TINJAUAN PUSTAKA
I. Pengertian Jaminan
Jika perjanjian tersebut berakhir karena kreditnya telah dilunasi atau berakhir
karena sebab lain maka berakhir pula perjanjian pengikatan jaminan. Jika perjanjian
pengikatan jaminan karena suatu sebab hukum misalnya barang jaminan musnah atau
dibatalkan karena pemberi jaminan tidak berhak menjaminkan maka perjanjian hutang-
piutang sebagai perjanjian pokok tidak batal, sehingga debitur tetap harus melunasi
hutangnya kepada kreditur sesuai perjanjian pokoknya.
a. Gadai
b. Jaminan Fidusia
c. Hak Tanggungan
d. Hipotek.
Fidusia artinya ialah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar
kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan
tersebut tetap dalam penguasaan pemilik benda. Benda-benda yang dapat
menjadi jaminan fidusia menurut Pasal 1 angka 2 dan 4, Pasal 9, Pasal 10, dan
Pasal 20 UU Fidusia adalah :
1
Rachmadi Usman, Hukum Jaminan Keperdataan, Sinar Grafika, Jakarta, 2009, hlm. 60-61
2
Riky Rustam, Hukum Jaminan, UII Press, Yogyakarta, 2017, hlm. 41
d) Benda bergerak
e) Benda tidak bergerak yang tidak dapat dikaitkan dengan Hak
Tanggungan dan/atau hipotik
f) Benda yang terdaftar atau tidak terdaftar
g) Benda yang sudah ada atau benda yang baru akan ada
h) Hasil dari benda yang telah menjadi objek jaminan fidusia
i) Hasil klaim asuransi dari benda yang menjadi objek jaminan fidusia
j) Benda persediaan.