301–308
Abstract: PT. X is aware the importance of continuous improvement, therefore the HRD Division,
in contrast, HR Project Department created a program called Continuous Improvement Program
– Suggestion System (CIP-SS). This program is aimed at improvements starting from simple
things based on the 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke) culture. Continuous
improvement are important to do as they will help the achievement of the Key Performance
Indicator (KPI), which will ultimately assist the company in achieving its vision and mission.
CIP-SS has been run from August 2017, but the participants are still lacking because there are
still some departments with no participants. Improvements are made with the remake of SOP
and forms, as well as the making of posters and held socialization. The number of employees
who participate CIP-SS after the improvement increased from 163 to 233 participants, and the
projects collected increased from 272 to 445 projects.
301
Penulis 1., et al. / Panduan untuk Menulis di Jurnal Teknik Industri UK.Petra / JTI, Vol. 12, No. 1, Juni 2010, pp. 1–3
Key Performance Indicator atau yang dapat disingkat Salah satu prinsip budaya kerja yang dapat
KPI merupakan tipe ukuran kinerja yang dipakai dipergunakan adalah prinsip 5S yang terdiri
PT. X untuk mengukur, membuat laporan, dan atas aspek seiri, seiton, seiso, seiketsu, setsuke
mengelola kinerja. KPI menyajikan serangkaian yang berasal dari Jepang dan telah banyak
ukuran yang fokus pada aspek-aspek kinerja yang dipergunakan pada banyak perusahaan besar di
paling penting untuk keberhasilan organisasi pada seluruh dunia. Asal kata 5S merupakan suatu
saat ini dan waktu yang akan datang [3]. KPI harus sistem yang dibuat pertama kali di Jepang untuk
mampu memberi informasi mengenai tindakan apa merangkum serangkaian aktivitas untuk
yang harus dilakukan untuk jangka waktu tertentu. menghilangkan pemborosan yang menyebabkan
KPI yang baik akan memiliki efek mengalir. KPI kesalahan, cacat dan kecelakaan kerja di tempat
adalah indikator yang mempresentasikan kinerja kerja.
dari proses yang dilaksanakan. KPI dapat digunakan
untuk memprediksi peluang kesuksesan atau Hasil dan Pembahasan
kegagalan dari proses-proses yang dilaksanakan
organisasi. Pelaksanaan Continuous Improvement
Key Performance Indicators bisa berfungsi dengan Program – Suggestion System (2017)
optimal bila Key Performance Indicators memenuhi Proyek CIP dibagi menjadi dua berdasarkan
kaidah SMART. SMART ini yakni scientific (spesifik), level karyawan yang berpartisipasi, yaitu
measureable (terukur), achievable (bisa dicapai/ Suggestion System (SS) dan Quality Control
realistis), reliable (bisa dipercaya), dan time bound Cycle (QCC). Proyek yang saat ini baru bisa
(target waktu). Setiap organisasi memiliki KPI yang dijalankan adalah Continuous Improvement
berbeda bergantung dari budaya dan strategi Program – Suggestion System, yaitu program
organisasi. Pengamatan suatu KPI memungkinkan perbaikan berkelanjutkan untuk karyawan level
manajemen untuk mengidentifikasi dan staff dan supervisor. CIP-SS ini dilaksanakan
memperbaiki kelemahan bisnisnya. KPI biasa dengan tujuan untuk membantu dalam
digunakan untuk tinjauan jangka panjang, dimana tercapainya target dan tujuan setiap divisi atau
berarti pengertian KPI dan bagaimana KPI diukur departemen yang dimulai dari perbaikan yang
tidak berubah terlalu sering, hanya tujuan dari KPI sederhana. Proyek perbaikan yang dilakukan
berubah sejalan dengan tujuan organisasi. bersifat sederhana, memiliki biaya yang rendah
atau tidak ada biaya, dan diimplementasikan
Hubungan antara Balanced Scorecard dan dalam jangka waktu yang pendek. Karyawan
Visi, Misi, dan Strategi Perusahaan dapat mendaftarkan proyeknya dengan mengisi
Visi dan misi mengatur tujuan umum dan arah form yang tersedia. Form terbagi menjadi dua
organisasi. Mereka membantu shareholders, yaitu form yang diisi oleh partisipan saat
pelanggan, dan karyawan pekerja mengerti tentang mendaftarkan proyeknya, dan yang kedua diisi
perusahaan dan apa yang ingin dicapai. Perusahaan sekertaris setiap bulannya untuk melaporkan
membuat visi dan misi mereka menjadi nyata ketika rekap proyek divisinya. Contoh topik dari SS
mendefinisikan strategi untuk mencapai visi dan dimana perbaikan yang dilakukan sederhana
misi. Strategi adalah tentang memilih sekumpulan namun dapat berpengaruh adalah seperti
aktivitas dimana organisasi akan maju untuk pemanfaatan kertas bekas, pembuatan sharing
membuat perbedaan krusial dalam pasar [4]. folder, dan sebagainya yang dapat memudahkan
Perbedaan krusial ini dapat memberikan nilai lebih pekerjaan. Proses untuk berpartisipasi kedalam
untuk pelanggan dibandingkan pesaing, atau program ini pertama-tama dilakukan dengan
menyediakan nilai yang lebih tetapi dengan biaya mengisi form. Form diisi dan diajukan kepada
yang lebih rendah daripada competitor. Strategi atasan yaitu manajer langsung, bukan
menjelaskan bagaimana organisasi ingin supervisor. Form akan diperiksa oleh manajer
memberikan nilai lebih untuk shareholders. Sistem kemudian manajer akan menentukan apakah
pengukuran performa seharusnya memotivasi proyek tersebut dapat dijalankan, ditunda, atau
manajer dan karyawan untuk dibatalkan.
mengimplementasikan strategi unit bisnisnya. CIP-SS yang berjalan hingga tahun 2017
Perusahaan yang dapat menerapkan strateginya ke dijalankan dengan standart operasional
dalam sistem pengukuran akan memiliki prosedur (SOP) dan form yang masih belum
kemampuan yang lebih baik untuk menjalankan disahkan dan isinya masih terlalu general, jadi
strategi. masih belum terperinci dengan jelas. Program
ini telah disampaikan kepada manager melalui
5S / 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) event LSF 2017 atau Learning Sharing Forum
Budaya kerja sangat perlu untuk diperhatikan dan dijalankan sejak saat itu. CIP-SS tidak
dan dikelola secara berkesinambungan agar hanya dikenalkan kepada seluruh manajer PT. X
perusahaan dapat mencapai sebuah kesuksesan. yang ada di Indonesia saja, materi yang telah
302
Gunawan, et al. / Perancangan Continuous Improvement Program / Jurnal Titra, Vol. 6, No. 2, Juli 2018, pp. 301–308
disampaikan di LSF juga dibagikan melalui e- dengan karyawan menunjukkan pada suatu
mail beserta posternya, dan diadakan 21 divisi atau departemen tersebut, rata-rata per
sosialisasi yang diikuti 400 peserta dari berbagai orangnya mengerjakan berapa proyek. Divisi
divisi dan departemen. Berikut adalah jumlah Factory memiliki jumlah proyek tertinggi,
proyek yang terkumpul pada CIP-SS hingga namun sebenarnya jumlah karyawan pada divisi
tahun 2017 yaitu sebelum perbaikan dilakukan. ini paling tinggi pula. Rasio antara proyek
dengan total karyawan pada divisi Factory
Tabel 1. Jumlah Proyek CIP-SS yang hanya 0,03 yang artinya setiap karyawan divisi
Terkumpul Hingga Desember 2017 Factory hanya mengerjakan 0,03 proyek. Rasio
Divisi Diterima Ditunda Dibatal Total antara total karyawan aktif dengan total seluruh
kan karyawan menunjukkan jumlah perbandingan
Factory 82 0 0 82 karyawan yang aktif dengan total karyawan
IT 28 0 0 28 pada divisi atau departemen tersebut. Tabel
HRD 40 17 4 61 menunjukkan, meskipun jumlah proyek yang
Marketing 40 0 12 52
dikumpulkan pada divisi Factory adalah yang
WIM 14 0 0 14
SFM 20 13 2 35 terbanyak yaitu 82, namun hanya 3% dari
Support 0 0 0 0 seluruh karyawan divisi Factory yang aktif.
Internal 0 0 0 0 Kontribusi yang diberikan karyawan masih
Audit terbilang belum merata. Sekitar 4600 karyawan
Logistic 0 0 0 0 hanya ada 272 proyek perbaikan yang masuk
Procureme 0 0 0 0 dari dari beberapa divisi saja.
nt
Marketing 0 0 0 0
Pelaksanaan Continuous Improvement
Research
Program – Suggestion System (2018)
Total 204 30 16 272
Perbaikan pada Continuous Improvement
Program – Suggestion System mulai dilakukan
Data seluruhnya pada akhirnya akan direkap
pada tahun 2018 bulan Januari hingga bulan
untuk dianalisa. Data yang diambil adalah
Mei. Pertama-tama proses yang dilakukan
jumlah proyek yang terkumpul, jumlah
adalah perbaikan pada SOP dan form-form yang
karyawan total dan yang aktif setiap divisi atau
digunakan. Proses setelah perbaikan SOP dan
departemennya, dan perbandingannya. Data
form adalah dengan mensosialisasikan
hasil rekap yang telah dilakukan dapat dilihat
perbaikan ini. Sosialisasi mulai dijalankan
sebagai berikut.
kembali agar seluruh divisi dan departemen
lebih mengetahui keberadaan program ini dan
Tabel 2. Data Hasil Rekap CIP-SS Desember
mengetahui cara dalam berpartisipasi. Poster
2017
kemudian diperbaharui dengan memperbaiki
Divisi Total Total Total Ratio Ratio Ratio
konten dan desain supaya lebih menarik dan
Empl Projec Active (P) to (P) to (AE)
oyee t (P) Emplo (AE) (E) to dikirimkan ke seluruh karyawan melalui e-mail,
yees (E) juga ditempelkan di seluruh kantor, pabrik, dan
(E)
(AE) area. Jumlah proyek yang terkumpul hingga
Factory 2801 82 66 1.25 0.03 0.03
bulan Mei 2018 dapat dilihat sebagai berikut.
IT 33 28 20 1.4 0.85 0.61
HRD 203 61 14 4.36 0.31 0.07
Marketin Tabel 3. Jumlah Proyek CIP-SS yang
g 31 52 24 2.17 1.68 0.78 Terkumpul Hingga Mei 2018
WIM 61 14 7 2 0.23 0.12 Divisi Diterim Ditund Dibata Total
SFM 1172 35 32 1.1 0.03 0.03 a a lkan
Support 310 0 0 0 0 0 Factory 83 0 0 83
Internal IT 33 0 1 34
Audit 13 0 0 0 0 0
HRD 45 17 3 65
Logistic 30 0 0 0 0 0
Procurem Marketin
45 0 8 53
ent 9 0 0 0 0 0 g
Marketin WIM 38 0 0 38
g SFM 108 21 3 132
Research 15 0 0 0 0 0 Support 19 5 1 25
Internal
2 3 0 5
Divisi HRD memiliki rasio tertinggi yaitu 4,36 Audit
yang berarti setiap karyawan yang Logistic 10 0 0 10
berpartisipasi kedalam program rata-rata Procurem
0 0 0 0
mengumpulkan 4,36 proyek. Rasio antara proyek ent
303
Penulis 1., et al. / Panduan untuk Menulis di Jurnal Teknik Industri UK.Petra / JTI, Vol. 12, No. 1, Juni 2010, pp. 1–3
304
Gunawan, et al. / Perancangan Continuous Improvement Program / Jurnal Titra, Vol. 6, No. 2, Juli 2018, pp. 301–308
305
Penulis 1., et al. / Panduan untuk Menulis di Jurnal Teknik Industri UK.Petra / JTI, Vol. 12, No. 1, Juni 2010, pp. 1–3
306
Gunawan, et al. / Perancangan Continuous Improvement Program / Jurnal Titra, Vol. 6, No. 2, Juli 2018, pp. 301–308
307
Penulis 1., et al. / Panduan untuk Menulis di Jurnal Teknik Industri UK.Petra / JTI, Vol. 12, No. 1, Juni 2010, pp. 1–3
308