Sectio Caesarea Dengan CPD
Sectio Caesarea Dengan CPD
C. Jenis – jenis
D. Indikasi
a. Indikasi Ibu
Panggul sempit absolute
Tumor – tumor jalan lahir yang menimbulkan obstruksi
Stenosis serviks / vagina
Plasenta previa
Disproporsi sefalopelvik
Rupture uteri membakar
b. Indikasi Bayi
1) Janin mati
2) Syok, anemia berat, sebelum diatasi
3) Kelainan congenital berat ( monster ).
Peritonitis
Ruptur uteri
Supaya dinding rahim ada kesempatan menjadi kuat kembali dinasehatkan supaya
pasien jangan hamil lagi selama 3 tahun.
CPD adalah tidak ada kesesuaian antara kepala janin dengan bentuk dan ukuran
panggul.Disproporsi sefalopelvik adalah keadaan yang menggambarkan ketidaksesuaian
antara kepala janin dan panggul ibu sehingga janin tidak dapat keluar melalui
vagina. Disproporsi sefalopelvik adalah keadaan yang menggambarkan ketidaksesuaian
antara kepala janin dan panggul ibu sehingga janin tidak dapat keluar melalui vagina.
Disproporsi sefalopelvik disebabkan oleh panggul sempit, janin yang besar ataupun
kombinasi keduanya. Cephalopelvic Disproportion (CPD) adalah diagnosa medis
digunakan ketika kepala bayi dinyatakan terlalu besar untuk muat melewati panggul ibu.
Sering kali, diagnosis ini dibuat setelah wanita telah bekerja keras selama beberapa
waktu, tetapi lain kali, itu dimasukkan ke dalam catatan medis wanita sebelum ia bahkan
buruh. Sebuah misdiagnosis of CPD account untuk banyak yang tidak perlu dilakukan
bedah caesar di Amerika Utara dan di seluruh dunia setiap tahunnya. Diagnosis ini tidak
harus berdampak masa depan seorang wanita melahirkan keputusan. Banyak tindakan
dapat diambil oleh ibu hamil untuk meningkatkan peluangnya untuk melahirkan melalui
vagina. Panggul sempit dapat didefinisikan secara anatomi dan secara obstetri. Secara
anatomi berarti panggul yang satu atau lebih ukuran diameternya berada di bawah angka
normal sebanyak 1 cm atau lebih. Pengertian secara obstetri adalah panggul yang satu
atau lebih diameternya kurang sehingga mengganggu mekanisme persalinan normal.
1. Ukuran Panggul
a. Pintu Atas Panggul: Pintu Atas Panggul dibentuk oleh promontorium corpus
vertebra sacrum, linea innominata, serta pinggir atas simfisis. Konjugata diagonalis
adalah jarak dari pinggir bawah simfisis ke promontorium, Secara klinis, konjugata
diagonalis dapat diukur dengan memasukkan jari telunjuk dan jari tengah yang
dirapatkan menyusur naik ke seluruh permukaan anterior sacrum, promontorium
teraba sebagai penonjolan tulang. Dengan jari tetap menempel pada promontorium,
tangan di vagina diangkat sampai menyentuh arcus pubis dan ditandai dengan jari
telunjuk tangan kiri. Jarak antara ujung jari pada promontorium sampai titik yang
ditandai oleh jari telunjuk merupakan panjang konjugata diagonalis. Konjugata
vera yaitu jarak dari pinggir atas simfisis ke promontorium yang dihitung dengan
mengurangi konjugata diagonalis 1,5 cm, panjangnya lebih kurang 11 cm.
Konjugata obstetrika merupakan konjugata yang paling penting yaitu jarak antara
bagian tengah dalam simfisis dengan promontorium, Selisih antara konjugata vera
dengan konjugata obstetrika sedikit sekali.
b. Panggul Tengah : Panggul Tengah (Pelvic Cavity) Ruang panggul ini memiliki
ukuran yang paling luas. Pengukuran klinis panggul tengah tidak dapat diperoleh
secara langsung. Terdapat penyempitan setinggi spina isciadika, sehingga
bermakna penting pada distosia setelah kepala engagement. Jarak antara kedua
spina ini yang biasa disebut distansia interspinarum merupakan jarak panggul
terkecil yaitu sebesar 10,5 cm. Diameter anteroposterior setinggi spina isciadica
berukuran 11,5 cm. Diameter sagital posterior, jarak antara sacrum dengan garis
diameter interspinarum berukuran 4,5 cm.3,4.
c. Pintu Bawah Panggul: Pintu Bawah Panggul, bukanlah suatu bidang datar namun
terdiri dari dua segitiga dengan dasar yang sama yaitu garis yang menghubungkan
tuber isciadikum kiri dan kanan. Pintu bawah panggul yang dapat diperoleh
melalui pengukuran klinis adalah jarak antara kedua tuberositas iscii atau distansia
tuberum (10,5 cm), jarak dari ujung sacrum ke tengah-tengah distensia tuberum
atau diameter sagitalis posterior (7,5 cm), dan jarak antara pinggir bawah simpisis
ke ujung sacrum (11,5 cm).