Anda di halaman 1dari 12

Faktor Lingkungan yang

Mempengaruhi Kehamilan
Trimester II

Ghia Anindita (PO.62.24.15.2.159)


Gina Mutiara Madyana (PO.62.24.15.2.160)
Wike Anggraeni (PO.62.24.15.2.184)
Yulia Efita Friskila (PO.62.24.15.2.187)
Faktor Lingkungan
1. Adat Istiadat
2. Ekonomi
3. Fasilitas Kesehatan
4. Pekerjaan
5. Pendidikan
Faktor Adat Istiadat
Jangan makan ikan mentah agar bayinya tidak bau
amis.

Bayi yang baru saja dilahirkan dan belum


dibersihkan memang sedikit bau amis darah. Tapi ini
bukan karena ikan yang dikonsumsi ibu hamil,
melainkan karena aroma (bau) cairan ketuban. Yang
terbaik, tentu saja makan ikan matang. Karena
kebersihannya jelas terjaga dibandingkan ikan mentah.
Pembentukan jaringan baru dari janin dan untuk
tubuh ibu dibutuhkan protein sebesar 910 gram
dalam 6 bulan terakhir kehamilan. Dibutuhkan
tambahan 12 gram protein sehari untuk ibu
hamil.
Faktor Ekonomi
Keluarga yang berekonomi cukup dapat
memeriksakan kehamilan secara rutin,
merencanakan persalinan di tenaga kesehatan,
melakukan persalinan yang baik dan juga
transportasi atau sarana angkutan.
Tingkat ekonomi akan berpengaruh
terhadap kesehatan, keluarga dengan tingkat
ekonomi yang rendah tidak mampu untuk
menyediakan dana bagi pemeriksaan kehamilan,
masalah yang timbul pada keluarga dengan
tingkat ekonomi rendah, yaitu ibu hamil akan
kekurangan energi dan protein (KEK). Hal ini
disebabkan tidak mampunyai keluarga untuk
menyediakan kebutuhan energi dan protein yang
dibutuhkan ibu selama kehamilan.
Fasilitas Kesehatan
Masalah yang timbul karena faktor
keterlambatan yaitu:
1. Terlambat dalam mengambil keputusan. Hal
ini dipengaruhi oleh status ekonomi, status
pendidikan, dan karakteristik penyakit.
2. Keterlambatan dalam mencapai fasilitas
kesehatan. Hal ini disebabkan oleh jarak,
transportasi, jalan, dan biaya.
3. Keterlambatan dalam menerima penanganan
yang tepat. Hal ini dipengaruhi oleh kualitas
tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan
yang tersedia.
Pekerjaan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu
yang bekerja mempunyai tingkat pengetahuan
yang lebih baik daripada ibu yang tidak bekerja,
karena pada ibu yang bekerja akan lebih banyak
memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan
orang lain sehingga mempunyai banyak peluang
untuk mendapatkan informasi seputar
keadaannya.
Pendidikan
Penelitian menunjukkan bahwa semakin
tinggi pendidikan seseorang, maka semakin baik
pula pengetahuannya tentang sesuatu. Pada ibu
hamil yang tingkat pendidikannya rendah
kadang ketika tidak mendapatkan cukup
informasi mengenai kesehatannya, maka ia tidak
tahu bagaimana cara melakukan perawatan
yang baik.

Anda mungkin juga menyukai