Artikel Ilmiah
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mengikuti Ujian Sidang Tesis
Oleh:
UNIVERSITAS GALUH
PROGRAM PASCA SARJANA
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Jl. R.E. Martadinata No. 150 Ciamis 46251
2018
BAB I
PENDAHULUAN
3.1. Kesimpulan
Seperti telah diuraikan pada awal pendahuluan bahwa Konsep Pendidikan
Karakter Bangsa dan Kearifan Budaya Lokal selain mengembangkan dan
memperkuat potensi pribadi juga menyaring pengaruh dari luar yang akhirnya
dapat membentuk karakter peserta didik yang dapat mencerminkan budaya bangsa
Indonesia. Upaya pembentukan karakter sesuai dengan budaya bangsa ini tentu
tidak semata-mata hanya dilakukan di sekolah melalui serangkaian kegiatan
belajar mengajar baik melalui mata pelajaran maupun serangkaian kegiatan
pengembangan diri yang dilakukan di kelas dan luar sekolah. Pembiasaan-
pembiasan (habituasi) dalam kehidupan, seperti: religius, jujur, disiplin, toleran,
kerja keras, cinta damai, tanggung-jawab, dsb. perlu dimulai dari lingkup terkecil
seperti keluarga sampai dengan cakupan yang lebih luas di masyarakat. Nilai-nilai
tersebut tentunya perlu ditumbuhkembangkan yang pada akhirnya dapat
membentuk pribadi karakter peserta didik yang selanjutnya merupakan
pencerminan hidup suatu bangsa yang besar.
Dengan pendidikan karakter yang diterapkan secara sistematis dan
berkelanjutan, seorang anak akan menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi ini
adalah bekal penting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan,
karena seseorang akan lebih mudah dan berhasil menghadapi segala macam
tantangan kehidupan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis.
3.2. Saran
Dasar pendidikan karakter ini, sebaiknya diterapkan sejak usia kanak-kanak
atau yang biasa disebut para ahli psikologi sebagai usia emas (golden age), karena
usia ini terbukti sangat menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan
potensinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 50% variabilitas
kecerdasan orang dewasa sudah terjadi ketika anak berusia 4 tahun. Peningkatan
30% berikutnya terjadi pada usia 8 tahun, dan 20% sisanya pada pertengahan atau
akhir dasawarsa kedua. Dari sini, sudah sepatutnya pendidikan karakter dimulai
dari dalam keluarga, yang merupakan lingkungan pertama bagi pertumbuhan
karakter anak.
Semua fihak baik tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan di sekolah
mendukung upaya sekolah dalam implementasi Konsep Pendidikan Berbasis
Karakter Bangsa dan Kearifan Budaya Lokal sesuai dengan visi misi sekolah
dalam melaksanakan KBM aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan
sesuai kurikulum, mengupayakan melibatkan seluruh stakeholder sekolah baik itu
para wakil kepala sekolah, guru, jajaran komite sekolah dan yang lainnya agar
turut serta mendukung program kegiatan sekolah yang terintegrasi melalui
implementasi sistem informasi manajemen, menyiapkan sumber daya manusia
yang memiliki semangat dalam memperbaiki anak bangsa, menyiapkan RAPBS,
menginventarisasi kegiatan dan program sekolah, mengecek dan memonitoring
setiap kegiatan baik pelaksanaan KBM maupun kegiatan ekstra kurikuler yang
menerapkan nilai-nilai Pendidikan Karakter Bangsa dan Kearifan Budaya Lokal.