Anda di halaman 1dari 6

http://jurnal.fk.unand.ac.

id 291

Tinjauan Pustaka

Penggunaan Blok Peritonsil untuk Mengurangi Nyeri Pasca


Operasi Tonsilektomi

Dedy Kurnia

Abstrak
Tonsilektomi merupakan jenis operasi Telinga Hidung Tenggorokan (THT) yang paling sering dilakukan,
terutama pada usia anak-anak. Tonsilektomi dapat menyebabkan daerah orofaring terpapar yang bisa mengakibatkan
nyeri karena spasme otot orofaring dan iritasi serabut saraf aferen. Selain nyeri pasca operasi tonsilektomi, pada
sebagian kasus juga bisa terjadi perdarahan sekunder sebagai akibat pelepasan mediator selama operasi dan nyeri
berlangsung. Tujuan penulisan ini adalah memaparkan beragam teknik blok peritonsil yang biasa digunakan. Blok
peritonsil diketahui mampu memblok rangsang nyeri ini hingga 24 jam pasca operasi. Hal ini tergantung dari teknik,
jenis obat dan dosis yang diberikan. Hasil penelitian sebelumnya didapatkan kombinasi dari ketamin dengan anestesi
lokal untuk blok peritonsil sebagai pilihan terbaik untuk mengurangi nyeri pasca operasi, mencegah terjadinya
perdarahan sekunder, mengurangi waktu perawatan pasca operasi dan mempercepat kondisi tubuh kembali normal.
Kata kunci: blok peritonsil, tonsilektomi, nyeri pasca operasi

Abstract
Tonsillectomy is the most common type of Ear Nose Throat (ENT) surgery, especially at the age of the children.
Tonsillectomy may cause the exposed oropharyngeal area, causing pain due to oropharyngeal muscle spasms and
irritation of afferent nerve fibers. In addition to postoperative tonsillectomy post pain, in some cases secondary
bleeding may occur as a result of mediator release during surgery and pain. The objective of this study was to explain
several peritonsil block that usually used. Peritonsil block is known to block the excitement of this pain until 24 hours
post operation. This depends on the technique, type of drug and the dose given. From the previous study, a
combination of ketamine and local anesthesia for peritonsil block was used as the best option for reducing
postoperative pain, preventing secondary bleeding, reducing maintenance time and accelerating the resumption of
body condition to normal.
Keywords: peritonsiller block, tonsillectomy, post operative pain

Affiliasi penulis: Bagian Anestesi Fakultas Kedokteran Universitas atau emonsional yang tidak menyenangkan akibat
Andalas Padang/ RSUP Dr. M. Djamil Padang.
adanya kerusakan jaringan yang nyata dan berpotensi
Korespondensi: Dedy Kurnia, Email: dedy.kurnia86@gmail.com
2
merusak.
Tonsilektomi sendiri merupakan prosedur
PENDAHULUAN
operasi tersering yang dilakukan oleh dokter THT
Nyeri merupakan salah satu problem dalam
(Telinga Hidung Tenggorok) pada anak-anak. Operasi
dunia kedokteran karena bukan hanya berkaitan
ini dapat menyebabkan nyeri, perdarahan dan udem
dengan kerusakan dari saraf dan jaringan, tetapi juga
pada bagian yang terluka, tenggorok merasa sakit,
menyangkut kelainan pada beragam mediator atau
kesukaran sewaktu menelan, gangguan makan dan
neurotransmiter. Para ahli sepakat tentang pentingnya
1
minum, mual dan muntah hingga jatuh pada keadaan
arti pengendalian nyeri pasca operasi yang adekuat.
dehidrasi. Hal ini dapat menurunkan kepuasan pasien
Nyeri menurut International Association of The Study
terhadap dilakukannya operasi tonsilektomi. Hasil
of Pain didefinisikan sebagai pengalaman sensorial

Jurnal Kesehatan Andalas. 2018; 7(2)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 292

studi retrospektif sebelumnya mendapatkan insiden PEMBAHASAN


perdarahan sekunder pasca tonsilektomi mencapai Anatomi Tonsil Palatina
10,1%, hal ini terutama akibat terjadinya pelepasan Tonsil palatina atau amandel merupakan
1
mediator saat nyeri. jaringan limfoepitelial yang berbentuk oval dan terletak
Nyeri post operasi tonsilektomi yang sering di dalam fosa tonsilaris pada kedua sudut orofaring.
terjadi pada anak-anak sendiri merupakan hal yang Bersama tonsil faringeal (adenoid), tonsil lingual dan
sulit dicegah karena daerah orofaring dan fossa peri- 6,7
tonsil tubal, membentuk cincin Waldeyer.
tonsiller merupakan daerah sensitif nyeri. Keduanya Permukaan tonsil palatina ditutupi epitel
dipersarafi oleh cabang nervus Trigeminal (N.III) dan berlapis gepeng yang juga melapisi invaginasi atau
nervus Glossofaringeus (N.IX) yang sangat peka kripti tonsila. Banyak limfanodulus terletak di bawah
terhadap rangsangan nyeri dan terhubung ke korteks jaringan ikat dan tersebar sepanjang kriptus. Tonsil
3
somatik di serebral. palatina bagian lateral dibungkus oleh kapsul jaringan
Manajemen nyeri pasca operasi tonsilektomi ikat fibrosa yang menutupi 4/5 bagian lateral tonsil
merupakan perhatian khusus baik oleh dokter THT palatina. Antara kapsul dan muskulus konstriktor faring
maupun oleh dokter anestesi. Tingginya insiden nyeri superior di bawahnya dipisahkan oleh jaringan ikat
atau kegelisahan pasca operasi tonsilektomi longgar. Hal inilah yang menyebabkan jaringan tonsil
meningkatkan resiko perdarahan sekuder pasca 8
dapat diangkat secara komplit dengan teknik diseksi.
tonsilektomi yang dapat terjadi. Untuk mencegah nyeri Tonsil palatina mendapatkan perdarahan dari
pasca operasi tersebut, perlu dikenal mekanisme cabang-cabang arteri karotis eksterna, yaitu arteri
timbulnya nyeri pasca operasi, dampak negatif adanya maksilaris eksterna (menjadi arteri tonsilaris dan arteri
nyeri, upaya untuk mengurangi nyeri pasca operasi palatina asenden), arteri maksilaris interna (menjadi
dan memilih analgetik yang rasional untuk mengatasi arteri palatina desenden), arteri lingualis (menjadi
3
nyeri pasca operasi tonsilektomi. arteri lingualis dorsal) dan arteri faringeal asenden.
Blok peritonsil sebagai bagian anestesi lokal Sedangkan aliran vena pada tonsil palatina melalui
diketahui mampu memblok rangsangan nyeri hingga vena paratonsilaris dan keluar menembus kapsul dan
24 jam pasca tonsilektomi. Blok peritonsil bekerja membentuk pleksus venosus faringeus yang bermuara
dengan memblok saraf nosiseptif, sehingga dapat ke vena fasialis yang selanjutnya bermuara ke vena
menghambat rasa nyeri. Selain itu juga dapat 7,8
jugularis interna.
mencegah timbulnya perdarahan sekunder dan Tonsil ini diinervasi oleh dua jenis nervus
membantu mengurangi konsumsi analgetik golongan kranialis. Nervus glossofaringeus dengan serabut
opioid ataupun NSAIDs (Non Steroid Anti Inflamation saraf sensoriknya dan nervus Trigeminal terdiri dari
4
Drug's) pasca tonsilektomi. Analgetik pasca operasi serabut saraf sensorik disertai dengan serabut saraf
tonsilektomi seperti opiod dapat menyebabkan efek 6,7
motoriknya.
samping sedasi, depresi refleks batuk, mual dan
muntah, hingga henti nafas. Sedangkan NSAIDs Operasi Tonsilektomi
memiliki risiko terjadinya perpanjangan waktu Tonsilektomi adalah suatu tindakan operasi
5 9
perdarahan atau gangguan sistem saluran cerna. untuk mengangkat semua jaringan tonsil palatina.
Tinjauan pustaka ini berusaha memaparkan Tonsilektomi merupakan teknik lini pertama untuk
beragam teknik blok peritonsil yang biasa digunakan, mengangkat tonsil palatina dan merupakan prosedur
termasuk penggunaan obat anestesi yang digunakan operasi yang paling sering dilakukan pada usia anak-
seperti ketamin dan obat anestesi lokal (lidokain, 10
anak dan relatif sering pada usia dewasa.
pehakain, buvipakain, rupivakain, meperidine), baik Tonsilektomi merupakan pelayanan one day
secara tunggal maupun kombinasi, serta korelasinya care (operasi sehari) di banyak fasilitas kesehatan.
dengan nyeri dan hasil pasca operasi tonsilektomi Teknik operasi tonsilektomi standar yang masih
yang ditimbulkan. diterima hingga saat ini adalah teknik Sluder, diseksi,

Jurnal Kesehatan Andalas. 2018; 7(2)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 293

menjadi teknik yang paling sering digunakan selain pasca operasi menyebabkan rasa nyeri yang timbul
8
Sluder (modifikasi guillotine). Teknik diseksi meliput: semakin berat.
memegang tonsil, membawanya ke garis tengah, insisi Spasme otot juga dapat menyebabkan nyeri
membran mukosa, mencari kapsul tonsil, mengangkat pasca tonsilektomi, hal ini karena otot yang sedang
dasar tonsil dan mengangkat tonsil palatina dari fossa berkontraksi menekan pembuluh darah intramuskuler
11
peritonsiller dengan manipulasi hati-hati. dan menggurangi atau menghentikan sama sekali
Tonsilektomi juga dapat dilakukan bila terjadi aliran darah. Kontraksi otot menyebabkan iskemia otot
infeksi yang berulang atau kronik, gejala sumbatan relatif sehingga timbul nyeri iskemia yang khas. Nyeri
12
nafas serta kecurigaan neoplasma. yang timbul akan menyebabakan respon reflektoris
Tonsilektomi dapat menimbulkan morbiditas spame otot di daerah sekitar sumber nyeri. Spasme
berupa timbulnya nyeri, perdarahan, mual dan otot yang berkepanjangan akan mengganggu aliran
muntah, asupan peroral yang tidak adekuat, dehidrasi, darah setempat akibat jepitan terhadap pembuluh
14
infeksi, hingga pneumonitis akibat aspirasi darah. darah, sehingga terjadi iskemia dan hipoksia lokal.
Dimana nyeri tenggorok menjadi keluhan yang paling Iskemia menyebabkan kerusakan jaringan dan
sering terjadi pada pasien, baik anak-anak maupun meningkatkan pelepasan mediator yang dapat
dewasa, terutama pada hari pertama pasca membangkitkan impuls nyeri dan selanjutnya nyeri
8
tonsilektomi. yang timbul akan membangkitkan spasme otot dan
14
Selama operasi dalam pengaruh anestesi, begitu seterusnya. Dimana berat ringannya nyeri
impuls nyeri memasuki sistem saraf pusat membentuk pasca operasi tonsilektomi tergantung beberapa
suatu keadaan hipereksitabel. Pemerosesan impuls faktor, yaitu: kondisi kesehatan pasien, keterampilan
aferen diubah menghasilkan pengurangan nyeri dan operator, teknik tonsilektomi, komplikasi operasi dan
11
respon normal pada tubuh. Nyeri pasca tonsilektomi managemen nyeri yang digunakan.
terjadi akibat adanya kerusakan jaringan yang
mengeluarkan mediator-mediator yang dapat Manajemen Nyeri Pasca Operasi Tonsilektomi
8
merangsang ujung saraf nyeri. Nyeri merupakan Nyeri pasca operasi tonsilektomi berbeda
hambatan yang paling signifikan dalam rehabilitasi dengan nyeri yang terjadi di tempat lain, karena luka
pasien pasca tonsilektomi dan kondisi tersebut dapat dibiarkan terbuka dan daerah luka berada di daerah
mempengaruhi besarnya kebutuhan analgetik yang yang aktif dan merupakan saluran untuk nutrisi.
diberikan, durasi perawatan rawat inap, asupan per Manajemen nyeri pasca operasi tonsilektomi telah
oral dan pengembalian hemostasis tubuh ke fungsi lama dianalisis, namun masalah nyeri pasca operasi
13 11
awal. tonsilektomi belum sepenuhnya terselesaikan.
Terdapat beberapa upaya untuk mengurangi
Nyeri Pasca Operasi Tonsilektomi nyeri pasca operasi tonsilektomi tersebut termasuk
Nyeri pasca tonsilektomi muncul karena memperbaiki penggunaan obat anestesi intra operatif,
kerusakan mukosa dan serabut saraf trigeminal dan penggunaan kortikosteroid dan opioid atau NSAIDs,
glosofaringeus atau vagus, inflamasi dan spame otot penyesuaian teknik pembedahan, hingga injeksi obat
15
faringeus yang menyebabkan iskemia. Siklus nyeri anestesi secara lokal intra operatif (blok peritonsil).
berlanjut sampai otot telah diselubungi kembali oleh Beragam upaya tersebut dilakukan untuk mencegah
11
mukosa. Trauma yang bisa terjadi selama operasi serabut sarah nosiseptif terangsang, maupun
tonsilektomi menyebabkan pelepasan beragam mencegah hantaran impuls di sepanjang saraf aferen
mediator seperti histamin, prostaglandin, bradikinin ke medula spinalis dan melalui traktus anterolateral ke
dan sitokin proinflamasi. Nyeri pasca tonsilektomi talamus kemudian menuju korteks somatosensorius,
14
dapat terjadi karena meditor yang dikeluarkan selama yaitu di gyrus cingularis dan insularis.
operasi merangsang ujung saraf nyeri. Selain itu Peranan blok peritonsil yang digunakan intra
semakin berat perenggangan mukosa yang terjadi operatif yang diberikan sebagai tambahan terapi

Jurnal Kesehatan Andalas. 2018; 7(2)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 294

standar pada anestesi general untuk mengurangi nyeri disuntikkan 1 ml posterior dan 1 ml anterior fossa
14 3
pasca tonsilektomi masih kontroversial. Keuntungan peritonsiller sebelum pasien diekstubasi. Pemberian
blok peritonsil intra operatif antara lain: mengurangi ketamin dengan blok peritonsil terbukti mampu
nyeri pasca operasi, penurunan kehilangan darah dan menurunkan nyeri pasca operasi tonsilektomi pada
perdarahan sekunder, serta mempermudah teknik anak-anak dan juga menurunkan kebutuhan analgesia
11 17
diseksi yang dilakukan selama operasi. Beberapa pasca operasi.
studi klinis menunjukan blokade jalur sensoris dengan Ketamin tidak hanya digunakan pada general
ketamin atau anestesi lokal sebelum dilakuknnya anestesi, tetapi juga blok peritonsil post tonsilektomi.
operasi dapat mencegah impuls nosiseptif mencapai Blok reseptor norepinefrin dan serotonin merupakan
medula spinalis sehingga dapat mengurangi nyeri kerja ketamin sebagai analgesia pada blok peritonsil.
3
pasca operasi. Aksi antinosiseptif dari ketamin melalui menghambat
Cara kerja blok peritonsil dengan anestesi lokal jalur monoaminergik nyeri. Ketamin juga saling
sendiri secara molekuler berdasarkan ikatan reseptor berhubungan dengan reseptor kolinergik muskarinik
spesifik. Dimana molekul obat anestesi lokal dapat dalam sistem saraf pusat, yang berpusat pada kerja
mencegah konduksi saraf dengan cara berikatan agen antikolinesterase. Sedangkan pehakain yang
dengan reseptor yang spesifik pada celah natrium. digunakan merupakan kombinasi dari lidokain dan
Seperti telah diketahui sebelumnya, bahwa untuk adrenalin. Pehakain sebagai pengencer ketamin
konduksi impuls saraf termasuk impuls nyeri pada digunakan untuk mempercepat onset kerja obat, dan
nosiseptif dibutuhkan ion natrium untuk menghasilkan efek hemostasis akibat efek vasokonstriktor hebat dan
11 3
potensial aksi di saraf. agregasi platelet dari adrenalin.
Penelitian yang dilakukan Khademi et al (2011)
Teknik Blok Peritonsil juga membuktikan bahwa blok peritonsil dengan
Blok peritonsil pada tonsilektomi memerlukan ketamin 0,5 mg/kgBB secara tunggal mampu
perhatian besar, baik mengenai teknik, jenis obat menurunkan nyeri pasca operasi tonsilektomi dan
anestesi, hingga dosis yang digunakan. Selain itu menurunkan kebutuhan analgesik pasca operasi yang
yang perlu diperhatikan dalam blok atau infiltrasi lebih efektif dibandingkan pemberian ketamin 0,5
18
peritonsil adalah menghindari penyuntikan langsung mg/kgBB secara intravena.
ke pembuluh darah. Perlu dilakukan aspirasi sebelum Selama operasi, impuls nyeri masuk sistem
melakukan penyuntikan, sehingga dapat mencegah saraf pusat dan menimbulkan keadaan hipereksitabel.
13,16
timbulnya efek samping ke sistemik. Memblok impuls ini dengan obat analgesik sebelum
Penyuntikan sebaiknya secara superfisial dan operasi maupun infiltrasi anestesi lokal sebelum insisi
mengangkat jaringan submukosa dari pilar tonsilaris. merupakan variasi modalitas nyeri preemptif pada
Hal ini dilakukan untuk menghindari komplikasi serius blok peritonsil. Penelitian Sonbaty et al (2011)
pada jalan nafas. Perlu diperhatikan juga untuk tidak memberikan blok peritonsil secara preemptif 3 menit
4
menyuntikan obat anestesi ke dalam substansi tonsil, sebelum dilakukannya tonsilektomi. Sonbaty et al
hal ini dapat menghambat efek obat mencapai target menggunakan ketamin 0,5 mg/kgBB dengan
area yang terletak di lateral dari kapsul tonsil buvipakain 5 mg/ml atau tanpa buvipakain, dan
13,16
(peritonsil). dibandingkan dengan meperidin 1 mg/ kgBB dengan
Pada penelitian yang dilakukan Brahmi dan buvipakain atau tanpa buvipakain. Hasil penelitian
Sutiyono (2015), dilakukan pemberian blok peritonsil tersebut menunjukkan kombinasi ketamin dengan obat
pasca tonsilektomi pada anak-anak usia 6-8 tahun, anestesi lokal (buvipakain) memberikan hasil
yaitu sesaat sebelum pasien dibangunkan pasca penurunan nyeri pasca operatif yang lebih signifikan
3
anestesi umum. Blok peritonsil dilakukan pada fossa dibandingkan tanpa disertai pemberian obat anestesi
peritonsiller dengan menggunakan ketamin 0,2 lokal maupun hanya obat anestesi lokal saja
4
mg/kgBB, diencerkan dengan 2 ampul pehakain, lalu (meperidin).

Jurnal Kesehatan Andalas. 2018; 7(2)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 295

Penelitian lain yang dilakukan Farmawy dan yang disebabkan oleh penggunaan ketamin, meskipun
Rashad (2013) dengan ketamin 0,2 mg/kgBB secara demikian kombinasi keduanya justru memiliki efek
3
tunggal sebagai blok peritonsil sebelum insisi juga analgesia yang singkat.
mampu memberikan penurunan indeks nyeri yang Blok peritonsil tidak hanya mencegah timbulnya
lebih baik dan signifikan, baik dibandingkan ropivakain nyeri pasca operasi tonsilektomi yang bisa timbul
19
0,2 mg/kgBB dan normal saline. Hal ini menjadikan hingga 7-10 hari pasca operasi, tetapi juga mampu
ketamin sebagai obat anestesi pilihan utama pada mencegah timbulnya delayed hemorrhage yang
blok peritonsil, baik yang dipadukan dengan obat umumnya terjadi pada 2% hingga 4% pasien.
19
anestesi lokal maupun secara tunggal. Umumnya pada pasien yang mendapatkan blok
Ketamin yang merupakan turunan dari phen- peritonsil memiliki durasi perawatan di Post
cyclidine bekerja di sejumlah lokasi target (reseptor) Anesthesia Care Unit (PACU) dan waktu tinggal di RS
yang berbeda. Hal ini dapat menjelaskan efek yang lebih singkat. Dengan demikian blok peritonsil
analgesik ketamin yang terlepas dari rute administrasi. dapat meningkatkan kepuasan pasien terhadap
4
Ketamin merupakan antagonis pada reseptor N- operasi tonsilektomi yang diberikan.
Methyl-D-Aspartate (NMDA) yang memiliki sifat
stereo-selektivitas. Reseptor NMDA ditemukan di PENUTUP
seluruh sistem saraf pusat dan memainkan peran Blok peritonsil dapat menjadi metode yang bisa
penting dalam proses nosiseptif. Efek analgesik digunakan untuk mengurangi nyeri pasca operasi
ketamin juga dapat diakibatkan oleh aktivitas agonis tonsilektomi. Blok peritonsil dapat dilakukan setelah
pada reseptor opioid dan interaksi dengan saluran intubasi (sebelum insisi) ataupun sebelum ekstubasi
4
natrium yang peka terhadap impuls nyeri. (setelah tindakan selesai). Ketamin 0,2 atau 0,5
Naja et al (2005) yang melakukan pemberian mg/kgBB dapat menjadi pilihan utama sebagai obat
blok peritonsil sebelum insisi pada tonsilektomi anestesi yang diberikan. Dimana ketamin dapat
dengan anestesi lokal 1,5 ml tanpa disertai ketamin secara tunggal atau dikombinasikan dengan obat
juga menunjukkan penurunan tingkat nyeri pasca anestesi lokal seperti pehakain atau bupivakain dan
operasi tonsilektomi dan waktu kembali ke aktivitas analgetik lain untuk mendapatkan hasil yang lebih baik
normal pada anak-anak, dibandingkan blok peritonsil dan efek samping yang lebih minimal.
dengan normal saline ataupun dengan anestesi
20
general saja. Meskipun penurunan tingkat nyeri DAFTAR PUSTAKA
pasca operasi tonsilektomi secara signifikan hanya
1. Meriwijanti. Evaluasi efek analgesi pemakaian
dapat ditemukan pada penggunaan blok peritonsil
ketoprofen dan ketorolak intravena pasca
secara tunggal dengan jenis dan dosis obat anestesi
tonsilektomi (tesis). Semarang: Program
4
lokal tertentu.
Pascasarjana Universitas Diponegoro; 2001.
Tidak hanya dapat dikombinasikan dengan
2. Kumar KH, Elavarasi P. Definition of pain and
obat anestesi lokal, ketamin pada blok peritonsil juga
classification of pain disorders. J Adv Clin Res
dapat dikombinasikan dengan tramadol. Kombinasi
Insights. 2016;3:87-90.
keduanya memberikan efek analgesia yang lebih
3. Brahmi NH, Sutiyono D. Ketamin and peritonsiller
cepat dan kuat, namun memberikan efek halusianasi
infiltration as post operative tonsillectomi pain
pasca operasi dan efek Post Operatif Nausea and
management in children. Jurnal Anestesiologi
21
Vomiting (PONV). Kombinasi lain yang sering
Indonesia. 2015;VII(2):114-9.
digunakan adalah Ketamin dan midazolam. Kombinasi
4. Sonbaty MI, Dahab MA, Mostafa A, Shanab OA.
obat ini efektif mencegah terjadinya PONV. Pemberian
Preemptive peritonsillar ketamine infiltration: post
midazolam juga dapat mengurangi kerja kardio-
operative analgesic efficacy versus meperidine.
vaskuler dan peningkatan frekuensi denyut jantung
M.E.J. ANESTH. 2011;21(1):43-51.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2018; 7(2)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 296

5. Choubsaz M, Mohseni G, Ahmadi SJ, Sadeghi M. 14. Guyton AC, Hall JE. Textbook of Medical
Comparison of the effects of adding of ketamine to Physiology. Edisi ke-12. Philadelphia: WB Sauders
preincisional bupivacaine injection on post Company; 2015:583-92.
operative pain relief after tonsillectomy in children. 15. Ohlms LA. Injection of local anesthetic in
Journal of Reports in Pharmaceutical Sciences tonsillectomy. Arch Otolaryngol Head Neck Surg.
2017;6(1):68-76. 2001;127(10):1276-8.
6. Adam GL, Boies LR, Higler PA. Boies buku ajar 16. Cook SP. Bupivacaine injection to control
penyakit THT. Wijaya C, penterjemah. Edisi ke-6. tonsillectomy pain. Arch Otolaryngol Head Neck
Jakarta: EGC. 2013.hlm.337. Surg. 2001;127(10):1279.
7. Wiatrak BJ, Woolley AL. Cummings otolaryngology 17. Cho HK, Kim KW, Jeong YM, Lee HS, Lee JY, et
head and neck surgery. Edisi ke-4. Philadelphia: al. Efficacy of ketamine in improving pain after
Mosby. 2005.hlm.4135–65. tonsillectomy in children: meta analysis. PloS ONE
8. Farokah. Efektivitas Infiltrasi Lidokain Pada 2014;9(6):e101259.
Peritonsil Untuk Mengurangi Nyeri Pasca 18. Khademi S, Ghaffarpasand F, Heiran HR, Yavari
Tonsilektomi (tesis). Semarang: Program MJ, Motazedian S, Dehghankhalili M. Intravenous
Pascasarjana Universitas Diponegoro; 2012. and pritonsiller infiltration of ketamin for post
9. Grey RF. Synopsis of Otholaryngology. Edisi ke-5. operatif pain after adeno-tonsillectomy: a
Oxford Buttleworth Heinneman. 1992; p354-8. randomized placebo controlled clinical trial. Med
10. Patrick N, Robert G. Dasar-dasar ilmu THT. Edisi Princ Pract. 2011; 20:433-7.
ke-2. Jakarta: EGC; 2012. 19. Farmawy MS, Rashad MM. Preemptive analgesia
11. Hermani B, Fachrudin D, Hutauruk SM, Riyanto by peritonsillar ketamine versus ropivacaine for
BU, Susilo, Nazar HN. Tonsilektomi pada Anak post-tonsillectomy pain in children. Egypt J
dan Dewasa. Jakarta: Health Technology Anaesth. 2014;30(1):1-5
Assesment (HTA) Indonesia 2004; p1-25. 20. Naja MZ, El-Rajab M, Kabalan W, ZIade MF, Al-
12. Rusmarjono, Arsyad SE. Nyeri tenggorok. Dalam: TannIr MA. Pre-incisional infiltration for pediatric
Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggirik tonsillectomy: a randomized double-blind clinical
kepala & leher. Edisi ke-7. Jakarta: Fakultas trial. Int J Pediatr Otorhinolaryngol 2005;69(10):
Universitas Andalas; 2016. 1333-41.
13. Nikandish R, Maghsodi B, Khademi S, Motazedim 21. Ayatollahi V, Behdad S, Hatami M, Mostaghiun H,
S, Kaboodkhani R. Peritonsillar infiltration with Baghianimoghadam B. Comparison of peritonsillar
Buvipacaine and pethidine fer relief of post infiltration effect on Ketamin and Tramadol on Post
tonsillectomy pain: A randomised double-blind Tonsillectomy pain: a double blinded randomized
study. Anesthesia. 2008;63:20-5. placebo controlled clinical trial. Croat Med J. 2012;
53(2):155-61.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2018; 7(2)

Anda mungkin juga menyukai