Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH HUKUM BISNIS

PERIZINAN USAHA
DAN RELEVANSI DENGAN ASPEK HUKUM DALAM BISNIS

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Hukum Bisnis
Dosen Pengampu: Andri Zainal, SE, M.Si, Ak, CA, Ph.D

Disusun oleh:
KELOMPOK 4

1. AKHFINI (NIM: 7183142037)


2. AULIA NURUL ATIKA (NIM: 7183142034)
3. AYU KARLINA SIREGAR (NIM: 7181142004)

JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Berkat dan Rahmatnya kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Isi dari makalah ini, kami akan membahas
mengenai Perizinan Usaha dan Relevansi Dengan Aspek Hukum Dalam Bisnis. Semoga dengan
makalah ini dapat berguna bagi kita semua.
Demikianlah makalah ini kami buat, apabila ada kekurangan atau kesalahan kata dalam
penulisan kami mohon maaf yang sebesar-besarnya dan bersedia menerima kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi memperbaiki makalah ini.

Medan, Maret 2019

Kelompok Penyaji

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 1


A. Latar Belakang .................................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 2
A. Dasar Hukum Perizinan Usaha ......................................................................................................... 2
B. Pengertian Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) ............................................................................ 2
C. Kategori SIUP ................................................................................................................................... 3
D. Kepada Siapa Diberikan SIUP .......................................................................................................... 5
E. Pengecualian Kewajiban SIUP ......................................................................................................... 5
F. Kegiatan yang Dilarang Menggunakan SIUP ................................................................................... 6
G. Persyaratan Tata Cara Penerbitan SIUP ............................................................................................ 6
H. Sanksi Bagi Pemilik SIUP ................................................................................................................ 7
I. Format Formulir SIUP Mikro/Kecil/Menengah/Besar. .................................................................... 8

iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk Mendirikan sebuah usaha khususnya di sektor perdagangan di perlukan sebuah surat
izin usaha perdagangan atau yang lebih dikenal dengan singkatan SIUP. SIUP adalah surat izin
untuk dapat menjalankan sebuah usaha perdagangan. SIUP wajib dimiliki setiap orang yang
memiliki usaha, karena surat tersebut berfungsi sebagai alat atau bukti pengesahan dari usaha
yang Anda dirikan. Surat izin dari pemerintah tersebut dibutuhkan oleh pelaku usaha
perseorangan maupun pelaku usaha yang telah berbadan hukum. Tidak hanya usaha berskala
besar saja yang membutuhkan izin mendirikan usaha, usaha kecil juga membutuhkan adanya
surat izin usaha perdagangan agar usaha yang dijalankan mendapatkan pengakuan dan
pengesahan dari pihak pemerintah. Sehingga di kemudian hari tidak terjadi masalah yang dapat
mengganggu perkembangan usaha.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja dasar hukum serta pengertian dari izin usaha?
2. Apa saja kategori SIUP?
3. Kepada siapa diberikan SIUP dan kepada siapa pengecualian pemberian SIUP
diberikan?
4. Apa saja kegiatan yang dilarang menggunakan SIUP dan apa saja sanksinya?
5. Apa saja persyaratan tata cara penerbitan SIUP?
6. Bagaimana format formulir SIUP Mikro/Kecil/Menengah/Besar?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dasar hukum serta pengertian dari izin usaha.
2. Untuk mengetahui apa saja kategori SIUP.
3. Untuk mengetahui kepada siapa diberikan SIUP dan kepada siapa pengecualian
pemberian SIUP diberikan.
4. Untuk mengetahui apa saja kegiatan yang dilarang menggunakan SIUP dan apa saja
sanksinya.
5. Untuk mengetahui persyaratan tata cara penerbitan SIUP.
6. Untuk mengetahui format formulir SIUP Mikro/Kecil/Menengah/Besar.

1
BAB II PEMBAHASAN
A. Dasar Hukum Perizinan Usaha
Surat Izin Usaha Perdagangan atau biasa disebut dengan SIUP, diatur dalam Peraturan
Menteri Perdagangan dan telah beberapa kali mengalami perubahan, diantaranya ialah:
1. UU No. 3 Tahun 1982 Tentang Wajib Daftar Perusahaan.
2. UU No. 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan. Tepatnya pada bagian ketujuh mengenai
perizinan pasal 24.
3. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 289/MPP/Kep/10/2001 tanggal 5
Oktober 2001, tentang Ketentuan Standar Pemberian Surat Izin Usaha Perdagangan
(SIUP);
4. Surat Edaran Sekretaris Jenderal Departemen Perindustrian dan Perdagangan
No. 119/SJ/II/2002 tanggal 19 Februari 2002 perihal Petunjuk Pelaksanaan OTODA di
Bidang Industri dan Perdagangan;
5. Peraturan Menteri Perdagangan No. 09/M-DAG/PER/3/2006 tentang Ketentuan dan Tata
Cara Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan;
6. Peraturan Menteri Perdagangan No. 36/M-DAG/PER/9/2007 Tahun 2007 tentang
Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan ("Permendag N0. 36/2007");
7. Peraturan Menteri Perdagangan No. 46/M-DAG/PER/9/2009 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No. 36/M-DAG/PER/9/2007 tentang
Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan ("Permendag No. 46/2009");
8. Peraturan Menteri Perdagangan No. 39/M-DAG/PER/12/2011 tentang Perubahan Kedua
Atas Permendag No. 36/M-DAG/PER/9/2007 tentang Penerbitan Surat IZin Usaha
Perdagangan ("Permendag No. 39/2011").
9. Peraturan Menteri Perdagangan No.7/M-DAG/PER/2/2017 tentang Perubahan Ketiga
Atas Permendag No.36/M-DAG/PER/9/2007 tentang Penerbitan Surat Izin Usaha
Perdagangan.

B. Pengertian Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)


Surat Izin Usaha Perdagangan atau disingkat SIUP diatur dalam Peraturan Menteri
Perdagangan Republik Indonesia Nomor 36/M-DAG/PER/9/2007 Tentang Penerbitan Surat Izin
Usaha Perdagangan (Permendag 36/2007) yang kemudian diubah dengan Peraturan Menteri

2
Perdagangan Republik Indonesia Nomor 46/M-DAG/PER/9/2009 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 36/M-DAG/PER/9/2007 Tentang
Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan (Permendag 46/2009).
Secara umum SIUP adalah surat izin yang diberikan oleh menteri atau pejabat yang ditunjuk
kepada pengusaha untuk melaksanakan usaha di bidang perdagangan dan jasa. Sesuai dengan
pasal 1 ayat 4 Permendag No. 36/M-DAG/PER/9/2007 tentang Penerbitan SIUP, menyatakan
bahwa "Surat Izin Usaha Perdagangan yang selanjutnya disebut SIUP adalah Surat Izin untuk
dapat melaksanakan kegiatan usaha perdagangan, yang selanjutnya disebut SIUP". Dari definisi
yang diberikan tersebut maka dapat kita ketahui bahwa SIUP adalah "izin" yang diperlukan
untuk dapat melaksanakan usaha perdagangan.
Berdasarkan pasal 2 ayat [1] Permendag No. 36/M-DAG/PER/9/2007 SIUP diwajibkan
untuk dimiliki bagi setiap perusahaan yang melakukan usaha perdagangan. Pengertian dari usaha
perdagangan diatur dalam pasal 1 ayat 1 Permendag No. 36/M-DAG/PER/9/2007 yang
menyatakan bahwa, "Usaha perdagangan adalah kegiatan usaha transaksi barang atau jasa seperti
jual-beli, sewa beli, sewa menyewa yang dilakukan secara berkelanjutan dengan tujuan
pengalihan hak atas barang atau jasa dengan disertai imbalan atau kompensasi."

C. Kategori SIUP
Berdasarkan pasal 2 ayat 2 Permendag No. 36/M-DAG/PER/9/2007, kategori SIUP terdiri
dari:
a. SIUP Kecil;
b. SIUP Menengah;
c. SIUP Besar.
Menurut pasal 3 Permendag 36/2007:
a. SIUP Kecil wajib dimiliki oleh Perusahaan Perdagangan dengan modal dan kekayaan
bersih (netto) seluruhnya sampai dengan Rp200.000.000,- (dua ratus juta rupiah), tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
b. SIUP Menengah wajib dimiliki oleh Perusahaan Perdagangan dengan modal dan
kekayaan bersih (netto) seluruhnya di atas Rp200.000.000,- (dua ratus juta rupiah)
sampai dengan Rp500.000.000,- (lima ratus juta rupiah), tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha.

3
c. SIUP Besar wajib dimiliki oleh Perusahaan Perdagangan dengan modal dan kekayaan
bersih (netto) seluruhnya di atas Rp500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha.
Namun kategori SIUP kecil, SIUP menengah dan SIUP besar di atas telah diubah dengan
Permendag 46/2009, yakni:
 Pasal 2 ayat 2, "SIUP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:
a. SIUP Kecil;
b. SIUP Menengah; dan
c. SIUP Besar."
 Pasal 2 ayat 3, "Selain SIUP sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dapat diberikan SIUP
Mikro kepada Perusahaan Perdagangan Mikro."
Berdasarkan Permendag 46/2009 maka terdapat 4 (empat) kategori SIUP, yaitu: Kecil,
Menengah, Besar, dan Mikro dengan perubahan berupa peningkatan jumlah kekayaan bersih
lebih besar dibandingkan Permendag 36/2007, sebagai berikut:
 Pasal 3 ayat 1 Permendag 46/2009 "SIUP Kecil wajib dimiliki oleh perusahaan
perdagangan yang kekayaan bersihnya lebih dari Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha."
 Pasal 3 ayat 2 Permendag 46/2009 "SIUP Menengah wajib dimiliki oleh perusahaan
perdagangan yang kekayaan bersihnya lebih dari Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha."
 Pasal 3 ayat 3 Permendag 46/2009 "SIUP Besar wajib dimiliki oleh perusahaan
perdagangan yang kekayaan bersihnya lebih dari Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh milyar
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha."
 Pasal 4 ayat (1) huruf c Permendag 46/2009 "Perusahaan Perdagangan Mikro dengan
kriteria sebagai berikut:
1. usaha perseorangan atau persekutuan;
2. kegiatan usaha diurus, dijalankan, atau dikelola oleh pemiliknya atau anggota
keluarga/kerabat terdekat; dan

4
3. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
 Pasal 4 ayat 2 Permendag 46/2009 "Perusahaan Perdagangan Mikro sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c dapat diberikan SIUP Mikro, apabila dikehendaki yang
bersangkutan."

D. Kepada Siapa Diberikan SIUP


Berdasarkan Pasal 1 ayat 2 Permendag 36/2007, "Perusahaan Perdagangan adalah
setiap bentuk usaha yang menjalankan kegiatan usaha di sektor perdagangan yang bersifat
tetap, berkelanjutan, didirikan, bekerja dan berkedudukan dalam wilayah negara Republik
Indonesia, untuk tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba"
Dari pengertian tersebut maka, SIUP harus dimiliki, sebagai izin untuk melakukan usaha
oleh:
 Perusahaan perorangan atau UD
 Persekutuan Perdata (Firma)
 CV
 PT
 BUMN
 Koperasi, dll

E. Pengecualian Kewajiban SIUP


Berdasarkan pasal 2 ayat [1] Permendag No. 36/M-DAG/PER/9/2007, setiap usaha wajib
memiliki SIUP. Akan tetapi terdapat pengecualian SIUP, yaitu sebagaimana diatur dalam Pasal
4 ayat (1) Permendag 46/2009:
Kewajiban memiliki SIUP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1), dikecualikan terhadap:
a. Perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di luar sektor perdagangan;
b. Kantor Cabang atau Kantor Perwakilan;
c. Perusahaan Perdagangan Mikro dengan kriteria sebagai berikut:
1. usaha perseorangan atau persekutuan;
2. kegiatan usaha diurus, dijalankan, atau dikelola oleh pemiliknya atau anggota
keluarga/kerabat terdekat; dan

5
3. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

F. Kegiatan yang Dilarang Menggunakan SIUP


Berdasarkan pasal 5 Permendag 46/2009 atas perubahan Permendag 36/2007 pasal 5 ayat
(1), menyatakan bahwa "SIUP dilarang digunakan untuk melakukan kegiatan:
a. usaha perdagangan yang tidak sesuai dengan kelembagaan dan/atau kegiatan usaha,
sebagaimana yang tercantum di dalam SIUP;
b. usaha yang mengaku kegiatan perdagangan, untuk menghimpun dana dari masyarakat
dengan menawarkan janji keuntungan yang tidak wajar (money game); atau
c. usaha perdagangan lainnya yang telah diatur melalui ketentuan peraturan perundang-
undangan tersendiri.

G. Persyaratan Tata Cara Penerbitan SIUP


Mengenai persyaratan tata cara penerbitan SIUP diatur dalam pasal 11 Permendag 36/2007,
yaitu:
 Pasal 11 ayat 1 "SP-SIUP baru diajukan kepada Pejabat Penerbit SIUP dengan mengisi
formulir SP-SIUP sebagaimana tercantum dalam Lampiran I, dengan melampirkan
dokumen persyaratan sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Peraturan ini."
 Pasal 11 ayat 2 "SP-SIUP baru atau perubahan harus ditandatangani oleh Pemilik atau
Pengurus atau Penanggungjawab Perusahaan Perdagangan di atas meterai cukup."
 Pasal 11 ayat 3 "Pihak ketiga yang mengurus SIUP baru atau perubahan, wajib
melampirkan surat kuasa yang bermeterai cukup dan ditandatangani oleh Pemilik atau
Pengurus atau Penanggungjawab Perusahaan Perdagangan."
Lalu setelah pasal 11 Permendag 36/2007, dilanjutkan pada pasal 12 Permendag 46/2009
atas perubahan Permendag 36/2007 Pasal 12 ayat (1) yang menyatakan bahwa "Pejabat Penerbit
SIUP menerbitkan SIUP paling lama 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak diterimanya SP-SIUP dan
dokumen persyaratan secara lengkap dan benar, dengan menggunakan Formulir sebagaimana
tercantum dalam Lampiran III Peraturan Menteri ini, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. warna hijau untuk SIUP Mikro;
b. warna putih untuk SIUP Kecil;
c. warna biru untuk SIUP Menengah; dan

6
d. warna kuning untuk SIUP Besar.

H. Sanksi Bagi Pemilik SIUP


Sanksi Pemilik atau Pengurus atau Penanggungjawab Perusahaan Perdagangan yang telah
memiliki SIUP telah diatur dalam pasal 20 Permendag No. 07/M-DAG/PER/2/2007, yaitu:
 Pasal 20 ayat 1 "Pemilik atau Pengurus atau Penanggungjawab Perusahaan Perdagangan
yang telah memiliki SIUP, yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13 ayat (1), Pasal 14, Pasal 17, Pasal 18 ayat (1) dikenakan sanksi administratif
berupa Peringatan Tertulis oleh Pejabat Penerbit SIUP."
 Pasal 20 ayat 2 "Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan paling
banyak 3 (tiga) kali berturut-turut dengan tenggang waktu 2 (dua) minggu terhitung sejak
tanggal surat peringatan dikeluarkan oleh Pejabat Penerbit SIUP."
Selanjutnya juga diatur dalam pasal 21 Permendag 46/2009 atas perubahan Permendag
36/2007, yaitu:
 Pasal 21 ayat 1 "Pemilik, Pengurus, atau Penanggungjawab Perusahaan Perdagangan
yang telah memiliki SIUP, yang tidak menghiraukan peringatan tertulis sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 20 ayat (2) atau Pasal 5 huruf a, dikenakan sanksi administratif
berupa pemberhentian sementara SIUP."
 Pemberhentian sementara SIUP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lama 3 (tiga)
bulan, dilakukan oleh Pejabat Penerbit SIUP dengan mengeluarkan Keputusan
Pemberhentian Sementara SIUP.
Berikutnya mengenai sanksi bagi pemilik SIUP diatur dalam Pasal 23 Permendag 46/2009
atas perubahan Permendag 36/2007 Pasal 23, yaitu:
 Pasal 23 ayat 1 "Perusahaan Perdagangan yang melanggar ketentuan Pasal 2 ayat (1),
dikenakan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan."
 Pasal 23 ayat 2 "Perusahaan Perdagangan yang melanggar ketentuan Pasal 5 huruf b dan
huruf c, dikenakan sanksi administratif berupa pencabutan SIUP."
 Pasal 23 ayat 3 "Perusahaan Perdagangan dapat dikenakan sanksi administratif berupa
pencabutan SIUP, dalam hal melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan di
sektor perdagangan yang menetapkan sanksi pencabutan SIUP."

7
I. Format Formulir SIUP Mikro/Kecil/Menengah/Besar.
Mengenai format formulir SIUP diatur dalam Permendag 36/2007 yang terdapat pada
lampiran III pada Undang-Undang tersebut. Berikut formatnya:

KOP SURAT
PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA......

SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN


NOMOR :

NAMA PERUSAHAAN :

NAMA PENANGGUNG :
JAWAB & JABATAN

ALAMAT PERUSAHAAN :

NOMOR TELEPON : FAX :


MODAL DAN KEKAYAAN :
BERSIH PERUSAHAAN
(TIDAK TERMASUK TANAH DAN
BANGUNAN)
KELEMBAGAAN :

KEGIATAN USAHA (KBLI) :

BARANG/JASA DAGANGAN :
UTAMA
IZIN INI BERLAKU UNTUK MELAKUKAN KEGIATAN USAHA
PERDAGANGAN DI SELURUH WILAYAH REPUBLIK INDONESIA, SELAMA
PERUSAHAAN MASIH MENJALANKAN USAHANYA, DAN WAJIB DIDAFTAR
ULANG SETIAP 5 (LIMA) TAHUN SEKALI.

…………………………………………………

PAS PHOTO

3x4 cm
PEJABAT PENERBIT SIUP
(………………………………….)
NIP

8
CONTOH:

Anda mungkin juga menyukai