Anda di halaman 1dari 20

BAB IX

WRANG (FLOOR)

Pada bab sebelumnya sudah sering disebut mengenai wrang, yang di dalam konstruksi dasar
berganda memegang peranan yang sangat penting dalam kaitan dan fungsinya. Seperti kita ketahui dari
keterangan dan penjelasan sebelumnya, dasar berganda terdiri dari kerangka-kerangka melintang dan
membujur. Dalam kenyataannya sesungguhnya yang membentuk kerangka tersebut tidak lain dari wrang-
wrang yang terpasang secara melintang maupun membujur, agar selain memberkan perkuatan pada bagian
konstruksi kapal di bagian dasar berganda, sebagai penopang terhadap beban-beban di atasnya, membentuk
tangki-tangki baik cairan yang sejenis maupun yang berlainan jenis, sekaligus memperkecil pengaruh
permukaan bebas cairan-cairan di dalam dasar berganda. Dengan demikian dapat dipahami betapa besar
peranan wrang-wrang di dalam konstruksi bangunan sebuah kapal.
Wrang terdiri dari 3 jenis, yaitu sebagai berikut :

A. Wrang penuh (solid floor)


Wrang penuh umumnya dipasang di tempat-tempat yang membutuhkan perkuatan, seperti :
- Di bawah tiap gading kamar mesin
- Di bawah kursi ketel
- Di bawah setiap sekat kedap air
- Pada setiap gading di ¼ panjang kapal
- Di tempat yang diperbolehkan wrang terbuka dengan jarak tidak lebih dari 10 feet
- Di tempat-tempat yang membutuhkan perkuatan-perkuatan lainnya
Konstruksi wrang penuh sangat tergantung dari jenis kerangka dasar berganda yang dipakai, yang
tentu saja tergantung pula dari fungsi kapal yang bersangkutan. Dengan sendirinya bentuk
perkuatan-perkuatan pada wrang penuh yang digunakan agak berbeda satu sama lain, walaupun
secara sepintas lalu bentuk umumnya kelihatan sama.
“ Penampang melintang Wrang penuh”

Nama suku bagian Wrang penuh :


1. Penumpu tengah menerus) ( Continuous centre girder
2. Lubang udara ( Air hole )
3. Pembujur alas dalam ( Inner bottom longitudinal )
4. Pembujur alas ( Bottom Longitudinal )
5. Penumpu samping terputus ( Intercostal side girder )
6. Pelat tepi miring ( Margin plate )
7. Lubang peringan ( Lightening hole )
8. Lubang Orang (Manhole )
9. Lubang air ( Drain hole )
36

Capt. Habiyudin M Mar./Document/BP3IP


B. Wrang terbuka (bracket floor)

Wrang terbuka umumnya terdapat di tempat yang tidak atau kurang membutuhkan
perkuatan atau berada di antara wrang-wrang penuh sebagai selingan. Wrang terbuka di bagian
pinggir-pinggirnya dipasang bracket kiri kanan dan di bagian tengahnya kosong tanpa pelat.
Keuntungan yang diperoleh dengan dipasangnya wrang terbuka ialah bahwa bagian kapal sebelah
bawah menjadi lebih ringan dan dasar bergandapun dapat dimasuki dengan mudah.

Penampang melintang wrang terbuka (bracket floor)


3
Inner bottom frame-= baja siku gading balik
1 6
2 frame 4 5

Bottom frame – baja siku gading

Nama suku bagian pada wrang terbuka :

1. Lempeng samping (margin plate)


2. Bracket
3. Dasar dalam (inner bottom = tank top)
4. Penguat batang rata (flat bar stiffener)
5. Longitudinal (intercostals side girder)
6. Penguat tengah jalan terus (continuous centre girder)

C. Wrang tertutup (watertight floor)

Wrang tertutup terdapat pada atau di dekat dinding-dinding kedap air. Selain itu wrang
tertutup terdapat pada pemisahan tangki-tangki dalam dasar berganda dan di tempat-tempat yang
membutuhkan perkuatan. Dalam hal pemisahan tangki perlu diingat bahwa untuk memisahkan
tangki dari cairan yang sejenis, digunakan 1 buah wrang tertutup, sedangkan untuk memisahkan
tangki-tangki dari cairan yang berlainan jenis digunakan 2 buah wrang tertutup. Dengan adanya
kedua wrang tertutup ini terciptalah sebuah ruang kecil diantara kedua wrang, yang disebut
koferdam. Koferdam selain menampung kebocoran-kebocoran yang mungkin terjadi dari salah satu
atau kedua tangki, juga untuk menampung keringat tangki-tangki tersebut.

37

Capt. Habiyudin M Mar./Document/BP3IP


D. Lunas kapal

Susunan konstrusi dasar adalah suatu susunan konstruksi yang terdiri atas kerangka
memanjang ataupun melintang yang terletak pada bagian dasar, baik untuk kapal, dasar ganda
maupun dasar tunggal atau alas tunggal. Nama-nama bagian konstruksi dasar adalah lunas,
penumpu tengah, penumpu samping, pelat tepi, pelas alas, pelat alas dalam, pembujur alas,
pembujur alas dalam, dan wrang. Bagian konstruksi pelat alas dalam hanya untuk kapal yang
menggunakan dasar ganda.
Pembujur alas dan pembujur alas dalam hanya digunakan untuk kapal-kapal dengan sistem
konstruksi memanjang atau kombinasi.
Dengan penyusun bagian-bagian konstruksi dasar tersebut sesuai persyaratan yang telah
ditentukan oleh Biro Klasifikasi Indonesia secara keseluruan konstruksi dasar akan mampu
menunjang kekuatan memanjang dan melintang kapal.

1. Lunas
Lunas adalah bagian konstruksi memanjang di dasar kapal yang terletak pada dinding
memanjang kapal, mulai dari linggi haluan sampai linggi buritan. Pada bagian lunas inilah, kapal
harus mampu mengatasi kerusakan, apabila kapal mengalami kandas. Dalam perkembangannya
dikenal tiga macam lunas yang sering dipakai, yaitu : lunas batang, lunas rata, dan lunas otak.

a. Lunas Batang
Lunas batang dibuat dari batang baja dengan penampang segi empat atau lingkaran.
Kegunaan lunas adalah untuk melindungi dasar kapal, jika terjadi pergeseran dengan dasar perairan.
Karena itu tidak mungkin membuat lunas batang sepanjang badan kapal. Lunas tersebut dibuat dari
beberapa potongan yang disambung dengan sambungan las. Lunas batang ini banyak digunakan
untuk kapal-kapal kecil dan kapal yang mempunyai kecepatan tinggi, misalnya kapal ikan dan kapal
patroli.

1. Pelat Hadap ( Flange )


2. Wrang alas penu (Solid Floor)
3. Lubang jalan air (Drain Hole)
4. Pelat Alas (Gasboard Stroke)
5. Lunas Batang (Bar keel)

Sambungan-sambungan pada Lunas Batang dengan system las

38

Capt. Habiyudin M Mar./Document/BP3IP


b. Pelat Lunas Rata
Konstruksi pelat lunas rata terdiri dari lajur pelat rata yang diletakkan di bagian alas dengan
bidang simetri mulai dari sekat ceruk haluan sampai ke sekat ceruk buritan. Tepat di bidang simetri
ini dipasang pelat yang berdiri tegak diatas pelat lunas, dan disebut penumpu tengah. Jika pada
kapal yang mempunyai dasar ganda, konstruksi ini bentuknya mirip suatu penampang I. Secara
berurutan dari bawah ke atas adalah : Pelat lunas rata, penumpu tengah yang dipasang pada bidang
simetri dan pelat dalam. Kalau konstruksi ini dipasang pada kapal dengan dasar tunggal, pelat atas
dalam diganti dengan bilah hadap.

1. Penumpuh tengah menerus (Continous centre girder)


2. Pelat lunas rata (Flat Keel Plate)
3. Pelat alas dalam (Middle Strake Of Tank Top)

Lunas Pelat Rata Dasar Ganda Sistem Konstruksi Memanjang Lunas Pelat

Pelat Lunas Rata Dasar ganda

1. Penumpu samping (Side Girder)


2. Penegar (Stiffener)
3. Pipa (Piping)
4. Wrang alas penuh ( Solid Floor)

39

Capt. Habiyudin M Mar./Document/BP3IP


c. Lunas Kotak
Dengan adanya perubahan bentuk bagian dasar kapal, dari bentuk runcing (bentuk V) menjadi
bentuk datar (bentuk U) dan juga makin besarnya ukuran kapal yang ada dewasa ini maka
konstruksi lunas mengalami perubahan pula. Pada saat ini, terutama untuk kapal-kapal besar,
dipakai lunas yang berbentuk kotak. Lunas ini dibuat dari 2 buah pelat dasar tegak diletakkan di
kanan-kiri bidang simetri memanjang kapal, dibagian bawah dihubungkan dengan pelat lunas
datar dan di bagian atas dengan pelat alas dalam. Kotak yang terbentuk dapat dimanfaatkan untuk
penempatan sistem pipa maupun kabel.

1. Pelat alas dalam


2. Penumpu tengah
3. Pelat lunas datar
4. Wrang.

Lunas Kotak

d. Lunas samping (bilge keel)

Pelat bilga merupakan lajur pelat yang mempunyai jari-jari kelengkungan tertentu dan
ditempelkan di antara pelat sisi dengan pelat alas. Pada bagian luar dari pelat bilga ini dipasang
lunas bilga yang berbentuk sirip. Ukuran pelat bilga atau pelat lajur bilga mempunyai ketebalan
sama dengan pelat sisi (BKI). Hal tesebut berlaku untuk sistem konstruksi melintang. Tebalnya
sama dengan tebal pelat alas jika kapal tersebut menggunakan sistem konstruksi memanjang
untuk lambung dan alas. Lebar lajur pelat bilga menurut BKI tidak boleh kurang dari :
B = 800 + 5 L (mm), batas maksimum harga b = 1.00, dimana :
L = Panjang kapal (m).

Penentuan Lebar Lajur Bilga (BKI)

40

Capt. Habiyudin M Mar./Document/BP3IP


Lunas bilga adalah sayap yang dipasang pada kelengkunganbilga di kedua sisi kapal. Lunas
ini berguna untuk mengurangi keolengan kapal. Pemasangan lunas bilga secara memanjang dari ½
sampai 2/3 panjang kapal. Tipe lunas yang sering dibuat ada dua macam, yaitu :
o Lunas bilga yang dibuat dari pelat profil tungggal. Profil yang digunakan berupa bilah
rata atau profil gembung (bulba).
 Lunas bilga yang dibuat dari pelat ganda dengan penguatan pelat lutut.
Ukuran lebar lunas bilga dibatasi atau diusahakan agar tidak menonjol keluar dari lebar
maksimum dan dari garis dasar kapal. Hal tersebut dimasudkan untuk menghindari benturan dan
kekandasan kapal. Lebar lunas bilga yang sering digunakan adalah yang mepunyai ukuran 50-100
mm. Pemasangan lunas bilga ada bermacam-macam cara, yaitu :
 Pelat sirip yang dilaskan menerus pada pelat lajur bilga, kemudian profil bilga diikatkan
dengan cara pengelasan.
 Lunas bilga dilaskan pada pelat lajur bilga dan diberi skalop sepanjang lunas.
Adanya lunas bilga dapat menyebabkan terjadinya pemusatan tegangan di daerah ujung lunas.
Hal tersebut akan menyebabkan keretakan pelat bilga. Untuk mencegah kejadian tersebut
bagianbagian ujung dari lunas dipotong miring dan pemotongan diusahakan berakhir tepat pada
wrang atau pelat lutut bilga. Cara pemasangan lunas bilga dapat dilihat pada gambar.

(a) Lunas Bilga yang Hanya Dilas

(b) Lunas Bilga ynag Dilas dan Diberi Skalop

41

Capt. Habiyudin M Mar./Document/BP3IP


Pemasangan Lunas Bilga

Cara Menentukan Lebar Maksimum Lunas Bilga dan Lunas Bilga dengan Plat Ganda

42

BAB X

Capt. Habiyudin M Mar./Document/BP3IP


GADING-GADING (FRAMES)

A. Guna gading-gading
Gading-gading dipasang untuk memperkuat konstruksi melintang kapal, untuk menyangga
agar tidak terjadi perubahan bentuk pada kulit kapal, sekaligus untuk menempelnya kulit kapal.
Dengan demikian gading-gading memberikan bentuk pada badan kapal. Cara pemasangan
gading-gading pada bangunan kapal dapat dikerjakan dengan cara mengelas dan dapat pula
dengan cara mengeling, walaupun umumnya cara mengeling saat ini sudah jarang sekali
dipakai.
Bentuk (profil) gading-gading yang dipasang dengan cara pengelingan ialah bentuk sudut
berbintul (bulb angles) dan bentuk U (channels). Bentuk (profil) gading-gading yang dipasang
dengan cara las umumnya bentuk bilah (flat bars), bentuk berbintul (bulb bars), atau bentuk
siku balik (inverted angles). Gading-gading ini melekat pada kulit kapal dengan las
bersebelahan atau las berlompatan atau dengan las terusan.
Kadang-kadang pemasangannya dengan las takik, tetapi cara ini kurang popular karena
biayanya yang cukup besar.

43

Capt. Habiyudin M Mar./Document/BP3IP


B. Pemasangan gading-gading

Gading-gading dipasang melintang mengelilingi badan kapal. Jarak antara gading-


gading yang satu dengan lainnya tidak sama, khususnya pada bagian-bagian ujung kapal.
Pengukuran jarak gading ini dilakukan di bidang simetris, sehingga mudah diketahui
bahwa jarak pada bagian-bagian ujung akan lebih kecil bila dibandingkan dengan bagian
tengah badan kapal yang sejajar (parallel middle body). Hal ini disesuaikan dengan
fungsi bagian-bagian ujung yang akan mendapat tekanan yang lebih besar. Gading-
gading pada bagian haluan kapal, ujung bawahnya berakhir di atas lunas dan ujung-ujung
tersebut saling dihubungkan denganwrang tinggi (deep floors). Bagian atas wrang tinggi
ini dipasang baja siku yang menghubungkan wrang tersebut dengan gading-gading.
Gading-gading pada bagian buritan khususnya sepanjang tabung poros baling-baling
dilekukkan sedemikian rupa sehingga dapat dilewati oleh tabung poros baling-baling.
Gading-gading sepanjang tabung poros baling-baling ini disebut gading-gading simpul.

C. Pemberian tanda dan nomor pada gading-gading

Gading-gading biasanya diberi nomor dari belakang ke depan yang dimulai dari
gading NOL atau gading buritan. Gading nol atau gading buritan ini terletak sebidang
dengan bidang tegak belakang (after perpendicular). Bidang tegak belakang biasanya
diambil pada sisi belakang cagak kemudi (rudder stock). Gading-gading sebelah depan
gading nol diberi nomor urut 1, 2, 3 dan seterusnya dengan tanda positif (+), sedangkan
gading-gading sebelah belakang gading nol diberi nomor urut -1, -2, -3 dan seterusnya
dengan tanda negative (-) atau dengan huruf abjad kecil a untuk -1, b untuk -2 dan c
untuk -3 dst. Di samping itu gading-gading juga diberi nama sesuai dengan letaknya,
seperti :
- Gading nol ialah gading yang sebidang dengan cagak kemudi
- Gading-gading cermin ialah semua gading-gading di belakang gading nol
- Gading-gading simpul ialah gading-gading sepanjang tabung poros baling-
baling.
- Gading-gading besar ialah gading yang ukurannya lebih besar bila dibandingkan
dengan gading-gading lainnya, letaknya pada lambung dimana balok geladak
ditempat itu terputus karena adanya lubang palka, di kamar mesin, di buritan
maupun di tempat lain yang memerlukan.
- Gading-gading haluan, ialah gading-gading yang terletak di depan sekat
pelanggaran.

44

Capt. Habiyudin M Mar./Document/BP3IP


c
a
d

e f

a. Gading-gading cermin
b. Gading-gading simpul
c. Gading buritan = gading nol
d. Gading-gading haluan
e. sekat pelanggaran
f. sekat kedap air ceruk belakang

D. Gading-gading besar (gading-gading sarang/webframes)

Gading-gading besar atau gading-gading sarang, baik ukurannya maupun kekuatannya jauh
lebih besar dibandingkan dengan gading-gading biasa. Pada bagian balok deladaknya ditiadakan
atau diputuskan sehingga kekuatan di daerah tersebut menjadi berkurang, maka dipasanglah
gading-gading besar. Pemasangan gading-gading besar di sini maksudnya ialah agar kekuatan
yang hilang tersebut dapat dipulihkan. Dengan kata lain pemasangan gading-gading besar di
tempat yang balok geladaknya diputuskan, seperti di mulut palka, dimaksudkan agar kekuatan
yang hilang akibat adanya palka tersebut dapat dipulihkan. Pemasangannya ada yang tepat
melintang mulut palka, ada yang dipasang di ujung muka atau di ujung belakang palka tersebut.
Selain itu gading-gading besar juga dipasang di kamar mesin atau kamar ketel, sebab balok
geladak terbawah di kamar mesin ditiadakan atau sebagian dihilangkan, sehingga kekuatannya
berkurang. Pada kapal yang berbaling-baling ganda atau pada kapal yang berkecepatan tinggi,
gading-gading besar juga dipasang di bagian buritan untuk menahan getaran sebagai akibat
putaran baling-baling. Di bagian haluan yang membutuhkan perkuatan yang lebih besar terutama
untuk menahan pukulan air atau ombak yang besar, juga dipasang gading-gading besar yang
disebut panting frames.
Dari apa yang diutarakan di atas, dapat disimpulkan bahwa gading-gading besar dipasang :
- Di daerah yang balok geladaknya terputus, untuk mengembalikan kekuatan yang hilang
- Di daerah yang membutuhkan perkuatan di mana perkuatan tersebut swekaligus berfungsi
sebagai penahan getaran, seperti di bagian haluan, di buritan, di dalam kamar mesin/ketel (pada
kapal yang baling-baling ganda dan kapal-kapal yang berkecepatan tinggi).

45

Capt. Habiyudin M Mar./Document/BP3IP


Pada beberapa bagian tertentu seperti di bagian haluan, di kamar mesin dan lain sebagainya,
selain dipasang gading-gading besar, juga dipasang senta samping (side stringer) yang gunanya
agar tegangan setempat dapat diteruskan ke gading-gading tersebut. Agar kekuatan dimaksud
lebih terpadu, biasanya pertemuan antara senta samping dengan gading-gading besar ditutup
dengan pelat belah ketupat/pelat intan (diamond plate).
Pemasangan senta samping dibagian tertentu itu dimaksudkan agar dapat memberikan
perkuatan membujur setempat mengingat kegunaan ataupun kepentingan sehubungan dengan
pemasangan tadi (di haluan, di kamar mesin, di dalam tangki-tangki dsb. untuk memberikan
perkuatan terhadap dinding setempat agar tidak melengkung karena tegangan-tegangan yang
terjadi.

Hubungan Ujung-ujung Gading Palka

1. Gading
2. Pelat Alas dalam
3. Lutut
4. Lutut
5. Wrang

46

BAB XI

Capt. Habiyudin M Mar./Document/BP3IP


SISTEM INSTALASI PIPA DI KAPAL

Pipa adalah suatu batang silindar berongga yang dapat berfungsi untuk dilalui atau mengalirkan
zat cair, uap, gas ataupun zat padat yang dapat dialirkan yang berjenis serbuk/tepung. Untuk pembuatan
pipa baja dapat dibuat dengan beberapa metoda antara lain seamless pipe, butt welded pipe dan spiral
welded pipe. Pembuatan pipa disesuaikan dengan kebutuhan dan dibedakan dari batas kekuatan tekanan,
ketebalan dinding pipa, temperatur zat yang mengalir, jenis material berkaitan dengan korosi dan kekuatan
pipa tersebut.

• Penamaan pipa sering disebut dari jenis pipa dan ukuran pipa yaitu diameter pipa. Diameter pipa sendiri
dibagi dua : diameter luar dan diameter dalam, selain itu ada yang menamakan pipa dari ketebalan pipa
yaitu ketebalan antara diameter luar dan diameter dalam dan sekarang dikenal dengan istilah schedules.

• Untuk instalasi pipa dikapal tentu pipa-pipa tersebut tidak hanya pipa lurus melainkan terdapat belokan ,
cabang, mengecil, naik dan turun. Panjang dari pipa pun beraneka ragam ada yang penjang ataupun
pendek. Berkaitan dengan hal ini maka kita akan mengenal beberpa jenis sambungan pipa seperti
sambungan ulir, sambungan shock , sambungan dengan las (butt welded) dan sambungan dengan
menggunakan flange. Selain itu dikenal juga istilah belokan atau ellbow, cabang T atau tee, cabang “Y”
dan ada juga pipa yang diameternya mengecil disebut reducer.

• Pada setiap kapal yang memiliki perlengkapan permesinan yang terdiri dari Mesin Induk , Mesin Bantu
dan pompa-pompa atau kapal yang tidak dilengkapi Mesin Penggerak namun memiliki permesinan lain dan
pompa-pompa, selalu dilengkapi dengan instalasi perpipaan.

• Instalasi pipa dikapal diganakan untuk mengalirkan fluida dari satu tanki/kompartment ke tanki lain, atau
dari satu tangki ke peralatan permesinan dikapal, atau mengalirkan fluida dari kapal keluar kapal atau
sebaliknya. Selain itu terdapat instalasi pipa yang lain berfungsi mengalirkan gas non cair seperti pipa gas
buang, pipa sistim CO2, atau instalasi pipa yang mengalirkan udara dan uap bertekanan.

• Jenis pipa yang terdapat dikapal memiliki beragam senis ditinjau dari material pipa sesuai dengan
kegunaannya. Material pipa dikapal pada umumnya terbuat dari baja galvanis, baja hitam, baja campuran,
stainless steel, kuningan, tembaga ataupun alumunium. Pada kegunaan tertentu terdapat pula pipa yang
terbuat dari bahan non metal seperti rubber hose , gelas dan PVC.

• Untuk kapal-kapal yang dibangun mengikuti peraturan klasifikasi maka instalasi pipa harus pula
mendapat persetujuan atau gambar instalasi pipa harus mendapat pengesahan dari badan klasifikasi.

• Hal lain yang perlu diperhatikan adalah sistim pemeliharaan atau sistim reparasi terhadap pipa-pipa
dikapal, untuk memudahkan hal tersebut maka sistim penyambungan pipa-pipa dikapal menggunakan
sistim baut dan flange.

47

Capt. Habiyudin M Mar./Document/BP3IP


A. SISTEM INSTALASI PIPA AIR LAUT / SEA WATER PIPING SYSTEM

• Sesuai dengan fungsinya , istalasi pipa air laut digunakan untuk mengalirkan air laut dari satu tanki ke
tanki lain, dari luar ke dalam kapal, dari kapal ke laut dan lain sebagainya. Pengaliran air laut
menggunakan sarana pompa, dapat berupa pompa hisap atau pompa tekan, pompa ini disebut Pompa air
laut/Sea water pump. Selain pompa pengaturan aliran instalasi air laut dikontrol dengan menggunakan
sistim katub/valve.

• Pompa air laut pada umumnya menggunakan jenis pompa centrifugal disesuaikan dengan kebutuhannya .
Air laut masuk kedalam kapal dengan melalui instalasi karangan laut/sea chest , yaitu pipa yang menembus
bagian kulit kapal didaerah bottom. Pipa di sea chest dilengkapi katub/valve type non return valve yang
terbuat dari bahan cast steel atau bronze. Setelah melalui katub sebagai pengatur masuknya air laut , air laut
melewati Saringan/Strainer untuk menyaring partikel / kotoran sebelum dihisap oleh pompa Air laut/sea
water pump yang mempunyai kapasitas mencukupi sesuai kebutuhan. Pengaturan kebutuhan air laut diatur
dengan menggunakan manifold dan beberapa katub untuk penyalurannya yang dapat dikontrol di kamar
mesin (lihat diagram pipa isometri terlampir).

• Air laut antara lain dibutuhkan untuk sistim Pemadam Kebakaran/Fire Hydrant system, sistim Pendingin
Mesin Induk/Bantu/Sea Water cooling system, sistim Bilas sanitasi/Sewage flushing system, sistim Cuci
Geladak/Deck washing system, sistim pencuci rantai di Hawse pipe/Chain washing system dan sistim
Balas dikapal/Sea water ballast system.

2
4 3
5

Sistem Instalasi pipa air laut

1. Ballast tank
2. Flans
3. Non return valve
4. Distribution pump
5. Pompa air laut
6. Sea chase

48

Capt. Habiyudin M Mar./Document/BP3IP


B. SISTEM INSTALASI PIPA AIR TAWAR / FRESH WATER PIPING SYSTEM

• Sesuai dengan fungsinya , istalasi pipa air Tawar/Fresh water digunakan untuk mengalirkan air Tawar
dari satu tanki ke sistim yang dibutuhkan, dari luar ke dalam kapal pada saat pengisian Air Tawar , dari
tanki ke katup2 didaerah ruang akomodasi untuk kebutuhan orang dikapal dan lain sebagainya. Pengaliran
air Tawar menggunakan sarana pompa, dapat berupa pompa hisap atau pompa tekan, pompa ini disebut
Pompa air Tawar/Fresh water pump. Selain pompa pengaturan aliran instalasi air Tawar dikontrol dengan
menggunakan sistim katub/valve.

• Pompa air Tawar pada umumnya menggunakan jenis pompa centrifugal disesuaikan dengan
kebutuhannya dan dilengkapi sistim Hydrophore, sehingga air Tawar yang mengalir keluar mempunyai
tekanan untuk kebutuhan diseluruh ruangan di geladak.

• Air Tawar masuk kedalam kapal dengan melalui sistim pengisian melewati instalasi pipa pengisian Air
Tawar dan masuk kedalam tanki Air Tawar/Fresh Water tank , pipa pengisian Air Tawar umumnya terletak
digeladak yang menembus bagian bagian geladak kapal dan masuk ke Tanki Air Tawar. Pipa-pipa tersebut
dilengkapi dengan katub/valve yang terbuat dari bahan stainless steel.

• Pengaturan kebutuhan air Tawar diatur dengan menggunakan manifold dan beberapa katub untuk
penyalurannya yang dapat dikontrol di kamar mesin (lihat diagram pipa isometri terlampir).

• Air Tawar antara lain dibutuhkan untuk sistim instalasi ke kamar mandi dan washtafel, sistim ke Dapur ,
dan instalasi ke Kamar mesin.

Sistem instalasi air tawar di atas kapal

Keterangan :
1. Tangki persediaan 2. Pipa pengisian
3. Pipa udara 4. Sounding pipa (pipa duga)
5. Pompa tangan 6. Pompa centrifugal
7. Tangki dinas 8. Pipa pengisap
9. Pipa pembagi 10. Tempat penggunaan
11. Heating coil 12. Pipa udara
13. Oven flow pipa 14. Katup test
15. Selang (Hose) 16. Pipa Utama

49

Capt. Habiyudin M Mar./Document/BP3IP


C. SISTEM INSTALASI PIPA BAHAN BAKAR / FUEL OIL PIPING SYSTEM

• Instalasi pipa Bahan Bakar/Fuel Oil digunakan untuk mengalirkan kebutuhan bahan bakar dari tanki
bahan bakar ke sistim di permesinan dan dari luar ke dalam kapal pada saat pengisian Bahan Bakar.
Pengaliran bahan bakar menggunakan sarana pompa, dapat berupa pompa Bahan bakar atau pompa transfer
bahan bakar, pompa ini disebut Pompa bahan bakar/Fuel Oil pump and Fuel Oil Transfer pump.
Selanjutnya dari pompa pengaturan aliran bahan bakar juga dikontrol dengan menggunakan sistim
katub/valve.

• Pompa Bahan Bakar pada umumnya menggunakan jenis pompa rotary disesuaikan dengan kebutuhannya
dan dilengkapi sistim penyaringan/filter, selain menggunakan pompa bahan bakar utama, untuk
kepentingan darurat sistim instalasi juga dilengkapi dengan pompa tangan bahan bakar jenis rotari/FO
Rotary Hand pump. Sehingga bahan bakar dapat dipompa yang mengalirdari tanki bahan bakar ke Mesin
Induk/Bantu/Main Engine/Aux.Engine sesuai kebutuhan. Untuk Mesin Induk ukuran tertentu pada
umumnya dilengkapi dengan pompa bahan bakar yang menyatu dengan mesin/Attached Fuel Oil pump
sehingga aliran bahan bakar diambil dari tanki bahan bakar/ tangki harian bahan bakar menggunakan
pompa tersebut. Pompa Transferbahan bakar/FO Transfer pump hanya berfungsi memindah kan bahan
bakar dari tanki utama ke tanki Harian/FO Daily Tank.

• Untuk pengisian Bahan bakar masuk kedalam kapal dengan melalui sistim pengisian melewati instalasi
pipa pengisian Bahan Bakar dan masuk kedalam tanki Bahan Bakar/Fuel Oil tank , pipa pengisian bahan
bakar umumnya terletak digeladak utama dan pipa pengisian menembus bagian pelat geladak kapal dan
masuk ke Tanki bahan bakar dikenal dengan nama Bunker Station. Pipa-pipa tersebut dilengkapi dengan
katub/valve yang terbuat dari bahan pipa baja atau pipa stainless steel.

• Pengaturan kebutuhan bahan bakar diatur dengan menggunakan manifold dan beberapa katub untuk
penyalurannya sesuai jumlah tanki dan jumlah mesin yang dapat dikontrol di kamar mesin (lihat diagram
pipa isometri terlampir).

• Untuk pipa bahan bakar yang keluar dari tangki harian dan mengalir menuju mesin harus dilengkapi
dengan katup dengan sitim penutup otomatis dengan pegas dan dapat dioperasikan secara cepat/Quick
closing valve.

50

Capt. Habiyudin M Mar./Document/BP3IP


D. SISTEM INSTALASI PIPA AIR KOTOR/ SEWAGE PIPING SYSTEM

• Instalasi pipa Air Kotor/sewage piping system digunakan untuk mengalirkan air kotor dan air limbah
dikapal dari dan ke tanki Sewage di dalam kapal. Pengaliran sewage menggunakan sarana pompa, berupa
pompa Sewage/Sewage Pump. Air kotor/Sewage berasal dari buangan water closet dari setiap ruang
akomodasi, yang mengalir ke tanki sewage secara gravity atau dengan tekanan air bilas/flushing ,
selanjutnya dari tanki sewage akan dipompa keluar kapal sesuai dengan peraturan pembuangan limbah.
Pengaturan aliran air kotor juga dikontrol dengan menggunakan sistim katub/valve (lihat diagram pipa
isometri terlampir).

• Pompa Sewage pada umumnya menggunakan jenis pompa rotary atau pompa piston dengan putaran
rendah, disesuaikan dengan kebutuhannya dan dilengkapi sistim penghancur berupa baling-baling didalam
tangki sewage, selain menggunakan pompa sewage utama pada umumnya untuk kepentingan darurat juga
dilengkapi dengan pompa tangan. Sehingga sewage dapat dipompa keluar sebelum tanki penuh.

• Untuk pembersihan sistim instalasi sewage ini, dilengkapi dengan instalasi pembersih/ flushing system.
Sistim pembersih menggunakan air laut , dan pembuangan sewage menggunakan pipa yang umumnya
menembus kulit lambung kapal disebut overboard dan dilengkapi pula pipa pembuangan yang terletak
digeladak belakang utama untuk pembuangan ke sarana didarat atau tongkang pembuangan. Pipa-pipa
tersebut terbuat dari bahan pipa tahan karat atau pipa stainless steel dan dilengkapi dengan katub/valve.

E. SISTEM PIPA LAIN

• Selain sistim Instalasi pipa yang utama tersebut diatas masih ada beberapa instalasi piap yang lain,
diantaranya inatalasi pipa Minyak lumas, instalasi pipa Cargo (khusus untuk Tanker), Instalasi pipa
pendingin mesin, instalasi pipa Udara, instalasi pipa Uap, dan instalasi pipa Bilga.

• Instalasi pipa bilga untuk pembuangan air kotor dari got kamar mesin telah dibahas sebelumya pada
perihal MARPOL, termasuk untuk kapal barang dan kapal Tanker.

• Pipa Udara adalah pipa peranginan yang harus dipasang disetiap tanki yang ada dikapal, dengan kegunaan
supaya didalam tanki tidak terjadi tekanan yang membahayakan. Pipa udara harus dipasang ditanki dan
keluar menembus geladak sehingga udara keluar ditempat udara bebas. Pipa udara mempunyai ketinggian
digeladak diatur oleh ketentuan Load Line Convention. Ukuran diameter pipa udara harus lebih besar dari
ukuran diameter pipa isi. Dibagian ujung pipa udara harus dibuat bengkok atau dipasang strainer sehingga
air tidak mesuk kedalam tanki.

• Pipa Gas buang/Exhaust gas pipe merupakan pipa untuk mengalirkan gas hasil pembakaran Mesin
Induk/Main Engine atau mesin Bantu/Aux. Engine . Pipa gas buang terpasang dari manifold gas buang
Mesin Induk/Bantu didalam kamar mesin dan terus menuju cerobong kapal/funnel . Karena pipa ini akan
dialiri gas yang cukup panas maka pipa pada umumnya dibalut dengan bahan insulation.

51

Capt. Habiyudin M Mar./Document/BP3IP


BAB XII
KULIT KAPAL, SEKAT DAN PINTU KEDAP AIR

A. Kulit kapal

Pelat-pelat yang disambung menjadi lajur yang terdapat pada badan kapal biasa disebut
dengan kulit kapal. Fungsi kulit kapal adalah;
1. Untuk kekuatan membujur kapal
2. Menerima tekanan dari kapal
3. Merupakan penutupan kedap air dari dasar hingga bagian atas kapal
4. Lajur kulit kapal diberi nama dengan abjad a,b,c,d dan seterusnya mulai dengan lajur dasar
5. Sambungan plat diberi nama dengan angka 1,2,3 dan seterusnya dari depan ke belakang.

Pemberian Tanda dan Nomor Pada Kulit Kapal


Pemberian tanda pada kulit kapal dimulai dari pelat pengapit lunas (garboard strake) yaitu pelat lajur
sepanjang kiri kanan lunas datar sebagai lajur A. lajur lajur lainnya ditandai dari bawah ke atas dari
tiap sisi secara alphabet A,B,C,…dst kecuali I. Dan pemberian nomor pada lajur diberi secara
berurutan dari belakang ke depan atau dari depan ke belakang .
Kegunaannya agar dapat diketahui lokasi dari pelat dalam kaitannya dengan pemeriksaan atau
perbaikan karena kerusakan, sobek, maupun survey sehubungan dengan penggantian pelat tersebut”.
Pemberian nomor dan tanda lajur selalu dikaitkan dengan gading-gading ditempat tersebut untuk
memberi kepastian pada bagian mana pelat tersebut berada.
Contoh : Pelat E kiri 3 – 110 – 120 artinya : Pelat E dilambung kiri, no 6 diantara gading-gading
no.110 s/d 120
Cara Penyambungan Pelat Kulit Kapal
Agar kapal kuat dan kokoh maka berbagai bagian di dalam badan kapal disambungkan satu dengan
yang lain secara baik dan semestinya. Sambungan-sambungan kulit kapal secara keling dan las ada
beberapa istilah :
Kampuh : sambungan antara pelat-pelat secara membujur.
Dampit : sambungan antara pelat-pelat secara melintang.

52

Capt. Habiyudin M Mar./Document/BP3IP


B. Sekat kedap air

* Kegunaan sekat kedap air (SKA) :


- membagi kapal atas kompartemen-kompartemen, dengan sendirinya membagi tekanan ke
bidang yang lebih luas.
- mempertinggi keselamatan kapal dalam hal bila kapal mendapat kebocoran khususnya bagian di
bawah permukaan air atau di dekatnya, dengan adanya sekat kedap air tidak seluruhnya
tergenang air.
- mempertinggi keselamatan dengan menambah kekuatan melintang kapal.
- membatasi/melokalisir bahaya-bahaya kebakaran di salah satu kompartemen atau membatasi
penggenangan sesudah salah satu kompartemen mengalami kebocoran.

* Jumlah sekat kedap air :


1. Letak kamar mesin. Pada kapal dengan kamar mesin belakang, jumlah sekat kedap air minimal 3
buah, sedang pada kapal dengan kamar mesin di tengah jumlah sekat kedap air minimal 4 buah.
Pada hakekatnya semua kapal-kapal yang terikat dengan SOLAS atau yang di dalam operasinya
menjalani ketentuan-ketentuan SOLAS, harus memiliki :
- 1 (satu) buah sekat pelanggaran (collision bulkhead) yang letaknya tertentu. Pada kapal barang
letaknya minimal 5% dari LBP (panjang sepanjang garis tagak) dihitung dari linggi depan, pada
kapal penumpang letaknya minimal 5% LBP + maksimum 10 feet.
- 1 (satu) buah sekat kedap air belakang atau sekat kedap air ceruk belakang (after peak bulkhead)
sehingga tabung poros baling-baling (stern tube) berada di dalam sebuah ruangan kedap air.
- 1 (satu) buah sekat kedap air pada setiap ujung kamar mesin.(Pada kapal uap ruang antara ruang
ketel dan ruangan mesin, diberi juga sebuah sekat kedap air)

5% LBP
W L

Sekat pelanggaran

FP

53

Capt. Habiyudin M Mar./Document/BP3IP


2. Panjang kapal :

Panjang kapal (dalam feet atau kaki) : Jumlah Sekat Kedap Air :
Kamar mesin (tengah) : (belakang) :
220 - 285 4 3
285 - 335 4 4
335 - 370 5 5
370 - 405 6 5
405 - 470 6 6
470 - 540 7 6
540 - 610 8 7

C. Pintu kedap air (watertight door)

Pintu kedap air dipasang pada dinding kedap air. Melihat konstruksinya maka pintu kedap air
dibedakan atas :
1. Pintu kedap air yang berengsel
2. Pintu kedap air yang bergeser (manual dan mekanis)

Dilihat dari cara kerjanya pintu kedap air dibedakan atas :


1. Secara vertical dipasang pada ruangan sempit tetapi tinggi, digunakan pintu kedap air yang
dibuka secara vertical (dari ruangan mesin kemudian masuk ke ruangan poros baling-baling).
2. Pintu kedap air yang dibuka secara horizontal dipasang pada rungan yang lebar tetapi rendah.

Menurut peraturan yang berlaku Pintu kedap air dibagi dalam 3 (tiga) kelas :

- Kelas I : yaitu pintu kedap air yang bersengsel yang dipasang di geladak dengan titik terendah
dari geladak tersebut letaknya minimal 17.5 cm di atas garis summer draft dan
dapat dibuka pada kemiringan 15° kiri atau kanan baik dari luar maupun dalam.
- Kelas II : yaitu pintu kedap air yang digeser memakai tangan. Pintu kedap air kelas II harus
dapat dibuka atau ditutup pada kemiringan 15° ke kiri atau ke kanan dari sebelah
menyebelah yang memakan waktu aling lama 90 detik.
- Kelas III : yaitu pintu kedap air yang didorong memakai tangan atau mesin penggerak mekanik.
Mekanisme yang dipakai untuk membuka atau menutup biasanya memakai system
hydrolik dalam waktu 60 detik dalam kemiringan 15°.

Pintu kedap air ini harus dapat dibuka atau ditutup dalam waktu 60 detik dalam kemiringan 15° ke
kiri dan ke kanan. Pintu kedap air ini dimasukan dalam kategori kelas III. Leteknya semabarang. Namun
pada umumnya pintu kedap air terletak pada dinding kedap air dan dinding kamar mesin.
Adapun cara membuka pintu kedap air adalah : dengan tangan, dengan mekanik dan otomatis.

54

Capt. Habiyudin M Mar./Document/BP3IP


Pintu Kedap Air bersengsel (Hinged watertight door)

Pintu Kedap Air didorong (Sliding Watertight door)

Gunmetal nut

Frame

55

Capt. Habiyudin M Mar./Document/BP3IP

Anda mungkin juga menyukai