimnya paada blok dasar kamar mesin bagian
depan. Pembangunan blok dasar di teruskan kearah depan dan belakang
pada saat hari pembangunan lunas.
Tahapan selanjutnya, bagian konstruksi dasar meliputi :
a. Konstruksi Geladak
Meliputi plat, konstruksi pembujur, balok, dan lubang palkah.

b. Konstruksi Lambung
Meliputi plat sisi, gading, gading besar, pembujur sisi. Pembangunan
pada tahap ini diteruskan sampai dengan seluruh badan kapal di
bawah geladak, termasuk konstruksi haluan dan melintang.

c. Konstruksi Melintang

10
Lama produksi diukur dari peletakan lunas. Langkah terakhir yaitu
dengan penyambungan bagian balok – balok kapal dibawah geladak
utama yang meliputi konstruksi geladak, konstruksi lambung dan
sekat, dan seluruh konstruksi ibawah geladak utama selesai
dikerjakan.

Arah – arah dalam pembentukan badan kapal dapat dibagi menjadi dua
bagian, yaitu :
1. Layer Method ( Metode Lapis )

N3
Km 1 Rm 2 Rm 3
N2
N1

Keterangan :
N1 : Seluruh Konstruksi Dasar
N2 : Bagian dibawah geladak II
+ FP + AP
N3 : Semua Konstruksi dibawah
Main Deck

2. Section Assembly

NII NI NII NIII

Alasan penempatan starting block pada daerah kamar mesin bagian


depan sebagai berikut :
1. Bentuk lambung bgian tengah datar yang lebih mudah pengaturan
dan pemasangannya dibandingkan dengan bentuk lengkung di
kamar mesin ( yang membutuhkan waktu lama ).
2. Sambil menunggu pembangunan kapal, maka bagian konstruksi
kamar mesin dan ceruk buritan yang memerlukan ketelitian dapat
dikerjakan, yaitu pembuatan pondasi mesin utama dan stern tube
yang memerlukan ketelitian.
3. Bila kecepatan kedepan masih tersisa maka pipa di kamar mesin
dapat di pasang, tujuan akhir dari proses ini adalah kecepatan ke

11
arah depan dan belakang mempunyai waktu penyelesaian yang
sama.

12
5.Beban pekerjaan di Building Berth (Landasan
Peluncuran)

Proses pembangunan kapal dimulai dari seksi-seksi atau blok kapal


di bengkelproduksi dan kemudian disatukan jadi bagian yang lebih besar
di assembly area (bila ada) dan terakhir dibuatlah bentuk badan kapal
sekurang-kurangnya sampai geladak menerus teratas di building berth
lalu diluncurkan.
Adanya building berth (landasan peluncuran) sangat membantu
proses pembangunan kapal dimana secara umum adanya building berth
(landasan peluncuran) pada beberapa galangan yang membangun kapal
baru mempunyai kapasitas yang biasanya disesuaikan dengan area tanah
yang ada dan sumber dana yang tersedia. Secara teoritis kapasitas bilding
berth sangat tergantung dari besar kapal yang dibangun dan hal ini
disesuaikan dengan riset kapal-kapal yang dibangun di Indonesia. Aakibat
hal tersebut kita sering melihat kapasitas building berth tidak sesuai
dengan kapal yang dibangun. Kapasitas building berth lazimnya lebih dari
kapal yang dibangun.
Pada galangan yang mempunyai single berth, tahapan pengerjaan
sebagai berikut :
1. Kapal pertama diletakan dan disatukan di building berth selanjutnya
diselesaikan sampai peluncuran.
2. Kurva beban pemakaian kapal yang pertama ( distribusi pemakaian)
pada awalnya kecil kemudian berangsur naik, konstan sesaat,
kemudian turun sampai dengan kapal selesai dibangun.
3. Selanjutnya kapal diluncuran dan pekerjaan seanjutnya dilakukan
setelah kapal terapung.
4. Apabila membangun kapal kedua (asumsi besar kapal sama) maka
kapal kedua dibangun sesudah kapal pertama diluncurkan.
5. Selang waktu pembangunan kapal ke satu dan ke dua terjadi idle

(kekosongan pekerjaan) terutama pemakaian jo (jam pemakaian

13
orang) yang terbuang tersebut harus dapat dimanfaatkan. Karena

apabila tidak maka biaya produksi bertambah karena jo yang tidak


termanfaatkan.
6. Total waktu penyelesaian pekerjaan kapal pertama dan ke dua
menjadi sangat panjang karena kapal ke dua baru dapat dimulai
sesudah kapal pertama diluncurkan.
7. Untuk memanfaatkan waktu diatas maka ada sistem baru yaitu
metode “semi tender”.
Di indonesia menggunakan longitudinal building berth dan end launching,
karena :
1. Perbedaan pasang surut yang signifikan.
2. Kondisi tanah (soil condition) umumnya di indonesia lunak sehingga
membutuhkan pondasi yang panjang dan banyak tumpuan untuk
mengatasi beban.

a
kap
l

Untuk membangun suatu galangan yang harus diketahui :


1. Kapasitas produksi
a. Jumlah dan besar kapal yng dibangun
b. Jumlah dan besar kapal yang di reparasi
2. Peralatan produksi
3. Bengkel produksi + building berth + dok space
4. Luas lahan galangan

Kurva pembebanan

Jumlah jo yang hilang


jo

idle
Kapal I Kapal II

14
Aktifitas
Berdasarkan kurva diatas maka semakin besar idle (waktu yang terbuang)
semakin banyak jo yang hilang. Keuntungan mengatasi idle dengan metode semi
tandem adalah pembangunan lebih singkat dan jo optimal. Sedangkan
kerugiannya adalah pada saat yang bersamaan orang harus mengerjakan dua
kapal sekaligus, untuk itu segala sesuatunya harus siap pakai, semua yang harus
tersedia diantaranya adalah material, peralatan, mesin, dana, dan tenaga kerja.

Perbandingan kurva beban

Apabila kapal dibangun diatas end launching building berth maka kapal
dibangun hingga geladak menerus teratas. Sedangkan kapal yang dibangun di
grafting dock maka kapal dibangun seluruhya hingga bangunan atas. Alasan
mengapa pembangunan kapal di building berth dilakukan hingga geadak
menerus teratas (beberapa kapal dibangun hingga poop dan forecastle) :
1. Mengurangi berat peluncuran (P) dengan tujuan :
a. Memepercepat kapal free floating karena kapasitas galangan yang
terbatas.
b. Memperkecil beban landasan peluncuran (berpengaruh pada
pondasi, penggunaan kayu, dan pelumas)
2. Memperpendek waktu pemakaian building berth
3. Kondisi kerja yang kurang baik dibandingkan kapal terapung
Penggunaan metode end launching disebabkan oleh bentuk bagian belakang
kapal yang umumnya lebih besar dari pada bagian haluan sehingga daya apung
cepat tercapai. Bila terjadi dropping (kapal membentur ujung landasan) bagian
depan kapal lebih aman jika hal ini terjadi, karena jika dropping terjadi pada
bagian belakang maka akan berbahaya karena di bagian belakang terdapat
kemudi, propeller hingga kamar mesin.
End launching building berth Graving dock / building dock
Posisi Posisi

Peluncuran terjadi karena gravitasi (tg Peluncuran karena floatting of


α > t), t adalah koefisien gesek antara (pengapungan)

15
standingway dengan slidingway.
Berat pembebanan hingga upper deck Berat peluncuran adalah berat kapal
saja, P dikurangi (P = Berat keseluruhan, mencakup lambung kapal,
peluncuran) bangunan atas, dan total outfitting
Kurva beban Kurva beban

Kurva beban adalah pemakaian jo di building berth. Berdasarkan


perbandingan diatas :
1. A1 < A2
2. t1 < t2
3. t3 > t4

Langkah – langkah dasar di assembly area untuk mempercepat


proses produksi :
Pada pembangunan kapal

16
Dibuat seperti ini agar mudah dalam
pengambilannya ketika
akan diluncurkan.

Jika dilihat dari metode pembangunannya maka lama pembangunan lebih


cepat di graving dock. Berikut urutan pembangunannya :

3
Keterangan:
6 1. Bengkel
produksi
2 5 2. Sub assembly
area
1 3. Assembly area
4. Building berth

Langkah – langkah pembentukan badan kapal :


1. Di building berth dilakukan dengan penyambungan seksi-seksi atau
blok badan kapal yang telah di kerjakan di bengkel produksi
2. Seksi-seksi atau blok badan kapal tersebut disatukan menjadi blok
yang lebih besar di assembly area.
3. Blok yang lebih besar (grand blok) disambung menjadi badan kapal
di building berth. Sehingga di building berth terjadi penyatuan dan
penyambungan blok badan kapal yang dibangun di assembly area.
4. Langkah-langkah dasar yang dilakukan ntuk mempercepat proses
produksi :
a. Mengurangi waktu loading, yaitu pemindahan blok badan
kapal dari assembly area ke building berth dengan membuat
blok yang berukuran besar (grand blok) di assembly area
sesuai dengan kapasitas angkat dari crane dan standart
ukuran plat yang digunakan sehingga peyambungan menjadi
lebih singkat karena ukuran blok yang lebih besar.
b. Penempatan posisi blok di assembly area sesuai di building
berth. Hal tersebut bertujuan bahwa pemindahan blok badan
kapal dari assembly area ke building berth tidak terjadi arus
silang.

17
c. Posisi pekerjaan pengelasan yang mudah di assembly area
untuk mengurangi posisi pengelasan vertikal dan overhead di
building berth.

6.Bengkel produksi
Proses yang ada di bengkel produksi :
1. Fabrikasi
2. Sub assembly Pada dasarnya ada 2 hal saja yaitu :
3. Assembly 1. Fitting
1. gap 1. Bult
4. Grand assembly 2. Welding
2. kelurusan 2. Fillet
3. posisi
4. sudut

Fabrikasi terbagi menjadi 4 pokok :


a. Identifikasi material
Meliputi kelayakan suatu material (pelat, profil) untuk dipakai
dalam proses produksi. Suatu material dinyatakan layak jika
memenuhi 3 syarat berikut :
o Sertifikasi (grade, chemical composition)
o Dimensi (panjang, lebar, dan tebal)
o Tidak ada cacat (cacat permukaan, cacat bentuk)
b. Marking

Check sheet
Material check
Ok No Perbaikan oleh yard

production

Marking adalah pemindahan dimensi atau ukurann dan tanda


pengerjaan dari desain atau mouldloft ke tenda kerja. Beberapa
tanda pengerjaan :
o Nomor gading (FR No.)
o Posisi konstruksi :
 In
 Out
 Up

18
 Down
o Posisi konstruksi lain (contohnya sidegirder)
o Margin dan sudut
o Posisi pemotongan atau garis potong
c. Cutting (proses pemotongan pelat)
d. Forming (pembentukan blok)

Sub Assembly merupakan bagian dari assembly yaitu pembentukan


badan kapal. Pekerjaan sub assembly sebagai contoh adalah
penyambungan dan pengelasan antara face plate dan web plate. Seperti
pekerjaan assembly dan grand assembly, sub assembly terbagi menjadi
dua yaitu fitting dan welding.

Pekerjaan fitting (peletakan dan penempatan konstruksi) terbagi


menjadi 4 macam :
1. Gap (celah pengelasan) terbagi menjadi dua yaitu bult joint dan
fillet joint. Adanya gap bisa terjadi karena pemotongan pelat dan
proses pengelasan.
2. Kelurusan konstruksi dilihat dari sambungan lurus dan
sambungan sudut.
3. Peletakan posisi konstruksi terhadap konstruksi lain. Umumnya
poisisi peletakan ditempatkan pada bagian punggung dari
penguat tersebut.
4. Sudut antara dua bagian konstruksi
Assembly adalah pembuatan blok badan kapal. Hal yang di
perhatikan dalam pembagian blok :
1. Flat block : sebagian besar blok bentuk lurus
2. Curve block : sebagian besar blok bentuk lengkung
3. Shape block : sebagian besar blok bentuk lengkung (digunakan di
kamar mesin)
4. Cubic block : sebagian besar blok bentuk ruang
5. Special block : blok berbentuk khusus

19
Grand assembly dilakukan pada proses akhir di building berth
diakhiri dengan proses peluncuran (end launching). Grand assembly
adalah proses penyatuan semua blok yang sudah dibuat hingga
membentuk kapal utuh.

20
7.Instalasi Perlengkapan (Out-fitting & Finishing)

Hull Outfitting

Pemasangan perlengkapan lambung (Hull Out-fitting), yang terdiri dari:


1.(Loading/Unloading lines yaitu pemasangan pipa untuk pengaliran
keluar masuknya methanol dari pelabuhan (kilang methanol) ke dalam
kapal.
2.Venting yaitu suatu pipa yang berfungsi sebagai ventilasi yang letaknya
di atas tangki kapal.
3.Pemasangan sebagian pipa.
4.PV Valve System yaitu katub yang berfungsi untuk menyekat atau
mengeluarkan gas bertekanan dari tangki.
5.Sounding System yaitu system pengukuran volume tangki.
6.Access Trunk dan Ladder yaitu tangga masuk ke tangki methanol di
lambung kapal atau tangga yang menghubungkan dasar lambung kapal
dengan main deck panel.
7.Pump House yaitu ruang pompa
8.Main Deck dan Tank Top manhole yaitu lubang untuk masuk dan
keluarnya orang yang berada diatas geladak utama
9.Manhole Hatch yaitu tutup dari lubang manhole.
10.Bollard yaitu tempat menggulungnya tali penambat.
11.Vertical Ladder yaitu tangga yang berbentuk vertical
12.Saveall Tray yaitu tempat jalannya kabel listrik.
13.Fender Eye Ligs yaitu lubang yang terletak di pagar untuk jalannya tali
guna menambat didermaga.
14.Pump Foundations yaitu pondasi pompa yang berada di dalam pump
house.
15.Watertight Doors yaitu pintu kedap air yang berfungsi sebagai pintu
keluar masuknya ruang pompa.
16.Lovres yaitu jendela kedap air yang terdapat di ruang pompa.

21
22
Instalasi Sistem Perpipaan
Peralatan dalam sistem perpipaan terdiri dari pipa, katup (valve), flen,
filter, fitting, pompa, dan lain-lain. Jadwal pemasangan sistem perpipaan
ini dimulai setelah penyambungan antar block. Sistem perpipaan ini
dimulai setelah penyambungan antar block. Sistem perpipaan pertama
yang dipasang adalah sistem bilga dan ballast, sea chest dan cross pipe-
nya dan sistem ini terpusat di kamar mesin dan selanjutnya sistem pipa
pendingin, pemadam kebakaran dan lain-lain. Tahapan instalasi pipa mulai
dari persiapan muka las, penyetelan (fit-up), dan pengelasan.
Penyambungan antar pipa dengan flen harus memperhatikan perapihan
las-lasan di sekitar flen dan ujung pipa yang disambung, digerinda agar
tidak menambah hambatan aliran fluida dan mengurai tingkat laju korosi
di daerah tersebut. Fungsi dan kekedapan katup di tes secara individu
sebelum disambung dengan sistem perpipaan. Untuk pompa dilakukan tes
kapasitas dan head-nya sesuai dengan aturan pengujian tekanan.
.
Instalasi Sistem Kelistrikan dan Navigasi

Jaringan listrik dan panel-panelnya mulai dipasang setelah peluncuran


kapal dan bertahap mengikuti pemasangan blok rumah kemudi (Wheel
House : BN). Instalasi peralatan dan perlengkapan navigasi mengikuti
panduan teknisi dari pabrik pembuat / supplier dan dilaksanakan setelah
instalasi blok rumah kemudi dan sebagaian interiornya. Penetrasi kabel-
kabel yang menembus sekat dibuat rapih dan kedap.

Instalasi Peralatan Perlengkapan Geladak


Instalasi-instalasi ini mencakup:
– Jangkar, rantai, dan tali temali
– Mesin Jangkar (Hydraulic System)
– Peralatan tambat
– Peralatan Kemudi (Hydraulic dan manual untuk emergency)
– Perlengkapan Komunikasi dan Navigasi GMDSS

VHF Radio
MF/HF Radio

23
INMARSAT-C MES
Radar Transporder
NAVTEX Receiver
EGC Receiver
Two-way VHF Receiver
Serta dilengkapi dengan GPS, Echosounder, dan berbagai peralatan
charting dan navigasi manual ( Jangka, peta, kaca pembesar, dll).

– Perlengkapan Keselamatan

Sekoci Penolong (lifeboat)


Rakit Penolong (liferaft)
Gelang Pelampung (lifebuoy)
Baju Penolong (lifejacket)
Peralatan Pelempar Tali Otomatis
Dan Peralatan lain yang memenuhi persyaratan.
– Perlengkapan Pemadam Kebakaran
– Instalasi lampu-lampu penerangan di tiap deck dan ruangan
– Instalasi lampu-lampu navigasi sesuai ketentuan COLREG.

Finishing Painting
Sebelum pelat dan profil digunakan pada proses fabrikasi terlebih dulu
di sunblasting dengan standar 2,5 SA dan dicat primer (dengan alat spray)
ketebalan 25 mikron. Semua permukaan pelat lambung dan geladak
terbuka harus di shot blast/ dibersihkan sebelum pelaksanaan
pengecatan.

Cat yang digunakan adalah dengan mutu yang baik jenis marine
spesifikasi teknis cat maupun teknis pelaksanaan pengecatan harus
sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat cat yang digunakan
dengan menggunakan alat spray atau alat lain yang sesuai.

24
Merk, jenis dan warna dari cat yang digunakan harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari pihak pemesan, sebelum order
dilaksanakan.
Khusus bagian dalam dari tangki minyak harus benar-benar bersih dan
dilap dengan minyak. Ketebalan dari setiap lapisan harus sesuai dengan
standar pembuat cat yang dugunakan.
Keterangan dari istilah jenis cat:

S = Sealer
AF = Anti Fouling Paint
FP = Finishing Paint
TE = Tar Epoxy Paint
AC = Anti Corrosive Paint (epoxy/tar epoxy type)
HR = Heat Resistance Paint
IO = Iron Oxide Paint
BT = Boot Topping Paint
DP = Deck Paint
RL = Red Lead
AP = Acid Proof Paint
CT = Coaal Tar
BS = Bitumen Solution
HB = High Build epoxy-taste and odorless
Tangki ballast di cat dengan 2xHB (tanpa pengujian dan sertifikasi).Dalam
pengecatan AF, pihak Kontraktor wajib dengan teliti menyesuaikan
dengan rencana atau jadwal pengapungan kapal.
Penyelesain Interior
Jadwal pelaksanaannya setelah instalasi saluran kabel (cable tray),
perpipaan dan saluran udara (ducting) selesai. Kriteria isolasi seka-sekat
ini mengikuti spesifikasi material dari spesifikasi teknis dan peraturan
yang berlaku. Pekerjaan pada tahap ini adalah pemasangan interior tiap
ruangan akomodasi, pelapisan dinding (lining & ceilling) dan pelapisan
geladak (deck covering).

25
ALUR PEKERJAAN OUTFITTING

ALIRAN PROSES PEKERJAAN FABRIKASI & INSTAL OUTFITTING


Feeding utama dalam proses ini adalah Gambar Produksi & Material, dimana
untuk material dibagi dalam 3 kategori utama :
 Equipment
 Komponen Material Fabrikasi (Ducting, Seat, Manhole dll).
 Raw Material, untuk proses Fabrikasi & Install on board.

Secara umum, Komponen Outfitting pemenuhannya melalui IHSC /


Outsourcing, hal ini agar Galangan lebih konsentrasi didalam Fabrikasi &
Assembly Block-2. Dan memberi kesempatan bagi Industri sekitar
galangan dapat berpartisipasi aktif dan ikut andil dalam pembangunan
kapal, serta memberikan peluang untuk Iindustri Kecil dapat tumbuh dan
berkembang lebih baik. Detail Komponen Outfitting sebagaimana
table/matrik dibawah.
Untuk Proses Treatment (Pickling & Galvanizing juga dilakukan secara
outsourcing.

26
Guna lebih mengoptimalkan didalam proses pembangunan kapal
sebaiknya Equipment-2 yang sudah ada, dipasangkan
asesorisnya/kelengkapannya untuk menjadi UNIT OUTFITTING. Sehingga
begitu Loading onboard secara Unit Outfitting akan mengurangi pekerjaan
dikapal, khususnya pekerjaan panas.
Dengan menerapkan secara FOBS, maka konsekuensinya adalah
pemasangan komponen outfitting dilakukan bersamaan Assembly Block.
Jadi, pemasangan outfitting dilakukan parallel dengan assembly
block. Hal ini diperlukan koordinasi yang baik dalam pelaksanaannya.

MODUL PEMENUHAN KOMPONEN OUTFITTING – IMPLEMENTASI


FOBS
Dengan konsep ini, maka pekerjaan outfitting 70% s/d 80%
dikerjakan oleh IHSC/OUTSOURCING.
Hampir seluruh aspek fabrikasi outfitting dikerjakan seluruhnya oleh
outsourcing, demikian juga untuk pekerjaan install onblock maupun
onboard.
Tenaga Organik hanya mengerjakan system ME & PROPULSION dan

27
ELECTRONIC.

PEMBAGIAN BORONG KERJA/JASA (IHSC) & OUTSOURCING :


1. IHSC : BORONG KERJA/JASA, uuntuk pelaksanaan pekerjaan
FABRIKASI KOMPONEN OUTFITTING yang material dasarnya
memanfaatkan dari SISA PLAT FABRIKASI BLOCK-2.
2. OUTSOURCING : Pemenuhan komponen outfitting yang dilakukan
dengan memanfaatkan industri kecil pendukung galangan kapal, yang
Raw Materialnya tidak dapat dipenuhi oleh galangan.

28
29
KETERANGAN :
KATEGORI A : Untuk IHSC, dimana RAW MATERIAL didapat dari sisa-2
pekerjaan HULL CONSTRUCTION (tebal plate > 6 mm).
KATEGORI B : Untuk OUSTSOURCING, dimana komponen outfitting,
difabrikasi dari beberapa raw material (variasinya banyak : steel plate,
profile, rubber dll). Dan raw material ini tidak dipunyai oleh Galangan.
KATEGORI C : Untuk IHSC, pemenuhan raw material dapat debelikan oleh
galangan, atau dipenuhi oleh IHSC (SUPPLY & APPLY), namun pekerjaan
installnya dilakukan langsung onboard.
KATEGORI D : Untuk OUTSOURCING, khusus pekerjaan Joiner, dimana
Galangan hanya ingin mendapatkan hasil jadi sesuai kebutuhan galangan.
Gambar dibuat oleh galangan.

30
8.Peluncuran Kapal

Peluncuran adalah menurunkan kapal dari landasan peluncuran


dengan menggunakan gaya berat kapal atau dengan memberikan gaya
dorong tambahan yang bekerja pada bidang miring kapal. Perhitungan-
perhitungan ini dipergunakan untuk menghindari kapal dari bahaya-
bahaya yang tidak dikehendaki seperti kapal tenggelam ketika
diluncurkan, dropping, tipping, dan lifting.
Peluncuran kapal pada umumnya dibedakan menjadi dua jenis yaitu :

Peluncuran memanjang
Adalah peluncuran dimana sumbu memanjang kapal terletak tegak
lurus garis pantai dan biasanya kapal diluncurkan dengan buritan terlebih
dahulu.

Peluncuran melintang
Adalah peluncuran dengan sumbu memanjang kapal sejajar dengan
garis pantai.

Di dalam peluncuran kapal, biasanya digunakan peluncuran


memanjang. Peluncuran melintang biasanya hanya digunakan apabila
dalam keadaan terpaksa, seperti bila permukaan air (water front) di depan
landasan sempit. Seperti misalnya di perairan sungai. Sehingga dalam
Tugas Produksi Kapal ini, dipilih jenis peluncuran memanjang/End
Launching.
Pada peluncuran memanjang, buritan kapal diarahkan ke air
sehingga buritan akan terkena air terlebih dahulu. Hal ini dilakukan
dengan tujuan supaya :

1. Linggi belakang tidak terbentur pada landasan.


2. Pada waktu kapal masuk ke air, maka dapat mengurangi laju
kecepatan meluncurnya kapal.
3. Menambah gaya angkat keatas pad waktu kapal diluncurkan.
Di dalam proses peluncuran kapal, maka untuk mengurangi
terjadinya gesekan antara peluncuran dengan landasan diberikan bahan
pelumas yang terdiri dari bahan campuran kapur, gemuk, dan parafon.
Besarnya tahanan yang disebabkan oleh gesekan ini tergantung dari :

1. Macam bahan pelumas


2. Tekanan rata-rata dari peluncur terhadap landasan
3. Suhu udara pada waktu peluncuran dilaksanakan
4. Kecepatan peluncuran

31
Proses peluncuran kapal secara memanjang terdiri dari tiga periode
luncur, yaitu antara lain :

Periode I : Periode dimana kapal mulai bergerak di atas landasan


luncur
hingga kapal mulai menyentuh permukaan air.
Periode II : Tahap peluncuran yang dimulai dari akhir periode I
sampai kapal
mulai mengapung di air karena gaya apung kapal tersebut
(mendapat gaya tekan ke atas).

Periode III : Tahap peluncuran dimulai dari akhir periode II sampai


kapal
meninggalkan landasan luncur dan terapung bebas (tidak menyentuh
landasan).
Peralatan luncur yang digunakan dalam proses peluncuran
memanjang kapal terdiri dari bagian bergerak yang diikatkan pada badan
kapal dan bagian tak bergerak tempat bagian bergerak bersama kapal
meluncur masuk ke dalam air. Bagian bergerak terdiri atas satu atau lebih
sepatu luncur (launching cradle) yang terbuat dari kayu dan diikat ke
badan kapal dan bagian tak bergerak terdiri atas satu atau lebih landasan
luncur (ground ways, standing ways) yang juga terbuat dari kayu dan
dipasang pada landasan atau penyangga di tanah. Landasan luncur ini
miring ke bawah sampai beberapa meter di dalam air dan diberi pelumas
di seluruh panjangnya untuk mengurangi gesekan dengan sepatu luncur
yang lewat di atasnya. Ujung bawah landasan luncur, baik yang terletak di
atas maupun di bawah air, disebut threshold. Jika ujung landasan berada
dalam air, maka ada kedalaman air di ujung landasan (depth of water
over the threshold) dan titik potong bidang landasan luncur dengan muka
air disebut waterfront.

Dalam proses peluncuran kapal dengan cara End Launching,


terdapat beberapa kegagalan yang mungkin dapat terjadi, yaitu antara
lain :
1. Kapal tidak mau meluncur sejak awal, atau kapal mulai meluncur
tetapi kemudian berhenti sebelum kapal meninggalkan landasan
luncur.
2. Karena sarat air di ujung landasan luncur kurang atau letak titik
berat kapal terlalu ke buritan, kapal mengalami jungkit (tipping) yang
besar, sehingga selain gaya apung, kapal hanya bertumpu pada ujung
landasan luncur, sehingga landasan dan/atau badan kapal mungkin
rusak.

32
3. Kalau pada waktu kapal meninggalkan ujumg landasan luncur, sarat
air di ujung landasan luncur kurang dalam, maka bagian bawah haluan
kapal dapat membentur ujung landasan atau dasar laut dengan keras
dan mungkin rusak.
Karena itu perlu dilakukan perhitungan-perhitungan supaya
gangguan/kegagalan di atas tidak terjadi. Biasanya kapal meluncur sendiri
karena landasannya miring ke bawah. Karena kapal bergerak selama
proses ini, sebenarnya harus dianalisa sebagai proses dinamis, tetapi
penyelesaian secara dinamis sulit. Maka di sini proses peluncuran
dianalisa secara statis.

GAMBAR SIDE LAUNCHING

33
GAMBAR END LAUNCHING

GAMBAR ENDLAUNCHING DENGAN BANTUAN AIR BAG

34
GAMBAR KAPAL YANG AKAN DILAUNCHING DENGAN CARA DI APUNGKAN
OLEH FLOATING DOCK

35
36

Anda mungkin juga menyukai