Anda di halaman 1dari 6

KONSELING TERHADAP PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE

DEVICE (IUD) DI RSUD dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

COUNSELING TO THE USE OF INTRA UTERINE DEVICE (IUD)


IN dr. ZAINOEL ABIDIN HOSPITAL BANDA ACEH

Azizah Turzanna1; Darmawati2


1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2
Bagian Keilmuan Keperawatan Maternitas Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
e-mail: turzanna@yahoo.com; darmawati_dar@yahoo.co.id

ABSTRAK

Konseling merupakan aspek penting dalam pelayanan KB dan kesehatan reproduksi. Dengan konseling petugas
membantu memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan digunakan oleh responden. Berbagai macam
pilihan alat kontrasepsi, salah satunya adalah IUD.Dari seluruh alat kontrasepsi yang ada IUD adalah jenis
kontrasepsi yang sangat dianjurkan untuk digunakan karena daya kerjanya mencapai 5-10 tahun.Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui efektivitas konseling terhadap pemakaian alat kontrasepsi Intra Uterine Device
(IUD) di RSUDZA Banda Aceh.Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi experiment). Penelitian ini
menggunakan desain posttest only design. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin (pervaginam dan
sectio caesaria) dan sampel berjumlah 25 ibu bersalin dipilih menggunakan teknik quota sampling. Penelitian ini
dilakukan pada tanggal 1-16 Juli 2016, menggunakan kuesioner yang terdiri dari 2 close ended question,
kemudian dianalisa menggunakan Binomial Test dengan nilai alpha=0,05. Hasil uji statistik pemakaian IUD
setelah diberikan konseling menunjukkan (p=0,017). Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa konseling
efektif dalam meningkatkan pemakaian alat kontrasepsi Intra Uterine Device (IUD) pasca persalinan di
RSUDZA Banda Aceh. Disarankan kepada pemberi pelayanan kesehatan di rumah sakit bahkan di masyarakat
agar meningkatkan peran dalam memberikan konseling secara berkala guna meningkatkan kemantapan akseptor
dalam penggunaan kontrasepsi khususnya IUD.

Kata Kunci :Konseling, pemakaian alat kontrasepsi, IUD

ABSTRACT

Counseling is a very important aspect in the KB (family planning) service and health reproductive. By doing it, it
means the officers assist in deciding the type of contraception suitable to be used by respondents. There are
various kinds of contraceptives, one of which is the IUD. From all existing contraceptive IUD was highly
recommended to use because its power can reach 5-10 years.This research was aimed at determining the
effectiveness of counseling to the use of Intra Uterine Device (IUD) in RSUDZA Banda Aceh. It was the quasi-
experimental and the posttest only design. The population in it was all women giving birth (pervaginam and
sectio caesarea) and the sample of it was 25 of them chosen by using the accidental sampling technique. It was
held on July 1 to 16th 2016 using the questionnaire consisting of two close-ended questions, then analyzed using
the BinomialTest with a value of alpha = 0.05. The statistical test result using IUD after given the counseling
showed (p = 0.017). The conclusion of the research showed that the counseling was effective in increasing the
use of Intra Uterine Device (IUD) postpartum in RSUDZA Banda Aceh. It was suggested to the health care
providers in hospitals and in community in order to enhance the role of providing the counseling on a regular
basis to the acceptors to increase the stability acceptors in the use of contraceptives, especially IUD.

Keywords: Counseling, The Use of Contraceptives, IUD

1
PENDAHULUAN hidup ibu, bayi dan anak serta penanggulangan
Keluarga Berencana (KB) digunakan masalah kesehatan dan kesetaraan gender
sebagai salah satu cara untuk menekan sebagai salah satu upaya pemecahan hak-hak
pertumbuhan jumlah penduduk serta reproduksi kepada masyarakat. Dalam
meningkatkan kesehatan ibu dan anak. mensosialisasikan kontrasepsi yang akan
Program KB memiliki makna yang sangat digunakan oleh akseptor KB sangat ditentukan
strategis, komprehensif dan fundamental dalam efektivitas konseling petugas kesehatan.
mewujudkan manusia Indonesia yang sehat Konseling merupakan aspek yang sangat
dan sejahtera. UU Nomor 52 Tahun 2009 penting dalam pelayanan KB dan kesehatan
tentang Perkembangan Kependudukan dan reproduksi. Dengan melakukan konseling
Pembangunan Keluarga menyatakan bahwa berarti petugas membantu dalam memilih dan
pembangunan keluarga adalah upaya memutuskan jenis kontrasepsi yang akan
mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup digunakan sesuai dengan pilihannya dan
dalam lingkungan yang sehat; dan Keluarga disamping itu dapat membuat merasa lebih
Berencana adalah upaya mengatur kelahiran puas. Program KB bersama-sama program
anak, jarak dan usia ideal melahirkan, kesehatan reproduksi dan kependudukan
mengatur kehamilan melalui promosi, memiliki keuntungan lain yang sangat penting
perlindungan, bantuan sesuai hak reproduksi yaitu meningkatkan kelangsungan hidup ibu,
untuk mewujudkan keluarga berkualitas. bayi dan anak (Siswanto, 2010).
Pengaturan kehamilan dalam Program KB Interaksi atau konseling yang
dilakukan dengan menggunakan alat berkualitas antara klien dan provider (tenaga
kontrasepsi (Kementerian Kesehatan Republik medis) merupakan salah satu indikator yang
Indonesia, 2013). sangat menentukan bagi keberhasilan program
Menurut hasil Survey Demografi dan keluarga berencana (KB). Klien yang
Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2012 mendapatkan konseling dengan baik akan
yang dilakukan oleh Badan Kependudukan dan cenderung memilih alat kontrasepsi yang benar
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dan tepat. Pada akhirnya hal itu juga akan
Badan Pusat Satistik (BPS) dan Kementerian menurunkan tingkat kegagalan KB dan
Kesehatan RI (Kemenkes RI) menunjukkan mencegah terjadinya kehamilan yang tidak
tidak adanya peningkatan Prevalensi diinginkan. Untuk mencapai keberhasilan
Penggunaan Kontrasepsi atau Contraceptive tersebut, maka sangat diperlukan tenaga-tenaga
Prevalence Rate(CPR) yang berarti. Target konselor yang professional, mereka bukan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah hanya harus mengerti seluk-beluk masalah KB,
Nasional (RPJMN) 2014 untuk cara modern tetapi juga memiliki dedikasi tinggi pada
sebesar 60,1% dan MDGs 2015 sebesar 65%, tugasnya serta memiliki kepribadian yang baik,
namun capaian 2012 baru sebesar 57,9%, sabar, penuh pengertian, dan menghargai klien
peningkatannya sangat kecil yaitu hanya 0,5% (Siswanto, 2010). Masing-masing metode
dibandingkan CPR pada tahun 2007 yaitu kontrasepsi mempunyai kesesuaian dan
57,4%. Sementara CPR untuk semua cara kecocokan yang berbeda dari setiap
berubah dari 61,4% pada tahun 2007 menjadi individu.Ada berbagai macam pilihan alat
61,9% pada tahun 2012 (Direktorat Jenderal kontrasepsi, salah satunya adalah IUD yang
Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, 2013). merupakan salah satu metode kontrasepsi
Pelayanan program KB selalu non hormonal yang efektif dengan satu kali
terintegrasi dengan kegiatan kelangsungan

2
pemasangan untuk jangka waktu yang lama only design. Populasi dalam penelitian ini
(BKKBN dan Kemenkes RI, 2012). adalah semua ibu yang memakai IUD
Penelitian yang dilakukan Sudarti & postplasenta maupun IUD post sectiocaesarea
Prasetyaningtyas (2011) di wilayah Kabupaten di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel
Demak yang terdata dalam data Dinas Abidin Banda Aceh sebanyak 139 orang dari
Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga bulan Januari-Maret 2016. Pengambilan
Berencana (BAPERMAS KB) dengan judul sampel menggunakan teknik Non Probability
peningkatan minat dan keputusan Sampling dengan metode quota sampling.
berpartisipasi akseptor KB. Besarnya sampel Penelitian ini dilakukan dari tanggal 1-16 Juli
penelitian ini sebesar 100 responden, 2016 di RSUDZA Banda Aceh.Alat
terkumpul 98 responden dengan menggunakan pengumpulan data pada penelitian ini
metode convenience sampling. Di dalam menggunakan kuesioner yang terdiri dari 2
penelitian ini, didapatkan hasil analisis (dua) bagian dan close ended questions. Teknik
pengaruh program konseling (X2) terhadap pengumpulan data adalah wawancara. Uji
minat (Y1) menunjukkan adanya pengaruh analisa data yang dilakukan adalah univariat
yang positif, yang ditujukan dengan koefisien dan bivariat.
sebesar 0,298% dan nilai t hitung sebesar
2,71>1,96.Penelitian ini menunjukkan adanya HASIL
pengaruh yang signifikan antara program
Hasil penelitian yang didapatkan adalah
konseling terhadap minat ber KB. Hasil ini
sebagai berikut:
memiliki makna semakin baik program
konseling yang ditunjukkan dengan penjelasan Tabel 1. Pemakaian Alat Kontrasepsi Intra
yang meyakinkan, memberikan kesempatan Uterine Device (IUD) di RSUD dr. Zainoel
bertanya, penjelasan mudah dipahami, Abidin Banda Aceh Tahun 2016 (n=25)
kesediaan memberikan penjelasan dan
No Pemakaian IUD f %
dilakukan secara berulang akan meningkatkan
Setelah Konseling
minat akseptor untuk mengikuti program KB.
1 IUD 13 52
Berdasarkan hasil pengambilan data
awal yang dilakukan di Rumah Sakit Umum 2 Non IUD 12 48
Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh pada
Berdasarkan tabel diatas, dapat
tanggal 25-26April 2016, didapatkan data dari
disimpulkan bahwa dari 25 responden dalam
Januari-Maret 2016 jumlah pemakaian IUD
penelitian ini terdapat 13 responden (52%)
yaitu 139 orang dengan pemakaian IUD
yang menggunakan IUD.
postplasenta 22 orang dan IUD post sectio
Uji statistik yang digunakan dalam
sesaria sebesar 117 orang.Secara umum untuk
penelitian ini adalah binomial test dengan taraf
mengetahui efektivitas konseling terhadap
kepercayaan 95% (α=0,05) untuk mengetahui
pemakaian alat kontrasepsi Intra Uterine
proporsi populasi pemakaian IUD setelah
Device (IUD) di Rumah Sakit Umum Daerah
diberikan konseling. Perhitungan dilakukan
dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
dengan menggunakan program SPSS dengan
METODE keputusan statistik diambil berdasarkan nilai p-
Jenis penelitian yang digunakan dalam value ≤ 0,05, maka Ho ditolak dan bila nilai p-
penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi value ≥ 0,05 maka Ho diterima.
experiment) dengan desain penelitian posttest

3
Tabel 2. Pemakaian intra uterine device (IUD) metode secara jenuh yaitu jumlah seluruh
setelah diberikan konseling di RSUD dr. akseptor KB baru dengan jangka waktu
Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2016 penggunan 3 bulan terakhir terhitung dari
(n=25)
bulan Maret tahun 2009. Melalui analisis data
menggunakan rumus Chi Square dengan hasil
No Kategori f Observed Test p-
x2 hitung (7,643) lebih besar nilainya dari x2
prop. Prop value
tabel (5,591).Dapat disimpulkan bahwa ada
1 IUD 13 0,52 0,30 0,017 hubungan konseling tentang KB IUD yang
2 Non IUD 12 0,48 dilakukan oleh bidan dengan pemilihan KB
IUD di masyarakat.
Total 25 1,00 Penelitian lain yang dilakukan oleh
Dumilah (2014) dengan judul determinan
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat pemilihan alat kontrasepsi IUD di Desa
bahwa pemakaian IUD setelah diberikan Tanjungbaru Kabupaten Bekasi tahun 2014.
konseling adalah 13 responden dengan Populasi dalam penelitian ini adalah pasangan
observed proportion 0,52, dan yang non IUD usia subur (PUS) di wilayah Desa Tanjungbaru
sebanyak 12 responden dengan observed UPTD Puskesmas Cipayung Kecamatan
proportion 0,48. Dari perhitungan statistik Cikarang Timur Bekasi yang berjumlah 5.297
dengan binomial test dan menggunakan test orang. Sampel dalam penelitian ini dipilih
proportion 0,3 didapatkan nilai p-value 0,017 secara stratified random sampling (acak
yang berarti nilai tersebut lebih kecil dari nilai stratifikasi) secara proporsional meliputi 98
α = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho PUS.Di dalam penelitian ini, ada 3 faktor yang
ditolak sehingga terdapat efektivitas konseling mempengaruhi pemilihan alat kontrasepsi IUD
yang diberikan pada ibu bersalin terhadap salah satunya adalah faktor sumber informasi
pemakaian IUD. yang didapatkan dari tenaga kesehatan. Untuk
variabel sumber informasi didapatkan hasil
PEMBAHASAN statistik dengan uji Chi-Kuadrat dengan
tingkat kemaknaan p<0,05 dan interval
Berdasarkan tabel 2, dapat diketahui kepercayaan (IK) 95% adalah nilai p-
bahwa nilai p-value< dari α yaitu 0,017 < 0,05. value=0,006 (p<0,05). Dari hasil penelitian ini
Kesimpulan yang dapat ditarik adalah Ho dapat disimpulkan terdapat hubungan yang
ditolak yang artinya bahwa konseling efektif bermakna antara sumber informasi dari tenaga
dalam meningkatkan pemakaian alat kesehatan dengan pemilihan kontrasepsi IUD.
kontrasepsi Intra Uterine Device (IUD) Menurut teori Lawrene Green terdapat
pascapersalinan di Rumah Sakit Umum Daerah tiga faktor yang mempengaruhi seseorang
dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. mengubah perilakunya yaitu faktor
Hasil penelitian ini didukung dengan predisposing (predisposing factor) yang terdiri
penelitian yang dilakukan oleh Nadhofah, dari pengetahuan, sikap, umur, tingkat
Runjati, dan Uripmi (2013) dengan judul pendidikan, paritas, pekerjaan, keinginan untuk
hubungan konseling oleh bidan tentang KB mempunyai anak lagi, kepercayaan, keyakinan,
IUD dengan pemilihan KB IUD di masyarakat nilai-nilai, dan faktor demografi seperti status
di Puskesmas Kecamatan Kota Kendal. ekonomi, dan pengalaman. Faktor pendukung
Besarnya sampel dalam penelitian ini (enabling factor) yang terdiri dari tempat
berjumlah 57 responden dengan menggunakan pelayanan IUD, lingkungan fisik dan

4
tersedianya fasilitas atau sarana kesehatan, dan mampu memberikan tanggapan terhadap
faktor pendorong (reinforcing factor) yaitu stimulus sehingga memberikan dampak yang
terdiri dari perilaku petugas kesehatan, positif baginya.
dorongan suami, tokoh agama, tokoh Pasangan suami istri yang telah mempunyai
masyarakat, dan perilaku masyarakat. anak kurang dari tiga orang dalam kebijakan
Menurut asumsi peneliti pelaksanaan pembangunan keluarga sejahtera, dianjurkan
konseling ini mempunyai beberapa aspek yang untuk mengikuti cara-cara pencegahan
berpengaruh diantaranya lingkungan, tenaga kehamilan dengan mengikuti program KB
kesehatan, responden atau masyarakat. Dengan yaitu menjarangkan kehamilannya sedangkan
adanya pemberian konseling yang efektif akan yang telah mempunyai anak lebih dari tiga
orang dengan umur di atas 30 tahun,
berdampak pada meningkatnya pengetahuan
dianjurkan untuk mengakhiri kehamilannya
masyarakat berkaitan dengan IUD. Diharapkan
dengan metode efektif dengan efek samping
dalam proses pemberian konseling petugas yang ringan (BKKBN, 2013).
kesehatan harus lebih menarik sehingga
responden akan lebih tertarik dengan KESIMPULAN
pelaksanaan konseling yang diberikan. Berdasarkan hasil penelitian yang
Harapan akan terjadi peningkatan akseptor dilakukan peneliti dengan sampel sebanyak 25
pengguna IUD akan lebih meningkat melalui orang tentang “Efektivitas konseling terhadap
proses pemberian konseling ini karena pemakaian alat kontrasepsi Intra Uterine
pengetahuan serta pemahaman masyarakat Device (IUD) di Rumah Sakit Umum Daerah
juga akan bertambah. dr. Zainoel Abidin Banda Aceh” dapat
Menurut asumsi peneliti, dari hasil disimpulkan bahwa konseling efektif dalam
pendidikan responden yang didapatkan dalam meningkatkan pemakaian alat kontrasepsi Intra
penelitian ini adalah 9 orang (38%) tingkat Uterine Device (IUD) di Rumah Sakit Umum
pendidikan rendah, 9 orang (38%) dengan Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dengan
tingkat pendidikan menengah, dan 7 orang nilai p-value< α (p=0,017).
(26%) dengan tingkat pendidikan tinggi. Terdapat beberapa hal yang perlu
Menurut Potter & Perry (2006), informasi yang direkomendasikan untuk penelitian terkait
diperoleh dari pendidikan akan meningkatkan pemberian konseling terhadap pemakaian Intra
kemampuan kognitif dan mengubah pola pikir Uterine Device (IUD), yaitu kepada perawat
untuk memahami sesuatu, sehingga individu, ruang bersalin diharapkan sebaiknya perawat
secara umum mempunyai wawasan yang lebih ruangan mampu memberikan konseling yang
baik dibandingkan dengan yang tidak pernah lebih optimal mengenai alat kontrasepsi IUD,
menempuh pendidikan formal. seperti keuntungan dan kerugian serta hal-hal
Dilihat dari segi usia responden, yang perlu diinformasikan pada akseptor
distribusi tertinggi adalah responden dengan sebelum/setelah pemasangan IUD, kepada
usia 20-35 tahun. Semakin meningkatnya usia tenaga kesehatan diharapkan dapat
maka semakin bertambah pula kedewasaan memberikan konseling secara berkala (sebulan
dalam berpikir dan bertindak sehingga akan sekali) kepada akseptor KB guna
mempermudah penerimaan informasi baru. meningkatkan pemahaman dan kemantapan
Menurut Potter & Perry (2006), menyatakan akseptor dalam penggunaan alat kontrasepsi,
bahwa usia atau umur merupakan salah satu dan kepada peneliti lanjutan diharapkan hasil
aspek penting yang menentukan kesiapan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
seseorang untuk menerima informasi dan lebih perbandingan dalam penelitian selanjutnya,

5
baik dalam hal jumlah sampel, metode, teknik Semester 2; 2013. Diakses 18 Maret
dan materi dalam penelitian selanjutnya yang 2016, dari http://www.depkes.go.id
berkaitan dengan pemberian konseling
Mochtar, R. (2011). Sinopsis obstetri. Jakarta:
terhadap pemakaian IUD, dan kepada tempat
EGC
penelitian diharapkan dapat mengantisipasi
persediaan IUD di rumah sakit sebelum Nadhofah, I., Runjati, Uripmi, L., (2013).
persediaan IUD habis untuk mengoptimalkan Hubungan konseling oleh bidan tentang
pemasangan IUD kepada akseptor. KB IUD dengan pemilihan KB IUD di
masyarakat.Journal Keperawatan dan
REFERENSI Kebidanan (JIKK). Volume 1 Nomor 9;
Desember 2013: 557-568. Diakses 21
BKKBN & Kementerian Kesehatan RI.(2012). Juli 2016, dari http://182.253.197.100/e-
Pedoman pelayanan keluarga berencana journal/index.php/jikk
pasca persalinan di fasilitas kesehatan.
Diakses 18 Maret 2016, dari Potter, P. A., & Perry, A. G. (2006).Buku Ajar
http://www.bkkbn.go.id Fundamental : konsep, proses,
danpraktik. Jakarta : EGC
BKKBN.(2013). Hari Kontrasepsi sedunia.
Jakarta: Badan Koordinasi keluarga Siswanto.(2010). Keluarga Berencana dan
Berencana Nasional. Diakses 20 Juli Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta:
2016, dari http://bkkbn.go.id Pustaka Pelajar

Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Sudarti, K dan Prasetyaningtyas, P.


Ibu dan Anak.(2013). Rencana aksi (2011).Peningkatan Minat dan
nasional pelayanan keluarga Keputusan Berpartisipasi Akseptor
berencana 2014-2015.Jakarta: KB.Journal Dinamika Manajemen.
Kementerian Kesehatan RI. Diakses 18 Volume 2 No 2; September 2011.
Maret 2016, dari Diakses 23 Maret 2016,
http://www.gizikia.depkes.go.id darihttp://www.journal.unnes.ac.id

Dumilah, R. (2014). Determinan pemilihan


alat kontrasepsi IUD di Desa
Tanjungbaru Kabupaten Bekasi tahun
2014. Diakses 20 Juli 2016, dari
http://ejournal.stikes-ppni.ac.id

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.


(2013). Info Datin: Pusat data dan
informasi kementerian kesehatan RI.
Situasi dan Analisis Keluarga
Berencana.Diakses 18 Maret 2016,
dari http://www.depkes.go.id

________. (2013). Situasi keluarga berencana


di Indonesia.Buletin jendela data dan
informasi kesehatan. Volume 2

Anda mungkin juga menyukai