Anda di halaman 1dari 17

DISENTRI BASILER (4A)

*Note dr Chandra : kalau ada lendir darah bukan GEA / gastroenteritis akut, tapi disentri. Disentri untuk
yang amuba cenderung ngga ada lendir darah, lebih ke basiler.*

Kasus SL

Anamnesis - Ibu Murni, 25 tahun

Diare 3 hari, encer, 5-8 kali selama 3 hari, ada lendir. Tinggal di kontrakan, makan makanan warung.
Terdapat nyeri perut sebelum + sesudah BAB.

Tidak ada darah, tidak ada alergi, pola makan teratur.

lengkapin anamnesis : RPD, RPK, severity nyeri, warna dan bau feses, mual muntah? lifestyle rokok
alkohol drugs

Pemeriksaan Fisik

> Keadaan umum : Compos Mentis

> Vital Sign : TD 110/80 || RR : 20 || HR : 86 || T : 37,9 (Demam)

> Head to toe : tidak ada konjungtiva anemis, tidak ada sklera ikterik, tidak ada cekung mata.
Turgor kulit <2 detik (cubit kulitnya, balik ke normal kapan)

Cek mukosa bibir (sianosis / kering ga). Cek Lidah (ada keputihan/lidah kotor ga? salah 1 tanda
tifoid).

> Px Abdomen (jgn lupa tekuk lutut)

Inspeksi : jejas? tanda inflamasi? massa? distensi perut? simetris kanan kiri? simetri dinding
dada + perut? Dalam batas normal ( DBN )
Auskultasi : bising usus 35 x per menit (normal 5-30x)

Perkusi : timpani 9 regio (normal), ukuran hepar normal (6-12 cm)

Palpasi : nyeri tekan (-), hepatomegali (-), splenomegali (-)

DD

Gastroenteritis (tp ini ada lendirnya). Demam tifoid (ada demamnya). Disentri amoeba?

Pemeriksaan Penunjang

Darah lengkap : leukositosis?

Feses : tropozoid negatif (bukan amoeba), telur cacing negatif. Leukosit banyak, lendir dan
eritrosit positif

Working Diagnosis (WD) - Disentri Basiler

Edukasi

Tetap makan minum meski mencret. Fungsi diare (buat keluarin patogen). Perbaiki higenitas
(cuci tangan, tempat makan pilih2)

DISENTRI AMOEBA (4A)

Kasus SL

Anamnesis - Jane - 25 tahun

Dare 5 hari, 2 hari terakhir + darah dan lendir. Mual muntah. Alergi tidak ada, habis pulang
kampung. BB tetap

RPD? RPK? Lifestyle rokok alkohol drugs? Pola makan? disertai nyeri perut? bau dan warna
feses.

Pemeriksaan Fisik

> Keadaan Umum : normal, Compos mentis?

> Vital Sign : TD 110/70 || HR 72X || RR 14X || T 38,6 (demam)

> Head to toe : Mata tidak cekung. tidak haus. Tambahin : Cek mukosa bibir kering? turgor kulit?
Konjungtiva anemis / sklera ikterik? lidah kotor?
> PF Abdomen

Inspeksi : tidak ada distensi, jejas? inflamasi? tumor? asimetri?

Auskultasi : bising usus 32 x (meningkat)

Perkusi : Timpani

Palpasi : tidak ada nyeri tekan

DD

Disentri basiler/amoeba. Gastroenteritis akut (tp g ad darah lendir), Demam tifoid

PP

Darah rutin : eosinofilia, leukositosis

Feses : eritrosit +, leukosit +, tropozoid + (amoeba)

WD - Disentri amoeba

Edukasi

Tetap makan minum, jaga higenitas (cuci tangan, jangan makan mentah, cr tempat makan
bersih), istirahat. jelasin jg fungsi diare

GASTROENTERITIS AKUT (4A)

*taun lalu GEA ini bs karna giardiasis / kolera. Tanyakan bentuk feses. Kolera kas dg feses seperti
sisa cucian beras (putih), giardiasis khas dengan bau busuk karena lemak tak tercerna. Tanyain
habis bepergian?

*kalo et causa rota virus itu ga dapet apa2 penunjangnya, cucian beras engga, bau busuk ngga,
giardia feses engga*

*bedain sm intoleransi GEA ada demam, intoleransi ga ada*

Kasus SL -

Anamnesis Ita - 40 tahun

Diare 3 hari, kemarin muntah. Hari ini diare 2x. Biasanya bisa - 6x. Pusing lemas (-). Feses tanpa
lendir dan darah. Habis makan nasi bungkus di depan kampus (tempatnya terlihat bersih).
Rokok alkohol (-). Minum teh pahit (?). BB tetap

tambahin : RPD RPK + sekitar? makan minum masih bs masuk / lgsg muntah. faktor yang
memperbaiki + memperparah? Bentuk feses dan bau feses? nyeri perut? Demam?

PF

> Keadaan umum : tampak lemah, haus

> vital sign : TD 110/70 || HR 122 || RR? || T 37,8

> Head to toe : Dehidrasi? Anemi? Ikterik? Lidah kotor?

> Px Abdomen :

Inspeksi : dinding dada sejajar dinding perut, tidak ada pembengkakan

Auskultasi : bising 35 x / menit (meningkat)

Perkusi : timpani semua, panjang hepar?

Palpasi : nyeri tekan abdomen bawah. hepar? lien?

DD

Gastroenteritis akut, Disentri basiler dan amuba (tp ini ga ada lendir darah), Irritable Bowel
Syndrome

PP

Darah rutin : normal

feses rutin : makroskopis kuning lembek, darah? lendir? amuba (-), telur cacing (-)

Working Diagnosis - Gastroenteritis Akut

Edukasi

Oralit, kebersihan (cuci tangan, tempat makan yang bersih), tetap makan minum, jelasin fungs
diare

DEMAM TIFOID (4A)

Kasus SL
Anamnesis Rena - 20 tahun

Dmam 39 derajat, mual. Memburuk di sore hari membaik di pagi hari. Badan berkeringat. Gejala
memberat ila makan terlalu banya, pekerjaan terlalu banyak, ringan istirahat. sudah obat obat
penurun panas

tambahin : menggigil? (malaria). RPD, RPK, Pola makan, Lifestyle Rokok alkohol drugs.

PF

> KU : lemah? kesadaran?

> VS : TD 110/70 || HR 60 || RR 22 || T 38,6 (Demam)

> Head to toe : Lidah kotor + (patch putih di lidah) || dehidrasi? anemia? ikterik? (bisa ikterik
karena serang hepar jg)

> Px abdomen

Inspeksi : jejas? inflamasi? asimetri? massa?

Auskultasi : bising usus 20x/menit

Perkusi : timpani. Hepar?

Palpasi : nyeri tekan epigastrik. Hepar? lien?

DD

Kalo ada hepatomegali bisa Hepatitis A, Hepatitis B. Demam tifoid. Demam Dengue.

PP

Darah rutin : Shift to the left (dilihat dr neutrofil batang yang tinggi), eosinofil naik. Leukopenia.

Tes Widal : ? (kalo titer 1/60 negatif periksa lg seminggu setelahnya, tp kalo titer 1/240 atau
1/360 positif tanda terjadi demam tifoid)

Tes Tubex : +

IgM antigen salmonella typhi : + kuat

SGOT/AST & SGPT/ALT? (normal = 3-45 mikro/L & 0-35 mikro/L). Hasil : SGPT meningkat 2x lipat

Working Diagnosis - Demam Tifoid

Edukasi
- Jelasin apa itu tifoid : akibat bakteri S. typhi, fekal oral, berkembang biak di usus, lalu nyebar ke
organ lain, ganggu sistem tubuh. Kalau nggak ditangani cukup bahaya bisa terjadi kematian (12-
30%). Dengan penanganan prognosis nya baik.

- Jaga higenisitas (cuci tangan, tempat makan)

- Pola makan : Rendah serat dan rendah sisa (buat hindari merangsang saluran cerna biar ga
komplikasi perdarahan). makanan cukup karbohidrat dan protein.

Cara : makan dikit2 tp sering biar ga banya ksisanya. Berikan dg konsistensi lunak bisa bubur /
tim dg suhu tidak terlalu panas / dingin. Hindari makanan terlalu berlemak (minyak), terlalu
berbumbu (asam, pedas karena bs rangsang pencernaan)

- Jaga kebutuhan cairan

- Istirahat tirah baring

*The prognosis among persons with typhoid fever depends primarily on the speed of diagnosis
and initiation of correct treatment. Generally, untreated typhoid fever carries a mortality rate of
10%-20%. In properly treated disease, the mortality rate is less than 1%.

An unspecified number of patients experience long-term or permanent complications, including


neuropsychiatric symptoms and high rates of gastrointestinal cancers.*

HEPATITIS A (4A)

*Note : hepatitis A itu ditularin via makanan, hepatitis B : injeksi / hubungan seksual, kalo
hepatitis B dirujuk ya soalnya kompetisi 3A*

Kasus SL pertama

Anamnesis - Mas Toni 20 tahun

Badan sering panas, mual-muntah. 5 hari. Muntah : sore, makanan yang baru dimakan. Pas mau
muntah ada nyerinya. Badan pegal-pegal disetiap persendian. Pola makan : maksa makan meski
mual muntah. Demam seharian. Alergi (-) RPK (-) RPD (-). Sudah coba obat penurun panas dan
sempat membaik. Tambahin : warna urin? (bisa kayak teh)

Tambahin : higenitas? diare? severity nyeri?

PF

> KU : Trlihat sakit


> Vital Sign : TD 120/80 || HR 78 || RR 18 || T 38,2 (demam)

> Head to Toe : anemis (-), ikterik (+)

> Px Abdomen

Inspeksi : Warna (-), Massa (-), Distensi (-), Ascites (-)

Auskultasi : bising 12 x (normal)

Perkusi : timpani, kusus regio kanan atas redup (kan pembesaran hepar namanya jg hepatitis).
Pekak hepar : 15 cm (normal 6-12 cm(

Palpasi : teraba hepar permukaan teraba rata + licin (normalnya ga keraba)

DD

Hepatitis A (lihat di IgM anti HAV), Hepatitis B (nanti lihat di HBs Ag nya, terus ga ada rawat
suntik2), demam tifoid, Sirosis Hepatis

PP

HBs Ag (-)

SGOT SGPT meningkat

IgM HAV (+) (Bisa cek IgM HBV jg)

Darah rutin -> leukosit 13.300 (normal 4.000-10.000), bilirubin meningkat

Urin -> bilirubin meningkat

Working Diagnosis - Hepatitis A

Edukasi

- Minum makan adekuat

- Jaga higenitas dan jangan sharing peralatan makan dg orang lain - awas penyebaran.

Kasus SL kedua

Anamnesis - Ina 28 tahun

Demam 5 hari, mual dari kemarin. Rasa perut penuh dan nyeri. Pucat. BAB Lancar : tidak diare.
BAK : Kuning keruh. Anak kos - makan (fekal oral)

PF

> KU ?

> Vital Sign : 120/80 || RR? HR? || T 38,2

> Head to toe : sklera ikterik

> Px Abdomen

Inspeksi : normal

Auskultasi : bising usus 12 x / menit

Perkusi : 9 regio timpani. Hepar 15 cm

Palpasi : hepar teraba dan licin

PP

IgM anti HAV (+)

SGOT SGPT naik

Bilirubin total naik

GGT (normal) (normal 9-48 unit / L) - kole aman

APENDISITIS AKUT (3B)

*Tambahan dokter Chandra : kalo peritonitis ada muscle guarding / defans muskular td, distensi
perut, hipertimpani karena gas ngumpul di diafragma, tempat hepar yang harusnya pekak bs
jadi timpani || lalu px khusus apendisitis itu kayak rovsing, dll ga harus semuanya positif)

Kasus SL pertama

Anamnesis - Mas Joni, 28 tahun, pegawai swasta, Barbarsari, belum menikah

Nyeri perut kanan bawah 6 jam lalu, seperti diremas dan terus-menerus, tidak menyebar,
tiduran mendingan. Severity 7-8. Pola makan teratur nasi lauk sayur. sayur 3x per minggu.
Makan pedas hampir setiap hari. Jarang makan buah. RPD - || RPK - || Merokok 1/2 batang
perhari || Alkohol - || Drugs - || Alergi -
PF

> KU : Compos mentis, nampak kesakitan

> Vital Sign TD 130/80 || HR 90 || RR 20 || T 38 (naik)

> Head to toe anemis - dehidrasi - ikterik ?

> Px Abdomen

Inspeksi : dalam batas normal (dbn)

Auskultasi ; 10 (normal)

Perkusi (timpani seluruh regio)

Palpasi : nyeri kanan bawah

> Px khusus apendisitis

Nyeri tekan lepas pada mc burney +

Rebound tenderness + (waktu dilepas secara cepat lgsg nyeri)

Rovsing sign + (tekan pada sisi kiri tp nyeri kanan)

Cek defans muskular / muscle guarding (tanda peritonitis)

Obturator Sign + (fleksi panggul 90 derajat, lutut 90 derajat, rotasi internal eksternal perut sakit)

Psoas Sign + (tiduran miring sisi kiri kaki kanan ditarik ke belakang, perut sakit)

DD

Apendisitis, Peritonitis, Kehamilan ektopik (kalo cewek), Urolitiasis

PP

Darah lengkap : leukosit 13k (naik), shift to the left (neutrofil batang 74%)

USG perut (bukan XRAY ya, XRAY buat jaringan keras, USG buat jarngan lunak) : lien pankreas
normal, hepar vesica urinaria normal, pelvico calises normal)

Edukasi

Pola makan, jelasin ttg apendisitis singkat, karena ini 3B RUJUK, rawat inap
Kasus SL kedua

Anamnesis - Rito 25 tahun karyawan swasta

nyeri perut sejak 6 jam lalu terus menerus seperti diremas2 dan hanya di bagian kanan bawah.
mual + muntah. tidur leih ringan. batuk tambah sakit. severity. rokok 1-2 barang/hari. pola
makan teratur makan sayur + buah. riwayat maag waktu minum kopi / makanan pedas. sering
di kompres tp ga membaik.

PF

> KU : Tampak kesakitan

> Vital Sign : TD 130/60 || HR 90 || RR 20 || Suhu 38

> Head to toe : konjungtiva anemis, sklera ikterik, mata cekung.

> Px Abdomen

Auskultasi : 10 x / menit

perkusi : timpani semua regio

palpasi : nyeri tekan regio kanan bawah

> pemeriksaan khsuus apendisitis

nyeri tekan lepas

obturator sign +

(tambahin rovsing sign, rebound tenderness + psoas sign)

DD

Apendisitis, abses apendiks, PID (khusus cewek), divertikulitis. Peritonitis.

PP

Xray : ga didapatkan hasil

barium : tidak didapat hasil

kolonoskopi : tidak ada (ini seharusnya yang lakukan dr spesialis)

USG : Radang pd usus kanan bawah, penebalan dinding apendiks


Darah rutin?

Edukasi

sama kayak atas + bisa kasih obat u/ kurangi rasa nyeri. tapi pemberian obat rasa nyeri ini di
akhir ya, jangan di awal soalnya bisa mengaburkan hasil pemeriksaan khusus apendisitis

HEMOROID GRADE 1-2 (4A)

*Catatan : Grade 1 & 2 (Interna) | Grade 3 & 4 (Eksterna). Grade 1 mengejan ga keluar. Grade 2
mengejan keluar terus masuk lagi.*

**jangan lupa sarung tangan, pasien suruh menghadap kekiri*

Inspeksi : tidak benjol, merah, luka, perdarahan. mengejan?

Palpasi luar : perlukaan masa sekitar anus?

*jangan lupa pake lubrikan*

*masukin jari telunjuk*

mengejan -> sfingter anii?

mukosa rekti? konsistensi seperti cuping hidung

prostat teraba? ukuran?

*keluarin jari lihat ada darah lendir feses?


*bersihin daerah rektum pake alcohol swab**

Kasus SL pertama

Anamnesis - Putra 45 tahun, karyawan bank

BAB berdarah, nyeri saat BAB, sudah 1 bulan. BAB mengejan keluar benjolan. BAB tidak ngejan.
Makan biasa aja, tapi kurang sayur dan minum air, konsistensi feses biasa.

Tambahin : benjolannya masuk sendiri ato harus dimasukin manual, pola bab?

PF

> Keadaan Umum ?

> Vital Sign : TD 110.70 || HR 80 || RR 16 || T 36,5

> Head to toe ? anemi? dehidrasi? ikterik

> Px Abdomen : dalam batas normal

> Colok dubur / rectal touche

Inspeksi : mengejan -> bejolan arah jam 9 dengan darah dan feses. ukurannya kecil

DD : Hemoroid internal, hemoroid eksternal , Prolaps rectum, Polip rectum, crohn disease,
fisura anii

PP ?

Bisa darah rutin buat liat infeksi / anemia (taun lalu normal sih)

Working Diagnosis Hemoroid 2

Edukasi

Penyebab bisa karena tekanan abdomen seperti sering mengejan, bisa karena feses yang keras
(akibat kurang minum) dan bab yang ga lancar akibat kurang serat, bisa karena hamil, duduk
terlalu lama?

suruh makan serat, minum air yang banyak, jangan ngejan (primary conservative management
u/ atasi konstipasi dan ngejan)

dikasih laksatif / pelembek feses

Kontrol kembali setelah 1 bulan apa masih ada hemorroid nya bisa pertimbangan pembedahan
*Most hemorrhoids resolve spontaneously or with conservative medical therapy alone.
However, complications can include thrombosis, secondary infection, ulceration, abscess, and
incontinence. The recurrence rate with nonsurgical techniques is 10-50% over a 5-year period,
whereas that of surgical hemorrhoidectomy is less than 5%.

Regarding complications from surgery, well-trained surgeons should experience complications in


fewer than 5% of cases. Complications include stenosis, bleeding, infection, recurrence,
nonhealing wounds, and fistula formation. Urinary retention is directly related to the anesthetic
technique used and to the perioperative fluids administered. Limiting fluids and the routine use
of local anesthesia can reduce urinary retention to less than 5%.*

Kasus SL kedua

Anamnesis Joni 40 th, pegawai bank

BAB berdarah sudah 1 bulan, tanpa lendir. BAB tidak nyeri. konsumsi makanan normal. BAB
mengejan keluar benjolan di anus & bisa masuk sendiri. pola makan? konsumsi air?

PF

> KU : Sakit sedang

> Vital Sign : HR 80 || T 36,5

> Head to toe : anemi ikterik dehidrasi semua (-)

> Px rektum / rectal touche

Inspeksi : tidak benjol, merah, luka, perdarahan. mengejan?

Palpasi : benjolan 1x1 arah jam 6, prostat <20gr. tidak ada darah dan lendir

PP

kolonoskopi : tidak dilakukan

INTOLERANSI MAKANAN (4A)

*Intoleransi vs alergi*

*Intoleransi (bukan imun) : respon pencernaan, diare,


Lebih ke laktosa (seringnya). Jumlah makanan nggak harus dikit, bisa harus makan banyak baru
muncul respon penceranaan. Pf fisik karena pencernaan lgsg ke bising usus peristaltik

*Alergi (imun) : respon imun, gatal2, ruam, sesak nafas, anafilaksis. Jumlah makanan dikit lgsg
alergi.

Tes darah : ig E meningkat (hipersensitivitas tipe I)

*Intoleransi vs GEA / Disentri*

intoleransi ga ada darah lendir dan ga ada demam

GEA, disentri ada demam

disentri basiler ada darah lendir

disentri amoeba ketemu trofozoid di PP

GEA et causa kolera feses seperti cucian beras bau amis

GEA et causa giardia ketemu protozoa di PP

Kasus SL

Anamnesis

Ibu2 sakit perut, diare. Malamnya makan di pinggir jalan karena keburu2, biasanya selalu makan
di rumah. Besoknya langsung sakit perut. Makan bareng saudara. Alergi (-)

Tambahin : menu makannya apa, dulu makan makanan tersebut pernah kena jg apa ngga?
(RPD) tempatnya bersih apa ngga, bentuk feses dan baunya kaya gimana, ada sesak napas gatal2
ga (buat bedain sm alergi). Saudaranya yang makan bareng sakit juga? (buat ngarahin
keracunan ato intoleransi) Demam? darah lendir? RPK?

PF

> KU : dbn?

> VS : dbn?

> Head to toe : dehidrasi ikterik anemi lidah kotor?

> Px Abdomen : dbn? peristaltik usus?

DD
Intoleransi makanan

Alergi makanan

Gastroenteritis akut

Disentri basiler / amoeba

PP

Tes darah ELISA (IgE), kalo meningkat tanda alergi

Darah rutin

Feses (Disentri dan cacing ketemu penyebab) lihat feses darah lendir?

Edukasi

Bikin food diary : catat apa aja yang dimakan dan seberapa banyak, terus ada muncul gejala apa
nggak (untuk cari penyebab dan cari mana yang bs ditoleransi mana yang tidak)

Intoleransi karena bawaan keluarga atau bs jg karena penyakit yang sedang berlangsung (misal
karena mukosa ususnya rusak akhirnya sebabin enzim laktase yang buat cerna laktosa menurun
jumlahnya)

Prognosis mortalitas morbiditas baik selama bisa menghindari pemicu

*Advise patients to reduce or restrict products containing lactose. Prehydrolyzed milk (LACTAID)
is available and is effective. Yogurt and fermented products, such as cheeses, are better
tolerated than regular milk. Soy-based milk or food products are well tolerated.*

ANKILOSTOMIASIS / CACING TAMBANG (4A)

Kasus SL

Anamnesis - Pak Pardi 35 tahun, petani

BAB hitam sudah hari, konsistensi lunak, 2x/hari. Nyeri epigastrium 3-4x/hari disertai mual
muntah. Alas kaki tidak dipakai -> ada gatal

tambahin : sekali BAB berapa banyak? kapam terakhir? Melena : feses seperti aspal cair.
Konstipasi : kecil-kecil hitam.

PF

> Keadaan Umum : normal


> VS : TD 100/60 || RR 14 || T 36

> Head to toe : konjungtiva anemis. akral? perfusi? dehidrasi ikterik?

DD

Strongiloidiasis

Ankilostomiasis

Skistosomiasis

PP

Darah rutin : eosinofilia. Hb turun. Leukositosis.

Feses : eritrosit, leukosit, darah samar +, ankilostomiasis

Working Diagnosis : Ankilostomiasis

Edukasi

Pakai alas kaki.

Kalau ditangani medis (sesuai pengobatan) prognosis baik

Jaga higenitas dan sanitasi cegah reinfeksi

*In classic hookworm disease, appropriate anthelmintic treatment and iron and diet therapy
typically result in complete recovery from anemia and malnutrition, though some deficits in
intellectual function may persist. In endemic areas, reinfection is very likely: Most patients
become reinfected within months unless they are relocated to an area of significantly improved
sanitation.*

Anda mungkin juga menyukai