Anda di halaman 1dari 265

PSIKIATRI

kumpulan presentasi kuliah

Rh Budhi Muljanto, dr. SpKJ


PENDAHULUAN

PSYCHIATRY = PSYCHE + IATRIAE


PSYCHE = JIWA
IATRIAE = PENGOBATAN

Ilmu yang memperlajari tentang Terapi


Gangguan Jiwa
UU.KES. NO 36 tahun 2009
KESEHATAN ADALAH KEADAAN SEHAT,
BAIK FISIK, MENTAL, SPIRITUAL
MAUPUN SOSIAL YANG
MEMUNGKINKAN SETIAP ORANG
HIDUP PRODUKTIF SECARA SOSIAL DAN
EKONOMIS.
KESEHATAN JIWA
Tidak sekedar bebas dari gangguan jiwa
melainkan juga disertai:
 Perasaan sehat dan bahagia

 Mampu mengatasi tantangan hidup

 Dapat menerima orang lain

sebagaimana adanya
 Punya sikap positif terhadap diri sendiri

dan orang lain


 Merupakan kesinambungan yang

disebut Derajat Kesehatan Jiwa


Psikiatri (ilmu kedokteran jiwa)
cabang spesialistik dari ilmu
kedokteran yang mempelajari
perilaku manusia
baik dalam keadaan sehat maupun
sakit
serta meneliti genesis, diagnosis,
terapi, rehabilitasi dan prevensi
gangguan jiwa serta promosi
kesehatan jiwa
Pendekatan eklektik-holistik adalah
pandangan yang memandang manusia
dan juga perilakunya, baik dalam keadaan
sehat maupun sakit, sebagai kesatuan
yang utuh dari unsur-unsur organo-
biologis,
psiko-edukatif dan
sosio-kultural.
The World Health Report 2001
 Gangguan jiwa dan perilaku 25% dari seluruh
penduduk pada suatu saat dalam hidupnya
 lebih dari 40% di antaranya didiagnosis
secara tidak tepat
 Gangguan jiwa dan perilaku dialami pada
suatu ketika oleh kira-kira 10% populasi
orang dewasa
 24% dari pasien yang mengunjungi dokter
pada pelayanan kesehatan dasar ternyata
mengalami gangguan jiwa
Indonesia menghadapi berbagai
transformasi dan transisi di berbagai
bidang yang mengakibatkan terjadinya
perubahan gaya hidup, pola perilaku
dan
tata nilai kehidupan. Dalam bidang
kesehatan terjadi transisi epidemiologik
di masyarakat dg bergesernya kelompok
penyakit menular ke kelompok penyakit
tidak menular termasuk berbagai jenis
gangguan akibat perilaku manusia dan
gangguan jiwa
Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
tahun 1995:
Gangguan Mental Emosional (15 tahun atau

lebih): 140/1000
Gangguan Mental Emosional (5 – 14 tahun):

104/1000
Survei Kesehatan Mental Rumah Tangga

(SKMRT) oleh Bahar dkk, pada tahun 1995


pada penduduk di 11 Kota di Indonesia:
185/1000 penduduk rumah tangga dewasa
menunjukkan adanya gejala gangguan
kesehatan jiwa
 25% penduduk
mengalami ggn
mental dan perilaku,
hanya

40%
yang terdiagnosis

Rh Budhi Muljanto, dr. SpKJ


 Prevalensi Gangguan Jiwa (per 1000
ART)

Psikosis 3
Demensia 4

Retardasi Mental 5

Ggn jiwa lain 5


Rh Budhi Muljanto, dr. SpKJ
Status Keswa Global
• Angka bunuh
diri (di
Indonesia) 1,6-
1,8 per 100.000.
• Kualitas Hidup
Masyarakat
Indonesia: 105
di antara 180
negara (WHO 2001)

Rh Budhi Muljanto, dr. SpKJ


MASALAH PSIKOSOSIAL
•Kriminal/kekerasan
•Kecelakaan/bunuh diri Keluarga
•Perceraian/mas.RT STRES Individu
•Penganiayaan anak
Masyarakat
•Perjudian/sex bebas
•Konflik/bencana
•Kenakalan remaja
•Narkoba/HIV/AIDS GGN Kesehatan Jiwa
•Anjal/tawuran
•Ekonomi sulit

PRODUKTIVITAS
PENGHASILAN

Rh Budhi Muljanto, dr. SpKJ


HUBUNGAN ANTARA
KEMISKINAN DAN GGN JIWA

Kemiskinan
Ekonomi Sulit
Pendidikan Rendah
Pengangguran
Ggn. Mental &
Perilaku Meningkat
Pelayanan Kurang
Ggn lebih berat
Dampak thd Ekonomi
Kebutuhan Kesehatan
Kehilangan Pekerjaan
MenurunnyaProduktivitas

Dr. Rh Budhi Muljanto, SpKJ


15
PEMBINAAN KUALITAS SDM :
DARI DLM KANDUNGAN SP USILA

PSIKOSOSIAL: MASALAH
RUANG
PSIKOLOGIS DAN SOSIAL YG
SALING BERHUBUNGAN
LINGKUP

GGN JIWA (SESUAI PPDGJ III)


proses pemberdayaan memelihara, &
masyarakat me  kesehatan

Kesadaran
Kemauan
kemampuan

dari, oleh, u/
bersama masy.

sosbud 17

setempat. Dr. Rh Budhi Muljanto, SpKJ


Kelompok rawan / risiko tinggi, Kelompok Potensial
( Masyarakat, Lingkungan Kerja, Pendidikan )

Puskesmas Prom Puskesmas


Prev
Klinik,
RS, RSJ
Panti Rehab
KES Rehabi
Kuratif
WA litatif
MAS

Pemda, Dinkes, PDSKJI,Profesi terkait, Dinkes, Dinsos,


Dr. Rh Budhi Muljanto, SpKJ 18

Lintas Departemen Terkait (Diknas, Agama, Tng Kerja dll)


Manifestasi Gangguan Jiwa
 Gangguan PERASAAN
 Gangguan PIKIRAN
 Gangguan PERILAKU

 MENIMBULKAN
DISTRES/PENDERITAAN
DAPAT MENJADI
KRONIS

PASIEN MENJADI TIDAK


PRODUKTIF

GGN MENYEBABKAN
PENDERITAAN
JIWA
TAK LANGSUNG
MENYEBABKAN KEMATIAN

BEBAN BAGI KELUARGA


(MATERI &PSIKOLOGIS)
Levels of Care & Intervention
low high

1
Mental hospital
Frequency Costs
of need Psychiatric service at general
2
hospital/clinics

3 Community mental health services


(outpatient/outreach)

4 Mental health care


through primary health care services

5 Informal and formal community care/support


outside the health sector

6
Self and family care

high low
Quantity of services needed
adapted from van Ommeren, 2005)
Pelayanan Kesehatan Jiwa di
Pelayanan Kesehatan Dasar
 Menjangkau penduduk banyak
 Deteksi secara dini
 Mengurangi stigma
 Harga murah
 Mudah dicapai
 Membantu mengatasi
kekurangan tenaga keswa
Ciri Orang sehat jiwa
 Menyadari sepenuhnya kemampuan dirinya.
 Mampu menghadapi stres kehidupan yang

wajar.
 Mampu bekerja produktif dan memenuhi

kebutuhan hidupnya.
 Dapat berperan serta dalam lingkungannya.

 Menerima baik dg apa yg ada pada dirinya.


 Merasa nyaman bersama dengan orang lain.
Gangguan jiwa

suatu perubahan pada fungsi jiwa yang


menyebabkan adanya gangguan pada
fungsi jiwa, yang menimbulkan
penderitaan pada individu dan atau
hambatan dalam melaksanakan peran
sosial
TUJUAN UMUM:
Mahasiswa mengerti, mamahami dan peduli pada
kesehatan jiwa.

TUJUAN KHUSUS:
Bahan kuliah ini sebagai pegangan bagi
mahasiswa agar mampu:
Mendeteksi secara dini kasus keswa dengan
tepat.
Menangani kasus keswa sesuai dengan
kompetensinya.
Melakukan rujukan pada saat yang tepat bila
diperlukan Dr. Rh Budhi Muljanto, SpKJ 25
Gejala Gangguan Jiwa:

•Gangguan Kesadaran
•Gangguan Ingatan
•Gangguan Afek dan Emosi
•Gangguan Proses Berpikir
•Gangguan Persepsi
•Gangguan Kepribadian
•Gangguan Inteligesi
•Gangguan Penampilan
•Gangguan Pola Dr.
Hidup
Rh Budhi Muljanto, SpKJ 26
Penyebab Umum Gangguan Jiwa:
• Sumber Penyebab Gangguan Jiwa
• Perkembangan Badaniah yang salah
• Perkembangan Psikologi yang salah
Psikosis Fungsional:
• Skizofrenia
• Psikosa Afektif
• Psikosa Paranoid
Nerosis:
• Penyebab
• Nerosa Cemas
• Nerosa Depresif
• Depersonalisasi
Dr. Rh Budhi Muljanto, SpKJ 27
JIWA:
Religi PIKIRAN

PERASAAN PERILAKU

Dr. Rh Budhi Muljanto, SpKJ 28


KESADARAN
Kesadaran adalah kemampuan fungsi mental dan pikiran dimana
seseorang menyadarinya keadaan dirinya. Secara fisik seseorang
dalam keadaan jaga/bangun dan waspada.

BERUBAH MENURUN

1. Berkabut 1. Kompos mentis

2. Delirium 2. Apatis

3. Disosiasi 3. Somnolen

4. Insight & Judgment 4. Koma


Dr. Rh Budhi Muljanto, SpKJ 29
Tingkat kesadaran pada kesadaran yang menurun:

Kompos mentis: Seseorang dalam kewaspadaan penuh selama


wawancara.

Apatis: Seseorang dapat menjawab pertanyaan dengan baik, tetapi segan


dan acuh tak acuh. Cenderung tidur bila stimulus dihentikan.

Somnolen: Dapat menjawab pertanyaan secukupnya. Orientasi mulai


terganggu. Segera tidur bila stimulus dihentikan.

Koma derajat I : Tangan ditarik bila ditusuk pada bagian punggungnya.


Koma derajat II : Tangan baru ditarik bila ditusuk pada palung kukunya.
Koma derajat III : Tangan tidak ditarik bila ditusuk, tetapi masih bereaksi
bila selaput lendir hidung ditusuk.
Koma derajat IV : Tidak bereaksi terhadap tusukan pada selaput lendir
hidung.
Koma derajat V : Dibutuhkan pernafasan buatan dan tindakan-tindakan
untuk mempertahankan tekanan darah dll.
Dr. Rh Budhi Muljanto, SpKJ 30
Skema Observasi Kesadaran

Tanggal
Jam
TING KM x
KAT
Apatis x
KESA
DAR Somnolen x
AN Koma I x x x x
Koma II x
Koma III
Koma IV
Koma V

Dr. Rh Budhi Muljanto, SpKJ 31


GANGGUAN KOGNITIF

INTELEKTUAL

DAYA KONSENTRASI & PERHATIAN

ORIENTASI

DAYA INGAT

PIKIRAN ABSTRAK

BAKAT KREATIF

KEMAMPUAN MENOLONG DIRI SENDIRI


Dr. Rh Budhi Muljanto, SpKJ 32
INTELIGENSI
Kemampuan seseorang untuk belajar dan menerapkan/memanfaatkan
apa yang diketahui atau telah dipelajarinya

IQ = MA / CA x 100

GANGGUAN INTELEKTUAL:

1. DEMENSIA:
Gangguan kognitif yang karakteristik berupa kemunduran
daya ingat, apraxia, afasia, agnosia, dan berbagai fungsi
kognitif lainnya.

2. RETARDASI MENTAL:
Terjadinya hambatan sampai berhentinya tumbuh kembang
mental seseorang sehingga tidak serasi dengan tumbuh
kembang orang lain yang sebaya. Disertai pula oleh
gangguan adaptasi dan 2 atau lebih gangguan dari fungsi
kehidupannya. Dr. Rh Budhi Muljanto, SpKJ 33
PERHATIAN

Kemampuan untuk mempertahan fokus pada satu


aktivitas

GANGGUAN PADA PERHATIAN

AKAN TAMPAK BERUPA KESULITAN UNTUK

MENYELESAIKAN TUGAS ATAU PEKERJAAN

YANG TELAH DIMULAINYA DAN MUDAH


“LEPAS”,

ATAU KESULITAN UNTUK KONSENTRASI.


Dr. Rh Budhi Muljanto, SpKJ 34
ORIENTASI

Kesadaran seseorang tentang dirinya dalam


hubungannya dengan waktu, tempat dan orang.

 Confusion: Gangguan orientasi dalam


kaitannya dengan waktu, tempat atau
orang.

 Disorientation: Hilangnya kesadaran akan


posisi dirinya dalam hubungannya dengan
tempat, waktu atau orang lain.

Dr. Rh Budhi Muljanto, SpKJ 35


GANGGUAN DAYA INGAT

UPAYA UNTUK MENGATASI INI:


PENYANGKALAN,
KONFABULASI,
SIRKUMSTANSIAL,
REAKSI KATASTROFIK

PROSES YANG TERKENA:


REGISTRASI
RETENSI
MENGINGAT
Dr. Rh Budhi Muljanto, SpKJ 36
DAYA INGAT:

 Jangka Panjang

 Jangka pendek

 Segera

 Akibat hendaya daya ingat


Dr. Rh Budhi Muljanto, SpKJ 37
GANGGUAN DAYA INGAT

Amnesia: hilangnya ingatan.


Amnesia Anterograde: hilangnya ingatan akan
kejadian2 setelah terjadinya penyebab

Amnesia Retrograde: hilangnya ingatan akan


kejadian2 sebelum terjadinya penyebab

Deja vu: Paramnesia dimana seseorang merasa


bahwa apa yang dilihat/dirasakannya
pertama kali pernah
dilihat/dirasakannya sebelumnya
Dr. Rh Budhi Muljanto, SpKJ 38
GANGGUAN DAYA INGAT

Ganser’s Syndrome: Sindrom kebohongan,


psikosis penjara, dimasukkan pada
gangguan disosiatif. Bisa disertai
dengan gejala disorientasi,
gangguan persepsi dan konversi. Di
penjara sering disertai gejala
trikhotilomania

Hipnagogik: menjelang tidur

Hipnopompik: menjelang bangun


Dr. Rh Budhi Muljanto, SpKJ 39
KRITERIA MUDAH LUPA

Mudah lupa nama orang, tempat benda


dll
Gangguan dalam mengingat kembali
Memerlukan isyarat untuk mengingat
kembali
Lebih sering menguraikan sesuatu
daripada menyebutkan nama bendanya
Dr. Rh Budhi Muljanto, SpKJ 40
PIKIRAN

ABSTRAK KONKRET

Normal Gangguan
perkembangan
Gangguan organik
Skizofrenia

Dr. Rh Budhi Muljanto, SpKJ 41


GANGGUAN PROSES PIKIR
1. PROSES PIKIR
PRODUKTIVITAS
KONTINUITAS
HENDAYA BERBAHASA
2. ISI PIKIRAN
PREOKUPASI
GANGGUAN PIKIRAN
WAHAM
Dr. Rh Budhi Muljanto, SpKJ 42
GAGASAN MIRIP WAHAM
PRODUKTIVITAS PROSES PIKIR
Gagasan berlebihan
Kemiskinan ide
Flight of ideas
Pikiran cepat
Pikiran lambat
Ragu-ragu
Spontan
Seperlunya
Dr. Rh Budhi Muljanto, SpKJ 43
KONTINUITAS
PIKIRAN
LANGSUNG / BLOCKING
RELEVANSI
ASOSIASI / SIRKUMSTANSIAL
LOGIKA
TANGENSIAL
BLOCKING
VERBIGERASI / PERSEVERASI
Dr. Rh Budhi Muljanto, SpKJ 44
ISI PIKIRAN: WAHAM
 W “DIAWASI”  W. CEMBURU
 W BIZZARE  W. KEBESARAN
 W DIKENDALIKAN  W. CURIGA
 THOUGHT  W. EROTOMANIK
INSERTION  W. SOMATIK
 THOUGHT  W. MISKIN /
BROADCAST NIHILISTIK
 W. DIHUKUM /
DISAKITI
Dr. Rh Budhi Muljanto, SpKJ 45
Gangguan Persepsi

Persepsi tentang diri dan kehidupannya


Cita-cita, impian, fantasi, ambisi, sistem
nilai, dorongan kehendak, problem dan
cara pemecahannya
Gangguan Persepsi panca indera
Halusinasi
Ilusi
Depersonalisasi dan derealisasi
Dr. Rh Budhi Muljanto, SpKJ 46
Gangguan Penampilan
Sikap
Pembawaan
Penampakan
Fisik
Dandanan
Tanda-tanda kecemasan
Tanda-tanda jenis kelamin
Tanda-tanda suara
Dr. Rh Budhi Muljanto, SpKJ 47
GANGGUAN SUASANA PERASAAN

AFEK
 DEPRESI, PUTUS ASA, KOSONG,
 MENCEKAM, MARAH, CEMAS, IRITABEL
 EUFORIK, KAGUM,
 BENCI DIRI, RASA BERSALAH
EXPRESI AFEKTIF
 DATAR, TUMPUL, INAPPROPRIATE

 ANHEDONIK, HIPOMANIK, LABIL

Dr. Rh Budhi Muljanto, SpKJ 48


GANGGUAN SUASANA PERASAAN

EMOSI

 LABIL >< STABIL


 LUAS >< SEMPIT
 SUNGGUH2 >< TIDAK SUNGGUH2
 DANGKAL >< DALAM
 EMPATI
Dr. Rh Budhi Muljanto, SpKJ 49
GANGGUAN POLA HIDUP

Dr. Rh Budhi Muljanto, SpKJ 50


GANGGUAN POLA HIDUP

Dr. Rh Budhi Muljanto, SpKJ 51


GANGGUAN POLA HIDUP

Dr. Rh Budhi Muljanto, SpKJ 52


GANGGUAN POLA HIDUP

Dr. Rh Budhi Muljanto, SpKJ 53


GANGGUAN POLA HIDUP
AGAR KELUARGA SEHAT JIWA
 Anggota keluarga saling memperhatikan, menghargai

dan saling peduli.


 Ada waktu bersama, baik untuk makan atau duduk-

duduk sambil bercakap-cakap, menonton televisi, dll.


 Ayah, ibu, anak dapat saling mengemukakan pendapat,

menunjukkan perasaannya, menyatakan kegembiraan


atau kesedihan hatinya. Mereka mau menyediakan waktu
untuk mendengarkan dan membantu memikirkan jalan
keluarnya.
 Setiap orang punya kepentingan pribadi.

 Keluarga memberikan perlindungan kepada anggotanya.

 Mereka saling menjaga satu sama lain.

 Ciptakan suasana kehidupan beragama dalam keluarga.

Dr. Rh Budhi Muljanto, SpKJ 54


GANGGUAN POLA HIDUP
MENJAGA KESEHATAN JIWA

 Menerima keadaan seperti adanya. Setiap orang mempunyai


kehidupan sendiri-sendiri.
 Saling mengemukakan pendapat dan menyampaikan perasaan
secara jujur dengan cara yang baik.
 Saling memuji dengan tulus dan mengingatkan sesuai keadaan
dan keperluannya. Jangan hanya bisa mencela atau mencemooh.
 Bersikap tanggap, bisa memahami, dan mau membantu kalau ada
yang memerlukannya.
 Jangan mencaci maki, apalagi memukul, kalau ada perbuatan
orang lain yang kurang berkenan atau sukar diterima.
 Memiliki harapan yang sesuai dengan kenyataan.
 Bersikap saling setia dan saling percaya. Jangan mudah percaya
terhadap hal yang belum jelas.
 Saling membantu adalah sikap yang sangat dianjurkan.
 Menangis, tertawa, sedih, kecewa, gembira adalah perasaan
normal.
 Latih anak agar bisa mengungkapkan perasaannya dengan bebas
tapi tetap memperhatikanDr.aRhtur aMuljanto,
Budhi n. SpKJ 55
MEKANISME DEFENSI

coping mechanisms: Cara


seseorang menyesuaikan dirinya dengan
stres lingkungannya tanpa mengganti atau
mengubah Maksud dan Tujuannya, dg
mekanisme yg disadari dan bawah sadarnya.

defense mechanism: Proses2


intrapsikik yang bekerja untuk melepaskan
sesorang dari konflik emosional dan
kecemasan. Dr. Rh Budhi Muljanto, SpKJ 56
MEKANISME DEFENSI

compensation, introjection,
conversion, projection,
denial, rationalization,
displacement, reaction formation,
regression,
dissociation,
sublimation,
idealization,
substitution,
identification, symbolization,
incorporation, undoing
Dr. Rh Budhi Muljanto, SpKJ 57
GANGGUAN MENTAL ORGANIK
termasuk
GANGGUAN MENTAL
SIMTOMATIK
G. MENTAL ORGANIK, termasuk
G. MENTAL SIMTOMATIK F00.x –Fo9.x
 adanya bukti penyakit, cedera, atau
rudapaksa otak
 primer, seperti pada penyakit, cedera,
dan rudapaksa
 sekunder, seperti pada gangguan dan
penyakit sistemik
 pertama, berupa sindrom dengan
gambaran utama gangguan fungsi
kognitif
 kedua berupa sindrom dalam bidang daya
persepsi, isi, atau suasana perasaan
Dr. Rh Budhi Muljanto SpKJ
DEMENSIA F00.x – F03.x
 sindrom akibat penyakit otak,
biasanya bersifat khronik dan
progresif
 terdapatgangguan fungsi luhur
 diawali oleh kemerosotan
(deteriorasi) dalam pengendalian
emosi, perilaku sosial, atau
motivasi
Dr. Rh Budhi Muljanto SpKJ
Pasien dapat dijumpai dalam
keadaan:
 tanpa gejala tambahan
 disertai gejala lain terutama
> waham;
> halusinasi;
> depresi;
> campuran lainnya.

Dr. Rh Budhi Muljanto SpKJ


Termasuk dalam kelompok
gangguan ini:
Demensia pada Penyakit
 Alzheimer

 Pick

 Creutzfeldt-Jakob

 Huntington

 HIV

Demensia Vaskular
Demensia multi infark

Dr. Rh Budhi Muljanto SpKJ


DEMENSIA
KELUHAN:
 Keluarga mencari pertolongan

karena kegagalan daya ingat,


perubahan kepribadian atau
perilaku
 Pada tahap lanjut 

kebingungan, keluyuran atau


inkontinensia
 Kebersihan diri buruk
DEMENSIA
PEDOMAN DIAGNOSTIK:
 Penurunan “recent memory”, daya
pikir & penilaian, orientasi &
kemampuan berbahasa
 Apatis, acuh tak acuh, tapi dapat
pula tampak waspada
 Penurunan fungsi sehari-hari
 Kehilangan kendali emosional
 Sering pada usia lanjut > 60 thn
DEMENSIA
PEMERIKSAAN DAYA INGAT
 Kemampuan untuk mengingat
nama 3 benda yang umum secara
cepat dan mengulanginya
kembali setelah 3 menit
 Kemampuan untuk menyebut
nama hari dalam seminggu
dalam urutan terbalik
DEMENSIA
PENATALAKSANAAN
 Informasikan bahwa kehilangan

daya ingat & kebingungan dapat


menyebabkan problem perilaku
(agitasi, curiga & letupan emosi)
 Hindari menempatkan pasien di

tempat yang asing baginya


 Agitasi tak terkendali  rawat

 Hati-hati penggunaan sedativa &

hipnotika dapat meningkatkan


kebingungan
SINDROM AMNESIK & GMO
 gangguan daya ingat jangka pendek dan
jangka panjang
 daya ingat segera masih baik
 kemampuan belajar materi baru jelas
terganggu dan mengakibatkan amnesia
anterograd dan disorientasi waktu
 Amnesia retrograd dg berbagai
intensitas
 Konfabulasi
 gangguan daya ingatnya menjadi sangat
menonjol
Dr. Rh Budhi Muljanto SpKJ
Termasuk dlm kelompok gangguan ini:
 Delirium bukan akibat alkohol dan zat
psikoaktif lainnya
 Psikosis Korsakov non-alkoholik
 Gangguan mental lainnya akibat
kerusakan dan disfungsi otak serta
penyakit fisik
 Gangguan kepribadian dan perilaku
akibat penyakit, kerusakan dan
disfungsi otak

Dr. Rh Budhi Muljanto SpKJ


DELIRIUM F05.x

KELUHAN:
 Keluarga mencari pertolongan

karena pasien bingung,bicara


kacau atau agitatif
 Pasien mungkin tidak kooperatif

atau ketakutan
DELIRIUM F05
PEDOMAN DIAGNOSTIK:
 Onset mendadak

 Kebingungan (pasien bingung, berusaha

memahami sekelilingnya)
 Pikiran & kesadaran berkabut atau

menurun
 Daya ingat lemah,kekacauan emosional,

perhatian mudah beralih, menarik diri,


curiga, agitasi, Gangguan orientasi,
Gangguan tidur, halusinasi
 Gejala berkembang dengan cepat dan

berubah dari waktu ke waktu


DELIRIUM F05
PENYEBAB:
 Intoksikasi/putus alkohol/zat lain

 Infeksi berat

 Perubahan metabolik (penyakit

hati, dehidrasi dan hipoglikemi)


 Trauma berat

 Hipoksia
DELIRIUM F05
PENATALAKSANAAN:
 Informasikan bhw perilaku atau

pembicaraan yang aneh merupakan


gejala penyakit
 Jaga agar pasien tidak mencederai

dirinya atau orang lain


 Perlu berhubungan dengan orang yang

dikenal
 Obati penyakit fisiknya

 Hati-hati menggunakan obat sedatif &

hipnotik  meningkatkan kebingungan


DELIRIUM F05
MEDIKASI:
 Untuk mengendalikan agitasi,

gejala psikotik dan agresi 


berikan antipsikotik dosis rendah
(Haloperidol 2 X 0,5 – 1 mg atau
risperidon 2 X 0,5 – 1 mg
KONSULTASI SPESIALISTIK:
 Sesuai dengan penyakit fisik yang

memerlukan terapi
 Agitasi yang tak terkendali
GANGGUAN MENTAL DAN
PERILAKU AKIBAT
PENGGUNAAN ZAT
F10.xx-F19.xx
G. MENTAL dan PERILAKU AKIBAT
PENGGUNAAN ALKOHOL F10.x
KELUHAN:
 Murung, gugup, insomnia, komplikasi

fisik (ulkus ventrikuli, gastritis,


perlemakan hati, sirhosis hepatis),
kecelakaan atau cedera, konsentrasi
dan daya ingat menurun
 Ada problem hukum dan sosial akibat

penggunaan alkohol
 Gejala putus alkohol (berkeringat,

tremor, mual pagi hari dan halusinasi)


AKIBAT PENGGUNAAN ALKOHOL F10
PEDOMAN DIAGNOSTIK:
PENGGUNAAN ALKOHOL YG MERUGIKAN:
 Penggunaan alkohol berlebihan (>6

kaleng bir sehari)


 Menyebabkan Gangguan kesehatan fisik

 penyakit hepar, pendarahan saluran


cernak., Gangguan psikologis (depresi &
anxietas) atau menyebabkan
konsekuensi sosial yg merugikan
(kehilangan pekerjaan)
AKIBAT PENGGUNAAN ALKOHOL F10
PEDOMAN DIAGNOSTIK:
KETERGANTUNGAN ALKOHOL:
 Terus menggunakan alkohol walaupun

merugikan
 Sulit mengendalikan penggunaan alkohol.

 Keinginan yang kuat untuk menggunakan

alkohol.
 Gejala toleransi

 Sindrom putus alkohol (anxietas, tremor,

berkeringat) setelah berhenti minum


alkohol.
AKIBAT PENGGUNAAN ALKOHOL F10

PENATALAKSANAAN:
 Informasikan bhw ketergantungan adalah

penyakit dengan konsekuensi yang berat


 Kebiasaan minum alkohol dapat

merugikan janin dalam kandungan


 Berhenti secara mendadak dapat

menimbulkan gejala putus alkohol 


perlu pengawasan secara medis
AKIBAT PENGGUNAAN ALKOHOL F10
BAGI YANG INGIN SEGERA BERHENTI:
 Tetapkan satu hari untuk berhenti

 Diskusikan strategi untuk menghindari atau

mengatasi situasi risiko tinggi


 Buat rencana khusus untuk menghindari

minum alkohol (cara mengatasi stres tanpa


alkohol) Atau cara menolak tawaran dari
teman yang masih peminum
 Identifikasi keluarga atau teman yang

mendukung berhenti minum alkohol


 Bahas gejala & penatalaksanaan putus alkohol
AKIBAT PENGGUNAAN ALKOHOL F10
BAGI YANG INGIN MENGURANGI MINUM:

 Bicarakan sasaran untuk mengurangi


minum (misalnya 2 sloki wiski sehari
atau 2 hari bebas Alkohol tiap minggu
 Diskusikan strategi mengindari atau
mengatasi situasi risiko tinggi
 Perkenalkan perilaku swapantau dan
perilaku minum yang aman (batasi
waktu atau menunda minum)
AKIBAT PENGGUNAAN ALKOHOL F10
BAGI YANG BELUM MAU BERHENTI:
 Jangan bersikap menolak atau
menyalahkan pasien
 Jelaskan problem medis, psikologis
dan sosial akibat penggunaan alkohol
 Buat perjanjian untuk menilai
kembali kondisi kesehatan dan
penggunaan alkohol
AKIBAT PENGGUNAAN ALKOHOL F10
BAGI YANG TAK BERHASIL BERHENTI ATAU
KAMBUH:
Cari & beri penghargaan untuk setiap
keberhasilan
Bicarakan situasi yang menyebabkan

kambuh
Mulai lagi dengan langkah awal di

atas
Bentuk organisasi AA
AKIBAT PENGGUNAAN ALKOHOL F10
MEDIKASI:
 Putus Alkohol  beri Benzodiazepin

jangka pendek (klordiazepoxid 5 – 10


mg sekali atau 2 kali sehari
 Pasien rawat jalan harus dipantau

dengan cermat
 Putus Alkohol Berat dengan halusinasi

atau instabilitas saraf otonom  rawat


inap dan dosis benzodiazepin > besar
 Bisa diberi Disulfiram atau Metronidazol

3 X 500 mg sehari (tidak rutin)


G. MENTAL dan PERILAKU AKIBAT
PENGGUNAAN OPIOIDA F11.x
KELUHAN:
 Murung, gugup, insomnia, komplikasi fisik

 Kecelakaan/cedera akibat penggunaan


opioid
 Perubahan perilaku/penampilan atau fungsi
sehari-hari
 Keluhan rasa nyeri atau langsung minta
resep narkotika atau zat lain
 Problem hukum atau sosial
 Sering keluarga yang minta pertolongan
AKIBAT PENGGUNAAN OPIOIDA F11
MUNGKIN DIJUMPAI GEJALA PUTUS
ZAT:
 Pada pengguna opiat: mual, banyak

berkeringat, tremor
 Pada pengguna sedatif: anxietas,

tremor, halusinasi
 Pada pengguna stimulansia: depresi,

murung
AKIBAT PENGGUNAAN OPIOIDA F11
PEDOMAN DIAGNOSTIK:
 Penggunaan berat atau sering dari

opioida
 Terdapat kerugian fisik (cedera atau

komplikasi fisik), atau dampak sosial


yang merugikan
 Sulit mengendalikan penggunaan opioida

 Hasrat yang kuat menggunakan zat

 Terdapat toleransi dan sindrom putus zat


AKIBAT PENGGUNAAN OPIOIDA F11
PENATALAKSANAAN:
 Informasikan kepada pasien & keluarga

bahwa tujuan yang harus dicapai


adalah abstinensi
 Penggunaan zat selama kehamilan

akan merugikan bayi dalam kandungan


 Penggunaan zat secara I.V.  risiko

HIV, hepatitis dan lainnya.


 Diskusikan sikap waspada
G. MENTAL dan PERILAKU AKIBAT
PENGGUNAAN TEMBAKAU F17.x
KELUHAN:
 Bau tak menyenangkan di mulut,

batuk berdahak, sering menderita


infeksi saluran napas, tekanan darah
tinggi, nyeri dada, problem kesehatan
jantung, letih dan merasa kurang
sehat
 Banyak perokok ingin berhenti

merokok dan menyambut baik


bantuan untuk berhenti merokok
AKIBAT PENGGUNAAN TEMBAKAU F17
PEDOMAN DIAGNOSTIK:
 Penggunaan yang merugikan (menyebabkan

kerugian fisik & psikologis)  terus


menggunakan, tak mampu menghentikan,
timbul gejala putus tembakau
 Beberapa perokok menjadi ketergantungan

 Pada wanita hamil, anak dan remaja, orang

tua yang punya anak kecil dan penderita


penyakit yang dipengaruhi oleh kebiasaan
merokok, perlu segera mengurangi
penggunaan tembakau
AKIBAT PENGGUNAAN TEMBAKAU F17

PENATALAKSANAAN:
 Informasikan kepada Pasien dan

keluarga bahwa setiap penggunaan


tembakau dapat merugikan kesehatan.
Berhenti merokok akan meningkatkan
kesehatan
AKIBAT PENGGUNAAN TEMBAKAU F17
BAGI YANG INGIN SEGERA BERHENTI:
 Tetapkan satu hari tanpa rokok dan stop total

 Diskusikan strategi untuk menghindari atau

mengatasi situasi risiko tinggi


 Buat rencana khusus untuk menghindari

merokok lagi (cara menolak tawaran


merokok)
 Nasihati cara mengatasi ketagihan tembakau

 Identifikasi keluarga & teman yang

mendukung berhenti merokok


AKIBAT PENGGUNAAN TEMBAKAU F17
BAGI YANG INGIN MENGURANGI
ROKOK:
 Bicarakan sasaran untuk mengurangi

merokok (misalnya 5 batang rokok


sehari)
 Diskusikan strategi mengindari atau

mengatasi situasi risiko tinggi


 Perkenalkan perilaku swapantau dan

pola merokok yang terkendali (batasi


waktu atau menunda merokok)
AKIBAT PENGGUNAAN TEMBAKAU F17
BAGI YG BLM MAU BERHENTI:
 Jangan bersikap menolak atau

menyalahkan pasien
 Jelaskan efek merokok terhadap

kesehatan
 Buat perjanjian untuk mendiskusikan

status kesehatan dan merokok


 Program konseling merokok mungkin

bermanfaat
AKIBAT PENGGUNAAN TEMBAKAU F17

MEDIKASI:
 Preparat nikotin (Nikotinel)

mungkin dapat mengurangi gejala


putus nikotin
 Lebih efektif bila disertai konseling

berhenti merokok.
SKIZOFRENIA, dan
GANGGUAN PSIKOTIK
LAINNYA F2x.xx

Dr. Rh Budhi Muljanto SpKJ


GANGGUAN
PSIKOTIK

ORGANIK FUNGSIONAL

F 0x. F 2x.xx

F 3x.xx
F 4x.
G. Neurotik
Dr. Rh Budhi Muljanto SpKJ
STRUKTUR KLASIFIKASI GANGGUAN JIWA DAN PERILAKU

Gangguan 1. Gangguan organi F0 Gangguan mental organik, termasuk


mental organik dan simtomatik gangguan mental simtomatik
Dr. Rh Budhi Muljanto SpKJ

2. Gangguan akibat F1 gangguan mental dan perilaku akibat


alkohol dan penggunaan alkohol dan zat psikoaktif
obat/zat lainnya
Gangguan 1. Skizofrenia dan F2 Skizofrenia, gangguan skizotipal dan
mental psikotik gangguan yang gangguan waham
tekait
2. Gangguan afektif F3 Gangguan suasana perasaan
(mood[afektif])
Gangguan 1. Gangguan F4 Gangguan neurotik, gangguan
neurotik dan neurotik somatoform dan gangguan yang
gangguan berkaitan dengan stres
kepribadian
2. Gangguan F5 Sindrom perilaku yang berhubungan
kepribadian dan dengan gangguan fisiologis dan faktor
perilaku masa fisik
dewasa
F6 Gangguan kepribadian dan perilaku
masa dewasa
Gangguan masa 1. Retardasi mental F7 Retardasi Mental
kanak, remaja
2. Gangguan masa F8 Gangguan perkembangan psikologis
dan
kanak, remaja
perkembangan F9 Gangguan perilaku dan emosional
dan
dengan onset biasanya pada masa kanak
perkembangan
dan remaja
 prevalensi gangguan jiwa berat 1%
 50 juta orang dari 5 milyar penduduk
 Skizofrenia 1/1000 penduduk pada
umur 15-54 tahun
 prevalensinya antara 2-4 per 1000
penduduk
 Gangguan Psikotik adalah semua
kondisi yang memberi indikasi tentang
terdapatnya hendaya (impairment)
dalam kemampuan daya nilai realitas

Dr. Rh Budhi Muljanto SpKJ


SKIZOFRENIA,
GANGGUAN SKIZOTIPAL dan
GANGGUAN WAHAM F2x.x

 halusinasi,
 waham dan
 gangguan perilaku

Dr. Rh Budhi Muljanto SpKJ


 Seabad yang lalu, terminologi yang digunakan yaitu
“kegilaan” yang kemudian didefinisikan lebih baik oleh
seorang psikiater Jerman bernama Emil Kraepelin,
disebut dementia praecox dan penyakit manik-depresi
(1899)
 Eugen Bleuler, seorang psikiater dari Swiss
mendefinisikan ulang konsep dementia praecox,
berdasarkan pengamatan klinis yang dilakukannya dan
untuk pertama kali menggunakan terminologi
skizofrenia (1911).
 Skizofrenia merupakan suatu penyakit yang
mengganggu dan menyebabkan ketidakmampuan
untuk melalukan suatu pekerjaan secara benar
(disability), dengan suatu manifestasi gejala yang khas.
Dr. Rh Budhi Muljanto SpKJ
 Skizofrenia dan gangguan bipolar
mempengaruhi lebih dari 130 juta penduduk
dunia
• Skizofrenia berkisar 1% dari total populasi
• Gangguan bipolar diestimasikan mencapai
1.6%
 Tidak ada perbedaan pada jenis kelamin, baik
wanita dan laki-laki sama potensinya
 Skizofrenia dan gangguan bipolar bisa terjadi
pada semua kelompok suku dan bangsa
Dr. Rh Budhi Muljanto SpKJ
 Patofisiologi kondisi-kondisi tersebut belum
dipahami sepenuhnya
 Peranan sistem neurotransmiter, termasuk di
dalamnya adalah:
• dopamine
• serotonin
• norepinephrine (dikenal sebagai noradrenaline)
 Area dari otak yang berperan adalah:
• Sistem limbic
• Area striatum
• Area prefrontal cortex

Dr. Rh Budhi Muljanto SpKJ


SKIZOFRENIA F20.x
 distorsi pikiran dan persepsi yang
mendasar
 afek yang tidak wajar
 Kesadarannya jernih
 kemampuan inteletual dipertahankan
 sering tidak masuk akal atau bizzare
 Kebingungan dijumpai pada awal penyakit
 Suasana perasaan tampak dangkal, cepat
berubah-ubah, atau tidak serasi.
Dr. Rh Budhi Muljanto SpKJ

Ambivalensi dan gangguan kemauan


SKIZOFRENIA F20.x
KELUHAN:
 Sulit berpikir dan berkonsentrasi

 Mendengar suara yang tak ada sumber

 Keyakinan yang aneh (memiliki kekuatan

supra natural)
 Keluhan fisik yang aneh, problem atau

pertanyaan yang berkaitan dengan


antipsikotik
 Mungkin apatis, menarik diri, higiene dan

kebersihan diri yang buruk atau perilaku aneh


SKIZOFRENIA F20.x
PEDOMAN DIAGNOSTIK:
Terdapat problem kronik dengan
gambaran:
 Menarik diri secara sosial

 Minat atau motivasi rendah,

pengabaian diri
 Gangguan berpikir yang tampak dari

pembicaraan yang tidak terangkai


atau aneh
SKIZOFRENIA F20.x

PEDOMAN DIAGNOSTIK:
EPISODE PERIODIK BERUPA:
 Agitasi atau kegelisahan

 Perilaku aneh

 Halusinasi (misalnya mendengar

suara bisikan di telinga


 Delusi/waham
Pola Perjalanan Penyakit
 F20.x0 Berkelanjutan
 F20.x1 Episodik dengan
kemunduran progresif
 F20.x2 stabil
 F20.x3 berulang
 F20.x4 Remisi tak sempurna
 F20.x5 Remisi sempurna
 F20.x8 Lainnya
 F20.x9 Periode pengamatan
kurang dari satu tahun
Dr. Rh Budhi Muljanto SpKJ
SKIZOFRENIA PARANOID F20.0
 halusinasi pendengaran dan gangguan
persepsi lainnya
 waham-waham kejaran, rujukan
(reference), waham dikendalikan,
"exalted birth", mempunyai misi khusus,
perubahan tubuh atau kecemburuan
 halusinasi yang mengancam dirinya atau
memberi perintah, atau halusinasi
pendengaran  yang bukan bentuk verbal
seperti suara peluit, dengungan, atau
bunyi tertawa

Dr. Rh Budhi Muljanto SpKJ


SKIZOFRENIA HEBEFRENIK F20.1
 waham dan halusinasi yang bersifat
mengam­bang serta terputus-putus
 perilaku tidak bertanggung jawab dan
tidak dapat diramalkan, serta
mannerisme
 Afek inappropriate, giggling/silly
 Proses pikirnya mengalami
disorganisasi dan pembicaraannya
tidak menentu sampai inkoheren
 prognosis yang buruk
Dr. Rh Budhi Muljanto SpKJ
SKIZOFRENIA KATATONIK F20.2

 gangguan psikomotor yang


dominan dan dapat bervariasi
 hiperkinesis dan stupor
 otomatis dan negativisme
 flexibilitas serea

Dr. Rh Budhi Muljanto SpKJ


DEPRESI PASCA-SKIZOFRENIA F20.4

 gejala skizofrenia yang menetap


 Depresinya bagian dari
skizofrenia
 lebih dari 2 minggu
 peningkatan risiko bunuh diri

Dr. Rh Budhi Muljanto SpKJ


SKIZOFRENIA RESIDUAL F20.5

 stadium khronis dalam


perkembangan suatu
gangguan skizofrenik
 ditandai oleh gejala-gejala
"negatif" jangka panjang

Dr. Rh Budhi Muljanto SpKJ


SKIZOFRENIA SIMPLEX F20.5
 bersifat perlahan tetapi progresif
 Tidak terdapat waham dan halusinasi
 Ciri-ciri "negatif" (misalnya, afek
yang tumpul, hilangnya dorongan
kehendak) timbul tanpa didahului
oleh gejala-gejala psikotik yang overt

Dr. Rh Budhi Muljanto SpKJ


GANGGUAN SKIZOTIPAL F20.x
 perilaku eksentrik
 anomali-anomali dalam berpikir
 afek yang mirip dengan skizofrenia
 perilaku/penampilan yang ganjil
 hubungan sosial yang buruk atau
cenderung menarik diri
 kepercayaan yang aneh atau
berpikiran magik
 pikiran yang kurang jelas dan
kurang tajam
Dr. Rh Budhi Muljanto SpKJ
GANGGUAN WAHAM MENETAP
 waham yang berlangsung lama
 berkembangnya waham baik tunggal
maupun sebagai suatu sistem waham
yang menetap dan kadang-kadang
seumur hidup
 waham kejaran, hipokhondrik atau
waham kebesaran, berhubuingan dg
suatu perkara keadilan, kecemburuan,
keyakinan bahwa tubuhnya dibentuk
secara abnormal, bahwa orang lain
berpendapat dirinya berbau atau
homosexual
Dr. Rh Budhi Muljanto SpKJ
GANGGUAN PSIKOTIK AKUT
dan SEMENTARA F23.x
KELUHAN MUNGKIN:
 Mendengar suara-suara

 Keyakinan atau ketakutan yang aneh atau

asing
 Kebingungan

 Was-was

 Keluarga mungkin minta pertolongan karena

perubahan perilaku termasuk perilaku aneh


atau menakutkan (menarik diri, curiga atau
mengancam)
GANGGUAN PSIKOTIK AKUT dan
SEMENTARA F23.x
 2 minggu atau kurang
 prognosis yang baik
 Kesembuhan yang sempurna
biasanya terjadi dalam 2 - 3 bulan
 hanya sebagian kecil dari pasien
dengan gangguan ini berkembang
menjadi keadaan yang menetap
atau berhendaya
 Dengan/tanpa penyerta stres akut
Dr. Rh Budhi Muljanto SpKJ
GANGGUAN PSIKOTIK AKUT dan
SEMENTARA F23.x
PEDOMAN DIAGNOSTIK:
Awitan/onset baru dari:
 Halusinasi

 Waham

 Agitasi atau perilaku aneh (bizarre)

 Pembicaraan aneh atau kacau

 Keadaan emosional labil atau ekstrem

 Gejala timbul mendadak (< 1 bulan)


GANGGUAN PSIKOTIK AKUT dan
SEMENTARA F23.x
PENATALAKSANAAN:
 Informasikan kepada keluarga bahwa agitasi dan

perilaku aneh adalah gejala penyakit. Episode akut


 prognosis seringkali baik, tapi perjalanan
penyakit sukar diramalkan. Perlu pengobatan
berkesinambungan selama beberapa bulan setelah
gejala hilang
 Upayakan keamanan pasien & yang merawatnya:

• Keluarga/teman harus mendampingi


• Penuhi kebutuhan dasar
• Hati-hati agar pasien tak mengalami cedera
GANGGUAN PSIKOTIK AKUT dan
SEMENTARA F23.x
KONSULTASI SPESIALISTIK:
 Jika ada fasilitas  pertimbangkan

konsultasi bagi semua kasus baru


Gangguan Psikotik
 Bila terdapat efek samping motorik

yang berat, atau timbul demam,


ketakutan dan hipertensi 
hentikan obat dan rujuk pasien ke
RS
GANGGUAN WAHAM TERINDUKSI

 terjadi pada dua orang atau lebih


yang mempunyai hubungan emosional
yang erat
 Hanya seorang saja yang menderita
gangguan psikotik sesungguhnya
 biasanya menghilang apabila orang
tersebut dipisahkan
 waham yang orisinil maupun
induksinya biasanya bersifat khronis

Dr. Rh Budhi Muljanto SpKJ


Dr. Rh Budhi Muljanto SpKJ
Dr. Rh Budhi Muljanto SpKJ
GANGGUAN SKIZOAFEKTIF F25.x

 berlangsung episodik
dengan gejala afektif dan
skizofrenik
 Gejala afektif yang timbul
bisa manik maupun
depresif
Dr. Rh Budhi Muljanto SpKJ
SKIZOFRENIA, GANGGUAN SKIZOTIPAL
dan GANGGUAN WAHAM F2x.x
PENATALAKSANAAN:
 Informasikan kepada keluarga bahwa

perilaku aneh & agitasi adalah gejala


gangguan jiwa. Gejala dapat hilang timbul 
perlu periksa & obat secara teratur
 Dorong pasien agar berfungsi optimal dalam

kehidupan sehari-hari
 Kurangi stres, hindari konfrontasi,

argumentasi dan mengeritik


 Bila gejala berat  istirahat & kurangi stres
 Gangguan jiwa berat, seperti halnya skizofrenia dan
bipolar merupakan gangguan psikotik yang perlu
penanganan cepat dan adekuat
 Ada banyak tantangan yang perlu ditangani baik ada
sisi klinisi, pasien, dan obat-obatan yang diberikan
 Efek samping obat, misalnya EPS dan peningkatan
kadar prolaktin, akan sangat menentukan tingkat
kepatuhan pasien dalam menjalankan terapinya
 Perlunya ada suatu preparat yang bisa memberikan
efikasi yang sesuai, efek samping obat yang minimal,
pemberian obat yang simple, dan harga yang
terjangkau.

Dr. Rh Budhi Muljanto SpKJ


SKIZOFRENIA, GANGGUAN SKIZOTIPAL
dan GANGGUAN WAHAM F2x.x
MEDIKASI:
 Beri tahu keluarga bhw medikasi yang teratur

akan mengurangi risiko kekambuhan.


Antipsikotik diberikan minimal 3 bulan setelah
episode pertama & lebih lama setelah episode
berikutnya. Beberapa pasien perlu jangka
panjang, atau mungkin bisa seumur hidup
 Beri tahu keluarga tentang kemungkinan efek

samping obat
SKIZOFRENIA, GANGGUAN SKIZOTIPAL
dan GANGGUAN WAHAM F2x.x
KONSULTASI SPESIALISTIK:
 Jika ada fasilitas  pertimbangkan konsultasi

bagi semua kasus untuk memastikan


diagnosis dan pemberian terapi yang sesuai
 Terdapat depresi atau mania dengan

gangguan psikotik, yang mungkin butuh


terapi lain
 Bila terdapat efek samping motorik yang

berat
SKIZOFRENIA, GANGGUAN SKIZOTIPAL
dan GANGGUAN WAHAM F2x.x
MEDIKASI:
 Beri antipsikotik yang dimulai dengan dosis rendah

& tingkatkan secara bertahap (Haloperidol 3 X 2-5


mg sehari atau CPZ 3 X 100-200 mg sehari).
 Bila agitasi akut  beri antianxietas (misalnya

lorazepam 3 X 1-2 mg sehari


 Bagi pasien yang tak patuh makan obat  dapat

diberi antipsikotik depot (misalnya Haloperidol


Dekanoat atau Modecate yang diberikan 1 X
sebulan IM
SKIZOFRENIA, GANGGUAN SKIZOTIPAL
dan GANGGUAN WAHAM F2x.x
MEDIKASI:
MONITOR EFEK SAMPING OBAT
 Distonia atau spasme akut  beri suntikan

Benzodiazepin (Diazepam 10 mg IM) atau


antiparkinson (Sulfas Atropin 1-2 ampul IM atau
Difenhidramin 2 ml IM
 Akatisia (kegelisahan motorik berat)  kurangi

dosis atau beri ß Blocker


 Gejala Parkinson (tremor, akinesia)  beri

Antiparkinson oral (Tihexyphenidyl 1-3 X 2mg


sehari)
NEUROLEPTIK ATIPIK
GENERASI KEDUA

CLOZAPINE RISPERIDONE

SKIZOFRENIA
 PRIMER (KLINIK)
EFEK  SEKUNDER

KEUNGGULAN

PERLUASAN INDIKASI Dr. Rh Budhi Muljanto SpKJ


Neuroleptik Dosis Dosis Sedasi Otonomik Ekstra
Ekivalen per hari Piramd
Clozapine (clozaril) 25 25-75 ++++ + -
Levomepromazine (nozinan) 25 50-300 ++++ ++ +
Quetiapine (seroquel) 100 200-600 +++ + -
Olanzapine (zyprexa) 5 10-30 ++ + -
Thioridazine (melleril) 100 100-900 +++ +++ +
Chlorpromazine (largactil) 100 150-1600 +++ +++ ++
Flufenazine (anatensol) 5 5-60 ++ + +++
Sulpiride (dogmatil) 200 200-1600 + + +
Risperidone (risperdal) 2 2-9 + + +
Pimozide (orap) 2 2-6 + + ++
Perphenazine (trilafon) 8 8-48 + + +++
Trifluoperazine (stelazine) 5 5-60 + + +++
Haloperidol (haldol) 2 2-100 + + ++++

Dr. Rh Budhi Muljanto SpKJ


Menuju penanganan klinis yang seimbang dalam
memilih antipsikotik untuk pasien yang gaduh-
gelisah

Consumer
Adverse
choice and
effects of
perceived
Evaluation medications Calming
safety
and effect and
therapeutic transition
alliance to care

Optimum
clinical
management

Rapid Effective
Assessment Intervention
Dr. Rh Budhi Muljanto SpKJ
Dampak Efek Samping terhadap
kesembuhan pasien

Efek Samping Mengurangi


Kualitas
Extrapyramidal (EPS) hidup(Well Ketidakpatuhan
Weight gain
Sexual dysfunction
being,
satisfaction)

• Kekambuhan
• Rehospitalisasi
• Bunuh diri
• Keterbatasan
fungsi sosial

Kane 2001; Kurzthaler & Fleischhacker 2001; Chabungbam et al 2007; Weiden 20


Dr. Rh Budhi Muljanto SpKJ

135
GANGGUAN AFEKTIF
[MOOD]
F30.xx-F39.xx
GANGGUAN MOOD [AFFEKTIF]

 Gangguan Afek atau Alam


Perasaan (mood) yang disertai
Sindrom Manik atau Depresif
 Yang termasuk dalam gangguan
Psikotik adalah Gangguan
Affektif Berat

Dr. Rh Budhi Muljanto SpKJ


GANGGUAN AFFEKTIF
KELUHAN:
 Pasien mungkin mengalami periode

depresi, mania atau eksaserbasi dengan


pola seperti di bawah ini
 Salah satu episode bisa sangat menonjol

 Diantara kedua episode  bisa ditemukan

suasana perasaan yang normal


 Pada kasus berat  terdapat halusinasi

atau waham
Dr. Rh Budhi Muljanto SpKJ
Dr. Rh Budhi Muljanto SpKJ
Dr. Rh Budhi Muljanto SpKJ
I. (Kelompok) Gangguan Bipolar:
Termasuk dalam kelompok ini Gangguan
Affektif berat yang ada atau pernah ada
episode maniknya, dengan atau tanpa
episode depresi berat.
1) Gangguan Bipolar tipe manik
2) Gangguan Bipolar episode Manik
3) Gangguan Bipolar episode
Depresif
4) Gangguan Bipolar Campuran
5) Gangguan Bipolar dalam kondisi
yang tidak ditentukan

Dr. Rh Budhi Muljanto SpKJ


II.(Kelompok) Depresi Berat:
Termasuk dalam kelompok ini
Gangguan Afektif Berat yang tidak
pernah ada episode maniknya,
melain­kan hanya episode depresi
berat semata-mata.
 1) Depresi Berat Episode
Tunggal
 2) Depresi Berat berulang

Dr. Rh Budhi Muljanto SpKJ


Melankolia
Paling sedikit terdapat tiga dari hal-hal berikut:
 Suatu kwalitas yang khas dari affek depresi,

yg dirasakan jelas berbeda dg perasaan yg


 dihayati apabila seseorang yang dicintainya
meninggal dunia.
 Depresi itu biasanya makin hebat dipagi hari.

 Cepat terjaga dipagi buta paling sedikit 2 jam

sebelum waktu bangun tidur yang lazim.


 Retardasi atau agitasi psikomotor yang jelas

 Berkurangnya secara jelas nafsu makan atau

 penurunan berat badan.


 Rasa yang berlebihan atau yang tak sesuai

Dr. Rh Budhi Muljanto SpKJ


GANGGUAN BIPOLAR F31.x
PEDOMAN DIAGNOSTIK:
Episode manik dengan gejala:
 Aktivitas & tenaga bertambah

 Bicara cepat

 Kebutuhan tidur berkurang

 Perhatian mudah teralih

 Peningkatan suasana perasaan &

mudah tersinggung
 Kehilangan hambatan

 Merasa diri penting secara berlebihan


GANGGUAN BIPOLAR F31.x

PEDOMAN DIAGNOSTIK:
Episode depresi dengan gejala:
 Suasana perasaan yang menurun dan

sedih
 Kehilangan minat atau kemampuan

untuk merasa senang


GANGGUAN BIPOLAR F31.x
PEDOMAN DIAGNOSTIK:
Gejala penyerta yang sering
ditemukan
 Gangguan tidur

 Rasa bersalah atau rendah diri

 Kelelahan atau kehilangan tenaga

 Konsentrasi buruk

 Gangguan nafsu makan

 Pikiran atau tindakan bunuh diri


GANGGUAN BIPOLAR F31.x
PENATALAKSANAAN:
 Informasikan kepada keluarga bahwa

perubahan suasana perasaan dan


perilaku adalah gejala penyakit.
Tersedia pengobatan yang efektif &
pengobatan jangka panjang dapat
mencegah kambuh. Jika tak diobati,
episode manik dapat membahayakan,
terutama bila diserta psikotik.
GANGGUAN BIPOLAR F31.x
PENATALAKSANAAN:
Selama depresi, tanyakan tentang bunuh diri
 Pikiran tentang mati atau kematian

 Rencana bunuh diri

 Upaya yang serius untuk bunuh diri di masa

lampau
 Apakah pasien yakin tidak akan bertindak

atas dasar ide bunuh diri


 Risiko yang merugikan orang lain

Mungkin diperlukan pengamatan ketat oleh


keluarga
GANGGUAN BIPOLAR F31.x
PENALAKSANAAN:
Selama episode manik:
 Hindari konfrontasi, kecuali untuk

mencegah tindakan berbahaya


 Hati-hati terhadap perilaku impulsif

 Perlu pengawasan yang ketat oleh

keluarga
 Jika agitasi berat  pertimbangkan

rawat inap
GANGGUAN BIPOLAR F31.x
MEDIKASI:
 Bila agitasi, eksitasi atau perilaku

kacau  awalnya beri antipsikotik


(Haloperidol 3 X 2-5 mg sehari atau
CPZ 3 X 100-200 mg sehari).
 Bila agitasi akut  beri antianxietas

(misalnya lorazepam 4 X 1-2 mg sehari


 Bila pasien sudah tenang  dapat

diberi Karbamazepin 3 X 200 mg


sebagai stabilisator perasaan
 Selama periode depresi  antidepresan
GANGGUAN BIPOLAR F31.x

KONSULTASI SPESIALISTIK:
 Jika ada risiko bunuh diri atau perilaku

kacau
 Jika gejala depresi tetap berlanjut

walau sudah diberi obat


GANGGUAN DEPRESI F32.xx
KELUHAN:
 Pasien mungkin semula mengemukakan 1

atau lebih gejala fisik


 Pemeriksaan selanjutnya ditemukan gejala

depresi atau kehilangan minat


 Kadang-kadang mengeluh iritabilitas

 Khusus pada anak & remaja, manifestasi

depresi sering dalam bentuk Gangguan


tingkah laku, menarik diri atau “acting out”
(sikap menentang, ngebut, mencari
perkelahian dan perilaku mencederai diri
lainnya)
GANGGUAN DEPRESI F32.xx
PEDOMAN DIAGNOSTIK:
 Suasana perasaan rendah atau sedih

 Kehilangan minat atau gairah

 Sering disertai gejala:

• Gangguan tidur
• Rasa bersalah atau hilang percaya diri
• Kelelahan atau libido turun
• Gangguan nafsu makan
• Pikiran atau tindakan bunuh diri
• Sulit konsentrasi
• Sering disertai anxietas atau gelisah
GANGGUAN DEPRESI F32.xx
PEDOMAN DIAGNOSTIK
 Bila terdpt suasana perasaan sedih atau

kehilangan minat menonjol selama 2 minggu


dan ditemukan 4 atau lebih gejala berikut:
• Lelah atau kehilangan tenaga
• Konsentrasi kurang
• Agitasi atau gerakan & pembicaraan lambat
• Gangguan tidur dan bangun dini hari
• Rasa bersalah
• Gangguan nafsu makan
GANGGUAN DEPRESI F32.xx
PENATALAKSANAAN:
 Informasikan kepada keluarga bahwa

depresi adalah penyakit yang lazim dan


tersedia terapi yang efektif. Depresi bukan
kelemahan atau malas, pasien berusaha
keras mengatasi tapi tak berdaya
 Telusuri risiko bunuh diri, bila ada  perlu

pengawasan yang ketat atau rawat di RS.


Tanyakan perilaku mencederai orang lain
 Rencanakan kegiatan yang menyenangkan

pasien
GANGGUAN DEPRESI F32.xx
PENATALAKSANAAN:
 Dorong pasien untuk melawan pesimisme

atau kritik diri yang berlebihan


 Identifikasi adanya stres sosial atau

problem kehidupan, Fokuskan pada langkah


kecil yang dapat mengatasi problem
 Bila terdpt gejala fisik  bicarakan

hubungan antara gejala fisik & suasana


perasaan
 Rencana tindakan yang harus diambil jika

kambuh
GGN DEPRESI F32#
MEDIKASI:
 Pd kasus berat  beri medikasi sejak

kunjungan pertama
 Pd kasus sedang  pertimbangkan medikasi

pd kunjungan berikut atau jika konseling


tidak menolong
 Pilihan medikasi:

• Obat yg bereaksi baik pd masa lampau


• Pd usila atau sakit fisik  pilih obat dg efek
samping antikolinergik dan kardiovaskuler yg
rendah
• PS cemas atau tak bisa tidur  obat dg sedatif yg
kuat
GGN DEPRESI F32#
MEDIKASI:
 Beri antidepresan sp mencapai dosis efektif

(misalnya imipramin dg dosis 25 – 50 mg


setiap malam naikkan sp 100 – 150 sehari
dg dosis terbagi
 Pd usila atau sakit fisik  dosis rendah atau

beri jenis lain


 Jelaskan bhw obat hrs diminum secara

teratur dan perbaikan akan terjadi stl 2-3


minggu. Mungkin timbul efek samping ringan
dan akan hilang stl 7-10 hari
 Lanjutkan antidepresan sp 3 bln keadaan

baik
GGN DEPRESI F32#
KONSULTASI SPESIALISTIK JIKA:
 Jika ada risiko bunuh diri atau

berbahaya bagi orang lain


 Gejala psikotik

 Jika gejala depresi tetap berlanjut

walau sudah diberi obat


 Butuh psikoterapi yg mendalam
Dr. Rh Budhi Muljanto SpKJ
GANGGUAN NEUROTIK
 F40.xx Gangguan ANXIETAS FOBIK
 F41.xx Gangguan ANXIETAS lainnya
 F42.xx Gangguan OBSESIF KOMPULSIF
 F43.2 Reaksi thd Stres Berat dan
Gangguan PENYESUAIAN
 F44.xx Gangguan DISOSIATIF
[Konversi]
 F45.xx Gangguan SOMATOFORM
 F48.x Gangguan Neurotik lainnya
GANGGUAN ANXIETAS FOBIK F40.x
KELUHAN:
 Rasa takut terhadap objek/situasi

tertentu  pasien menghindar atau


membatasi kegiatan
 Sulit bepergian seperti ke pasar

 Kadang disertai gejala fisik (berdebar,

napas pendek, asma). Setelah


anamnesis terungkap rasa takut yang
khas
GANGGUAN ANXIETAS FOBIK F40.x

 F40.0 Agorafobia
 F40.00 Agorafobia tanpa serangan panik
 F40.01 Agorafobia dg serangan panik
 F40.1 Fobia Sosial
 F40.2 Fobia khas (terisolasi)
 F40.8 Agorafobia lainnya
 F40.9 Agorafobia YTT
GANGGUAN ANXIETAS FOBIK F40.x
PEDOMAN DIAGNOSTIK:
 Rasa sangat takut yang tak beralasan
terhadap tempat, peristiwa, situasi atau objek
tertentu, Pasien sering menghindari situasi tsb
 Situasi yang umum ditakuti:
• Meninggalkan rumah
• Tempat terbuka
• Bicara di depan umum
• Keramaian atau tempat umum
• Bepergian dengan bis, mobil, kereta api,
pesawat
• Peristiwa sosial
GANGGUAN ANXIETAS FOBIK F40.x

PEDOMAN DIAGNOSTIK:
 Pasien mungkin tak mampu

meninggalkan rumah atau tinggal


seorang diri karena takut
 Agorafobia (takut di tempat ramai

 panik). Sosialfobia (takut


menjadi pusat perhatian 
kepribadian menghindar
GANGGUAN ANXIETAS FOBIK F40.x
PENATALAKSANAAN:
 Informasikan bahwa fobia bisa diobati dan

menghindari situasi yang ditakuti akan


menambah rasa takut
 Buat daftar semua situasi yang ditakuti dan

dihindari
 Diskusikan cara menghadapi rasa takut

 Tentukan seorang teman/keluarga yang

dapat menolong
 Hindari minum alkohol atau obat penenang

tanpa petunjuk dokter


GANGGUAN ANXIETAS FOBIK F40.x

PENATALAKSANAAN:
 Rencanakan serangkaian langkah

tertentu:
• Tentukan langkah pertama untuk
menghadapi situasi, misalnya keluar
rumah sebentar bersama teman
• Praktekkan langkah ini tiap hari selama 1
jam
• Kurangi gejala fisik dan rasa takut 
mengatur nafas dan rileks
GANGGUAN ANXIETAS FOBIK F40.x
MEDIKASI:
 Bila metode di atas tak menolong 

beri antianxietas (misalnya diazepam


2-3 X 2-5 mg. Penggunaan yang terus
menerus dapat menimbulkan
ketergantungan
 Bila terdapat depresi  antidepresan

(imipramin 2-3 X 25 – 50 mg/hari


 ß bloker dapat mengurangi gejala fisik
GANGGUAN ANXIETAS FOBIK F40.x

KONSULTASI SPESIALISTIK:
 Rasa takut menetap sehingga

mengganggu kegiatan pasien


 Pasien yang belum sembuh dengan

terapi di atas
 Untuk mendapatkan Psikoterapi atau

terapi tingkah laku


GANGGUAN ANXIETAS
LAINNYA F41.x
 F41.0 Gangguan Panik
GANGGUAN PANIK F41.0

KELUHAN:
 Pasien datang dengan 1 atau lebih

gejala fisik (nyeri dada, pusing,


napas pendek)
 Anamnesis lebih lanjut  ada

gejala panik
GANGGUAN PANIK F41.0
PEDOMAN DIAGNOSTIK:
 Serangan panik mendadak, berkembang

dengan cepat & hanya beberapa menit


 Disertai palpitasi, nyeri dada, rasa

tercekik, mual, pusing, perasaan bahwa


keadaan menjadi tak realistik, takut akan
terjadi bencana terhadap diri (hilang
kendali diri, menjadi gila, serangan
jantung dan mati mendadak)
 Takut timbul serangan lagi  menghindari

tempat/situasi yang mengingatkan


serangan
GANGGUAN PANIK F41.0
PEDOMAN DIAGNOSTIK:
 Singkirkan kondisi medis yang

mirip gejala panik (iskemia otak,


aritmia, penyakit jantung koroner,
tirotoksikosis)
GANGGUAN PANIK F41.0

PENATALAKSANAAN:
 Informasikan bahwa panik adalah

gangguan yang lazim & dapat


diobati. Anxietas sering
menghasilkan sensasi fisik dan
pikiran yang menakutkan. Semua
itu akan berlalu bila anxietas
diatasi. Pemusatan perhatian
terhadap gejala fisik  menambah
rasa takut
GANGGUAN PANIK F41.0
PENATALAKSANAAN:
 Bila terjadi panik, lakukan :

• Diam di tempat sampai serangan panik


berlalu
• Pusatkan pikiran untuk mengatasi anxietas
• Atur napas
• Katakan pada diri bhw ini adalah serangan
panik dan akan segera berlalu.
• Perhatikan waktu berlalunya dengan jam
tangan. Rasanya spt lama walau
sebenarnya hanya sebentar
GANGGUAN PANIK F41.0

PENATALAKSANAAN:
 Identifikasi rasa takut yang berlebihan

selama serangan panik (misalnya takut


serangan jantung
 Diskusikan cara menghadapi rasa takut

selama serangan panik


 Kelompok tolong diri dapat membantu

pasien mengatasi gejala dan rasa takut


GANGGUAN PANIK F41.0
MEDIKASI:
 Bila serangan sering & berat atau pasien
mengalami depresi  beri antidepresan
(imipramin 25 mg malam hari, tingkatkan
sp 100-150 mg malam hari
 Pasien dengan serangan yang jarang &
terbatas  beri antianxietas jangka
pendek (Lorazepam 0,5-1 mg 1-3 X sehari
atau Alprazolam 0,25-1 mg 1-3 X sehari.
Penggunaan yang terus menerus dapat
menimbulkan ketergantungan dan gejala
panik akan timbul kembali bila dihentikan
 Hindari pemeriksaan penunjang atau
medikasi yang tak perlu
GANGGUAN PANIK F41.0

KONSULTASI SPESIALISTIK:
 Serangan berat masih berlanjut setelah

terapi di atas
 Pasien yang belum baik dengan terapi

di atas  rujuk ke Psikiater/Psikolog


 Umumnya panik menyebabkan gejala

fisik, hindari konsultasi medis yang tak


perlu
GGN ANXIETAS MENYELURUH F41.1

KELUHAN:
 Mula-mula PS memperlihatkan gejala

fisik yg berkaitan dg ketegangan


(sefalgia, jantung berdebar keras) atau
dg insomnia
 Anamnesis lb lanjut menunjukkan

anxietas yg menonjol
GGN ANXIETAS MENYELURUH F41.1
PEDOMAN DIAGNOSTIK:
Selain ciri khas di atas terdapat pula:
 Ketegangan mental (cemas/bingung, rasa

cemas atau gugup, konsentrasi buruk)


 Ketegangan fisik (gelisah, sefalgia, tremor,

tidak bisa santai)


 Pembangkitan gejala fisik (pusing,

berkeringat, denyut jantung cepat atau


keras, mulut kering, nyeri perut)
 Gejala bisa berlangsung berbulan-bulan dan

srg muncul kembali, srg dicetuskan oleh


peristiwa yg menegangkan
GGN ANXIETAS MENYELURUH F41.1
PENANGANAN:
 Informasikan bhw stres & rasa kuatir

keduanya mempunyai efek fisik & mental.


Pertolongan yg efektif adl mempelajari
keterampilan untuk mengurangi efek stres
(bukan medikasi sedatif)
 Mengenali, menghadapi dan menantang

kekhawatiran yg berlebihan  dpt


mengurangi gejala anxietas
 Diskusikan cara menghadapi kekhawatiran

yg berlebihan ini pd saat muncul


GGN ANXIETAS MENYELURUH F41.1
PENANGANAN:
 Praktek metode relaksasi harian untuk

mengurangi gejala fisik dr ketegangan


 Dorong PS untuk mengikuti kegiatan &

latihan yg menyenangkan dan


mengulangi kegiatan yg pernah
menolong pd masa lalu
 Latihan fisik yg teratur
GGN ANXIETAS MENYELURUH F41.1
MEDIKASI:
 Antianxietas (Diazepam 5-10 mg
malam hari) yg digunakan tidak lb dr 2
minggu
 Beta bloker dpt mengurangi gejala fisik

 Bila terdapat gejala depresi  beri


antidepresan
GGN ANXIETAS MENYELURUH F41.1

KONSULTASI SPESIALISTIK JIKA:


 Anxietas berat berlangsung lb dr 3

minggu
GGN CAMPURAN ANXIETAS
& DEPRESI F41.2
GGN CAM.PANXIETAS & DEPRESI F41.2

KELUHAN:
 PS memperlihatkan berbagai gejala

anxietas dan depresi


 Mula-mula mungkin terdapat 1 atau

lebih gejala fisik (kelelahan, rasa nyeri)


 Anamnesis lb lanjut  terdpt perasaan

depresi dan atau anxietas


GGN CAM.PANXIETAS & DEPRESI F41.2

PEDOMAN DIAGNOSTIK:
Suasana perasaan murung atau sedih:
 Kehilangan minat dan rasa senang

 Anxietas dan kekuatiran yg menonjol


GGN CAM.PANXIETAS & DEPRESI F41.2
PEDOMAN DIAGNOSTIK:
Gejala penyerta yg srg:
 GGN tidur

 Kelelahan atau kehilangan enersi

 GGN berkonsentrasi

 GGN nafsu makan

 Mulut kering

 Tegang dan gelisah, Tremor, palpitasi

 Pusing

 Libido turun

 Pikiran & tindakan bunuh diri


GGN CAM.PANXIETAS & DEPRESI F41.2
PENANGANAN:
 Informasikan bhw stres & rasa kuatir

keduanya mempunyai efek fisik &


mental. Problem ini merupakan cara PS
mencoba mengatasi stres
 Praktek relaksasi  kurangi gejala fisik

& mental
 Rencanakan kegiatan yg membuat PS

rileks atau yg menolong pd masa lalu


 Jika ada gejala fisik  diskusikan

hubungan antara gejala fisik dan


distres mental
GGN CAM.PANXIETAS & DEPRESI F41.2
PENANGANAN:
 Praktek metode pemecahan problem

yg terstruktur
• Temukan peristiwa pencetus dan atasi dg
langkah-langkah praktis
• Bicarakan upaya PS untuk mengatasinya
• Kenali bbrp tindakan yg dpt dilakukan bbrp
minggu mendatang
 Tanyakan risiko bunuh diri
GGN CAM.PANXIETAS & DEPRESI F41.2

MEDIKASI:
Pada kasus ringan:
 Medikasi merupakan komponen
sekunder
 Jika terdapat gejala depresi berat 
beri antidepresan
GGN CAM.PANXIETAS & DEPRESI F42

KONSULTASI SPESIALISTIK JIKA:


 Anxietas berat berlangsung lb dr 3

minggu
GGN OBSESIF KOMPULSIF F42
GGN OBSESIF KOMPULSIF F42

KELUHAN:
 PS mengeluh melakukan pekerjaan

berulang-ulang dan tak kuasa untuk


mengendalikannya, walau mereka
menyadari bhw pekerjaan itu tak ada
gunanya
GGN OBSESIF KOMPULSIF F42
PEDOMAN DIAGNOSTIK:
 Obsesi adl pikiran yg berulang & tak
dpt dihindari & menimbulkan anxietas
 Kompulsif adl perilaku yg berulang &
tak dpt dihindari untuk mengurangi
kecemasan akibat pikiran yg berulang
itu (misalnya memeriksa, mencuci,
membersihkan, menghitung dll)
 Timbul anxietas bl tak melakukan
pekerjaan itu
 Berdampak thd kehidupan sehari-hari

 Gejala penyerta: rasa bersalah & tak


berdaya
GGN OBSESIF KOMPULSIF F42

PENANGANAN:
 Informasikan bhw pikiran & perilaku

berulang adl gejala penyakit dan bukan


dibuat-buat
 Lakukan metode relaksasi untuk

mengurangi gejala fisik dari


ketegangan
 Bila gejala ringan  lakukan terapi

tingkah laku
GGN OBSESIF KOMPULSIF F42

MEDIKASI:
Pada kasus lebih berat:
 Berikan Clomipramin 3 X 25-50 mg
sehari atau Fluoxetin 1-2 X 10-20 mg
sehari. Mulai dg dosis kecil dan naikkan
secara bertahap
 Mungfkin diperlukan dosis yg lb besar
dibandingkan dg untuk depresi
 Reaksi klinis dicapai stl 6 minggu atau
lebih
GGN OBSESIF KOMPULSIF F42

KONSULTASI SPESIALISTIK JIKA:


 Terdapat GGN jiwa lainnya atau gejala

sgt berat shg PS tak mampu


melakukan kegiatan sehari-hari atau
bila timbul ide bunuh diri
 Bila PS membutuhkan psikoterapi
GGN PENYESUAIAN F43.2
GGN PENYESUAIAN F43.2

KELUHAN:
 PS merasa tak mampu menyesuaikan

diri
 Mungkin disertai gejala fisik yg

berkaitan dg stres (insomnia, sakit


kepala, nyeri perut, nyeri dada dan
palpitasi)
GGN PENYESUAIAN F43.2
PEDOMAN DIAGNOSTIK:
 Reaksi akut thd peristiwa traumatik yg

baru saja terjadi atau preokupasi dg


peristiwa tsb
 Gejala mungkin secara primer bersifat

somatik
 Gejala lain: suasana perasaan menurun

atau sedih, anxietas, khawatir, merasa tak


mampu menyesuaikan diri
 Reaksi akut: bbrp hari sp bbrp minggu

 Jika gejala yg menonjol bertahan > 1 bln

 pertimbangkan diagnosis lain yg sesuai


GGN PENYESUAIAN F43.2
PENANGANAN:
 Informasikan bhw stres srg mempunyai efek

mental dan fisik  bbrp hari – bbrp minggu


 Agar PS mengenali makna pribadi dr

peristiwa
 Kaji ulang & perkuat langkah positif yg telah

diambil dan cari langkah baru yg lb baik


 Identifikasi keluarga atau sahabat yg dpt

memberikan dukungan
 Istirahat jangka pendek & hindari stres

 Dorong untuk kembali pd kegiatan rutin


GGN PENYESUAIAN F43.2

MEDIKASI:
 Kebanyakan akan teratasi tanpa
medikasi
 Bila anxietas berat sekali  obat
antianxietas sp 3 hari (Diazepam 3 X
2-5 mg sehari)
 Jika mengalami insomnia berat  obat
hipnotik sp 3 hari (Estazolam 1 mg
setiap malam)
GGN PENYESUAIAN F43.2

KONSULTASI SPESIALISTIK JIKA:


 Gejala berlangsung lebih dari 1 bulan
MANAJEMEN STRES

mulyowarnonagoro@msn.com
PENDAHULUAN
 Vitalitas, dorongan serta
kemajuan
 Akar masalah sosial, medis
dan ekonomis
 50-75% dari yang berobat ke
dokter secara langsung atau
tidak langsung berkait
dengan stres
 Preventif dan edukasional
mulyowarnonagoro@msn.com
DEFINISI
Stres adalah suatu kondisi atau
situasi baik internal maupun
external/environmental, yang
menyebabkan semua
perubahan  fisik, mental
maupun sosial yang yang
sedemikian rupa sehingga
menyebabkan seseorang atau
individu harus menyesuaikan
dirinya dengan kondisi
tersebut
mulyowarnonagoro@msn.com
DEFINISI

Stresor
merupakan suatu keadaan, situasi,
orang atau objek yang dipersepsi
oleh individu sebagai unsur yang
menyakitkan dan mendorong
terjadinya reaksi stres
mulyowarnonagoro@msn.com
Stres sebagai suatu
penyakit/gangguan
merupakan hasil dari
penyesuaian tubuh dan pikiran
kita terhadap perubahan yang
memerlukan upaya-upaya
fisik, psikologis dan emosional

mulyowarnonagoro@msn.com
Banyak faktor yang dapat diduga bisa
menyebabkan stres,  dan banyak  pula
alasan untuk tidak mengalami stres.
Skala Holmes:
Kematian suami/isteri nilai 100
Perceraian 73
Pisah Ranjang 65
Ditahan baik dipenjara atau lembaga
lain 63
Kematian keluarga dekat 63
Luka atau menderita sakit berat 53
Perkawinan 50
mulyowarnonagoro@msn.com
Skala Holmes

Kehilangan jabatan 47
Rujuk kembali 45
Pensiun 45
Perubahan besar pada kesehatan atau
perilaku (pada anggota keluarga)
44
Kehamilan istri 40
Kesulitan sexual 39
Tambahan anggota keluarga baru
(persalinan, adopsi dll) 39
Adaptasi besar dalam pekerjaan 39
mulyowarnonagoro@msn.com
Skala Holmes

Kematian kawan dekat 37


Perubahan pada bidang kerja lain 36
Konflik suami istri 35
Menggadaikan rumah 31
Terlibat hutang 30
Perubahan tanggung jawab kerja 29
Anak meninggalkan rumah 29
Konflik dengan ipar/mertua/menantu
29
Perasaan tersinggung / sakit hati 28
mulyowarnonagoro@msn.com
Skala Holmes
Istri mulai atau berhenti bekerja
26
Mulai sekolah atau berhenti sekolah 26
Perubahan besar pada kondisi kehidupan
25
Mengubah kebiasaan pribadi 24
Kesulitan dengan atasan 23
Perubahan besar pada kondisi atau jam
kerja 20
Pindah tempat tinggal 20
Pindah sekolah 20
Perubahan dalam hiburan 19
Perubahan kegiatan keagamaan 19
mulyowarnonagoro@msn.com
Skala Holmes

Perubahan kegiatan sosial 18


Kredit kebutuhan rumah tangga 17
Perubahan kebiasaan tidur 16
Perubahan dalam jumlah pertemuan
keluarga 15
Perubahan kebiasaan makan 15
Berlibur 15
Hari Raya 12
Pelanggaran hukum ringan 11
mulyowarnonagoro@msn.com
Skala Holmes

Jumlah ≥ 300 dalam satu tahun

80% Stres
mulyowarnonagoro@msn.com
General Adaptation Response to
Stress (GAS)
reaksi peringatan (alarm
reaction)

adaptasi atau resistensi

kelelahan (exhaustion)
mulyowarnonagoro@msn.com
GEJALA-GEJALA STRES

Perubahan fisiologis
 Tekanan darah dan Nadi

meningkat
 Frekuensi pernafasan meningkat

 Otot menegang

 Keringat bertambah

 Gula dan lemak ke aliran darah

meningkat
 Gerak usus menurun
mulyowarnonagoro@msn.com
Fase Positif Stres
 Vitalitas
 Antusiasme
 Optimsme
 Pandangan positif
 Daya tahan tubuh meningkat
 Stamina fisik baik
 Kewaspadaan mental baik
 Hubungan interpersonal optimal
 Produktivtas dan kreativitas tinggi
mulyowarnonagoro@msn.com
Fase Negatif Stres
Kelelahan
Iritabel
Kurang konsentrasi
Depresi
Pesimis
Daya tahan tubuh rendah
Kecelakaan
Produktivitas dan
Kreativitas rendah
mulyowarnonagoro@msn.com
MENGATASI STRES

 Tindakan Pencegahan

 Sikap dalam menghadapi Stres

 Pembiasaan Diri

 Langkah-langkah mengatasi

stres
mulyowarnonagoro@msn.com
Tindakan Pencegahan
 Menyelesaikan semua “sumber
stres” sampai tuntas sedini mungkin.
 Dahulukan menyelesaikan masalah
yg paling mungkin untuk
diselesaikan paling cepat.
 Menghindari atau mengalihkannya
pada hal-hal yang lebih positif.
 Dapatkan dukungan dari orang lain
atau lingkungan yang terdekat lebih
dahulu.
 Jangan ragu-ragu untuk secepatnya
meminta pertolongan pada ahlinya
mulyowarnonagoro@msn.com
Sikap dalam menghadapi Stres
 Jangan mencoba menyelesaikan masalah dengan
cara selalu menghindarinya secara fisik.
 Jangan menyelesaikan masalah dengan emosi yang
kurang terkendali.
 Jangan cari bantuan dari "musuh" masalahnya.
 Jangan mencoba menyelesaikan masalah dengan
mencari pendapat dari terlalu banyak orang.
 Jangan menyerahkan keputusan pada orang lain.
 Jangan melarikan diri.
 Jangan bertindak irrasional.
 Jangan mencari kesalahan pada orang/hal lain.
 Jangan mengambil keputusan yang tak difahami .

mulyowarnonagoro@msn.com
Pembiasaan Diri
1. Memperbaiki kebiasaan makan.
2. Memperbaiki kebiasaan bernafas.
3. Memperbaiki kebiasaan tidur.
4. Mengatur aktivitas rutin sehari-hari.
5. Memperhatikan tubuh secara teratur.
6. Melatih organ-organ pancaindera
secara teratur.
7. Mengatur aktivitas sexual.
8. Menikmati kebahagiaan.
9. Bersikap tenang, ceria dan tersenyum.
10. Percaya pada diri sendiri dan mampu
mengukur kemampuannya sendiri.
mulyowarnonagoro@msn.com
Pembiasaan Diri
11. Berdamai dengan diri sendiri.
12. Menerima kritik orang lain dengan
lapang dada.
13. Pemakaian intelektual yang baik.
14. Mengendalikan diri dan pikiran secara
rasional.
15. Dapat mempunyai sahabat.
16. Mempunyai keluarga.
17. Bekerja sesuai dengan kemampuan.
18. Menyadari keterbatasan.
19. Mempunyai sesuatu tanpa merasa
memiliki.
20. Besikap religius dan bijaksana.
mulyowarnonagoro@msn.com
Langkah-langkah mengatasi stres
 Identifikasi hal-hal apa yang merupakan
stresor yang perlu diatasi.
 Manfaatkan Stress Diary
 Lakukan analisis terhadap pekerjaan sehari-
hari
 Manfaatkan situasi lingkungan dan kegiatan
yang dapat mendukung dalam mengatasi stres
 Catatan tentang pikiran yang negatif – rasional
– positif akan membangkitkan kesadaran akan
situasi yang menguntungkan
 Kendalikan marah anda dengan sebaik-baiknya

mulyowarnonagoro@msn.com
Tidak Jar Kadang Seri Sangat
pernah -kadang
ang ng sering
# Pertanyaan
1
Apakah anda merasa sedemikian sibuk sehingga
menguras enerji fisik maupun emosional?
2
Apakah anda cenderung berfikir negative
terhadap pekerjaan atau segala sesuatu yang
anda kerjakan?
3
Apakah anda kurang simpatik atau sebaliknya
simpatik berlebihan terhadap orang lain
daripada yang seharusnya?
4
Apakah diri anda mudah teriritasi oleh masalah
kecil, atau oleh teman kerja atau kelompok
anda?
5
Apakah anda merasa ada salah faham atau
kurang menghargai teman kerja anda?
6
Apakah anda merasa tidak punya teman bicara?

7
Apakah anda merasa bahwa yang telah anda
capai dibawah dari yang seharusnya?
mulyowarnonagoro@msn.com
Skore Komentar
Tidak ada tanda bahwa anda perlu
15–18
mengatasi stres
Ada sedikit tanda bahwa anda perlu mengatasi
19–32
stres, tanpa adanya faktor-faktor yang berat

Hati-hati – mungkin anda berisiko harus


33–49 mengurangi stres yang anda alami –
terutama bila ada beberapa skor yang tinggi

 
Anda benar-benar menghadapi risiko harus
50–59 mengurangi stres yang anda hadapi – berbuatlah
sesuatu segera untuk mengatasinya

Anda berrisiko tinggi harus mengurangi


60-75 stres yang anda hadapi – berbuatlah
sesuatu segera untuk mengatasinya
mulyowarnonagoro@msn.com
Stress Diary

Tgl Penga Seberapa Suasana Seberapa Penye Sebera Gejala Seber


dan laman cerianya perasaa efektifnya bab pa - apa
wak yg perasaan n anda anda utama besar gejala baik
tu menye anda saat ini bekerja kejadi stres fisik anda
babka saat ini? saat ini? an ini yang yang menga
n stres (Scale (0-10) anda munc tasi
-10 to 10) rasakan ul stres
? (0-10) selam ini?
a stres

mulyowarnonagoro@msn.com
Kegiatan yang mendukung

Relaksasi

Yoga

Meditasi

Konsultasi

Hipnoterapi

Psikoterapi
mulyowarnonagoro@msn.com
Thought Awareness, Rational Thinking
and Positive Thinking

Negative Thought Rational Thought Positive Thought

mulyowarnonagoro@msn.com
Hostility Log

Apa yang membuat anda Bagaimana anda Seberapa Berhasilkah?


marah? meresponsnya?
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Sabtu
Minggu

mulyowarnonagoro@msn.com
GGN SOMATOFORM F45
GGN SOMATOFORM F45

KELUHAN:
 Dapat timbul segala macam gejala fisik

 Gejala bisa sgt bervariasi &

dipengaruhi oleh latar belakang budaya


 Keluhan mungkin tunggal atau multipel

& berubah dari waktu ke waktu


GGN SOMATOFORM F45
PEDOMAN DIAGNOSTIK:
 Terdapat berbagai macam keluhan dan/atau

gejala fisik yg tak dpt dijelaskan (perlu riwayat


penyakit dan pemeriksaan fisik yg lengkap
untuk menetapkan diagnosis)
 PS datang berulangkali walau pemeriksaan fisik

tak ada kelainan


 Bbrp PS hanya mengeluh GGN fisik saja. Bbrp

PS yakin menderita sakit fisik dan tak percaya


bila tak ditemukan kelainan
 Biasanya diserta gejala depresi & anxietas

 Bl ada keyakinan yg aneh  lihat GGN psikotik


GGN SOMATOFORM F45
PENANGANAN:
 Informasikan bhw stres srg menimbulkan

gejala fisik. Keluhan PS adl nyata


 Tanyakan apa yg menyebabkan gejala dan

apa yg ditakutkan akan terjadi


 Yakinkan bhw tak ada GGN fisik, jangan

memusatkan perhatian pd penyakit


 Diskusikan adanya stres pd saat gejala &

lakukan relaksasi untuk mengurangi gejala


 Dorong unt olahraga & kegiatan yg

menyenangkan dan kembali pd kegiatan rutin


 Jadwalkan pertemuan rutin bagi PS kronik
GGN SOMATOFORM F45

MEDIKASI:
 Hindari pemeriksaan diagnostik yg tak
perlu atau pemberian obat baru untuk
gejala baru
 Antidepresan (misalnya SSRI) dpt
menolong pd bbrp kasus (nyeri kepala,
“irritable bowel syndrome”, “atypical
chest pain”)
GGN SOMATOFORM F45

KONSULTASI SPESIALISTIK JIKA:


 Paling baik: PS tetap ditangani di

pelayanan kesehatan dasar atau


dirujuk ke psikiater untuk menjalani
psikoterapi
 Walaupun PS tak senang dg rujukan

psikiatrik dan mencari konsultasi medik


tambahan kemana saja
GGN SEKSUAL PD LAKI-LAKI
F52
GGN SEKSUAL PD LAKI-LAKI F52

KELUHAN:
 Umumnya PS enggan bicara masalah

seksual
 Biasanya mengeluh gejala fisik,

suasana perasaan murung atau


problem perkawinan
GGN SEKSUAL PD LAKI-LAKI F52
PEDOMAN DIAGNOSTIK:
GGN seksual yg lazim pd laki-laki:
 GGN ereksi atau impotensi

 Ejakulasi dini

 Ejakulasi tertunda

 Gairah seksual rendah

 Hal lain yg berpengaruh: GGN depresi,

GGN anxietas, problem hubungan


perkawinan, GGN fisik (diabetes,
hipertensi, sklerosis multipel,
penggunaan alkohol, tembakau dan
medikasi ttt
GGN SEKSUAL PD LAKI-LAKI F52
PENANGANAN:
GGN ereksi:
 Informasikan bhw GGN ereksi banyak

penyebab. Biasanya reaksi yg temporer


thd stres atau kehilangan percaya diri.
GGN ini dpt diobati khususnya bila masih
mampu ereksi di pagi hari
 Sarankan untuk tidak berhubungan

seksual 1 atau 2 minggu. Lakukan kontak


fisik yg menyenangkan tanpa sanggama
& secara bertahap kembali melakukan
sanggama
 Informasikan kemungkinan terapi fisik
GGN SEKSUAL PD LAKI-LAKI F52
PENANGANAN:
Ejakulasi dini:
 Informasikan bhw pengendalian ejakulasi

adl mungkin dan dpt meningkatkan


kepuasan seksual bagi kedua pasangan
 Yakinkan bhwa ejakulasi dpt ditunda dg

mempelajari teknik memencet (squeeze


technique) atau teknik berhenti – mulai
(stop-start technique)
 Menunda ejakulasi dpt pula dg

pemberian Klomipramin atau SSRI


GGN SEKSUAL PD LAKI-LAKI F52
PENANGANAN:
Tak mampu mencapai orgasme:
 Informasikan bhw keadaan ini lb sulit

diatasi, namun bila ejakulasi dpt dilakukan


dg cara lain selain dg sanggama (misalnya
masturbasi), maka prognosis akan lb baik
 Anjurkan latihan stimulasi pd penis dg

menggunakan minyak
 Untuk program kesuburan, pertimbangkan

inseminasi buatan dg sperma suami


GGN SEKSUAL PD LAKI-LAKI F52
PENANGANAN:
Gairah seksual rendah:
 Informasikan bhw gairah seksual yg

rendah mempunyai banyak penyebab


(kekurangan hormon, penyakit fisik
lain, stres dan problem hubungan antar
manusia dan GGN jiwa lainnya
 Anjurkan untuk melakukan relaksasi,

mengurangi stres, komunikasi secara


terbuka, sikap asertif yg sesuai dan
kerjasama antar pasangan
GGN SEKSUAL PD LAKI-LAKI F52

KONSULTASI SPESIALISTIK JIKA:


 Problem seksual berlangsung lebih dari

3 bulan, walau segala upaya di atas


telah dilakukan
GGN SEKSUAL PD WANITA F52
GGN SEKSUAL PD WANITA F52

KELUHAN:
 Umumnya PS enggan bicara masalah

seksual
 Biasanya mengeluh gejala fisik,

suasana perasaan murung atau


problem perkawinan
GGN SEKSUAL PD WANITA F52
PEDOMAN DIAGNOSTIK:
GGN seksual yg lazim pd wanita:
 Gairah seksual rendah

 Vaginismus (srg pd perkawinan yg tak

bahagia/tak memuaskan secara seksual


 Dispareunia (srg pula pd infeksi

vagina/pelvis, tumor atau kista


 Anorgasmia

 Problem dlm hubungan perkawinan srg

berpengaruh, terutama dlm gairah


GGN SEKSUAL PD WANITA F52
PENANGANAN:
GAIRAH SEKSUAL RENDAH:
 Informasikan bhw gairah seksual rendah,

banyak penyebab (problem perkawinan,


trauma sebelumnya, penyakit fisik/psikiatrik.
Biasanya reaksi yg temporer
 Bicarakan ttg pendapat PS mengenai

hubungan seksual
 Tanyakan pengalaman seksual yg traumatik

dan sikap thd seksual


 Temui pasangan secara bersama

 Rencanakan kegiatan seksual pd hari ttt


GGN SEKSUAL PD WANITA F52
PENANGANAN:
Vaginismus:
 Informasikan bhw vaginismus adl

spasme otot yg dpt diatasi dg


relaksasi. Untuk menegakkan diagnosis
 periksa vagina
 Latihan melibatkan suami untuk

mengetahui titik sensitif (zone erotik),


kmd masukkan jari ke vagina agar
liangnya melebar disertai dg relaksasi
GGN SEKSUAL PD WANITA F52
PENANGANAN:
Dispareunia:
 Informasikan bhw banyak faktor

penyebab fisik.
 Pd bbrp kasus disebabkan tidak ada

lubrikasi dan ketegangan otot


 Lakukan relaksasi, permainan

pendahuluan yg lb lama dan penetrasi


secara berhati-hati
 Jika upaya di atas tak berhasil  rujuk

ke Obgyn
GGN SEKSUAL PD WANITA F52
PENANGANAN:
Anorgasmia:
 Informasikan bhw banyak wanita yg tak

mampu mencapai orgasme saat sanggama,


tp dpt mencapainya melalui stimulasi
klitoris yg tak beda dg orgasme vaginal
 Diskusikan sikap dan pendapat PS

 Dorong PS melakukan eksplorasi sendiri

secara manual (misalnya stimulasi pd alat


kelamin)
 Bantu agar pasangan berkomunikasi secara

terbuka & turunkan harapan yg tak realistis


GGN SEKSUAL PD WANITA F52

KONSULTASI SPESIALISTIK JIKA:


 Problem seksual berlangsung lebih dari

3 bulan, walau segala upaya di atas


telah dilakukan
RETARDASI MENTAL F7x.x

KELUHAN:
Pada anak:
 Perkembangan terlambat (jalan,

bicara, b.a.k. & b.a.b.)


 Sulit menyelesaikan tugas sekolah

 Kesulitan belajar

 Dapat disertai problem tingkah

laku
RETARDASI MENTAL F7x.x
KELUHAN:
Pada remaja:
 Sulit bergaul dengan sebaya

 Kadang disertai perilaku seksual

yang tak sesuai


Pada dewasa
 Sulit melaksanakan tugas sehari-hari

 Problem berkaitan dg perkembangan

pematangan sosial (menikah,


mengasuh anak, bekerja)
RETARDASI MENTAL F7x.x
PEDOMAN DIAGNOSTIK:

 Perkembangan mental lambat, timbul


sebelum usia 18 thn & menyebabkan
kesulitan belajar dan problem
penyesuaian sosial
 Tingkat keparahan:
• RM berat: ………………..
• RM sedang: ……………….
• RM ringan: ……………….
 Tingkat keparahan:
• RM berat: terlihat sejak bayi
(kemampuan hanya bicara sederhana,
semua harus dibantu)
• RM sedang: terlihat pada usia 3-5
tahun (mampu selesaikan pekerjaan
sederhana dengan pengawasan, perlu
pengawasan dalam tugas sehari-hari
• RM ringan: diketahui pada waktu
sekolah, mampu hidup mandiri dan
selesaikan tugas sederhana
RETARDASI MENTAL F7x.x
PEDOMAN DIAGNOSTIK:
 Malnutrisi dan penyakit kronik

dapat menyebabkan kelambatan


perkembangan
 Sebagian besar dr penyebab RM tak

dapat diobati. Penyebab yang sering


dapat diobati adalah hipotiroidisme,
keracunan timbal dan beberapa
gangguan metabolisme bawaan
(fenilketonuria)
INTELIGENSI
Kemampuan seseorang untuk belajar dan menerapkan/memanfaatkan
apa yang diketahui atau telah dipelajarinya

IQ = MA / CA x 100

GANGGUAN INTELEKTUAL:

1. DEMENSIA:
Gangguan kognitif yang karakteristik berupa kemunduran
daya ingat, apraxia, afasia, agnosia, dan berbagai fungsi
kognitif lainnya.

2. RETARDASI MENTAL:
Terjadinya hambatan sampai berhentinya tumbuh kembang
mental seseorang sehingga tidak serasi dengan tumbuh
kembang orang lain yang sebaya. Disertai pula oleh
gangguan adaptasi dan 2 atau lebih gangguan dari fungsi
kehidupannya. Dr. Rh Budhi Muljanto, SpKJ 260
TINGKATAN RETARDASI MENTAL

RM Ringan : IQ 50–55 sampai mendekati 70

RM Sedang : IQ 35–40 sampai 50–55

RM Berat : IQ 20–25 sampai 35–40

RM Sangat Berat : IQ kurang dari 20 atau 25

RM YTT : Bila ada dugaan kuat bahwa


seseorang menderita RM tetapi tidak
bisa dibuktikan dengan tes inteligensi
karena hasil-hasil tes yang tidak
stabil.
Dr. Rh Budhi Muljanto, SpKJ 261
Informasi untuk Pasien & keluarga
Perlu pelatihan sedini mungkin
Anak masih bisa menjalin hubungan kasih sayang

Konseling Pasien & Keluarga


Usahakan memberi pujian
Keluarga berat dalam merawat pasien
Kesembuhan tak akan terjadi – perlu pelatihan

Medikasi
Tidak ada obatnya
Gangguan jiwa yang menyertainya tetap perlu di terapi

Konsultasi
Bila diperlukan Konsultasi ke spesialis
Dr. Rh Budhi Muljanto, SpKJ 262
RETARDASI MENTAL F7x.x
PENANGANAN:
 Informasikan bahwa pelatihan sejak

dini, dapat membantu anak ke arah


mandiri. Anak RM dapat menjalin
hubungan kasih sayang
 Agar keluarga memberi pujian untuk

setiap keberhasilan anak


 Berikan dukungan dan empati kepada

keluarga
 Pelatihan sangat membantu anak,

namun kesembuhan tak pernah terjadi


RETARDASI MENTAL F7x.x

MEDIKASI:
 Tak ada pengobatan yang dapat

meningkatkan fungsi mental,


kecuali pada kasus fisik tertentu
atau gangguan psikiatrik
 RM dapat terjadi bersamaan

dengan gangguan lain yang


memerlukan terapi medis (kejang,
gangguan psikiatrik dengan
spastisitas seperti pada depresi)
RETARDASI MENTAL F7x.x

KONSULTASI SPESIALISTIK JIKA:


 Pertama kali mengetahui adanya

RM, pertimbangkan untuk merujuk


kpd spesialis yang dapat
membantu membuat perencanaan
pelatihan dan pendidikan

Anda mungkin juga menyukai