BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gas yang dihasilkan dari proses elektrolisis air disebut gas HHO atau
oxyhydrogen atau disebut juga Brown’s Gas. Brown (1974), dalam penelitiannya
4
5
Larutan garam suatu logam yang berada di bagian kiri dapat bereaksi
dengan logam yang berada di bagian kanan. Contohnya larutan FeCl3 (feri
chloride) boleh mengikis Cu (copper / tembaga).
Peralatan percobaan untuk menghasilkan listrik dengan memanfaatkan
energy redoks spontan disebut sel galvanic atau sel volta, diambil dari nama
ilmuwan Italia Luigi Galvani dan Alessandro Volta yang membuat versi awal dari
alat ini.
Sel volta adalah penataan bahan kimia dan penghantar listrik yang
memberikan aliran electron lewat rangkaian luar dari suatu zat kimia yang
teroksidasi ke zat kimia yang direduksi. Suatu sel galvani menghasilkan listrik
karena adanya perbedaan daya Tarik dua elektroda terhadap electron, sehingga
electron mengalir dari yang lemah ke yang kuat daya tariknya. Jika daya Tarik itu
disebut potensial elektroda, maka perbedaan potensial kedua elektroda disebut
potensial sel atau daya gerak listrik (DGL) sel dalam satuan volt (V). Prinsip-
prinsip sel volta :
1. Di dalam sel volta reaksi kimianya mengandung arus listrik, reaksi terjadi
secara spontan.
2. Terjadi perubahan dari energi kimia menjadi energi listrik.
3. Pada anode, terjadi reaksi oksidasi dan bermuatan negatif (-).
4. Pada katode, terjadi reaksi reduksi dan bermuatan positif (+).
Elektron mengalir dari anode menuju katode
2.5 Elektrolit
Elektrolit adalah senyawa yang dapat terdisosiasi ketika dilarutkan dalam
air membentuk ion (anion dan kation) dan bersifat menghantarkan listrik.
Elektrolit berasal dari bahasa Yunani yaitu lytós yang berarti lepas atau terpisah.
Senyawa-senyawa seperti asam, basa dan garam yang dapat menghantarkan arus
listrik karena proses disosiasi disebut dengan larutan elektrolit. Adanya ion dalam
larutan menyebabkan peristiwa konduksi dan ketika arus listrik dilewatkan pada
larutan tersebut, maka elektron akan bergerak diantara ion-ion.
Beberapa elektrolit seperti kalium klorida, natrium hidroksida, natrium
nitrat terionisasi sempurna menjadi ion-ionnya dalam larutan. Elektrolit yang
terioniasi sempurna disebut dengan elektrolit kuat. Dengan kata lain, elektrolit
kuat terionisasi 100%. Reaksi disosiasi elektrolit kuat ditulis dengan tanda anak
panah tunggal ke kanan. Secara umum asam kuat seperti asam sulfat, asam nitrat,
asam klorida, dan basa kuat seperti kalium hidroksida dan garam adalah elektrolit
kuat.
Pada umumnya proses elektrolisis yang dilakukan untuk menghasilkan gas
oksigen dan gas hidrogen menggunakan larutan alkali. Larutan alkali yang umum
digunakan adalah larutan NaOH dan KOH. Larutan tersebut merupakan elektrolit
kuat yang dapat menghantarkan arus listrik dengan baik. Secara teoritis,
pemberian potensial energi lebih dari 5V akan menghasilkan gas oksigen, gas
hidrogen dan logam kalium.
12
- Tidak Terionisasi
- Tidak menghantarkan C6H12O6 C6H12O6
Non arus listrik C12H22O11 C12H22O11
Elektrolit - Lampu tidak menyala CO ( NH2 ) 2 CO(NH2) 2
- Tidak terdapat C2H5OH C2H5OH
gelembung gas
(Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Elektrolit, 2016, diakses pada 19 April 2016)
2.6 Elektroda
Elektroda adalah konduktor yang digunakan untuk bersentuhan dengan
bagian atau media non-logam dari sebuah sirkuit (misal semikonduktor, elektrolit
atau vakum). Elektroda adalah suatu sistem dua fase yang terdiri dari sebuah
penghantar elektrolit (misalnya logam) dan sebuah penghantar ionik (larutan).
Elektroda positif (+) disebut anoda sedangkan elektroda negatif (-) adalah katoda.
Reaksi kimia yang terjadi pada elektroda selama terjadinya konduksi listrik
disebut elektrolisis dan alat yang digunakan untuk reaksi ini disebut sel
elektrolisis. Sel elektrolisis memerlukan energi untuk memompa elektron.
Pada beberapa perangkat elektroda juga disebut kutub atau pelat. Elektroda
baterai dipisahkan oleh larutan yang mengandung ion-ion (atom atau kelompok
atom bermuatan listrik). Salah satu elektroda (elektroda negatif) mengalami reaksi
kimia yang memberikan kelebihan elektron. Elektroda lainnya (elektroda positif)
13
2.7 Air
Air adalah zat cair yang tidak mempunyai rasa, warna dan bau, yang terdiri
dari hidrogen dan oksigen dengan rumus kimiawi H2O. Karena air merupakan
suatu larutan yang hampir-hampir bersifat universal, maka zat-zat yang paling
alamiah maupun buatan manusia hingga tingkat tertentu terlarut di dalamnya.
17
Dengan demikian, air di dalam mengandung zat-zat terlarut. Zat-zat ini sering
disebut pencemar yang terdapat dalam air (Linsley, 1991).
Sifat air yang penting dapat digolongkan ke dalam sifat fisis, kimiawi, dan
biologis. Sifat kimia dari air yaitu mempunyai pH=7 dan oksigen terlarut jenuh
pada 9 mg/L. Air merupakan pelarut yang universal, hampir semua jenis zat dapat
larut di dalam air. Air juga merupakan cairan biologis, yakni didapat di dalam
tubuh semua organisme. Sifat biologis dari air yaitu di dalam perairan selalu
didapat kehidupan, fauna dan flora. Benda hidup ini berpengaruh timbal balik
terhadap kualitas air (Slamet, 2002).
Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki
kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam,
gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.
2.8 Hidrogen
Hidrogen adalah unsur kimia terkecil karena hanya terdiri dari satu proton
dalam intinya. Simbol hidrogen adalah H, dan nomor atom hidrogen adalah 1.
Memiliki berat atom rata-rata 1,0079 amu, sehingga menjadikannya gas paling
ringan diantara gas lainnya.
18
dengan pernis atau kompon, dan biasanya tahan panas (dengan dasar
minyak pengering, bitumin sirlak, bakelit, dan sebagainya).
5. Kelas F, suhu kerja maksimum 155°C. Bahan bukan organik dicelup atau
direkat menjadi satu dengan epoksi, poliurethan, atau vernis yang tahan
panas tinggi.
6. Kelas H, suhu kerja maksimum 180°C. Semua bahan komposisi dengan
bahan dasar mika, asbes dan gelas fiber yang dicelup dalam silikon tanpa
campuran bahan berserat (kertas, katun, dan sebagainya). Dalam kelas ini
termasuk juga karet silikon dan email kawat poliamid murni.
7. Kelas C, suhu kerja diatas 180°C. Bahan anorganik yang tidak dicelup dan
tidak terikat dengan substansi organic, misalnya mika, mikanit yang tahan
panas (menggunakan bahan pengikat anorganik), mikaleks, gelas, dan
bahan keramik. Hanya satu bahan organik saja yang termasuk kelas C
yaitu politetra fluoroetilen (Teflon).
poliester, hal itu akan memberikan suatu bahan yang memiliki tampilan serupa
katun dengan perbaikan daya lentingnya. Karena ada kandungan sintetisnya, maka
akan berpengaruh juga terhadap pemilihan jenis benang jahit, serta temperatur
setrika, dan tetu saja cara pemeliharaan/ pencuciannya (Goet Poespo, 2005:69).
Kain katun memiliki sifat-sifat menguntungkan adalah sifat yang kuat
dalam keadaan basah bertambah 25%, dapat menyerap air (higroskopis), tahan
panas setrika tinggi, dan tahan obat-obat kelantang. Disamping sifatnya yang
menguntungkan diatas terdapat sifat yang kurang menguntungkan yaitu katun
tidak tahan terhadap asam mineral dan asam organik (walaupun asam organik
sering digunakan untuk memperidah tenunan), katun kurang kenyal yang
menyebabkan mudah kusut, dan katun dapat susut saat dicuci, kain katun harus
disimpan dalam keadaan kering atau di tempat yang tidak lembab (Ernawati,
Izwerni dan Weni Nelmira (2008:157).
Menurut Goet Poespo (2005:76), kain katun memiliki sifat kuat (bahkan
ketika basah masih menyerap), menarik panas tubuh, kusut, susut atau mengerut
(kecuali ditangani dengan baik), rusak oleh matahari, keringat dan lapuk.