Anda di halaman 1dari 7

KELAS HPI D EVA PRANANINGRUM

14/3622993/HK/19927
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan :

Dalam penyelenggaraannya, BPJS mengacu pada peraturan perundang-undangan,


antara lain : Undang-Undang Dasar 1945, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang
Sistem Jaminan Sosial NasionaL, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial.

Mengenai siapa saja yang dapat discover BPJS berkaitan dengan subjek hukum
menjadi peserta BPJS Kesehatan adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja
paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran, meliputi :

1. Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI) : fakir miskin dan orang tidak mampu,
dengan penetapan peserta sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan.
2. Bukan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (Non PBI), terdiri dari :

o Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya, meliputi : Pegawai Negeri Sipil;
Anggota TNI; Anggota Polri; Pejabat Negara; Pegawai Pemerintah non Pegawai
Negeri; Pegawai Swasta; dan Pekerja yang menerima upah,. termasuk WNA yang
bekerja di Indonesia paling singkat 6 (enam) bulan.
o Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya meliputi : Pekerja di luar
hubungan kerja atau Pekerja mandiri; dan pekerja yang tidak termasuk di luar
hubungan kerja yang bukan penerima upah, termasuk WNA yang bekerja di
Indonesia paling singkat 6 (enam) bulan
o Bukan pekerja dan anggota keluarganya meliputi : Investor; Pemberi Kerja;
Penerima Pensiun yang terdiri dari : Pegawai Negeri Sipil yang berhenti dengan
hak pensiun; Anggota TNI dan Anggota Polri yang berhenti dengan hak pensiun;
Pejabat Negara yang berhenti dengan hak pensiun; Janda, duda, atau anak yatim
piatu dari penerima pensiun yang mendapat hak pensiun; Penerima pensiun lain;
dan Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun lain yang mendapat
hak pensiun; Veteran; Perintis Kemerdekaan; Janda, duda, atau anak yatim piatu
dari Veteran atau Perintis Kemerdekaan;

Anggota Keluarga Yang Ditanggung

1. Pekerja Penerima Upah : Keluarga inti meliputi istri/suami dan anak yang sah (anak
kandung, anak tiri dan/atau anak angkat), sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang dan Anak
kandung, anak tiri dari perkawinan yang sah, dan anak angkat yang sah, dengan kriteria:
a. Tidak atau belum pernah menikah atau tidak mempunyai penghasilan sendiri;
b. Belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau belum berusia 25 (dua puluh lima)
tahun yang masih melanjutkan pendidikan formal.
2. Pekerja Bukan Penerima Upah dan Bukan Pekerja : Peserta dapat mengikutsertakan
anggota keluarga yang diinginkan (tidak terbatas).
3. Peserta dapat mengikutsertakan anggota keluarga tambahan, yang meliputi anak ke-4 dan
seterusnya, ayah, ibu dan mertua.
4. Peserta dapat mengikutsertakan anggota keluarga tambahan, yang meliputi kerabat lain
seperti Saudara kandung/ipar, asisten rumah tangga, dll.

Iuran

1. Bagi peserta Penerima Bantun Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan iuran dibayar oleh
Pemerintah.
2. Iuran bagi Peserta Pekerja Penerima Upah yang bekerja pada Lembaga Pemerintahan
terdiri dari Pegawai Negeri Sipil, anggota TNI, anggota Polri, pejabat negara, dan
pegawai pemerintah non pegawai negeri sebesar 5% (lima persen) dari Gaji atau Upah
per bulan dengan ketentuan : 3% (tiga persen) dibayar oleh pemberi kerja dan 2%
(dua persen) dibayar oleh peserta.
3. Iuran bagi Peserta Pekerja Penerima Upah yang bekerja di BUMN, BUMD dan
Swasta sebesar 5% ( lima persen) dari Gaji atau Upah per bulan dengan ketentuan :
4% (empat persen) dibayar oleh Pemberi Kerja dan 1% (satu persen) dibayar oleh
Peserta.
4. Iuran untuk keluarga tambahan Pekerja Penerima Upah yang terdiri dari anak ke 4
dan seterusnya, ayah, ibu dan mertua, besaran iuran sebesar sebesar 1% (satu persen)
dari dari gaji atau upah per orang per bulan, dibayar oleh pekerja penerima upah.
5. Iuran bagi kerabat lain dari pekerja penerima upah (seperti saudara kandung/ipar,
asisten rumah tangga, dll); peserta pekerja bukan penerima upah serta iuran peserta
bukan pekerja adalah sebesar:

a) Sebesar Rp. 25.500,- (dua puluh lima ribu lima ratus rupiah) per orang per bulan
dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas III.

b) Sebesar Rp. 51.000,- (lima puluh satu ribu rupiah) per orang per bulan dengan
manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas II.

c) Sebesar Rp. 80.000,- (delapan puluh ribu rupiah) per orang per bulan dengan
manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas I

6. Iuran Jaminan Kesehatan bagi Veteran, Perintis Kemerdekaan, dan janda, duda, atau
anak yatim piatu dari Veteran atau Perintis Kemerdekaan, iurannya ditetapkan sebesar
5% (lima persen) dari 45% (empat puluh lima persen) gaji pokok Pegawai Negeri
Sipil golongan ruang III/a dengan masa kerja 14 (empat belas) tahun per bulan,
dibayar oleh Pemerintah.

7. Pembayaran iuran paling lambat tanggal 10 (sepuluh) setiap bulan


Tidak ada denda keterlambatan pembayaran iuran terhitung mulai tanggal 1 Juli 2016
denda dikenakan apabila dalam waktu 45 (empat puluh lima) hari sejak status
kepesertaan diaktifkan kembali, peserta yang bersangkutan memperoleh pelayanan
kesehatan rawat inap, maka dikenakan denda sebesar 2,5% dari biaya
pelayanan kesehatan untuk setiap bulan tertunggak, dengan ketentuan : Jumlah bulan
tertunggak paling banyak 12 (dua belas) bulan dan Besar denda paling tinggi
Rp.30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah)

Hak Peserta

 Mendapatkan kartu peserta sebagai identitas peserta untuk memperoleh pelayanan


kesehatan.
 Memperoleh manfaat dan informasi tentang hak dan kewajiban serta prosedur
pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
 Mendapatkan pelayann kesehatan di fasilitas kesehatan yang bekerja dengan BPJS
Kesehatan, dan
 Menyampaikan keluhan / pengaduan, kritik dan saran secara lisan atau tertulis kepada
BPJS Kesehatan.

Kewajiban Peserta

 Mendaftarkan dirinya dan anggota keluarganya sebagai peserta BPJS Kesehatan.


 Membayar iuran
 Memberikan data dirinya dan anggota keluarganya secara lengkap dan benar
 Melaporkan perubahan data dirinya dan anggota keluarganya, antara lain perubahan
golongan, pangkat atau besaran gaji, pernikahan, perceraian, kematian, kelahiran,
pindah alamat dan pindah fasilitas kesehatan tingkat pertama.
 Menjaga kartu peserta agar tidak rusak, hilang atau dimanfaatkan oleh orang yang
tidak berhak.
 Mentaati semua ketentuan dan tata cara pelayanan kesehatan.

Kewajiban Pemberi Kerja

 Mendaftarkan dirinya dan pekerjanya sebagai Peserta Jaminan Kesehatan kepada


BPJS Kesehatan.
 Menghitung dan memungut iuran yang menjadi kewajiban peserta dari pekerjanya
melalui pemotongan gaji/upah pekerja
 Membayar dan menyetorkan iuran yang menjadi tanggung jawabnya kepada BPJS
Kesehatan
 Memberikan data mengenai dirinya, pekerjaannya dan anggota keluarganya secara
lengkap dan benar meliputi :
 Data pekerja berikut anggota keluarganya yang didaftarkan sesuai dengan data
pekerja yang dipekerjakan
 Data upah yang dilaporkan sesuai dengan upah yang diterima pekerja
 Data kepesertaan dalam program jaminan sosial sesuai dengan pentahapan
kepesertaan.
 Perubahan data Badan Usaha atau Badan Hukumnya, meliputi : alamat perusahaan,
kepengurusan perusahaan, jenis badan usaha, jumlah pekerja, data pekerja dan
keluarganya, dan perubahan besarnya upah setiap pekerja

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan :

Peraturan dibawah undang-undang yang mengatur mengenai BPJS Ketenagakerjaan antara


lain terdiri atas :
 Peraturan Pemerintah juga mengatur mengenai BPJS Ketenagakerjaan diantaranya PP
No. 83 tahun 2013 tentang Modal Awal untuk Badan Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan, PP No. 85 Tahun 2013 tentang Tata Cara Hubungan Antar
Lembaga Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, PP No. 86 Tahun 2013 tentang Tata
Cara Pengenaan Sanksi Administratif kepada Pemberi Kerja selain Penyelenggara
Negara dan setiap orang selain Pemberi Kerja, Pekerja, dan Penerima Bantuan Iuran
dalam Penyelenggaraan Jaminan Sosial, PP No.88 Tahun 2013 tentang Tata Cara
Pengenaan Sanksi Administratif bagi Anggota Dewan Pengawas dan Anggota Direksi
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial dan lain-lain
 Peraturan Presiden yang mengatur tentang BPJS Ketenagakerjaan adalah Program
Jaminan Sosial, Peraturan Presiden Nomor 110 Tahun 2013 Tentang Gaji Atau Upah
Dan Manfaat Tambahan Lainnya Serta Insentif Bagi Anggota Dewan Pengawas Dan
Anggota Direksi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
 Keputusan Presiden yang mengatur mengenai BPJS Ketenagakerjaan adalah
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 tahun 1993 tentang Penyakit yang
Timbul Karena Hubungan Kerja, Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 161
Tahun 2013 Tentang Pengangkatan Dewan Komisaris Dan Direksi PT Jamsostek
(Persero) Menjadi Dewan Pengawas Dan Direksi Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial Ketenagakerjaan berikut profil Direksi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS) Ketenagakerjaan
 Peraturan Mentri yang mengatur mengenai BPJS Ketenagakerjaan yaitu Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No 19 Tahun 2012
Tentang Syarat-Syarat Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada
Perusahaan Lain, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 16/Pmk.03/2010 Tentang Tata
Cara Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas Penghasilan Berupa Uang
Pesangon, Uang Manfaat Pensiun, Tunjangan Hari Tua, Dan Jaminan Hari Tua Yang
Dibayarkan Sekaligus, Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2015 Tentang Tata Cara dan Persyaratan Pembayaran Manfaat
Jaminan Hari Tua, Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 26
Tahun 2015 Tentang Tata Cara Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja,
Jaminan Kematian, dan Jminan Hari Tua Bagi Peserta Penerima Upah, Peraturan
Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2015 Tentang Tata
Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Dokter Penasehat dan lain-lain
 Peraturan BPJS Ketenagakerjaan diantaranya Peraturan BPJS Ketenagakerjaan
Nomor 01 Tahun 2014 Tentang Tata Cara Pengawasan dan Pemeriksaan Atas
Kapetuhan Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan,
Peraturan BPJS Ketenagakerjaan Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Manfaat Layanan
Tambahan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, Peraturan BPJS
Ketenagakerjaan Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Bentuk Kartu Peserta, Sertifikat
Kepesertaan, dan Formulir Program Jaminan Kecelakaan Kerja, Program Jaminan
Kematian, Program Jamianan Hari tua dan Program Jaminan Pensiun, Peraturan BPJS
Ketenagakerjaan Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Mekanisme Penetapan dan Distribusi
Hasil Pengembangan Dana Jamianan Hari Tua, Peraturan BPJS Ketenagakerjaan
Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Pemberian Nomor, Sertifikat, Perubahan
Data Kepesertaan dan Pembayaran Iuran Program Jaminan Pensiun, Peraturan BPJS
Ketenagakerjaan Nomor 6 Tahun 2015 Tentang Unit Pengendali Mutu Pelayanan dan
Penanganan Pengaduan Peserta, Peraturan BPJS Ketenagakerjaan Nomor 7 Tahun
2015 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembayaran Manfaat Jaminan Hari Tua,
Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Nomor 01 Tahun
2016 Tentang Tata Cara Pendaftaran Kepesertaan Bagi Pemberi Kerja Dan Pekerja
Penerima Upah Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Pada Kanal Pelayanan
BPJS Ketenagakerjaan

Layanan Peserta  BPJS Ketenagakerjaan memfasilitasi kebutuhan layanan kepesertaan bagi


tenaga kerja maupun perusaaan (pemberi kerja). Layanan bagi tenaga kerja antara lain untuk
cek saldo, e-klaim, JHT dan cetak kartu. Layanan Perusahaan (Pemberi Kerja) (Layanan bagi
perusahaan/pemberi kerja untu membayar iuran dan mengelola data tenaga kerja, Layanan
mitra berupa layanan bagi PLKK (Pusat Layanan Kecelakaan Kerja) untuk melayani klaim
JKK Peserta.

Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan meliputi :

1. Pekerja Penerima Upah adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima gaji, upah
atau imbalan dalam bentuk lain dari penerima kerja. Jaminan yang diberikan meliputi

a. Jaminan Kecelakaan Kerja : memberikan perlindungan atas risiko-risiko


kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja termasuk kecelakaan yang terjadi
dalam perjalanan dari rumah menuju tempat. Besar Manfaat : Perlindungan atas
risiko kecelakaan kerja mulai dari perjalanan pergi, pulang, dan di tempat kerja
serta perjalanan dinas. Perawatan tanpa batas biaya sesuai kebutuhan mdis.
Santunan Upah selama tidak bekerja : 6 bulan pertama 100%, 6 bulan kedua 75%,
seterusnya hingga sembuh 50%. Santunan Kematian akibat kecelakaan kerja
sebesar 48x upah yang dilaporkan oleh perusahaan (pemberi kerja) atau peserta
Bantuan Beasiswa untuk 1 orang anak dari peserta yangmeninggal dunia atau
mengalami cacat total akibat kecelakaan kerja sebesar Rp. 12.000.000,00. Bantuan
untuk kesiapan kembali bekerja : pendampingan kepada peserta yang mengalami
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, mulai dari peserta masuk perawatan di
rumah sakit sampai peserta tersebut dapat kembali bekerja. Besar iuran : 0,24%-
1,74% dari upah yang dilaporkan
b. Jaminan Kematian : memberikan manfaat uang tunai yang diberikan kepada ahli
waris peserta meninggal dunia bukan akibat kecelakaan kerja. Besar manfaat :
santunan kematian memberikan manfaat uang tunai, santunan berkala 24 bulan x
Rp. 200 ribu = Rp 4,8 juta yang dibayar sekaligus. Biaya Pemakaman sebesar Rp
3 juta, Bantuan beasiswa 1 orang anak diberikan setiap peserta yang telah
memasuki masa iur paling singkat 5 tahun yang diberikan sebanyak 12 juta Total
manfaat jaminan kematian yang diterima sebesar Rp. 36 juta, besar iuran : 0,3 %
perusahaan dari upah yang dilaporkan
c. Jaminan hari Tua : manfaat berupa uang tunai yang besarnya merupakan nilai
akumulasi iuran (pekerja dan perusahaan) ditambah hasil pengembangannya
(diatas bunga deposito bank pemerintah). besar iuran : 2% pekerja 3,7%
perusahaan dari upah yang dilaporkan.
d. Jaminan pensiun : jaminan sosial yang bertujuan untuk mempertahankan derajay
kehidupan yang layak bagi peserta dan atau ahli warisnya dengan memberikan
penghasilan setelah peserta memasuki usia pensiun, mengalami cacat. Manfaat
pensiun hari tua : berupa uang tunai bulanan yang diberikan kepada peserta (yang
memenuhi iuran minimum 15 tahun yang setara dengan 80 bulan memasuki usia
pensiun sampai dengan meninggal dunia. Manfaat pensiun Janda/Duda : berupa
uang tunai bulanan yang diberikan kepada janda/duda yang menjadi ahli waris
(terdaftar BPJS ketenagakerjaan) sampai dengan meinggal dunia atau menikah
lagi. Manfaat pensiun ccat : berupa uang tunai bulanan yang diberikan kepada
peserta (kejadian yang menyebabkan cacat total tetap terjadi paling sedikit 1 bulan
menjadi peseta dan density rate minimal 80%). Manfaat pensiun anak berupa uang
tunai bulanan yang diberikan kepada anak yang menjadi ahli waris peserta
(maksimal 2 orang anak yang didaftarkan pada program penisun) sampai dengan
usia anak mencapai 23 tahun). Jaminan pensiun ini dapat diterima secara berkala
etiap bulannya dengan nilai maksimal dapat mencapai 40% dari upah. Besar iuran
dalah 1% pekerja 2% perusahaan dari upah yang dilaporkan.

2. Pekerja Bukan Penerima Upah adalah pekerja yang melakukan kegiatan atau usaha
ekonomi secara mandiri untuk memperoleh penghasilan dari kegiatan atau usahanya.
Jaminan yang diberikan meliputi :

a. Jaminan Kecelakaan kerja : iuran sebesar 1% dari upah yang dilaporkan


b. Jaminan Kematian : iuran sebesar Rp 6.800.000,00
c. Jaminan Hari tua : besar iuran 2% dari upah yang dilaporkan
3. Jasa Konstruksi adalah layanan jasa konsultasi perencanaan pekerjaan konstruksi,
layanan jasa pelasanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan konsultasi pengawasan
pekerjaan konstruksi. Jaminan yang diberkan meliputi :

a. Jaminan kecelakaan kerja : Besar iuran mulai dari 0,21% nilai proyek
b. Jaminan kematian : besar iuran mulai dari 0,21% nilai proyek

4. Pekerja migran Indonesia adalah setiap warga negara Indonesia yang akan, sedang,
atau telah melakukan pekerjaan dengan menerima upah di luar wilayah republik
Indonesia. Program Jaminan sosial bagi Calon Pekerja Migran Indonesia atau Pekerja
Migran Indonesia terdiri dari

a. Program yang wajib untuk diikuti yaitu Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan
Jaminan Kematian (JKm)

 Untuk iuran Jaminan Kecelakaan kerja : Rp 370 ribu. Manfaat khusus :


pelayanan kesehatan karena kecelakaaan kerja (JKK sampai sembuh tanpa
batasan biaya), penggantian biaya pengangkutan : angkutan darat, sungai
tau danau paling banyak Rp. 1 juta. Angkutan Laut paling banyak Rp. 1,5
juta, Angkutan Udara oaling banyak Rp 2,5 juta, apabila menggunakan
lebih dari 1 (satu) jenis transportasi maka berlaku penggantian biaya
sebesar penjumlaan biaya dari masing—masing angkutan yang digunakan
dengan maksimal tiap jenis angkutan sebagaimana huruf A,B, dan C;
santunan cacat : apabila mengalami cacat total tetap Rp 100 juta, santunan
berkala cacat total tetap sebesar Rp 4,8 juta (dibayar sekaligus), jika
mengalami cacat sebagian anatomis : % tabel ecacatan x Rp 142 juta,
santunan cacat sebagian fungsi : % kurang fungsi x % tabel kecacatan x
Rp 142 juta, rehabilitasi berupa alat bantu (orthese) dan atau alat ganti
(prothese), penggantian biaya gigi tiruan sebesar Rp. 3.000.000,00.
Sedangkan untuk santunan meninggal dunia karena kecelakaan kerja
sebesar Rp 85 juta dan 1 orang anak ahli waris mendapatkan beasiswa
pendidikan sampai lulus sarjana atau beasiswa pelatihan kerja
 Untuk Iuran Jaminan Kematian : Rp 370 ribu. Manfaat khusus : santunan
kematian sebesar Rp 85 juta, santunan berskala sebesar Rp 4,8 juta dibayar
sekaligus, biaya pemakaman sebesar Rp 3 juta, Santunan sekaligus sebesar
Rp 16,2 juta, 1 orang anak ahli waris mendapatkan beasiswa pendidikan
sampai lulus sarjana atau beasiswa pelatihan kerja

b. Program yang dianjurkan (sukarela) untuk diikuti yaitu jaminan hari tua. Iuran
sebesar 105 ribu – Rp 600 ribu

Alur proses pendaftaran dan pembayaran iuran : bagi CPMI yang akan berangkat
menuju negara tujuan, wajib terdaftar resmi melalui SISKOTKLN.

Anda mungkin juga menyukai