Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MIKROBIOLOGI

(METABOLISME DAN FISIOLOGI MIKROORGANISME)

KELOMPOK 5:
DEWI (G 301 18 064)
DESLY FITRA TOLAMBU (G 301 16 024)
IRA PUSPA DEWI (G 301 18 040
RAHMI KARLINA SYAHRUL (G 301 18 010)

KELAS GENAP

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
MARET, 2019
BAB I
PEMBAHASAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan, mahluk hidup memerlukan energi yang diperoleh dari proses
metabolisme. Metabolisme adalah suatu ciri yang dimiliki makhluk hidup yang
merupakan serangkaian reaksi kimia di dalam sel. Reaksi-reaksi ini tersusun dalam jalur-
jalur metabolisme yang rumit dengan mengubah molekul-molekul melalui tahapan-
tahapan tertentu. Secara keseluruhan metabolisme bertanggung jawab terhadap
pengaturan materi dan sumber energi dari sel. Metabolisme terjadi pada semua mahluk
hidup termasuk kehidupan mikroba.
Metabolisme merupakan serentetan reaksi kimia yang terjadi dalam sel hidup.
Dalam metabolisme ada dua fase yaitu katabolisme dan anabolisme. Secara menyeluruh
sebagian besar katabolisme adalah respirasi seluler di mana glukosa dan bahan bakar
organik yang lain dipecah menjadi karbon dan air dengan membebaskan energi. Energi
yang diperoleh disimpan dalam molekul-molekul organik dan digunakan untuk
melakukan kerja dari sel. Kebalikan dari katabolisme adalah anabolisme, yang
merupakan serangkaian reaksi-reaksi kimia yang membutuhkan energi untuk membentuk
molekul-molekul besar dari molekul-molekul yang lebih kecil, misalnya pembentukan
protein dari asam amino.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu metabolism mikroorganisme?
2. Apa itu fisiologi mikroorganism?
3. Apa itu metabolit primer dan sekunder mikroorganisme?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Metabolisme Mikroorganisme


Mikroorganisme dalam hidupnya melakukan aktivitas metabolism. Metabolism
mikroorganisme meupakan proses-proses kimia yang terjadi di dalam tubuh
mikroorganisme. Metabolism disebut juga reaksi enzimitas, karena metabolisme terjadi
selalu menggunakan enzim katalisator. Dalam metabolism mikroorganisme, energy fisik
atau kimiawi dikonversi menjadi energy melalui metabolism mikroorganisme dan
disimpan dalam bentuk senyawa kimia yang disebut adenosine 5’-thripospate (ATP).
Mikroorganisme misalnya bakteri dalam hidupnya melakukan aktivitas metabolism.
Tujuan metabolism agar mikroorganisme dapat bertahan melangsungkan fungsi hidup.
Metabolisme merupakan seluruh peristiwa reaksi-reaksi kimia yang berlangsung
dala sel makhluk hidup. Metabolisme terdiri atas dua proses, yaitu anabolisme dan
katabolisme.
A. Anabolisme
Anabolisme adalah penyusunan senyawa kimia sederhana menjadi senyawa
kimia atau molekul komplek (Prawirohartono dan Hadisumarto, 1997). Pada
peristiwa ini diperlukan energi dari luar. Energi yang digunakan dalam reaksi ini
dapat berupa energi cahaya ataupun energi kimia. Energi tersebut, selanjutnya
digunakan untuk mengikat senyawa-senyawa sederhana tersebut menjadi senyawa
yang lebih kompleks. Jadi, dalam proses ini energi yang diperlukan tersebut tidak
hilang, tetapi tersimpan dalam bentuk ikatan-ikatan kimia pada senyawa kompleks
yang terbentuk. Energi yang digunakan dalam anabolisme dapat berupa energi
cahaya atau energi kimia. Anabolisme yang menggunakan energi cahaya dikenal
dengan fotosintesis, sedangkan anabolisme yang menggunakan energi kimia dikenal
dengan kemosintesis.
B. Katabolisme
Katabolisme adalah reaksi pemecahan/pembongkaran senyawa kompleks
menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana dengan menghasilkan energi yang
dapat digunakan organisme untuk melakukan aktivitasnya. Fungsi reaksi
katabolisme adalah untuk menyediakan energi dan komponen yang dibutuhkan oleh
reaksi anabolisme.
C. Produksi Energi Oleh Mikroba (Respirasi, Fermentasi Dan Fotosintesis)
Sel-sel bakteri seperti halnya sel semua organisme hidup, umumnya melakukan
aktivitas kehidupan untuk kelangsungan hidupnya. Semua sel membutuhkan suatu
sumber energi. Walaupun sangat beraneka ragam jenis substansi yang berperan
sebagai sumber energi bagi mikroorganisme, namun terdapat pola dasar
metabolisme yang sangat sederhana yaitu terjadi perubahan dari satu bentuk energi
yang kompleks menjadi bentuk energi yang lebih sederhana, sehingga dapat masuk
ke dalam rangkaian metabolik. Bagaimanapun, dalam semua jenis sel dan tanpa
menghiraukan mekanisme yang digunakan untuk mengekstrak energi, reaksi
tersebut diiringi oleh pembentukan Adenosine Triphosphate (ATP). ATP adalah
perantara yang umum (reaktan) baik dalam reaksi yang menghasilkan energi
maupun reaksi-reaksi yang membutuhkan energi dan pembentukannya memerlukan
mekanisme dimana energi yang tersedia dapat disalurkan kedalam reaksi biosintesis
dari sel yang memerlukan energi.
1. Respirasi
Respirasi merupakan proses terjadinya pembongkaran suatu zat makanan
sehingga menghasilkan energi yang diperlukan oleh mikroorganisme tersebut.
Jika oksigen yang diperlukan dalam proses respirasi maka disebut respirasi
aerob. Ada juga spesies bakteri yang mampu melakukan respirasi tanpa adanya
oksigen, maka peristiwa itu disebut respirasi anaerob.
a. Respirasi Aerob
Respirasi aerob merupakan serangkaian reaksi enzimatis yang
mengubah glukosa secara sempurna menjadi CO2, H2O dan menghasilkan
energi. Menurut penyelidikan energi yang terlepas sebagai hasil
pembakaran 1 grammol glukosa adalah 675 Kkal. Dalam respirasi aerob,
glukosa dioksidasi oleh oksigen, dan reaksi kimianya dapat digambarkan
sebagai berikut:
C6H12O6 + 6 O2 → 6 CO2 + 12 H2O + 675 Kkal
Dalam kenyataan reaksi yang terjadi tidak sesederhan itu. Banyak
tahap reaksi yang terjadi dari awal hingga terbentuknya energi. Reaksi-
reaksi tersebut dibedakan menjadi tiga tahap yakni glikolisis, siklus kreb
(the tricarboxylic acid cycle) dan transfer elektron.
1. Glikolisis
Glikolisis adalah serangkaian reaksi enzimatis yang memecah
glukosa (terdiri dari 6 atom C) menjadi dua molekul asam piruvat
(terdiri dari 3 atom C). Glikolisis juga menghasilkan ATP dan
NADH + H+.
2. Tricarboxylic acid cycle (Siklus Krebs)
Merupakan serangkaian reaksi metabolisme yang mengubah
asetil koA yang direaksikan dengan asam oksaloasetat (4C) menjadi
asam sitrat (6C). Selanjutnya asam oksaloasetat memasuki daur
menjadi berbagai macam zat yang akhirnya akan membentuk
oksaloasetat lagi.
3. Transfer Elektron
Setelah proses tricarboxylic acid maka yang terakhir adalah
proses transfer elektron. Transfer elektron merupakan reaksi
pemindahan elektron melelui reaksi redoks (reduksi-oksidasi). karena
respirasi mebutuhkan jumlah ATP dari proses oksidasi NADH dan
FADH. Maka dibutuhkan senyawa senyawa yang memiliki potensial
reduksi rendah sebagai akseptor elektron, dan O2 sangat ideal sebagai
akseptor. Elektron yang berasal dari oksidasi substrat NADH atau
FADH2, melalui serangkaian redoks atau reduksi-oksidasi reaksi, lalu
ke terminal akseptor. Dalam proses ini, energi dilepaskan selama
aliran elektron digunakan untuk membuat gradien proton.
Energi yang ditangkap dalam ikatan energi yang tinggi ketika P
(fosfat) anorganik bergabung dengan molekul ADP untuk membentuk
ATP. Proses ini disebut fosforilasi oksidatif. Energi (ATP) dalam
sistem transpor elektron terbentuk melalui reaksi fosforilasi oksidatif,
Energi yang dihasilkan oleh oksidasi 1 mol NADH atau NADPH2
dapat digunakan untuk membentuk 3 mol ATP. Reaksinya sebagai
berikut.
NADH + H+ + 1/2 O2 + 3ADP + 3H3PO4 → NAD+ + 3ATP + 4H2O
Sementara itu, energi yang dihasilkan oleh oksidasi 1 mol
FADH2 dapat menghasilkan 2 mol ATP. Beberapa jenis enzim yang
terlibat dalam pengangkutan elektron seperti NADH dehidrogenase,
sitokrom reduktase, dan sitokrom oksidase.
Pembawa elektron terdiri dari flavoprotein (contohnya FAD dan
mononukleotida flavin, FMN), besi sulfur (FeS), dan sitokrom,
protein dengan cincin yang berisi besi yang disebut heme. Gugus
non-protein seperti lipid-soluble (larutan dalam lemak) yang lebih
dikenal dengan quinones.
b. Respirasi Anaerob
Beberapa bakteri fakultatif anaerob dan obligatif anaerob melakukan
respirasi anaerob. Dengan melibatkan electron transport system (ETS),
tetapi terminal akseptor elektron selain oksigen.
Anaerob obligat adalah organisme yang mati bila terkena oksigen,
sepertiClostridium tetani dan Clostridium botulinum, yang masing-masing
menyebabkan tetanus dan botulisme.
Bakteri anaerob fakultatif adalah bakteri yang dapat hidup dengan baik
bila ada oksigen maupun tidak ada oksigen. Contoh bakteri anaerob
fakultatif antara lain Escherichia coli, Streptococcus, Alcaligenes,
Lactobacillus, dan Aerobacter aerogenes. Anaerob fakultatif dapat hidup
dengan adanya atau tidak adanya oksigen, tetapi lebih memilih untuk
menggunakan oksigen. Contoh jenis ini termasuk Escherichia coli.
2. Fermentasi
Bila respirasi tidak bisa dilakukan, organisme harus menggunakan
mekanisme alternatif untuk membentuk pasokan koenzim, selama oksidasi
glukosa menjadi piruvat. Jika NAD (P) H tidak teroksidasi kembali ke NAD
(P)+, katabolisme akan berhenti. Akibatnya, akseptor terminal elektron yang
cocok harus ditemukan untuk mengambil elektron. Fermentasi adalah proses
perombakan senyawa organik dalam kondisi anaerob menghasilkan produk
berupa asam-asam organik, alkohol dan gas, yang kemudian dikeluarkan dari
sel, sedangkan fermentasi itu bermacam-macam seperti:
a. Fermentasi alkohol dilakukan oleh yeasts, jamur dan
bakteri. Fermentasi alkohol merupakan suatu reaksi pengubahan glukosa
menjadi etanol (etil alkohol) dan karbondioksida. Organisme yang berperan
yaitu Saccharomyces cerevisiae (ragi) untuk pembuatan tape, roti atau minuman
keras.
Reaksi kimia:
C6H12O6→ 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 H2O + 2 ATP
b. Fermentasi asam laktat yang dilakukan oleh sejumlah bakteri, seperti
Streptococcus, Lactobacillus, Lactococcus dan Leuconostoc, serta beberapa
jamur, alga dan protozoa. Turunan piruvat, adalah akseptor elektron dan
membentuk laktat. Ada dua bentuk fermentasi ini yakni:
1) Fermentasi homolaktis dilakukan oleh bakteri seperti Lactobacillus
acidophilus dan Lactobacillus casei, yang mereduksi semua piruvat yang
dihasilkan pada proses glikolisis menjadi asam laktat.
2) Fermentasi heterolaktis menghasilkan produk lainnya dan asam
laktat. Organisme yang melakukan ini seperti Leuconostoc
mesenteroides danLactobacillus brevis.
c. Fermentasi asam campuran yang dilakukan oleh E. coli dan bakteri
fakultatif anaerob. Produknya meliputi laktat, asetat, dan etanol. Beberapa
organisme memiliki kemampuan untuk mereduksi piruvat menjadi hidrogen dan
CO2.
d. Fermentasi 2,3-Butanediol dilakukan oleh Enterobacter, Erwinia,
Klebsiella dan Serratia. Sama seperti fermentasi campuran asam, namun
menghasilkan butanadiol, netanol dan asam.
e. Fermentasi asam propionat dilakukan oleh beberapa bakteri d usus,
seperti Propionibacterium dan sejenisnya, beberapa terlibat dalam produk
komersil Swiss-keju dan vitamin B12 (cobalamin). Propionat yang terbentuk dari
piruvat yang melalui jalur methylmalonyl CoA, dimana piruvat terkarboksilasi
menjadi oksaloasetat, dan kemudian direduksi menjadi propionat melalui
malate, fumarate dan suksinate
f. Fermentasi asam butirat dilakukan oleh spesies Clostridium. Bakteri
ini memproduksi aseton, butanol, propanol, alkohol dan asam lainnya. Bakteri
ini juga memfermentasi asam amino dan senyawa nitrogen lainnya, serta
karbohidrat.
3. Fotosintesis
Proses metabolisme mikroorganisme dapat dibedakan menjadi dua
berdasarkan sumber energinya yaitu fototrof dan kemotrof. Sedangkan apabila
berdasarkan kemampuan mendapat sumber karbonnya menjadi dua juga
yaitu autotrof dan heterotrof.
Mikroorganisme fototrof adalah mikroorganisme yang menggunakan
cahaya sebagai sumber energi utamanya. Fototrof dibagi menjadi dua yakni
: fotoautotrof danfotoheterotrof.

2.2 Fisiologi Mikroorganisme


 Fisiologi umum
 Secara umum, organisme mikroskopis pada tingkatan seluler memiliki
metabolisme seperti pada umumnya sel eukaryotik maupun prokariyotik.
 Perbedaan terletak pada cara memperoleh nutrisi, dan cara hidup yang akan
berpengaruh terhadap kemampuan metabolit yang khas untuk setiap jenis
mikroba.
 Lingkungan tempat hidup (habitat) juga berpengaruh terhadap kemampuan
metabolisme suatu mikroba.
 NUTRISI BAKTERI
 Bakteri heterotrof: bakteri yang tidak dapat mensintesis makanannya sendiri.
Kebutuhan makanan tergantung dari mahluk lain. Bakteri saprofit dan bakteri
parasit tergolong bakteri heterotrof.
 Bakteri autotrof bakteri yang dapat mensistesis makannya sendiri : (1) bakteri
foto autotrof dan (2) bakteri kemoautotrof.
 Bakteri aerob: memerlukan O2 bebas untuk kegiatan respirasinya
 Bakteri anaerob : tidak memerlukan O2 bebas untu kegiatan
respirasinya.
 PERTUMBUHAN BAKTERI
Dipengaruhi oleh beberapa faktor :
 Temperatur, umumnya bakteri tumbuh baik pada suhu antara 25 - 35 derajat
C.
 Kelmbaban, lingkungan lembab dan tingginya kadar air sangat
menguntungkan untuk pertumbuhan bakteri
 Sinar Matahari, sinar ultraviolet yang terkandung dalam sinar matahari dapat
mematikan bakteri.
 Zat kimia, antibiotik, logam berat dan senyawa-senyawa kimia tertentu dapat
menghambat bahkan mematikan bakteri.
 NUTRISI FUNGI
 Heterotrof ; bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit
 Fungi menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya,
kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen
 Fungi bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein,
vitamin, dan senyawa kimia lainnya

2.3 Metabolit Primer Dan Sekunder Mikroorganisme


Terdapat dua bentuk dasar metabolit mikroorganisme yang disebut metabolit
primer dan sekunder. Metabolit primer merupakan salah satu yang dibentuk selama fase
pertumbuhan primer mikroorganisme, sedangkan metabolit sekunder merupakan salah
satu yang dibentuk menjelang akhir fase pertumbuhan primer mikroorganisme,
seringkali menjelang atau fase stationer pertumbuhan.
1. Metabolit Primer
Metabolit primer adalah suatu metabolit atau molekul yang merupakan produk
akhir atau produk anatara dalam proses metabolisme makhluk hidup, yang funsinya
sangat esensial bagi kelangsungan hidup organisme tersebut, serta terbentuk secara
intraseluler. Contohnya adalah protein, lemak, karbohidrat, dan DNA.pada
umumnya metabolit primer tidak diproduksi berlebihan. Pada sebagian besar
mikroorganisme, produksi metaboit yag berlebihan dapat menghambat
pertumbuhan, dan kadang-kadang dapat mematikan mikroorganisme tersebut.
Proses metabolisme tersebut untuk membentuk metabolit primer disebut
metabolisme primer.
Mikroorganisme menghasilkan metabolit primer, misalnya etanol; dan
metabolit sekunder, misalnya antibiotik. Metabolit primer diproduksi pada waktu
yang sama dengan pembentukan sel baru, dan kurva produksinya mengikuti kurva
pertumbuhan populasi secara paralel. Metabolit sekunder mikroorganisme tidak
diproduksi hingga sel mikroorganisme menyelesaikan secara lengkap fase
pertumbuhan logaritmiknya, dikenal sebagai fase tropofase dan memasuki fase
stasioner. Periode selanjutnya, ketika sebagian besar metabolit sekunder dihasilkan,
disebut sebagai idiofase. Metabolit sekunder mikroorganisme dapat merupakan
konversi dari metabolit primer mikroorganisme.
Ciri-ciri metabolit primer yaitu :
a. Terbentuk melalui metabolisme primer
b. Memiliki fungsi yang esensial dan jelas bagi kelangsungan hidup organisme
penghasilnya (merupakan komponen esensial tubuh misalnya asam amino,
vitamin, ukleotida, asam nukleat dan lemak).
c. Sering berhubungan dengan pertumbuhan orgnisme penghasilnya.
d. Bersifat tidak spesifik (ada pada hampir semua makhluk hidup).
e. Dibuat dan dismpan secara intraseluler.
f. Dibuat dalam kuantitas yang cukup banyak
g. Hasil akhir dari metabolisme energi adalah etanol.
2. Metabolit Sekunder
Metabolit sekunder diproduksi oleh mikroorganisme setelah fase pertumbuhan
aktif telah berhenti. Zat tersebut biasanya tidak diperlukan untuk metabolisme atau
pemeliharaan sel tujuan penting. Meskipun tidak dibutuhkan untuk pertumbuhan,
namun metabolit sekunder dapat pula berfungsi sebagai nutrisi darurat untuk
bertahan hidup.
Fungsi metabolit sekunder bagi mikroorganisme penghasil itu sendiri sebagian
besar belum jelas. Metabolit sekunder dibuat dan disimpan secara ekstraseluler.
Metabolit sekunder tidak diproduksi pada saat pertumbuhan sel secara cepat (fase
logaritmik) tetapi biasanya disintesis pada akhir siklus pertumbuhan sel, yaitu pada
fase stasioner saat populasi sel tetap karena jumlah sel yang tumbuh sama dengan
jumlah sel yang mati. Pada fase ini sel mikroorganisme lebih tahan terhadap
keadaan ekstrm, misalnya suhu yang lebih panas atau dingin, radiasi, bahan-bahan
kimia, dan metabolit yang dihasilkannya sendiri (antibiotik).
Ciri-ciri metabolit sekunder adalah :
a. Dibuat mealui proses metabolisme sekunder
b. Diproduksi selama fase stasioner
c. Fungsi bagi organisme penghasil belum jelas, diduga tidak behubungan dengan
sintesis komponen sel atau pertumbuhan
d. Dibuat dan disimpan secara ekstraseluler
e. Hanya dibuat oleh spesies tertentu dan dalam jumlah terbatas
f. Umumnya diproduksi oleh fungi filamemntus dan bakteri pembentuk spora
g. Merupakan kekhasan bagi spesies tertentu
h. Biasanya berhubungan dengan aktivitas anti ikroba enzim spesifik,
penghambatan, pendorong pertumbuhan, dan sifat-sifat farmakologis.
3. Hubungan Metabolit Primer Dengan Metabolit Sekunder
Sebagian besar metabolit sekunder merupakan molekul organik kompleks
yang dibutuhkan untuk sintesis sejumlah besar reaksi enzimatik spesifik. Sebagai
contoh, saat ini diketahui paling sedikit 72 tahap enzimatik yang dilibatkan dalam
sintesis antibiotika tetrasiklin dan lebih dari 25 tahap enzimatik pada sintesis
eritromisin, tidak satupun reaksi tersebut terjadi selama metabolisme primer, karena
bahan pemula untuk metabolisme datang dari jalur biosintetik utama.
Starting material (precursor) biosintesis metabolit sekunder didapatkan dari
proses metabolisme primer (Dewick, 1999). Struktur dan jumlah dari prekursor
menentukan kerangka metabolit sekunder. Oleh sebab itu precursor-prekursor ini
sering disebut sebagai building blocks dari metabolit sekunder. Secara garis
besar hanya ada 3 senyawa antara (intermedier) pokok, yaitu : asetat, shikimat dan
mevalonat, ditambah beberapa L-asam amino (seperti ornitin dan lisin) yang berasal
dari proses metabolism primer, seperti fotosintesis, glikolisis, siklus pentosa dan
krebs (gambar 2, didalam kotak), degradasi β -oksidasi, dll. Jadi senyawa antara
tersebut merupakan “jembatan” antara metabolisme primer dan sekunder.
Berdasarkan pada macam senyawa antara sebagai sumber precursor, maka
biosintesis metabolit sekunder dapat dikelompokkan menjadi beberapa jalur
(pathway), yaitu: jalur asam asetat (Acetic pathway), jalur asam shikimat
(Shikimate pathway), jalur asam mevalonat (Mevalonate pathway), dan jalur-jalur
biosintesis alkaloid, protein/peptide, dan karbohidrat. Berdasarkan jalur biosintesis
tersebut maka : senyawa-senyawa asam lemak (baik jenuh maupun tidak jenuh),
prostaglandin, makrolid, poliketid aromatic biosintesisnya masuk ke dalam jalur
asam asetat; sedangkan senyawa-senyawa asam amino aromatic, flavonoid,
terpenoid, lignan, lignin, flavonolignan, dll. Biosintesisnya masuk ke dalam jalur
shikimat. Biosintesis kelompok terpen (seperti monoterpen, seskuiterpen, diterpen,
triterpen, dan tetraterpen), steroid, dll. Masuk ke dalam jalur mevalonat. Sedangkan
biosintesis bermacam-macam alkaloid (seperti kafein, teofilin, kinin, kuinidin,
kodein, morfin dan lain-lain) masuk ke dalam jalur precursor asam amino; dan
bermacam-macam protein/enzim, hormone, oligopeptida, masuk ke dalam jalur
peptide dengan precursor asam amino protein. Adapun biosintesis bermacam-
macam gula (baik monosakarid, olgosakarid, maupun polisakarid) masuk ke dalam
jalur karbohidrat (Dewick, 1999).
4. Manfaat metabolit primer dan sekunder dalam kehidupan
a. Metabolit Primer
Metabolit dan metabolisme primer dibutuhkan untuk menunjang terjadinya
pertumbuhan pada setiap organisme; oleh karena itu bersifat growth link.
b. Metabolit Sekunder
Metabolit sekunder banyak bermanfaat bagi manusia dan makhluk hidup lain
karena banyak diantaranya bersifat sebagai obat, pigmen, vitamin ataupun
hormone serta kebanyakan diantaranya adalah antibiotik. Contohnya adalah
kloramfenikol dari Streptomyces venezuellae, Penicillin dari Penicillium
notatum, dan papaverin yang dihasilan oleh Papaver sp.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Metabolisme merupakan seluruh peristiwa reaksi-reaksi kimia yang berlangsung
dala sel makhluk hidup. Metabolisme terdiri atas dua proses, yaitu anabolisme dan
katabolisme.
2. Metabolit primer merupakan salah satu yang dibentuk selama fase pertumbuhan
primer mikroorganisme, sedangkan metabolit sekunder merupakan salah satu yang
dibentuk menjelang akhir fase pertumbuhan primer mikroorganisme, seringkali
menjelang atau fase stationer pertumbuhan.

3.2 Saran
Makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, misalnya masih ada kata-kata yang
salah dalam pengetikan, tidak mencantumkan kutipan atau catatan kaki. Hal itu
disebabkan karena keterbatasan waktu penulis dalam membuat makalah ini. Oleh sebab
itu penulis berharap agar pembaca dapat memakluminya.
DAFTAR PUSTAKA

Kristy, Yanti. 2014. Perbedaan Bakteri Anaerob dan aerob dalam penggunaan oksigen.

Kusnadi. 2012. Metabolisme Mikroba.

Pelczar, Michael J. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiolgi. Universitas Indonesia: Jakarta

Priani, Nunuk. 2003. Metabolisme Mikroorganisme.

Suharni, Theresia Tri. 2007. Mikrobiologi umum. Yogyakarta : Penerbit Universitas Atma
Jaya.

Wibowo, Marlia Singgih. 2013. Metabolisme Mikroorganisme. Website

Wikanastri. 2014. Metabolisme Mikroorganisme.

Anda mungkin juga menyukai