Anda di halaman 1dari 3

Nama : Deki Riyanto Hu,an

Nim : 030971371

Jawaban :

1. Manfaat manajemen kinerja kata Wibowo (2010) meliputi manfaat tidak hanya bagi
organisasi, atau manajer, tetapi juga memiliki manfaat bagi setiap individu anggota
organisasi.
Manfaat manajemen kinerja bagi manajer antara lain adalah untuk:
 Mengusahakan klarifikasi kinerja dan harapan perilaku
 Menawarkan peluang menggunakan waktu secara berkualitas
 Memperbaiki kinerja tim dan individu
 Mengusahakan penghargaan nonfinansial bagi staf
 Mengusahakan dasar untuk membantu karyawan yang kinerjanya rendah
 Mengembangkan individu
 Mendukung kepemimpinan
 Memotivasi dan mengembangkan tim
 Mengusahakan kerangka kerja untuk meninjau kembali kinerja dan tingkat
kompetensi.
Manfaat manajemen kinerja bagi individu antara lain adalah untuk:
 Memperjelas peran dan tujuan
 Mendorong dan mendukung untuk tampil lebih baik
 Membantu mengembangkan kemampuan dan kinerja
 Peluang menggunakan waktu secara berkualitas
 Dasar objektivitas dan kejujuran untuk mengukur kinerja
 Memformulasikan tujuan dan rencana perbaikan cara bekerja dikelola dan
dijalankan.
Manfaat Bagi Seluruh Pegawai antara lain :
 Sebagai informasi peran dan tujuan karyawan
 Untuk mendorong dan mendukung kinerja karyawan
 Untuk membantu mengembangkan kinerja dan kemampuan karyawan
 Sebagai peluang untuk memanfaatkan waktu yang berkualitas
 Sebagai dasar objektivitas dan kejujuran dalam mengukur kinerja
 Untuk membantu agar pegawai fokus pada tujuan, rencana perbaikan, dan cara
bekerja.

Manfaat manajemen kinerja bagi organisasi antara lain adalah untuk:


 Menyesuaikan tujuan organisasi dengan tujuan tim (kelompok) dan individu,
 Memperbaiki kinerja
 Memotivasi karyawan
 Meningkatkan komitmen
 Mendukung nilai-nilai inti
 Memperbaiki proses pelatihan dan pengembangan
 Mmeningkatkan keterampilan
 Mengusahakan perbaikan dan pengembangan berkelanjutan
 Mengusahakan basisi perencanaan karir
 Membantu menahan karyawan untuk minta pindah atau minta berhenti
 Mendukung inisiatif kualitas total dan pelayanan pelanggan
 Mendukung program perubahan budaya.
2. Perancangan sistem manajemen kinerja yang baik dianjurkan untuk menggunakan
prinsip-prinsip efektif, efisien, transparan, objektif, dan akuntabel. Efektif, artinya
relatif dapat memuaskan semua pihak, baik manajer maupun karyawan. Efisien
artinya hemat waktu tenaga, dan biaya. Transparan artinya terbuka atau jangan ada
sesuatu yang ditutup-tutupi, harus jujur. Objektif, artinya berdasarkan data dan
informasi apa adanya, data tidak direkayasa misalnya ditambah atau dikurangi
berdasarkan kepentingan. Akuntabel artinya hasil perancangan dapat
dipertanggungjawabkan oleh para perancangnya.

3. Dari berbagai usulan yang telah diajukan oleh para pakar didapat tiga pendapat yang
perlu manjadi perhatian yaitu kriteria yang dikembangakan oleh :
- Menurut Maskell (1981), ada 7 (tujuh) dasar perancangan sistem
manajemen kinerja yang harus dipenuhi perusahaan, yaitu:
 Berkaitan langsung dengn strategi perusahaan
 Variabel-variabel diukur secara nonfnansial
 Fleksibel dan bervariasi tergantung lokasi perusahaan
 Dinamis dan selalu diperbaharui seiring perubahan zaman
 Sederhana dan prakts (mudah dilaksanakan)
 Memungkinkan adanya umpan balik yang cepat bagi operator dan manajer
yang bertanggung jawab melaksanakan proses perbaikan
 Ditujukan untuk proses perbaikan.
- Menurut Globerson (Stoop, 1996), tujuh dasar perancangan sistem manajemen
kinerja adalah sebagai berikut:
 Kriteria kinerja yang akan diukur dalam setiap level organisasi berasal
dari tujuan perusahaan
 Sistem manajemen kinerja yang dirancang memungkinkan untuk dipakai sebagai
alat membedakan antar perusahaan sejenis (kaji banding atau benchmarking)
 Tujuan perancangan sistem manajemen kinerja didefnisikan dengan jelas sejak
awal
 Metode pengumpulan dan pengolahan data yang akan dipakai didefnisikan dengan
jelas
 Dalam penentuan besaran variabel, penggunaan rasio variabel lebih
disukai dibandingkan dengan penggunaan angka absolut
 Kriteria kinerja yang dirancang di bawah kendali unit organisasi yang berhak
mengevaluasinya
 Kriteria kinerja kuantitatif lebih disukai daripada kualitatif
- Menurut Wibisono (2006), lima dasar perancangan sistem manajemen kinerja adalah
sebagai berikut:
 Mudah dimengerti : KISS (keep it stupid simple)
Sistem Manajemen Kinerja yang dirancang hendaknya berorientasi pada kemudahan
untuk
diterapkan.
 Berorientasi jangka panjang
Saat ini, aspek-aspek nonfinansial jangka panjang, seperti kontribusi perusahaan
dalam
perlindungan lingkungan, pengembangan masyarakat di sekitarnya (community
development), penggunaan proses-proses operasi yang sehat, dan sebagainya, telah
menjadi fokus bagi perusahaan untuk go international.
 Berdasarkan atas basis waktu (umpan balik sesegera mungkin)
Pada level operasi, variabel-variabel yang digunakan sebaiknya berbasis pada waktu
terkini
(real time). Ha ini diperlukan agar perusahaan segera menindaklanjuti penyimpangan
kinerja dari yang telah ditargetkan.
 Fokus pada perbaikan berkelanjutan
Sistem Manajemen Kinerja yang dirancang pada dasarnya harus dapat
mengakomodiasikan
proses perbaikan berkelanjutan.
 Menggunakan pendekatan kuantitatif
Penggunaan variabel-variabel kuantitatif memudahkan dalam menindaklanjuti perbaikan
yang akan dilakukan. Penggunaan rasio-rasio dan angka absolute untuk
diperbandingkan dengan standar akan memicu orang untuk segera mengambil tindakan.
Dari ketiga pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa sistem manajemen kinerja yang dirancang
harus dapat mengakomodasi sistem operasi dari sebuah perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai