Anda di halaman 1dari 22

PEDOMAN PENYUSUNAN

INDIKATOR UTAMA

KEY PERFORMANCE INDICATOR

DIREKTORAT KINERJA ASN


KEDEPUTIAN BIDANG PEMBINAAN MANAJEMEN KEPEGAWAIAN
BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
TAHUN 2022
DEFINISI IKU
INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU), ATAU KPI
APA ITU MERUPAKAN INDIKATOR ATAU UKURAN YANG
IKU? DIGUNAKAN UNTUK MENGENDALIKAN KINERJA
SUATU ORGANISASI, UNIT KERJA, ATAU
INDIVIDU, DALAM MENCAPAI TUJUAN
STRATEGIS YANG TELAH DITETAPKAN.

TUJUAN UTAMA DARI IKU YAITU :


1. MENGOPTIMALKAN KEGIATAN PERBAIKAN (IMPROVEMENT
ACTIVITIES)
2. MEMINIMALISIR KEGIATAN RUTIN

DIREKTORAT KINERJA
3. MEMINIMALISIR KEGIATAN TAMBAHAN YANG TIDAK DIPERLUKAN

1
MASALAH DAN HAMBATAN DALAM
PENGUKURAN KINERJA
Stacey Baar (2020) 6.Organisasi kurang mengetahui
metode pengukuran IKU/KPI
1.Sulitnya menentukan IKU/KPI
yang tajam / berkualitas 7.Pegawai menolak untuk diukur
IKU/KPI
2.IKU/KPI masih bersifat
8.Organisasi mengalami kesulitan
teoritis / tidak implementatif
dalam membantu pegawai dalam
3.Keberhasilan strategi masih mengukur kinerja
sulit untuk diukur 9.Organisasi tidak mengetahui
4.Kurangnya pemahaman pegawai titik untuk memulai perbaikan
terkait IKU/KPI kinerjanya

DIREKTORAT KINERJA
5.Tidak menemukan contoh 10.Tidak tersedianya laporan yang
pengukuran IKU/KPI yang relevan untuk mengukur IKU/KPI
berkualitas
11.Tidak adanya peningkatan
kinerja secara nyata
2
PEMILIHAN INDIKATOR
KINERJA UTAMA

IKU ditentukan menggunakan


IKU selaras dengan tujuan utama
perspektif customer focus
organisasi
IKU dapat dibandingkan (benchmark)
IKU mampu mengukur perubahan dengan organisasi/bidang/industri
yang diharapkan sejenis
IKU dapat memberi nilai tambah IKU memiliki kemudahan pengelolaan
untuk organisasi atau pengadministrasian
IKU dapat meningkatkan kepuasan IKU memiliki ketersediaan data untuk
pihak-pihak yang dilayani pelaksanaan dan pengukurannya
IKU minim biaya (cost) dibandingkan
IKU memiliki kemudahan dalam
manfaat (benefit) yang diperoleh jika
pengambilan keputusan
diukur

DIREKTORAT KINERJA
3
PEMILIHAN INDIKATOR
KINERJA UTAMA

IKU pada level Manajemen


Puncak berkaitan dengan
segala hal yang bersifat Manajemen IKU pada level Manajemen
inovasi dan kegiatan Puncak Menengah berkaitan dengan
perbaikan (improvement segala hal yang bersifat
activities) dengan proporsi kegiatan perbaikan
Manajemen
50:50 (improvement activities),
Menengah inovasi, dan rutin dengan
IKU pada level proporsi 50:25:25
Manajemen Muda
berkaitan dengan Manajemen Muda
segala hal yang bersifat
kegiatan perbaikan IKU pada level
(improvement Frontliner/Admin
activities) dan rutin berkaitan dengan segala
dengan proporsi 50:50 Frontliner/Admin
hal yang bersifat rutin
dan kegiatan perbaikan
(improvement
activities) dengan
proporsi 75:25

4
PEDOMAN CASCADING

DIREKTORAT KINERJA ASN


KEDEPUTIAN BIDANG PEMBINAAN MANAJEMEN KEPEGAWAIAN
BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
TAHUN 2022
DEFINISI CASCADING
1
Cascading adalah proses penjabaran dan
penyelarasan Sasaran Strategis, IKU, dan/atau
target IKU secara vertikal (vertical alignment).
dari atas ke bawah dan memperhatikan tugas
dan tanggung jawab dari setiap jabatan.

APA ITU
2
CASCADING?
Cascading dilakukan terhadap IKU dan
Sasaran Strategis (pada tataran organisasi).
Cascading dilakukan terhadap rencana
Kinerja Atasan pada tataran pegawai, dan
dilengkapi dengan IKI.

DIREKTORAT KINERJA
Cascading dengan berdasarkan Indikator
Kinerja Utama (IKU) yang terdapat pada
Rencana Strategis maupun Perjanjian Kinerja,
merupakan pendekatan praktik terbaik.

1
TEKNIK CASCADING
Cascading IKU pada level organisasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu Top Down Cascading dan
memperhatikan tupoksi.
Cascading IKU pada level fungsional dilakukan dengan tiga cara yaitu:
- Structural-Based Cascading
- Functional-Based Cascading
- Process-Based Cascading
Teknik-teknik yang dapat digunakan dalam cascading IKU antar level jabatan untuk atasan dan
bawahan terdiri dari:

IKU antara atasan dan bawahan disebut


IKU antara atasan dan bawahan
Duplicate apabila IKU dan target sama. IKU
TEKNIK disebut Cluster bila apabila IKU sama
Duplicate biasanya berlaku pada IKU yang
tetapi targetnya berbeda. IKU Cluster
memiliki target dengan satuan persentase. DUPLICATE biasanya berlaku pada IKU yang
memiliki target dengan satuan rupiah
atau mata uang lainnya.

TEKNIK TEKNIK TEKNIK


UNIQUE CASCADING CLUSTER

IKU antara atasan dan bawahan disebut


Unique apabila IKU dan target atasan dan
bawahan berbeda serta tidak memiliki TEKNIK IKU antara atasan dan bawahan disebut
DIREKTORAT KINERJA

hubungan. IKU Unique muncul karena


SUPPORTIVE Supportive bila IKU dan target atasan dan
disesuaikan dengan pekerjaan yang unik dan bawahan berbeda, namun IKU bawahan tersebut
tidak langsung mendukung KPI atasannya. harus mendukung IKU atasannya.

2
PENERAPAN CASCADING
TARGET KINERJA

Penjabaran kinerja dari atas ke SKP Pejabat Pimpinan Tinggi Penyusunan Matriks Pembagian
bawah (cascading top-down) menjadi acuan untuk menurunkan Peran dan Hasil merupakan
mengidentifikasi-kan indikator rencana kinerja kepada pegawai tahapan penting dalam
kinerja untuk individu mulai dari di unit kerja mulai dari tingkat melakukan cascading target
Pejabat Pimpinan Tinggi dan atas sampai ke bawah. Prinsip kinerja PNS dan matriks
diturunkan secara berjenjang ke utama dalam menurunkan tersebut merupakan alat bantu
unit kerja di bawahnya sampai rencana kinerja adalah seluruh krusial bagi Pejabat Pimpinan
pada jajaran pegawai. pegawai memiliki kontribusi pada Tinggi dan Pengelola Kinerja
pencapaian sasaran dan rencana untuk memastikan penyelarasan
kinerja atasannya, dan kontribusi kinerja telah dilakukan dengan
tersebut nyata, dapat diukur. tepat.
DIREKTORAT KINERJA

3
METODE
DIRECT CASCADING
1.PENDEKATAN ASPEK Pada pendekatan ini, individu dalam tim kerja akan mendapatkan
sasaran kinerja yang sama yaitu sasaran dan rencana kinerja dari
Pejabat Pimpinan Tinggi yang menaungi tim kerja. Pembagian
perannya dilakukan dengan melihat aspek/sub aspek, komponen,
unsur, kriteria dan/atau tahapan kunci, yang penentuannya sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan / SOP / panduan lainnya.

2.PENDEKATAN PEMBAGIAN WILAYAH


Pada pendekatan ini, individu dalam tim kerja akan
mendapatkan indikator kinerja yang sama, namun wilayah
pelaksanaan tugasnya berbeda. Dengan demikian pegawai
akan mengintervensi wilayah yang menjadi penugasannya.

3.PENDEKATAN BEBAN TARGET KUANTITATIF

DIREKTORAT KINERJA
Pada pendekatan ini, masing-masing tim kerja akan
mendapatkan indikator kinerja yang sama, namu beban target
akan dibagi sesuai dengan jumlah tim kerja yang tersedia.

4
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
DALAM DIRECT CASCADING

Rencana kinerja tim kerja Pencapaian rencana kinerja


akan menghasilkan tim kerja akan
outcome antara. Outcome merepresentasikan
akhir ada pada atasan pencapaian rencana kinerja
langsung dari tim kerja. atasan langsung

Rencana kinerja tim kerja Nilai capaian rencana kinerja


akan berkontribusi atasan langsung tidak ikut
langsung terhadap diperhitungkan dalam
keberhasilan rencana perhitungan penilaian kinerja
kinerja atasan langsung koordinator tim

DIREKTORAT KINERJA
5
METODE
NON-DIRECT CASCADING
1.PENDEKATAN LAYANAN 2.PENDEKATAN OUTPUT (OUTPUT MILESTONE)

Pendekatan layanan umumnya digunakan pada Pada suatu rangkaian pekerjaan untuk
tim kerja dengan fungsi supporting, misalnya menghasilkan suatu output utama, dapat
bagian-bagian di lingkup Sekretariat, seperti diidentifikasi output antara yang terdapat
unit SDM, unit pemeliharaan fasilitas, dsb. dalam rangkaian pekerjaan tersebut.

Langkah-Langkah Pendekatan Layanan: Langkah-Langkah Pendekatan Output:


1.Mengidentifikasi bentuk korespondensi dan advokasi yang 1.Output utama yang akan dihasilkan tim
perlu dilakukan untuk mendukung pemberian. kerja

2.Mengidentifikasi layanan yang dihasilkan tim kerja 2.Mengidentifikasi milestrone (rangkaian


pekerjaan) yang perlu dilakukan untuk
3.Mengidentifikasi target penerima layanan. menghasilkan output utama dan output dari
milestone tersebut
4.Mengidentifikasi permasalahan yang sebelumnya dihadapi
dalam proses pemberian layanan tersebut.
3.Mengidentifikasi ekspektasi dari setiap
output milestrone
5.Menentukan rencana kinerja tim kerja berdasarkan
permasalahan layanan, ekspektasi penerima layanan,
kebutuhan penguatan internal dan bentuk korespondensi
serta advokasi yang dibutuhkan.

DIREKTORAT KINERJA
6.Mengidentifikasi penguatan internal apa yang dapat
dilakukan untuk mengembangkan kapasitas pemberi layanan
dan dukungan sumber daya dalam rangka menyelenggarakan
layanan.

7.Mengidentifikasi ekspektasi penerima layanan terhadap


layanan yang akan dihasilkan.

6
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
DALAM NON-DIRECT CASCADING

Rencana kinerja tim kerja Nilai capaian rencana kinerja


atasan langsung ikut
belum berkontribusi
diperhitungkan dalam
langsung terhadap perhitungan penilaian kinerja
keberhasilan rencana koordinator/ketua
kinerja atasan langsung tim/kelompok kerja.

Pencapaian rencana kinerja


tim kerja belum mutlak
merepresentasikan
pencapaian rencana kinerja

DIREKTORAT KINERJA
atasan langsung

7
FREQUENTLY ASKED
QUESTION (FAQ)

PANDUAN KHUSUS DALAM


PENYUSUNAN SKP
BAGAIMANA CARA MUDAH MENJABARKAN (CASCADING)
RENCANA KINERJA ATASAN KE BAWAH DAN DITUANGKAN
KE DALAM MATRIKS PERAN DAN HASIL?

Identifikasi sasaran dan IKU Tentukan tahapan proses


strategis Renstra yang bisnis atau kegiatan/program
memayungi rencana kinerja yang perlu dilakukan untuk
01 atasan 06 mencapai rencana kinerja
beserta targetnya

Ambil satu rencana kinerja Tentukan indikator


atasan yang akan dijabarkan keberhasilan atau indikator
kinerja dari setiap tahapan
02 proses/kegiatan/program 07

Identifikasi perspektif dari Hasil dari nomor 7 ini


rencana kinerja atasan dari 4 merupakan hasil antara
perspektif BSC instansi (intermediate outcome) dari
03 pemerintah 08 rencana kinerja atasan

Tuliskan indikator kinerja dan Lakukan pembagian hasil


target dari rencana kinerja antara ke seluruh tim, mulai
atasan yang akan dijabarkan dari koordinator sampai ke
04 anggota 09

Tentukan peran Periksa kembali matriks


koordinator/ketua tim dan pembagian peran dan hasil untuk
anggota tim memastikan sudah mencakup
05 keseluruhan kegiatan yang perlu
10 dilakukan untuk mendukung
realisasi rencana kinerja atasan

1
ADA PEKERJAAN ATAU RENCANA KINERJA YANG MEMBUTUHKAN
KERJA SAMA LINTAS DIREKTORAT. BAGAIMANA MEMBUAT MATRIKS
PEMBAGIAN PERAN DAN HASILNYA? BAGAIMANA PROSEDURNYA?

Mengidentifikasi proses kerja atau proses bisnis dari kegiatan/program

Mengidentifikasi indikator keberhasilan tahapan proses

Mengidentifikasi peran dan personil/unit kerja yang terlibat dalam


kegiatan/program pada setiap tahapan

Membuat matriks pembagian peran dan hasil untuk


memperjelas pembagian IKU yang sesuai antar lintas unit
kerja. Hal ini dapat dilakukan dengan memasukkan unit kerja
lain dan personilnya yang mendapatkan peran dan
bertanggungjawab atas suatu hasil tertentu

Unit kerja pemilik rencana kinerja kemudian mengajukan permintaan ke unit kerja lain yang terkait
DIREKTORAT KINERJA

Unit kerja lain memberikan masukan dan persetujuan (dapat terjadi dialog kinerja)

Masukkan isi matriks peran dan hasil dalam SKP masing-masing

2
BAGAIMANA CARA MENURUNKAN RENCANA KINERJA ATASAN
JIKA JUMLAH BAWAHANNYA SANGAT BANYAK?

01

Teliti ada berapa


kelompok jabatan yang
sama/serupa.
Kelompokkan jabatan
yang sama/serupa dan
turunkan rencana kinerja
berdasarkan jabatan yang
sama/serupa.
02

Teliti juga perbedaan


tanggung jawab
antara jabatan yang
sama/serupa dengan
level jabatan yang
berbeda.

03

Perhatikan masing-

DIREKTORAT KINERJA
masing jabatan bawahan,
apa peran spesifiknya
dalam tahapan pekerjaan,
wilayah atau area
tanggung jawab, dan
berikan IKU atau rencana
kerja yang sesuai
jabatannya

73
DARI 4 ASPEK INDIKATOR KINERJA
(KUANTITAS, KUALITAS, WAKTU DANBIAYA).
APAKAH HARUS SEMUANYA DIMUNCULKAN INDIKATORNYA?

Gunakan minimal 1 aspek IKU,


kuantitas tidak wajib.

Indikator Dapat ditambahkan aspek


Kinerja indikator lain, misalnya
Kualitas, Waktu atau Biaya
disesuaikan dengan Tupoksi
jabatan

Pilihlah aspek IKU yang paling


berdampak pada perbaikan
dan memunculkan nilai tambah
dalam pekerjaan di jabatan
tersebut.

Jaga jangan sampai terlalu

DIREKTORAT KINERJA
banyak indikator untuk satu
rencana kinerja agar dapat
fokus pada pencapaiannya

74
BAGAIMANA MELAKUKAN CASCADING APABILA DALAM
RENSTRA, SATU SASARAN STRATEGIS HANYA SEDIKIT IKU-
NYA? DAN BAGAIMANA APABILA BANYAK IKU-NYA?

Setiap sasaran
strategis dan IKU
perlu dicek
relevansinya
dengan semua
satuan kerja yang
ada di bawahnya

Satu IKU dapat


Cascading Renstra digunakan oleh
pada dasarnya beberapa satuan
disesuaikan kerja bila IKU
dengan Tupoksi tersebut luas dan

DIREKTORAT KINERJA
dan tanggung kompleks
jawab jabatan

75
APA CAKUPAN DALAM MENGIDENTIFIKASIKAN
PERSPEKTIF BALANCED SCORE CARD UNTUK
MENGELOMPOKKAN RENCANA KINERJA?

Perspektif Penerima
Perspektif Proses
Layanan berkaitan
Bisnis berkaitan dengan
dengan kemampuan
perbaikan proses untuk
organisasi dalam
menghasilkan keluaran
memenuhi keinginan
yang memiliki nilai
dan harapan penerima
tambah bagi pemangku
layanan/stakeholder.
kepentingan.

Perspektif Penguatan
Internal berkaitan Perspektif Anggaran
dengan kemampuan berkaitan dengan
organisasi/ unit kerja kinerja dalam rangka
untuk mengembangkan efektivitas dan
sumber daya yang dimiliki efisiensi penggunaan

DIREKTORAT KINERJA
organisasi sebagai anggaran.
pengungkit untuk
pencapaian tujuan
organisasi.

76
BAGAIMANA MENYUSUN SKP PEGAWAI YANG
MENGALAMI ROTASI DAN PROMOSI?

Jika ada pengalihan jabatan dari


struktural ke fungsional, mutasi, rotasi,
dan promosi, maka pegawai harus
membuat SKP baru yang disesuaikan
dengan SKP jabatan dan/atau unit kerja
baru yang ditempati. Hal ini dilakukan
setelah penilaian SKP di periode
sebelumnya.

DIREKTORAT KINERJA
7
Direktorat
Kinerja
ASN

DIREKTORAT KINERJA ASN


KEDEPUTIAN BIDANG PEMBINAAN MANAJEMEN KEPEGAWAIAN BKN
JL. MAYJEN SUTOYO NO.12 CILILITAN
JAKARTA TIMUR, DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA 13640

Anda mungkin juga menyukai