Anda di halaman 1dari 14

“MENEMUKAN BONGKAHAN MOTIVASI MELALUI PERJALANAN HIDUP “

Oleh: Rd. Friska Mahyudin Syah, S.Pd


Guru SMP Negeri 10 Banjar, Jawa Barat

“Guru adalah mata air dan murid adalah sungai-sungai kehidupan yang mengalir ke muara lepas,
lalu terbang ke awan menjadi butiran air hujan, yang bisa menyuburkan hidup atau bahkan
menimbulkan malapetaka banjir yang menhancurkan bahkan mematikan lalu menjadi air mata”
(Iwan Fals)

A. Pendahuluan
Penulis berpendapat bahwa tanggung jawab yang diemban seorang guru sangatlah mulia,
namun lebih berat dibanding profesi yang lain. Guru bertanggung jawab menempa peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab.
Tentu sangat diperlukan kasih sayang dan kelembutan serta profesionalisme. Berbeda dengan
pekerjaan di kebanyakan kantor yang sehari-hari berhadapan dengan benda mati seperti kertas,
guru berhadapan dengan manusia dengan berbagai watak dan karakter yang berbeda-beda.
Pengalaman penulis sejak lulus S.1 Pendidikan Bahasa Inggris tahun 2005, ternyata
menjadi guru tidaklah semudah mengetik pada sebuah kertas atau komputer yang apabila salah
dapat dihapus dengan mudah bahkan berulang-ulang. Mendidik siswa sangat dibutuhkan kehati-
hatian dan ketelitian serta pemilihan metode yang tepat. Membatalkan atau menghapus sebuah
pemahaman yang sempat tertanam dalam diri seorang siswa membutuhkan proses yang panjang.
Keberhasilan guru mungkin akan diukur hingga puluhan tahun setelah si anak didik menjadi
dewasa. Kalau di instansi lain seperti kantor dan perusahaan, capaian atas program/ kinerjanya
mungkin dapat diukur secara tahunan. Seorang guru akan sangat merasa bangga kerika mengetahui
mantan anak didiknya berhasil dan menjadi orang hebat. Sebaliknya, akan sangat malu, menyesal
dan sedih ketika mengetahui anak didiknya gagal.
Melihat seorang guru seperti melihat sebuah masa depan cerah yang telah dijanjikan untuk
dunia ini. Ingatkah kita ketika Jepang pernah terpuruk dengan hancurnya kota Nagasaki dan
Hiroshima oleh bom Amerika. Jepang saat itu lumpuh total, korban meninggal mencapai jutaan,
belum lagi efek radiasi bom tersebut yang dalam perkiraan membutuhkan 50 tahun untuk
menghilangkan itu semua. Jepang terpaksa menyerah kepada sekutu, dan setelah itu Kaisar
Hirohito mengumpulkan semua jendral masih hidup yang tersisa menanyakan kepada mereka
“Berapa jumlah guru yang tersisa?”, para jendral pun bingung mendengar pertanyaan Kaisar
Hirohito dan menegaskan kepada Kaisar bahwa mereka masih bisa menyelamatkan dan melindungi
Kaisar walau tanpa guru. Namun, Kaisar Hirohito kembali berkata, “Kita telah jatuh, karena kita
tidak belajar. Kita kuat dalam senjata dan strategi perang. Tapi kita tidak tahu bagaimana mencetak
bom yang sedahsyat itu. Kalau kita semua tidak bisa belajar bagaimana kita akan mengejar
mereka? Maka kumpulkan sejumlah guru yang masih tersisa di seluruh pelosok kerajaan ini, karena
sekarang kepada mereka kita akan bertumpu, bukan kepada kekuatan pasukan.”
Di Indonesia saat ini, pemerintah mengambil kebijakan serius di bidang pendidikan
dengan mengalokasikan dana sebesar 20% dari APBN, untuk peningkatan kualitas pendidikan
termasuk didalamnya kesejahteraan guru. Namun pengabdian tidak diukur dari besar kecilnya
penghasilan, karena gaji besar bukan jaminan meningkatnya kualitas pendidikan. Pendidikan di
Indonesia belum mengalami pemerataan pendidikan, artinya masih banyak daerah–daerah terpencil
di Indonesia yang kekurangan guru. Padahal kita ketahui gurulah yang akan mengubah paradigma
siswa yang tidak paham menjadi paham, yang tidak tahu menjadi tahu, yang tidak mengerti
menjadi mengerti. Dengan kata lain tanpa kehadiran guru, profesi–profesi lain tidak akan
berkembang. Kondisi yang demikian menjadi motivasi bagi penulis untuk mengabdikan diri karena
pengabdian guru didasari semangat pengabdian memanusiakan manusia yang merupakan pondasi
pendidikan kita.
Penulis menemukan sendiri arti motivasi bagaimana berprofesi menjadi seorang guru,
melalui proses perjalanan hidup yang penulis alami sendiri. Sebuah perjalanan yang cukup
panjang, kendati masih tahap belajar penulis berkiprah didunia pendidikan, khususnya yang telah
penulis jalani di SMP Pasundan Banjar sejak tahun 2005 dan mengajar di SMP Negeri 10 Banjar
sejak tahun 2012 sampai sekarang sebagai guru bidang studi Bahasa Inggris. Selain itu penulis juga
mengajar sebagai asisten dosen Engish for Specific Purposes, English for Nursing Students di
STIKes Bina Putera Banjar sejak 2005 s.d sekarang dan STIKes Muhammadiyah Ciamis tahun
2007 s.d 2009. Penulis diangkat menjadi PNS pada tahun 2009 sampai dengan sekarang. Sebagai
guru profesional, semua itu penulis jalani dengan penuh kesabaran dan ketekunan karena sudah
merupakan bentuk pengabdian yang memerlukan pemusatan pikiran dari aplikasi bidang studi yang
penulis tekuni di perguruan tinggi. Sudah barang tentu, secara tidak langsung memotivasi diri
penulis untuk senantiasa berpikir, berbuat dan memberi yang terbaik bagi seluruh anak didik
penulis dalam pembelajaran baik didalam kelas maupun diluar kelas misalnya dalam bentuk
ekstrakurikuler English Club yang saat ini penulis jalani. Semua itu tidak terlepas dari strategi
pembelajaran yang baik guna memperoleh mutu pendidikan yang sesuai dengan peraturan yang
telah ditetapkan pemerintah melalui berbagai peraturan dan perundang-undangan.
Berpikir positif dan optimis yang selalu penulis lakukan setiap menghadapi tugas mulia
ini, karena dengan itu bisa menumbuhkan kepercayaan diri untuk melakukan aktivitas rutin yang
selalu penulis hadapi setiap hari disekolah. Dukungan serta kerjasama yang baik dari pihak
lembaga terutama dari kepala sekolah dan rekan-rekan pengajar dengan mengedepankan rasa
solidaritas yang tinggi untuk mengukur kemampuan masing-masing, sangat memberikan kontribusi
yang cukup besar kepada diri penulis untuk berkiprah lebih baik lagi khususnya di lingkungan
sekolah dan umumnya didunia pendidikan secara luas. Selalu menjaga hubungan baik dengan
masyarakat serta adanya keterbukaan untuk saling mengisi kekurangan adalah salah satu faktor
penting dalam upaya pengembangan visi dan misi sekolah agar senantiasa terjalin kerjasama yang
harmonis antara pihak lembaga sekolah dengan masyarakat itu sendiri. Dan penulis sebagai salah
satu pengajar di SMP Negeri 10 Banjar ini, sudah sepantasnya bisa menjunjung tinggi dan
melaksanakan kode etik guru secara baik.
Seperti kita ketahui bahwa tugas seorang guru itu tidaklah mudah, selain harus memiliki
ilmu pengetahuan yang tinggi juga mesti memiliki kemampuan yang handal dibidangnya. Menjadi
pendobrak inovasi melalui berbagai media pembelajaran yang nantinya akan diterapkan kepada
para peserta didik, tentunya pembelajaran yang fleksibel tidak terkesan kaku dan monoton. Oleh
karena itu penulis terus berusaha untuk jadi yang terbaik, penulis melanjutkan pendidikan program
Pascasarjana khusus di bidang administrasi sistem pendidikan sesuai dengan profesi penulis.
Melalui pengalaman dan ilmu yang penulis dapatkan, penulis banyak melakukan
perubahan-perubahan di sekolah untuk berbagi pengalaman dan ilmu kepada anak didik dan
sesama rekan sejawat. Dengan kemampuan yang penulis peroleh saat ini, penulis benar-benar
merasa mampu untuk mengikuti seleksi guru berprestasi di tahun 2016 ini. Dengan keikutsertaan
penulis pada seleksi guru berprestasi ini, berharap bisa memperoleh pengalaman yang
baik lagi sebagai bentuk aktualisasi diri dalam pengembangan pendidikan yang nantinya layak
dipersembahkan kepada seluruh peserta didik terutama yang ada di sekolah tempat penulis
bertugas, karena setiap orang pasti memiliki keinginan meniti puncak untuk berusaha lebih baik
dalam pencapaian suatu hal, tentunya penulis pun demikian. Berbagai pekerjaan akan lebih mudah
dan menyenangkan apabila didasari dengan keikhlasan hati, hal ini telah penulis rasakan dan
Alhamdulillah hasil yang diperoleh selalu baik dan tepat sasaran. Dalam melaksanakan tugas
sebagai seorang guru tentunya diperlukan pengabdian untuk mencerdaskan anak bangsa.
Selaku pribadi yang pekerja keras selalu belum merasa puas dengan hasil yang dicapai,
untuk itu penulis selalu menanamkan kedisiplinan dalam segala hal dan ulet dalam menghadapi
setiap pekerjaan. Penulis kira ini merupakan hal yang mesti kita lakukan apabila ingin
menghasilkan yang terbaik bagi setiap pekerjaan yang kita perbuat. Jujur dalam setiap tindakan
merupakan hal yang prinsipil sehingga dari hasil pekerjaan yang kita lakukan akan selalu memberi
berkah bagi diri sendiri dan tentunya akan mendapat kepercayaan dari orang lain, semua itu adalah
merupakan perwujudan dari kerja keras yang telah dilakukan selama ini.
Dalam setiap kesempatan, saat mengajar baik pembelajaran di kelas sebagai guru mata
pelajaran maupun sebagai pembina extrakurikuler penulis selalu menyampaikan pentingnya
memiliki tujuan dan target untuk meraih sukses dalam hidup dan kehidupan. Untuk mencapai
tujuan atau target tersebut, maka harus memiliki visi dan misi yang jelas. Dan untuk meraih semua
impian, penulis memiliki visi dan misi sebagai berikut :
a. Visi
Menjadi guru yang inspiratif, berprestasi, profesional, kreatif dan inovative sehingga
mampu menjadi motivasi dan penggerak kebajikan bagi siswa dan rekan sejawat.
b. Misi
- Menjadikan Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran yang di sukai siswa dan benar
benar mampu menjadi inspirasi bagi siswa untuk senantiasa melakukan kebajikan dan
mengambil manfaat dari setiap pembelajaran;
- Menjadi guru yang selalu bisa memberi motivasi dan menjadi inspirasi bagi siswa di
sekolah dan anak anak dirumah untuk meraih prestasi terbaik
- Menjadi guru yang mampu berintegrasi dengan teknologi informasi untuk
mengembangkan potensi diri;
- Menjadi guru yang multitalenta, kreative dan inovative untuk meraih prestasi terbaik;
- Menjadi guru yang ideal dan profesional.

B. Motivasi Melalui Perjalanan yang Membuahkan Komitmen

“Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah,
sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal (kepada-Nya)”
(QS Ali Imran: 159)

“Hasil tidak pernah mengkhianati prosesnya. Oleh karena itu, lakukan proses yang baik agar
mendapatkan hasil yang baik pula”
(anonymous)

Begitu sebuah pernyataan yang pernah penulis baca dalam sebuah buku manajemen.
Benarkah demikian? Mari kita cermati beberapa contoh berikut ini :
1. kupu – kupu yang indah berasal dari sebuah kepompong yang tidak ada cantik –
cantiknya. Bagaimana seandainya kepompong tersebut diganggu, tentu tidak akan
lahir seekor kupu – kupu yang indah kan?
2. sebuah cincin batu akik yang dihargai tinggi berasal dari bongkahan yang bentuknya
tidak beraturan. Batu akik yang mahal itu adalah buah kesabaran dari pengerajinnya
saat membentuk batu akik tersebut. Andai pengerajinnya tidak sabar maka harga batu
tersebut akan murah.
3. Pertanyaannya sekarang, apakah masih bersabar dengan proses perubahan yang Anda
jalani saat ini? Banyak orang ingin meraih kesuksesan, namun tidak mau menjalani
prosesnya. Bahkan beberapa mencari jalan pintas yang melanggar aturan dan norma
yang berlaku hingga menghalalkan berbagai cara hanya karena tidak mampu bersabar
menjalani prosesnya.

Demikian beberapa kutipan motivasi yang penulis ambil sebagi penguatan bagi penulis
dalam berproses menjalani profesi sebagai seorang guru. Tidaklah mudah menjadi seorang guru
yang baik, apalagi ditengah kondisi bangsa yang sedang dalam masa yang penuh pergulatan, baik
politik, budaya maupun sosial saat ini.
Pilihan menjadi guru bukanlah hal yang kebetulan bagi penulis. Terlahir dari seorang ibu
yang berprofesi sebagai guru adalah salah satu inspirasi yang membuat penulis memutuskan
bercita-cita untuk menjadi seorang guru.
Sebuah perjalanan yang belum begitu panjang mengacu pada masa kerja seorang guru
profesional, penulis berkiprah didunia pendidikan khususnya masihlah baru, sejak lulus S.1
Pendidikan Bahasa Inggris tahun 2005 penulis mengabdikan diri di SMP Pasundan Banjar sebagai
guru bidang studi Bahasa Inggris, yang pada awalnya seorang teman yang sudah penulis anggap
saudara sendiri meminta untuk membantu merintis sekolah swasta yang saat itu baru akan bangkit
kembali, SMP Pasundan Banjar. Kang Asep Joened, sapaan akrabnya saat itu memberi
rekomendasi untuk bergabung di sekolah swasta yang cukup dikenal kiprahnya di Kota Banjar,
namun sempat terhenti aktifitasnya sejak tahun 90an. Dengan ilmu serta bakat yang penulis miliki,
dan semangat yang menyala-nyala, penulis mulai mengabdikan diri di SMP Pasundan dan di SMK
Pasundan 2 Banjar yang saat itu dipimpin oleh bapak H. Drs, Annur, M.Pd. Sebelumnya, pada
tahun yang sama penulis juga telah lebih dulu mengajar sebagai asisten dosen di STIKes Bina Putra
Banjar meteri English for Nurse. Sorenya penulis juga mengajar di tempat kursus yang
didirikannya bersama sang kakak, Anton Nurman Soleh, SE.I, yakni Sentral Edukasia Banjar.
Selain mengajar Bahasa Inggris, penulis bergabung pula di Sekolah Musik Diva sebagai instruktur
Piano, sekolah musik milik alm. Ibu Leny Melany, seorang guru yang menginspirasi penulis pada
akhirnya melakukan banyak hal di bidang pendidikan. Kemampuan bermain Piano adalah life skill
yang dimiliki oleh penulis hasil dari pendidikan sekolah musik di Studio 5 Music School, Bandung
pada tahun 1996, persis setelah penulis lulus dari SMA, namun di sekolah musik tidak mendapat
ijazah karena tidak menyelesaikan pendidikan sampai selesai, hal ini karena penulis diminta orang
tua harus meneruskan pendidikan ke Akademi Aeronautika Dirgantara Bandung (AADB), jurusan
Teknik Pembekalan Pesawat. Selama dua semester penulis menjalani study di AADB sampai pada
akhirnya memutuskan untuk berhenti kuliah karena penulis memilik banyak kendala dalam
pencapaian prestasi akademik, tidak sesuai dengan cita-cita dan keinginan pribadi penulis sendiri.
Orang tua tidak keberatan untuk berhenti sekolah di AADB setelah melihat potensi akademik serta
keinginan yang besar dari penulis yang bercita-cita menjadi seorang guru. Sampai pada akhirnya,
penulis memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Galuh Ciamis, jurusan FKIP
prodi Pendidikan Bahasa Inggris pada tahun 2000 dan selesai pada tahun 2005.

Pada tahun 2007 penulis menambah kesibukan dengan mengajar di STIKes


Muhammadiyah Ciamis, persis saat Akper Muhammadiyah beralih nama menjadi STIKes
Muhammadiya Ciamis. Kesibukan yang hampir full selama satu minggu tersebut membuat penulis
lebih meyakini bahwa menjadi guru adalah pilihan yang terbaik dan memliki nilai nilai yang lebih
dari sekedar pekerjaan rutinitas.

Pada Tahun 2009, penulis diangkat menjadi CPNS melalui penerimaan jalur umum dengan
nilai/ peringkat urutan pertama formasi guru SMP. TMT CPNS tanggal 01 Februar 2009, sebuah
awal karier pengabdian penulis berkiprah pada pemerintahan daerah Kota Banjar dan ditunjuk
sebagai wakil rekan-rekan pada upacara simbolis penerimaan SK CPNS di gedung Setda Kota
Banjar pada waktu itu. Peristiwa tahun ini sangat besar artinya bagi penulis, karena pada tahun ini
pula anak kedua penulis, Nazila Tasya Shaumi lahir. Kelahiran putri penulis menambah motivasi
dan semangat baru untuk menjadi seorang guru profesional. Pada tahun 2010, penulis diangkat
menjadi sekretaris MGMP Bahasa Inggris 3 Kota Banjar yang saat itu diketuai oleh Bapak Oyon
Karsono, S.Pd, seorang guru sekaligus motivator bagi penulis dalam mengemban amanah sebagai
guru yang minim pengalaman dan masih butuh bimbingan para guru senior. Banyak sekali
pelajaran yang penulis ambil selama perjalanan di kepengurusan MGMP Bahasa Inggris 3 Kota
Banjar, mulai dari kerjasama dengan LPMP melalui kegiatan pelatihan Better Education for
Reformed Management and Universal Teachers Upgrading (Bermutu) selama 3 tahun anggaran,
maupun kegiatan pelatihan Guru Pemandu dan kegiatan Lomba Guru Inovasi yang diselenggarakan
oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banjar.

Setelah menjalani Tugas Prajabatan di Jogjakarta Pada tahun 2010, penulis kemudian
dilantik kembali menjadi PNS dengan TMT 1 Februari 2011 dan ditempatkan di SMP Pasundan
Banjar sebagai guru DPK. Syukur Alhamdulillah, penulis ditempatkan kembali di SMP Pasundan
Banjar, karena mulai sejak di SMP Pasundan sudah aktif mengikuti berbagai kegiatan
pengembangan diri mulai dari MGMP maupun kegiatan pelatihan yang diselengarakan oleh LPMP
Jawa Barat. Sebagai guru profesional, penulis selalu berupaya untuk senantiasa belajar dan bekerja
dengan berorientasi pada pengembangan profesionalisme nya sebagai guru.

Pada tanggal 02 Juli 2012, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Banjar menerbitkan
SK Mutasi, dan harus pindah tugas ke SMP Negeri 10 Banjar, sekolah baru yang didirikan oleh
Pemerintah Kota Banjar sebagai bagian dari visi misi Kota Banjar untuk meningkatkan IPM
masyarakat Kota Banjar. Kali kedua penulis diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk mengabdi
dengan merintis kembali sekolah baru setelah awal karier menjadi guru merintis SMP Pasundan
Banjar. SMP Negeri 10 Banjar saat itu belum memiliki gedung sekolah, namun masih
menggunakan fasilitas SD Situbatu 2 Banjar sebagai wahana belajar. Kepala sekolah pada saat itu
adalah bapak Sarjo, S.Pd., M.Pd, seorang guru penuh prestasi yang juga menjadi sumber inspirasi
penulis dalam profesi nya menjadi guru. Kepiawaian bapak Sarjo dalam administrasi, baik
kurikulum maupun manajemen sekolah memberikan banyak manfaat bagi penulis dalam
pengembangan karier nya sebagai guru dirasakan sampai sekarang. SMP Negeri 10 Banjar panulis
anggap sebagai wahana dalam mencurahkan idealisme dan cita-cita penulis sebagai seorang guru.
Sekolah baru adalah seperti bayi yang baru lahir, tentunya memerlukan tangan-tangan tulus dan
ikhlas yang memiliki nilai juang, istiqomah dan semangat yang tinggi, juga memiliki visi dan misi
dan kerjasama yang baik,sehingga sekolah baru akan denga cepat berkembang dan memiliki daya
saing tinggi. Hanya satu semester Bapak Sarjo, S.Pd., M.Pd berada di SMP Negeri 10 Banjar yang
dipindah tugaskan ke SMP Negeri 4 Banjar. Pada tahun 2013 kepala SMP Negeri 10 Banjar
ditempati oleh bapak Kusmana, S.Pd, M.Pd. Dibawah kepemimpinan kepala sekolah Bpk.
Kusmana, S.Pd., M.Pd, yang memiliki karakter tegas, lugas namun santun dan bersahaja, SMP
Negeri 10 Banjar menapaki babak baru dan semangat baru, mulai muncul sebagai bayi ajaib yang
mampu bersaing dengan sekolah-sekolah pendahulun nya dengan menorehkan banyak prestasi,
baik akademik maupun non akademik. Terbukti pada tahun 2014, SMP Negeri 10 Banjar
mendapatkan juara II Lomba Story Telling FLS2N tingkat Kota Banjar dan saat itu penulis sebagai
pembimbing nya, mendapatkan beberapa gelar Juara O2SN Bola Voly Tingkat Kota Banjar,
bahkan pada tahun 2015 SMP Negeri 10 Banjar menjadi perwakilan Kota Banjar ke tingkat
Provinsi Jawa Barat O2SN cabang Bola Voly, setelah menjadi Juara ke I di tingkat Kota Banjar.

Sederet pengalam tersebut menjadi motivasi dan pelajaran yang tiada tara bagi penulis.
Melalui perjalanan tersebut, penulis meyakini bahwa dengan tekad kuat dan integritas serta
loyalitas tinggi, setiap guru akan mampu berbicara bukan hanya sebatas mengajar di kelas saja,
namun lebih dari itu, harus mampu memberikan inspirasi/ sebagai inspirator, baik bagi siswa,
masyarakat dan para guru yang lainnya, yang sejatinya mampu menjadi Agent of Change (agen
perubahan) demi kesuksesan masa depan anak bangsa.
Prestasi yang pernah diraih oleh penulis selama berkarier menjadi seorang guru
diantaranya:

1. Juara ke II Kategori Mata Pelajaran Bahasa Inggris dalam Lomba Kreasi Model
Pembelajaran Tingkat Kota Banjar Tahun 2012
2. Juara ke III Kategori Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris dalam Lomba Kreasi
Pembelajaran Tingkat Kota Banjar Tahun 2013
3. Sebagai guru pembimbing FLS2N Story Telling tingkat Kota Banjar meraih juara II
tahun 2014
4. Juara ke I Kategori Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris dalam Lomba Kreasi Model
Pembelajaran Tingkat Kota Banjar Tahun 2015
5. Sebagai kontingen Kota Banjar mengikuti Olimpiade Guru Nasional (OGN) tingkat
Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

Deretan prestasi diatas bukanlah prestasi guru sesunggunya, karena essensi prestasi bagi
penulis bukan pencapaian nya melalui lomba-lomba, namun guru berprestasi adalah guru yang
memiliki kemampuan dan keberhasilan melaksanakan tugas dengan kepribadian yang sesuai
dengan profesi guru dan memiliki wawasan kependidikan sehingga secara nyata mampu
meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran atau bimbingan melebihi yang dicapai oleh guru
lain sehingga dapat dijadikan panutan oleh siswa, rekan sejawat maupun masyarakat sekitar.
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu
maupun kelompok. (Djamarah, 1994). Prestasi tidak mungkin dicapai tanpa adanya pengorbanan,
dan tindakan yang sungguh – sungguh. Dalam kenyataannya prestasi untuk mendapatkan prestasi
tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, tetapi harus dengan pengorbanan dan berbagai
rintangan dalam mencapainya. Hanya dengan keuletan, kegigihan dan optimisme prestasi dapat
dicapai.
Menjadi guru berarti menjadi pemburu dan pecinta ilmu. Guru `dipaksa` untuk terus berolah pikir.
Mengembangkan ilmu yang diperoleh selama di sekolah dan kuliah. Tidak jarang, guru bahkan
mendapatkan ilmu baru yang tidak ada dibangku sekolah atau kuliah. Belum lagi beragam
persoalan menyangkut murid, semakin menambah kematangan pribadi guru dalam berpikir dan
bersikap. Inilah universitas kehidupan yang sesungguhnya.
Seorang guru berprestasi adalah harapan dunia pendidikan dan pilar tegaknya kemajuan bangsa.
Guru berprestasi adalah yang mampu mengabdi dengan penuh ketulusan, yang rela mengorbankan
waktu, tenaga, dan pikirannya dalam mentransfer ilmunya kepada peserta didik. Guru berprestasi
adalah yang mampu melihat, mendengar, dan merasakan setiap kesulitan yang dihadapi anak
didiknya. Ia tidak hanya mampu mengajar tetapi juga mampu mendidik dan memberi kasih sayang
kepada anak didik. Dan guru berprestasi adalah yang mampu menjunjung tinggi profesionalitas dan
kualitas pengajarannya sebagai pendidik.
Keberhasilan guru berprestasi tidak terletak pada jabatan dan uang, tetapi pada orang yang
mengerjakannya. Karakter dan sikap mental seseorang lebih menentukan keberhasilan ketimbang
jabatan dan uang, karena jabatan dan uang adalah bersifat kebendaan duniawi yang begitu fana dan
rapuh, yang sewaktu – waktu bisa hilang atau rusak. Guru yang berprestasi memiliki karakter dan
sikap mental yang baik dan kuat terwujud dari sifat, sikap dan perilaku yang dimasukan dalam
kategori positif, yaitu jujur, percaya diri dan dapat dipercaya, rendah hati, tangguh, ulet, optimis,
pantang menyerah, disiplin.
Guru adalah cermin keteladan bagi anak didiknya, maka pantulan segala bentuk prestasi,
kelebihan, kemampuan, kecerdasan, kebijaksanaan, kasih sayang, dan segala bentuk pemahaman
kepada anak didik dengan penuh ketulusan dan kerendahan hati. Dalam pengembangan diri,
seorang guru tidak bisa hanya sekedar belajar teori – teori dalam ruangan yang terbatas, melainkan
guru harus berpikir tentang hal – hal yang berkaitan dengan masalah – masalah dalam kehidupan
sehari – hari, yang terpenting adalah bagaimana seorang guru harus berpikir secara mandiri, kreatif,
inovatif dan berkualitas.
Guru harus mampu melaksanakan dan mengatur waktunya dengan baik. Guru harus
mampu mengatur pekerjaan dengan baik, maka pekerjaan yang perlu ditangani sendiri dan mana
yang perlu ditangani dan didelegasikan kepada orang lain. Guru harus bisa menghargai apa yang
perlu dihargai menurut skala prioritas. Seorang guru sesibuk apapun harus selalu mengambil
keputusan untuk menciptakan suatu rencana – rencana. Seorang guru harus selalu memulai hari –
harinya dengan sesuatu dari hasil ciptaannya atau kemampuan sendiri. Seorang guru harus mampu
melakukan sesuatu secara efektif, efisien, dan produktif, misalnya dalam hal belajar mengajar,
mengembangkan kecerdasan anak didiknya dan mengembangkan profesionalitasnya sebagai guru
atau hal – hal lainnya.
Banyak orang yang merasa bangga dengan kekayaannya, bangga dengan keilmuannya, dan bangga
dengan kekuasaannya. Sebagai guru yang mampu mengabdikan diri penuh ketulusan pada anak
didik, dan mampu berhasil menjadi guru yang berprestasi adalah merupakan kebanggaan penulis.
Penulis bangga dengan pengabdian sebagai sebagai guru, bangga sebagai guru berprestasi.
Kebanggaan sebagai guru berprestasi adalah prestasi yang mulia, prestasi untuk menjadi lebih baik
dari hari ke hari. Bangga atas keberhasilan menjadi guru berprestasi harus dijadikan sebagai
pemicu untuk terus berprestasi.
C. Keluarga Merupakan Sumber Inspirasi
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan
bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allâh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan”
[at-Tahrîm/66:6]

Kebaikan yang Allâh perintahkan dalam ayat ini, adalah agar kaum Mukminin menjaga
diri mereka dan keluarga mereka dari api neraka. Bagaimana caranya? Abdullah bin Abbâs
Radhiyallahu anhu berkata, “Lakukanlah ketaatan kepada Allâh dan jagalah dirimu dari
kemaksiatan-kemaksiatan kepada Allâh, dan perintahkan keluargamu dengan dzikir, niscaya Allâh
Azza wa Jalla akan menyelamatkanmu dari neraka”. Mujâhid rahimahullah berkata tentang firman
Allâh ‘peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka’, “Bertakwalah kepada Allâh, dan
perintahkan keluargamu agar bertakwa kepada Allâh Azza wa Jalla ”. Qatâdah rahimahullah
berkata, “(Menjaga keluarga dari neraka adalah dengan) memerintahkan mereka untuk bertakwa
kepada Allâh dan melarang mereka dari kemaksiatan kepada Allâh Azza wa Jalla , dan mengatur
mereka dengan perintah Allâh Azza wa Jalla , memerintahkan mereka untuk melaksanakan
perintah Allâh Azza wa Jalla , dan membantu mereka untuk melaksanakan perintah Allâh. Maka
jika engkau melihat suatu kemaksiatan yang merupakan larangan Allâh, maka engkau harus
menghentikan dan melarang keluarga(mu) dari kemaksiatan itu”.

Keluarga adalah organisasi terkecil yang sangat mempengaruhi kehidupan seseorang. Dari
keluarga akan lahir sosok otoriter, sosok bijaksana dan sangat berpengaruh terhadap karakter
seseorang. Dari keluarga pula seorang anak akan tumbuh sesuai apa yang didiapatkan nya di
keluarga. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa keluarga adalah harta terbesar yang dimiliki
sesorang. Keluarga dapat diartikan pula sebagai kelompok sosial yang merupakan produk dari
adanya ikatan-ikatan kekerabatan yang mengikat satu individu dengan yang lainnya. Dengan
pengertian ini keluarga berarti merupakan unit sosial terkecil dalam masyarakat. Keluarga dapat
diklasifikasikan dalam dua kategori, yaitu keluarga luas atau keluarga besar yang disebut
dengan al-‘ailah, dan keluarga inti atau keluarga kecil yang disebut dengan istilah al-usrah. Al-
‘ailah dimaknai sebagai lembaga tempat hidup bersama dengan situasi yang berbeda-beda, tapi di
bawah satu formasi keluarga, yang di dalamnya terbentuk sebuah ikatan bersama. Sedangkan al-
usrah adalah kelompok sosial yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak yang belum menikah.

Dalam membina keluarga tentu tidak terlepas dari nilai-nilai Islami sehingga kehidupan
rumah tangganya akan mendapatkan keharmonisan dan kebahagiaan bersama. Melalui bimbingan
dan pengajaran agama Islam dalam keluarga membuat ketentraman dan ketenangan hidup.
Sebagai guru yang seringkali harus meninggalkan keluarga demi tugas pelatihan atau tugas
yang dibebankan oleh atasan, penulis tetap selalu mengutamakan dan selalu menyempatkan diri
melakukan tugas sebagai suami dan orang tua di rumah, membagi waktu untuk bercengkrama
dengan anak, membimbing mereka dengan kasih sayang dan mengarahkannya dengan agar mereka
selalu memiliki tanggung jawab sebagai anak untuk dapat meraih cita-cita yang mereka impikan
dan didambakan orang tua. Dengan kesibukan penulis dan istri, Novy Noeraeni, S.Kep sebagai
perawat di RSUD Kota Banjar yang harus bekerja sesuai jadwal shift pagi/ siang/ malam, penulis
senantiasa memberikan wawasan dan pemahaman bahwa kita semua memiliki tanggung jawab
yang harus dikerjakan dengan sebaik-baiknya agar tidak mengecewakan orang lain. Anak penulis
yang paling besar laki-laki bernama Hilal Syah Fatih berusia 10 tahun duduk di kelas 4 SDIT, anak
yang ke dua perempuan bernama Nazila Tasya Shaumi berusia 7 tahun duduk di kelas 2 SDIT.
Keduanya bersekolah di sekolah full day school SDIT Uswatun Hasanah Kota Banjar.

Lingkungan kedua setelah keluarga adalah masyarakat sekitar yaitu tetangga. Sebagai
anggota masyarakat penulis selalu ingin memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi tetangga dan
lingkungan sekitar. Maka, tidak heran kalau mereka selalu melibatkan penulis dalam kegiatan-
kegiatan di lingkungan baik tingkat RT, RW dan Kelurahan, apalagi, sejak tahun 2013 sampai
sekarang, penulis ditunjuk sebagai ketua RT di lingkungan RT.04 / RW.12 Banjarkolot, kelurahan
Banjar Kecamatan Banjar Kota Banjar. Hal yang sangat berat pada awalnya, mengingat jabatan
ketua RT merupakan representasi dari perwakilan warga di lingkungan, dan kesibukan penulis pula
yang awalnya terasa berat. Tapi penulis mencoba belajar dan mencoba berbuat yang terbaik kendati
pengalaman yang masih minim dalam hal kemasyarakatan. Penulis melaksanakan berbagai
kegiatan kemasyarakatan di lingkungan, seperti mendirikan Bank Sampah yang dikelola langsung
oleh pengurus RT, merintis Kas simpan pinjam bagi warga RT.04. Alhamdulillah, melalui dua hal
ini pula penulis bisa membantu warga yang membutuhkan. Kompleksitas dalam mengelola
organisasi RT memang rumit, namun penulis mengutip ayat Al-Quran s sebagai dasar pijakan
dalam memahami perbedaan di masyarakat.

”Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah
orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal.”. (QS Al Hujurat: 13).

Setiap manusia adalah makhluk sosial, seseorang tidak bisa lepas dari interaksi dengan
sesamanya. Bahkan seringkali dia harus dibantu oleh orang lain dalam memenuhi kebutuhannya
dan demikian pula sebaliknya. Atas dasar inilah, kita sebagai muslim diperintahkan untuk saling
menghormati, saling memahami kondisi dan perasaan dan saling mengasihi terhadap yang
memerlukan, saling berterima kasih dan saling memberi kebaikan, sikap demikianlah yang akan
mengantarkan kita kepada nikmat-nikmat-Nya berlipat ganda.

Selain di lingkungan, aktivitas penulis juga di tingkat Kota Banjar, sesuai hobi dan
kemampuan bakat penulis dalam bidang olahraga, penulis menjadi pengurus Persatuan Tenis Meja
Seluruh Indonesia (PTMSI) cabang Kota Banjar sebagai Sekretaris. Organisasi ini penulis ikuti
sejak tahun 2013 sampai sekarang. Dengan organisasi ini, penulis dan teman-teman penulis tidak
hanya mengekspresikan hasrat berolahraga, akan tetapi memberikan dan mewadahi para pemuda
untuk aktif dalam organisasi dan memiliki eksistensi. Alhamdulillah, dari organisasi ini telah
melahirkan beberapa pelatih bersertifikat provinsi, wasit bersertifikat provinsi serta atlet junior
yang sempat turut berkiprah membawa nama Kota Banjar mengikuti Pra Kualifikasi Porda Jabar
pada tahun 2015 yang lalu. Dalam bidang musik modern, penulis juga memiliki komunitas musik
sebagai wahana silaturahmi dan pengembangan skill musik di Kota Banjar. Sejak tahun 2007,
penulis menjadi ketua Komunitas Musik Banjar, sebuah perkumpulan para musisi yang concern
terhadap pendidikan musik, terutama musik modern dengan rutin mengadakan coaching clinic
maupun kegiatan-kegiatan pentas musik dalam rangka menjaring bakat dan minat generasi muda
juga menyalurkan nya ke hal-hal positif sebagai counter terhadap pergaulan bebas di kalangan
genarasi muda. Dalam berbagai kegiatan KMB senantiasa bersinergi dengan berbagai elemen, baik
dengan KNPI sebagai Induk organisasi kepemudaan serta bidang Parwisata dan budaya Kota
Banjar.

Itulah kiprah penulis, walaupun sebagai guru yang harus setiap hari masuk kelas untuk
membimbing siswa, disekolah dengan tugas tambahan yang harus penulis selesaikan. Namun, tidak
menjadi kendala untuk penulis bisa bergaul dan bermasyarakat mulai menjadi ketua RT sampai
berbagai kegiatan di tingkat Kota.

D. Harapan dan Cita-Cita

Seperti yang penulis paparkan dalam latar belakang, berkaitan dengan istilah guru
berprestasi. Guru berpresasti adalah guru yang meimiliki kinerja dan kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial, dan profesional yang melampaui standar nasional. Dalam UU Nomor 14 tahun
2005 tentang Guru dan Dosen pasal 36 ayat (1) dinyatakan bahwa : “Guru yang berprestasi,
berdedikasi luar biasa, dan/atau bertugas di daerah khusus berhak memperoleh penghargaan”
Sebagai karakteristik Guru berprestasi akan tercermin dalam penampilan pelaksanaan
pengabdian tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian dan kemampuanyang luar biasa dalam
materi maupun metode. Di samping keahlian, sosok prestasi guru ditunjukkan melalui tanggung
jawab dalam melakukan seluruh pengabdiannya. Guruberpresasti hendaknya mampu memikul dan
melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada peserta didik, orang tua, masyarakat, bangsa,
negara, dan agamanya danmempunyai tanggung jawab pribadi, sosial, intelektual, moral dan
spiritual. Tanggung jawab pribadi yang mandiri yang mampu memahami dirinya, mengelola
dirinya, mengendalikan dirinya, dan menghargai serta mengembangkan dirinya. Tanggung jawab
sosial diwujudkan melalui kompetensi guru dalam memahami dirinya sebagai bagian yang tak
terpisahkan dari lingkungan sosial serta memilki kemampuan interaktif yang efektif. Tanggung
jawab intelektual diwujudkan melalui penguasaan berbagai perangkat pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk menunjang tugas-tugasnya. Tanggung jawab spiritual dan
moral diwujudkan melalui penampilan guru sebagai makhluk yang beragama yang prilakunya
senantiasa tidak menyimpang dari norma-norma dan moral. Maka, dengan pemahaman tersebut di
atas, penulis berpendapat bahwa seorang guru bukanlah sosok yang hanya harus berkutat di dalam
kelas, masuk kelas-memberikan materi-memberi tugas keluar kelas dan pulang. Sebagai makhluk
sosial yang berprestasi, guru harus bertanggung jawab bukan hanya di dalam kelas akan tetapi
harus mempunyai tanggung jawab sosial bahwa ketika di luarpun bahwa dia adalah seorang guru.
Sehingga apabila kita merujuk kembali pada sebuah sebutan bahwa guru itu “di gugu dan di tiru”
adalah benar adanya.
Setiap manusia tentu mempunya harapan untuk masa depan yang lebih baik dan hanya
dengan terus belajar , bersemangat dan berusahalah semua bisa di raih. Dalam setiap hal yang saya
lakukan berharap menjadi manfaat dan inspirasi bagi orang lain. Adapun saran-saran yang dapat
diberikan agar guru dapat lebih termotivasi untuk melakukan tugasnya sebagai sebuah bentuk
pengabdian dan mampu berkembang sebagai guru berprestasi adalah sebagai berikut:
1. Apabila seseorang telah menentukan bahwa pilihan profesi yang akan dijalaninya adalah
sebagai seorang guru, maka hendaklah ia benar-benar tulus untuk melaksanakan tugasnya
sebagai sebuah pengabdian.
2. Untuk mengembangkan diri menjadi guru yang profesional, hendaknya pengabdian tulus
yang telah diberikan selalu diimbangi dengan kebiasaan berpikir reflektif, mempunyai
prinsip hidup sebagai pebelajar sepanjang hayat yang selalu berusaha meningkatkan
kompetensi diri di bidang pedagogik, sosial, kepribadian, dan profesional, dan mengasah
kreativitas dan kemampuan berinovasi.
3. Kepada pihak-pihak yang berwenang, hendaknya terus berupaya meningkatkan
kesejahteraan guru agar segala kebutuhan-kebutuhan yang mereka perlukan dapat
terpenuhi. Dengan tercukupinya kebutuhan-kebutuhan guru maka akan dapat memotivasi
guru untuk mengaktualisasikan diri menjadi guru profesional yang bangga akan profesi dan
prestasi yang diraihnya
E. Penutup
Alhamdulillahirabbil’alamiin, penulis akhirnya dapat menyelesaikan artikel ini tepat
waktu, kendati masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam kaidah penulisan maupun esensi
dari artikel ini.
Menjadi guru adalah pengabdian, menjadi guru berprestasi adalah kebanggaan, ini
merupakan suatu fenomena bahwa pengabdian seorang guru haruslah merupakan pengabdian
dengan ketulusan, keikhlasan, yang rela mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya dalam
mentransfer ilmu, mendidik anak didik, dapat dijadikan teladan baik oleh anak didik, rekan sejawat
maupun masyarakat. Keberhasilan guru menjadi guru berprestasi bukanlah diukur pada jabatan dan
uang, tapi pada hasil pengabdian dan pengorbanannya.
Guru berprestasi adalah seseorang yang memiliki karakter dan sikap yang positif, yaitu
jujur, percaya diri dan dapat dipercaya, rendah hati, tangguh, ulet, optimis, pantang menyerah, dan
disiplin.
Penulis ingin menyampaikan terimakasih sedalam dalamnya kepada:
1. Kepala SMP Negeri 10 Banjar atas motivasi serta kesempatan nya sehingga penulis
dapat mengikuti kegiatan Lomba Guru Berprestasi tingkat Kota Banjar Tahun 2016
2. Para guru dan staf karyawan di SMP Negeri 10 Banjar atas diskusi, saran dan
pandangan nya sehingga artikel ini dapat penulis selesaikan
3. Murid murid SMP Negeri 10 Banjar sebagai sumber inspirasi bagi penulis sehingga
penulis mampu terus memperbaiki kinerja dan pengabdian sebagai seorang guru
profesional.

Anda mungkin juga menyukai