Anda di halaman 1dari 80

MODUL VIII

PORTAL BAJA 3D DENGAN ANALISIS DINAMIK

A. Portal Baja 3D
Portal Baja adalah suatu sistem yang terdiri dari bagian-bagian struktur yang saling berhubungan
yang berfungsi menahan beban sebagai suatu kesatuan lengkap yang berdiri sendiri dengan atau tanpa
dibantu oleh diafragma-diafragma horisontal atau system – system lantai, dan struktur baja mendominasi
bagian-bagian ini.
Sama seperti pada portal beton, pada dasarnya sistem struktur bangunan terdiri 2, yaitu:
1. Portal terbuka, dimana seluruh momen-momen dan gaya yang bekerja pada konstruksi ditahan
sepenuhnya oleh pondasi, sedangkan sloof hanya berfungsi untuk menahan dinding saja. Pada portal
terbuka kekuatan dan kekakuan portal dalam menahan beban lateral dan kestabilannya tergantung
pada kekuatan dari elemen-elemen strukturnya.
2. Portal tertutup, dimana momen-momen dan gaya yang bekerja pada konstruksi ditahan terlebih
dahulu oleh sloof / beam kemudian diratakan, baru sebagian kecil beban dilimpahkan ke pondasi.
Sloof / beam berfungsi sebagai pengikat kolom yang satu dengan yang lain untuk mencegah
terjadinya Differential Settlement.
Baja sebagai material bangunan menjadi salah satu jalan keluar yang banyak digunakan dalam
dunia konstruksi untuk mengatasi permasalahan yang telah disebutkan sebelumnya. Baja menjadi
material yang dipilih karena baja memiliki karakteristik keruntuhan yang bersifat ductile sehingga dapat
mengurangi resiko kematian bagi para pengguna gedung. Ductile adalah suatu mekanisme yang terjadi
pada material baja ketika struktur baja telah berada pada kondisi plastisnya. Ketika mekanisme ini terjadi,
baja akan mengalami leleh sebelum pada akhirnya failure. Rentang waktu yang ada ketika baja
mengalami peristiwa kelelehan memberikan waktu bagi para pengguna gedung untuk menyelamatkan
diri, tidak seperti beton yang bersifat getas sehingga mengakibatkan keruntuhan seketika ketika gaya
yang bekerja telah melamaui kemampuan ultimate beton.
Namun, meskipun baja memiliki sifat ductile, sistem portal baja yang umum dipakai pada
konstruksi terkadang bekerja tidak sesuai dengan yang diharapkan. Pada struktur portal, baja bisa
berfungsi sebagai kolom dan balok. Kasus kegagalan yang umum terjadi di lapangan pada portal baja
adalah mekanisme keruntuhan Weak Column Strong Beam. Mekanisme ini adalah mekanisme yang mana
baja yang berfungsi sebagai kolom menunjukkan sifat ductilenya lebih dahulu daripada baja yang
berfungsi sebagai balok. Mekanisme ini menjadi berbahaya karena menyebabkan keruntuhan seketika
pada sebuah struktur bangunan sehingga kemungkinan para pengguna gedung untuk menyelamatkan diri
menjadi kecil. Salah satu contoh mekanisme keruntuhan tipe ini adalah keruntuhan sandwich.
B. Analisis
Sebuah bangunan portal baja seperti gambar 8.1 ( BJ 50) dengan fy : 290 Mpa, Fu : 500 Mpa, dan modulus
elastisitas Es : 200000 Mpa. Dengan balok menggunakan baja WF 700x300x15x8 mm, profil kolom
menggunakan baja WF 300x300x8x12 mm, seperti gambar 8.2, bangunan difungsikan sebagai gedung
perkantoran. Setiap balok pada lantai 1 dan 2, difungsikan untuk menahan plat lantai dan dinding bata,balok
pada atap hanya menahan plat lantai. Beban yang digunakan sesuai dengan peraturan yang ditetapkan.
Lokasi gedung berada di kota Cilegon.
1. Beban yang bekerja
Beban Dinding : 250,43 kg/m2
Beban Mati Tambahan Lantai : 50,43 kg/m2
Beban Hidup Lantai : 250,43 kg/m2
Beban Hidup Atap : 100,43 kg/m2
Beban gempa arah X (Lt 1) : 200,43 KN
Beban gempa arah Y (Lt 1) : 100,43 KN
Beban gempa arah X (Lt 2) : 250,43 KN
Beban gempa arah Y (Lt 2) : 150,43 KN
Beban gempa arah X (Lt 3) : 300,43 KN
Beban gempa arah Y (Lt 3) : 200,43 KN

Gambar 8.1 Modal Portal Baja 3D

Gambar 8.2 Penampang Kolom dan Balok


Gambar 8.3 Sebaran Gempa Pada Daerah di Indonesia

Gambar 8.4 Koefisien Dasar E


Hitungan input pembebanan gempa
Grafik respon spectrum, wilayah Cilegon, jenis tanah lunak :
Tabel 8.1 respon spectrum, wilayah Cilegon

T (s) C (g)
0 0.243

0.196 0.608
0.979 0.608

0.979 0.552

1.079 0.505

1.179 0.465

1.279 0.431

1.379 0.402

1.479 0.377

1.579 0.354

1.679 0.334

1.779 0.317

1.879 0.301

1.979 0.286

2.079 0.273

2.179 0.261

2.279 0.25

2.379 0.24

2.479 0.231

2.579 0.222

2.679 0.214

2.779 0.207

2.879 0.2

2.979 0.193

3.079 0.187
3.179 0.181

3.279 0.176

3.379 0.171

3.479 0.166

3.579 0.162

3.679 0.157

3.779 0.153

3.879 0.15
4 0.149

C. Langkah Tutorial
1. Buka program ETABS yang terdapat di Desktop dengan cara mengklik 2 kali icon dibawah ini

Gambar 8.5 ETABS

2. Selanjutnya akan muncul tampilan seperti dibawah ini, kemudian klik OK.
Gambar 8.6 kotak dialog Tip of The Day

2. Membuat file baru


a. Klik File > New Model

Gambar 8.7 File > New Model


b. Akan muncul kotak dialog New Model Initialization
c. Klik NO

Gambar 8.8 New Model Initialisation


d. Ubah Satuan Ke KN-m
Gambar 8.9 Mengubah Satuan Menjadi KN-m
e. Pada Grid Dimensions pilih Uniform Grid Spacing
 Number Line in X directions =5
 Number Line in Y directions =3
 Spacing in X Directions = 7,25 m
 Spacing in Y Directions = 7,25 m
 Number of Stories =3 m
 Typical Story Height = 3,65 m
 Bottom Story Height = 4,25 m
 Pada Add Structural Objects = Pilih Grid Only
f. Klik OK

Gambar 8.10 Mengatur Perencanaan Grid


3. Mendefinisikan Tipe Bahan
Material baja
a. Klik Define > Materials Properties

Gambar 8.11 Define > Materials Properties


b. Akan muncul kotak dialog Define Materials
 Pada material pilih STEEL
 Klik Add New Material

Gambar 8.12 Kotak Dialog (Define Materials)


c. Akan muncul kotak dialog Material Property Data, isikan data :
 Material Name : BAJA
 Typical of Material : Isotropic
 Modulus of Elasticity : 200000 Mpa
 Minimum Yield Stress, Fy : 290 Mpa
 Minimum Tensile Strength, Fu : 500 Mpa

Gambar 8.13 Mengatur Data Material Baja


d. Klik OK

Material beton
a. Akan muncul kotak dialog Define Materials
 Pada material pilih CONCRETE
 Klik Add New Material

Gambar 8.14 Kotak Dialog (Define Materials)


b. Akan muncul kotak dialog Material Property Data, isikan data :
 Pada Material Name beri nama BETON

Pada Weight per Unit Volume isikan :2400Kg/m3
 Pada Minimum Tensile Stress, f’c isikan : 30,43 Nmm

Gambar 8.15 Mengatur Data Material Beton


c. Klik OK

4. Mendefinisikan penampang elemen struktur


a. Klik Define > Frame sections

Gambar 8.16 Define > Frame Section


b. Akan muncul kotak dialog Define Frame Properties
Membuat Profil BALOK
a. Pada Click to Pilih Add I/Wide Flange
Gambar 8.17 Kotak Dialog (Define Frame Properties)
b. Akan muncul kotak dialog I/Wide Flange Section
 Section Name : KOLOM
 Material : BAJA
 Dimensions
 Outside height, t3 : 0,37 m
 Top flange width, t2 : 0,3 m
 Top flange thickness, tf : 0,028 m
 Web thickness,tw : 0,015 m
 Bottom flange width, t2b : 0,3 m
 Bottom flange thickness, tfb : 0,028 m
Gambar 8.18 Membuat Penampang Kolom
 Klik OK
Membuat Profil BALOK
a. Pada Click to Pilih Add I/Wide Flange

Gambar 8.19 Kotak Dialog (Define Frame Properties)


b. Akan muncul kotak dialog I/Wide Flange Section
 Section Name : BALOK
 Material : BAJA
 Dimensions
 Outside height, t3 : 0,3 m
 Top flange width, t2 : 0,3 m
 Top flange thickness, tf : 0,012 m
 Web thickness,tw : 0,008 m
 Bottom flange width, t2b : 0,3 m
 Bottom flange thickness, tfb : 0,012 m

Gambar 8.20 Membuat Penampang Balok


c. Klik OK

5. Membuat Pelat Lantai


a. Klik Define > Wall/Slab/Deck Sections

Gambar 8.21 Define > Wall/Slab/Deck Section


b. Akan muncul kotak dialog Define Wall/Slab/Deck Sections
c. Pilih Add New Slab

Gambar 8.22 Kotak Dialog (Define Wall/Slab/Deck Sections)


d. Akan muncul kotak dialog Wall/Slab Section
 Pada Section Name isikan PLAT LANTAI
 Pada Material pilih beton
 Pada Membrane = 0,1243 m
 Pada Bending = 0,1243 m
 Pada Type pilih Membrane
Gambar 8.23 Membuat Plat Lantai
e. Klik OK

6. Membuat Pelat Atap


a. Klik Define > Wall/Slab/Deck Sections

Gambar 8.24 Define > Wall/Slab/Deck Section


b. Akan muncul kotak dialog Define Wall/Slab/Deck Sections
c. Pilih Add New Slab
Gambar 8.25 Kotak Dialog (Define Wall/Slab/Deck Sections)
d. Akan muncul kotak dialog Wall/Slab Section
 Pada Section Name isikan PLATATAP
 Pada Material pilih BETON
 Pada Membrane = 0,1043 m
 Pada Bending = 0,1043 m
 Pada Type pilih Membrane

Gambar 8.26 Membuat Plat Atap


7. Mendefinisikan Tipe Beban
a. Klik Define > Static Load Cases

Gambar 8.27 Define > Static Load Cases


b. Akan muncul kotak dialog Define Static Load Case Names
1) Beban Mati Tambahan
 Pada Load Name isikan SDL
 Pada Type isikan SUPER DEAD
 Klik Add New Load

Gambar 8.28 Mendefinisikan Beban SDL


2) Beban Gempa X
 Pada Load Name isikan GEMPA X
 Pada Type isikan QUAKE
 Klik Add New Load

Gambar 8.29 Mendefinisikan Beban QUAKE


3) Beban Gempa Y
 Pada Load Name isikan GEMPA Y
 Pada Type isikan QUAKE
 Klik Add New Load

Gambar 8.30 Mendefinisikan Beban QUAKE


 Klik OK

9. Memasukan data Response Spectrum


a. Klik Define > Response Spectrum Fungctions
Gambar 8.31 Define >Response Spectrum function
b. Pada Choose Funstions Type to Add pilih spectrum from file
c. Maka akan muncul kotak dialog Respons Spectrum Functions Definitions
 Beri nama Cilegon
 Isikan data gempa sesuai dengan peraturan perencanaan gedung (beban gempa yang telah
dicari pada puskim)

Gambar 8.32 Respons Spectrum Functions Definitions


Gambar 8.33 Menentukan Spektrum Response

10. Mendefinisikan Type Analisis Spectrum Respons


a. Klik Define > Response Spectrum Cases

Gambar 8.34 Define > Response Spectrum Case


b. Akan muncul kotak dialog Define Respons Spectrum
 Klik Add New Spectrum

Gambar 8.35 Define Response spectrum


c. Akan muncul kotak dialog Respons Spectrum Cases Data
 Beri nama RSX
 Pada input Respons Spectra isikan :
Directions Function Scale Factor
U1 CILEGON 2,943 N-mm
U2 CILEGON 9,81 N-mm
Gambar 8.36 Menentukan Type RSX
 Klik Add New Spectrum

Gambar 8.37 Define Response spectrum


d. Akan muncul kotak dialog Respons Spectrum Cases Data
 Beri nama RSY
 Pada input Respons Spectra isikan :
Directions Function Scale Factor
U1 CILEGON 9,81 N-mm
U2 CILEGON 2,943 N-mm

Gambar 8.38 Menentukan Type RSY


11. Mendefinisikan kombinasi pembebanan
a. Klik Define > Load Combinations
Gambar 8.39 Define > Load Combinations
b. Akan muncul kotak dialog Define Load Combination
c. Klik Add New Combo

Gambar 8.40 Define Load Combination


d. Akan muncul kotak dialog Load Combination Data
Beri nama pada kombinasi yang akan di buat
1) COMB 1
 Case Name Scale Factor
DEAD 1,4
SDL 1,4

Gambar 8.41 Kotak Dialog (combo 1)


2) COMB 2
 Case Name Scale Factor
DEAD 1,2
SDL 1,2
LIVE 1,6
Gambar 8.42 Kotak Dialog (combo 2)
3) COMB 3
 Case Name Scale Factor
DEAD 1,2
SDL 1,2
LIVE 1
EX 1
EY 0,3

Gambar 8.43 Kotak Dialog (combo 3)


4) COMB 4
 Case Name Scale Factor
DEAD 1,2
SDL 1,2
LIVE 1
EX -1
RSEY -0,3
Gambar8.44 Kotak Dialog (combo 4)
5) COMB 5
 Case Name Scale Factor
DEAD 1,2
SDL 1,2
LIVE 1
EX 1
EY -0,3
Gambar 8.45 Kotak Dialog (combo 5)
6) COMB 6
 Case Name Scale Factor
DEAD 1,2
SDL 1,2
LIVE 1
EX -1
EY 0,3
Gambar 8.46 Kotak Dialog ( combo 6)
7) COMB 7
 Case Name Scale Factor
DEAD 1,2
SDL 1,2
LIVE 1
EX 0,3
EY 1
Gambar 8.47 Kotak Dialog ( combo 7)
8) COMB 8
 Case Name Scale Factor
DEAD 1,2
SDL 1,2
LIVE 1
EX -0,3
EY -1

Gambar 8.48 Kotak Dialog ( combo 8)


9) COMB 9
 Case Name Scale Factor
DEAD 1,2
SDL 1,2
LIVE 1
EX 0,3
EY -1
Gambar 8.49 Kotak Dialog ( combo 9)
10) COMB 10
 Case Name Scale Factor
DEAD 1,2
SDL 1,2
LIVE 1
EX -0,3
EY 1
Gambar 8.50 Kotak Dialog ( combo 10)
11) COMB 11
 Case Name Scale Factor
DEAD 0,9
SDL 0,9
EX 1
EY 0,3

Gambar 8.51 Kotak Dialog ( combo 11)


12) COMB 12
 Case Name Scale Factor
DEAD 0,9
SDL 0,9
EX -1
EY -0,3
Gambar 8.52 Kotak Dialog ( combo 12)
13) COMB 13
 Case Name Scale Factor
DEAD 0,9
SDL 0,9
EX 1
EY -0,3
Gambar 8.53 Kotak Dialog ( combo 13)
14) COMB 14
 Case Name Scale Factor
DEAD 0,9
SDL 0,9
EX -1
EY 0,3
Gambar 8.54 Kotak Dialog ( combo 14)
15) COMB 15
 Case Name Scale Factor
DEAD 0,9
SDL 0,9
EX 0,3
EY 1

Gambar 8.55 Kotak Dialog ( combo 15)


16) COMB 16
 Case Name Scale Factor
DEAD 0,9
SDL 0,9
EX -0,3
EY -1
Gambar 8.56 Kotak Dialog ( combo 16)
17) COMB 17
 Case Name Scale Factor
DEAD 0,9
SDL 0,9
EX 0,3
EY -1
Gambar 8.57 Kotak Dialog ( combo 17)
18) COMB 18
 Case Name Scale Factor
DEAD 0,9
SDL 0,9
EX -0,3
EY 1

Gambar 8.58 Kotak Dialog ( combo 18)


12. Menggambar BALOK dan KOLOM
a. Klik Edit > Edit Story Data > Edit Story
Gambar 8.59 Edit > Edit Story Data > Edit Story
b. Ubah Story Data menjadi sebagai berikut :
Untuk membuat menduplicate line dengan cepat
 Label Master Story Similiar to
STORY3 Yes
STORY2 No STORY3
STORY1 No STORY3
BASE

Gambar 8.60 Kotak Dialog (Story Data)


13. Menggambar Model Struktur
a. Klik View > Set Elevation View
(untuk mengaktifkan gambar potongan grid yang akan dibuat element)

Gambar 8.61 View > Set Elevation View

Gambar 8.62 Kotak dialog (Set Elevation View)


Maka tampilan akan menjadi :

Gambar 8.63 Tampilan Gambar Potongan 1


b. Mengaktifkan Smillar Story

Gambar 8.64 Similar Stories


c. Klik Draw > Draw Line Object > Creat Lines and Region

Gambar 8.65 Draw Line Object


BALOK
a. Akan muncul kotak dialog Properties of Object
b. Pada property pilih BALOK

Gambar 8.66 Penggambaran Balok


c. Klik Draw > Draw Line Object > Create Column in Region or at Clicks

Gambar 8.67 Draw Column in region or at clicks


KOLOM
a. Akan muncul kotak dialog Properties of Object
b. Pada Property pilih KOLOM

Gambar 8.68 Memilih KOLOM pada Property


c. (Gambarkan sesuai gambar struktur) Untuk lebih mudah blok penampang kolom
Gambar 8.69 Tampilan Struktur
Struktur ATAP dan LANTAI
a. Klik Edit > Edit Story Data > Edit Story
b. Ubah story data menjadi sebagai berikut :
 Label Master Story Similiar to
STORY3 Yes
STORY2 Yes
STORY1 No STORY2
BASE
Gambar 8.70 Kotak Dialog (Story Data)
c. Pindahkan tampilan windows menjadi story 2
d. Klik View > Set Plan View

Gambar 8.71 View > Set Plan View


e. Akan muncul kotak dialog Select Plan Level, pilih story 2 pada Select, lalu klik OK

Gambar 8.72 Kotak Dialog (Select Plan Level)


f. Ubah tampilan menjadi similar story pada pojok kanan bawah.

Gambar 8.73 Merubah Tampilan Menjadi Similliar Story


g. Klik Draw > Draw are Object > Create Area at Click

Gambar 8.74 Draw > Draw are Object > Create Area at Click
h. Akan muncul kotak dialog Properties of Object
Pada Property pilih LANTAI

Gambar 8.75 Properties of Object


i. Klik pada tengah – tengah balok,
Gambarkan sesuai dengan soal maka secara otomatis story1 , akan mengikuti
Gambar 8.76 Struktur Yang Telah Diberi Plat Lantai

j. Untuk menggambar lantai klik toolbar untuk menuju lantai 3 kemudian ubah properties
pada kotak dialog menjadi PELATATAP, klik pada tengah-tengah lantai disetiap ruangan

Gambar 8.77 Memilih Atap pada Property


k. Ubah similiar stories menjadi one story, pada pojok kanan bawah

Gambar 8.78 Merubah Tampilan Menjadi One Story


14. Mengganti Tipe Tumpuan Struktur
a. Ubah tampilan windows menjadi Base
b. View > Set Plane View pilih Base

Gambar 8.79 View > Set Plan View


c. Akan muncul kotak dialog Select Plan Level
Klik OK

Gambar 8.80 Memilih Base Pada Select Plan Level


d. Blok seluruh gambar,atau klik di tiap joint

Gambar 8.81 Memilih Base Pada Select Plan Level


e. Klik Assign > Joint/Point > Restrains (Supports)

Gambar 8.82 As sign > Joint/Point > Restrains (Supports)


f. Pada kotak dialog Assign Restrains, pilih tumpuan jepit
g. Klik OK

Gambar 8.83 Kotak Dialog ( Assign Restrains)


Gambar 8.84 Tampilan setelah mengganti tumpuan

15. Mengaplikasikan Pembebanan


a. Pembebanan PELAT LANTAI
1) Ubah satuan menjadi Kgf-m

Gambar 8.85 Mengubah satuan Menjadi Kgf-m


2) Klik View > Set Elevation View

Gambar 8.86 View > Set Elevation View


b. Akan muncul kotak dialog Select Elevation, pilih Elevation 1 pada Select,
c. Klik OK
d. Klik seluruh Balok
Gambar 8.87 Sebelum memasukkan beban dinding
e. Beban Mati Dinding
1) Klik Assign > Frame/Line Loads > Distributed

Gambar 8.88 Assign > Frame/Line Loads > Distributed


2) Akan muncul kotak dialog Frame Distributed Loads
 Load cases name isikan SUPER DEAD LOAD
 Pada load isikan 250,43 kg/m
 Options pilih Add to Existing Load
Gambar 8.89 Memasukan Beban Dinding
 Klik OK

Gambar 8.90 Beban Dinding Yang Telah Dimasukkan Beban


f. Beban Mati Tambahan Lantai
1) Klik View > Set Plan View

Gambar 8.91 View > Set Plan View


2) Akan muncul kotak dialog Select Plan Level, pilih story 2 pada Select, lalu klik OK

Gambar 8.92 Kotak Dialog (Select Plan Level)

3) Klik Seluruh Pelat Lantai

Gambar 8.93 Sebelum memasukkan beban Mati tambahan Lantai


4) Klik Assign > Shell/Area Load > Unifrom
Gambar 8.94 Assign > Shell/Area Load > Unifrom
5) Akan muncul kotak dialog Uniform Surface Load
6) Pada Load cases name isikan SUPER DEAD LOAD
7) Pada load isikan 50,43 kg/m
8) Pada Options pilih Add to Existing Load
9) Klik OK

Gambar 8.95 Memasukan Beban Mati Tambahan Lantai


g. Beban Hidup Lantai
1) Klik Seluruh Pelat Lantai
Gambar 8.96 Sebelum memasukkan beban hidup lantai
2) Klik Assign > Shell/Area Load > Unifrom

Gambar 8.97 Assign > Shell/Area Load > Unifrom


3) Akan muncul kotak dialog Uniform Surface Load
 Pada Load cases name isikan LIVE
 Pada load isikan 250,43 kg/m
 Pada Options pilih Add to Existing Load
 Klik OK
Gambar 8.98 Memasukan Beban Hidup Lantai
h. Beban Hidup Atap
1) Ubah modesimiliar Story menjadi One Story pada pojok kanan bawah

Gambar 8.99 Mengubah Tampilan Menjadi One Story


2) Pindahkan tampilan windows menjadi story 3
3) Klik View > Set Plan View

Gambar 8.100 View > Set Plan View


4) Akan muncul kotak dialog Select Plan Level, pilih story 3 pada Select, lalu klik OK
Gambar 8.101 Kotak Dialog (Select Plan Level)
5) Klik seluruh Pelat Atap

Gambar 8.102 Sebelum memasukkan beban hidup Atap


6) Klik Assign > Shell/Area Load > Unifrom

Gambar 8.103 Assign > Shell/Area Load > Unifrom


7) Akan muncul kotak dialog Frame Distributed Load
 Pada Load cases name isikan LIVE
 Pada load isikan 100,43 kg
 Pada Options pilih Add to Existing Load
 Klik OK

Gambar 8.104 Kotak Dialog (Uniform Surface Loads)


Beban gempa arah X
1) Pada Static Load Case pilih GEMPAX lalu klik Modify Lateral Loads

Gambar 8.105 Modify Lateral Loads


2) Isikan data gempa sesuai data yang diketahui

Gambar 8.106 User Seismic Loading

Untuk beban gempa arah Y


1) Pada Static Load Case pilih GEMPAX lalu klik Modify Lateral Loads

Gambar 8.107 Modify Lateral Loads


2) Isikan data gempa sesuai data yang diketahui

Gambar 8.108 User Seismic Loading

16. Menentukan Diafragma Lantai


a. Ubah tampilan struktur dengan View > Set Plan View

Gambar 8.109 View > Set Plan View


b. Akan muncul kotak dialog Select Plan Level, pilih story 2 kemudian
Gambar 8.110 Kotak Dialog (Select Plan Level)
c. Ubah One Story menjadi Smillar Story pada pojok kanan bawah

Gambar 8.111 Merubah Tampilan Menjadi Smillar Story


d. Blok semua bagian dari Story 2

Gambar 8.112 Sebelum memasukkan Diafragma 1 pada lantai


e. Klik Assign > Shell/Area > Diaphragm
Gambar 8.113 Assign > Shell/Area > Diaphragm
f. Akan muncul kotak dialog Assign Diaphragm
Pada Diaphragm pilih D1

Gambar 8.114 Kotak Dialog (Assign diaphragm)


g. Klik OK
Gambar 8.115 Tampilan Diafragma Lantai Untuk Story 1 dan 2
h. Pindahkan tampilan windows menjadi story 3

Gambar 8.116 Merubah Tampilan Windows Menjadi Story 3


i. Blok seluruh atap

Gambar 8.117 Sebelum memasukkan Diafragma 2 pada atap


j. Klik Assign > Shell/Area > Diaphragm

Gambar 8.118 Assign > Shell/Area > Diaphragm


k. Akan muncul kotak dialog Assign Diaphragm
l. Klik Add New Diaphragm
Pada Diaphragm pilih D2

Gambar 8.119 Kotak Dialog (Assign Diaphragm)


m. Klik OK
n. Pada Diaphragm Data pilih D2

Gambar 8.120 Kotak Dialog (Diaphragm Data)


o. Klik OK
Gambar 8.121 Tampilan Diapragma Lantai 3
17. Persiapan Analisis
a. Masukkan ke 18 tipe kombinasi pembebanan pada model yang telah di buat
b. Klik Design > Steel Frame Design > Select Design Combo

Gambar 8.122 Design > Steel Frame Design > Select Design Combo
c. Akan muncul kotak dialog Design Load Combination Selection
d. Blok Semua Program yang ada pada kotak Design Combos lalu klik remove
e. Select/blok seluruh kombinasi kemudian add pada Design Selection ( Pindahkan kombinasi yang
ada ke dalam design combos)
Pada Choose Combos select Combo 1 sampai Combo 18
f. Klik OK
Gambar 8.123 Kotak Dialog (Design Load Combination)

g. Untuk membuat hasil analisa lebih ringkas blok seluruh batang klik toolbar
h. Pilih Assign > Frame/Line > Frame Output Station

Gambar 8.124 Assign > Frame/Line > Frame Output Station


i. Pada kotak dialog Assign Output Station Spacing,
j. Isikan Min Number Station dengan nilai 3
Gambar 8.125 Kotak Dialog (Assign Output Station Spacing

18. Menentukan tipe analisis struktur beton


a. Klik Analyzer > Set Analysis Options

Gambar 8.126 Analyzer > Set Analysis Options

b. Akan muncul kotak dialog Analysis Options


 Pilih Full 3D
 Klik OK
Gambar 8.127 Menentukan Tipe Analisis

19. Melakukan Analisis


a. Klik Analyzer > Run Analysis atau Tekan F5

Gambar 8.128 Analys > Run Analysis


Gambar 8.129 Hasil Struktur Setelah di Run Analyze

D. Hasil Analisis
1. Menampilkan Deformasi Struktur
a. Klik Display > Show Deformed Shape

Gambar 8.130 Display > Show Deformed Shape


b. Akan muncul kotak dialog Deformed Shape, pilih beban yang diinginkan
Gambar 8.131 Kotak Dialog (Deformed Shape)

Gambar 8.132 Deformasi Struktur yang Terjadi

2. Menampilkan Reaksi Frame


a. Klik Display > Show Member Forces/Stress Diagram
b. Pilih Frame/Pier/Spandrel Forces
Gambar 8.133 Display > Show Member Forces/Stress Diagram>Frame/Pier/Spandrel Forces
c. Akan muncul kotak dialog Member Forces Diagram for Frame
 Pilih beban yang diinginkan
 Pada Component pilih Momen 3-3
 Klik OK

Gambar 8.134 Kotak Dialog (Member Forces Diagram for Frame)


Gambar 8.135 Struktur Yang Terjadi Setelah Dipilih Comb 1 Moment 3-3
Gambar 8.136 Kotak Dialog (Member Forces Diagram for Frame)
Gambar 8.137 Struktur Yang Terjadi Setelah Dipilih Comb 1 Shear 2-2

Gambar 8.138 Kotak Dialog (Member Forces Diagram for Frame)


Gambar 8.139 Struktur Yang Terjadi Setelah Dipilih Comb 1 Axial Force
E. Output
1. Klik Design > Steel Frame Design > Start Design/Check of Structure

Gambar 8.140 Design > Steel Frame Design > Start Design/Check of Structure
Gambar 8.141 Ketahanan Struktur Terhadap Beban
Indikator Warna :
Biru : Sangat Aman (boros bahan)
Hijau : Aman (hemat bahan)
Kuning : Aman (hemat bahan)
Ungu : Bebahaya/hati-hati (hemat bahan)
Merah : Sangat Berbahaya (perbesaran dimensi struktur)
2. Menampilkan Tabel
a. Klik Display > Show Table
Gambar 8.142 Display > Show Table
b. Akan muncul kotak dialog Choose Table for Display
c. Check List pada Analysis Result
d. Klik OK

Gambar 8.143 Kotak Dialog (Choose Tables For Display)


Gambar 8.144 Data Hasil Analisis

Gambar 8.145 Data Hasil Analisis ke exel


F. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil portal beton dengan data – data diatas adalah sangat aman
2. Saran
Berdasarkan saat pengecekan struktur Portal Baja sangat aman namun sangat boros bahan,
maka untuk mengubah agar struktur menjadi tidak boros bahan adalah dengan cara memperkecil
dimensi karena momen yang terjadi pada portal lebih kecil

Anda mungkin juga menyukai