DISUSUN OLEH
KELOMPOK 10:
1. Dewi (G 301 18 064)
2. I Made Agus Putra Wildana (G 301 18 084)
3. Lisma Habiba (G 301 18 048)
4. Rahmi Karlina Syahrul (G 301 18 010)
5. Sutra Ayu (G 301 18 031)
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUNA ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
FEBRUARI, 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan mutu mahasiswa sangatlah dibutuhkan dalam rangka meningkatkan
kualitas pendidikan. Salah satu mutu pendidikan mahasiswa yang utama adalah memiliki
kualitas prestasi dan lulusan yang dapat bermanfaat di tengah masyarakat. Lingkungan
memiliki peran besar dalam menghasilkan prilaku yang baik, seperti lingkungan
akademik. Mutu mahasiswa yang diharapkan yaitu kepatuhan terhadap etika, sikap
proaktif mahasiswa dalam proses belajar mengajar, prestasi akademik yang ditunjukkan,
dan yang utama adalah kompetensi lulusan yang handal.
Mahasiswa sebagai agent of social change (agen perubahan sosial) dan selaku
insan akademis, dipandang memiliki kekuatan intelektual yang lebih sehingga kepekaan
dan nalar yang rasional diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata terhadap
pembangunan pendidikan dan social dimasyarakat. Oleh karena itu sudah menjadi
konsekuensi terhadap tuntutan dari seorang mahasiswa untuk mampu mengoptimalkan
potensi yang dimilikinya sebagai suatu kebutuhan pribadi dan masyarakat. (Widia,
2014). Fungsi kontrol sosial yang dimiliki mahasiswa bagi pembangunan diharapkan
mutlak demi kemajuan pembangunan.
Pendidikan karakter diperlukan untuk membentuk karakter peserta didik sehingga
mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat.
Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat (Ali Ibrahim Akbar,
2000), ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan
dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan
orang lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan
sekitar 20 persen oleh hard skill dan sisanya 80 persen oleh soft skill. Bahkan orang-
orang tersukses di dunia bisa berhasil dikarenakan lebih banyak didukung kemampuan
soft skill daripada hard skill. Hal ini mengisyaratkan bahwa mutu pendidikan karakter
peserta didik sangat penting untuk ditingkatkan. Melihat masyarakat Indonesia sendiri
juga lemah sekali dalam penguasaan soft skill. Untuk itu penulis menulis makalah ini,
agar pembaca tahu betapa pentingnya pendidikan karakter bagi semua orang.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kejujuran?
2. Apa yang dimaksud dengan kepedulian?
3. Apa yang dimaksud dengan kemandirian?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kejujuran
Jujur adalah kecenderungan untuk berbuat atau berperilaku yang sesungguhnya dan
apa adanya, tidak berbohong, tidak mengada-ada, tidak menambah dan tidak
mengurangi, serta tidak menyembunyikan informasi (Suparman, 2011).
Jujur atau kejujuran berarti apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati
nuraninya. Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang
dilarang oleh agama dan hokum. Jujur berarti pula menepati janji atau menepati
kesanggupan, baik yang telah terlahir dalam kata-kata maupun yang masih dalam hati
(niat). Jadi seseorang yang tidak menepati niatnya berarti mendustai dirinya sendiri.
Apabila niat tadi telah terlahir dari kata-kata, padahal tidak ditepati, maka
kebohongannya disaksikan orang lain (Widagdho, 2001).
Orang yang memiliki sifat jujur perkataannya selalu dapat dibuktikan dengan
perbuatan, dan apa yang dikatakannya sesuai dengan praktikannya. Dr. Marzuki, M.Ag
menyatakan bahwa sifat jujur dapat terlihat dalam berbagai bentuk, yakni:
1. Benar dalam perkataan, maksudnya seseorang harus harus selalu berkata benar
dalam keadaan apapun, kapanpun, dan dimanapun.
2. Benar dalam pergaulan, maksudnya dalam bergaul dengan orang lain,
seseorang dilarang menipu, berbohong, khianat, dan sejenisnya. Dengan bekal
jujur , seseorang tersebut akan dapat bergaul dengan baik di masyarakat dan
akan dipercaya oleh masyarakat.
3. Benar dalam kemauan, maksudnya dengan bekal kejujuran, seseorang akan
dapat menuruti kemauannya yang benar. Kemauan atau niat yang benar harus
dipraktikkan dengan cara yang benar-benar.
4. Benar dalam berjanji, maksudnya seseorang harus menepati janji kepada
siapapun.
5. Benar dalam kenyataan, maksudnya seseorang harus menampilkan apa yang
sesungguhnya terjadi pada dirinya dan tidak membohongi masyarakat
sekitarnya.
Menurut Lestari dan Adiyanti (2012) jujur yaitu menyampaikan fakta dengan benar
dan berupaya mendapatkan sesuatu dengan cara yang benar. Dengan bentuk perilaku
jujur, yaitu: menyampaikan kebenaran dan bertindak fair atau adil. Kejujuran dalam
akademik berarti jujur dalam peraturan pendidikan. Seseorang yang secara akademis
jujur yaitu tidak melakukan tindakan plagiarism, yang berarti tidak menyalin pekerjaan
orang lain atau tidak menggunakan pekerjaan orang lain tanpa izinnya.
Nilai kejujuran dilandasi oleh nilai-nilai religious dan nilai-nilai etika moral yang
berlaku secara umum. Dalam dunia pendidikan, nilai kejujuran perlu dikembangkan
untuk menghasilkan sumber daya manusia yang dapat menjunjung tinggi nilai kejujuran.
Pendidik atau dosen memiliki peranan penting dalam membangun karakter, kepribadian,
dan intelektual peserta didik (Emosda, 2011).
Sebagai individu manusia dewasa, mahasiswa selayaknya bisa bertanggung jawab
100% atas perilakunya sendiri. Mahasiswa tentu tidak perlu diajari lagi tentang etika dan
moralitas, karena mahasiswa pastinya telah mengetahui mana perilaku yang positif dan
mana perilaku yang tidak positif. Ketidakjujuran merupakan perilaku tidak positif.
Kecenderungan mahasiswa untuk mendapatkan IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) yang
tinggi meskipun dengan kemampuan yang rendah menyebabkan mahasiswa mencari lain
yang bertentangan dengan prinsip kejujuran. Thomas Lickona (1992) menyebut
membudayanya ketidakjujuran sebagai salah satu tanda sebuah bangsa sedang menuju
jurang kehancuran (Dwi Budiyanto: 2011; Agus Wibowo: 2012). Artinya, apabila
mahasiswa sebagai agent of change dan iron stock telah membiasakan perilaku tidak
jujur, maka mahasiswa turut berperan menghancurkan bangsa ini.
B. Kepedulian
Zuriah, Nurul.Pendidikan Moral & Budi Pekerti dalam perspektif Perubahan. Jakarta: Bumi
Aksara, 2007.