Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya psikologi pendidikan mempelajari seluruh tingkah laku
manusia yang terlibat dalam proses pendidikan. Manusia yang terlibat dalam
proses pendidikan ini ialah guru dan siswa, maka objek yang dibahas dalam
psikologi pendidikan adalah tingkah laku siswa yang berkaitan dengan proses
belajar dan tingkah laku guru yang berkaitan dengan proses pembelajaran.
Sehingga objek utama yang dibahas dalam psikologi pendidikan adalah masalah
belajar dan pembelajaran. Pendidikan pada hakekatnya adalah suatu pelayanan
yang diperuntukkan pada siswa, oleh karena itu dalam psikologi pendidikan juga
dibahas aspek-aspek psikis atau gejala kejiwaan yang terdapat pada siswa
terutama ketika terlibat dalam proses belajar.
Realitas perilaku para pelajar saat ini, jelas sangat menuntut keterampilan
para tenaga pendidik dalam memahami perkembangan psikologis, kognitif,
afektif, dan psikomotorik para pelajar jika menginginkan para pelajar tersebut
tidak gagal di bangku sekolah dan tidak kehilangan masa depan mereka. Di sinilah
pentingnya penguasaan psikologi pendidikan bagi para tenaga pendidik. Guru
dalam menjalankan perannya sebagai pendidik bagi peserta didiknya, tentunya
dituntut memahami tentang berbagai aspek perilaku dirinya maupun perilaku
orang-orang yang terkait dengan tugasnya, terutama perilaku peserta didik dengan
segala aspeknya sehingga dapat menjalankan tugas dan perannya secara efektif,
yang pada gilirannya dapat memberikan kontribusi nyata bagi pencapaian tujuan
pendidikan di sekolah.
Sehingga sudah jelas jika psikologi pendidikan sebagai ilmu memberikan
sumbangan terhadap pendidilan secara teoritis maupun praktis, untuk lebih
jelasnya kontribusi dan manfaat mempelajari psikologi pendidikan terhadap
pendidikan akan dibahas dalam makalah ini.

1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa saja kontribusi dan manfaat mempelajari psikologi pendidikan?
2. Apa sajahal-hal yang diharapkan setelah mempelajari Psikologi
pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui apa saja kontribusi dan manfaat psikologi pendidikan.
2. Mengetahui apa saja hal-hal yang diharapkan setelah mempelajari
Psikologi Pendidikan.
3. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kontribusi dan Manfaat Mempelajari Psikologi Pendidikan
Kontribusi psikologi pendidikan bagi pendidik yaitu menjadikan pendidik
lebih terbuka terhadap perbedaan individu karena setiap individu (siswa) itu
berbeda, maka pendidik tidak bisa menyamaratakan intelegensi maupun
kecakapan mereka. Mungkin saja satu anak tidak pandai dalam pelajaran
Matematika tetapi pandai dalam menggambar, atau anak yang lain tidak pandai
dalam menggambar tetapi pandai menyanyi. Pendidik mengetahui metode
mengajar yang efektif karena setelah mengerti dengan perbedaan masing-masing
individu, pendidik haruslah mampu menggunakan metode belajar yang mana
untuk mengajar siswanya.
Pendidik memahami permasalahan anak didik karena selain mengajarkan
ilmu kepada peserta didik, sedikit bayaknya harus tau masalah yang dihadapi
peserta didik. Bisa saja siswa yang sering tertidur di kelas bukan karena malas,
tapi harus membantu orang tuanya berjualan hingga larut malam, sehingga saat
waktu jam belajar ia mengantuk.
Manfaat mempelajari psikologi pendidikan bagi pendidik maupupun calon
pendidik dapat dibagi menjadi dua aspek, yaitu:
1. Untuk Mempelajari Situasi Dalam Proses Pembelajaran
Psikologi pendidikan memberikan banyak kontribusi kepada pendidik dan
calon pendidik untuk meningkatkan efisiensi proses pembelajaran pada kondisi
yang berbeda-beda seperti di bawah ini:
a. Memahami Perbedaan Individu (Peserta Didik);
Seorang pendidik harus berhadapan dengan sekelompok siswa di dalam
kelas dengan hati-hati karena karakteristik masing-masing siswa berbeda-
beda. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami perbedaan
karakteristik siswa tersebut pada berbagai tingkat pertumbuhan dan
perkembangan guna menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan

3
efisien. Psikologi pendidikan dapat membantu pendidik dan calon
pendidik dalam memahami perbedaan karakteristik siswa tersebut.
b. Penciptaan Iklim Belajar yang Kondusif di Dalam Kelas;
Pemahaman yang baik tentang ruang kelas yang digunakan dalam proses
pembelajaran sangat membantu pendidik untuk menyampaikan materi
kepada siswa secara efektif. Iklim pembelajaran yang kondusif harus bisa
diciptakan oleh pendidik sehingga proses belajar mengajar bisa berjalan
efektif. Seorang pendidik harus mengetahui prinsip-prinsip yang tepat
dalam proses belajar mengajar, pendekatan yang berbeda dalam mengajar
untuk hasil proses belajar mengajar yang lebih baik. Psikologi pendidikan
berperan dalam membantu pendidik agar dapat menciptakan iklim sosio-
emosional yang kondusif di dalam kelas, sehingga proses pembelajaran di
dalam kelas bisa berjalan efektif.
c. Pemilihan Strategi dan Metode Pembelajaran;
Metode pembelajaran didasarkan pada karakteristik perkembangan siswa.
Psikologi pendidikan dapat membantu pendidik dalam menentukan
strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan mampu
mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan individu, jenis belajar
dan gaya belajar dan tingkat perkembangan yang sedang dialami peserta
didik.
d. Memberikan Bimbingan kepada Peserta Didik;
Seorang pendidik harus memainkan peran yang berbeda di sekolah, tidak
hanya dalam pelaksanaan pembelajaran, tetapi juga berperan sebagai
pembimbing bagi peserta didik. Bimbingan adalah jenis bantuan kepada
siswa untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi. Pengetahuan
tentang psikologi pendidikan memungkinkan pendidik untuk memberikan
bimbingan pendidikan dan kejuruan yang diperlukan untuk siswa pada
tingkat usia yang berbeda-beda.

4
e. Mengevaluasi Hasil Pembelajaran;
Pendidik harus melakukan dua kegiatan penting di dalam kelas seperti
mengajar dan mengevaluasi. Kegiatan evaluasi membantu dalam mengukur hasil
belajar siswa. Psikologi pendidikan dapat membantu pendidik dan calon pendidik
dalam mengembangkan evaluasi pembelajaran siswa yang lebih adil, baik dalam
teknis evaluasi, pemenuhan prinsip-prinsip evaluasi maupun menentukan hasil-
hasil evaluasi.
2. Untuk Penerapan Prinsip-prinsip Belajar Mengajar
a. Menetapkan Tujuan Pembelajaran;
Tujuan pembelajaran mengacu pada perubahan perilaku yang dialami
siswa setelah dilaksanakannya proses pembelajaran. Psikologi pendidikan
membantu pendidik dalam menentukan bentuk perubahan perilaku yang
dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran.
b. Penggunaan Media Pembelajaran;
Pengetahuan tentang psikologi pendidikan diperlukan pendidik untuk
merencanakan dengan tepat media pembelajaran yang akan digunakan.
Misalnya penggunaan media audio-visual, sehingga dapat memberikan
gambaran nyata kepada peserta didik.
c. Penyusunan Jadwal Pelajaran;
Jadwal pelajaran harus disusun berdasarkan kondisi psikologi peserta
didik. Misalnya mata pelajaran yang dianggap sulit bagi siswa seperti
matematika ditempatkan di awal pelajaran, di mana kondisi siswa masih
segar dan semangat dalam menerima materi pelajaran.
Menurut Chaplin (1972, dalam Online), untuk membantu memcahkan
masalah yang terdapat dalam dunia pendidikan yang meliputi guru, siswa, materi,
metode, dalam masalah belajar-mengajar terdapat beberapa macam-macam
kegiatan yang memerlukan prinsip psikologis, yaitu (a) Seleksi penerimaan siswa
baru; (b) Perencanaan pendidikan; (c) Penyusun kurikulum; (d) Penelitian
kependidikan; (e) Administrasi kependidikan; (f) Pemilihan materi pelajaran; (g)
Interaksi belajar-mengajar; (h) Pelayanan bimbingan dan konseling; dan (i)
Evaluasi belajar.

5
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan
psikologi pendidikan berperan dalam membantu pendidik untuk merencanakan,
mengatur dan mengevaluasi kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Dalam buku Condition of Learning, Gagne (1997) mengemukakan sembilan
prinsip yang dapat dilakukan guru dalam melaksanakan pembelajaran, sebagai
berikut:
1. Menarik perhatian (gaining attention): Hal yang menimbulkan minat siswa
dengan mengemukakan sesuatu yang baru, aneh, kontradiksi, atau kompleks.
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran (informing learner of the objectives):
Memberitahukan kemampuan yang harus dikuasai siswa setelah selesai
mengikuti pelajaran.
3. Mengingatkan konsep/prinsip yang telah dipelajari (stimulating recall or
prior learning): Merangsang ingatan tentang pengetahuan yang telah
dipelajari yang menjadi prasyarat untuk mempelajari materi yang baru.
4. Menyampaikan materi pelajaran (presenting the stimulus): Menyampaikan
materi-materi pembelajaran yang telah direncanakan.
5. Memberikan bimbingan belajar (providing learner guidance): Memberikan
pertanyaan-pertanyaan yang membimbing proses/alur berpikir siswa agar
memiliki pemahaman yang lebih baik.
6. Memperoleh kinerja/penampilan siswa (eliciting performance):Siswa diminta
untuk menunjukkan apa yang telah dipelajari atau penguasaannya terhadap
materi.
7. Memberikan balikan (proaviding feedback): Memberitahu seberapa jauh
ketepatan performance siswa.
8. Menilai hasil belajar (assessing performance):Memberitahukan tes/tugas
untuk mengetahui seberapa jauh siswa menguasai tujuan pembelajaran.
9. Memperkuat retensi dan transfer belajar (enhancing retention and transfer):
Merangsang kamampuan mengingat-ingat dan mentransfer dengan
memberikan rangkuman, mengadakan review atau mempraktekkan apa yang
telah dipelajari.

6
B. Hal-hal yang Diharapkan setelah Mempelajari Psikologi Pendidikan
Dengan memahami psikologi pendidikan, seorang pendidik melalui
pertimbangan-pertimbangan psikologisnya diharapkan dapat:
1. Merumuskan tujuan pembelajaran secara tepat;
Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan pendidik
akan dapat lebih tepat dalam menentukan bentuk perubahan perilaku yang
dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran. Misalnya, dengan berusaha
mengaplikasikan pemikiran Bloom tentang taksonomi perilaku individu dan
mengaitkannya dengan teori-teori perkembangan individu.
2. Memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai;
Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan pendidik
dapat menentukan strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan sesuai,
dan mampu mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan individu, jenis
belajar dan gaya belajar dan tingkat perkembangan yang sedang dialami
siswanya.
3. Memberikan bimbingan atau bahkan memberikan konseling;
Tugas dan peran pendidik, di samping melaksanakan pembelajaran, juga
diharapkan dapat membimbing para siswanya. Dengan memahami psikologi
pendidikan, tentunya diharapkan pendidik dapat memberikan bantuan
psikologis secara tepat dan benar, melalui proses hubungan interpersonal
yang penuh kehangatan dan keakraban.
4. Memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik;
Memfasilitasi artinya berusaha untuk mengembangkan segenap potensi yang
dimiliki siswa, seperti bakat, kecerdasan dan minat. Sedangkan memotivasi
dapat diartikan berupaya memberikan dorongan kepada siswa untuk
melakukan perbuatan tertentu, khususnya perbuatan belajar. Tanpa
pemahaman psikologi pendidikan yang memadai, tampaknya pendidik akan
mengalami kesulitan untuk mewujudkan dirinya sebagai fasilitator maupun
motivator belajar siswanya.

7
5. Menciptakan iklim belajar yang kondusif;
Efektivitas pembelajaran membutuhkan adanya iklim belajar yang kondusif.
Pendidik dengan pemahaman psikologi pendidikan yang memadai
memungkinkan untuk dapat menciptakan iklim sosio-emosional yang
kondusif di dalam kelas, sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman dan
menyenangkan.
6. Berinteraksi secara tepat dengan siswanya;
Pemahaman pendidik tentang psikologi pendidikan memungkinkan untuk
terwujudnya interaksi dengan siswa secara lebih bijak, penuh empati dan
menjadi sosok yang menyenangkan di hadapan siswanya.
7. Menilai hasil pembelajaran yang adil;
Pemahaman pendidik tentang psikologi pendidikan dapat mambantu pendidik
dalam mengembangkan penilaian pembelajaran siswa yang lebih adil, baik
dalam teknis penilaian, pemenuhan prinsip-prinsip penilaian maupun
menentukan hasil-hasil penilaian.
Dalam melakukan proses pembelajaran di kelas maupun membimbing peserta
didik, guru harus memperhatikan segala aspek psikologis peserta didik tersebut,
baik itu perkembangan, ingatan, memori dan pola berpikir anak.Hal ini penting
untuk menumbuhkan kepercayaan dan mengembangkan potensi yang ada pada
siswa agar mereka mampu tumbuh dan perkembang sesuai dengan harapan orang
tua,guru dan masyarakat. Permasalahan yang ada pada anak hendaknya
melibatkan komponen orang tua, guru, masyarakat dan konsuler dalam
penyelesaiannya.
Guru harusnya memahami bahwa kesuksesan anak itu bukan hanya mampu
mendapatkan nilai yang tinggi tetapi juga mampu mengembangan nilai spritual
(kecerdasan spritual) dan kecerdasan emosi.Dua hal ini terkadang mampu
membawa kesuksesan terhadap anak dalam kehidupan di masyarakat.Dalam
belajar haruslah diperhatikan faktor yang mempebaruhi sisiwa dalam memperoleh
dan mengingat pengetahuan. Oleh sebab itu,pendidik haruslah memperhatikan hal
tersebut dalam melakukan pembelajaran dikelas, karena dengan memperhatikan

8
hal tersebut pengetahuan yang diberikan oleh guru akan menjadi ingatan yang
setia dalam memori siswa.
Psikologi pendidikan sebagai suatu ilmu pengetahuan merupakan suatu
keharusan di lembaga-lembaga pendidikan guru/pendidik. Dan penegasan ini pun
mendasarkan atas dua dimensi pemikiran. Pertama, sifat dan jenis belajar dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya yang kemudian dapat diidentifikasikan
secara meyakinkan. Kedua, pengetahuan yang serupa itu dapat disistematisasikan
dan disampaikan secara efektif kepada para calon pendidik/guru. Dari kedua
dimensi pemikiran inilah para calon pendidik dapat mengambil manfaat dan
keuntungannya. Walaupun demikian, perlu disadari bahwa psikologi pendidikan
bukan merupakan satu-satunya syarat untuk mempersiapkan dan menjadikan
seseorang bisa menjadi pendidik yang baik. Sebab, masih cukup banyak
persyaratan lainnya, antara lain, bakat, minat, komitmen, motivasi dan latihan
serta penguasaan metodologi pengajaran.

C. Ciri-ciri ( Karakteristik) Belajar

Ciri-ciri (karakteristik) belajar yaitu :

 Belajar berbeda dengan kematangan.


 Belajar dibedakan dari perubahan fisik dan mental.
 Ciri belajar yang hasilnya relatif menetap.
Adapun ciri-ciri perilaku individu dengan karakteristik cara belajar menurut De
Porter & Hernacki (2001), adalah sebagai berikut

1. Karakteristik Perilaku Individu dengan Cara Belajar Visual

Individu yang memiliki kemampuan belajar visual yang baik ditandai dengan ciri-
ciri perilaku sebagai berikut:

 Rapi dan teratur


 Dengan cepat mampu membuat rencana jangka pendek dengan baik, teliti
dan rinci
 Mementingkan penampilan
 Lebih mudah mengingat apa yang dilihat daripada apa yang didengar,
mengingat sesuatu berdasarkan asosiasi visual
 memiliki kemampuan mengeja huruf dengan sangat baik

9
 biasanya tidak mudah terganggu oleh keributan atau suara berisik ketika
sedang belajar
 sulit menerima instruksi verbal (oleh karena itu seringkali ia minta
instruksi secara tertulis)
 merupakan pembaca yang cepat dan tekun lebih suka membaca daripada
dibacakan
 dalam memberikan respon terhadap segala sesuatu, ia selalu bersikap
waspada
 membutuhkan penjelasan menyeluruh tentang tujuan dan berbagai hal lain
yang berkaitan
 jika sedang berbicara di telpon ia suka membuat coretan-coretan tanpa arti
 selama berbicara lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain
 sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat “ya” atau “tidak’
 lebih suka mendemonstrasikan sesuatu daripada berpidato/berceramah
 lebih tertarik pada bidang seni (lukis, pahat, gambar), daripada musik
 seringkali tahu apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai menuliskan
dalam kata-kata.

2. Karakteristik Perilaku Individu dengan Cara Belajar Auditorial

Individu yang memiliki kemampuan belajar auditorial yang baik ditandai dengan
ciri-ciri perilaku sebagai berikut:

 Sering berbicara sendiri


 ketika sedang bekerja mudah terganggu oleh keributan atau suara berisik
 lebih senang mendengarkan (dibacakan) daripada membaca
 jika membaca maka lebih senang membaca dengan suara keras dapat
mengulangi atau menirukan nada, irama, dan warna suara
 mengalami kesulitan untuk menuliskan sesuatu, tetapi sangat pandai dalam
bercerita
 berbicara dalam irama yang terpola dengan baik
 Berbicara dengan sangat fasih
 lebih menyukai seni musik dibandingkan seni yang lainnya
 belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan
daripada apa yang dilihat
 Senang berbicara, berdiskusi dan menjelaskan sesuatu secara panjang lebar
 mengalami kesulitan jika harus dihadapkan pada tugas-tugas yang
berhubungan dengan visualisasi
 lebih pandai mengeja atau mengucapkan kata-kata dengan keras daripada
menuliskannya

10
 lebih suka humor atau gurauan lisan daripada membaca buku
humor/komik

3. Karakteristik Perilaku Individu dengan Cara Belajar Kinestetik

Individu yang memiliki kemampuan belajar kinestetik yang baik ditandai dengan
ciri-ciri perilaku sebagai berikut:

 Berbicara dengan perlahan


 menanggapi perhatian fisik
 menyentuh orang lain untuk mendapatkan perhatian
 berdiri dekat ketika sedang berbicara dengan orang lain,
 banyak gerak fisik
 memiliki perkembangan otot yang baik
 belajar melalui praktek langsung atau manipulasi
 menghafalkan sesuatu dengan cara berjalan atau melihat langsung
 menggunakan jari untuk menunjuk kata yang dibaca
 ketika sedang baca banyak menggunakan bahasa tubuh (non verbal)
 tidak dapat duduk diam di suatu tempat untuk waktu yang lama
 sulit membaca peta kecuali ia memang pernah ke tempat tersebut
 menggunakan kata-kata yang mengandung aksi
 pada umumnya tulisannya jelek
 menyukai kegiatan atau permainan yang menyibukkan (secara fisik)
 ingin melakukan segala sesuatu

Dengan mempertimbangkan dan melihat cara belajar apa yang paling


menonjol dari diri seseorang maka orangtua atau individu yang bersangkutan
(yang sudah memiliki pemahaman yang cukup tentang karakter cara belajar
dirinya) diharapkan dapat bertindak secara arif dan bijaksana dalam memilih
metode belajar yang sesuai.

Karakteristik Belajar

Setiap perilaku belajar selalu ditandai oleh ciri-ciri perubahan yang


spesifik. Karakteristik perilaku belajar ini dalam beberapa pustaka rujukan, antara
lain menurut surya (1982), disebut juga sebagai prinsip-prinsip belajar.
Diantaranya ciri-ciri perubahan khas yang menjadi karakteristik perilaku belajar
yang terpenting adalah:

11
 Perubahan itu intensional
 Perubahan itu positif dan aktif
 Perubahan itu efektif dan fungsional
a. Perubahan Intensional

Perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah berkat pengalaman atau
praktek yang dilakukan dengan sengaja dan disadari, atau dengan kata lain bukan
kebetulan. Karakteristik ini mengandung pengertian bahwa siswa-siswi menyadari
akan adanya perubahan yang dialami, atau ia sekurang-kurangnya ia merasakan
adanya perubahan pada dirinya seperti penambahan pengetahuan, kebiasaan, sikap
dan pandangan sesuatu, keterampilan, dan seterusnya. Karena secara fitrah individu
yang bersangkutan tidak menyadari atau tidak menghendaki keberadaanya.

b. Perubahan Positif Dan Aktif

Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat positif dan aktif, positif
artinya baik, bermartabat, serta sesuai dengan harapan. Hal ini juga bermakna bahwa
perubahan tersebut senantiasa merupakan penambahan,yakni diperolehnya sesuatu
yang baru (seperti pemahaman dan keterampilan baru) yang lebih baik dari pada
sebelumnya. Adapun perubahan yang terjadi dengan sendirinya seperti karena proses
kematangan (misalnya, bayi yang bias merangkak setelah bias duduk), karena usaha
anak itu sendiri

c. Perubahan Efektif Dan Fungsional

Perubahan yang timbul karena proses belajar bersifat efektif, yakni berhasil guna.
Artinya, perubahan tersebut membawa makna dan manfaat tertentu bagi siswa dan
siswi. Selain itu, perubahan dalam proses belajar bersifat fungsional dalam arti
bahwa ia relative menetap dan setiap saat apabila dibutuhkan, perubahan tersebut
dapat direproduksi dan dimanfaatkan.

Perubahan fungsional dapat diharapkan memberi manfaat yang luas misalnya


ketika siswa-siswi menempuh ujian dan menyesuaikan diri dengan lingkungan
kehidupan sehari-hari dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Selain itu,
perubahan efektif dan fungsional biasanya bersifat dinamis dan mendorong
timbulnya perubahan positif lainnya.

Sebagai contoh, jika seorang siswa/siswi belajar menulis, maka di samping ia


akan mampu merangkaikan kata dan kalimat dalam bentuk tulisan, ia juga akan
memperoleh kecakapan lainnya seperti membuat catatan,mengarang surat, dan
bahkan menyusun karya sastra atau karya ilmiah.

12
Hasil belajar dipengaruhi beberapa faktor, antara lain karakteristik belajar dan
motivasi belajar. Karakteristik belajar yaitu kebiasaan belajar yang baik dan motivasi
belajar yaitu keseluruhan kekuatan dan daya penggerak/pendorong agar tujuan
belajar tercapai optimal.

13
BAB III
PENUTUP

Psikologi pendidikan ialah ilmu yang mempelajari penerapan teori-teori


psikologi dalam bidang pendidikan. Dalam psikologi pendidikan dibahas berbagai
tingkah laku yang muncul dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
mengaiaran dan latihan.
Psikologi pendidikan sebagai ilmu memberikan sumbangan dalam
pemahaman tentang perbedaan karakteristik tingkah laku siswa, kondisi siswa
dalam kelas, memberi pengetahuan tentang berbagai metode atau model dalam
pembelajaran, problem yang muncul pada siswa, kesehatan mental di sekolah,
pertimbangan dalam penyusunan kurikulum, penyusunan hasil belaiar, riset dalam
bidang pendidikan, bimbingan pada anak-anak luar biasa, dan dinamika
kelompok. Secara praktis Psikologi Pendidikan memberi sumbangan dalam
praktik penanaman aturan sekolah atau disiplin, penggunaan media atau alat-alat
belajar, pembuatan jadwal pelajaran dan penanganan administrasi dalam kelas dan
sekolah.

14
DAFTAR PUSTAKA
Chauhan S.S (1978). Advanced Education Psychology. New Delhi.
VikasPublishing Horse PUT. Ltd.
Dakir. 1993. Dasar-Dasar Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.]
Elliot dkk 1999. Effective Teaching Educational. Singapure : Mc Graw
HillInternational Editions.
Mahmud, D. 1974. Psikologi : terjemahan dari Spercing. Yogyakarta InstitutPress
IMP Yogyakarta
Muhibbinsyah. 2001. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.
Bandung:PT. Remaja Rosdakarya.
Suryabrata, S. 1984. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawall
Tim Penyusun Kamus Pusatsat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1991.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka.
Witherington, H.C. 1978. Educational Psychology, terjemahan M. Buchori.
Jakarta : Aksara Baru.
Anonim. “Manfaat Mempelajari Psikologi”. Online.http://pend-
ekonomi.blogspot.com/2012/05/manfaat-mempelajari-psikologi.html.
Diakses 22 September 2013.
Hutabalian. “Peranan Psikologi Pendidikan dalam Proses Belajar Mengajar”.
Online. http://hutabalian72.wordpress.com/2010/02/02/peranan-psikologi-
pendidikan-dalam-proses-belajar-mengajar/. Diakses 22 September 2013.

15

Anda mungkin juga menyukai